Koran Madura

Page 1

1

SENIN 28 APRIL 2013 NO. 00106 | TAHUN II Koran Madura

SELASA

Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-

30 APRIL 2013

g PAMANGGHI

POLEMIK DPRD KOTA SURABAYA

Pak De Karwo Tak Gentar Gugatan Wishnu SURABAYA- Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengaku tak gentar menghadapi gugatan Ketua DPRD Surabaya Wishnu Wardhana di Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya tentang Surat Keputusan Gubernur Jatim yang berisi pemberhentian sebagai ketua dewan. “Saya belum diberi tahu, dan memilih menunggu. Sehingga sikap saya sementara ini menunggu saja keputusannya seperti apa,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin. Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut juga tak terpengaruh dengan sikap optimistis Wishnu Wardhana akan menang di PTUN. Bahkan, gubernur yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Jatim itu siap menunggu hasil dari persidangan. “Sudah jelas dia (Wishnu Wardhana, red) yakin menang karena sudah mengusulkan gugatan. Kalau dia tidak yakin, mana mungkin mengajukan gugatan,” kata Pakde Karwo. Wishnu Wardhana memang mengaku optimistis jika putusan sela atas SK Gubernur Jatim tentang peresmian pemberhentian antarwaktu terhadap dirinya dari PTUN akan turun pada Kamis (2/5). “Sesuai jadwal, Kamis (2/5) putusan sela akan turun. Kabarnya dipercepat agar tidak perlu menunggu lama,” kata dia. Menurut Wishnu, sidang perdana gugatan SK Gubernur Jatim yang digelar pada Senin ini adalah pemeriksaan berkas-berkas gugatan. Kemudian, hingga Rabu (1/5) merupakan pemeriksaan berkas dan esoknya adalah putusan sela. Dalam sidang PTUN yang digelar berikutnya, lanjut dia, pihak tergugat yakni Gubernur Jatim harus punya kuasa hukum dan diharuskan hadir. (ant)

JELANG PILGUB JATIM

Khofifah-Said Diprediksi Kuasai Madura SURABAYA - Khofifah Indar Parawansa diprediksi bakal unggul di pulau Madura dalam pemilihan gubernur (pilgub) 29 Agustus mendatang dengan catatan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu berpasangan dengan politisi PDI-P HM. Said Abdullah. Hal itu berdasarkan survei pilgub yang dilakukan lembaga Initiative saat melakukan simulasi menyandingkan Khofifah dengan Said Abdullah head to head dengan pasangan Soekarwo – Saifullah Yusuf (Karsa). Hasilnya, ternyata respon masyarakat Madura sangat tinggi. Bahkan sekitar 60 persen warga Madura memilih pasangan Khofifah-Said ketimbang pasangan KarSa yang hanya meraih 40 persen suara. Peneliti Initiative, Muhammad Dahlan, mengungkapkan pihaknya juga terkejut dengan tingginya respon masyarakat Madura terhadap pasangan Khofifah – Said (Kasih). Menurut Dahlan, latar belakang Said sebagai putra asli Madura menjadi salah satu faktor dirinya mendapat dukungan masyarakat Madura. Bahkan, khusus kabupaten Sumenep, pemilih di sana hampir 100 persen mendukung pasangan Khofifah-Said. “Bila Khofifah-Said head to head dengan Karsa di Madura, maka Khofifah-Said diprediksi bakal memenangkan pertarungan di pulau Madura dengan raihan suara mencapai 60 persen,” kata Dahlan. Dahlan menambahkan, Madura menjadi faktor penting dalam pertarungan memperebutkan kursi Jatim Satu, bukan saja karena pada pilgub lalu wilayah ini yang menjadi penentu pemenang pilgub, tetapi juga karena besar jumlah penduduk di pulau garam itu. “Madura memiliki nilai strategis dalam peta politik di Jawa Timur, karena masyarakatnya yang militant serta jumlah pemilihnya yang besar. Jadi siapa yang bisa menguasai Madura, akan berpeluang memenangkan pilgub,”pungkasnya. Selain menguasai Madura, pasangan Khofifah –Said juga mendapat respon yang tinggi di wilayah tapal kuda khususnya Pasuruan. Di Pasuruan sekitar 60 persen memilih pasangan ini. Sementara untuk wilayah Mataraman, popularitas pasangan ini cukup lumayan, berada pada kisaran 34 persen lebih. Sementara untuk Surabaya, ibukota propinsi ini masih condong ke incumbent, karena pemilih Khofifah-Said hanya sekitar 36 persen. (ara/beth)

Susno Duadji Oleh : Miqdad Husein Kolumnis, tinggal di Jakarta

S

ant/prasetyo utomo

TUJUH TAHUN LAPINDO. Pengunjuk rasa perwakilan warga Besuki, Porong, Sidoarjo, melakukan aksi memperingati tujuh tahun tragedi lumpur Lapindo di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/4). Para pengunjuk rasa meminta pelunasan ganti rugi sebagian warga korban luapan lumpur yang masih belum terselesaikan.

Susno Tantang Jaksa Agung Melalui You Tube

Membantah Kabur, Mengaku Masih Berada di Jawa Barat

JAKARTA - Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal atau Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji yang telah dinyatakan buron atau Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Kejaksaan Agung, muncul dalam jejaring sosial Youtube berdurasi 15 menit 34 detik. Dari youtube yang dipublish pada Senin, Susno menyatakan dirinya berada di daerah pemilihan I Jawa Barat sekaligus membantah jika dirinya telah menghilang. “Sayaberada di daerah pemilihan saya di dapil 1 Jawa Barat. Tentu tidak benar kalau dikatakan saya hilang tidak ada rimbanya, apalagi kalau saya dikatakan melarikan diri.Saya bukan orang yang lari dari tanggung jawab adapun saya tidak nam-

pak di muka umum adalah untuk menghindari eksekusi liar,” katanya. Dirinya menyatakan, jika eksekusi yang dilakukan jaksa merupakan eksekusi liar karena tindakan tersebut tidak sesuai dengan putusan perkara dirinya. Pasalnya putusan pengadilan negeri pada Maret 2011 tidak mencantumkan pasal 197 ayat 1 huruf K.“Waktu itu, Susno Duadji tidak berada di dalam, sedang bebas demi hukum. Berarti batal demi hukum, meskinya tidak perlu ada banding,” katanya. Kemudian pada putusan pada November 2011 juga tidak mencantumkan Pasal 197 ayat 1 huruf k. Di dalam bandingnya juga namanya bukan dirinya, termasuk nomor register bukan perkara dirinya. Di dalam putusan MA pada November 2012, putusan itu tidak menyatakan Susno Duadji bersalah maksudnya tidak ada penyebutkan berapa lama hukumannya

termasuk juga tidak ada perintah untuk penahanan. ”Jadi, kalau Jaksa Agung atau aparat kejaksaan mengeksekusi saya, dan memasukan saya kepenjara perlu ditanyakan apa motivasinya? Atau ada tekanan tertentu atau ada tujuan politik? Karena saya adalah calon.” Sebelumnya, Kejaksaan Agung menduga keberadaan mantan Kabareskrim Komjen Pol (Pur) Susno Duadji masih berada di seputaran Jakarta atau Bandung, hingga saat ini tim masih melakukan penelusuran. ”Kita memprediksi masih berada di Bandung atau Jakarta,” kata Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Adjat Sudrajat di Jakarta, Senin. Ia menegaskan pihaknya sampai sekarang masih melakukan penelusuran keberadaan mantan petinggi Polri itu. (ant/ riz/abe)

HARI BURUH

50 Ribu Orang di Jatim akan Peringati “May Day” Ia menjelaskan tuntutan yang akan diusung MPBI kali ini yakni desakan penetapan upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK) di Jawa Timur. Sedangkan untuk tuntutan nasional tetap pada pemenuhan upah layak dan jaminan nasional, penghapusan tenaga alih daya, serta penolakan kenaikan bahan bakar minyak. Sementara itu, tentang rencana demontsrasi di PT Maspion bersamaan dengan hadirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jamaludin mengaku tetap akan menggelar aksi menyambut kedatangan presiden.

SURABAYA,- Sekitar 50 ribu orang akan melakukan demonstrasi memperingati “May Day” atau Hari Buruh se-Dunia pada 1 Mei 2013 di depan Gedung Negara Grahadi di Surabaya dan kawasan pabrik PT Maspion di Sidoarjo. “Aksi dipusatkan di depan Gedung Negara Grahadi. Sedangkan untuk yang di depan PT Maspion kami masih koordinasi dengan rekan buruh karena rencana awal di depan Grahadi,” ujar Koordinator Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Jawa Timur, Jamaludin, kepada wartawan,

Senin. Puluhan ribu orang itu tergabung dari sekitar 20 elemen buruh di Jatim. Selain dari Surabaya, buruh-buruh dari berbagai daerah, khususnya kawasan ring satu juga akan hadir, yakni Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten dan Kota Mojokerto serta Kabupaten Gresik. “Gubernur Jatim Soekarwo berjanji akan menemui buruh di Grahadi, sehingga koordinasi awal demo dilakukan di sana,” katanya.

Tuntutan yang ditujukan kepada Presiden SBY, kata dia, agar segera merealisasikan jaminan kesehatan untuk buruh dengan cara merivisi Peraturan Presiden (Perpres) dan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Jaminan Kesehatan. “Kami juga menutut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar untuk merevisi KHL dari 60 menjadi minimal 84 dan maksimal 122. Selain itu, kami berharap penghapusan sistem kontrak atau tenaga alih daya,” kata Jamaludin. Pihaknya mengimbau semua buruh untuk bersatu dan bersama-sama turun ke jalan memperingati Hari Buruh se-Dunia. Menurut dia, langkah tersebut sebagai bentuk perjuangan terhadap nasib buruh yang selama ini dianggap masih kurang seperti yang diharapkan. (ant/fiq/beth/ abe)

osok Komisaris Jendral (Purnawiran) Susno Duadji seperti warga negara lain sah saja melakukan perlawanan hukum, sesuai peraturan yang berlaku. Negara menjamin siapapun jika menghadapi masalah hukum melakukan pembelaan. Seorang yang tidak memiliki kemampuan membayar jika kasusnya memang mengharuskan didampingi penasehat hukum, negara diwajibkan menyediakan penasehat hukum. Jadi tak ada yang spesial dari perlawanan hukum seorang Susno Duadji yang berusaha menghindari eksekusi kejaksaan. Yang mencengangkan dan membingungkan serta menimbulkan tanda tanya besar adalah moment ketika Polda Jawa Barat memberikan perlindungan, ketika aparat kejaksaan akan mengeksekusi Susno Duadji. Sulit akal sehat mencerna saat dua insitutusi hukum yang saling terkait itu, yang memiliki kerja bersambungan, saling mengkait justru berhadap-hadapan, membela kepentingannnya. Ini sama saja, jika diibaratkan sepak bola, seorang berposisi gelandang justru saling berebut bola dengan ujung tombak. Keduanya berdasarkan aturan main harus bekerja sama. Bahkan seandainya seorang ujung tombak misalnya, bersikap egois membawa bola sendiri, jelas tak mungkin lalu berhadap-hadapan, berlawanan dengan seorang gelandang. Seorang polisi menangkap tersangka, lalu memeriksa, menyidik dan membuat berita acara. Ketika sudah lengkap polisi menyerahkan pada kejaksaan. Kejaksaan kemudian membawa ke pengadilan untuk diadili dengan dipimpin para hakim. Ada pembela yang mewakili kepentingan terdakwa, jaksa mewakili pemerintah; sedang hakim berada di tengah-tengah. Kejaksaan secara mudah menggambarkan etalase atau kepanjangan tangan atau kelanjutan kerja kepolisian. Samasama mewakili pemerintah. Keduanya saling terkait; ibarat dua mata uang logam yang tak terpisahkan. Lha jika kemudian dua institusi hukum ini berhadap-hadapan, apa kata dunia. Tampak semakin carut marut hukum di negeri ini. Kepolisian berhadap-hadapan dengan KPK; lalu lebih tragis lagi harus berhadap-hadapan dengan patner kerjanya, kejaksaan. Belum lagi terkait berbagai masalah yang menimpa jajaran hakim. Secara logika sehat, kejaksaan sah saja, tidak puas pada keputusan hakim, lalu mengajukan banding. Demikian juga pengacara yang mewakili terdakwa. Dan ketika keputusan inkra, final, kepentingan kejaksaan yah logisnya sama dengan kepentingan kepolisian. Jika kejaksaan kecewa pada keputusan hakim misalnya, kepolisian senasib sepenanggungan; bisa juga lebih kecewa. Aparat kepolisian pasti lebih merasakan sakitnya ketika misalnya hakim memutuskan hukuman rendah. “Lha, kami sudah susah payah menangkap tersangka, harus bertarung nyawa kok terdakwa divonnis ringan,” begitu biasanya suara aparat kepolisian. Sangat mungkin aparat kepolisian kurang puas pada tuntutan kejaksaan. Terlalu ringan atau terlalu berat misalnya. Itu manusiawi. Tapi jelas aneh bin ajaib, jika kejaksaan yang saling berhubungan dengan aparat kepolisian itu harus berhadap-hadapan dalam soal eksekusi hasil keputusan hakim, soal Susno Duadji. Ini benar-benar terlalu. Untunglah, akhir dari pameran “ironi dasyat” sedikit menghibur. Usai Jaksa Agung Basrief Arief bertemu Kapolri Jendral Timur Prodopo, ada penegasan dari keduanya bahwa eksekusi dilaksanakan dan Kepolisian kembali berbarengan dengan kejaksaan. Lepas dari endingnya, persoalan hukum di negeri ini kembali tergambar, memang bukan main dan bukan main-main. Dasyat, luar biasa. Sangat dan sangat mengejutkan. Bahkan membingungkan. =

Sinyal Lemah Suatu malam matrawi ditinggal sendirian tertidur di gardu poskamling. Saat ia bangun jam sudah pukul 12 malam lewat. Tapi karena takut dimarahi isterinya, iapun pulang. Di kuburan dekat pematang sawah tiba-tiba ia melihat seorang perempuan main hp sendirian. “Mbak kok malem-malem main hp sendirian di atas kuburuan” sapa Matrawi dengan sedikit merinding. “Ia mas, habis di bawah sinyalnya lemah” jawab si gadis tanpa menoleh. “Subhanallah” teriak Matrawi, sembari lari terbirit-birit memegang sandalnya.

Cak Munali


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Koran Madura by koran madura - Issuu