e Paper Koran Madura 30 Mei 2013

Page 1

1

KAMIS 30 MEI 2013 NO.0128 | TAHUN II Koran Madura

KAMIS

Harga Eceran Rp 2.500,- Langganan Rp 50.000,-

30 MEI 2013

Ekonomi Jatim Tak Berkualitas

g PAMANGGHI

Curiga

Oleh : M. Husein Kolumnis, tinggal di Jakarta

P

JAKARTA-Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur ternyata tidak berkualiatas karena memberi kontribusi semakin melebarnya ketimpangan social. Hal tersebut tampak dari makin meningkatnya gini rasio di Jawa Timur yang berada pada posisi 0,38. “Ketika rezim Soekarwo berkuasa, angka ketimpangan 0,33. Tetapi, saat ini, angka ketimpangan berada diposisi 0,38. Ini artinya, pertumbuhan ekonomi ini tidak bermanfaat bagi masyarakat Jawa Timur,” ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Sirmadji Tjondropragolo, di Surabaya, Rabu (29/5). Dia mengaku, pemerintah Jawa Timur sukses mengawal pertumbuhan ekonomi. Bahkan jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional, angka pertumbuhan ekonomi Jawa Timur masih lebih tinggi. Jika pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh 6,2 persen maka propinsi Jatim sukses mencatat angka pertumbuhan 7,24 persen. “Akan tetapi pertumbuhan ekonomi di Jatim ini justru daya merugikan masyarakatnya lebih dasyat dibandingkan jaman orde baru,” tutur dia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur menyebutkan, kinerja perekonomian Jawa Timur sepanjang triwulan I/2013, angka pertumbuhan ekonomi Jatim tercatat mencapai 6,62%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional triwulan I-2013 sebesar 6,2 persen. Dia menilai, pertumbuhan ekonomi tinggi yang dibanggakan pemerintahan Jatim hanya sukses menambah kemiskinan baru. “Ketika jaman gonjang-ganjing krisis, timbul huru-hara, angka ketimpangan hanya 0,36. Demikian juga saat jaman orde baru angkanya juga di 0,36. Tetapi sekarang ini sudah 0,38,” jelasnya. Angka ketimpangan social di Jawa Timur ini berbeda sedikit dengan angka ketimpangan nasional 0,41. Dan lebih parah dan ini tertinggi sejak Negara Indonesia merdeka. “Dipusat siapa yang berkuasa? Di Jatim siapa yang berkuasa? Partai Demokrat kan? Jadi, sukses pemerintahan Karsa ini menciptakan pertumbuhan sekaligus ketimpangan,” imbuh dia.

Karena itu, PDI Perjuangan harus memperjuangkan memenangkan pilgub Jatim 2013. “Kita harus merebut pemerintahan ini yang dikuasai Demokrat yang saat ini menciptakan ketimpangan sosial,” tegas dia. Memang, dia mengaku, pembangunan di Jawa Timur sudah ada perubahan, tetapi tambal sulam sifatnya. Karena itu, perlu dilakukan perubahan yang mendasar. “Bambang-Said jempol harus dimajukan dengan harapan melahirkan Jawa Timur baru yang lebih baik,” jelas dia. Ketimpangan sosial ini akan dijawab oleh Bambang-Said dengan meluncurkan kartu jempol. Kartu jempol ini menjadi solusi bagi masyarakat. Ini dibarengi dengan upaya pemberantasan kemiskinan berbasis desa. “Karena itu, yakinlah dan kita kawal bersama memenangkan Bambang-Said agar menciptakan Jawa Timur baru yang adil dan merata,” jelas dia. Selama ini kata dia, memang sudah ada program penananggulan kemiskinan berbasis desa. Tetapi alokasi anggaran yang Rp 15 triliun dan hanya sebagian kecil masuk ke rakyat. “Memang ada yang namanya bantuan keuangan desa yang besarnya Rp 60 juta. Itupun rata dalam satu periode,” jelas dia. Bambang-Said jempol justru tidak akan seperti itu. Bambang-Said akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 400 juta untuk pembangunan pedesaan. Dari dana ini, sebesar Rp 250 juta dipakai untuk membangun infrastruktur pedesaan dan sebesar Rp 150 juta akan dialokasikan untuk program peningkatan gender. “Program berbasis pedesaan dikombinasikan dengan kartu jempol, saya yakin, Jawa Timur dibawah kepemimpinan Bambang-Said jempol akan memenuhi harapan masyarakat.” (gam/ara)

TREN MENURUN. Diskusi tentang menurunnya tingkat partisipasi pemilih dalam sejumlah pilkada di Indonesia dalam Diskusi Politik untuk Pemilu 2014 di Gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (29/5)

PEMILIH PEMULA

Perilaku Parpol Picu Apatisme JAKARTA - Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Syamsuddin Haris mengatakan perilaku negatif partai politik memicu apatisme pemilih pemula karena hilangnya kepercayaan kepada peserta pemilu. “Partai politik di Indonesia selama ini lebih banyak mempertontonkan sesuatu yang umumnya negatif. Misalnya, kasus PKS dengan skandal sapinya dan Demokrat dengan Hambalangnya. Tentu ini membuat pemilih pemula tidak berminat menggunakan hak pilihnya,” ujar Syamsuddin Haris di Jakarta, Rabu (29/5). Sehingga, lanjut Syamsudin, potensi tidak memilih atau golongan putih (golput) di kalangan pemilih pemula dikha-

watirkan cukup tinggi, meskipun sebagian yang lain ingin merasakan memilih untuk pertama kalinya. Syamsudin Haris mengemukakan perlu sosialisasi intensif oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan partai politik yang menjelaskan bahwa pemilu akan menentukan masa depan bangsa. “Nah, sosialisasi itu masih sangat minim. Jadi, skala sosialisasinya harus makin diintensifkan,” ujar Syamsudin. Namun, menurut dia, sosialisasi intensif akan sia-sia apabila perilaku parpol belum berubah, sehingga parpol perlu mengubah perilaku di depan publik agar masyarakat merasa harapan untuk kemajuan bangsa masih ada. (ant/mk)

TUJUH TAHUN SEMBURAN LUMPUR LAPINDO. Tiga warga korban semburan lumpur Lapindo melakukan teatrikal manusia lumpur, saat aksi refleksi Tujuh Tahun Semburan Lumpur Lapindo di atas tanggul penahan luberan lumpur wilayah Porong Sidoarjo, Rabu (29/5). Genap tujuh tahun semburan lumpur panas Lapindo Sidoarjo, menyisakan berbagai permasalahan yang masih belum terselesaikan, diantaranya ganti rugi para korban lumpur yang sebagian belum terealisasi.

PENANGANAN LUMPUR

Bendungan Bernoulli Bisa Hentikan Semburan Lumpur SIDOARJO - Teori Bendungan Bernoulli diyakini masih bisa digunakan untuk menghentikan semburan lumpur Lapindo yang keluar dari pengeboran gas milik Lapindo Brantas Inc di Dusun Balongnongo, Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, sejak 29 Mei 2006. “Kami masih yakin semburan lumpur yang berlangsung hingga sekarang itu bisa dihentikan dengan teori bendungan tersebut,” ujar peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Djaja Laksana pada peringatan tujuh tahun semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu. Kondisi tanggul yang ada saat ini, kata dia, sebenarnya mengadopsi Teori Bendungan Bernoulli menyusul ketinggian tanggul yang sudah mencapai belasan meter. “Kalau teori bendungan tersebut diberlakukan, semburan lumpur otomatis akan berhenti dengan sendirinya seiring dengan ‘total head’ yang dibentuk dari bendungan itu sendiri,” ucapnya. Ia menjelaskan, keuntungan lain dari pemanfaatan bendungan itu adalah seluruh lumpur di dalam kolam penampungan tersebut bisa dikembalikan lagi ke dalam

perut bumi. “Selanjutnya tidak akan ada lagi ancaman terjadinya amblasan tanah yang terus terjadi di kawasan Porong dan sekitarnya. Selama lumpur tetap menyembur, kondisi tanah akan mengalami amblasan sekitar dua sentimeter dalam setiap tahunnya,” paparnya. Ia khawatir akan terjadi amblasan tanah secara serentak yang tentunya mengganggu infrastruktur Porong dan sekitarnya. “Prinsip dari teori bendungan itu adalah menghentikan semburan dengan memasang bendungan yang terbuat dari rakitan pipapipa,” katanya. Pipa-pipa itu akan dirakit dan dipasang di sekitar semburan dengan ketinggian 50 meter, masing-masing pipa memiliki diameter 50 sentimeter dengan ketebalan 20 milimeter. Ketika rakitan pipa dipasang mengelilingi pusat semburan, lumpur tidak akan mengalir meluas karena terhalang bendungan pipa itu. Kemudian, lumpur akan memenuhi bendungan rakitan pipa sampai 50 meter ke atas dan setelah penuh diharapkan beban massa lumpur akan mematikan semburan. (ant/hid/dar)

emberitahaan gencar Ahmad Fathonah terkait koleksi wanitanya, ternyata berdampak buruk pada nasib para suami. Seluruh istri tiba-tiba diganggu pikiran kecurigaan lantas menganggap suaminya, bersikap dan bertingkah laku seperti Ahmad Fathonah. “Mas kayak gitu juga ya? Punya koleksi di mana-mana kalau sudah banyak duit?” begitu antara lain, suara para istri. Lalu, jika sepasang suami istri menonton telivisi bersama, komentar istri bak air bah, meluncur deras lebih kencang dari pembaca berita. “Tuh mas. Benar-benar keterlaluan. Awas ya. Jangan coba-coba niru kayak dia. Saya cincang abis,” teriak kelompok istri yang lain. Setiap pulang kerja, para suami saat ini harus berhadapan pemeriksaan istri. Di pintu masuk rumah, para istri seakan mempreteli dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kadang, istri berlagak mesra merangkul suami untuk memastikan apakah ada aroma parfum lain, di baju suami. Termasuk diperiksa apakah ada bercak-bercak lipstik. Jika ingin tugas ke luar kota, istri dari sejak mempersiapkan tas, perlengkapan mandi dan keperluan perjalanan lainnya, tak lupa memberikan ceramah panjang lebar. Jauh lebih panjang dari kultum di telivisi. “Hati-hati Pa. Anak sudah besar-besar di rumah. Pikirin tuh. Jangan ngelirik sana sini, kayak si Fathonah. Mama sudah berusaha melayani papa sebaik-baiknya, di dapur maupun di tempat lain,” celoteh sebagian istri yang lain. Benar-benar tingkat proteksi istri naik dratis lebih dari 180 derajat. Seluruh suami, seperti mendapat sorotan tajam para istrinya. Ponsel diwanti-wanti tak boleh Intensitas dimatikan. “Tak ada ala- hubungan ponsel san lowbatt. diperkirakan P o k o k n y a meningkat tajam harus selalu dari istri ke on. Kalau lagi suami. Karena itu, rapat, diatolong dipahami tur getar. Injika belakangan gat kan Pa?” ponsel sering pesan rombongan istri eror. Ini semacam maniac pon- Fathonah efek di sel. bidang teknologi Intensikomunikasi tas hubungan ponsel diperkirakan meningkat tajam dari istri ke suami. Karena itu, tolong dipahami jika belakangan ponsel sering eror. Ini semacam Fathonah efek di bidang teknologi komunikasi. Tentu saja, perlawanan suami, terutama yang belajar dari pengalaman Ahmad Fathonah juga ada. Untuk memberi kesan baik, saat bersama istri menonton berita Ahmad Fathonah, untuk menghindari serangan kecurigaan istri, para suami biasanya, berlagak mengecam. “Benar-benar laki-laki tak punya hati. Tega-teganya mempermainkan wanita. Dia ngak ingat, bagaimana kalau anak perempuannya dipermainkan begitu,” lagak serombangan suami, untuk mengurangi rasa curiga istrinya. Para istri biasanya sangat senang bila suami memberikan reaksi yang sepikiran dirinya. Walhasil memang para suami belakangan ini, harus sedikit menurunkan tensi. Bersikap lebih sabar, lebih mesra, lebih kalem, lebih perhatian untuk sedikit membendung kecurigaan istri. Katakanlah, untuk mengurangi efek psikologis pemberitaan Ahmad Fathonah.

Harga Kakatua Di sebuah toko penjual burung, mempunyai 2 burung kakak tua. Kedua burung itu berbeda, yang satu suka bernyayi dan yang satunya lagi hanya diam saja, datang seseorang ingin membeli burung kakak tua. Ia berkata kepada si penjual burung : Pembeli : Berapa harga burung kaka tua ini mas...?? Penjual : Kalau yang suka nyayi itu 500.000 rupiah, sedangkan yang diam itu 1.000.000 rupiah. Pembeli : Lho kok yang suka nyayi harganya lebih murah dari yang hanya diam saja. Penjual : yah.... jelas beda wong yang harganya 1.000.000 itu pencipta lagunya kok.

Cak Matrawi


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.