e Paper Koran Madura 30 Desember 2013

Page 1

1

SENIN 30 DESEMBER 2013 NO. 0270 | TAHUN II Koran Madura

SENIN

30 DESEMBER 2013

g PAMANGGHI

2014 Oleh : MH. Said Abdullah

Anggota DPR RI, asal Madura

DUA hari lagi, waktu akan bergulir manapak tahun baru 2014. Sesuatu yang sebenarnya rutin sebagai pergeseran waktu; sesuatu yang niscaya atau pasti terjadi. Menjadi berbeda, ketika ada persepsi, pemahaman, pemikiran atau berbagai cara pandang, sesuai kepentingan. Ini artinya, pergantian tahun yang sebenarnya biasa itu, bisa menjadi tidak biasa ketika ada pemaknaan, ada pengisian perencanaan, termasuk juga berbagai ramalan yang biasanya selalu meramaikan pergantian tahun. Bagi masyarakat Indonesia, terutama kalangan politisi, 2014 bisa dimaknai sebagai tahun politik. Ya, karena di tahun 2014 ada hajat besar bangsa Indonesia dengan akan diselenggarakannya Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden/Wakil Presiden. Hiruk pikuk persiapan dari kampanye, pemungutan suara, penghitungan, pengadilan di MK, pelantikan yang akan berlangsung di tahun 2014 itu semuanya memang merupakan aktivitas politik. Jadi bisa dipahami jika tahun 2014 dianggap sebagai tahun politik. Sebagai moDesakan ment politik yang nantinya mempenkebutuhan garuhi bentuk dan hidup yang langgam pemerinmakin sulit, tahan mendatang, mudah sekali tentu saja partisipamenggoda si masyarakat sangat siapapun penting. Inilah memilih jalan kesempatan rakyat instan bisa secara langsung menentukan mau diapakan, akan dikemanakan arah perjalanan negara ini lima tahun mendatang, melalui pilihan langsung masyarakat Indonesia baik di Pileg maupun Pilpres. Pileg terkait wakil rakyat yang akan menjembatani aspirasi masyarakat, Pilpres menyangkut pilihan siapa yang akan menjadi pucuk pimpinan tertinggi abdi rakyat bernama Presiden itu. Sangat jelas, begitu bernilai tinggi apa yang akan dilakukan rakyat Indonesia di tahun 2014 nanti. Nasib seluruh bangsa, negara, ditentukan pada pelaksanaan Pilpres dan Pileg nanti. Karena itu penting moment bernilai strategis itu disikapi secara serius, aktif, cerdas, jernih, jujur, obyektif dan berpikir hanya untuk satu hal: kebaikan negara dan pemerintahan Indonesia. Sedikit saja pada proses pemilihan disusupi pemikiran dan kepentingan lain, sudah pasti resiko pahit akan menimpa masyarakat Indonesia, paling tidak selama lima tahun ke depan. Dengan mempertimbangkan resiko pahit itu, selayaknya seluruh komponen masyarakat berpartisipasi secara cerdas, memilih yang terbaik dan bukan atas dasar kepentingan sesaat. Bahwa pilihan cerdas akan memberikan harapan perbaikan negeri ini ke depan. Sementara, pilihan atas dasar kepentingan sesaat, hanya karena tawaran-tawaran uang puluhan ribu rupiah, dengan mengabaikan semangat memilih yang terbaik akan mengundang resiko buruk pada perjalanan bangsa, negara dan pemerintahan Indonesia lima tahun mendatang. Memang tidak mudah, di tengah kesulitan ekonomi seperti sekarang ini- mengembangkan dan menumbuhkan pikiran cerdas dan jernih. Desakan kebutuhan hidup yang makin sulit, mudah sekali menggoda siapapun memilih jalan instan yang hanya enak sesaat. Tawaran “permen” itu kadang mengabaikan perhitungan dan pemikiran resiko yang sebenarnya jauh lebih berat dan lebih berbahaya, di masa mendatang. Siapapun yang merasa sebagai warga bangsa Indonesia terutama mereka yang dapat dikatagorikan sebagai pemimpin, tokoh masyarakat, para tokoh agamawan, sudah selayaknya memiliki kometmen mendorong pencerdasan dan keberanian masyarakat untuk memilih yang terbaik pada Pileg dan Pilres mendatang. Bila tidak, bangsa ini akan tetap jalan di tempat, jauh tertinggal dari bangsa lain. =

Kurus Matrawi kini telah menjadi anggota kepolisian. Setiap kali ditugaskan untuk terjun ke lapangan, Matrawi selalu saja mengajak temannya yang lebih kurus. Melihat kebiasaan Matrawi ini, temantemannya merasa heran. “Mat, tiap kali bertugas kamu selalu mengajak teman yang lebih kurus, kenapa sih?” tanya komandannya suatu saat. “Biar lebih aman pak” Jawab Matrawi singkat. “Bukannya justeru yang tegap bisa lebih tangguh bila terjadi apa-apa?” “Oh tidak pak, kalo terjadi apa-apa di lapangan, yang dipukul pertama kali pasti yang lebih kurus” jawab Matrawi enteng. Cak Munali

ant/aguk sudarmojo

PENAMBANG MINYAK TRADISIONAL Penambang tradisional menuang minyak mentah meggunakan timba besi di Desa Hargomulyo, Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, Minggu (29/12). Jumlah sumur yang diproduksikan rata-rata 180 sumur per hari dengan hasil 10 drum per sumur, dimana hasil produksi tersebut selain disetor ke Pertamina Cepu, Jateng, juga masih ada sekitar 30 persen yang disuling kemudian dijual dalam bentuk solar secara bebas.

Lawan Terberat Jokowi adalah Risma

Duo Manchester Petik Tiga Poin Penting Berita di hal 8

Dianggap Mencederai Semangat Anti Korupsi JAKARTA-Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan menjadi salah satu penantang terberat Joko Widodo (Jokowi) bila maju sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) pada pemilihan umum presiden dan wakil presiden (pilpres) tahun depan. Demikian antara lain hasilsurvei Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia dari penilaian 61 pakar yang dipaparkan ke publik pada Minggu (29/12). Menurut survei tersebut, ada lima nama yang akan menjadi penantang serius Jokowi tahun depan itu. “Mereka ini lima besar lawan berat Jokowi,” kata Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI Hamdi Muluk saat memaparkan hasil Survei Opinion Leader Mencari Lawan Jokowi di Jakarta, Minggu (29/12). Kelima nama tersebut yaitu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (7,38 poin), Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (7,28 poin), Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan (7,04 poin), CEO Trans Corp Chairul Tanjung (6,43 poin), dan Ketua

Lawan Terberat

Jokowi

di Pilpres 2014

Tri Rismaharini Basuki Tjahaya P. Abraham Samad Anies Baswedan Chairul Tanjung

7,91 poin 7,79 poin 6,98 poin 6,97 poin 5,65 poin

Sumber: Laboratorium Psikologi Politik UI

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad (6,42 poin). Mereka dianggap potensial menjadi capres maupun cawapres pada 2014. “Jika partai politik ingin selamat, pertimbangkanlah orangorang ini sebagai calon presiden,” kata Hamdi. Dari sisi kepemimpinan, Tri Rismaharini mendapat skor tertinggi sebesar 7,37 poin. Kemudian Basuki atau yang akrab disapa Ahok memperoleh 7,03 poin, Anies sebesar 6,7 poin, Chairul 6,63 poin, dan Abraham 6,03 poin. Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma juga unggul dari sisi integritas moral yaitu 7,91 poin. Disusul Basuki 7,79 poin, Abraham 6,98 poin, Anies 6,97

poin, dan Chairul 5,65 poin. Sementara itu, dari sisi penampilan, para pakar memberi skor tertinggi pada Anies yaitu 7,63 poin. Setelah itu ada Basuki dengan 7,04 poin, Risma 6,74 poin, Chairul 6,66 poin, dan Abraham 6,36 poin. Tak hanya itu, para pakar tersebut juga menguji sisi visionernya, intelektualitas, keterampilan politik, komunikasi politik, stabilitas emosi, kemampuan, dan manajerial. Penilaian dengan angka 1 yaitu paling rendah hingga tertinggi yaitu 10. Menurut Hamdi, pakar lebih kritis dalam melihat tokoh potensial. Survei ini dilakukan karena Hamdi melihat Jokowi belum ada tandingannya dalam setiap hasil survei calon presiden (capres) RI 2014. “Ini untuk seleksi calon pemimpin nasional berdasarkan kualitas dan kapabilitas calon pemimpin. Kami mengabaikan faktor popularitas dan elektabilitas. Bahkan apakah calon ini bersedia atau tidak (jadi caprescawapres),” terang Hamdi. Pada bagian lain Hamdi menegaskan bahwa dalam survei tersebut mereka hanya mencari tokoh berkualitas sebagai penantang Jokowi. Pasalnya, tidak ada satu pun tokoh yang bisa menandingi popularitas mantan Walikota Solo tersebut. (gam)

HAUL GUS DUR KE-4

Sutarman: Gus Dur Pernah Bilang Saya Akan Jadi Kapolri JAKARTA - Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Sutarman dalam testimoninya pada Haul ke-4 Gus Dur di Ciganjur mengatakan, jauh hari sebelumnya KH Abdurrahman Wahid saat menjadi Presiden sudah meramal bahwa dirinya akan menjadi Kapolri. “Kepada saya menyampaikan, Pak Tarman, nanti Pak Tarman akan menjadi Kapolda Metro, setelah itu akan menjadi Kapolri. Alhamdulillah, apa yang beliau sampaikan,” ujarnya, Sabtu (28/12) malam dalam testimoninya dihadapan sekitar 4.000 orang. Hadir pada kesempatan tersebut sejumlah politisi dan pejabat negara di antaranya, Akbar Tanjung, Prabowo Subianto, Djan Farid, dan Basuki Tjahaya Purnama. Ia melanjutkan, Gus Dur pernah memberikan ijazah (doa) kepadanya un-

tuk diamalkan, dan menjelang pemilihan Kapolri doa itu dibacanya berulangulang. “Akhirnya Pak SBY bingung lalu memilih saya,” katanya disambut riuh

ribuan jamaah yang memadati halaman kediaman keluarga Gus Dur, masjid AlMunawwarah, komplek Yayasan Wahid Hasyim dan Pesantren Ciganjur, hingga

ke lapangan dan jalan raya. Sutarman bercerita kala akhirnya Gus Dur dimakzulkan oleh MPR pada 23 Juli 2001 silam. Gus Dur pernah berpesan bahwa semoga itu menjadi kali terakhir seorang Presiden Indonesia diberhentikan sebelum masa akhir jabatannya. “Beliau berkata, mudah-mudahan ini terakhir kali bangsa ini memberhentikan presiden, jangan sampai ada presiden berhenti di tengah jalan lagi. Dari situ saya menyimpulkan bahwa Presiden yang terpilih dalam Pemilu haruslah kita dukung secara bersama untuk berbuat demi mewujudkan kesejahteraan bangsa,” katanya. Yenny Abdurrahman Wahid saat menyampaikan sambutan atas nama keluarga mengatakan, Sutarman adalah orang yang setia pada Gus Dur saat menjadi Ajudan Prediden RI. “Saat Gus Dur dilengserkan, semua orang pada menghindar, Pak Sutarman tetap setia mendampingi Gus Dur,” ujarnya. (ant/ ari/beth)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.