1
JUMAT 31 MEI 2013 NO.0129 | TAHUN II Koran Madura
JUMAT
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
31 MEI 2013
g PAMANGGHI
Gayatri Oleh : Abrari Alzael
Pemimpin Redaksi Koran Madura
ant/andika wahyu
RESTU PBNU. Pasangan Cagub-Cawagub Jawa Timur Bambang DH (ketiga kanan)-Said Abdullah (kedua kiri) bergandengan tangan dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (kedua kanan) dan Ketua Tim Pemenangan PDIP untuk Pilkada Jatim Pramono Anung (kanan) saat kunjungan di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis (30/5). Pasangan cagub-cawagub tersebut meminta dukungan kepada PBNU dalam Pilkada Jatim mendatang.
DUGAAN KORUPSI KEMENDIKNAS
KPK Akan Telaah Laporan M Nuh
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menelaah laporan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh perihal dugaan tindak pidana korupsi di kementeriannya. Nuh menyampaikan hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal kementerian tersebut kepada KPK pada Rabu (29/5) malam. “Laporan tersebut nantinya akan kita telaah,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Kamis (30/5). Johan Budi membenarkan M Nuh mendatangi KPK pada Rabu malam untuk menyampaikan laporan hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal kementeriannya. Diharapkan KPK memeriksa laporan tersebut. “Bahwa kemarin justru Pak Menteri menyampaikan hasil pemeriksaan Irjen tentang ada dugaan penyimpangan di lingkungan Wamen,” ujarnya. Namun Johan tidak menjelaskan lingkungan wamen yang mana yang dilaporkan Nuh. Tetapi diduga, laporan tersebut terkait dengan pembengkakan anggaran di Direktorat Kebudayaan. “Pak Menteri minta KPK untuk segera melakukan hasil analisisnya, klarifikasinya,” lanjut Johan. Sementara itu M Nuh menegaskan, penyerahan hasil pemeriksaan itu bermaksud untuk memastikan ada tidaknya penyimpangan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Jadi memang benar ada penyimpangan atau tidak, kami nggak punya kewenangan menentukan menyimpang atau tidak. Kami juga melaporkan ke BPKP betul tidak ada penyimpangan. Ini bagian dari klarifikasi,” ujar Nuh. Sebelumnya, Inspektorat Jenderal Kemendikbud menemukan berbagai penyimpangan dalam penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2012 di Direktorat Jenderal Kebudayaan. (gam/aji/abd)
ant/widodo w. jusuf
Mendikbud M. Nuh melambaikan tangan usai melakukan pertemuan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (29/5) malam.
PBNU Restui Bambang-Said JAKARTA- Pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Timur yang diusung PDI Perjuangan Bambang DH dan Said Abdullah melakukan silaturrahmi ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Rombongan Bambang DHSaid Abdullah dipimpin Ketua Pemenangan Pemilu Kada Jatim Pramono Anung meminta doa restu dari PBNU. Mereka diterima oleh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Sekjen PBNU Marsudi Suhud, dan Bendahara PBNU Bina Mahendra. Pertemuan tersebut mulai pukul 14.25 hingga 15.34. Meski tidak terlalu lama, pertemuan ini sangat hangat. Sayangnya, tertutup bagi wartawan. “Mereka datang kesini untuk memperkenalkan diri sebagai calon gubernur Jatim dan ingin mende-ngarkan aspirasi PBNU, sebagai pimpinan dari warga NU, yang merupakan mayoritas di Jawa Timur. Saya mendoakan, siapapun yang datang. Mudah-mudahan, kalau terpilih tidak lupa pada warga NU, pesantren dan orang miskin,” kata Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj usai pertemuan tertutup dengan pasangan cagub-cawagub Jatim ini di Kantor PBNU, Jl Kramat Raya, 64, Kamis, (30/5). Turut hadir dalam pertemuan ini, Wakil Sekretaris Jendral Ahmad Basarah, Wakil Ketua DPD PDIP Jatim Ali Mudji serta Ketua DPC PDIP Surabaya Saleh Mukadar. Said Aqil mengaku memiliki kedekatan dengan PDI Perjuangan. Karena itu, sambung dia, wajar bila terbangun hubungan emosional. “Saya berharap Pilkada Gubernur Jawa Timur berjalan tertib dan damai. Yang jelas siapapun yang datang ke sini pasti saya doakan,” ujar
Said Aqil. Said Aqil menuturkan, kedatangan Bambang-Said ingin meminta doa restu bartarung di Pilkada Gubernur Jatim, yang akan digelar Agustus mendatang. “Masa orang datang minta doa restu, tidak saya terima. Mudah-mudahan Allah meridhoi,” ujar dia Said menuturkan, PBNU hanya dapat merestui saja kedua pasangan cagub dan cawagub tersebut. PBNU tidak bisa menginstruksikan warga NU untuk memilih Bambang DH Said Abdullah. Namun, Said Aqil mengingatkan, NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia bukanlah lembaga politik yang memberikan dukungan secara politik. Alasan dia, NU adalah organisasi keagamaan, yang lebih menekankan nilai-nilai keagamaan, ketimbang politik praktis. “Sosok Bambang dikenal publik di Jatim. Bambang pernah menjabat Wali Kota Surabaya selama dua periode. Sementara Said Abdullah adalah anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan. Said dikenal sebagai salah satu tokoh Madura yang berpengaruh,” puji dia. Menurut Alumnus Umm al-Quro
University, Saudi Arabia ini, kedatangan Bambang-Said ke PBNU, karena pasangan cagub-cawagub ini ingin mendengarkan aspirasi PBNU, sebagai pimpinan dari warga NU, yang merupakan mayoritas di Jawa Timur. Namun, sambung Kiai Said, PBNU tidak akan menginstruksikan warganya untuk memilih salah satu calon gubernur yang akan bertarung di Pemilukada Jawa Timur. Alasannya, hal tersebut melanggar khittah. “NU tidak bisa dijadikan kendaraan politik, karena PBNU bukan parpol,” tegasnya. Ditempat yang sama, Ketua Tim Pemenang, Bambang-Said, Pramono Anung, menyampaikan, calon gubernur dari PDI Perjuangan dalam masa awal pencalonan, elektabilitasnya selalu rendah, seperti yang dialami Joko Widodo di DKI Jakarta dan Ganjar Pranowo di Jateng. Karena itu, meskipun saat ini elektabilitasnya masih rendah, dalam beberapa bulan ke depan, hasilnya akan berbeda. Sementara itu, Bambang menyatakan, kedatangan dirinya ke kantor PBNU adalah sebagai bentuk meminta restu untuk maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur pada Agustus nanti. “Saya kesini sowan ke KH Said untuk meminta restu, karena masyarakat yang akan dilayani adalah warga nahdliyyin,” kata Bambang. Selain itu, kata Bambang dirinya, tidak banyak berjanji, hanya akan menerjemahkan amanat konstitusi seperti meningkatkan pendidikan dan kesehatan. Dia juga mengklaim, selama menjadi walikota Surabaya, sudah menggratiskan sekolah dari tingkat SD/MI-SMA/Aliyah. Senada dengan Bambang, Said Abdullah mengatakan bagaimana pun, di Jawa Timur mayoritas masyarakatnya adalah warga nahdliyin, karenanya tidak bisa melupakan warga nahdliyin dalam pembangunan di Jatim. “Kita maju untuk membenahi Jatim lebih baik lagi. Kita ingin mewujudkan Jawa Timur baru yang lebih baik,” pungkas dia. (gam/cea/ abe)
Suatu ketika, Gayatri Rajapatni memunculkan kata bijak; Tugas seorang bermoral adalah mengenali suatu tujuan yang mulia dan setia pada tujuan tersebut. Ia, perempuan di balik Kejayaan Majapahit. Ia selamat dari penyerangan besar-besaran yang dilakukan pasukan Jayakatwang dari Kerajaan Kediri ke Singhasari pada 1292 yang menewaskan ayahnya, Kertanegara. Saat Singhasari diserang pasukan Kediri, Gayatri asik belajar di kamar belakang dan karenanya luput dari pembantaian. Hanya orang yang suka belajar, mengerti, dan menjalani, yang mungkin pada akhirnya akan selamat. Di Cina beberapa orang tidak mau belajar dan dihukum mati karena korupsi. Salah satunya, mantan pemimpin perusahaan negara Qiankun Gold and Silver Refinery Co Ltd, Song Wendai, dijatuhi hukuman mati karena melakukan penggelapan, mencuri emas dan perak senilai 12 juta yuan (Rp 18,51 miliar) dari perusahaan tempatnya bekerja. Ada lagi, pejabat departemen perencanaan Kota, Luo Yaping, didakwa menggelapkan uang negara sebesar 32,39 juta yuan (Rp 49,61 miliar). Perempuan ini dieksekusi mati. Lainnya, kepala administrasi urusan Hanya orang makanan dan o b a t- o b a t a n , yang suka Zheng Xiaoyu belajar, (62), dijatuhi mengerti, dan hukuman mati. menjalani, yang Zheng menemungkin pada rima suap US$ akhirnya akan 850.000 (Rp 8,2 selamat. miliar) untuk perizinan perdagangan 137 obat-obatan. Sekretaris Partai Komunis di Nanchang County dan Hufang, Tang Chengqi dan Zhang Xiaohua dihukum mati karena menerima suap lebih dari 60 juta Yuan (Rp 92,52 miliar) dari pengembang real estate untuk mendapatkan proyek pemerintah. Begitu pula, kepala deputi pemerintahan distrik Songjuang, Chen Meng, dihukum mati lantaran menerima suap dari proses pembangunan kota. Ia terbukti menerima suap 15 juta Yuan (Rp 23,13 miliar) dari manager proyek. Di luar itu, mantan penasihat politik senior dari Provinsi Jiangxi, Song Chenguang, pada 27 April 2012. Song menerima suap sebesar 12 juta Yuan (Rp 18,5 miliar) dari 18 pihak baik dari perusahaan maupun individul untuk meloloskan izin usaha. Termasuk yang dihukum mati, kepala biro perpajakan Beijing, Wang Jiping. Wang menerima suap lebih dari 4 juta Yuan (Rp 6,16 miliar) dan menggelapkan uang negara 10 juta Yuan (Rp 15,42 miliar). Pimpinan perusahaan negara milik negara bidang pengelolaan pangan, Ying Guoquan juga dipidana mati karena penyuapan, penggelapan, menerima suap, dan distribusi aset negara secara ilegal senilai lebih dari 370 juta Yuan (Rp 570,54 miliar). Pempinan Partai Komunis di Dangchang County, Wang Xianming, dihukum mati karena menerima suap US$ 2,45 juta (Rp 24,12 miliar) dengan memanfaatkan posisinya sebagai ketua partai. Begitu pula, kepala komite manajemen Mingzhen, Zheng Ziansheng dipidana mati karena menggelapkan 100 juta Yuan (Rp 154,2 miliar) untuk kompensaasi relokasi. Dia juga terbukti menerima suap lebih dari 20 juta Yuan (Rp 30,84 miliar) untuk pemberian hak guna lahan. Sebagai warga republik, hanya membayangkan saja kalau negara ini Cina, sudah berapa banyak yang terjagal karena korupsi dan ketidakmauan untuk belajar, mengerti, dan menjalaninya seperti Gayatri meruwat moralitas. Nabi pasti benar bila tuntutlah ilmu ke negeri Cina, bukan ke Indonesia.=
Minta Kacang Matrawi geram banget terhadap pencuri sapi yang ditangkapnya. Bagaimana tidak, pencuri ini berbelitbelit ketiak ditanya. “Saya tidak mencuri sapi pak, saya hanya mengmbil talinya aja. Sapinya ikut sendiri”. Kata si pencuri. “Oh, kalo gitu, karena yang ngambil tali itu tanganmu, aq juga hanya mau tanganmu saja untuk saya serahkan ke polisi. Kamu boleh pulang sana” jawab Matrawi dingin.
Cak Munali