1
RABU 31 JULI 2013 NO.0171 | TAHUN II Koran Madura
RABU
Harga Eceran Rp 3.500,- Langganan Rp 70.000,-
31 JULI 2013
Banjir Ambon Genangi Lima Kecamatan
g PAMANGGHI
Cinta Sejati Oleh : Carrol Aji
T
Delapan Orang Meninggal
AMBON- Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengakui bencana banjir dan longsor yang melanda Pulau Ambon kemarin terjadi secara merata di lima kecamatan. “Korban meninggal akibat longsor, terbawa arus sungai maupun yang mengungsi sangat banyak sehingga pemerintah sedang melakukan pendataan secara menyeluruh,” katanya di Ambon, Selasa. Richard menyampaikan penjelasan itu saat mengunjungi lokasi bencana banjir dan tanah longsor di Kelurahan Batugajah, Kecamatan Sirimau. Di kawasan ini, satu keluarga bermarga Kapitan yang jumlahnya sembilan orang tertimbun matrial tanah, batu dan pepohonan sejak pukul 06.00 WIT, namun awalnya warga setempat berhasil mengevakuasi para korban, termasuk satu bayi berusia dua bulan. “Dua korban lainnya bernama May Kapitan dan Helmi Kapitan (30)-an baru ditemukan regu penyelamat setelah delapan jam lebih melakukan pencarian di lokasi bencana,” katanya. Lima orang yang menempati sebuah kos-kosan di kawasan Skip juga dilaporkan hanyut dan masyarakat berhasil mengevakuasi empat orang dalam keadaan hidup sedangkan satu korban lainnya meninggaal dunia.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon menyatakan korban meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor yang melanda daerah itu sebanyak delapan orang. “Delapan orang dinyatakan meninggal dunia akibat bencana alam banjir dan longsor di Ambon sedangkan 10 orang luka-luka dan masih dirawat di sejumlah rumah sakit,” kata Kepla BPBD Ambon, Tjokro Broery, Selasa. Menurut dia, delapan warga yang meninggal yakni dua warga Ahuru, Air Besar, satu orang warga Galunggung, dua warga Batu Gajah, dua warga Batu Meja kecamatan Sirimau dan satu orang warga Desa Eri, kecamatan Nusaniwe. “Dua warga Batu Meja tersebut ditemukan di kawasan Tanah Tinggi akibat terbawa arus sungai,” katanya. Sementara itu tujuh warga masih dalam proses pencarian tim yakni warga Ahuru satu orang, Batu Gajah satu orang, dan lima orang warga Batu Meja. Korban luka-luka berat dan ringan sebanyak 10 orang saat ini masih dirawat di sejumlah Rumah Sakit yakni Bahkti Rahayu, Sumber Hidup dan RSUD Dr Haulussy Ambon. Tjokro mengatakan, selain menimbulkan korban jiwa, banjir dan longsor mengakibatkan delapan rumah hanyut dan sekitar 80 rumah rusak berat. “Sebanyak 900 unit rumah tergenang banjir, rumah rusak berat 80 unit dan 30 rumah rusak ringan,” ujarnya. (ant/pen/dan/beth)
ant/daniel leonard
REGU PENYELAMAT. Sekitar 30-an aparat TNI-AD dari Yon Zipur Ambon berupaya melakukan penggalian satu korban tertimbun longsor di Batugajah, Sirimau, Ambon,Selasa (30/7), dengan peralatan seadanya. Posisi longsoran tanah pada kemiringan yang curam serta padatnya rumah penduduk dan tidak ada akses jalan membuat regu penyelamat sulit membawa peralatan berat.
POLWAN CANTIK BERULAH
Briptu Rani Akhirnya Dipecat, Kapolres Mojokerto Didemosi SURABAYA-Brigadir Polisi Satu (Briptu) Polres Mojokerto, Rani Indah Yuni Anggraeni akhirnya dipecat dari Kepolisian. Pemecatan ini resmi diberlakukan per tanggal 31 Juli 2013. Hal ini disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Penerangan Masyarakat (Kasubag Penmas) AKBP Suhartoyo di Polda Jatim, Selasa (30/07). “Briptu Rani resmi jadi anggota masyarakat biasa dan ini sudah keputusan tegas Polri. Oleh sebab itu segala hak yang diperoleh otomatis hilang, termasuk gaji dan Tunjangan Hari Raya (THR) ataupun tunjangan lainnya,” kata Suhartoyo. Ia menjelaskan, pemecatan tersebut berdasarkan Keputusan Kapolda Jatim Irjen Pol. Unggung Cahyono yang menyatakan bahwa Rani terbukti bersalah karena melakukan Disersi selama 3 bulan. Rani dianggap melanggar Pasal 14 ayat 1 huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri, juncto Pasal 21 ayat 3 huruf e Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 201, dan pasal 13 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 tentang Disiplin Anggota Polri. Seperti diberitakan sebelumnya, Rani
yang diberhentikan secara tidak hormat oleh Kapolda Jatim Irjen Pol. Unggung Cahyono telah berupaya keras untuk melakukan banding ke Mabes Polri demi mempertahankan jabatan dan profesinya. Namun upaya itu gagal karena pihak Mabes
Polri tetap memutuskan dirinya bersalah dan harus dipecat. Suhartoyo menambahkan, pelanggaran terberat yang dilakukan Rani adalah melakukan Disersi berkali-kali. Padahal Ia sudah diberi surat peringatan untuk
tidak mangkir dari tugasnya. Namun surat peringatan itu tidak diindahkan oleh Rani hingga akhirnya ia benar-benar dipecat dari Kepolisian. Sementara itu, terkait dugaan pelecehan seksual terhadap Rani, Kabid Humas Polda Jatim AKBP Awi Setiyono mengatakan bahwa pelaku pelecehan seksual yaitu AKBP Eko Puji Nugroho sudah dijatuhi sanksi berat berupa penurunan jabatan (demosi). Eko yang juga menjabat Kapolres Mojokerto itu resmi dicopot dari jabatannya dan digantikan oleh AKBP Mudji Endrianto yang sebelumnya menjabat Koordinator Staf Pribadi Pimpinan (Seprim) Polda Jatim. Serah Terima Jabatan tersebut dilakukan di Mapolda Jatim, Senin (29/07) lalu. Eko dinyatakan bersalah dan melanggar pasal 7 ayat 1 huruf I tentang Kode Etik Profesi Polri (KEPP), dimana ia dianggap melakukan perbuatan tidak sepatutnya sebagai pimpinan, yakni mengukur badan anak buahnya. Disisi lain, sumber Koma yang enggan disebut namanya mengatakan, setelah dicopot dari jabatannya, Eko yang juga mantan Kasat Reskoba Polrestabes Surabaya itu akan dinonjobkan oleh Mabes Polri. (ddy)
Jadwal 1434 H
Maghrib
17:31
Isya
Imsak
Subuh
18:44
04:13
04:23
*Untuk Surabaya dan sekitarnya
JELANG PEMILUKADA JATIM
Tiga Cagub Ikrar Damai di Hadapan Bawaslu SURABAYA - Tiga calon gubernur Jawa Timur menggelar ikrar pemilihan kepala daerah damai di hadapan Badan Pengawas Pemilu se provinsi ini, Selasa (30/7). “Kami mengapresiasi terhadap apa yang sudah diikrarkan semua kandidat. Semoga tidak hanya di kalimat saja,” ujar Ketua Bawaslu Jatim Sufyanto kepada wartawan di sela dialog bersama kandidat calon gubernur dalam rapat koordinasi anggota Bawaslu se-Jatim di Surabaya. Dalam kesempatan tersebut, hadir Calon Wakil Gubernur Saifullah Yusuf mewakili pasangan nomor urut 1. Juga hadir Eggi Sudjana-Muhammad Sihat nomor urut 2. Sedangkan pasangan nomor urut 3, Bambang DH-Said Abdullah berhalangan hadir, dan diwakili anggota tim pemenangannya, Didik Prasetiyono-Martin Hamonangan. “Kami mohon maaf, kebetulan Bam-
bang-Said sedang ke luar kota. Jadi, kami selaku tim pemenangan mewakili beliau,” kata Didik yang juga koordinator divisi monitoring dan evaluasi tim kampanye provinsi
Bambang-Said itu. Meski tidak dihadiri Bambang-Said, namun pihaknya akan menyampaikan ke pendukung agar tidak sekali-sekali berbuat yang merugikan pasangan dan Provinsi Jawa Timur pada umumnya. “Jika KPU dan penyelenggara Pemilu lainnya melakukan tugasnya dengan baik, kami jamin PDI Perjuangan tidak akan berbuat macam-macam, apalagi sampai rusuh. Kami berharap Pilkada aman dan tertib,” kata mantan Anggota KPU Jatim itu.
Begitu juga dengan Saifullah Yusuf. Ia berkomitmen menjalankan Pilkada damai dan menaati semua aturan main yang sudah ditetapkan oleh penyelenggara Pemilu, baik KPU maupun Bawaslu Jatim. “Termasuk aturan baliho atau alat peraga jika ditertibkan. Kami tidak masalah dan menaati semua aturan main yang sudah ditetapkan,” kata pria yang akrab disapa Gus Ipul itu. Sementara itu, pasangan Eggi Sudjana-Muhammad Sihat mengaku lebih siap kalah daripada siap menang. Menurut Eggi, keikutsertaannya sebagai peserta Pilkada Jatim kali ini lebih karena modal nekat. “Kami ini pasangan nekat. Tidak punya uang, tidak punya kekuasaan, tapi nekat maju sebagai pasangan calon. Tapi, kami optimistis rakyat Jatim lebih percaya terhadap calon nonparpol dan memberikan kesempatan kepada Eggi-Sihat,” katanya. (ant/beth)
Kolumnis tinggal di Jakarta
erinspirasi oleh berita di sebuah situs asing tentang sepasang suami istri yang lahir pada hari dan tahun yang sama serta meninggal pada hari yang hampir bersamaan pula pekan lalu. Saya bertanya pada diri sendiri, inikah cinta sejati? Adalah Les Brown dan Helena Brown. Mereka berasal dari California Selatan, Amerika Serikat. Pasangan ini lahir di hari yang sama pada malam tahun baru 1918. Tahun lalu, mereka merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke-75. Putra pasangan ini, Les Brown Jr Kamis (25/7) menceritakan, kedua orang tuanya ini bertemu pertama kali di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan menikah pada 1937 pada usia yang masih sangat muda, 18 tahun. Setelah lama menikah, pasangan ini lalu pindah ke Long Beach pada 1963. Selama hidupnya, Les Brown Senior berprofesi sebagai seorang fotografer dan membuka toko foto. Sedangkan sang istri bekerja sebagai penjual properti. Helena Brown meninggal pada 16 Juli 2013 lalu dalam usia 94 tahun karena menderita penyakit kanker perut. Pada hari berikutnya, Les Brown senior meninggal dengan usia yang sama karena penyakit parkinson. Dan, pada Sabtu (27/7) pekan silam, kebaktian pelepasan mereka tetap keduanya diberpegang teguh pada janji lakukan bersamaan. perkawinan Selama 76 yang mereka tahun pasanikrarkan gan ini hidup bersama. Tentu dengan segala dinamikanya. Ada pasang surut. Naik turun dan jatuh bangun. Tetapi dalam situasi seperti itu, mereka tetap berpegang teguh pada janji perkawinan yang mereka ikrarkan ketika usianya masih sangat belia. Meski secara psikologis, usia itu masih labil, tetapi Les dan Helena Brown terus berjuang dan menjaga hubungan mereka hingga maut menjemput keduanya pada hari yang hampir bersamaan. Les dan Helena bukan artis. Mereka orang biasa. Karena saking biasanya, mereka begitu setia pada perkawinannya. Mereka sadar dan sangat menghargai lembaga perkawinan yang hanya sekali seumur hidup. Tak terpisahkan. Kecuali oleh maut. Beda dengan kehidupan perkawinan artis. Di Indonesia, kawin cerai para artis menjadi cerita yang biasa. Hari ini muncul berita artis A dan B menikah. Tiba-tiba tiga bulan atau setahun kemudian mereka menjalani sidang perceraian di pengadilan agama. Hidup bersama dalam ikatan perkawinan memang tidak mudah. Butuh pengorbanan dan perjuangan. Karena beratnya, banyak orang di dunia barat yang lebih memilih hidup bersama tanpa ikatan pernikahan. Mereka bisa hidup bersama selama bertahun-tahun tanpa terikat dalam lembaga perkawinan. Ketika mereka menyadari bahwa orang yang tinggal bersamanya itu betul-betul pasangan yang cocok, barulah mereka meresmikan kebersamaan itu dalam ikatan pernikahan. Karena itu, tidak jarang ditemui, sudah memiliki baru meresmikan pernikahan mereka itu dalam ikatan perkawinan. Tetapi cara dan gaya kelompok orang yang terakhir ini tidak patut ditiru. Yang harus dicontohi adalah perkawinan Les dan Helena Brown yang sehidup semati sejak bertemu pada usia 18 tahun selama 76 tahun hingga maut memisahkan mereka pekan lalu dalam usia 94 tahun. Inilah model cinta sejati dalam konteks hidup perkawinan. =
Perempuan Terkait sering terjadi perbedaan, dalam menentukan awal bulan Ramadhan maupun Idul Fitri, Matrawi kecewa berat. Lalu dengan berani Matrawi mendatangi Kementrian Agama. “Pak saya usul untuk sidang istbat nanti,” kata Matrawi, pada Humas Kemenag. “Usul apa pak?” tanya Si Humas. “Begini. Untuk menghindari terulangnya perbedaan datangnya 1 Syawal (Idul Fitri), maka untuk tahun ini saya usulkan Sidang Itsbat nanti dipimpin perempuan.” “Kok begitu?” “Karena perempuan lebih tahu ciriciri datangnya bulan,” lanjut Matrawi.
Cak Munali