e Paper Koran Madura 31 Desember 2013

Page 1

1

SELASA 31 DESEMBER 2013 NO. 0271 | TAHUN II Koran Madura

SELASA

31 DESEMBER 2013

Sang Ratu di Tengah Pusaran Skandal

g PAMANGGHI

Harapan Oleh : Miqdad Husein

Kolumnis, tinggal di Jakarta

Pasal TPPU Menanti Akil Mochtar JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa keluarga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar dalam penyidikan kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU). “Semuanya diperiksa untuk tersangka AM (Akil Mochtar, red.),” Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha di Jakarta, Senin. Keluarga Akil yang diperiksa, adalah istrinya, Ratu Rita Akil, dan dua anaknya, Aries Adhitya Shafitri serta Riki Januar Ananda.Selain istri dan anak Akil, KPK juga memeriksa Sekretaris Jenderal DPR RI Winatuningtyastiti dalam kasus itu. KPK telah menyita sejumlah aset dalam kasus yang sama, yaitu satu rumah dan sebidang tanah di Desa Karang Duhur, Petanahan, Kabupaten Kebumen, rumah AM dan istrinya di Jalan Pancoran Indah III Nomor 8 Jakarta Selatan, sebidang kebun mahoni seluas 6.000 meter persegi di Desa Cimuleuk, Waluran, Sukabumi, dan tanah seluas 12.600 meter persegi di Singkawang, Kalimantan Barat. Untuk kendaraan, KPK total menyita sekitar 33 mobil yang diduga terkait dengan Akil, 26 mobil yang juga diduga terkait dengan Muchtar Ependy yang disita dari “show room” mobil di kawasan Puncak Bogor, Cempaka Putih, dan Depok, serta dua di antaranya berpelat merah. Sebanyak lima mobil lain yang juga sudah disita adalah tiga mobil mewah Toyota Crown Athlete, Audi Q5, dan Mercedes Benz S350 yang disita di rumah Akil, satu mobil milik istri Akil, Ratu Rita Akil dengan merek Toyota Fortuner, dan satu Mazda CX9 bernomor polisi Palembang. KPK juga telah menyita 31 sepeda mo-

tor dari berbagai merek yang dalam penguasaan Muchtar Ependy Ratu Rita adalah istri Akil yang juga telah diperiksa dalam kasus itu karena menjadi pengelola CV Ratu Samagad di Pontianak yang didapati melakukan transaksi hingga Rp100 miliar berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. Akil Mochtar menjadi tersangka penerima suap Pilkada Kabupaten Gunung Mas dan Lebak serta Kota Palembang bersama dengan lima tersangka lain sejak 3 Oktober lalu. Tersangka dugaan penerimaan suap dalam perkara Pilkada Kabupaten Gunung Mas bersama dengan Akil, adalah anggota Komisi II dari Fraksi Partai Golkar Chairun Nisa, sedangkan pemberi adalah Bupati Gunung Mas Hambit Bintih dan Cornelis Nalau dari pihak swasta dengan barang bukti uang senilai sekitar Rp3 miliar. Dalam kasus sengketa Pilkada Lebak, Akil Mochtar dan Susi Tur Handayani menjadi tersangka sebagai penerima suap,sedangkan Tubagus Chaery Wardhana dan kawan-kawan selaku pemberi suap. KPK juga menyita uang senilai Rp1 miliar di rumah orang tua Susi sebagai barang bukti. Akil juga masih terjerat dugaan suap sengketa Pemilihan Wali Kota Palembang dan Bupati Empat Lawang karena KPK mendapati uang Rp2,7 miliar di rumah Akil. (ant/des)

PEMERIKSAAN RATU RITA. Istri mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar, Ratu Rita, memenuhi panggilan KPK, di Gedung KPK Jakarta, Senin (30/12). Ratu Rita diperiksa sebagai saksi untuk suaminya , Akil Mochtar, yang menjadi tersangka terkait kasus tindak pidana pencucian uang.

Peluang Chelsea Makin Terbuka Lebar Berita di hal 8

ant/rosa panggabean

KASUS CENTURY

KPK Targetkan ke Pengadilan Akhir Januari JAKARTA-Komisi Pemberantasan Korupsi menargetkan kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek kepada Bank Century dan penetapan bank tersebut sebagai bank gagal berdampak sistemik bisa masuk ke pengadilan pada akhir Januari 2014. “Berdasarkan hasil kajian penyidik maka akan diperiksa ahli Badan Pemeriksa Keuangan berkaitan dengan hasil audit dan diharapkan pada pertengahan Januari proses pemeriksaan selesai dan akhir Januari kajian diterima dan kemudian dinaikkan ke pengadilan,” kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dalam konferensi pers akhir tahun 2013 KPK di Jakarta, Senin. Pada Senin (23/12), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengenai Century yaitu kerugian negara akibat pemberian pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) dari Bank Indonesia ke Bank Century mencapai Rp689,3 miliar, sedangkan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik merugikan keuangan negara

sebesar Rp6,76 triliun sehingga totalnya adalah Rp7,4 triliun.

diharapkan pada pertengahan Januari proses pemeriksaan selesai dan akhir Januari kajian diterima dan kemudian dinaikkan ke pengadilan

Bambang Widjojanto Wakil Ketua KPK

“Saat ini KPK sedang mempelajari laporan audit BPK yang belum lama ini diserahkan, dan proses selanjutnya adalah komunikasi penyidik

dan penuntut umum sebelum pelimpahan tahap 1 dilakukan,” tambah Bambang. Bambang mengaku hingga saat ini sudah ada 94 saksi diperiksa yang diperiksa dengan ada enam orang ahli, selain ahli dari BPK yang juga akan dimintai keterangan oleh KPK. KPK dalam kasus ini baru menetapkan mantan Deputi Bidang IV Pengelolaan Devisa Bank Indonesia Budi Mulya sebagai tersangka dan telah ditahan sejak 15 November 2013 lalu di rumah tahanan KPK. Sebenarnya ada pihak lain yang dapat dimintai pertanggungjawaban hukum yaitu mantan Deputi Bidang V Pengawasan BI Siti Chodijah Fajriah namun saat ini Fajriah masih sakit sehingga belum bisa dimintai pertanggungjawaban pidana. Budi Mulya dikenai pasal penyalahgunaan kewenangan dari pasal 3 Undang-undang No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah pada UU No 20 tahun 2001 tentang perbuatan menguntungkan diri sendiri. (ant/des/beth)

MEMASUKI tahun 2014 nanti ada kabar baik yang relatif memberikan harapan pada perjalanan bangsa Indonesia ke depan. Apalagi kalau bukan terkait disahkannya Undang-undang tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pada sidang paripurna DPR terakhir, di tahun 2013. Sebuah UU yang bisa jadi, jika dilaksanakan dengan baik akan memberikan suntikan luar biasa pada percepatan kinerja pegawai negeri sipil dan pembenahan birokrasi di negeri ini. Mungkin karena aroma politiknya tak kental, soal UU ASN ini relatif tak mendapat perhatian berarti dari pemberitaan media massa. Padahal, UU ASN sangat strategis terkait peningkatan kinerja birokrasi, yang selama ini menjadi masalah utama kinerja pemerintahan baik di tingkat pusat, maupun di daerah. Sudah jadi rahasia umum, berbagai program pembangunan berjalan tertatihtatih bagai orang tua jompo. Tingkat serapan anggaran di mayoritas daerah, termasuk juga di kementrian sangat rendah. Padahal Sudah jadi mekanisme pelakrahasia umum, sanaan penyerapan anggaran, termasuk berbagai yang perlu dilelang program pembangunan sudah dipermudah. Namun tetap berjalan saja, proyek-proyek tertatih-tatih pemerintah terbagai orang cecer dan kalau toh tua jompo. dikerjakan sering di penghujung tahun yang tentu dengan bumbu tergesa-gesa. Coba lihat, di penghujung tahun, banyak proyek-proyek yang baru dikerjakan dengan tergesa-gesa, di berbagai daerah di negeri ini. Semua menggambarkan betapa buruk kinerja birokrasi Indonesia. Paling tidak, sudah dua Presiden RI yang mengeluhkan tentang birokrasi di negeri ini. Pertama, Presiden RI keempat Megawati Soekarnoputri, lalu Presiden Sby. Satu penegasan betapa kompleksitas birokrasi sudah sangat akut. Ironisnya, keluhan itu muncul justru ketika keduanya menjabat sebagai Presiden RI. Keluhan Ibu Megawati mungkin bisa dipahami jika langkah pembenahannya belum selesai karena beliau tak terlalu lama menjabat sebagai Presiden RI. Sementara Presiden SBY, sampai periode kepemimpinan keduanya berakhir kurang memperlihatkan hasil tentang pembenahan birokrasi. Ada yang menyindir, mungkin memang SBY punya kebiasaan mengeluh dan bukan bertindak, jadi wajar bila periode kepemimpinannya praktis birokrasi seperti jalan di tempat. Secara regulasi sebenarnya relatif lengkap. Apalagi dengan disahkannya UU ASN, yang makin mempertegas bagaimana seharusnya birokrasi pemerintah itu bekerja; termasuk di dalamnya standar para PNS. Namun tentu saja, semua lagi-lagi tergantung pelaksanaan, terutama terkait leadership atau kepemimpinan pada masing-masing tingkatan. Secara obyektif harus diakui, di luar kenyataan mayoritas birokrasi dan ASN terjebak lingkaran kinerja rendah di negri ini, ada beberapa daerah yang mampu mengatasi kompleksitas masalah itu. Ini menggambarkan bahwa kepemimpinan pada masing-masing tingkatan menjadi faktor utama bagaimana birokrasi pemerintah dan ASN dapat bekerja optimal. Mungkin yang paling mencolok kinerja birokrasi pemerintahan DKI Jakarta, yang belakangan menghiasi berbagai media. Perubahannya sangat signifikan. Termasuk juga Kota Bandung, Pekanbaru, yang menerapkan menejemen profesional, sesuai tuntunan jaman. Tahun 2014 yang sebentar lagi akan dilalui, dicanangkan sebagai titik awal pembenahan birokrasi; termasuk penerapan akuntasi berbasis akruel pada pengelolaan kekuangan seluruh jajaran pemerintahan. Semua secara konsepsi, sistem, mekanisme sudah terpapar “di atas meja.” Masalahnya, apakah memang ingin berobah ke arah lebih baik atau tidak. Itu saja. =

Kalender Suatu hari Matrahem tanpa sengaja bertemu Matrawi di tengah jalan. Rupanya Matrawi baru saja dari pasar. Ia membawa banyak sekali barang bawaan

ant/rosa panggabean

REFLEKSI AKHIR TAHUN KPK. Pimpinan KPK (kedua kanan ke kiri) Busyro Muqoddas, Adnan Pandu Praja, Zulkarnain, Abraham Samad, Bambang Widjojanto bersama jajarannya saat konferensi pers kinerja pimpinan KPK di Auditorium KPK, Jakarta, Senin (30/12). Pada 2013 KPK melakukan 76 penyelidikan, 102 penyidikan, dan 66 penuntutan, baik kasus baru maupun sisa penanganan pada tahun sebelumnya serta memasukkan ke kas negaran dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebanyak Rp1178 triliun. Khusus Kasus Century, KPK menargetkan Januari ini sudah dilimpahkan ke pengadilan.

Matrahem : Pegang apa tuh...? Matrawi : Kalender 2014.... baru beli... Matrahem : Kok banyak.....buat apaan...??? Matrawi : Kamu tahu.... barang yang dibeli sekali dan baru habis dalam waktu setahun ya kalender ini. Makanya aku beli 7 buah. Biar gak repot-repot beli lagi sampa tahun 2020 nanti. Cak Munali


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.