JUMAT
KORAN MADURA
3 JANUARI 2014 | No. 0273 | TAHUN II ECERAN Rp. 3.500 LANGGANAN Rp. 70.000
1
0328-6770024 JUMAT 3 JANUARI 2014 | No. 0273 | TAHUN II www.koranmadura.com
GERINDRA PERSILAKAN AHOK PERGI 3
NASIONAL
OPTIMISME INIESTA
Budi Susanto Sempat MarahMarah Meski Mengaku Sakit JAKARTA-Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya mengganjar Budi Santoso, terdakwa kasus korupsi pengadaan simulator kemudi uji klinik Surat Izin Mengemudi roda dua dan empat di Korps Lalu Lintas Polri pada 2011, dengan pidana penjara selama 12 tahun. Dalam dakwaan Jaksa, pemilik PT Citra Mandiri Metalindo Abadi dan pemenang lelang proyek simulator itu dianggap bersalah menggelembungkan harga unit simulator, merugikan keuangan negara, dan memperkaya diri sendiri sebesar Rp 88,446 miliar, dalam proyek senilai lebih dari Rp 198 miliar itu. “Menuntut, supaya majelis hakim menjatuhkan pidana penjara kepada terdakwa Budi Susanto selama 12 tahun, dikurangkan dari masa
12 TAHUN
UNTUK KORUPTOR SIMULATOR TUNTUTAN UNTUK BUDI • 12 tahun penjara, dikurangi masa tahanan • Denda Rp 500 juta, subsider 6 bulan kurungan • Membayar uang pengganti kerugian negara sebesar Rp 88,446,926.695
TERDAKWA LAINNYA:
Djoko Susilo
Didik Purnomo
Sukotjo S.B.
Teddy Rusmawan
Dasar Hukum:
Pasal 2 Ayat 1 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHPidana juncto Pasal 65 Ayat 1 KUHPidana.
16 TUNTUTAN. Djoko Susilo (kiri) dan terdakwa Budi Susanto (kanan) dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jumat (6/12). Djoko Susilo bersaksi dalam sidang kasus dugaan korupsi pengadaan alat simulator SIM di Korps Lalu Lintas Polri tahun 2011. tahanan,” kata Jaksa Riyono saat membacakan berkas tuntutan Budi Susanto, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (2/1). Selain mengganjar dengan 12 tahun penjara, Budi juga dituntut pidana denda Rp 500 juta. Dan bila tidak dibayar, maka Budi wajib menggantinya dengan pidana kurungan selama enam bulan. Jaksa Riyono juga menuntut Budi dengan pidana tambahan berupa membayar uang pengganti kepada negara sebesar Rp Rp 88,446,926.695. Menurut dia, jika tidak dibayar satu bulan setelah putusan mendapat kekuatan hukum tetap, maka seluruh hartanya disita dan dilelang. Jika nilainya tidak mencukupi, maka harus diganti dengan pidana penjara selama enam tahun. (BERSAMBUNG KE HAL 2 KOLOM 2-4)
OLAHRAGA
TIPU-MENIPU Karena menganggur tiada kerjanya, Matrawi berdiri di atas jembatan layang menghitung jumlah lantai sebuah gedung pencakar langit. Matrahem berjalan ke arahnya dan berkata: “Kamu sekarang sudah menghitung berapa lantai? Kamu harus membayar denda, satu lantai Rp. 4 ribu.” Mendengar perkataan ini, Matrawi tercengang sebentar, lalu berkata: “Aku telah menghitung 10 lantai.” Kemudian ia dengan jujur menyerahkan uang Rp. 40.000 kepada Matrahem. Seorang pejalan kaki berkata: “Kamu benar-benar bodoh. Orang itu sedang menipu dirimu!” Matrawi berkata: “Yang bodoh dia, bukan diriku. Pada hal aku telah membohonginya, aku tadi sebenarnya telah menghitung sebanyak 25 lantai.”
Cak Matrawi