1 minute read

TRANSISI MENUJU EKONOMI SIRKULAR

menuju ekonomi sirkular cenderung bergerak lebih cepat daripada transformasi yang sebelumnya terjadi di dunia, sebab transisi ini memiliki dukungan politik, misalnya, UE bertujuan untuk beralih ke circular economy untuk membuat Eropa lebih bersih dan lebih kompetitif. Selain itu, tidak seperti perubahan sebelumnya yang sering menghadapi penolakan publik, pada transisi ini justru ada tekanan sosial yang meningkat bagi perusahaan untuk tidak menjadi bagian dalam perubahan iklim yang lebih buruk.

Transisi

Advertisement

Gartner, sebuah perusahaan di bidang consulting, digital marketing, dan riset teknologi informasi memprediksi bahwa pada tahun 2029, supply chain tidak akan lagi diizinkan untuk menghasilkan limbah karena semakin besarnya kepedulian terhadap lingkungan sampai-sampai limbah sesedikit apapun sulit diterima. Akan tetapi, cukup realistis juga untuk diprediksi bahwa pada tahun 2030, circular economy bukan lagi sekadar konsep ekonomi yang mainstream, namun circular economy itulah sistem ekonomi yang sepantasnya berlaku. Gartner dengan optimis memprediksi bahwa pada tahun 2029, rantai pasokan tidak akan diizinkan untuk menghasilkan limbah, karena pelanggan dan banyak pemerintah akan menganggapnya tidak dapat diterima. Namun, realistis untuk mengharapkan bahwa selama tahun 2030 ekonomi sirkular tidak hanya akan menjadi ekonomi arus utama, tetapi juga akan menjadi satu-satunya ekonomi. Sama seperti perusahaan yang born-digital mengganggu model bisnis tradisional, kita akan melihat fenomena perusahaan yang born-circular mengganggu model yang born-linear. Mereka yang perlu beradaptasi harus fokus pada transisi ke circular economy. Kegagalan untuk beradaptasi akan menghasilkan perusahaan yang born-circular menjadi pemimpin industri baru di tahun 2030-an.

This article is from: