4 minute read

5 HAL PENTING DALAM CIRCULAR BUSINESS MODELS 1

Renewability Of Products Input

Dalam circular economy, input yang dapat diperbarui dan didaur ulang sangat direkomendasikan dalam proses produksinya. Hal ini memungkinkan adanya pengurangan pada proses eliminasi limbah secara parsial maupun keseluruhan. Dalam hal ini, limbah menjadi aset, bukan lagi sekadar sampah yang membuat kita mengeluarkan uang ekstra hanya untuk membuangnya. Maka dari itu, manufaktur yang menerapkan circular economy dapat mengekspektasikan biaya yang lebih rendah untuk input produksi mereka karena input tersebut tidak harus diperoleh dari sumber daya yang mahal, justru bisa berasal dari bahan lain yang berlebih dan bahan daur ulang.

Advertisement

Produk yang dirancang secara circular economy tidak lagi terlalu terpaku pada masa pakainya, melainkan menjadi produk yang terus berputar sampai nilai jualnya benarbenar habis. Produk jenis ini juga bermanfaat bagi tingkat pemulihan material dalam kualitas aslinya dan peningkatan kontrol terhadap aliran material. Sebagai contoh, secara signifikan lebih baik mendaur ulang ban bekas menjadi ubin lantai karet, tinta, karpet, atau suku cadang mobil, daripada mengekspornya ke India yang meningkatkan salah satu krisis polusi terburuk di dunia. Tindakan ini pernah dilakukan oleh pemerintah Kuwait sejak Januari 2021, tepatnya di fasilitas penampungan ban bekas di al-Salmi. Ban bekas disortir, yang sudah tidak layak pakai akan dihaluskan menjadi potongan kecil yang tipis untuk kemudian disatukan kembali. Hasilnya didapat produk circular economy berupa minyak untuk produksi semen dan bahan campuran aspal. Fasilitas ini sangat membantu mengurangi populasi ban bekas karena mampu mendaur ulang 3 juta ban per tahun dari sekitar 42 miliar ban yang dapat ditampungnya.

Membuat model bisnis yang menerapkan konsep circular economy berarti mengusung bisnis yang mampu berkembang dari sumber energi yang terbarukan dan dari material yang dapat didaur ulang dengan polusi atau limbah yang dihasilkan seminimal mungkin. Sumber energi terbarukan contohnya adalah energi dari geotermal, air, angin, biomassa, dan sebagainya. Adapun material yang dipilih biasanya material organik atau material lain yang masa degradasinya lebih singkat serta dapat didaur ulang berkali-kali. Tantangan yang dihadapi seringkali pada aspek teknologi dan ekonomi. Hal ini dapat terjadi karena memanipulasi material agar lebih mudah didaur ulang, mengubah material organik menjadi bernilai ekonomi tinggi, dan meningkatkan efisiensi pengolahan sumber energi terbarukan membutuhkan teknologi yang lebih canggih.

Renewability Of Products Input

Circular economy mengharapkan pengeluaran limbah yang seminimal mungkin, bahkan kalau bisa tidak ada sama sekali. Maka dari itu, bisnis yang tidak memproduksi limbah akan sangat penting dalam penerapan circular economy di industri. Products as a service memprioritaskan pengalaman pengguna dibanding kepemilikan pengguna atas suatu produk. Ini adalah kombinasi dari produk dan layanan yang disediakan oleh pembuat produk. Bisnis yang seperti ini menghasilkan limbah yang minimal karena biasanya diterapkan pada bisnis pada produk aset berwujud, memiliki potensi sustainable, dan membutuhkan interaksi kepada pelanggan secara berulang.

2Perbandingan platform sebagai layanan dan produk sebagai layanan

Gambar diambil dari assetsglobal.websitefiles.com

Product Service sangat berbeda dengan ekonomi linear yang cenderung menerapkan model bisnis yang berfokus pada alur proses mengambil-membuat-membuang. Dalam Product Service, pelanggan membayar bukan hanya untuk produknya, melainkan sekaligus biaya pelayanan dan biaya perawatan sistem, bahkan beberapa Product

Service menerapkan sistem jaminan uang kembali untuk waktu tertentu atas kecacatan produk alami (garansi).

Perusahaan yang menerapkan circular economy cenderung mengalihkan fokus dari jumlah ke kinerja sehingga dapat memaksimalkan faktor penggunaan dan masa guna. Mereka juga cenderung meningkatkan ketahanan dengan mempertahankan kendali atas produk dan bahan, sehingga dapat menghemat biaya bahan, melindungi dari lonjakan harga bahan, dan menghindari masalah kelangkaan bahan. Salah satu manfaat dari menerapkan sistem ini adalah kontak kepada pelanggan yang berkelanjutan dan mendapatkan wawasan tentang bagaimana produk mereka digunakan oleh pelanggan.

Products Life Extension

Kunci dari product-life extension adalah untuk mengeksplorasi dan melihat lebih dalam siklus produk atau bahan secara umum dan mencoba untuk melihat bagian mana dari model bisnis yang dapat ditingkatkan untuk memperpanjang masa penggunaan produk. Berbeda dengan ekonomi linier, produk biasanya dijual untuk memenuhi barisan permintaan yang ada dan minat utama penjual adalah menjual produk baru sebanyak mungkin. Sedangkan, perusahaan yang menerapkan circular economy akan mendesain model bisnis mereka sehingga mereka memiliki aliran pendapatan yang berkelanjutan selama siklus penggunaan produk.

Dalam hal ini, product-life extension bukan hanya berfokus pada bagaimana caranya agar produk bisa bertahan lebih lama. Perusahaan bisa juga mempertahankan masa pakai produk yang dipakai oleh konsumen dengan cara menyediakan layanan untuk mencari tempat daur ulang terdekat atau bahkan perusahaan tersebut menyediakan layanan daur ulangnya secara langsung. Tentunya, hal ini juga terkoneksi dengan poin sebelumnya yang membahas seputar menjadikan produk sebagai sebuah layanan demi meningkatkan koneksi antara konsumen dengan produsen.

Sharing Platform Concept

Sharing platform adalah model bisnis circular economy yang mendorong klien untuk berkolaborasi satu sama lain dengan menyewa atau menggunakan produk bersama. Gagasan utamanya adalah untuk meningkatkan kegunaan dan nilai suatu produk secara optimal sehingga dapat mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA. Beberapa bisnis yang menggunakan model bisnis sharing platform adalah Uber dan AirBnB. Konsep ini juga dikenal sebagai model bisnis peer-to-peer (P2P).

Perusahaan yang menerapkan circular economy cenderung ingin memaksimalkan bagaimana aset mereka digunakan di seluruh komunitas sambil memberi pelanggan akses yang terjangkau dan nyaman ke produk dan layanan yang ada. Ini juga melingkupi berbagai aset di industri seperti conveyor belt, forklift, permesinan, dan gudang. Akses ke aset tidak lagi memerlukan pembelian atau penyewaan dari pemasok, melainkan disediakan oleh individu dan perusahaan sehingga biaya yang hendak dikeluarkan pemakai akan lebih sedikit dari yang diperkirakan. Oleh karena itu, kepemilikan terhadap utilitas yang berkualitas tinggi dapat mempresentasikan seberapa berharganya aset yang dimiliki karena terdapat potensi untuk menyediakan sharing platform kepada pihak lain.

Resource Efficiency And Recovery

Renewability berbicara tentang melibatkan penggunaan energi terbarukan dan bahan terbarukan dalam model bisnis. Hal ini berbeda dengan resource efficiency yang berbicara tentang mengurangi dan meminimalkan penggunaan sumber daya tak terbarukan dalam rencana model bisnis, terutama untuk tujuan daur ulang dan penggunaan kembali bahan untuk produksi. Ini bersesuaian dengan circular economy yang menjaga materi dalam siklus lingkaran tertutup selama mungkin. Cara yang ideal untuk melakukannya adalah dengan menggunakan bahan-bahan terbarukan yang mudah terdegradasi, namun kenyataannya penggunaan beberapa sumber daya tak terbarukan seperti plastik masih dibutuhkan. Maka dari itu, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah memastikan bahwa bahan tersebut dapat digunakan beberapa kali dengan penurunan kualitas yang minimal.

Resource recovery berfokus pada tahap akhir dari siklus penggunaan, yaitu pemulihan material, energi, dan sumber daya dari produk pada masa akhir penggunaan dimana produk atau barang tidak lagi berfungsi. Praktek daur ulang saat ini sering mengakibatkan kualitas bahan menjadi terdegradasi. Maka dari itu, perusahaan harus bisa memastikan bahwa sumber daya dapat dipulihkan sehingga mempertahankan kualitasnya setinggi mungkin. Contoh penerapan resource recovery adalah banyaknya layanan tukar tambah yang dilakukan beberapa perusahaan gadget. Mereka mendorong pelanggan untuk mengembalikan perangkat seluler dan tablet lama mereka dengan imbalan diskon untuk pembelian gadget terbaru. Gadget yang dikembalikan ini dapat diperbarui dan dijual kembali atau komponennya dilucuti untuk kemudian didaur ulang.

This article is from: