EKRAF, 23 Oktober - 20 November 2014

Page 1

Pulau Pisang, Pesona Lain Pesisir Barat... Halaman. 10

No. XVI / 23 Oktober 2014 - 20 November 2014

Sulaman, Kerajinan Khas Pesisir Barat PESISIR Barat tidak hanya memiliki potensi wisata bahari yang begitu besar dan potensial. Berbagai industri rumahan juga bisa kita temukan di daerah tersebut, mulai dari industri kuliner hingga pengembangan kerajinan khas Lampung.

Tri Sujarwo

M

asyarakat Lampung dikenal sebagai masyarakat yang kaya akan warisan budaya dari leluhur. Dalam menjalankan berbagai acara adat sangat ditunjang dengan perlengkapan dan pernak-pernik khas Lampung yang turut memeriahkan acara. Berbagai perlengkapan adat itu ternyata hidup dan berkembang hingga kini. Para wanita penjaga tradisi itu, kini masih tetap bertahan dan terus membuat aneka perlengkapan adat. Krui dan Pulau Pisang menjadi daerah percontohan untuk pengembangan kerajinan tradisional Lampung. Berbagai perlengkapan adat, mulai dari tutup pintu saat nayuh, pembatas dinding dengan aneka ukiran, hingga pernak-pernik singgasana pernikahan. Aneka kerajinan tangan itu diwariskan dari generasi ke generasi dan berkembang hingga saat ini. Salah satu wanita penjaga tradisi leluhur itu adalah Nurmawati, yang bermukim di Pasar Krui, Pesisir Barat. Wanita 55 tahun itu dengan gigih terus mengembangkan kerajinan Lampung. Sejak muda, ibu tiga anak itu telah menekuni kerajinan tangan ini. Saat masih muda dulu, bahkan dalam

foto: lampung post/tri sujarwo

satu bulan bisa menghasilkan 2—3 kerajinan tangan berbentuk tutup pintu saat acara pernikahan digelar. Nurmawati dengan telaten menyulam mulai pagi hingga petang menjelang. Sesekali dia sembari mengerjakan pekerjaan rumah tangga layaknya ibu-ibu pada umumnya. Dia mulai belajar membuat kerajinan khas Lampung itu. Kemampuannya menyulam bukanlah didapatkannya dengan mudah. Pahit manis menjadi perajin aneka jenis sulaman itu pun kerap dirasakannya. Nurmawati mengatakan awalnya cukup sulit belajar sulaman ini. Namun, berkat kerja kerasnya yang luar biasa, wanita berjilbab ini kini mahir membuat aneka sulaman. Sulaman itu selain dia pakai sendiri saat acara adat digelar, juga dijual dengan para pembeli yang menyukai karyanya. Pembelinya pun tidak melulu orang Indonesia, turis asing juga kerap membeli hasil karyanya itu. Istri dari Miswar ini juga kerap mengikuti perlombaan dan pameran kerajinan yang diadakan untuk tingkat kabupaten maupun provinsi. Karya-karya mereka bahkan tidak sedikit yang menuai juara. Hal ini membuktikan karya-karya perempuan Pesisir Barat layak dihargai tinggi. Pasalnya, selain proses pembuatannya yang terbilang rumit, masa pengerjaan juga membutuhkan waktu yang lama. “Alhamdulillah, kami sering menang lomba pameran, karyakarya saya juga ada yang dibeli sama turis asing,� kata dia. Nurmawati beserta perempuan lain di Pesisir Barat akan terus menjaga tradisi menyulam warisan leluhur. Sebuah tradisi yang tidak hanya sekadar hobi, tetapi benar-benar dari hati. Karya-karya yang mereka hasilkan layak diganjar dengan berbagai penghargaan. Mereka tidak hanya menjadi tradisi turun-temurun, tetapi juga menjaga warisan leluhur milik negara. Sebuah pekerjaan tidak mudah, tetapi itu tetap ada dan bisa kita jumpai di Pesisir Barat nun jauh di sana. (TRI SUJARWO/KRAF)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.