EKRAF, 23 Oktober - 20 November 2014

Page 1

Pulau Pisang, Pesona Lain Pesisir Barat... Halaman. 10

No. XVI / 23 Oktober 2014 - 20 November 2014

Sulaman, Kerajinan Khas Pesisir Barat PESISIR Barat tidak hanya memiliki potensi wisata bahari yang begitu besar dan potensial. Berbagai industri rumahan juga bisa kita temukan di daerah tersebut, mulai dari industri kuliner hingga pengembangan kerajinan khas Lampung.

Tri Sujarwo

M

asyarakat Lampung dikenal sebagai masyarakat yang kaya akan warisan budaya dari leluhur. Dalam menjalankan berbagai acara adat sangat ditunjang dengan perlengkapan dan pernak-pernik khas Lampung yang turut memeriahkan acara. Berbagai perlengkapan adat itu ternyata hidup dan berkembang hingga kini. Para wanita penjaga tradisi itu, kini masih tetap bertahan dan terus membuat aneka perlengkapan adat. Krui dan Pulau Pisang menjadi daerah percontohan untuk pengembangan kerajinan tradisional Lampung. Berbagai perlengkapan adat, mulai dari tutup pintu saat nayuh, pembatas dinding dengan aneka ukiran, hingga pernak-pernik singgasana pernikahan. Aneka kerajinan tangan itu diwariskan dari generasi ke generasi dan berkembang hingga saat ini. Salah satu wanita penjaga tradisi leluhur itu adalah Nurmawati, yang bermukim di Pasar Krui, Pesisir Barat. Wanita 55 tahun itu dengan gigih terus mengembangkan kerajinan Lampung. Sejak muda, ibu tiga anak itu telah menekuni kerajinan tangan ini. Saat masih muda dulu, bahkan dalam

foto: lampung post/tri sujarwo

satu bulan bisa menghasilkan 2—3 kerajinan tangan berbentuk tutup pintu saat acara pernikahan digelar. Nurmawati dengan telaten menyulam mulai pagi hingga petang menjelang. Sesekali dia sembari mengerjakan pekerjaan rumah tangga layaknya ibu-ibu pada umumnya. Dia mulai belajar membuat kerajinan khas Lampung itu. Kemampuannya menyulam bukanlah didapatkannya dengan mudah. Pahit manis menjadi perajin aneka jenis sulaman itu pun kerap dirasakannya. Nurmawati mengatakan awalnya cukup sulit belajar sulaman ini. Namun, berkat kerja kerasnya yang luar biasa, wanita berjilbab ini kini mahir membuat aneka sulaman. Sulaman itu selain dia pakai sendiri saat acara adat digelar, juga dijual dengan para pembeli yang menyukai karyanya. Pembelinya pun tidak melulu orang Indonesia, turis asing juga kerap membeli hasil karyanya itu. Istri dari Miswar ini juga kerap mengikuti perlombaan dan pameran kerajinan yang diadakan untuk tingkat kabupaten maupun provinsi. Karya-karya mereka bahkan tidak sedikit yang menuai juara. Hal ini membuktikan karya-karya perempuan Pesisir Barat layak dihargai tinggi. Pasalnya, selain proses pembuatannya yang terbilang rumit, masa pengerjaan juga membutuhkan waktu yang lama. “Alhamdulillah, kami sering menang lomba pameran, karyakarya saya juga ada yang dibeli sama turis asing,� kata dia. Nurmawati beserta perempuan lain di Pesisir Barat akan terus menjaga tradisi menyulam warisan leluhur. Sebuah tradisi yang tidak hanya sekadar hobi, tetapi benar-benar dari hati. Karya-karya yang mereka hasilkan layak diganjar dengan berbagai penghargaan. Mereka tidak hanya menjadi tradisi turun-temurun, tetapi juga menjaga warisan leluhur milik negara. Sebuah pekerjaan tidak mudah, tetapi itu tetap ada dan bisa kita jumpai di Pesisir Barat nun jauh di sana. (TRI SUJARWO/KRAF)


2 23 Oktober 2014

DAFTAR ISI INFO Pariwisata dan Ekraf Kekuatan Baru Indonesia

4

BUDAYA Begawi, Pesta Adat Lampung Pepadun

6

Pesta Adat yang Tetap Lestari

7

CORAK Beragam Sulaman untuk Pesta Adat

8

santap Mau Makan Enak? De Rose Cafe Saja

12

RESEP Taum Iwa Sua Kelapa

13

ASRI Eksotisme Rumah Panggung Lampung

14-15

Direktur Utama: Raphael Udik Yunianto. Pemimpin Umum: Bambang Eka Wijaya. Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Iskandar Zulkarnain. Pemimpin Perusahaan: Prianto A. Suryono. Dewan Redaksi Media Group: Bambang Eka Wijaya, Djadjat Sudradjat, Elman Saragih, Laurens Tato, Lestari Moerdijat, Rahni Lowhur Schad, Suryopratomo, Toeti Adhitama, Usman Kansong. Kepala Divisi Pemberitaan: D. Widodo, Kepala Divisi Content Enrichment: Iskak Susanto. Kepala Divisi Percetakan: Kresna Murti, Asisten Kepala Divisi Pemberitaan: Nova Lidarni, Umar Bakti, Sekretaris Redaksi: M. Natsir. Redaktur: Hesma Eryani, Lukman Hakim, Muharam Chandra Lugina, Musta’an Basran, Rinda Mulyani, Sri Agustina, Sudarmono, Wiwik Hastuti, Zulkarnain Zubairi. Asisten Redaktur: Abdul Gofur, Adian Saputra, Aris Susanto, Isnovan Djamaludin, Iyar Jarkasih, Fadli Ramdan, Rizki Elinda Sary, Sri Wahyuni, Sony Elwina Asrap, Susilowati, Vera Aglisa. Liputan Bandar Lampung: Ahmad Amri, Fathul Mu’in, Ricky P. Marly, Meza Swastika, Wandi Barboy. Liputan Jakarta: Inge Olivia Beatrix Mangkoe. LAMPOST.CO. Redaktur: Kristianto. Asisten Redaktur: Delima Napitupulu, Sulaiman. Content enrichment Bahasa: Wiji Sukamto (Asisten Redaktur), Chairil, Kurniawan, Aldianta. Foto: Hendrivan Gumay (Asisten Redaktur), Ikhsan Dwi Satrio, Zainuddin.0 Dokumentasi dan Perpustakaan: Syaifulloh (Asisten Redaktur), Yuli Apriyanti. Desain Grafis redaktur: DP. Raharjo. Asisten Redaktur: Sugeng Riyadi, Sumaryono. Biro Wilayah Utara (Lampung Utara, Way Kanan, Lampung Barat): Mat Saleh (Kabiro), Aripsah, Eliyah, Hari Supriyono, Hendri Rosadi, Yudhi Hardiyanto. Biro Wilayah Tengah (Lampung Tengah, Metro, Lampung Timur): Chairuddin (Kabiro), Agus Chandra, Agus Susanto, Andika Suhendra, Djoni Hartawan Jaya, Ikhwanuddin, M. Lutfi, M. Wahyuning Pamungkas, Suprayogi. Biro Wilayah Timur (Tulangbawang, Mesuji, Tulangbawang Barat): Juan Santoso Situmeang (Kabiro), Merwan, M. Guntur Taruna, Rian Pranata. Biro Wilayah Barat (Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran): Widodo (Kabiro), Abu Umarly, Mif Sulaiman, Sudiono, Heru Zulkarnain. Biro Wilayah Selatan (Lampung Selatan): Herwansyah (Kabiro), Aan Kridolaksono, Juwantoro, Usdiman Genti. Bussines Development: Amiruddin Sormin. Senior Account Mana­ger Jakarta: Pinta R Damanik. Senior Account Ma­nager Lampung: Syarifudin. Account Manager Lampung: Edy Haryanto. Asisten Manager Iklan Biro: Siti Fatimah. Manager Sirkulasi: Indra Sutaryoto. Manager Keuangan & Akunting: Rosmawati Harahap. Alamat Redaksi dan Pemasaran: Jl. Soekarno Hatta No.108, Rajabasa, Bandar Lampung, Telp: (0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi). Faks: (0721) 783578 (redaksi), 783598 (usaha). http://www.lampost.co e-mail: redaksi@lampungpost.co.id, redaksilampost@ yahoo.com. Kantor Pembantu Sirkulasi dan Iklan: Gedung PWI: Jl. A.Yani No.7 Bandar Lampung, Telp: (0721) 255149, 264074. Jakarta: Gedung Media Indonesia, Kompleks Delta Kedoya, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp: (021) 5812088 (hunting), 5812107, Faks: (021) 5812113. Kalianda: Jl. Soekarno-Hatta No. 31, Kalianda, Telp/Fax: (0727) 323130. Pringsewu: Jl. Ki Hajar Dewantara No.1093, Telp/Fax: (0729) 22900. Kota­agung: Jl. Ir. H. Juanda, Telp/Fax: (0722) 21708. Metro: Jl. Diponegoro No. 22 Telp/Fax: (0725) 47275. Menggala: Jl. Gunung Sakti No.271 Telp/Fax: (0726) 21305. Kotabumi: Jl. Pemasyarakatan Telp/ Fax: (0724) 26290. Liwa: Jl. Raden Intan No. 69. Telp/Fax: (0728) 21281. Penerbit: PT Masa Kini Mandiri. SIUPP: SK Menpen RI No.150/Menpen/SIUPP/A.7/1986 15 April 1986. Percetakan: PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno - Hatta No. 108, Rajabasa, Bandar Lampung Isi di Luar Tanggung Jawab Percetakan.

ekraf

Torial

Presiden dan Gubernur Baru, Bangkitnya Ekonomi Kreatif Lampung

D

ILANTIKNYA Joko Wido- riset dan pengembangan. do sebagai presiden RI Daerah, termasuk Lampung, yang ke-7 memberikan harapan juga bagian dari NKRI, sebenarnya baru bagi memiliki berbagai hasil pembangunan industri ekonomi kreatif yang kreatif di Indonesia. bisa dibanggakan dan Bagaimana tidak, sejak menjadi sentra poin mencalonkan diri sebagi pengembangan bagai presiden, Jokowi, industri Tanah Air. Bupanggilan akrab Joko kan hanya tapis dan Widodo, sudah mesulaman usus (fashion) nyatakan akan terus yang sudah dikenal mendukung perkemdunia internasional, bangan industri kreatif saat ini, ukiran dan hasil kreativitas kaum batik khas Lampung muda Indonesia. sudah menjadi trade Bahkan, hal itu bemark Sai Bumi Ruwa Lukman Hakim Jurai. berapa kali diungkap Wartawan Lampung Post Jokowi saat debat calon Menjelang pasar bepresiden bersama setbas di 2015, kiranya erunya politiknya, Prabowo Subi- menjadi tonggak bangkitnya industri anto. Bagi Jokowi, industri perfilman, kreatif asli tanah lada, yang merupamusik, budaya, dan kreativitas lainnya kan hasil cipta, rasa, dan karsa suatu harus terus dipacu demi meningkatkan perkembangan peradaban di Lamekonomi kerakyatan. pung. Terlebih, Dekranasda Provinsi Perkembangan sektor industri dan Lampung di bawah pimpinan Aprilani ekonomi kreatif di Indonesia sebe- Yustin Ficardo, dapat memberikan narnya telah dimulai sejak 10 tahun harapan baru bagi perkembangan interakhir ini. Meskipun demikian, pe- dustri kreatif di Lampung. mahaman masyarakat terhadap sektor Terkenalnya nama Lampung dalam ini masih sangat minim. Masyarakat Pendik International Festival Artisan masih belum mengetahui apakah sek- Art-Work, di Kota Pendik, Istanbul, tor industri kreatif itu. Bagaimana pros- Turki, yang digelar 20 sampai 29 pek perkembangannya? Masih banyak September 2014, membuktikan kalau lagi sejuta pertanyaan mengenai sektor ekonomi kreatif di Lampung bisa bangindustri kreatif. kit dan sejajar dengan daerah-daerah Pertanyaan-pertanyaan itu memang lain di Indonesia. Bahkan, bisa jadi menjadi pekerjaan rumah bagi pemer- lebih berkembang dari daerah-daerah intah, sehingga akhirnya dilakukan lain di belahan dunia. suatu upaya pemetaan industri kreatif. Tidak mudah memang, tetapi tidak Sejauh ini, Departemen Perindustrian ada yang tidak mungkin asal semua telah mencatat 15 bidang ekonomi dilakukan dengan niat yang baik dan kreatif, terdiri dari jasa periklanan, kesungguhan. Kita berharap, dengan arsitektur, pasar seni dan barang antik, presiden baru, Gubernur Lampung kerajinan, desain, fashion, video, film, yang baru mampu meningkatkan dan fotografi, permainan interaktif, kreasi anak mudanya dalam kancah musik, seni pertunjukan, penerbitan ekonomi nasional dan dunia dalam dan percetakan, layanan komputer dan pengembangan industri kreatif yang piranti lunak, televisi dan radio, serta berkualitas. Semoga n


3 23 Oktober 2014

ekraf

Tabik Pun

Rubrikasi ini dipersembahkan oleh: Pemprov Lampung

Penghargaan Memacu Kreativitas

P

EMBERIAN penghargaan di bidang industri oleh pemerintah merupakan upaya untuk mendorong keterlibatan masyarakat luas dalam meningkatkan daya saing industri dan memperluas lapangan kerja. “Pemberian penghargaan di bidang industri oleh pemerintah ini juga dimaksudkan untuk mendorong pelaku usaha meningkatkan daya saingnya di tengah-tengah percaturan ekonomi yang makin ketat menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),� kata Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, saat memberikan penghargaan 165 penghargaan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pengembangan industri nasional, di Ruang Garuda, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (15/10). Menurut dia, dengan disahkannya UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, industri nasional saat ini memiliki pijakan legalitas yang lebih kuat dan menjadi payung hukum dalam rangka pembinaan, pengaturan, dan pengembangan industri di masa depan. Sejalan dengan UU tersebut, pemerintah terus melakukan upaya untuk mendorong pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, serta tumbuhnya kreativitas dan inovasi di bidang industri. Di samping itu, upaya juga terus dilakukan untuk pemberdayaan industri kecil dan menengah, baik dari kalangan pemerintah maupun pihak swasta. Industri juga perlu didorong agar melaksanakan prinsip-prinsip industri hijau dalam proses produksinya. Bahkan, optimalisasi belanja pemerintah untuk pening-

katan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) telah diatur dalam UU Perindustrian yang baru. Sebelumnya, Menteri Perindustrian memberikan sejumlah penghargaan. Penghargaan itu berupa penghargaan Anugerah Cinta Karya Bangsa yang diberikan kepada kementerian, lembaga, dan BUMN yang melaksanakan program peningkatan penggunaan produk anak negeri dalam pengadaan barang dan jasa. Penghargaan itu diberikan kepada 3 kementerian, 3 BUMN, 3 pemerintah provinsi, 3 pemerintah kabupaten/kota, dan 3 perguruan tinggi. Selain itu, penghargaan Industri Hijau untuk mengapresiasi perusahaan industri yang memberikan peran serta dalam menjaga kelestasian fungsi lingkungan. Penghargaan ini diberikan kepada 101 perusahaan, terdiri atas kategori level lima sebanyak 69 perusahaan dan level empat sebanyak 32 perusahaan. Penghargaan Rintisan Teknologi Industri diberikan kepada tujuh perusahaan atau industri yang berjasa menghasilkan invensi dan inovasi teknologi sehingga terjadi peningkatan produktivitas. Penghargaan Desain Produk Terbaik Indonesia, yakni apreasiasi kepada perusahaan dan desainer yang telah melakukan upaya luar biasa dalam menghasilkan desain suatu produk yang memenuhi kriteria desain terbaik. Penghargaan ini diberikan kepada delapan penerima, terdiri atas kategori produk industri massal dan telah dipasarkan (6 penerima) dan kategori produk inovasi riset desain industri (2). Kemudian, penghargaan Kreasi Prima Mutu, yakni apresiasi kepada perusahaan industri kecil dan menengah yang melaksanakan perbaikan mutu secara terus-menerus, yang diberikan kepada enam penerima. (HESMA ERYANI/KRAF)


4 23 Oktober 2014

ekraf

Info

Rubrikasi ini dipersembahkan oleh: Pemprov Lampung

Pariwisata dan Ekraf

Kekuatan Baru Indonesia

MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu mengaku optimistis bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) bisa menjadi kekuatan baru Indonesia.

D

alam tiga tahun terakhir ini saja, kunjungan wisatawan mancanegara meningkat terus dan ikut mendongkrak sektor ekonomi kreatif. Hal itu dikatakan Mari Elka Pangestu dalam jumpa pers di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Kemenparekraf, Jakarta, Senin (6/10). “Pada saat ekonomi dunia tidak pasti dan ekspor barang kami melemah karena harga dan permintaan komoditas turun, kedua sektor ini resilien bahkan memberi kontribusi ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, dan menghasilkan devisa,” kata dia. Dia juga menjelaskan selama periode kepemimpinannya di Kemenparekraf, jumlah wisatawan asing meningkat dari 7,0 juta di 2010, menjadi 8,8 juta di 2013, dengan pertumbuhan rata-rata 8,5%. Untuk Januari—Agustus 2014 telah mencapai 6.155.553 wisatawan asing (pertumbuhan 9,1%). “Karena itu, kami masih optimistis target 9,5 juta wisman akan tercapai,” ujarnya. Dari sisi negara asal wisatawan, lima sumber terbesar sejak 2011 sampai dengan Agustus 2014, yaitu Singapura, Malaysia, Australia, RRT, dan Jepang. Untuk Januari—Agustus 2014, RRT dengan pertumbuhan 27,6%, India 16,7%, serta Singapura 13,1%. Jumlah wisatawan dari RRT Januari—Agustus 2014 sudah mencapai 645.483 wisatawan atau tumbuh 27,6% dari 2013, yang hanya men-

capai 505.812 pada periode yang sama. Pertumbuhan dari Timur Tengah juga masih dalam kisaran tinggi. Devisa meningkat dari 7,6 miliar dolar AS di 2010, menjadi 10 miliar dolar di 2013 (pertumbuhan 10,7%), dan diproyeksikan sekitar 11 miliar dolar atau tumbuh 10,7% pada 2014. Selain itu, pergerakan wisatawan nusantara yang rata-rata tiap tahun meningkat dari 234,4 juta perjalanan di 2010, menjadi 248 juta perjalanan di 2013. Pada 2014, diperkirakan pergerakan wisatawan nusantara sebesar 255 juta perjalanan dengan pengeluaran mencapai Rp180 triliun akan tercapai di 2014. Dia menambahkan pertumbuhan sektor pariwisata 2011—2012 sedikit di bawah pertumbuhan nasional. Namun, pada dua tahun terakhir ini berada di atas rata-rata pertumbuhan nasional. Kontribusi pariwisata kepada PDB adalah 4% dan 3,9% di 2012—2013 atau sedikit di bawah sasaran 4,15 dan 4,2%. Namun, untuk penciptaan lapangan pekerjaan jauh di atas target, penciptaan lapangan pekerjaan di 2012 dan 2013 adalah 9,8 dan 10,2 juta (8,9% dari total tenaga kerja dan sektor pencipta tenaga kerja terbesar keempat) dibandingkan dengan target 8 dan 8,4 juta. Pertumbuhan investasi juga sangat tinggi, terutama di 2012, sebesar 211% dan mencapai 870 juta dolar dan di semester I 2014, mencapai 256 juta dolar atau pertumbuhan 115% dibanding semester 1 2013. (INGE/KRAF)


5 23 Oktober 2014

ekraf

Tradisi

Lapah Dibah, Tradisi Mengarak Pengantin

M

ASYARAKAT Lampung memiliki beragam tradisi yang masih kuat terjaga hingga kini. Tradisi itu terus dilestarikan agar makin kuat bertahan dalam tatanan masyarakat adat. Salah satu tradisi yang masih berlangsung hingga kini yaitu lapah dibah. Sebuah tradisi mengarak pengantin (termasuk pengantin sunat) dalam tataran masyarakat Lampung Saibatin di daerah Balikbukit dan sekitarnya. Beberapa waktu yang lalu, tradisi

lapah dibah digelar salah satu masyarakat Lampung Saibatin asal Balikbukit yang kini bermukim di Bandar Lampung. Acara yang digelar di Sukabumi, Bandar Lampung ini turut dihadiri masyarakat asli Balikbukit yang langsung ke Bandar Lampung dengan membawa berbagai perlengkapan adat. Acara lapah dibah kali ini digelar di kediaman Riyuzen, saat merayakan khitanan kedua putranya. Saat tradisi lapah dibah dilakukan ada beberapa perangkat adat yang harus masuk di dalamnya, di antaranya penetap imbokh, lampit pesirekhan, serta pengawal yang membawa pedang dan tombak. Selain itu, ada juga beberapa orang yang turut membawa payung agung dan bebai bathin. Biasanya arak-arakan ini dilakukan mulai dari rumah kepala adat atau orang tua pemilik hajat. Acara arak-arakan ini makin meriah dengan penampilan para pria yang membawa

Rubrikasi ini dipersembahkan oleh: Pemprov Lampung

foto: lampung post/tri sujarwo

alat sejenis rebana dengan berbagai ukuran. Alat musik itu ditabuh dengan cara dipukul keras-keras untuk menghasilkan bunyi yang maksimal. Dalam pelaksanaan tradisi lapah dibah, penetap imbokh berada di barisan paling depan. Penetap imbokh dimaksudkan pada zaman dahulu jalan yang akan dilalui rombongan arak-arakan masih banyak embun. Tugas penetap imbokh inilah merapikan jalanan dan menyingkirkan sampah-sampah supaya tidak menjadi penghalang. Selanjutnya, lampit pesirekhan berada di belakang penetap imbokh. Lampit pesirekhan pada umumnya dilakukan wanita, biasanya istri bathin. Wanita itu memakai pakaian lengkap adat Lampung sembari membawa pahagh (nampan berkaki) yang berisi kasah (tikar), tempat sirih beserta isinya: sirih, gambir, dan lainnya. Ada juga pengawal yang membawa

tombak dan pedang. Hal ini dulu dilakukan sebagai perwujudan untuk melindungi raja dari marabahaya. Selanjutnya, orang tua dari kedua anak yang diarak juga turut berada dalam rombongan. Sementara kedua anak yang telah dikhitan itu berada di belakang kedua orang tua mereka. Saat hendak tiba di rumah, ada beberapa orang yang memainkan jurus silat atau yang lebih dikenal dengan khakot. Khakot merupakan pencak silat khas pesisir Lampung yang biasanya ditampilkan dalam perhelatan akbar dan adat. Rombongan mulai memasuki rumah mereka, tetapi mereka harus melalui prosesi lelamak. (TRI SUJARWO/KRAF)


6 23 Oktober 2014

ekraf

Budaya

Rubrikasi ini dipersembahkan oleh: Pemprov Lampung

Begawi, Pesta Adat Lampung Pepadun

foto: lampung post/tri sujarwo

Tri Sujarwo

B

iaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit. Namun, budaya itu masih bisa kita jumpai di pelosok-pelosok Lampung, salah satu di Tiuh Bumiagung, Kecamatan Bumitinggi, Kabupaten Lampung Timur. Masyarakat yang tinggal di sini merupakan masyarakat Lampung dari marga Nuban yang termasuk dalam bagian Lampung Pepadun. Begawi merupakan pesta adat yang digelar saat pernikahan, biasanya diikuti dengan pemberian adok maupun penggambilan gelar suttan. Prosesi awalnya berupa lamaran yang juga menggunakan adat budaya Lampung. Sebelum memasuki rumah calon mempelai wanita, calon mempelai pria, dan rombongan harus melalui prosesi nettak appeng (memotong penghalang). Pemimpin rombongan yang mewakili pengantin wanita akan

menanyakan kepada pemimpin rombongan mempelai pria akan maksud dan kedatangan mereka. Biasanya maksud dan tujuan itu mereka bacakan dalam bentuk syair-syair Lampung. Selanjutnya, diadakan tukar-menukar sigeh pengunten yang berisi rokok ngangas, sirih, pinang, dan uang pengappah. Kain putih membentang seolah menjadi penghambat bagi rombongan calon pengantin pria yang kemudian dipotong menggunakan keris oleh calon pengantin pria. Barulah rombongan mempelai pria dipersilakan memasuki rumah calom mempelai wanita. Acara selanjutnya adalah lamaran dengan menggunakan adat Lampung. Prosesi dalam tradisi ini dinamakan nyerok ngekok. Me n u r u t H a j j a h L a t i f a h Thoiman gelar Settan Sembah Semergo, awalnya para kerabat wanita dari calon mempelai pengantin akan memasangkan cincing, kalung, dan gelar kepada mempelai wanita.

Setelah itu, ibu kandung calon mempelai laki-laki memasangkan kain selekap balak dengan motif jung sarat pada calon mempelai wanita. Kain itu dipasangkan menutupi tubuh calon mempelai wanita hingga sebatas pinggang. Kemudian, tali pengekok tego warno diikatkan pada pinggang calon mempelai wanita. Kain itu diikat supaya kain selekap balak tidak mudah terjatuh dan tetap berada dalam balutan tubuh mempelai wanita. Selanjutnya, pemasangan mendho wagho, tutup kepala berwarna putih yang dipasangkan di kepala menyerupai jilbab. Pemasangan mendho wagho diartikan sebagai tanda bahwa calon mempelai wanita telah diikat oleh calon mempelai pria. “Inilah urutan prosesi acara lamaran adat Lampung yang kerap disebut nyerok ngekok,� kata dia. Latifah Thoiman gelar Settan Sembah Semergo menambahkan selepas melalui acara lama-

ran adat Lampung, dilanjutkan dengan prosesi akad nikah yang dilaksanakan dengan tata cara syariat Islam. Barulah setelah itu dilanjutkan dengan prosesi mitar ibal serbo, sebuah tradisi pamitan kepada kedua orang tua sebelum mempelai wanita dibawa menuju rumah mempelai pria. Mempelai pria dan wanita kemudian duduk di singgasana pernikahan untuk melakukan tradisi mosok. Mosok merupakan tradisi menyuapi aneka makanan kepada kedua mempelai yang dilakukan oleh kerabat keluarga besar. Barulah setelah itu kedua orang tua lelaki dari kedua calon mempelai melakukan tari igel. Sebuah tarian yang menggerakkan jari tengah dengan gerakan yang sangat ringan. Selepas itu barulah kedua mempelai turun dari singgasana pernikahan dan langsung menuju rumah kediaman lelaki. Selama prosesi ini berjalan suara tembakan tampak mewarnai pesta adat itu. (KRAF)


7 23 Oktober 2014

P

ESTA adat masih terus berlanjut di kediaman mempelai pria. Menurut Tajudin Nur gelar Suttan Sang Bimojagat Rasobayo, ada beberapa acara yang masih terus digelar. Beberapa di antaranya nerimo temui agung anjak penumangan, ngedio pemadei rasan, cangget ngekughuk turun mandei, turun mandei, cangget mepadun munggah bumei, dan mepadun munggah bumei. Acara itu dilaksanakan sekitar 4—5 hari, pada saat siang maupun malam hari. “Acara begawi ini dilaksanakan secara turun-temurun dan masih lestari hingga kini,� kata dia. Pada malam hari biasanya digelar acara cangget. Pada pesta begawi pernikahan Garinca Reza Pahlevi dan Tisa Maharani Mantoni ini dilaksanakan dua kali cangget, yakni cangget ngekughuk turun mandei dan cangget mepadun munggah bumei. Acara cangget ini dilaksanakan selepas isya hingga subuh tiba. Gadis-gadis yang mewakili masing-masing suttan tampak duduk mashuk di singgasana bernama kuto maro. Mereka berbaris rapi dengan beberapa wanita yang duduk dibawahnya. Kuto maro merupakan singgasana khusus gadis yang akan melakukan cangget. Sementara itu, para mekhanai duduk berbaris rapi di sisi yang berbeda. Lelaki dan perempuan duduk terpisah. Saat tabuhan dimulai, sangat gadis akan berdiri berhadapan dengan gadis yang namanya disebutkan oleh pembawa acara. Kini, telah ada dua gadis yang saling berhadapan dan siap menari dengan menggerakan jari dan tangannya.

ekraf

Budaya

Rubrikasi ini dipersembahkan oleh: Pemprov Lampung

Pesta Adat yang Tetap Lestari Dua gadis yang berdiri berhadapan itu, menari di atas talam. Mereka menggenakan pakaian adat Lampung lengkap, jika siger yang mereka kenakan jatuh maka akan dikenai uang denda adat. Saat dua gadis saling berhadap sembari menari di atas talam, di sisi lainnya dua mekhanai pun saling menari berhadapan. Seolah mereka menunjukkan bisa menjadi yang terbaik. Gerakan-gerakan yang atraktif mereka tampilkan. Saat tabuhan berhenti, kedua penari itu berhenti dan duduk kembali di tempat semula. Acara itu terus berlangsung hingga para suttan turut menarikan tarian igel. Para suttan dengan pakaian kebesaran mereka, berdiri melingkar dengan menggerakan jari dan tangan mereka, pertanda igel telah dimulai. Acara ini terus berlangsung hingga subuh tiba. Pada siang harinya dilaksanakan acara turun mandei, para calon suttan diberi gelar bersama inggem-nya (istrinya). Acara ini berlangsung mulai siang hingga sore tiba. Calon suttan beserta istrinya akan naik ke singgasana dan menginjak kepala kerbau hingga jari kaki mereka dicuci di atas kepala kerbau. Barulah setelah itu mereka diberi gelar suttan. Puncak acara pesta begawi ditutup dengan dilaksanakannya mepadun munggah bumei. Reza dan adiknya mengambil gelar suttan yang kini diakui secara adat. Pada acara puncak ini para suttan di Bumiagung duduk di singgasana mereka masing-masing dengan tingkatan yang berbeda-beda. Setalah itu, Reza dikukuhkan menjadi suttan yang juga diakui secara adat. (TRI SUJARWO/KRAF)

foto: lampung post/tri sujarwo


8 23 Oktober 2014

ekraf

Corak

Rubrikasi ini dipersembahkan oleh: Pemprov Lampung

Beragam Sulaman untuk Pesta Adat

M

ASYARAKAT Pesisir Barat memiliki kekayaan kerajinan tangan yang banyak dipengaruhi budaya pesisir. Masuknya para pedagang asing melalui Pelabuhan Krui, yang kala itu ramai, turut memengaruhi wastra dan kerajinan tangan di Krui. Aneka motif yang dihasilkan melalui tangan-tangan terampil wanita Krui juga menjadi perpaduan yang unik dan tidak ada duanya. Kerajinan tangan dengan motif yang unik itu hingga kini masih terus tumbuh dan hidup di kabupaten pecahan Lampung Barat tersebut. Oleh karena itu, jangan heran jika kebudayaan di sini juga berkembang dengan baik, dengan nuansa yang begitu khas. Beberapa kerajinan tangan yang dikembangkan di Pesisir Barat, yakni sulaman penutup bantal, umbak-umbak pintu, kelambu, hiasan dinding, lelamak (penutup tudung saji), dan lelansa (hiasan pesta adat).

foto: lampung post/tri sujarwo

Selain itu, wanita-wanita Pesisir Barat juga terampil mengembangkan kerajinan permadi, seprai, hingga kasah (tikar). Aneka kerajinan itu berkembang tidak hanya di Krui, tetapi secara umum di Pesisir Barat. Nurmawati, salah satu perajin di Krui, menjelaskan dia membutuhkan waktu yang tidak sebentar membuat tutup pintu untuk acara pernikahan adat Lampung Saibatin. Ada beberapa bahan yang diperlukan, seperti kain beludru dan benang emas. Pemilihan warna kain beludru disesuaikan dengan selera perajin maupun pemesan. Selain itu, ditunjang juga dengan beberapa peralatan lainnya, seperti pemidang (alat untuk menaruh kain agar mudah saat disulam), benang merah, manikmanik, sekilip, dan cuban (tempat menaruh benang emas). “Peralatan yang dibutuhkan hampir sama dengan membuat kain tapis, tetapi tetap ada perbedaannya,� kata dia.

Nurmawati mengatakan awal untuk proses pembuatannya yaitu kain beludru dipotong sesuai ukuran yang akan kita buat. Kemudian, regangkan pada pemidang. Lalu, kaitkan pada perimpin (alat untuk meregangkan kain yang diletak mengelilingi keseluruhan kain beludru). Ke m u d i a n , l e takkan karbon di atas kain beludru yang akan disulam. L u k i s a n ke r t a s minyak ditaruh di atas karbon tersebut. Selanjutnya, kain itu disulam tangan sesuai dengan motif yang telah tertempel pada kain beludru. Sulaman menggunakan benang emas. (TRI SUJARWO/KRAF)


9 23 Oktober 2014

ekraf

Corak

Rubrikasi ini dipersembahkan oleh: Pemprov Lampung

Perpaduan Benang-Benang Emas

S

ULAMAN milik Nurmawati ini sangat rapi, mulai dari motif hingga penyulaman. Benang-benang emas itu tampak berpadu menjadi satu bagian yang begitu memikat mata. Aneka motif khas pesisir, yaitu kapal, ikan, serta motif alam seperti bunga, burung, dan lainnya, juga turut mewarnai dalam wastra Krui ini. Selanjutnya, kain di-lampis (dilapisi) benang merah dan renda. Biasanya renda dipasangkan pada bagian ujungnya, motif rendanya menggunakan renda kelak gerigi. Ada lima lampis yang turut dipasangkan dengan paduan warna ungu, merah hati, hitam, hijau, dan kuning. Kini, kain penutup pintu singgasana pelaminan siap digunakan dalam pesta adat. “Saya banyak membuat kain penutup pintu singgasana pernikahan, selain untuk anak kelak saat menikah, juga dijual,” kata dia. Nurmawati mulai belajar menyulam sejak umur 15 tahun. Dia belajar langsung dengan neneknya yang memang mahir menyulam. Lambat laun hasil karya begitu memuaskan. Hingga saat ini dia terus melestarikan kerajinan ini. Selain itu, wanita yang hobi memasak itu juga mengembangkan aneka sulaman untuk perlengkapan rumah tangga. Tutup bantal sofa menjadi bagian yang juga turut dia garap. Wanita itu dengan telaten membuat aneka sulaman dan terus mengembangkan motif-motif yang dirasa unik dan berbeda. Dahulu, yang digunakan adalah foto: lampung post/tri sujarwo

benang keranjang yang berwarna putih cerah. Warnanya tidak berubah, tahan lama dan makin lama harganya makin mahal. Namun, sayang benang keranjang kini tidak dijumpai lagi sehingga masyarakat sekitar beralih menggunakan benang emas. Namun, walaupun menggunakan benang emas, motif dan bentuk kerajinan khas Lampung ini masih tetap bertahan. Selain itu, Nurmawati juga mengembangkan sulaman kelambu untuk pernikahan yang biasanya diletakkan di dinding dan singgsana pernikahan. Aneka pernak-pernik penuh warna itu merupakan asli hasil tangannya sendiri. “Jari saya sampai tipis dan miring karena seriusnya nyulam sejak muda,” kata dia. Aneka kerajinan khas Pesisir Barat itu ternyata banyak diminati wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Bengkulu, Bandung, Jakarta, Palembang, Semarang, Surabaya, Bali, bahkan hingga turis asing dari Swiss. Biasanya mereka membeli kerajinan tangan berupa sulaman tutup bantal, tutup pintu singgasana pernikahan, hingga tikhai. Selain itu, tidak jarang di antara mereka ada juga yang membeli permadani. Permadani di sini biasanya digunakan sebagai alas duduk saat pernikahan maupun alas untuk meletakkan makanan. Selain itu, hiasan dinding dengan aneka motif juga banyak diburu para wisatawan. “Alhamdulilah, banyak wisatawan yang meminati kerajinan kami,” kata dia. (TRI SUJARWO/KRAF)


10 23 Oktober 2014

ekraf

Wisata

Rubrikasi Rubrikasi ini ini dipersembahkan dipersembahkan oleh:oleh: KotaPemprov Bandar Lampung Lampung

Pulau Pisang, Pesona Lain Pesisir Barat

foto: lampung post/tri sujarwo

MENYUSURI pantai-pantai di Pesisir Lampung tidak akan pernah ada habisnya. Berbagai kisah seru nan menarik akan ditorehkan kala berkunjung dari satu pantai ke pantai lainnya. Tri Sujarwo

P

rovinsi yang juga kerap dijuluki surganya pantai ini memiliki potensi pantai yang luar biasa. Selain jumlahnya yang banyak, pemandangan di setiap pantai yang dimiliki Lampung juga memiliki pesonanya tersendiri. Salah satu destinasi wisata yang kini tengah dilirik banyak wisatawan adalah Pulau Pisang. Pulau Pisang merupakan kecamatan yang terletak di Pesisir Barat. Ada enam pekon (desa) yang masuk wilayah ini, yakni Pekon Pasar, Sukadana, Labuhan, Sukamarga, Lok, dan Bandardalam.

Ada dua jalur alternatif yang bisa ditempuh para wisatawan saat ingin berkunjung ke daerah yang memiliki penduduk sekitar 1.000 jiwa ini. Jalur yang pertama melalui Dermaga Kualaselalau, Krui, yang bisa ditempuh menggunakan perahu (jukung). Waktu tempuhnya sekitar 1 jam perjalanan dengan biaya Rp30 ribu. Ombaknya tidak terlalu kuat, jika Anda beruntung, bisa melihat lumbalumba di lautan lepas saat melewati jalur ini. Sementara untuk jalur kedua, melalui Dermaga Tembakak, Pesisir Utara. Jarak tempuh Krui—Tembakak sekitar 40—60 menit perjalanan darat. Barulah menyeberang ke Pulau Pisang menggunakan jukung. Waktu tempuhnya sekitar 15 menit dengan biaya

Rp10 ribu/orang. Jika Anda menyeberang lewat Dermaga Tembakak, ombak lumayan besar akan menyambut Anda. Namun, Anda tidak perlu khawatir biasanya ada live jacket (pelampung) yang disiapkan untuk para penumpang. Pulau mungil nan eksotis ini memiliki beberapa spot unik yang harus Anda kunjungi saat berada di pulau yang memiliki luas 243 hektare ini. Salah satu spot yang banyak dikunjungi adalah Pantai Dermaga yang terletak di Pekon Pasar. Ada juga yang menyebut pantai ini dengan sebutan Pantai Pasar. Pantai berpasir putih halus membentang luas. Gradasi warna hijau toska dan biru muda menjadi perpaduan yang apik. Pemandangan makin sempurna dengan bersihnya lingkungan sekitar, tidak ada sampah-sampah yang berserakan. Semuanya bersih. Ada jembatan yang menjorok ke laut, biasanya pengunjung akan loncat dari sini untuk menyelami keindahan laut di pantai. Airnya begitu menye-

garkan. Ini merupakan salah satu spot yang cukup aman untuk berenang. Saat senja tiba suasana makin eksotis. Matahari dengan sinarnya yang jingga seolah ingin membenamkan dirinya ke lautan. Benar-benar eksotis. Menurut Kepala Pekon Pasar Wili Gustam gelar Datuk Bagindo Rajo, selain pantai Demaga, ada Batu Inton yang juga masuk wilayah Pekon Pasar. Spot yang satu ini merupakan salah satu spot yang hanya bisa dinikmati lewat pinggir pantai. Batu yang berkelap-kelip saat diterpa sinar matahari membuat batu ini dikenal dengan batu inton (intan). Konon, di sana ada batu intan yang sesungguhnya. Tidak sembarangan orang bisa mengambilnya. Namun, terlepas dari mitos-mitos setempat, Batu Inton tetap eksotis. Gua Liang terletak tidak jauh dari Batu Inton. Segerombolan kera ekor panjang akan banyak kita jumpai di sepanjang jalan yang menuju Gua Liang ini. Benarbenar perpaduan alam yang begitu lengkap. (TRI SUJARWO/KRAF)


11 23 Oktober 2014

ekraf

Fotografi

Rubrikasi ini dipersembahkan oleh: Pemprov Lampung

Batu Tiga, Alas Pantai yang Indah

S

ESAMPAI di gua yang masuk wilayah Pekon Bandardalam ini, kita akan disuguhi pemandangan laut lepas yang begitu eksotis. Batu-batu besar tampak jelas. Kita harus menuruni bebatuan terjal sebelum sampai di Gua Liang. Tidak butuh waktu lama, mulut gua bisa langsung kita lihat. Saat tiba di gua ini, akan bisa melihat Batu Inton yang ternyata bisa tembus lewat gua mungil ini. “Jarang wisatawan yang mengunjungi Gua Liang ini karena letaknya yang cukup tersembunyi di antara semak belukar,� kata Kepala Pekon Pasar Wili Gustam gelar Datuk Bagindo Rajo. Menurut Yaspin, salah satu tetua adat Pekon Pasar mengatakan spot lain yang harus Anda kunjungi saat mengunjungi Pulau Pisang adalah batu tiga yang terletak di Pekon Sukamarga. Spot yang satu ini masih satu jalur dengan lokasi Gua Liang berada. Batu tiga akan terlihat jelas saat kita menyusuri bagian kiri Pulau Pisang. Tiga batu besar tampak tersebar di bibir pantai pada spot yang satu ini. Lapisan bebatuan yang terbentuk secara alami tampak menjadi alas di pantai ini. Ombaknya pun cukup besar. Kita hanya bisa menikmati keindahan pemandangan di sini. Selain itu, saat sore tiba Anda juga bisa memancing di area tersebut. Satu hal yang cukup memudahkan para wisatawan saat mengunjungi

pulau, yakni kondisi jalannya yang telah dipaving block. Hal ini membuat wisatawan begitu menikmati spot-spot menarik yang tersebar hampir di semua pesisir Pulau Pisang. “Banyak spot menarik yang bisa kami kunjungi saat singgah ke pulau mungil ini,� kata dia. Spot lainnya yang banyak dikunjungi wisatawan, yaitu Batu Bughi (Ghuri), yang terletak di Pekon Labuhan. Satu pemandangan unik yang bisa kita temui di sini yaitu adanya bangkai kapal yang terdampar di pinggir pantai. Kapal dari Padang itu dulunya merupakan kapal pengeruk. Namun, karena ombak yang terlalu besar akhirnya kapal itu terdampar. Ini merupakan salah satu spot yang menarik untuk berfoto. Selain itu, pantai di sekitar sini juga termasuk pantai-pantai dengan panorama yang indah. Inilah beberapa lokasi menarik yang bisa jadi rekomendasi untuk Anda saat liburan ke Pulau Pisang. Jika Anda ingin menginap ada wisma yang bisa Anda kunjungi. Salah satunya Wisma Komala yang terletak di Pekon Pasar, tepatnya di Pasar Kampring. Harga sewa per malam Rp300 ribu dengan kapasitas enam orang. Sementara untuk menu makan dibandrol dengan harga Rp20 ribu/porsi dengan menu ikan. Namun, jika Anda ingin menginap di rumah warga, banyak rumah yang bisa dijadikan homestay. Selamat Berlibur. (TRI SUJARWO/KRAF)

foto: lampung post/tri sujarwo


12 23 Oktober 2014

ekraf

Santap

Mau Makan Enak?

De Rose Cafe Saja

K

OTA Bandar L ampung ternyata memiliki kafe yang menyediakan menu-menu spesial dengan harga yang sangat terjangkau. Selain menu yang bisa menggoyang lidah, kafe yang terletak di Jalan H.O.S. Cokroaminoto, Pahoman, ini juga menyuguhkan nuansa yang begitu nyaman. Barisan sofa aneka warna dan bentuk berpadu dengan tenda-tenda kayu berbentuk bulat melingkar. Biasanya setiap malam ada juga penampilan band dan penyanyi lokal yang juga turut mengisi stage yang disediakan secara cuma-cuma untuk mengembangkan para talenta di Lampung. Jadi, sambil menikmati suguhan menu yang spesial kita juga dihibur dengan musik-musik yang menambah romantis makan malam Anda.

Kafe milik Deddy Indrianto ini memiliki aneka menu, mulai dari Western, Asian, Chinese, hingga Indonesian foods. Beberapa menu yang banyak diincar pengunjung, yakni steik, sosis, iga bakar spichy, mie hot plate, kwetiau siram sapi, dimsum, bebek dower, nasi ayam depe, hingga nasi goring jupe. Pengunjungnya pun bervariatif, mulai anak sekolahan hingga ekskutif muda. Selain itu, kafe ini juga bisa dijadikan setiap tempat arisan, reuni, acara ulang tahun, seminar, mini konser, hingga kegiatan-kegiatan sosial. Benar-benar kafe yang bisa memadukan segala hal. Selain menikmati menu-menu yang memang pas di lidah orang Indonesia, kafe yang satu ini juga sangat rekomendid untuk berbagai kegiatan.

Selain itu, kafe milik dari suami Rossy Hersia ini juga menyediakan aneka minuman dengan harga terjangkau, seperti aneka milkshake aneka rasa seperti green tea, tiramisu, bubble gum, pepper mint, hazelnut, vanila, dan lainnya. Harga yang ditawarkan hanya Rp10 ribu per cupnya. Selain itu, ada mi gila dengan aneka variasi dan tingkat kepedasan yang berbeda, seperti mi gila aja, mi gila bangetz, dan mi gila drakula. Menu-menu ini dibanderol dengan kisaran harga Rp12 ribu hingga Rp18 ribu. Menurut Deddy Indrianto, kafenya juga menyediakan aneka menu combo, soul mate, dan double date. Menu combo yang ditawarkan setiap paket berkisar antara 6—10 orang dengan

harga antara Rp299 ribu hingga Rp399 ribu. Sementara itu, menu soulmate dan double date, masing-masing dibanderol dengan harga Rp69 ribu dan Rp109 ribu. Ayah dari Rafael dan Pierche ini menambahkan ada juga menu incaran hampir semua kalangan, yakni nasi ayam depe dan nasi goreng jupe yang dibanderol dengan harga Rp18 ribu/ porsinya. Selain itu, Anda akan mendapatkan bonus es teh manis jika membeli salah satu di antara kedua menu ini. Namun, ada satu suguhan yang menjadi menu favorit di kafe ini, yaitu iga bakar spichy dan sop buntut dengan harga Rp36 ribu hingga Rp45 ribu. “Pengunjung selain mencari depe dan jupe, banyak juga yang mencari iga bakar spichy ini,� kata dia. (TRI SUJARWO/KRAF)

foto: lampung post/tri sujarwo


13 23 Oktober 2014

ekraf

Resep

Taum Iwa Sua Kelapa M ASAKAN menjadi identitas suatu daerah yang akan senantiasa dikenang saat mengunjungi suatu daerah. Lampung yang terletak di daerah pesisir pantai memiliki banyak olahan menu yang begitu memikat. Aneka kuliner itu banyak dipengaruhi daerah pesisir dengan aneka hasil laut yang beraneka ragam. Krui, salah satu daerah pesisir di Lampung juga memiliki masakan khas yang patut Anda cicip saat berkunjung ke sana. Taum iwa sua kelapa demikian masyarakat di sana mengenalnya. Masyarakat di luar sana mengenalnya dengan sebutan pepes ikan. Namun, pepes ikan khas Krui ini tiada duanya. Rasa dan aroma hidangan yang satu ini benar-benar khas dengan olahan bumbu yang sangat lembut. Menu yang satu ini sangat cocok disantap dengan nasi putih, sambol dilan (trasi), dan sayur asem. Taum sendiri banyak dijual di rumah makan maupun pasar tradisional di Krui, salah satunya adalah Pasar Terminal Way Battu yang banyak menjual taum dengan harga Rp3.000—Rp10 ribu. (TRI SUJARWO/KRAF)

Bahan–bahan : - Ikan mancila - Kelapa

- Cabik (cabai) - Kencur - Bawang merah dan bawang putih - Kemangi - Bulung kayu gakha (daun salam)

Cara pembuatan : - Bumbu-bumbu yang terdiri dari cabai, kencur, bawang merah, bawang putih dihaluskan dan campurkan parutan kelapa, aduk hingga merata. - Masukan ikan mancila ke dalam daun pisang yang telah dibersihkan dan campur dengan bumbu halus - Baluri ikan mancila dengan bumbu halus secara merata serta tambahkan daun salam dan daun kemangi di atasnya. - Rapikan daun pisang sebagai pembungkus serta lipat berbentuk memanjang dengan dikaitkan lidi kecil pada kedua ujungnya. - Kukus taum (pepesan) selama 30 menit menggunakan kayu bakar maupun kompor gas. - Angkat taum dari kukusan dan bakar selama 15—20 menit agar mendapatkan rasa yang maksimal.

foto: lampung post/tri sujarwo

- Taum iwa sua kelapa siap dihidangkan.


14 23 Oktober 2014

ekraf

Asri

Rubrikasi ini dipersembahkan oleh:oleh: PemdaLampung Pemprov Lampung Barat

Eksotisme Rumah Panggung Lampung LELAKI paruh baya itu duduk di serambi rumahnya yang berbentuk panggung. Tidak berapa lama dia berbincang dengan seorang lelaki yang juga duduk di serambi, tetapi berbeda rumah. Tri Sujarwo

R

umah-rumah di sini tampak berbeda dengan rumah-rumah pada umumnya. Hampir semua masyarakat di sini memiliki rumah berbentuk panggung dengan berbagai fungsi. Dua lelaki itu saling bercakap di serambi dari masing-masing rumah panggung mereka. Itulah sedikit gambaran mengenai kehidupan masyarakat Lampung di Pekon Balak, Kecamatan Sekalabrak, Kabupaten Lampung Barat. Masyarakat di sini pada umumnya membuat rumah berbentuk panggung. Ini merupakan warisan turun-temurun dari tetua-tetua sebelumnya.

Masyarakat di Pekon Balak juga masih banyak membuat rumah panggung baru. Namun, tidak sedikit pula, rumah-rumah panggung di pekon mungil itu telah berusia ratusan tahun. Selain rumah yang berbentu panggung, masyarakat Lampung juga memiliki berbagai ornamen yang begitu khas di rumah mereka. Ornamen khas Lampung itu tidak hanya melekat pada bagian dalam rumah, pada tiap-tiap tiang penyangga bangunan juga kerap diberi sentuhan ornamen khas Lampung. Beberapa ornamen yang banyak digunakan yakni motif kapal. Motif ini paling banyak digunakan tidak hanya dalam bidang wastra semata. Namun, dalam hal hunian masyarakat Lampung juga kerap

mengombinasikannya. Biasanya motif kapal dengan bentuk yang unik memanjang dipasang sebagai hiasan dinding. Ini menjadi salah satu kekhasan yang dimiliki oleh Lampung. Pasalnya, ornamen motif kapal banyak pula digunakan pada kain tapis, bangunan-bangunan di sudut kota Bandar Lampung juga banyak dihiasai motif kapal. Tentunya saat motif kapal dimasukkan ranah hunian, masyarakat akan dengan cepat mengenal bahwa itu motif khas Lampung. Ornamen dengan motif kapal tidak banyak dijumpai di Indonesia. Masyarakat Lampung telah sejak dahulu menggunakan ornamen dengan motif kapal sejak zaman dahulu pada bangunan rumah mereka. (KRAF)

foto: lampung post/tri sujarwo


15 23 Oktober 2014

ekraf

Asri

Rubrikasi ini dipersembahkan Pemprov Lampung oleh:oleh: Pemda Lampung Barat

Ornamen Kapal dan Pucuk Pakis

R

UMAH panggung masyarakat Lampung kini juga banyak ditemui dengan berbagai motif, tidak hanya kapal. Motif lainnya yang juga banyak dipakai yakni motif yang mirip dengan pucuk pakis. Ornamen berbentuk garis yang melingkar-lingkar hampir merata digunakan di Lampung. Rumah-rumah panggung juga banyak dihiasi dengan motif seperti pucuk pakis ini. Biasanya motif jenis ini disematkan pada tiang-tiang penyangga rumah panggung. Pada tiap tiang setidaknya ada 2—3 motif seperti pucuk pakis ini. Tidak mengherankan jika motif seperti pucuk pakis ini termasuk salah satu yang paling tua. Rumah-rumah panggung yang saya temui di beberapa kampung tradisional di Lampung memang memiliki keunikannya tersendiri. Biasanya rumah-rumah panggung itu memiliki benda-benda tua nan langka. Ini menjadi daya tarik tersendiri pada setiap rumah panggung. Keramik-keramik peninggalan zaman dahulu juga kerap dipajang di

foto: lampung post/tri sujarwo

ruang tamu. Sementara benda-benda ukiran khas Lampung juga kerap dipajang di dinding rumah. Kain-kain tua seperti kain inuh, kain tapis, serta kaligrafi kain tapis juga kerap dipajang yang makin menambah keunikan rumah panggung. Lampu-lampu zaman dahulu juga biasanya masih terpajang walau tidak digunakan lagi. Inilah yang menjadi daya tarik tersendiri pada setiap rumah panggung. Benda-benda dan hiasan dinding yang terpajang di sana biasanya usianya hampir sama dengan pembuatan rumah panggung itu. Keunikan lain dari rumah panggung ini adalah banyaknya jendela. Biasanya rumah panggung memiliki banyak jendela. Hampir bagian depan rumah panggung itu semuanya jendela yang masih memiliki kegunaan hingga saat ini. Dalam setiap rumah panggung biasanya bisa memiliki jendela berjumlah 10—15 jendela. Selain sebagai tempat keluar masuknya udara, jendela ini juga makin menambahkan keunikan rumah panggung. Pada umumnya rumah

panggung terbuat dari kayau merbau maupun tenau, sehingga mulai dari pintu, jendela, hingga lantai, semuanya terbuat dari kayu. Namun, kini masyarakat mulai memodifikasi, pada bagian atas terbuat dari kayu, sedangkan pada bagian bawahnya biasanya menggunakan tembok. Rumah panggung ini cederung tahan terhadap gempa dan bahaya alam lainnya, seperti banjir. Terlepas dari itu semua, rumah panggung merupakan warisan budaya leluhur yang harus terus dipertahankan. Rumah panggung Lampung ini juga merupakan salah satu bangunan yang turut memperkaya khazanah budaya bangsa. Inilah keunikan rumah panggung Lampung yang harus terus kita lestarikan. Rumah-rumah panggung ini tidak hanya sekadar hunian semata. Namun, merupakan tempat mewariskan adat dan budaya. (TRI SUJARWO/KRAF)


16 23 Oktober 2014

ekraf

Agenda

Rubrikasi ini dipersembahkan oleh: Pemprov Lampung

Lampung Raih 2 Upakarti

Hesma Eryani

M

ENTERI Perindustrian M.S. Hidayat memberikan 165 penghargaan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pengembangan industri nasional, di Ruang Garuda, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (15/10). Penghargaan terdiri atas penghargaan Cinta Karya Bangsa, Upakarti, penghargaan Industri Hijau, penghargaan Rintisan Teknologi Industri, penghargaan Desain Produk Terbaik Indonesia, dan penghargaan Kreasi Prima Mutu. Penghargaan Upakarti diberikan kepada masyarakat yang aktif melakukan kegiatan pengembangan industri kecil dan menengah. Penghargaan itu meliputi penghargaan jasa pengabdian 9 penerima, penghargaan jasa kepeloporan (9), dan penghargaan jasa kepedulian (10). Perajin dan pengusaha Lampung meraih Upakarti 2014 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Penyerahan penghargaan direncanakan sebelum SBY mengakhiri masa tugasnya sebagai Presiden. Kepastian kedua perajin meraih penghargaan tertinggi bidang kepeloporan itu berdasar Surat Keputusan Kementerian Perindustrian RI No. 603/M-IND/Kep/10/2014, tentang Penghargaan Upakarti 2014 yang dikirimkan ke Dekranasda Provinsi Lampung. Ketua Dekranasda Lampung Aprilani Yustin Ficardo mengatakan SK tanggal 6 Oktober 2014 itu menyebutkan untuk penerima Upakarti Jasa

Kepeloporan 2014 ada 9 orang/lembaga dari seluruh Indonesia yang menerima. “Dua berasal dari Lampung dan ini sangat membanggakan kami,” kata Aprilani, Rabu (8/10). Dia juga menjelaskan penerimaan Upakarti dari Lampung tahun ini diraih LKP Siger Roemah Batik, bidang industri batik, yang akan diterima Lailla Alkhusnah. Penerima lainnya, kata dia, Siti Muntamah dari Punggur, Lampung Tengah, untuk bidang industri makanan dan minuman. “Siger Roemah Batik adalah binaan Dekranasda Lampung. Ini prestasi kedua Lampung dalam waktu kurang dari satu bulan. Sebelumnya, kami berjaya memperkenalkan ukiran Lampung dan Tapis di Istanbul, Turki, atas nama Agus Suprayoga dan Raswan,” kata Ketua TP PKK Provinsi Lampung itu. Sementara Lailla Alhusnah, saat dihubungi, kemarin, mengucapkan terima kasih kepada semua warga Lampung yang sudah memberikan suport hingga dia berhasil meraih penghargaan nasional itu. “Ini bukan hanya keberhasilan bagi saya, melinkan keberhasilan semua warga Lampung. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus Dekranasda Lampung yang sudah memberikan dukungan moril dan materil,” kata dia, kemarin. Alkhusnah berharap agar penghargaan ini memacu perajin-perajin Lampung untuk terus berkarya dan menjadikan Lampung makin dikenal di tingkat nasional dan internasional. “Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Lampung yang sudah peduli dengan perkembangan batik tulis khas Lampung,” kata dia. (HESMA ERYANI/LUKMAN HAKIM/KRAF)

foto: lampung post/Zainuddin


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.