Lampung Post Edisi 18 Juli 2011

Page 1

±

±

CMYK

CMYK

Terbit Sejak 1974 Harga Eceran Rp3.000/Eks Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693

Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

Hlm. 9

±

±

Hlm. 17

Hlm. 16

Lampung perlu memetakan sentra buah di daerah.

Argentina tersingkir dari Copa America 2011.

Intan Nuraini ingin menjadi guru taman kanak-kanak.

www.lampungpost.com

±

Senin, 18 juli 2011 | No.12146 | TAHUN XXXVi | 24 HALAMAN

DINAMIKA MASYARAKAT LAMPUNG

BURAS

H. BAMBANG EKA WIJAYA

Pemerintahan Sudah Berhenti!

±

“BANGSA itu punya orang atau penguasa formal, seperti presiden atau gubernur, tapi tak memiliki pemimpin sejati! Ada pemerintah, tetapi perintahnya sudah tidak dipatuhi sehingga bisa dikatakan pemerintahan sudah berhenti!” Umar mengutip orasi Buya Syafii Maarif di ultah ke-60 Surya Paloh di Gedung Perintis Kemerdekaan, Jakarta, Sabtu. (Kompas, 17-7) “Pemimpin di negeri ini absurd, lanjut Buya. perintah 50% tak dijalankan. Jangan mengeluh, dong. Kenapa ini, apa penyebabnya? Apa perintahnya-tak masuk akal atau anak buahnya tidak patuh lagi. Kalau anak buah sudah tidak patuh, bisa dikatakan, kepemimpinan sudah berhenti!” “Menurut Kompas, pernyataan Buya itu mengait ucapan Presiden SBY pada sidang kabinet baru-baru ini, bahwa pelaksanaan instruksi presiden capaiannya kurang dari 50%!” timpal Amir. “Namun, Se­ kretaris Kabinet Dipo Alam berkilah, dari 761 arahan atau instruksi presiden, lebih dari 70% dilaporkan ditindaklanjuti!” “Selain 30% tak dipatuhi, ditindaklanjuti tak berarti masalahnya diselesaikan tuntas!” tukas Umar. “Contohnya tumpukan truk di Merak dan Bakauheni! Saat Presiden SBY memerintahkan agar diatasi, dalam waktu singkat tumpukan truk cair! Tetapi tindak lanjut itu bukan menyelesaikan tuntas sampai akarnya, cuma seperti aspirin menghilangkan rasa sakit sejenak! Tumpukan truk kini kumat, bahkan lebih parah lagi!” “Kalau terjebak di tengah tumpukan truk yang berhari-hari antre tak kunjung mendapat giliran naik kapal, amat terasa yang ditegaskan Buya, pemerintahan sudah berhenti!” timpal Amir. “Tak ada pelayanan publik yang benar dan sungguh-sungguh untuk menciptakan kelancaran arus ekonomi selayak di negeri yang berpemerintahan! Di jebakan tumpukan truk itu, preman bermain gaya bebas seperti di negeri tak bertuan!” “Masalah teknis seperti di Merak-Bakauheni saja tak bisa diselesaikan tuntas itu, relevan dengan penegasan Buya kepemimpinan menjadi sangat krusial terutama untuk mengatasi banyak masalah bangsa—yang tak sekadar teknis lagi--seperti korupsi!” tegas Umar. “Kata Buya, jangan hanya bilang kita hunuskan pedang melawan korupsi, tetapi pedangnya disarungkan lagi! Dengan itu bangsa ini tengah menuju kegagalan dalam melawan korupsi—dan banyak masalah lain—karena kepemimpinan yang tidak tegas!” “Mengatasinya, hunus kembali pedang melawan korupsi, tangkap Nazaruddin!” timpal Amir. “Mesin pemerintahan yang macet tak mematuhi perintah, ganti onderdilnya! Jelas jebol, dibiarkan!” ***

OASis

Garam dan Stres

±

KANDUNGAN garam dalam tubuh dapat mengurangi jumlah hormon penyebab stres dan meningkatkan produksi oxytocin, hormon yang memicu perasaan puas dan bahagia. Hal ini terungkapkan dalam studi peneliti dari University of Cincinnati, Ohio, AS, belum lama ini. “Mengonsumsi garam memiliki efek seperti obat-obatan atau opium. Otak kita segera membentuk mood positif setelah kandungan garam dalam tubuh meningkat. Garam memicu formasi senyawa protein atau hormon yang memberikan kita rasa puas,” jelas Eric Krause yang memimpin studi itu. Dalam studi yang dirilis di Journal of Neuroscience ini, Krause menyarankan mereka yang sedang stres mengonsumsi kentang goreng, keripik, dan kudapan bergaram lainnya, tapi tidak berlebihan. “Kudapan yang mengandung garam membuat orang-orang cepat haus sehingga minum banyak air. Situasi ini juga berperan dalam proses meredakan stres,” katanya lagi. (MI/U-1)

n ANTARA/YUDHI MAHATMA

HARI LAHIR NAHDATUL ULAMA. Ribuan warga Nahdatul Ulama (NU) menghadiri peringatan hari lahir ke-85 NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (17-7).

NU Pengawal Terdepan NKRI JAKARTA (Lampost): Di tengah ancaman sebagian kalangan yang ingin mengganti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi negara agama, Nahdlatul Ulama (NU) tampil ke depan. Organisasi massa Islam terbesar di Tanah Air itu menegaskan NKRI adalah negara kebangsaan, bukan negara agama. Penegasan itu disampaikan Ketua Umum PBNU K.H. Said Aqil Siradj da­ lam pidatonya saat puncak peringat­an harlah ke-85 NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (17-7). “NU memandang negara Indo­ nesia bukanlah negara agama, negara etnik, atau negara sekuler, tetapi ne­ gara kebangsaan,” ujarnya. NU, kata Said Aqil, ikut menjaga ke­ lestarian NKRI yang berdasarkan pada Pancasila. Tidak terlintas sedikit pun dalam benak para ulama NU berikut pengurus NU di semua jajaran untuk mengubah dasar negara tersebut. Terkait dengan maraknya radikal­ isme yang mengatasnamakan agama, Said Aqil menyatakan NU adalah or­ ganisasi yang selalu memilih jalan te­ ngah, tidak ekstrem, dan mendukung politik yang stabil. Tak hanya saat ini, lanjut Said, sepanjang perjalanannya, NU tidak pernah berbuat onar atau bahkan memberontak pada negara. Menurut Said Agil, NU mendukung 100% kebijakan-kebijakan pemerintah yang prorakyat. Namun, sebaliknya, jika pemerintah melakukan penyim­ pangan, NU akan melakukan kritik. NU hadir untuk mempersembahkan

Islam yang menjadi berkah bagi umat manusia dalam kehidupan masyarakat. “Bukan Islam yang radikal, ekstrem, dan terorisme,” kata Said Agil. Minta Dukungan Bertepatan dengan harlah ke-85 NU, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan kesempatan untuk ber­ pidato. Salah satunya, yakni meminta dukungan untuk membuat kondisi politik Indonesia stabil.

NU memandang negara Indonesia bukanlah negara agama, negara etnik, atau negara sekuler, tetapi negara kebangsaan “Kita harus semakin bersatu, bukan membuat politik makin tidak stabil, situasi makin panas, apalagi bila kita terpecah belah dan saling bermusuhan satu sama lain,” ujar Yudhoyono seraya mengatakan sikap dan tindakan sejum­

TEMUAN BPK

Unila-Polinela Tertibkan Rekening Liar

lah pihak yang tidak sesuai hanya akan membuat suasana makin keruh. Ia menyambut baik sikap NU yang tetap berdampingan dengan pemerin­ tah, tetapi akan mengkritisi bila kebi­ jakan pemerintah tidak sesuai dengan kepentingan rakyat. Ironisnya, di saat SBY berpidato, se­ bagian besar nahdliyin yang awalnya memenuhi tempat duduk di dalam stadion, telah keluar dari lokasi acara. Hanya ada beberapa sektor saja yang terisi, yakni tribune VIP dan sektor 1924. Sementara sektor lainnya kosong. Ratusan ribu warga NU hadir di GBK sejak pukul 07.00, bahkan pukul 10.00 seluruh tribune bagian bawah stadion terisi penuh. Karena kelamaan dan mungkin gerah di dalam stadion, sekitar pukul 11.30 massa sudah mulai meninggalkan stadion. Sebelum SBY berpidato, Ketua Panitia Harlah As’ad Said Ali meminta maaf atas bubarnya sebagian besar hadirin. “Bapak Presiden, kami mohon maaf karena peserta sudah berkurang. Banyak yang membawa anak-anak kecil. Mungkin juga salat dan gerah berada di dalam sehingga keluar,” ujar As’ad yang juga menjabat Wakil Ketua Umum PBNU. Hadir dalam harlah ke-85 NU ini, SBY didampingi Ibu Negara Ani Yu­ dhoyono. Sejumlah menteri Kabinet In­ donesia Bersatu KIB juga tampak hadir, seperti Menteri Agama Suryadharma Ali, Menakertrans Muhaimin Iskandar, dan Mendiknas M. Nuh. (MI/U-1) GP ANSOR... Hlm. 7

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Uni­ versitas Lampung dan Politeknik Negeri Lampung (Polinela) memiliki rekening liar senilai Rp112,83 miliar. Berdasarkan temuan Badan Peme­ riksa Keuangan (BPK), Unila memiliki satu rekening liar senilai Rp8,34 juta dan Polinela memiliki dua rekening liar senilai Rp104,49 juta. Dengan demikian, jumlahnya mencapai Rp112,83 miliar. “Memang benar itu. Ada dua rekening liar di institusi kami,” kata Direktur Po­ linela Ridwan Baharta, Minggu (17-7). Ia menjelaskan rekening liar ini meru­ pakan persoalan tertib administrasi dan secara prinsip keuangan tidak merugikan keuangan negara. Hanya secara adminis­ trasi keuangan memang tidak bisa dibe­ narkan. “Dua rekening yang dikategorikan liar tersebut berada pada dua bank, yakni Bank Lampung dan Bank BNI 46 dengan nilai nominal Rp104,49 juta. Keduanya sedang dalam proses untuk didaftarkan ketika pemeriksaan,” ujarnya. Hal senada disampaikan Rektor Unila Sugeng P. Harianto. Rekening liar di Unila ada di salah satu fakultas dan tanpa sepengetahuan universitas. “Hari Senin (hari ini) kami akan panggil pihak fakultas untuk ditertibkan,” kata Sugeng. Sebelumnya, Menteri Pendidikan Nasional M. Nuh mengakui adanya 43 rekening liar di kementerian yang dipimpinnya. Menurut Nuh, sebanyak 43 rekening liar itu berasal dari 1.200 rekening yang terdapat di Kemendiknas dan tersebar pada beberapa unit, salah satunya adalah perguruan tinggi negeri (PTN). (UNI/MG1/U-1)

± ANALISIS PILKADA

Golkar Tetapkan Pasangan Calon saat ‘Injury Time’ BANDAR LAMPUNG—Pilkada tiga daerah otonomi baru (DOB) di Lampung tahun ini membawa beberapa kejutan. Satu di antaranya penetapan calon Gol­ kar di Tulangbawang Barat dan Mesuji. Di dua kabupaten baru itu, Golkar menetapkan calon pada saat-saat men­ jelang penutupan pendaftaran. Sebagai pemilik tiga kursi di DPRD Tuba Barat, Golkar sebenarnya punya posisi tawar yang baik. Namun, jumlah kursi bukan jaminan. Awalnya, Golkar mendukung Frans Agung Mula Putra sebagai calon bupati (cabup). Dukungan Golkar ke Frans termasuk yang paling awal dibandingkan partai lain. Ketua DPD I Golkar Lampung M. Alzier Dianis Thabranie pada 27 Januari 2011 dalam jumpa pers di kantor DPD I menga­takan di Tuba Barat Golkar berkoali­ si dengan PAN mengusung Frans.

±

CMYK

±

CALON GOLKAR DALAM PILKADA 3 DOB 2011 Pringsewu

Tuba Barat

1 Calon Bupati Ririn Kuswantari Cawabup Subhan Effendi

Mesuji

2 Calon Bupati Bachtiar Basri Cawabup Umar Ahmad

3 Calon Bupati Suprapto Cawabup Daryanto Dahlir Data Diolah Lampung Post, Grafis: Jads

Semula tidak terdengar kabar Golkar hendak mengajukan kadernya sebagai pendamping Frans. Namun, setelah Ahmad Rio Teguh terpilih sebagai Ketua DPD II Tuba Barat menggantikan Azwar Yacub, Golkar menyodorkan Rio sebagai calon wakil bupati (cawabup) pendamp­ ing Frans. Padahal saat itu sudah tersiar kabar Frans sedang menunggu keputusan

±

DPP PDIP yang akan merekomendasikan Samsul Hadi, ketua DPC PDIP Tuba Barat, sebagai cawabup pendampingnya. Akhirnya Frans memang menggandeng Syamsul Hadi. Menyusul penolakan Frans itu, Golkar mencabut dukungan dan ber­ encana meng­alihkan dukungan ke Putra Jaya Umar yang telah resmi menggandeng Subroto.

Sempat juga dikabarkan Golkar akan mendukung Bachtiar Basri dengan syarat Bachtiar bersedia menerima kader Golkar sebagai cawabup. Na­ mun, Bachtiar tidak goyah. Ia tetap mempertahankan Umar Ahmad sebagai cawabup pendampingnya. Pasangan Putra Jaya-Subroto ternyata juga tidak goyah. Putra menawarkan Golkar mem­ bayar kompensasi Rp50 miliar jika ingin menggeser Subroto sebagai cawabup. Pada saat-saat terakhir pendaftar­an calon di KPU Tuba Barat, Golkar mem­ berikan dukungan kepada Bachtiar­U m a r . G o l k a r g a g a l m e m a s a n g kadernya sebagai cawabup. “Kami mendukungan pasangan Bachtiar Basri-Umar Ahmad. Kami siap meme­ nangkan pasangan itu,” kata Ahmad Rio Teguh. (WAHYU PAMUNGKAS/U-1) SUPRAPTO... Hlm. 7

CMYK

±


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Lampung Post Edisi 18 Juli 2011 by Lampung Post - Issuu