Lampung Post Edisi 21 Mei 2011

Page 1

Terbit Sejak 1974 Harga Eceran Rp3.000/Eks Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693

Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

Hlm. 5

Hlm. 16

Hlm. 17

Wawancara reporter cilik dengan Kapolda Lampung Brigjen Sulistyo Ishak.

Katy Perry membatalkan konser di Jakarta International Teen Festival.

Raul Gonzalez siap membela kembali Timnas Spanyol.

www.lampungpost.com

SABTU, 21 MEI 2011 | NO.12088 | TAHUN XXXVI | 24 HALAMAN

DINAMIKA MASYARAKAT LAMPUNG

PERSEPAKBOLAAN

BURAS H. BAMBANG EKA WIJAYA

Kongres PSSI Bubar

Generation Gap Elite Era Revolusi dan Reformasi! APA bukti adanya gap̶perbedaan karakter dan sikap-tindak̶ antara elite generasi era perjuangan mencapai kemerdekaan, elite pejuang revolusi mempertahankan kemerdekaan bangsa, dan elite generasi era reformasi? tanya Umar. Elite era perjuangan kemerdekaan dan revolusi masuk penjara atau gugur di medan juang demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa, sedang elite era reformasi ramai-ramai masuk penjara akibat korupsi, serakah mau enaknya sendiri! jawab Amir. Saking banyaknya elite korupsi, dibuat penjara khusus buat koruptor! Itu pun, yang masuk penjara sesungguhnya hanya sebagian kecil saja dari semua koruptor yang telah merampas segala bentuk hak rakyat atas materi dan kesempatan untuk hidup sejahtera menikmati kemerdekaan bangsa! timpal Umar. Sebab, orang terjerat jadi tersangka korupsi sebagian besar hanya karena sedang sial, atau ANTARA/WIDODO S. JUSUF

karena ada konspirasi yang menjerumuskan dirinya, atau karena terlalu serakah makan sendiri hingga ada yang tak kebagian lalu

HARDIKNAS DAN HARKITNAS. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wapres Boediono, Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan Ibu Herawati Boediono bersama para

melapor! Bagaimana bisa terjadi gap sedemikian drastis, generasi pejuang

pendukung pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta, Jumat (20-5) malam.

diganti oleh generasi koruptor? tegas Amir. Perubahan yang sangat kontras! Rumusan korupsi itu abuse of power, penyalahgunaan kekuasaan! jawab Umar. Dan itu mulai dilakukan pada periode akhir Orde Lama, kemudian berlanjut sepanjang Orde Baru! Gerakan reformasi yang dilakukan mahasiswa sebenarnya suatu kontrakultur dari tradisi korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan sepanjang Orde Baru itu! Orde Baru tumbang, tapi mahasiswa pendongkelnya tak punya orientasi dan ambisi kekuasaan! Ini menjadi peluang kalangan politisi yang kemudian membajak reformasi dari mahasiswa dan euforia melampiaskan ambisi kekuasaannya, sampai-sampai semua jalur rekrutmen kepala negara dan kepala daerah hanya bisa lewat partai politik̶yang terakhir ini sudah dikoreksi! Rupanya, menerima kekuasaan hasil perjuangan mahasiswa seperti makan pisang bekubak̶sudah dikupaskan kulitnya̶kalangan politisi dan semua sektor kekuasaan jadi lupa daratan, generasi korupsi hadir justru sebagai buah reformasi yang mulanya dimaksudkan mahasiswa kontrakultur buat abuse of power Orde Baru! timpal Amir. Masalahnya, bagaimana kita bisa kembali ke semangat atau jiwa reformasi sejati dari mahasiswa yang antikorupsi itu? Tegakkan hukum secara sungguh-sungguh! tegas Umar. Terutama terhadap korupsi dalam arti abuse of power agar politisi tak seenaknya sendiri lagi. ***

KURS

Rp8.535/dolar AS Jumat, 20 Mei 2011 Sumber BI

OASIS

Kurangi Rasa Sakit SAAT merasakan ada yang sakit di tubuh, cobalah untuk menyilangkan kedua tangan Anda di dada. Menurut hasil riset ilmuwan dari University College London (UCL), dengan menyilangkan tangan di dada akan membingungkan otak, dan itu membantu mengurangi rasa sakit. Biasanya kita menggunakan tangan kiri untuk menyentuh bendabenda di sebelah kiri atau tangan kanan untuk benda-benda di kanan, ujar periset dari Fakultas Fisiologi, Farmakologi, dan Saraf UCL, Giandomenico Iannetti, kemarin. Namun, dengan menyilangkan dua tangan akan terjadi konflik antara dua peta otak, yaitu terhadap respons tubuh dan dunia luar. Biasanya peta otak untuk respons tubuh dan dunia luar bekerja bersamaan. Terjadinya konflik dua peta otak itu mampu mengurangi rasa sakit. (MI/U-1)

Presiden SBY: Jaga Kerukunan Lampung JAKARTA (Lampost): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan warga Lampung agar tetap menjaga kerukunan di tengah kemajemukan. Berbagai perbedaan justru menjadi modal dasar untuk mencapai kemajuan. Presiden SBY secara khusus menyampaikan pesan tersebut saat bersama Ibu Ani Yudhoyono diwawancarai reporter cilik Lampung Post di Istana Negara, Rabu (18-5) lalu. Wawancara khusus itu bagian dari program Lampung Post untuk memaknai Hari Pendidikan Nasional (2 Mei 2011) dan Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei 2011). “Lampung daerah yang sangat dinamis dan masyarakatnya majemuk. Hampir seluruh suku dan agama ada di Lampung. Suku Lampung, Jawa, Bali, dan lainnya hidup berdampingan secara rukun. Mereka punya tujuan yang sama untuk membangun Lampung,” ujarnya. Jika sejak masa kecil dibiasakan hidup toleran seperti di Lampung, kata SBY, niscaya tidak akan terjadi benturan seperti yang terjadi di daerah lain. “Agama berbeda, suku berbeda, kultur juga berbeda. Hiduplah yang rukun satu sama lain. Lampung kaya dengan adat istiadat dan budaya. Tradisi ini tolong dijaga,” kata mantan Pangdam II Sriwijaya (1996—1997) itu. Untuk anak-anak Lampung, SBY berpesan agar di tengah zaman yang terus berubah tetap berusaha menggapai citacita di berbagai bidang. “Gantungkanlah

cita-cita setinggi langit untuk membangun negeri ini. Cita-cita itu harus diraih. Pada saatnya nanti kalian akan menjadi putraputri terbaik bangsa,” kata dia. Kebangkitan Nasional Terkait peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional, Presiden SBY mengatakan pembangunan pendidikan tidak hanya diarahkan kepada kecerdasan ilmu pengetahuan, tetapi juga budi pekerti dan kepribadian yang tangguh. Dengan demikian, 20 tahun ke depan diharapkan bakal muncul manusia-manusia yang unggul dan membawa Indonesia menjadi negara maju. “Tapi untuk menjadi negara maju tidaklah datang dari langit. Tidak semudah membalikkan telapak tangan,” ujar Presiden dalam acara peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional di area Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta, Jumat (20-5). Presiden menyebutkan tiga syarat agar Indonesia menjadi negara maju. Pertama, tingginya kemandirian bangsa. Kedua, tingginya daya saing bangsa, dan ketiga membangun peradaban yang unggul dan

mulia. “Itu semua dapat diperoleh apabila pendidikan di Indonesia dapat maju dan berkualitas.” Masih dalam suasana Hari Kebangkitan Nasional, Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. mengajak kaum muda mempelajari dan merenungi sejarah lahirnya gerakan kebangkitan nasional. Belajar dari sejarah, kata Gubernur, sesungguhnya kemerdekaan bukan karena inspirasi sporadis para pemuda, melainkan sebuah gagasan dari para pemikir kita, seperti Dr. Wahidin Soedirohusodo dan Soewardi Soerjaningrat. “Dari gagasan merekalah muncul kesadaran bahwa sebagai bangsa kita harus mandiri dan merdeka dari penjajahan bangsa lain,” kata Gubernur. Dari gagasan itu pula muncul perjuangan yang meminta banyak korban hingga Indonesia akhirnya mencapai kemerdekaan. “Mengapa saya mengajak melihat historis, karena faktanya kita ini mulai tercerai berai, bahkan dipermainkan pihak asing. Karena itulah kita mesti bersatu,” ujarnya. Kepada kaum muda, Gubernur meminta agar saling membangun kekompakan dan bahu-membahu menyelesaikan berbagai persoalan, khususnya di Lampung. “Di tangan generasi muda inilah nasib masa depan bangsa, termasuk Lampung ini dipertaruhkan. Jangan saling menjegal atau saling menjatuhkan karena itu tidak produktif,” kata Gubernur. (MG2/HES/U-1)

JAKARTA (Lampost): Seperti yang diperkirakan semula, Kongres PSSI mengalami kebuntuan. Kengototan kubu Kelompok 78 mengegolkan pencalonan George Toisutta dan Arifin Panigoro membuat suasana tidak kondusif. Ketua Komite Normalisasi (KN) Agum Gumelar pun menutup sidang tanpa menghasilkan keputusan apa pun. Akibat kejadian tersebut, bukan tidak mungkin FIFA akan menjatuhkan sanksi kepada PSSI. Imbasnya, Indonesia yang menjadi tuan rumah SEA Games 2011 akan kehilangan kesempatan menurunkan timnas U-23. Hujan interupsi terus meluncur dalam Kongres PSSI yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (20-5). Sejak dibuka sekitar pukul 14.00, kongres memang berlangsung panas. Lebih dari enam jam sidang berlangsung, tidak ada satu pun hasilnya, kecuali interupsi. Setelah tarik-menarik dan hujan interupsi yang tidak kunjung reda, pimpinan sidang yang notabene adalah KN serta-merta menutup sidang tanpa ada keputusan apa pun. Mereka pun langsung keluar ruang sidang dengan pengawalan ketat petugas keamanan. Adalah F.X. Hadi Rudyatmo, anggota KN, yang pertama memutuskan walkout yang juga memutuskan mundur dari KN. Sikap Hadi langsung diikuti Ketua KN Agum Gumelar dan bahkan perwakilan FIFA Thierry Regenas lari sesaat setelah Agum mengetuk palu. “Karena suasana sudah tidak kondusif, dengan mengucap alhamdulillah dan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, sidang ditutup,” kata Agum sambil mengetuk palu. Keinginan Kelompok 78 untuk terus memaksakan duet Arifin Panigoro dan George Toisutta untuk maju sebagai calon ketua umum PSSI, akhirnya harus dibayar dengan mundurnya anggota KN selaku penanggung jawab kongres. Sebelumnya, peserta kongres khususnya pendukung George dan Arifin kurang puas dengan keterangan Regenas sebagai salah satu direktur anggota FIFA. Orang Prancis itu terlihat tidak menguasai, tidak meyakinkan, dan ragu-ragu. (MI/O-1)

KELOMPOK MAKAR

OPINI

IAIN Waspadai Cuti Mahasiswa

Nasionalisme, Etnisitas, dan Globalisasi

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung mewaspadai mahasiswa yang mengambil cuti dengan alasan belum memiliki dana untuk membayar SPP. Langkah konkret tersebut dilakukan untuk mengantisipasi berkembangnya jaringan Negara Islam Indonesia (NII) di kalangan mahasiswa. “Bukan memata-matai, tetapi kami mewaspadai dan memantau apakah betul mahasiswa yang bersangkutan cuti atau ada keperluan lain, seperti menjadi anggota NII,” kata Rektor IAIN Raden Intan Muhammad Mukri, Jumat (20-5). Mukri mengaku terkejut saat mengetahui Surti Anjayani (19),

mahasiswi Jurusan Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan terjerat dalam jaringan NII wilayah Lampung. Mahasiswi asal Tulangbawang Barat itu kemudian terpaksa meninggalkan bangku kuliah karena diberhentikan oleh kedua orang tuanya. Menurut Mukri, NII sudah lama berkembang di Lampung. Kelompok makar itu lalu bermetamorfosis dalam berbagai bentuk dan nama. Untuk itulah, pihak rektorat berupaya keras mengantisipasi agar NII tidak meracuni mahasiswa. Ia meminta semua dosen pembimbing memantau mahasiswanya. Jika ada yang mencurigakan, dosen pembimbing diminta berkoordinasi dengan rektorat untuk

mengecek keberadaan dan kondisi mahasiswa tersebut. “Akan ditelusuri lebih jauh apakah ke tempat indekos atau ke daerah asalnya,” ujarnya. Di Tulangbawang Barat, Pj. Bupati Bachtiar Basri meminta kedua orang tua Surti tetap melanjutkan kuliah anaknya. “Surti hanya korban organisasi sesat itu. Sekarang dia tidak lagi terlibat jaringan makar itu,” kata dia. Bachtiar mengimbau orang tua yang memiliki anak setingkat SMA dan perguruan tinggi, terutama yang menempuh ilmu di luar kota, agar lebih berhatihati. “Apalagi masih sekolah, orang tua pun bisa terpengaruh. Saya harap orang tua dapat lebih waspada,” ujarnya. (UNI/MER/U-1)

Hardi Hamzah Staf Ahli Mahar Foundation

MEMBANGUN watak bangsa atau nation character building kerap kita dengar dari para founding father kita. Berbeda dengan era pergerakan, membangun watak bangsa lebih bersifat populis dan lebih mengena di hati rakyat karena kebangsaan sebagai suatu nilai perjuangan dihimpun dalam terminologi nasionalisme. Nasionalisme sebagai paham telah merajut semangat perjuangan antara rakyat dan pemimpin. Maka, jadilah nasionalisme sebagai instrumen perjuangan paling strategis. Dengan pekik merdeka atau mati, ini menandai bahwa nasionalisme telah mengkristal sejak era 1930-an sampai prakemerdekaan. Berbeda dengan sekarang, membangun watak bangsa telah bergeser arahnya. Untuk itulah tulisan ini dibuat. BERSAMBUNG KE Hlm. 20


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Lampung Post Edisi 21 Mei 2011 by Lampung Post - Issuu