±
±
CMYK
± facebook.com/lampungpost @lampostonline @buraslampost
I
24 Hlm. JUMAT 13 febrUARI 2015
TERUJI TEPERCAYA
i TAHUN XL Terbit Sejak 1974 i Rp3000 No. 13402
www.lampost.co
±
±
TAJUK
Ilmu Penangkal Ajaran Sesat
n ANTARA/JAFKHAIRI
MENTAN TANAM PADI. Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kiri) menanam padi menggunakan mesin penanam padi di Kecamatan Pulaupanggung, Tanggamus, Kamis (12/2). Kegiatan tersebut untuk mencanangkan gerakan tanam padi dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier guna mengajak masyarakat kembali menanam padi sehingga bisa tercapai swasembada beras.
Mentan Dorong Swasembada Pangan di Lampung
±
±
KEMENTERIAN Pertanian memberi bantuan 254 traktor tangan kepada sejumlah petani di Lampung. Bantuan diserahkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, di lapangan Kecamatan Pulaupanggung, Tanggamus, Kamis (12/2). Ratusan traktor tangan itu akan dibagikan kepada petani di 15 kabupaten/ kota di Lampung. Selain itu, Mentan juga menyerahkan bantuan 67 pompa air untuk 12 kabupaten di Lampung. Hadir dalam acara tersebut Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, Bupati Tanggamus Bambang Kurniawan, dan Bupati Pringsewu Sujadi Saddat. Menpan yang didampingi Gubernur Ridho meninjau perkembangan pencanang an Gerakan Tanam Padi dan Perbaikan Jaringan Irigasi Tersier (JIT) di Pulau panggung. Menpan dite mani Rid ho dan Bambang Kurniawan turun ke sawah dan mencoba langsung traktor tangan tersebut. Ketiga traktor yang mereka kemudikan berjalan dengan lancar. Ia menjelaskan lima hal penting dalam dunia pertanian yang menjadi fokus pembenahan kabinet Jokowi yakni saluran irigasi, benih, pupuk, alat mesin pertanian, dan tenaga penyuluh. “Pemerintah serius berusaha mencapai swasembada pa
ngan,” katanya, di hadapan ratusan petani. Kementerian Pertanian mendorong peningkatan produksi padi di Lampung tahun ini sebesar 1 juta ton, yakni dari 3,3 juta ton menjadi 4,3 juta ton. Semula, Pemprov Lampung menjanjikan kenaikan produksi padi sebesar 700 ribu ton atau menjadi 4 juta ton per tahun. Namun, Mentan merasa produksi padi itu masih dapat ditingkatkan mencapai 4,3 juta ton. Dinas Pertanian, Tanam an Pangan, dan Hortikultura Provinsi Lampung menyanggupi peningkatan target tersebut dengan catatan selama pupuk, benih, dan air tersedia. Peningkatan produksi padi bukan hanya ditargetkan di Lampung, melainkan di seluruh sentra penghasil padi di Indonesia. Amran berjanji memberikan dana bantuan lebih besar kepada Lampung jika sanggup menyelesaikan perbaikan irigasi seluas 73 ribu hektare dalam kurun waktu dua bulan. “Jika selesai dalam dua bulan, bantuan akan ditambah lagi,” ujar Menpan. (ABU/K1)
Kendall Jenner Haus Perhatian... Hlm. 16
Gubernur Harus
Setop Tambang Liar Masyarakat harus mengorganisasi diri untuk memperjuangkan hak-haknya mendapatkan kesehatan lingkungan yang baik dan sehat. WANDI BARBOY SILABAN
G
UBERNUR Lampung Muhammad Ridho Ficardo harus segera menyetop aksi penambangan pasir liar di sejumlah kabupaten di daerah itu. Pasalnya, aksi bos tambang pasir itu makin merebak dan meresahkan masyarakat. Direktur Eksekutif Mitra Bentala Mashabi mengatakan pemerintah daerah, mulai dari gubernur hingga bupati/wali kota, mesti bertindak tegas dalam menyelesaikan persoalan tambang pasir ilegal. Caranya, kata Mashabi, dilakukan moratorium untuk penambangan pasir di Lampung. “Tidak ada lagi izin untuk penambangan pasir dikeluarkan,” kata Mashabi, melalui telepon, tadi malam (12/2). Menurutnya, persoalan penambangan pasir semakin merebak ke sejumlah wilayah di Lampung Timur, Lampung Selatan, Pesawaran, dan lainnya karena tidak adanya ketegasan pemerintah. Selain terlalu longgar izin usaha pertambangan (IUP), juga minimnya keberpihakan kepada lingkungan. “Sampai kapan pun, yang namanya penambangan pasir tidak baik untuk lingkungan, apalagi di dekat pesisir,” ujar Mashabi.
Dia berharap sebagaimana imbauan pemerintah yang tegas terhadap perusakan mangrove, untuk penambang pasir pun harus ada penyetopan penambangan pasir. “Seperti halnya setop konversi mangrove yang tegas, terhadap penambangan pasir, pemerintah juga harus bertindak tegas.”
“
Seperti halnya setop konversi mangrove yang tegas, pemerintah juga harus bertindak tegas terhadap penambangan pasir. Hal senada dikatakan mantan juru kampanye Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) untuk tambang, Pius Ginting. Menurut Staf Litbang Walhi Pusat itu, ketegasan pemerintah sangat diperlukan. “Kalau ilegal, harus ditertibkan. Kalau izin penambangan pasir rakyat, juga mesti dibatasi. Harus ketat mengeluarkan izin,” katanya. Namun, menurut Pius, yang terutama adalah masyarakat harus mengorganisasi diri untuk memperjuangkan hak-
haknya mendapatkan kesehat an lingkungan yang baik dan sehat. “Pengorganisasian diri masyarakat itu adalah hak masyarakat yang diatur dalam UU Pasal 28 H UUD 1945,” kata dia. Sebelumnya, Pejabat Sementara (Pj.) Direktur Walhi Lampung Mukri Friatna menjelaskan dari dulu operasi penambangan pasir yang dilakukan di Lampung Timur hingga berpuluh-puluh tahun adalah kesalahan dari pemerintah daerahnya sendiri. “Itu karena Pemda tidak memiliki sikap terhadap kelestarian lingkungan,” ujar Mukri.
Tambang Lamteng Terkait penambangan pasir di sejumlah bantaran sungai di Lamteng, Kasubbid Pembinaan dan Penegakan Hukum Badan Lingkungan Hidup setempat Sogiman Rasyid mengatakan perlu waktu puluhan tahun dan biaya besar untuk mereklamasinya sehingga dilakukan penutupan secara paksa. “Seluruh tambang pasir di bantaran Way Seputih, Way Punggur, dan Way Tipo, Lampung Tengah, tak memiliki izin resmi. Karena itu, tim dari Distamben, PMK, Pol. PP, Polres, dan TNI menutup paksa sejumlah tambang ilegal beberapa waktu lalu. Tapi, siang ditutup, malamnya sudah beroperasi lagi,” kata Sogiman. (WAH/U1) wandibarboy@lampungpost.co.id
ALIRAN sesat tampaknya seperti tak habis-habisnya bermunculan di Tanah Air. Aliran sesat ini tumbuh hampir di seluruh wilayah Indonesia. Mereka di antaranya mengindentifikasikan sebagai kelompok muslim atau Islam, tetapi ajaran-ajaran yang mereka lakukan bertentangan de ngan syariat Islam. Baru-baru ini, kita pun tersentak dengan kasus serupa. Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Ulum pimpinan Adi Suhandoyo yang beralamat di RT 16, Gang Melati 2, Kelurahan Sumberejo Sejahtera, Kemiling, Bandar Lampung, dilaporkan masyarakat karena dugaan penyimpangan ajaran. Ada kesan eksklusivitas di lingkungan ponpes ini. Ponpes yang terletak di tengah perumahan penduduk itu dipagari tembok tinggi dan memiliki gapura yang merupakan satu-satunya pintu masuk ke ponpes tersebut. Dalam kompleks ponpes itu terdapat 14 kepala keluarga yang merupakan jemaah Nurul Ulum. Wali Kota Bandar Lampung Herman HN sudah mengumpulkan 66 pengurus pesantren se-Bandar Lampung untuk membahas dugaan aliran sesat yang diajarkan di Ponpes Nurul Ulum tersebut. Pada pertemuan tersebut dihadirkan lima mantan santri Nurul Ulum yang menyatakan Imam Ahdi Karamullah telah melakukan penyimpangan dan penistaan agama. Berdasarkan laporan ini, Tim Kementerian Agama (Kemenag) Bandar Lampung menginvestigasi ponpes ini, Selasa (10/2), dari lapangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bandar Lampung sampai pada kesimpulan ajaran Ponpes Nurul Ulum sesat. Sebagaimana disampaikan Ketua MUI Bandar Lampung Suryani M Nur, letak penyimpangannya antara lain terdapat kesalahan dalam penulisan bahasa Arab dan tafsirnya dalam bahasa Indonesia terhadap materi yang disampaikan Pimpin an Ponpes Nurul Ulum Adi Suhandoyo alias Imam Al Ahdi Karamullah berupa testimoni-testimoni dan materi-materi diklat seperti beberapa buku karangan Adi Suhandoyo tentang dajal dan posisi kitab Injil di akhir zaman. Ajaran ponpes ini dinilai tidak sesuai dengan ajaran Islam, menyimpang dari Alquran dan hadis. Pimpin ponpes juga mengajarkan kepada jemaahnya akan ada rasul baru melalui mimpi atau wahyu. Kasus ini mengingatkan kita pada kasus-kasus ajaran sesat sebelumnya. Berbagai ajaran sesat seperti Darul Arqam, Isa Bugis, Lia Eden, Inkarus Sunnah, dan lainnya gencar menyebarkan paham sesatnya di Indonesia. Kondisi ini sangat memprihatinkan kita dan menyisakan berbagai pertanyaan. Bagaimana bisa ajaran sesat menjadi lahan subur di Indonesia yang mayoritasnya adalah umat Islam? Mengapa sebagian umat Islam dengan mudah terpe ngaruh dan tertipu dengan ajaran sesat? Persoalan akidah di tengah-tengah suatu masyarakat memang rentan. Masyarakat yang kurang menerima akses penyiaran agama lebih mudah dirasuki paham-paham yang sebenarnya menyimpang dari ajaran Islam. Untuk mencegah hal tersebut, perlu kerja sama dari berbagai pihak, baik kalangan ulama, tokoh masyarakat, pemerintah, maupun masyarakat umum untuk bersama-sama mensyiarkan dakwah agama secara bertanggung jawab. Yang juga penting dilakukan adalah mengembalikan pemahaman para santri atau jemaah ke jalur yang benar. Harus disadari ilmu agama yang benar adalah penangkal utama ajaran sesat. n
oasis
Merokok dan Otak SUATU studi baru menemukan bahwa penipisan korteks otak pada perokok berlangsung lebih cepat. Korteks adalah lapisan luar otak yang bertanggung jawab atas fungsi kognitif, seperti memori, bahasa, dan persepsi. Korteks menipis seiring dengan penuaan. Untuk studi ini peneliti melibatkan 244 pria dan 260 wanita. Peneliti mengumpulkan dan memeriksa data dari perokok, mantan perokok, dan orang yang tidak pernah merokok. Objek penelitian juga menjalani pemindaian MRI untuk melihat aktivitas otak. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa lapisan korteks otak pada perokok yang sudah berhenti merokok selama 25 tahun tetap lebih tipis daripada orang yang tidak pernah merokok sama sekali. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Molecular Psychiatry. (MI/R6)
Memoles Citra Polisi di Jalinpantim SARIAH (37) tiba-tiba mencengkeram keras tuas rem sepeda motor matic yang dikendarainya saat hendak sampai jalan rusak di Desa Telukdalem, Matarambaru, Lampung Timur, Rabu (11/2) pagi. Matanya tertatap pada ratusan polisi yang berkerumun di jalan negara itu. Dadanya mendadak berdetak keras dan mengubah air mukanya pucat. Lalu, ia berusaha berputar akan kembali arah. Warga Tulungpasik itu memang hanya akan menuju pasar Bandarsribhawono karena ada yang akan dibeli. Jarak yang tidak terlalu
±
jauh membuat ibu setengah baya itu tak mengantongi surat-surat kendaraan, juga tak mengenakan helm. Pertemuan dengan serombongan polisi di tengah jalan itu membuat dia terkejut. Namun, upaya “lari” dari polisi itu berhasil diredam. Seorang pelintas dari arah berlawanan berkenan memberi informasi tentang keberadaan aparat pemelihara keamanan yang hanya dikenal cuma mau razia dan cari uang rokok ketika berada di jalanan. “Enggak apa-apa, Mbak. Lewat aja, itu bukan razia. Itu polisi gotong royong nguruk jalan,” kata
CMYK
seorang lelaki dengan sepeda motor yang terdapat keranjang di boncengannya. Sariah lega. Dengan sisa debar yang masih bersemayam, ia nekat melintasi jalan seperti comberan itu dengan perlahan. Senyumnya dipaksakan keluar untuk ditebarkan kepada para polisi yang dominan berseragam kaus cokelat itu. Benar saja, para pelintas justru mendapat sapaan ramah dari aparat itu sambil sesekali melempar canda penghibur penat. Tidak hanya Sariah, hampir semua orang yang melintas di jalur itu dengan kendaraan bermotor
sempat kagok mendapati kelimunan polisi di satu ruas yang sama. Sebab, biasanya, ketika polisi berkerumun, pasti ada razia, huru-hara, menyelidiki kasus, atau reka ulang kejahatan. Namun, hari itu tidak. Dipim pin Kepala Polres Lampung Timur AKBP Juni Duarsyah, lebih dari 200 personel polisi turun ke jalan. Mereka bergotong royong menimbun jalan lintas pantai timur yang rusak hampir sepanjang 1 kilometer di ruas Telukdalem itu. (R6) n Agus Susanto
n BERSAMBUNG Ke Hlm. 5
±
±
n LAMPUNG POST/AGUS SUSANTO
GOTONG ROYONG. Anggota Polres Lampung Timur yang dikoordinatori langsung Kapolres Lamtim AKBP Juni Duarsyah bergotong royong memperbaiki jalan lintas pantai timur di Desa Tulungpasik, Kecamatan Labuhanmaringgai, dan Kecamatan Matarambaru, Lampung Timur, Rabu (11/2).
±
±