:: LAMPUNG POST :: Jumat, 27 Februari 2015

Page 1

±

±

CMYK

± facebook.com/lampungpost @lampostonline @buraslampost

I

24 Hlm. JUMAT 27 febrUARI 2015

TERUJI TEPERCAYA

i TAHUN XL Terbit Sejak 1974 i Rp3.000 No. 13414

www.lampost.co

±

10

1. Andrew Chan Warga Negara Penolakan Grasi

Terpidana Mati Kasus Narkoba Australia Keppres No.9/G/2015

2. Myuran Sukumaran (Mark) Warga Negara Australia Penolakan Grasi Keppres No.32/G/2014 3. Rodrigo Gularte Warga Negara Penolakan Grasi

Brasil Keppres No.5/G/2015

4. Silvester Obiekwe Nwolise Warga Negara Nigeria Penolakan Grasi Keppres No.11/G/2015 5. Okwudili Oyatanze Warga Negara Nigeria Penolakan Grasi Keppres No.14/G/2015 6. Zainal Abidin Warga Negara Penolakan Grasi

Indonesia Keppres No.2/G/2015

7. Serge Areski Atlaoui Warga Negara Prancis Penolakan Grasi Keppres No.35/G/2014 8. Mary Jane Fiesta Veloso Warga Negara Filipina Penolakan Grasi Keppres No.31/G/2014 9. Martin Anderson (Belo) Warga Negara Ghana Penolakan Grasi Keppres No.1/G/2015 10. Raheem Agbaje Salami Warga Negara Spanyol Penolakan Grasi Keppres No.4/G/2015

n ANTARA/WAHYU PUTRO A HUKUMAN MATI WARGA PRANCIS. Sabine Atlaoui, istri warga Prancis terpidana mati kasus narkoba Serge Areski Atlaoui, memberi keterangan terkait kasus yang menimpa suaminya, di Kedubes Prancis, Jakarta, Kamis (26/2). Pemerintah Prancis serta keluarga terpidana mati yang masih melakukan upaya peninjauan kembali untuk kedua kalinya memohon Pemerintah Indonesia mempertimbangkan kembali nasib Serge yang masuk daftar tunggu eksekusi mati usai penolakan grasi oleh Presiden Joko Widodo.

Pemerintah Kebut Persiapan Eksekusi Mati

±

PERSIAPAN eksekusi mati 10 narapidana dikebut pemerin­ tah. Di Nusakambangan, Cila­ cap, Jawa Tengah (Jateng), pem­ bangunan sebuah gedung di belakang pos polisi dipercepat. Selain itu, salah satu terpidana mati asal Nigeria, Silvester Obiekwe, telah dikembalikan ke Pulau Nusakambangan setelah diperiksa Badan Narko­ tika Nasional (BNN). Sementara dua narapidana mati anggota Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, mendapat kunjungan dari Om­ budsman Provinsi Bali di LP Kelas IIA Denpasar, di Kerobo­ kan Badung, Bali, Kamis (26/2). Dalam pertemuan itu, ba­ nyak hal yang ditanyakan dari Ombudsman kepada kedua napi itu, mulai yang menyang­ kut pelayanan kesehatan, ma­ kan, hingga soal kunjungan se­ lama mendekam di LP terbesar di Bali itu. Namun, jadwal pemindah­ annya ke LP Nusakambangan hingga kini masih belum jelas. “Belum terjadwal,” ujar Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Bali Ashari Kurniawan, saat dihubungi, kemarin. Sementara itu, Prancis me­ nentang hukuman mati yang dilakukan terhadap warga

negaranya di mana pun de­ ngan alasan apa pun. Apalagi, sejak 1981, tidak ada warga negara Prancis yang dihukum mati, baik di Prancis maupun negara lain di dunia. “Setelah grasi ditolak, kuasa hukum Serge Atlaoui melaku­ kan peninjauan kembali (PK). Saya harap peninjauan kem­ bali yang dilakukan Sergei beserta kuasa hukumnya bisa berjalan dengan baik dan pro­ ses tersebut bisa berjalan adil sesuai dengan konvensi inter­ nasional hak asasi manusia,” ujar Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Corrine Breuze, di Kedutaan Besar Prancis, Jakarta. Namun, kata dia, ba­ gaimanapun Prancis akan te­ tap menghormati hukum yang berlaku di Indonesia. Nancy Yuliana, kuasa hu­ kum Serge Atlaoui, mengata­ kan penolakan grasi bukanlah keputusan final. “Dengan di­ tolaknya grasi tersebut, kami masih bisa melakukan penin­ jauan kembali, karena grasi tidak mengikat.” (MI/D1)

Christina Aguilera Tidak Ingin ± Anaknya... Hlm. 16

OP Beras Efektif

Tekan Harga 2 Bulan Pascapelaksanaan OP, perlu dilakukan audit ke lapangan guna melihat lahan produktif untuk beras yang masih tersedia di Lampung. DIAN WAHYU KESUMA

O

PERASI pasar (OP) beras yang digelar pe­ merintah hanya efek­ tif mengendalikan harga di pasaran selama dua bulan. Pemerintah dan Bulog diminta segera menyalurkan beras un­ tuk rakyat miskin (raskin). Peneliti ekonomi Unila, Mar­ selina Djayasinga, mengaku sepa­ kat dengan OP untuk mengenda­ likan harga di pasar. Namun, kata Seli, sapaan akrab Marselina, OP yang menjual beras seharga Rp7.500 per kilogram itu hanya mampu mengendalikan harga dalam jangka pendek. “Efeknya dua bulan saja. Memang efek OP itu juga bisa menekan angka inflasi agar komoditas lain tidak ikut naik harganya,” kata Seli saat dihu­ bungi, kemarin (26/2). Untuk jangka panjang, Seli menilai perlu ada audit di tingkat gudang Bulog tentang ketersedi­ aan beras, termasuk audit ke la­ han produktif untuk beras yang masih tersedia di Lampung. Audit itu juga mencakup ten­ tang distribusi beras produk

petani Lampung. “Apalagi, saat ini saat padi sudah menghijau, ja­ngan sampai sudah diijon, lalu hasil beras di angkut ke Jawa. Pemda perlu melihat apakah beras di Lampung memang untuk kebutuhan di Lampung,” kata Seli.

Warga harus bisa memilih komoditas pangan lain selain beras bila harga terus tinggi. Seli juga menyarankan agar raskin segera disalurkan pemer­ intah. Namun, menurutnya, dis­ tribusi raskin juga perlu diubah seperti menggunakan kartu bagi yang berhak menerimanya den­ gan menukar di warung atau di koperasi. “Kan ada kartu Jokowi untuk warga bisa membeli harga beras tersebut,” katanya. Akademisi lainnya, Yoke Moelngini, menilai pemerin­ tah kecolongan dengan harga beras yang melambung tinggi ini. Menurutnya, kebijakan OP

menjadi langkah yang tepat dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga meski ber­ sifat ad hoc atau sementara. Pengamatan wartawan, harga beras di sejumlah pasar di Ban­ dar Lampung masih tinggi walau sudah hampir sepekan dige­ lar OP beras. Hingga kemarin (26/2), harga masih pada kisaran Rp9.500—Rp10.500/kg untuk beras mutu asalan, sedangkan untuk mutu super masih dijual Rp11 ribu—Rp12 ribu/kg.

Verifikasi Data Pada bagian lain, Bulog Di­ vre Lampung terus menggelar OP beras. Kepala Divre Bulog Lampung Djoni Nur Azhari mengatakan OP masih bisa terus dilakukan selama empat bulan ke depan. “Saat ini stok beras Bulog ada 34 ribu ton,” kata dia dalam dialog di RRI Bandar Lampung, kemarin. Sementara itu, antisipasi lain adalah dengan penyaluran raskin. Humas Bulog Suzana meminta verifikasi data rumah tangga sasaran (RTS) penerima manfaat raskin. “Bagi Pemkab yang sudah selesai verifikasi, segera menebus raskin itu un­ tuk segera disalurkan ke RTS,” katanya. (*12/U1) dianwahyukesuma@lampungpost.co.id

±

TAJUK

Bukan Tempat Setor Nyawa SEDARI awal lembaga pemasyarakatan (LP) diselenggara­ kan agar warga binaan­ nya menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana. Setelah keluar dari LP, ia bisa diterima kembali da­ lam masyarakat. Sangat jelas fungsi LP adalah memanusiakan manusia. Namun, kenyataan yang terjadi jauh dari fungsi dan tujuan ideal itu. Jika ada yang mengatakan hidup di penjara ibarat badan hidup terasa mati, mungkin memang seperti itulah keadaannya. Karena itu, tak aneh tetap ada cerita narapidana nekat melarikan diri dari tahanan lantaran tak kuat menjalani masa hukumannya. Kasus terbaru, kaburnya Antoni bin Sarwadi (25), warga Camp 23 Divisi VB1 PT Silva Inhutani Lampung, Mesuji Timur, Mesuji, dari rumah tahanan Bawanglatak, Tulangbawang, pada Kamis (19/2), sekitar pukul 08.00. Antoni yang bakal bebas dalam tiga bulan ke depan, pada 1 Mei 2015, nekat kabur. Nahasnya, narapidana kasus pengge­ lapan sepeda motor yang divonis 1 tahun 8 bulan itu kembali tertangkap petugas pada Sabtu (21/2), pukul 18.30. Lebih miris lagi, hanya berselang sehari, Antoni diantar ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Menggala, Minggu (22/2), sudah dalam keadaan tak bernyawa. Tewasnya Antoni tentunya menjadi pertanyaan besar tak hanya bagi keluarga narapidana, tetapi juga masyarakat. Apa sebenarnya yang terjadi dalam rumah tahanan itu? Perlakuan seperti apa yang didapat Antoni setelah dia ter­ tangkap kembali dari pelariannya? Sudah semestinya kepala rutan memberikan keterangan atas kematian mendadak tersebut. Polisi pun berkewajiban mengusut kasus ini dan menemukan penyebab kematian narapidana. Berdasarkan UU No. 12/1995 tentang Pemasyarakatan, lembaga pemasyarakatan adalah tempat untuk pembinaan sebagai bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana. Di LP, bukan berarti seorang narapidana bisa mendapat perlakukan sewenang-wenang. Narapidana tetap manusia yang harus diperlakukan dengan baik dan manusiawi. Sangatlah tidak pantas jika kesalahan petu­ gas rumah tahanan atas kelalaian mereka justru melampiaskan pada narapidana hanya sekadar menutupi rasa malu. Bukan hanya sekali kelalaian petugas yang menyebabkan narapidana lepas, sebelumnya seorang tahanan kasus kepemi­ likan senjata api juga kabur dari Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kotabumi, Lampung Utara, pada 12 Desember 2014. Dua ter­ sangka pencurian kendaraan bermotor juga kabur dari tahanan Polsek Pasirsakti, Lampung Timur, tahun lalu. Semua disebabkan kelalaian petugas yang lengah tak mengawasi para tahanan. Kematian tahanan setelah melarikan diri tentunya menjadi per­ tanyaan besar yang harus dituntaskan. Masyarakat harus menda­ pat kejelasan atas kejadian itu. Jangan memberikan gambaran pada khalayak bahwa penjara adalah tempat penyiksaan. Menanamkan pengertian penjara adalah tempat pembi­ naan akan menjadi lebih memberikan ketenteraman, karena setiap manusia punya hak hidup. Para narapidana yang terpaksa masuk ruang jeruji hendaknya mendapat hukuman sesuai kesalahannya dan menjadi jera untuk tidak meng­ ulangi perbuatannya, tetapi tidak untuk setor nyawa. n

oasis

Minuman Cola dan Kesehatan Proses kimia selama pembuatan pewarna karamel yang digu­ nakan dalam minuman ringan, seperti cola, menghasilkan kar­ sinogen yang dapat meningkatkan risiko kanker hingga di atas ambang batas, yang bisa diterima untuk satu kasus tambahan di setiap 100 ribu orang yang mengonsumsi minuman tersebut. Demikian kesimpulan studi baru di Amerika Serikat. Pengujian pada 110 sampel merek soda yang dilakukan para peneliti Consumer Reports, yang dipimpin tim Johns Hopkins dari Center for a Livable Future in Baltimore, mene­ mukan minuman itu mengandung kadar karsinogen mulai dari 9,5 mikrogram/liter hingga 963 mcg/liter. Direktur Eksekutif Keamanan Makanan dan Pusat Keber­ lanjutan Consumer Reports, Urvashi Rangan, mengatakan temuan tersebut penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah tegas yang dibutuhkan untuk melindungi kesehatan masyarakat. (MI/R6)

Pulau Legundi Kini Punya Gubernur “Selamat datang, Pak Gu­ bernur. Selamat datang, Pak Gubernur! Inilah tempat kami, desa di Pulau Legundi. Selamat datang, Pak Gubernur!” Siswanti (11), siswa SD Negeri 3 Pulau Legundi, menyanyikan lagu pramuka dengan syair yang diubah itu dengan penuh semangat. Liriknya tetap jelas terdengar meskipun tepukan tangan mereka tak henti pada setiap tekanan nada. Bersama ratusan teman satu sekolah, juga dari tiga SD negeri lain di pulau itu, ditambah puluhan siswa dari SMP Negeri Pulau Legundi, ia menyambut keda­ tangan Gubernur dan Kapolda Lampung, Rabu (25/2). Sejak kapal Anis Kembang milik Polda Lampung ber­

±

henti di tengah laut sekira 1 kilometer dari dermaga, anak-anak itu sudah diberi aba-aba. Ketika rombongan pembesar provinsi itu menaiki kapal-kapal patroli, juga milik Polda, yang akan mengantar ke daratan, para calon generasi penerus itu tambah berse­ mangat. “Ayo-ayo-ayo… kita mulai!” kata seorang guru dengan rom­ pi bertulis ‘Lampung Meng­ ajar’ memberi aba-aba saat Muhammad Ridho Ficardo, gubernur Lampung, yang di­ dampingi Heru Winarko, ka­ polda Lampung, mulai menje­ jakkan kaki di dermaga beton Pulau Legundi. Sontak, suara koor ratusan anak-anak itu lebih membahana bersama se­

CMYK

nyum bangga para pemimpin yang datang hari itu. “Alhamdulillah, akhirnya doa kami terkabul. Pak Guber­ nur jadi datang ke pulau kami. Kami merasa punya gubernur betul, sekarang,” kata Ali Rah­ man, salah satu tokoh pulau itu saat menyambut. Keringat bocah-bocah itu mengalir membasahi seragam putihmerah dan putih-biru. Namun, peluh itu terbayar puas ketika mereka, meskipun tidak se­ mua, disalami oleh orang no­ mor satu di Lampung itu. Ratusan orang yang telah menanti dan menyiapkan diri menyambut tamu istimewa itu langsung bersiap. Air laut dan angin yang berembus kencang seolah jeda ketika penduduk

di pulau yang terdiri dari em­ pat desa yang masuk wilayah Kecamatan Punduhpidada, Pesawaran, itu merasa takzim kepada pemimpin yang selama ini dirindukan. Kunjungan dengan tajuk Sambung Nusa itu memang is­ timewa bagi warga. Ridho, kata Ali Rahman dalam sambutan mewakili warga, adalah guber­ nur Lampung pertama yang menyelakan waktu mengun­ jungi pulau ini. “Kalau bupati dan pejabat lain, sudah sering datang ke sini. Tapi, kalau gu­ bernur, baru Pak Ridho,” kata dia seraya berterima kasih dan ditingkahi tepuk tangan hadirin. (R6) n Ahmad Amri

n BERSAMBUNG Ke Hlm. 5

±

±

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

KUNJUNGI PULAU LEGUNDI. Gubernur Lampung M Ridho Ficardo (tengah) bersama Kapolda Lampung Brigjen Heru Winarko (kiri) dan Bupati Pesawaran Aries Sandi Darma Putra, di atas kapal Polairud Anis Kembang, saat kunjungan bakti sosial ke Pulau Legundi, Pesawaran, Rabu (25/2).

±

±


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.