±
±
CMYK
± facebook.com/lampungpost @lampostonline @buraslampost
I
24 Hlm. JUMAT 6 febrUARI 2015
TERUJI TEPERCAYA
i TAHUN XL Terbit Sejak 1974 i Rp3000 No. 13395
www.lampost.co
±
Massa Demo Angkutan Batu Bara
Bukan Sekadar Wacana
Kelebihan muatan pada angkutan yang melintasi jalan di Lampung sudah seharusnya ditindak tegas. Candra Putra Wijaya
R
ATUSAN demonstran di Way Kanan meng gelar aksi di sepanjang jalur, mulai dari perbatasan Kabupaten Lampung Utara hingga perbatasan OKU Timur, Kamis (5/2). Mereka menuntut truk angkutan batu bara yang melebihi tonase tidak melintas di Way Kanan. Mereka menyayangkan surat edaran gubernur Lampung tentang tata cara pengangkutan di jalur itu tidak terealisasi di lapangan. Surat Edaran No. 045.2/1990/III.06/2013 itu meng atur tentang mobil angkutan tidak mengangkut batu bara (barang khusus) melebihi kelas jalan yang diizinkan, yaitu muat an sumbu terberat (MST) 4,5 ton atau jumlah berat yang diizinkan (JBI) untuk Colt dengan 8 ton.
“
±
Untuk lahan parkir dimungkinkan (dikabulkan), tapi akan kami evaluasi. Tadi malam sudah melakukan pertemuan. Koordinator lapangan aksi demo, Herwadi Jaya, menga takan masyarakat yang ikut dalam aksi damai ini mulai dari Kampung Sukanegri, Gu nunglabuhan, sampai Way Tuba. Mereka menolak mobil batu bara melintas. “Apabila ada mo bil yang melintas saat ini, kami akan suruh mereka mutar arah, sehingga tidak dapat melintas di Way Kanan,” katanya, kemarin. Dalam keputusan itu, kata Herwadi, juga menyatakan setelah memiliki surat kete rangan pengangkutan batu bara dapat melintasi wilayah Provinsi Lampung mulai pu kul 15.00—04.00. Diatur juga secara khusus tiap jenis ken daraan tidak melebihi batas tonase yang diizinkan.
“Kami bersama-sama meng umpulkan seluruh masyarakat Way Kanan yang kampungnya dilewati mobil batu bara untuk menyuarakan aspirasi. Sebab, mobil bertonase lebih sudah membuat kami geram banyak jalan yang rusak diakibatkan mobil tersebut,” ujarnya. Terkait aksi itu, Kapolsek Blambangan Umpu Kompol Suwandi mengatakan pihaknya mengamankan aksi damai masyarakat itu. “Tidak ada keributan dalam demo yang di lakukan masyarakat karena aksi ini adalah aksi damai untuk me minta kepada pihak transportir agar mengganti kendaraan yang lebih kecil,” kata dia.
Bahas Pergub Pada bagian lain, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengaku tengah melakukan evaluasi dari hasil uji coba uji coba penundaan kendaraan muatan berlebih oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Lam pung. Uji coba itu dilakukan di Jalan Ir Sutami, Lampung Selatan (Lamsel), pada 13—23 Januari 2015. Menurut Ridho, pihaknya mengabulkan usul Dishub tentang lahan parkir untuk menunda perjalanan kendaraan angkutan kelebihan muatan. “Untuk lahan parkir dimung kinkan (dikabulkan), tapi akan kami evaluasi tadi malam (4/2), sudah melakukan pertemuan,” kata Gubernur, usai menghadiri acara penandatanganan pakta integritas dalam rangka pen capaian sasaran peningkatan produksi padi Lampung, di Gedung Pusiban, kemarin. Untuk kerja sama kabupaten terkait penyediaan lahan parkir, Gubernur akan menyurati bupa ti. Kami juga bekerja sama Polda, kemudian dalam waktu dekat kami membuat tim teknis forum lalu lintas,” kata dia. (*11/U1) candraputra@lampungpost.co.id
Zaskia Sungkar Kenalkan Tenun Lombok... Hlm. 16
±
±
TAJUK
n ANTARA/M AGUNG RAJASA
KENAIKAN PANGKAT BUDI WASESO. Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Budi Waseso menunggu upacara kenaikan pangkat perwira tinggi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (5/2). Selain melantik Budi Waseso, Wakapolri Komjen Badrodin Haiti juga melantik 12 perwira tinggi Polri, dua di antaranya berpangkat inspektur jenderal dan 10 lainnya berpangkat brigadir jenderal. n BERITA TERKAIT Hlm.8
Komjen Budi Waseso 2009 Kepala Bidang Propam Polda Jateng 2010 Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri 2012 Kapolda Gorontalo
2013 Widyaiswara Utama Sespim Polri 2014 Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri 2015 Kabareskrim Polri
Dokumen Truk Diduga Palsu TIM penyidik Polda Lampung menemukan dugaan pemalsuan surat tanda nomor kendaraan (STNK) pada truk bermuatan baja yang mengambleskan jem batan di jalur lintas timur, di Kampung Lempuyangbandar, Kecamatan Way Pengubuan, Lampung Tengah. Dirlantas Polda Lampung Kombes Syamsu Riyani Darus salam mengatakan nomor mesin yang tertera di STNK yang dibawa sopir truk, Sadin (45), berbeda dengan nomor pada mesin ken daraan. Hingga kemarin (5/2), warga Kampung Wonogiri, Jatis rono, Wonogiri, Jawa Tengah, itu masih diperiksa di Mapolda. “Hasil pemeriksaan petugas di lapangan, nomor STNK dan nomor mesin tidak sama. Petugas kami hanya menangani masalah pelanggaran lalu lintas, kalau me
mang ada indikasi kuat pemalsu an dokumen, kasus ini akan dise rahkan kepada reskrim,” kata Syamsu saat dihubungi Lampung Post, kemarin. Syamsu menjelaskan truk bermuatan alat pemberat jack ing itu berangkat dari Palem bang menuju PT AFT Jakarta. Sementara itu, peraturan gu bernur (pergub) tentang pengen dalian jalan atau pengoperasian jembatan timbang masih diba has. Gubernur Lamp ung M Ridho Ficardo mengatakan pihaknya masih mengevaluasi hasil uji coba penindakan ken daraan muatan berlebih yang dilakukan pada Januari lalu. “Yang paling efektif adalah dengan menunda perjalanan kendaraan dengan tonase ber lebih. Untuk itu, kami tengah berkoordinasi dengan peme
rintah kabupaten,” ujarnya. Menurut dia, penundaan perjalanan truk terkendala dengan lahan parkir yang ku rang luas. “Kalau jalan kabu paten bisa digunakan untuk lahan parkir kenapa tidak.” Dalam waktu dekat, pihaknya juga membentuk tim teknis fo rum lalu lintas yang bekerja sama dengan Polda Lampung. Menurut dia, pihaknya tidak bisa terburu-buru mengesah kan pergub pengendalian jalan tersebut sebab banyak tahapan yang harus dilalui. “Kalau cuma tanda tangannya tadi malam juga bisa, tapi kami butuh masukan dari semua pihak. Jangan sampai ketika sudah ditandatangani ternyata ada sudut pandang yang ber beda sehingga pergub tidak berjalan,” katanya. (AMR/*11/K1)
INFRASTRUKTUR jalan menjadi prioritas utama dari Guber nur Lampung yang baru sejak dilantik pada 2 Juni 2014 lalu. Masuk akal, karena ini etalase utama bagi Lam pung. Bukan hanya itu, jalan raya juga menjadi sarana paling penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi provinsi ujung pulau ini. Namun, apa yang digembar-gemborkan itu rupanya masih serupa angan-angan. Persoalan infrastruktur di Lampung tak juga rampung. Jalan rusak, putus, hingga jembatan yang nyaris ambruk menjadi persoalan klasik yang berulang setiap tahun. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung beranggapan penyebab utama kerusakan jalan di Bumi Ruwa Jurai adalah truk yang muatannya melebihi kapasitas beban jalan. Persoalan ini coba diselesaikan dengan berbagai upaya. Selain mengendalikan tonase kendaraan, solusi lain yang digadang adalah pembangunan jalan tol. Dengan adanya jalan bebas hambatan ini, truk bermuatan besar tak perlu lagi melewati jalan lintas di Lampung yang rata-rata hanya merupakan jalan kelas III. Lalu lintas barang juga bisa lebih lancar dan perekonomian bisa ikut meningkat. Sayangnya, selama ini jalan tol di Lampung bagai sebuah mimpi. Belum ada tanda-tanda dimulai meski diwacanakan sejak bertahun-tahun silam. Masih terekam jelas ucapan Kepala Bappeda Lampung Fahrizal Darminto yang menya takan tol Lampung mulai dibangun pada 2014. Ucapan yang terlontar usai penandatanganan nota kesepa haman antara Sjachroedin ZP, gubernur Lampung kala itu, dan Direktur Utama PT Jasa Marga Adityawarman, di Kantor Pusat Jasa Marga, Jakarta, Senin, 12 Maret 2012. Hingga 2014 berakhir, mimpi itu belum juga terwujud. Asa itu dimunculkan kembali sejak awal tahun ini. Guber nur M Ridho Ficardo memastikan pembebasan lahan dimulai Februari dan pembangunan siap dilakukan paling lambat 2016. Kini, Presiden Joko Widodo menginstruksikan percepatan de ngan membagi segmen jalan tol menjadi lebih pendek. Segmen yang pembebasan lahannya selesai harus langsung dibangun. Masyarakat Lampung tentu berharap kali ini berbagai rencana bisa menjadi nyata, bukan sekadar wacana. Perenca naan yang matang memang perlu dilakukan, tetapi realisasi jauh lebih penting. Agar mimpi masyarakat Lampung memiliki jalan tol segera terwujud, butuh keseriusan pemerintah daerah dan Pemerin tah Pusat. Pemprov Lampung jangan pernah bosan meminta Pemerintah Pusat maupun PT Hutama Karya, BUMN yang diberi mandat pemerintah untuk membangun ruas jalan tol Trans-Sumatera, segera memulai proyek ini. Bersama dengan DPRD Provinsi, Pemprov juga perlu berkoor dinasi dengan para wakil rakyat Lampung di DPR agar mereka bisa mendorong percepatan pembangunan jalan tol ini. Yang tak kalah penting, Pemprov harus menjalin komunikasi dengan pemerintah kabupaten/kota, aparat keamanan, hingga pamong desa di lokasi pembebasan lahan agar proses ini tidak menim bulkan masalah baru. Jangan sampai nantinya persoalan lahan menjadi bumerang dan akhirnya menghambat pembangunan. Melihat kemajuan proyek jalan tol saat ini, impian besar masyarakat Lampung tampaknya segera menjadi nyata. Se moga saja setiap persoalan dalam pembangunan jalan tol bisa diselesaikan agar masyarakat yakin proyek ini bukan sekadar wacana, melainkan sudah ada di depan mata. n
oasis
Maraton Berlebihan dan Jantung SUATU studi baru yang dipublikasikan secara daring dalam jurnal Mayo Clinic Proceedings mengungkapkan latihan daya tahan se perti maraton yang berlebihan menempatkan orang pada risiko kerusakan jantung permanen. Orang tersebut juga kemungkinan mengalami masalah kardiovaskular yang mematikan. Tim peneliti menemukan banyak atlet mengalami pening katan kadar zat temporairement yang mendorong peradangan dan kerusakan jantung. Pemimpin penelitian, James O’Keefe dari Saint Luke’s Mid America Heart Institute, Amerika Serikat, mengatakan tak diragukan bahwa kegiatan atau latihan fisik merupakan cara paling efektif untuk pengobatan berbagai penyakit dan me nambahkan harapan hidup rata-rata tujuh tahun. “Namun, analisis kami pada partisipan yang melakukan latihan daya tahan ekstrem yang berlebihan membuat kondisi organ hati mereka tidak menjadi lebih baik,” kataa dia. (MI/R6)
±
Memetik Makna Damai dari Balinuraga MINGGU, 28 Oktober 2012. Jalan raya yang mengakses Desa Bali nuraga dari arah Kalianda sudah diblokir. Ratusan polisi dari berbagai kesatuan disiagakan terkait desas-desus akan adanya serangan massa ke desa itu. Aparat yang di-back up TNI itu siaga penuh. Kekhawatiran itu nyata. Bak gelombang tsunami, massa dari arah Kalianda menyatu dan terkonsentrasi di pintu pertigaan Jalinsum. Seperti ada kibaran bendera start, massa memenuhi jalan, mengular, dan berjalan tak putus sepanjang hampir 1 km. Saat melintasi jalan yang ka nan-kirinya sawah, orang-orang kalap menyandang aneka sen jata dan obor itu seperti pawai raksasa. Suara-suara kemarahan membahana memecah suasana malam yang sejatinya sunyi.
±
Pagar hidup aparat yang meng hadang di pintu sebelum Bali nuraga semakin menguatkan barisan. Ada dialog dan imbauan sebelum dua kutub itu bertemu. Namun, massa yang datang tak peduli negosiasi. Bagian depan tertahan, tetapi ribuan “buntut nya” pecah, bubar, menyelinap menerobos sawah, kebun, dan ladang untuk bisa sampai ke tujuan. Suara tembakan peringatan aparat sudah dianggap petasan. Jumlah aparat yang tak seimbang membuat massa leluasa melaku kan angkara apa saja. Puluhan rumah dibakar, beberapa orang meninggal, dan Desa Balinuraga porak-poranda. Sebagian Desa Sidoreno juga ikut terimbas. Malam mencekam itu adalah tragedi berdarah yang tak per nah dilupakan masyarakat Lam
CMYK
pung, bahkan Indonesia. Konflik bernuansa SARA mengoyak na ma Lampung dengan cap buruk. Padahal, drama mengerikan itu hanya dipicu ulah remaja nakal yang tak memahami arti dan indahnya damai kehidupan. *** Kamis, 5 Februari 2015. Me nyambangi lokasi itu, suasana demikian berbeda. Satu ger bang desa yang semula berupa dua tugu ukiran arsitektur Bali berupa ornamen pura diubah sedemikian rupa. Dua pucuk ger bang berbentuk sebelah gunung an (dalam wayang) yang sebe lumnya terpisah oleh jalan, kini disambungkan dengan ornamen siger tujuh tanggai berwarna kuning terang. Jalan hotmix mu lus mengantar pengunjung ke desa yang sempat mencekam. Mengunjungi Desa Balinuraga di
±
Kecamatan Way Panji, tiga tahun pascakonflik itu, terasa tenteram. Pohon akasia berjajar di sepan jang jalan. Beberapa pura sedang bersolek tanda ada perayaan keagamaan. Pura-pura kecil di masing-masing rumah menandai kehidupan warga yang religius. Di desa berpenduduk hampir 2.500 jiwa yang mayoritas asal Kabupaten Klungkung (Bali), Jawa, dan Sunda itu, tak ada lagi bekas “luka” lama. “Semua hal yang mengingatkan peristiwa itu sudah kami buang,” kata Made Sintre, kepala Desa Balinuraga. Tempat ibadah agama Hindu me mang dominan. Namun, suara azan dari dua masjid di desa itu adalah potret harmoni dan toleransi yang telah terbangun antarpenduduk. (R6) n Perdhana Wibysono
n BERSAMBUNG Ke Hlm. 5
±
n LAMPUNG POST/PERDHANA WIBYSONO
DESA BALINURAGA. Kepala Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji, Lampung Selatan, Made Sintre di depan gerbang selamat datang Desa Balinuraga, Kamis (5/2).
±