±
±
CMYK
± facebook.com/lampungpost @lampostonline @buraslampost
I
24 Hlm. jumat 9 jANUARI 2015
TERUJI TEPERCAYA
i TAHUN XL Terbit Sejak 1974 i Rp.3000 No. 13367
www.lampost.co
±
Ultimatum untuk Prabu Artha
Memastikan Jalan Tol
DPRD mensyaratkan lampiran garansi bank sebagai bukti PT Prabu Artha mampu membangun Pasar SMEP dan Tugu. EKA SETIAWAN
K
ONTRAK kerja PT Pra bu Artha dalam peker jaan Pasar Tugu dan Pasar SMEP, Bandar Lampung, ditentukan hari ini (9/1). Jika Direktur PT Prabu Artha Ferry Soelistyo alias Alay tidak me menuhi janji memulai peker jaan dua pasar tradisional itu, DPRD Bandar Lampung tegas merekomendasikan pemutus an kontrak. “Kalau tidak terealisasi, kami Komisi II akan mereko mendasikan diganti karena ini menyangkut kepentingan pedagang,” kata Sekretaris Komisi II DPRD Bandar Lam
“
Kalau Alay melakukan kesalahan, pintu bui itu terbuka buat dia. Barlian Mansyur Anggota Komisi II DPRD Bandar Lampung
±
pung Yusirwan, di kantornya, saat rapat dengar pendapat bersama Dinas Pengelolaan Pasar, Kamis (8/1). Menurut Sekretaris Fraksi PAN itu, renovasi Pasar SMEP telah tiga kali mengalami per ubahan kontrak (adendum). Begitu juga dengan renovasi Pasar Tugu yang hingga kini pembangunannya baru 80%. Namun, Alay belum juga memu lai mengerjakan dua pasar ini.
Ancam Bui Alay Anggota Komisi II, Barlian Mansyur, mengatakan pem bangunan Pasar SMEP mem butuhkan modal Rp365 miliar, sehingga pengembang harus
mendapatkan garansi bank. Pihaknya mengikuti kemauan Pemkot menunggu realisasi janji Alay karena Rp3 miliar dana pedagang sudah disetor ke pengembang. “Kami minta garansi bank sebagai bukti dia masih bisa membangun. Jika tidak ada itu, kami berkeras tidak memperpanjang.” Berlian mengingatkan jika Alay kembali menging kari janjinya, dia bisa dibui atas laporan penipuan ter hadap pedagang. “Kalau Alay melakukan kesalahan, pintu bui itu terbuka buat dia.” Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Khasrian Anwar menjelaskan renovasi Pasar SMEP ini seharusnya sudah dikerjakan sejak Juni 2014. Namun, Alay selalu mangkir dan terakhir menjan jikan memulai pekerjaan pada 9 Januari. “Kami sudah rapat untuk menentukan pemutus an kontrak, tapi kami tunggu sampai 9 Januari ini.” Menurut Khasrian, PT Prabu Artha hanya bersedia mengerjakan pembangunan tiga lantai dari rencana sebe lumnya delapan lantai. Direktur PT Prabu Artha Ferry Soelistyo memastikan pekerjaan Pasar Tugu akan dilanjutkan besok (hari ini). “Jumat pagi, Pasar Tugu kami kerjakan. Semen dan tukang sudah siap. Kalau SMEP, sebentar lagi, karena saya mau mengatur alat berat dulu,” kata Alay, saat dihubungi melalui ponsel. “Sekarang kita buktikan saja Pasar Tugu jalan enggak besok. Media jangan cuma memberitakan yang jelek-jelek dong, dukung saya.” (K1) ekasetiawan@lampungpost.co.id
Elvira Devinamira Ikuti Pembekalan Miss Universe... Hlm. 16
±
Pemprov Belum Kantongi Rute Tol PEMPROV Lampung menga ku belum mengantongi rute wilayah mana saja yang akan dibebaskan untuk jalan tol. Padahal, pembebasan proyek pembangunan jalan tol ditar getkan akan dimulai bulan depan. Asisten II Sekprov Lam pung Bidang Ekbang Ade ham mengatakan secepatnya akan melakukan persiapan pembebasan lahan jalan tol sepanjang 150 km dengan kebutuhan luas lahan kurang lebih seluas 1.181 Ha. “Belum, kalau sekarang, ya belum bisa. Kan semuanya sudah bilang, Pak Gubernur bilang, titiktitiknya juga belum ada,” kata dia, di lingkungan Pemprov, kemarin (8/1). Terkait aksi apa yang akan dilakukan guna percepatan, dia mengatakan hingga kini memang masih belum bisa dengan alasan dokumen
±
perencanaannya belum sam pai di Pemprov. “Kan masih harus menunggu. Untuk persiapan seperti maping titik-titiknya ya nanti. Ini saja belum di-SK-kan. Ya, kirakira dua minggu lagi.” Ditanya apakah Pemprov ada komunikasi dengan pusat, dia melanjutkan hal tersebut terus dilakukan. Na mun, Adeham mengatakan tidak memiliki wewenang untuk menjawab. “Nah, itu ya saya enggak tahu, kenapa ya? Mungkin masih ada beberapa hal yang harus direvisi.” Sementara itu, Kepala Sek si Pengaturan Tanah Peme rintah Kanwil BPN Provinsi Lampung Subardi mengata kan BPN yang akan ditunjuk sebagai ketua tim pembe basan jalan tol mengaku hingga kini belum mengeta hui proses lebih lanjut terkait pembuatan jalan tol. (*11/U1)
CMYK
±
TAJUK
n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN
PEJABAT DINSOS DITAHAN. Bendahara Dinas Sosial Kota Bandar Lampung Tinneke ditahan pihak Kejaksaan Negeri Bandar Lampung terkait dugaan korupsi dana bantuan sosial (bansos) kematian tahun 2012 senilai Rp2,5 miliar, Kamis (8/1).
Kasus Bansos Bandar Lampung Kerugian negara atas kasus korupsi dana hibah santunan kematian Kota Bandar Lampung 2012 sesuai perhitungan BPKP sebesar Rp2,2 miliar dari total anggaran Rp2,5 miliar. Tinneke ditahan karena menyerahkan dana santunan bukan ke ahli waris pihak yang meninggal dunia, melainkan kepada Sakum selaku koordinator tenaga kerja sukarela (TKS).
Tinneke diperiksa penyidik selama lima jam mulai pukul 09.30 dan langsung dilakukan penahanan. Penyidik baru menahan dua dari tiga tersangka yang telah ditetapkan, yakni Sakum pada 12 Desember 2014 dan Tinneke 8 Januari 2014. Satu tersangka yang belum ditahan yaitu Kepala Dinsos Bandar Lampung Akuan Effendi.
Kejari Tahan Bendahara Dinsos KEJAKSAAN Negeri (Kejari) Ban dar Lampung menahan Benda hara Dinas Sosial (Dinsos) Ban dar Lampung Tinneke terkait kasus dana hibah santunan kematian 2012. Tinneke ditahan lantaran tidak menjalankan tugasnya sesuai prosedur. Kepala Kejaksaan Negeri Bandar Lampung Widiyantoro menjelaskan usai melakukan pemeriksaan selama lima jam, pihaknya langsung meng usulkan agar Tinneke ditahan selama 20 hari di Rutan Way Huwi, Jatiagung, Lampung Selatan. “Tinneke kami usulkan di tahan karena terkena tindak pidana korupsi dana kema tian. Peran Tinneke sebagai bendahara pengeluaran pada saat itu,” kata Widiyantoro, di kantornya, Kamis (8/1).
Ia menjelaskan kesalahan tersangka yakni mengeluarkan uang tanpa melalui prosedur yang benar. Seharusnya, Tin neke menyerahkan dana san tunan kepada ahli waris pihak yang meninggal dunia, bukan kepada Sakum selaku koordina tor tenaga kerja sukarela (TKS). Sakum sendiri sudah terlebih dulu ditahan kejaksaan. Kerugian negara dalam perkara tersebut sesuai per hitungan BPKP, kata Widi yantoro, yakni sebesar Rp2,2 miliar dari total anggaran Rp2,5 miliar. Menurutnya, dalam pemeriksaan Tinneke mengaku tidak menikmati hasil uang korupsinya. Namun, ia enggan menjelaskan siapa yang paling menikmati uang haram tersebut. “Uang itu kan diserahkan ke Sakum. Ada
kuitansi yang diterima Rp2 miliar lebih,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinsos Bandar Lampung Akuan Efendi, yang juga dipanggil bersamaan dengan Tinneke, tidak hadir lantaran sedang sakit. Akuan melalui kuasa hukumnya mem berikan surat keterangan dokter selama dua hari, yakni Kamis (8/1) dan Jumat (9/1). “Kami akan jadwalkan kembali peme riksaannya minggu depan,” kata Widiyantoro. Kasi Pidsus Kejari Bandar Lampung Fredy Feronico Si manjuntak menjelaskan Tin neke diperiksa sejak pukul 09.30. Sebanyak 16 pertanyaan diajukan penyidik seputar pro ses pencairan, pengelolaan, dan pertanggungjawaban dana hi bah santunan kematian Bandar Lampung 2012. (BOY/K3)
BURUKNYA infrastruktur jalan menjadi kendala utama bagi mobilitas penduduk Lampung dan menjadi hambatan utama bagi kemajuan daerah ini. Untungnya, keadaan ini sangat disadari kemudian menjadi prioritas utama pro gram kerja pemimpin Bumi Ruwa Jurai ini. Selain memperbaiki jalan-jalan provinsi dan kabupaten/ kota se-Lampung sebagaimana disampaikan Gubernur dalam berbagai kesempatan, kini Lampung mendapat dukungan pusat dalam pembangunan jalan tol sepanjang 150 km dari Bakauheni hingga Terbanggibesar. Begitu mengetahui proyek ini, Pemerintah Provinsi Lam pung bergerak cepat. Pembangunan jalan tol ini ditargetkan mulai 2016. Pembangunan jalan diminta dipercepat dua tahun sehingga 2017 sudah selesai. Karena itu, pembebasan lahan pun segera dilakukan Februari depan. Pemprov Lampung pun tak mau sekadar menunggu, tetapi melakukan jemput bola dengan pusat segera menyerahkan dokumen terkait pembangunan jalan tol Lampung untuk memuluskan proses pembebasan lahan. Belajar dari proyek pembangunan jalan pantai timur (Jalinpantim) yang berlarut-larut karena pembebasan lahan yang tidak tuntas, panitia pembebasan lahan untuk jalan tol Bakauheni—Terbanggibesar ini harus bekerja lebih profesional. Sedini mungkin proses pembebasan lahan harus dilakukan secara terbuka, akuntabel, dan bertanggung jawab. Kalau kita kembali ke hakikat pembangunan, tak terkecuali pembangunan jalan tol, sesungguhnya ditujukan sebagai daya upaya untuk menghadirkan tatanan masyarakat yang adil, makmur, nyaman, dan bahagia. Hanya saja, tujuan mulia ini acap justru menjadi tameng para penguasa untuk menggusur warga. Kata pembangunan seakan menjadi mantra sakti, selain alasan pembenar untuk menggusur warga. Sudah tidak terhitung lagi jumlah warga yang justru merasa terancam dan dirugikan proyek yang mengatasnamakan pembangunan. Warga pun harus tersingkir dan berpindah ke tempat lain. Demi pembangunan, apa pun boleh dilakukan, meski harus menyingkirkan rakyat kecil. Pembangunan model semacam ini sudah tentu bukanlah pilihan yang paling tepat dan relevan. Kita harus mencari jalan keluar agar pembangunan sedapat mungkin bisa berjalan sebagaimana tujuan utamanya. Pembangunan yang benar-benar mampu mendorong serta meningkatkan kualitas derajat hidup manusia. Karena itu, kita berharap proses pembebasan lahan bisa berlang sung sesuai koridor hukum yang berlaku. Warga, misalnya, sangat berhak atas ganti rugi tanah sudah sangat benderang tercantum dalam Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2006 tentang Pengadaan Ta nah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Meskipun Pemerintah Provinsi berencana melibatkan Polda Lampung dan Korem 043/Gatam, pembebasan lahan harus tetap mengedepankan cara-cara yang persuasif, mela lui negosiasi yang wajar, meminimalkan pemaksaan dan kekerasan, dan mengedepankan rasa kemanusiaan. Intinya adalah bagaimana dengan dana Rp2,6 triliun yang disediakan pusat untuk pembebasan lahan, proses pe nyediaan lahan untuk jalan tol, berlangsung aman, damai, dan kondusif. Proses pembebasan lahan yang berjalan baik menjadi salah satu langkah penting untuk memastikan rea lisasi pembangunan jalan tol di Lampung, sekaligus memberi manfaat bagi kemaslahatan bersama. n
oasis
Terima Kasih dan Pelanggan KHAWATIR karena restoran Anda ditinggal pelanggan? Cobalah untuk tidak segan-segan mengirim ucapan terima kasih seder hana tapi tulus. Sebuah ungkapan “terima kasih” sederhana bisa membuka atau menghancurkan sebuah pertalian bisnis. Demikian kesimpulan studi terbaru yang dipimpin Profesor Clay Voorhees dari Michigan State University, Amerika Serikat. Setelah meminta pelanggan restoran untuk mengisi sur vei tentang kepuasan, tim peneliti menemukan ungkapan itu efektif meningkatkan pertalian dengan mereka. Ucapan terima kasih via e-mail meningkatkan jumlah kunjungan sebesar 50% untuk pria dan 57% untuk perempuan. “Ucapan terima kasih tidak hanya membuat mereka (pe langgan) datang kembali, tetapi para pelanggan tersebut datang kembali dan membawa lebih banyak orang bersama mereka,” kata Voorhees. (MI/U1)
Klinik Mitra Anda, Pembendung Air Mata
n LAMPUNG POST/DENNY ZULNIYADI
PERIKSA PASIEN. Sukiman, pemilik Klinik Rawat Inap Mitra Anda di Sumberejo, Rajabasa Jaya, Bandar Lampung, sedang memeriksa salah satu pasien di kliniknya, Kamis (8/1).
±
SENIN (5/1), gerimis mengurung bilangan Rajabasa dan seantero Bandar Lampung. Satu unit minibus terlihat tergesa me masuki Jalan Haji Komarudin, terus menembus gang demi gang untuk sampai ke Sumber rejo, Rajabasa Jaya. Satu unit bangunan dekat sawah dengan merek Klinik Rawat Inap Mitra Anda menjadi tujuan. Seperti sudah hafal, mo bil itu masuk ke teras klinik d engan posisi buntut lebih dulu. Dengan sigap, Nita Su santi turun, masuk ruang dan bicara sekadarnya. Sang sopir juga tak menunggu perintah, pintu mobil sudah terbuka. Dan, brankar rumah sakit ke
±
cil itu mengantar Winda (25), pasien terbuang dari Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) ke ruang perawatan. Setelah pasien mapan di ranjangnya, seorang lelaki se tengah baya menghampiri Nita dan berkomunikasi. Tak lama, Sukiman, lelaki perawakan sedang itu, memberi isyarat dengan anggukan. Isyarat itu adalah aba-aba kepada dua perawat yang bertugas hari itu untuk segera merawat perempuan bertubuh subur yang tergolek lemah itu. Nita tampaknya sudah tahu persis karakter Klinik Mitra Anda dan Sukiman. Untuk
penanganan pasien khusus seperti Winda yang pemu lung nomaden itu, Mitra Anda adalah solusinya. Benar saja, tanpa birokrasi ruwet, tanpa tanya biaya dan siapa yang bertanggung jawab, pemu lung tanpa identitas itu tetap dirawat. “Ya, saya juga enggak tahu kok banyak pasien orang enggak pu nya lebih senang berobat di sini. Mungkin mereka lebih nyaman ya. Padahal, di sini enggak gratis lo. Tapi, kalau orang enggak mampu, ya tetap kami tolong,” kata Sukiman Margo Utomo kepada Lampung Post, Kamis (8/1). (R6) n Denny Zulniyadi
BERITA TERKAIT Hlm. 5
±
±