±
±
CMYK
± facebook.com/lampungpost @lampostonline @buraslampost
I
24 Hlm. kamis 12 MARET 2015
TERUJI TEPERCAYA
i TAHUN XL Terbit Sejak 1974 i Rp3000 No. 13426
www.lampost.co
±
±
Polda Pidanakan Pengusaha Kopi Luwak TIGA pengusaha kopi luwak yang memelihara binturung (Arctictis binturong) dibekuk Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Lampung, Rabu (11/3). Mereka, yakni Dadang Sapu tra, warga Bandar Lampung; serta Sapri dan Philipus Ajang, warga Lampung Barat. Ke tiganya terbukti memiliki, menyimpan, dan memelihara satwa dilindungi binturung da lam keadaan hidup dan dijerat perkara konservasi sumber daya alam (KSDA). Kabid Humas Polda Lam pung AKBP Sulistyaningsih mengatakan ketiganya dijerat Pasal 40 Ayat (2) jo Pasal 21 Ayat (2) huruf a UU RI No. 5 Tahun 1990 tentang KSDA. Sementara itu, Dadang Sapu tra mengaku memelihara satu ekor binturung untuk uji coba produksi kopi luwak di Bandar Lampung. Sedangkan Sapri memi liki 27 ekor binturung sejak 2013 untuk memproduksi kopi luwak dengan merek da gang Ratu Luwak di Lampung Barat. Lalu, Philipus Ajang mengaku memiliki lima ekor binturung sejak 2006 untuk memproduksi kopi luwak dengan merek dagang Luwak Perkasa di Lampung Barat. Salah satu pengusaha kopi luwak asal Lampung Barat, Gunawan Supriadi, menilai penangkapan ini merugi kan pengusaha. “Pengusaha menjadi tidak bisa mem produksi kopi luwak yang sudah sekian tahun lamanya menjadi ikon Lampung dan terkenal hingga mancane gara,” kata dia. Menurutnya, pengusaha bisa gulung tikar dan menghilang kan lapangan pekerjaan. “Kami menyayangkan penangkapan ini karena tidak ada peringat an dan sosialisasi dari BKSDA dan yang berwenang. Padahal, kami memiliki izin usaha pe meliharaan dan pemerintah mengetahuinya,” ujarnya, saat dikonfirmasi melalui telepon, Rabu (11/3) malam. Ia berharap ada penyelesai an yang jelas dan cepat agar tidak merugikan berbagai pihak. “Kami berharap agar pemerintah segera memberi kan solusi atas permasalahan ini dan ada kebijakan khusus yang diberikan Pemerintah Ka bupaten Lampung Barat yang dapat diberlakukan di daerah Lampung Barat karena bintu rung (luwak) yang dipelihara digunakan untuk produksi kopi luwak khas Lampung,” kata dia. (*4/*12/K3)
±
±
TAJUK
Ahmad Pairin Bupati Lampung Tengah
Kemelut Golkar
Kelahiran
: Metro, 12 Januari 1950
Istri
: Heriyanti
Anak
: 1. dr. Ardito Wijaya 2. dr. Dwi Evayanti 3. Ranu Hari Prasetyo 4. Kurniadi
PARTAI politik seharusnya menjadi teladan dalam pendidikan politik bagi masyarakat. Namun, fungsi tersebut sering bersilang sengkarut de ngan tujuan naluriah partai, yakni untuk meraih kekuasaan. Atas dasar tujuan tersebut, agenda pen didikan politik dan rekrutmen pemimpin sering terabaikan. Kerap terjadi gejolak dan benturan dengan partai lain, bahkan di dalam tubuh partai itu sendiri. Itulah yang kini sedang melanda Partai Golkar. Partai ber lambang beringin itu terbelah dua faksi, yakni faksi Munas Bali yang diketuai Aburizal Bakrie dan kubu Munas Ancol yang dipimpin Agung Laksono. Mahkamah Partai Golkar yang digadang-gadang bisa me nyelesaikan konflik mengeluarkan putusan abu-abu. Empat anggota mahkamah partai tidak bulat memutus sengketa itu. Kesamaan pendapat terjadi antara Muladi dan HAS Na tabaya yang memutuskan tidak memenangkan satu pihak, sementara Djasri Marin dan Andi Mattalatta secara tegas memenangkan kubu Agung Laksono. Putusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly dua hari lalu yang mengesahkan kepengurusan versi Agung Laksono ternyata juga tidak mendorong kedua faksi segera bersatu. Kubu Aburizal malah melakukan langkah hu kum dengan menggugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Tidak sampai di situ, badai di tubuh Golkar juga merembet ke pidana setelah kubu Aburizal melaporkan dugaan mandat palsu yang dilakukan sejumlah pengurus versi Agung Laksono. Perseturuan internal Golkar tidak hanya di DPP, tetapi juga merembet ke provinsi dan kabupaten/kota. Di Lampung, Golkar memiliki dua kepengurusan, yakni Ketua DPD I versi Munas Bali di bawah kendali M Alzier Dianis Thabranie dan Ketua DPD I Golkar versi Munas Ancol Heru Sambodo. Akar dari konflik ini sebenarnya adalah perbedaan orien tasi dua faksi. Faksi Agung Laksono ingin bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH), sedangkan faksi Aburizal ingin menjadi oposisi bersama Koalisi Merah Putih (KMP). Konflik yang berlarut-larut ini jika tidak segera diselesaikan akan semakin memperburuk citra Golkar di masyarakat. Bah kan, bisa mengancam eksistensi partai itu dalam pemilihan umum kepala daerah serentak yang akan digelar akhir tahun ini. Partai yang memiliki jumlah kursi yang cukup signifikan itu terancam tidak bisa mengusung calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Kedua kubu sudah sepatutnya menyamakan persepsi tentang posisi Golkar pasca-Pilpres 2014. Berada dalam pe merintahan tidaklah haram. Begitu juga jika ingin menjadi oposisi juga pilihan yang baik, asalkan tidak bertujuan me rongrong pemerintah. Seluruh kader Golkar harus kembali bersatu melakukan konsolidasi untuk menyusun program sekaligus menyong song pemilukada serentak 2015 dan mempersiapkan Pemilu 2019. Di negara hukum ini, semua orang harus menghargai proses hukum lebih dari cara-cara yang lain, apalagi cara anarki. Itu sebabnya, sambil menunggu kepastian hukum yang final, semua pihak yang bertikai hendaknya saling membuka diri untuk berislah. Beringin harus kembali teduh mengayomi seluruh kader. Sebab, mengayomi, menyejahterakan rakyat, dan menyiapkan pemimpin berkualitas lebih penting ketimbang berkonflik. n
Alamat
Mendaftar di Tim Penjaringan Partai Golkar
: Jalan Dr. Sutomo No. 28, Adijaya, Kecamatan Terbanggibesar, Lampung Tengah
Pendidikan : 1. SDN Hadimulyo, y Metro 2. SMP Xaverius, Metro 3. SMA Yos Sudarso, Metro 4. Universitas Saburai Bandar Lampung
Marzuki Noor Guru besar UMM Kelahiran
: Yogyakarta, 3 Mei 1957
Istri
: Soesiety M
Anak
: 1. dr. Nuka Meriedlona 2. Naka Furdhi (Alm.)
Keduanya mendaftar di
PDI Perjuangan
sebagai calon wali kota Metro
Pendidikan : 1. S-1 Unila (1982). 2. S-2 IPB, Penyuluhan Pembangunan (1992) 3. S-3 IPB, Penyuluhan Pembangunan (1997)
Marzuki Dobrak Dominasi Pairin Akhir masa jabatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro Lukman Hakim-Saleh Chandra Pahlawan pada 20 Agustus 2015. MUSTAAN BASRAN
B
UPATI Lampung Te ngah Ahmad Pairin men dominasi isu Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemi lukada) Kota Metro sejak lama. Bersama calon pendamping yang digadangnya, yang juga mantan Wakil Wali Kota Metro Djohan, melekatkan nama Paidjo dalam setiap sosialisasinya. Na mun, Marzuki Noor, mantan Rektor Universitas Muhammadi yah Metro (UMM), muncul untuk mendobrak dominasi itu. Sejak awal 2014, Paidjo telah melakukan sosialisasi un tuk maju dalam kontestasi di Bumi Wawai itu pada pemi lukada serentak 2015. Dalam sejumlah kegiatan, keduanya tampak hadir. Bahkan dalam salah satu acara Pairin sempat memastikan keduanya maju berdampingan. Pairin merupakan warga yang tinggal, besar, dan seko
lah di Kota Metro. Bahkan, kiprahnya berlanjut dengan memberi layanan terkait pro fesinya sebagai mantri atau perawat kepada masyarakat sekitar di Kelurahan Hadimu lyo, Metro Pusat, khususnya. Dukungan dari warga sekitar dan kerabat di Metro juga berpeluang didorong dengan popularitas calon wakilnya, Djohan. Dalam perjalanannya, Djo han dalam pemilukada 2010 mendapat suara signifikan— selisih tipis dengan pemenang kontestasi saat itu. Belum lagi ia juga pernah menjadi Wakil Wali Kota Metro dengan be ragam terobosan kebijakan yang diakui masyarakat.
Raisa Gandeng Chico Jericho... Hlm. 16
Namun, dominasi itu bakal menghadapi persaingan yang tidak bisa dianggap remeh dari guru besar UMM, Marzuki Noor. Ia sebagai akademisi sering memberi kontribusi di kota pendidikan itu. Sebagai aktivis organisasi sekelas Mu hammadiyah, Marzuki juga mempunyai basis ideologi yang baik. Keduanya telah mendaftar
“
Sesuai prinsip PDIP, yaitu partai wong cilik, harus bisa melayani kepentingan rakyat kecil. kan diri ke tim penjaringan DPC PDI Perjuangan setem pat dan mendapat pertimba ngan tersendiri atas kiprah nya. Sebab, PDIP, kata Wakil Ketua DPD PDIP Lampung Watoni Noerdin, mengusung calon kepala daerah yang benar-benar mau melayani masyarakat. “Sesuai prinsip PDIP, yaitu partai wong cilik, harus bisa melayani kepen tingan rakyat kecil,” kata Wa toni, saat dihubungi, beberapa
waktu lalu. Selain keduanya, ada juga sejumlah tokoh yang muncul mewarnai kontestasi itu, se perti Wakil Wali Kota Metro Saleh Chandra, tokoh pemuda Juniardi, Ketua DPD PAN Iwan Hartono, politikus PKS Nasri anto, dan birokrat Harunur din. Mereka juga memiliki kesempatan untuk bersaing atas dominasi Paidjo.
Tahapan Di Jakarta, KPU telah meran cang serangkaian kegiatan tahapan pemilukada serentak pada Desember 2015. KPU akan membentuk panitia ad hoc di tingkat kecamatan (PPK) dan kelurahan (PPS) pada 19 April 2015. Tapi, pendaftaran calon kepala daerah baru akan dimulai pada 22 Juli 2015. Kampanye pemilukada 2015 baru akan dimulai pada 28 Agustus hingga 6 Desember 2015. Sedangkan pemungut an suara direncanakan ber langsung pada 9 Desember 2015. “Kami akan menetapkan pasangan calon 24 Agustus,” ujar salah seorang komisioner, Ida Budiarti, kemarin. (MI/R3) mustaan@lampungpost.co.id
oasis
Polusi dan Kognitif ANAK-ANAK yang belajar di sekolah dengan polusi udara lalu lintas yang tinggi berada pada kondisi peningkatan risiko untuk mengalami gangguan perkembangan kognitif, menurut temuan studi baru di Spanyol. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS Medicine itu menganalisis aspek kognitif pada 2.715 anak-anak berusia 7—10 tahun saban tiga bulan selama satu tahun. Partisipan berasal dari 39 sekolah di Barcelona, Spanyol. Polusi udara terkait lalu lintas, termasuk nitrogen dioksida, diukur dua kali sepekan, baik di taman bermain sekolah dan lingkungan dalam ruangan. Tim peneliti menemukan peningkatan perkembangan kognitif dari waktu ke waktu pada anak-anak dari sekolah yang tercemar po lusi udara yang tinggi amat rendah dibandingkan partisipan dari institusi pendidikan dengan lingkungan yang sehat. (MI/R6)
±
Jembatan Talang, Ikon Lain Kabupaten Pringsewu TIGA gadis tanggung itu seperti tertegun ketika sampai di lahan parkir jembatan talang di Pekon (Desa) Fajarisuk, Pringsewu, Sab tu (7/3) sore. Matanya tak ingin lepas dari pandangan sebentuk konstruksi jembatan yang baru pertama kali mereka lihat. Dua sepeda motor yang mereka naiki seolah akan ditinggal saja. “Iya, Mas. Saya baru sekali ini ke sini. Saya tinggal di Gedongtataan. Ke sini diajak teman yang tinggal di Pring sewu,” kata salah satu dari mereka yang mengaku ber nama Dian. Segera, mereka berjalan mendekat dengan riang sam bil menyiapkan opsi kamera pada ponsel yang ditenteng. Sambil cekikikan, mereka silih
±
berganti berpose untuk meng abadikan momen di bangunan talang air yang berfungsi gan da sebagai jembatan itu. Dari bagian depan yang berbentuk saluran irigasi terbuka, hingga di bagian tengah jembatan yang beralas bilah-bilah besi berjejer rapi. Bangunan yang dirancang Pe merintah Hindia Belanda pada 1937 itu memang masih berfung si dengan baik hingga saat ini. Konstruksinya yang bagi awam terasa jauh dari jangkauan ren cana itu menjadi hal unik bagi pengunjung. “Hebat, ya. Enggak kebayang kok kepikiran bikin ta lang untuk irigasi di bukit-bukit begini,” kata seorang warga yang juga menikmati pemandangan sore itu.
CMYK
Keberadaan situs unik di Kabupaten Pringsewu itu menjadi salah satu identitas daerah. Tidak hanya di Fa jarisuk, paralel dengan talang itu, terdapat empat talang lain tak jauh dari situ. “Seluruhnya ada lima talang. Yakni, ada di Pekon Bumiratu (Kecama tan Pagelaran), Bumiayu dan Bumiarum (Kecamatan Pring sewu),” kata Jatiwan, sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebu nan Kabupaten Pringsewu. Jembatan talang raksasa itu kini bukan hanya punya dua fungsi, jembatan dan aliran air irigasi, tetapi juga menjadi tempat rekreasi. Bilah-bilah besi yang tersusun rapi di atas bentangan gelagar besi yang di bawahnya terdapat saluran air
±
berbentuk setengah lingkaran itu menjadi selasar untuk pe jalan kaki, pesepeda, maupun pengendara sepeda motor. Bagi pengunjung yang per tama kali berjalan melewati talang air itu akan diuji nyali di atas ketinggian. Pagar besi pembatas setinggi 1 meter yang jarang-jarang itu akan terasa kurang melindungi di atas ketinggian 15 meter hing ga 25 meter itu. Jurang dan lembah berupa persawahan dan sungai di bawahnya ada lah teror. Namun, jika sudah menikmati, hamparan hijau dan terasiring sawah-sawah itu adalah eksotisme peman dangan. (R6) n Widodo
n BERSAMBUNG ke Hlm. 5
±
n LAMPUNG POST/WIDODO
TALANG AIR. Masyarakat melintas di jembatan talang air raksasa di Kelurahan Fajarisuk, Pringsweu, Kamis (5/3). Talang air peninggalan Belanda itu mengairi ribuan hektare sawah di Pringsewu.
±