Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999
@lampostonline, @buraslampost
www.lampost.co
kamis, 16 OKTOber 2014
T E R U J I T E PERC AYA
facebook.com/lampungpost
24 Hal.
No. 13287
i TAHUN XL
Terbit Sejak 1974
Rp3.000
TA JUK
Poros Tengah KPU
n LAMPUNG POST/GUNTUR TARUNA
KEBAKARAN KEBUN SAWIT. Kebun kelapa sawit di lahan gambut milik warga di Kampung Sidomukti, Kecamatan Gedungaji Baru, Tulangbawang, ludes terbakar, Rabu (15/10). Luas lahan yang terbakar sejak Minggu (12/10) tersebut hingga kemarin sudah mencapai 40 hektare dengan kerugian mencapai sekitar Rp1 miliar.
40 Ha Lahan Sawit di Tuba Terbakar SEKITAR 40 hektare (Ha) kebun kelapa sawit di lahan gambut Kampung Sidomukti, Kecamat an Gedungaji Baru, Tulang bawang, terbakar. Kerugian ditaksir mencapai Rp1 miliar. Camat Gedungaji Baru Agus Waluyo mengatakan kebakaran sudah terjadi sejak Minggu (12/10), sekitar pukul 13.00. Hingga Rabu (15/10) sore, api masih belum bisa di padamkan. Minimnya peralat an, suplai air, dan pengaruh angin kencang menyulitkan warga yang berupaya mema damkan api. “Lahan yang terbakar bah kan meluas karena api terus merayap membakar gambut dan akar kelapa sawit hingga pohonnya roboh,” kata Agus, saat ditemui di lokasi keba karan, kemarin. Ia mengatakan kemarau pan jang yang terjadi tahun ini membuat lahan sawit di wilayah tersebut kekeringan. Akibatnya, lahan gambut sangat mudah ter bakar. “Kalau tidak segera hu jan, kami khawatir kebakaran
meluas. Saat ini saja sudah sekitar 40 hektare yang terbakar dengan kerugian kurang lebih Rp1 miliar,” ujarnya. Menurutnya, satu-satunya cara untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran yakni dengan membuat siring. Na mun, masalahnya alat berat tidak bisa masuk ke areal perkebunan. Kebakaran awalnya diketa hui warga terjadi pada lahan gambut di bagian barat dan meluas ke areal sebelah timur. Pemantauan Lampung Post, kemarin, warga yang berada di lokasi terlihat panik melihat kebun sawitnya terbakar. Me reka berupaya memadamkan api dengan menggunakan peralatan seadanya, seperti ember, pemukul kayu, dan semprotan hama. “Kami sudah bergotong royong memadam kan api, tapi sia-sia. Kobaran api tidak hanya terjadi di per mukaan tanah, tetapi sampai 70 cm di bawah tanah juga masih menyala,” kata Ribut (45), warga setempat. (UNA/K3)
Kinerja Komisioner Baru Diminta Sesuai Harapan Lima Komisioner Baru Nanang Trenggono Handi Mulyaningsih Sholihin M. Tio Aliansyah Ahmad Fauzan
(komisioner KPU Lampung petahana) (komisioner KPU Lampung petahana) (komisioner KPU Lampung petahana) (komisioner KPU Lampung Utara) (akademisi)
KOMISIONER KPU Lampung yang baru diminta bekerja sesuai harapan publik. Mereka harus bisa lebih transparan juga bekerja secara terencana, sistematis, dan terstruktur. “Jadi harus ada sesuatu hal yang lebih baik dalam hal penguatan internal dan eksternal,” kata akademisi Fakultas Hukum Unila, Yusdianto, saat dihubungi via ponsel, Rabu (15/10) Kemarin, lima komisioner KPU Lampung baru dilantik Ketua KPU Pusat Husni Kamil Manik di kantor KPU Pusat. Yusdianto mengatakan dengan terbitnya Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 1/2014, komisioner KPU dapat mengubah kinerja. Penguatan internal yang dimaksud Yusdian to, yakni komisioner harus se cara serius mengungkapkan berapa jumlah pemilih dengan sistem informasi terpadu. “Ada 7 pilkada yang rencana nya digelar serentak, polanya se
perti apa. Mereka harus mampu menyampaikan. Kemudian, kalau evaluasi yang lalu kan ada saling ketidaksepahaman lantaran satu komisioner dan satunya, misalkan Edwin dan Nanang. Kita berharap koordi nasi mereka betul-betul kompak bersama-sama tidak saling beda pendapat,” ujarnya. Selanjutnya, ditimbang perlu adanya penguatan sekretariat KPU, utamanya dalam trans paransi penggunaan anggaran, mengadakan barang dan jasa. “Kita berharap mereka memiliki integritas yang baru,” kata dia. Sementara koreksi eksternal yang dimaksud, yaitu komi sioner KPU harus mampu mem bangun komunikasi yang baik dengan parpol, pemda, dan pub lik. Sebab, KPU periode lalu ada kebuntuan komunikasi dengan pemda dan kurang koordinasi dengan lembaga-lembaga lain nya, seperti Bawaslu maupun publik. (CR6/CR11/U1)
Pungutan Ujian SD Ada Unsur Pidana Sudah cukup bukti mengusut kasus ini ke ranah hukum. Bukti itu dari pengakuan kepala sekolah dan nota pembayaran naskah soal. Rudiyansyah
S
EMUA penerima kelebih an dana penggandaan soal ujian bersama seko lah dasar terancam tindak pi dana korupsi dan dapat diseret ke ranah hukum. Kasus terse but masuk kategori gratifikasi oleh pejabat pemerintahan. Hal itu dikatakan Direktur Komite Antikorupsi (Koak) Muhammad Yunus saat mem berikan keterangan kepada Lampung Post, Rabu (15/10), terkait bagi-bagi kelebihan dana penggandaan soal ujian tengah semester SD. “Tidak benar kalau dana pem buatan soal disatukan dengan biaya penggandaan soal oleh percetakan, kemudian kelebi hannya dikembalikan lagi ke sekolah,” kata Yunus. Dia menilai dana peng gandaan soal yang ditetapkan sekolah sangat tinggi dan sarat mark-up. Sekolah cenderung memilih harga tinggi karena berharap mendapatkan keun tungan dari percetakan. Data yang dihimpun Koak sejak 2012, tingkat korupsi atau pun kebocoran anggaran BOS SD dan SMP di Bandar Lampung cukup tinggi, yaitu mencapai Rp32 miliar atau 40% dari total BOS sebesar Rp80 miliar. Dari total kebocoran itu, alokasi BOS untuk pengadaan
buku dan penyelenggaraan ujian, termasuk pengadaan soal, memang penyumbang angka terbesar, yaitu menca pai 60% dari total kebocoran atau senilai Rp19 miliar. Hal itu, kata Yunus, terjadi karena dalam setahun sekolah dapat melaksanakan hingga empat kali ujian.
T
idak ada toleransi. Kasus korupsi BOS harus diusut agar pelakunya jera.
Sangat Besar Terkait dugaan korupsi ber jemaah dalam penggunaan BOS untuk penggandaan soal itu, Direktur Lembaga Ban tuan Hukum (LBH) Bandar Lampung Wahrul Fauzi Sila lahi mengatakan sudah cukup bukti mengusut kasus ini ke ranah hukum. Bukti itu dari pengakuan kepala sekolah dan nota pembayaran naskah soal. “Kejaksaan harus mengusut
secara cepat, tegas, dan profe sional terkait kasus korupsi BOS ini. Jangan sampai kasus korupsi BOS ditutup karena dana sudah dikembalikan,” kata Wahrul, saat dihubungi Lampung Post. Tahun lalu, ujar Wahrul, LBH sangat kecewa setelah pihak Kejaksaan Tinggi Lampung menutup kasus dugaan korupsi BOS Bandar Lampung sebesar Rp200 juta. Menurut dia, untuk kasus penggadaan soal ujian ini angka kerugian negara sangatlah besar dan harus diusut tuntas. “Tidak ada toleransi. Kasus korupsi BOS harus diusut agar pelakunya jera,” kata dia, yang berjanji akan mengawal kasus ini. Sementara itu, Kejaksaan Negeri Bandar Lampung belum mengetahui adanya korupsi berjemaah kepala sekolah. Namun, jika memang ada bukti permulaan yang cukup, Kejari siap menyelidiki adanya dugaan korupsi tersebut. “Kami harus mempelajari dulu informasi penyimpangan ang garan penggandaan soal ujian tengah semester SD se-Bandar Lampung,” kata Kasi Intel Kejari Bandar Lampung M. Amin di kantornya, kemarin. (BOY/D1)
rudiyansyah@lampungpost.co.id
Dewi Gita Prihatin Kekerasan pada Anak
Hlm. 16
Wali Kota Ancam Pecat Kepala Sekolah
Herman H.N. WALI Kota Bandar Lampung Her man H.N. mengumpulkan kepala sekolah se-Bandar Lampung di SDN 1 Rawalaut, Rabu (15/10), terkait dugaan mark-up dana ban tuan operasional sekolah (BOS) dan pungutan kepada orang tua siswa untuk penggandaan soal
ujian tengah semester. Menurut Herman, pihaknya akan menyelidiki keterlibatan pihak KUPT Dinas Pendidikan, kepala sekolah, ataupun pani tia ujian. Jika terbukti, dia akan menindak tegas dan member hentikan oknum tersebut. “Harus dibuktikan dulu dong, jangan katanya-katanya saja, tunjuk siapa orangnya. Kalau memang benar-benar terbukti, saya berhentikan detik ini juga,” kata Herman, kemarin, usai meninjau pembangunan taman bambu runcing di persimpang an Jalan Perintis KemerdekaanJalan Gajah Mada. Herman mengatakan jika ter
bukti ada kepala sekolah yang menarik iuran kepada orang tua untuk penggandaan soal ujian tengah semester, pihaknya akan melakukan tindakan tegas. “Kan sudah saya kumpulkan tadi semua kepala sekolah. Tapi awas ya, Lampost harus benarbenar membuktikannya. Kalau enggak bisa buktiin, mereka (kepala sekolah) akan demo,” kata Herman. “Kalau memang benar-benar terbukti, ya akan kami berikan tindakan tegas. Bisa saya pecat sekarang juga.” Tapi, lanjutnya, harus dilihat juga, apakah permasalahan terse but terjadi di semua sekolah atau hanya segelintir sekolah. (RIC/K1)
SETELAH sebulan tertunda, Komisi Pemilihan Umum Pusat akhirnya menetapkan lima komisio ner KPU Lampung periode 2014— 2019. Lima komisioner terpilih itu di lantik di gedung KPU Pusat, kemarin. Dari lima komisioner, dua orang merupakan wajah baru, yakni M. Tio Aliansyah dan Ahmad Fauzan. Tiga lainnya komisioner petahana yang kembali terpilih, yaitu Nanang Trenggono, Handi Mulyaningsih, dan Sholihin. Tugas besar menanti lima komisioner terpilih. Satu hal terpen ting, mereka harus mampu membuktikan tim seleksi dan KPU Pusat tidak salah memilih orang. Sengkarut pelaksanaan Pemilih an Gubernur Lampung 9 April lalu harus menjadi pelajaran. Terlebih untuk tiga wajah lama KPU Lampung yang men jabat kedua kalinya. Mereka harus membuktikan mereka layak terpilih kembali karena kinerja dan kemampuan yang mumpuni. Bukan karena ada persekongkolan di balik layar dengan pihak-pihak yang memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan. KPU Lampung juga harus berdiri pada poros tengah yang tidak tergoyahkan pengaruh jahat para petualang politik. KPU yang digaji dari rakyat dituntut bekerja optimal untuk kepentingan semua kelompok masyarakat. Independensi institusi menjadi sumber pedoman utama KPU dalam setiap kebijakan. Tugas pertama yang bisa menjadi pembuktian kinerja komisioner adalah melaksanakan uji kelayakan dan ke patutan 10 nama teratas calon anggota KPU 14 kabupaten/ kota, kemudian menetapkan lima nama terbaik sebagai komisioner. Pemilihan komisioner KPU kabupaten/kota sangat penting karena di tangan merekalah nasib demokra si elektoral di daerah dipertaruhkan. Terlebih, pada 2015 tujuh daerah di Lampung akan me nyelenggarakan pemilihan kepala daerah, meliputi Bandar Lampung, Metro, Lampung Selatan, Pesawaran, Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Way Kanan. Dalam kaitan itulah, komisioner KPU Provinsi harus bisa men jamin dan memastikan tidak ada jiwa busuk pada komisioner KPU kabupaten/kota yang mereka pilih. Kelima komisioner ini harus berkaca pada fakta banyaknya penyelenggara pemilu di ka bupaten/kota se-Lampung berusaha memanipulasi suara rakyat. Beberapa komisioner di antaranya dijebloskan ke penjara. Untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama, komi sioner KPU Provinsi perlu mempertajam peran supervisi dan mengevaluasi kinerja komisioner KPU kabupaten/kota yang mereka pilih. Tidak kalah penting, komisioner KPU Lampung yang baru menjabat harus bisa menjalin hubungan harmonis dengan DPRD dan Pemerintah Provinsi Lampung. Meskipun independen, KPU tetap tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan lembaga lain. Masih segar dalam ingatan kita, konflik antara KPU Lampung dan Pemprov berdampak pada penundaan pilgub hingga tiga kali. Pe nundaan pilgub memupus tampilnya pasangan Amalsyah Tarmizi-Gunadi Ibrahim. Pasangan yang mendaftar dari jalur independen itu memilih mundur karena KPU tidak bisa memberi kepastian hari H pencoblosan pilgub. Pengalaman Pilgub 2014 memberi pelajaran kepada kita beta pa kesombongan institusi pada akhirnya menimbulkan ketidak pastian bagi masyarakat. Meskipun demikian, KPU Lampung terdahulu patut mendapat pujian atas sukses penyelenggaraan pilgub dan pemilu serentak pada 9 April serta Pemilihan Presi den 9 Juli. Kita berharap KPU kali ini bukan KPU yang menclamencle, melainkan KPU yang memberi kepastian. n
oasis
Tomat dan Antioksidan TOMAT dikenal kaya akan antioksidan, seperti vitamin C, lycopene, B-karoten, dan feno lat. Antioksidan adalah zat yang mampu menunda atau meng hambat proses oksidasi yang di sebabkan oleh radikal bebas. Sebuah studi yang dilakukan il muwan dari Departemen Biologi Molekuler dan Genetika di Institut Teknologi Izmir, Turki, mencari cara untuk mengembangkan tomat dengan sifat antioksidan yang lebih tinggi. Para ilmu wan membandingkan sifat antioksidan dalam tomat yang tumbuh liar dengan tomat hasil varietas budi daya. Tim peneliti menganalisis tiga populasi interspesifik ber beda, yakni Solanum peruvianum, Solanum habrochaites, dan Solanam pimpinellifolium, untuk mencari sifat antiok sidan dan agronomi. Setiap populasi diuji dengan aktivitas antioksidan yang larut dalam air, kadar fenol, bobot buah, bentuk buah, warna buah, dan kadar vitamin C. (MI/U1)