:: LAMPUNG POST :: Kamis, 18 September 2014

Page 1

Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

@lampostonline, @buraslampost

www.lampost.co

T E R U J I T E PERC AYA

KAMIS, 18 september 2014 facebook.com/lampungpost

24 Hal.

No. 13260

i TAHUN XL

Terbit Sejak 1974

Rp3.000

TA JUK

Pelajaran Rutin Kemarau

n LAMPUNG POST/HENDRIVAN GUMAY

Gubernur Siap Ciptakan Iklim Investasi yang Baik GUBERNUR Lampung M. Ridho Ficardo akan menciptakan iklim investasi yang baik dalam upaya perluasan lapangan pekerjaan di provinsi yang menjadi ger­ bang Sumatera ini. Langkah konkret ini untuk menjawab dan menjadi solusi atas tingginya disparitas sosial dan pendapatan di tengah-tengah masyarakat sehingga menimbul­ kan dampak rendahnya keaman­ an di beberapa titik di daerah. Menurut Ridho, apa yang men­­jadi harapan masyarakat ini akan diwujudkannya secara per­ lahan. Namun, perlu waktu dan dukungan semua pihak untuk merealisasikannya, termasuk pemerintah kabupaten/kota. “Yang terpenting kita bicara prioritas, prioritas kita adalah menangani apa yang menjadi kebutuhan rakyat hari ini. Sete­ lah itu bisa ditangani baru kita bicara program yang lain,” kata Ridho, saat diskusi sekaligus peluncuran buku Dari Oedin ke Ridho, sebagai kado 100 hari pe­ merintahannya bersama Wakil Gubernur Bachtiar Basri. Acara yang digagas Pusat Ka­ jian Kebijakan Publik dan Hak Asasi Manusia (PKKP-HAM) Uni­ versitas Lampung bekerja sama dengan Lampung Post dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung itu berlangsung di aula Lampung Post, Rabu (17/9). Ridho juga tak mau terjebak pada megaproyek yang kurang menyentuh masyarakat. Dia lebih cenderung pada proyek yang bertumpu pada pemenuh­

an kebutuhan masyarakat. Sedangkan dalam jangka pan­jang, Ridho akan membuat sistem resi gudang sebagai upaya menjaga stabilitas harga pertani­ an. “Siklus pertanian tradisional ini harus kita bereskan dulu. Ka­ lau ini belum beres, bagaimana kita mau bicara ekstensifikasi atau teknologi,” ujarnya. Menjawab soal keamanan, Kapolda Lampung Brigjen Heru Winarko berharap mendapat dukungan dari media dengan tidak menulis konflik Lampung atas setiap persoalan yang ter­ jadi. “Kita ubah kata konflik dengan disharmonisasi sehing­ ga fokus kita harmoni­sasi,” kata Kapolda.

P

rioritas kita adalah menangani apa yang menjadi kebutuhan rakyat hari ini. Keserasian dapat diwujud­kan dengan tiga elemen. Pertama, di­bentuknya paguyuban. Kedua, kerukunan. Ketiga, harus ada manfaatnya. “Jadi jangan win-win solution, tapi harus ada wise solution di setiap persoalan.” Sementara itu, Bachtiar Basri mengatakan satu bulan pertama kepemimpinan dirinya bersama Ridho Ficardo merupakan fase menjadi pendengar yang baik. Memasuki bulan kedua hingga saat ini, mereka mulai mengge­ liat untuk menyusun rencana kerja dalam rangka perbaikan Provinsi Lampung. (*1/*8/CR11/R5) EKSPEKTASI RAKYAT... Hlm. 3

DISKUSI BUKU. Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo (tiga kanan), Kapolda Lampung Brigjen Heru Winarko (dua kanan), dan Wakil Gubernur Lampung Bachtiar Basri (empat kanan) menghadiri diskusi buku Dari Oedin ke Ridho, kado 100 hari pemerintahan M. Ridho Ficardo-Bachtiar Basri di aula Lampung Post, Rabu (17/9). Acara tersebut juga dihadiri para akademisi, anggota DPRD Lampung, dan anggota DPD asal Lampung Anang Prihantoro.

Produksi Pangan Menyusut Kekeringan di Lampung berdampak buruk terhadap sistem pangan nasional karena merupakan daerah produsen sejumlah komoditas dan pemasok Pulau Jawa. Dian Wahyu Kusuma

K

EMARAU panjang yang terjadi tahun ini ber­ dampak buruk terhadap stok pangan di Lampung. Pasokan berbagai komoditas pertanian mulai menyusut dan menyebab­ kan harganya melambung. Sera­ pan beras Bulog dari petani juga berkurang signifikan. Data dari Perum Bulog Divre Lampung menyebutkan pada Agustus 2014, BUMN ini hanya mampu menyerap sebanyak 807 ton beras dari petani. Angka itu menurun tajam dibandingkan tahun lalu yang mencapai 3.331 ton. Sementara hingga 16 Sep­ tember 2014, jumlah serapan be­ ras petani lebih menyusut, yakni hanya 259 ton. Jumlah tersebut jauh di bawah realisasi Bulog pada September 2013 sebanyak 4.383 ton. Kepala Perum Bulog Divre Lam­ pung Djoni Nur Ashari mengakui

serapan beras Bulog dari petani pada tahun ini jauh berkurang dibandingkan 2013. “Kemarau berpengaruh pada serapan beras Bulog. Pekan depan kami akan koordinasi dengan DPRD dan Di­ nas Pertanian tentang tren panen pada musim gadu (kering) tahun ini,” kata Djoni di ruang kerjanya, Kamis (17/9). Kekeringan di Lampung juga sudah mulai berdampak ter­ hadap tingkat produksi hasil pertanian. Di beberapa pasar tradisional di Bandar Lampung, harga sejumlah komoditas men­ ingkat signifikan akibat kurang­ nya pasokan ke pedagang. Pedagang sayuran di Pasar Tugu, Bandar Lampung, Sa­ miatun, mengatakan pasokan sejumlah komoditas, seperti kol, cabai, timun, dan tomat, mulai tersendat sejak awal Agustus 2014. Kondisi ini memicu kenai­ kan harga di pasaran. “Untuk kol, biasanya satu hari dipasok

25 kg. Tapi sekarang cuma da­ pat paling banyak 10 kg,” kata Samia­tun, saat ditemui di tem­ patnya berdagang, kemarin. Menurut Samiatun, berku­ rangnya jumlah pasokan komodi­ tas tersebut disebabkan kemarau panjang yang melanda sebagian daerah di Lampung. Ia mengaku mendatangkan sayuran yang di­ jualnya dari Gisting, Tanggamus, dan Liwa, Lampung Barat. “Tana­ man petani pada kekeringan dan mati,” ujarnya. Bantuan Pusat Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo mengatakan kekeringan yang terjadi di Lampung telah berdampak buruk terhadap sistem pangan nasional. Apalagi, Lampung merupakan produsen sejumlah komoditas dan men­ jadi pemasok ke Pulau Jawa. Menurutnya, Pemprov Lam­ pung akan meminta Pemerintah Pusat untuk memberikan ban­ tuan dalam menanggulangi ben­ cana kekeringan tersebut. Bantu­ an dapat langsung dialirkan dari program di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum. (VER/K3)

dianwahyu@lampungpost.co.id

Dedi Afrizal Pimpin DPRD Lampung SEKRETARIS DPD PDIP Lam­ pung Dedi Afrizal menjadi ketua DPRD Lampung periode 2014—2019. Pengurus pusat partai itu menetapkan Dedi yang ketua sementara DPRD Lampung menjadi definitif da­ lam SK No. 5406/IN/DPP/IX/2014 pada 11 September 2014. “Alhamdulillah, partai memu­ tuskannya sesuai dengan aturan partai yang sudah di-SK-kan dalam petunjuk pelaksana No. 063/2014,” ujar Dedi, saat di­hubungi, Rabu (17/9). Tadi malam, setiba di Bandar Lam­ pung, Dedi langsung menghadap Ketua DPD PDIP Lampung Sjach­ roedin Z.P. guna menyampaikan SK DPP yang telah dibawanya. Sebagai ketua DPRD Lam­ pung, dia menjelaskan akan merangkul seluruh rekan se­ fraksinya termasuk fraksi-frak­ si lainnya. Dia bersama seluruh anggota DPRD Lampung akan merumuskan program yang mengakomodasi kepentingan partai, fraksi, dan utamanya kepentingan masyarakat. “Semuanya harus kami seim­

bangkan. Programnya nanti akan kami sinergikan dengan RPJMD yang sudah dibuat. Nanti kan diputuskan bersama dalam rencana tahunannya be­r upa APBD. Semua akan ber­d asarkan musyawarah mufakat berdasarkan prioritas masyarakat,” ujarnya. Anggota DPRD Lampung dua periode itu menjelaskan akan menyampaikan surat keputusan DPP PDIP kepada DPRD Lam­ pung, termasuk kepada empat fraksi yang mendapat jatah kursi pimpinan. Demikian juga dengan meminta struktur fraksi-fraksi supaya dapat segera ditetapkan. “Kemudian kami menyusun tatib dan alat kelengkapan Dewan.” Di sisi lain, dengan terbitnya SK DPP ini, Dedi berharap da­pat diterima semua pihak sehingga proses perjalanan di DPRD selama lima tahun ke depan berjalan sesuai harapan masyarakat. Dia juga memas­ tikan bila di PDIP tidak boleh ada rangkap jabatan sehingga kursi ketua fraksi sudah bukan lagi menjadi haknya. (CR11/U1)

KEMARAU mulai memanggang Lampung. Badan Meteorolo­ gi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kering bakal berlangsung hingga pertengahan Oktober mendatang. Dampak kema­ rau sudah dirasakan petani, IKUTI BEDAH TAJUK terlebih petani yang mengusa­ SETIAP HARI, PUKUL 08.00 WIB hakan lahan tadah hujan. Data dari Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Lampung, luas lahan pertanian mencapai 447 ribu hektare, sebagian besar belum memiliki irigasi yang baik. Luas sawah beririgasi teknis hanya 103.245 hektare, selebihnya mengandalkan irigasi setengah teknis dan nonteknis. BMKG memprediksi delapan kabupaten/kota di Lampung di­ landa kemarau ekstrem, yakni Kabupaten Tulangbawang, Mesuji, Way Kanan, Pringsewu, Metro, Lampung Timur, Lampung Selatan, dan Bandar Lampung. Kekeringan tidak hanya melanda delapan daerah tersebut. Berdasar laporan masyarakat, kekeringan lahan pertanian juga terjadi di Lampung Barat dan Pesawaran. Kekeringan cukup merisaukan mengingat delapan daerah tersebut merupakan basis produksi pertanian Lampung. Kegagalan pertanian akan menimbulkan dampak sosial luar biasa. Pasalnya, pertanian merupakan sumber penghasilan se­ bagian besar masyarakat Lampung yang berpenduduk lebih dari 9 juta jiwa. Hasil Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga pertanian di Lampung mencapai 1,2 juta rumah tangga. Kegagalan produksi petani akibat kekeringan merupakan salah satu dari banyaknya persoalan pertanian. Selain an­ jloknya harga akibat permainan spekulan, petani sering kesu­ litan mendapatkan pupuk serta sarana produksi. Tak heran, banyak penduduk yang meninggalkan pekerjaan bertani. Para petani berbondong-bondong beralih menjadi buruh pabrik di luar daerah karena hasil pertanian tidak sesuai dengan kerja keras mereka. Kriminalitas meningkat karena angka pe­ ngangguran bertambah. Itulah yang harus dicegah sejak dini. Alam tidak bisa dilawan, tetapi manusia bisa menyiasati. Demikian juga dengan kemarau, yang telah menjadi persoalan rutin manusia setiap tahun. Cara terbaik bagi petani untuk tetap berproduksi adalah dengan membangun jaringan irigasi teknis. Secara serentak fasilitas irigasi harus disertai dengan menjaga kelestarian hutan sebagai sumber pasokan air. Dua pekerjaan besar itu ibarat sekeping mata uang yang tak terpisahkan. Banyak irigasi teknis di Lampung yang tidak berfungsi dengan baik karena tidak didukung pasokan air. Tekanan penduduk dan lemahnya pengawasan pelan-pelan menggeser fungsi hutan sebagai cadangan air menjadi lahan pertanian dan permukiman. Kemarau tidak hanya menyulitkan para petani, tetapi juga jutaan warga perkotaan. Suplai air bersih terganggu. Sumursumur mengering akibat banyaknya pengusaha yang menguras air dari sumur bor berkedalaman ratusan meter dengan pompa berkapasitas besar. Persoalan ini juga yang harus diselesaikan. Pemerintah wajib memperketat izin pengeboran sumur agar penduduk perkotaan tidak kekurangan air bersih pada saat ke­ marau. Jangan sampai alam hanya dieksploitasi oleh kelompok tertentu dengan mengorbankan sebagian besar penduduk. Ada hak publik yang melekat dari setiap eksploitasi sumber daya alam, termasuk air tanah. Kemarau memberi pelajaran rutin kepada kita agar tidak semena-mena terhadap alam. n

oasis

Liberal atau Konservatif JALAN politik sesungguhnya untuk mewujudkan kesejahte­ raan bersama, seperti ajaran Aristoteles. Di dunia ini dikenal dua pandangan politik, yaitu liberal dan konservatif. Mana yang lebih baik? Adam Okulicz-Kozaryn, psikolog Rutgers University, AS, dan rekan menganalisis survei yang dilakukan Komisi Eropa di 16 negara Eropa antara 1970 dan 2002. Survei itu melibatkan 1.134.384 laki-laki dan perempuan. Peserta disuruh memilih tentang skala kepuasan hidup mereka dari sama sekali tidak puas hingga sangat puas. Peserta juga mengidentifikasi sikap politiknya dari sangat liberal hingga sangat konservatif. Tim menemukan hasil yang paradoks. Orang yang hidup di negara liberal memiliki kepuasan hidup lebih tinggi dibanding­ kan partisipan dari negara konservatif. Namun, jika ditilik dari sisi individu, mereka yang mengidentifikasi diri sebagai kon­ servatif melaporkan tentang kepuasan hidup lebih tinggi ketimbang rekannya yang liberalis. (MI/R6)

Reza Artamevia Beburu Kuliner Indonesia

n LAMPUNG POST/WAHYU PAMUNGKAS

PABRIK SENJATA API. Kapolsek Terbanggibesar AKP M. Budhi Setyadi memberi keterangan terkait penggerebekan pabrik senjata api di Karangendah, Terbanggibesar, Lampung Tengah, di Polsek Terbanggibesar, Rabu (17/9).

Hlm. 16

Polisi Gerebek Bungker Perakitan Senjata KEPOLISIAN Sektor Terbang­ gibesar, Lampung Tengah, menggerebek sebuah bungker tempat perakitan senjata api di bekas kandang kambing di Dusun IV, Kampung Karangen­ dah, Kecamatan Terbanggibe­ sar, Selasa (16/9) malam. Petugas menangkap seorang tersangka, Sukimin (43), dan me­ nyita tiga pucuk senjata api raki­ tan yang hampir selesai dibuat

dan bisa segera dipasarkan. Ikut juga disita ber­bagai per­alatan untuk merakit senjata api. Kapolsek Terbanggibesar AKP M. Budhi Setyadi, Rabu (17/9), di Mapolsek setempat, mengatakan sepak terjang Sukimin memang selalu diawasi petugas. Saat di­ tangkap di depan sebuah gerai di Kampung Karangendah, sekitar pukul 22.00, tersangka keda­ patan membawa senjata tajam.

“Petugas mendapat informasi tersangka sering membawa sen­ jata api,” kata M. Budhi Setyadi. Penangkapan Sakimin dikem­ bangkan dengan menggeledah rumah Sakimin di Karangendah. Petugas menemukan lima silin­ der (bagian senpi) yang disembu­ nyikan di belakang rumah. Selain itu, di bekas kandang kambing belakang rumah ter­ sangka juga ditemukan bungker

yang berisi 3 pucuk rangka senpi rakitan jenis revolver, 5 butir amunisi, 11 rol silinder, 1 buah bor listrik, 1 unit alat las listrik, 8 pelat besi, 14 buah piston, 1 buah tanggem, 1 buah tang jepit, 1 gergaji besi, dan 1 buah gerinda. “Semula tersangka tak mau buka mulut, tetapi akhirnya mengakui tiga buah rangka senpi itu buatan­ nya,” kata M. Budhi, didampingi Kasubbag Humas Polres Lamteng

AKP Yuliansyah. Kapolda Lampung Brigjen Heru Winarko meminta jaja­ rannya menindaklanjuti dan mengembangkan kasus itu. “Kami sudah mengetahui pabrik besarnya di OKI. Untuk di Lam­ pung akan kami kembangkan dari kasus tersebut,” ujar Kapol­ da usai diskusi buku Dari Oedin ke Ridho di aula Lampung Post, Rabu (17/9). (WAH/AMR/K2)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.