:: LAMPUNG POST :: Kamis, 28 Agustus 2014

Page 1

www.lampost.co

@lampostonline, @buraslampost

kamis, 28 agustus 2014

T E R U J I T E PERC AYA

facebook.com/lampungpost

Penggugat Wali Kota Diteror M

ANTAN Kepala SDN 1 Palapa, Tanjungkarang Pusat, Ngat Emi (50), terus-menerus mene­ rima teror. Pegawai negeri sipil yang menggugat wali kota Bandar Lampung itu diintimidasi melalui telepon seluler. “Saya mendapat dua kali teror telepon selama seminggu ini. Pertama, suara lakilaki dan teror kedua suara perempuan. Saya minta Majelis Hakim dapat memutuskan perkara ini dengan seadiladilnya karena saya ini orang yang tidak punya apa-apa,” ujar Ngat Emi, dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tata Usaha Negara, Bandar Lampung, Rabu (27/8). Nama Ngat Emi menjadi buah bibir di kalangan pendidikan di Bandar Lampung setelah ia

S

aya minta Majelis Hakim dapat memutuskan perkara ini dengan seadiladilnya karena saya ini orang yang tidak punya apa-apa.

menggugat wali kota Bandar Lampung dan kepala Dinas Pendidikan ke PTUN. Perempuan kelahiran 28 Juni 1964 itu menilai kebijakan wali kota memutasinya dari Kepala SDN 1 Palapa menjadi Kepala SDN 1 Kedaton melanggar ketentuan dan bernuansa nepotisme. Jika dirunut dari awal persidangan, Ngat Emi sudah tiga kali mendapat telepon dari orang tak dikenal. Pertama, suara laki-laki yang mengatakan apabila Ngat Emi membawa persoalan ini ke media massa ibarat tindakan bunuh diri. Kedua, juga suara lakilaki yang menanyakan untuk semua ini Ngat Emi sudah menghabiskan berapa banyak

Mengidap Tumor

wandibarboy@lampungpost.co.id

i TAHUN XL

Terbit Sejak 1974

Rp3.000

Memburu Teman Sang Ratu

uang. Ketiga, suara perempuan yang memastikan Ngat Emi tidak bakal menang sebab si penelepon itu memiliki banyak saudara berpangkat jenderal. Sebelumnya, pada Februari lalu, Ngat Emi juga dicaci maki melalui ponsel dengan sebutan “sampah”. Masih pada bulan yang sama, lantai keramik rumahnya ditulisi dengan cat merah. Tak cuma itu, Ngat Emi mendapat kiriman bangkai tikus dengan kaki terpotong yang dilemparkan di depan halaman rumahnya.

Agenda sidang lanjutan kemarin mendengarkan ke­ terangan saksi dan tambahan barang bukti. Sidang dipimpin Hakim Marsinta Uli didam­ pingi Hastin Kurniadewi dan Santi Octavia. Saksi Eka Afriana, kepala UPTD Dinas Pendidikan Tanjungkarang Pusat, kembali tidak menghadiri persidangan. Marsinta mengungkapkan berdasar surat keterangan dokter RSUDAM, Eka menderita penyakit tumor mammae sinistra, sejenis tumor di bawah kelenjar ketiak. Kuasa hukum tergugat, Wan Abdurrahman, menjelaskan Eka harus menjalani terapi di salah satu rumah sakit di Jakarta. Terkait saksi Eka, Majelis hakim sudah dua kali memberikan kesempatan untuk hadir, tetapi yang bersangkutan tidak datang. Sementara menanggapi Ngat Emi yang menanyakan kenapa tergugat hanya diwakili kuasa hukum, Marsinta menjelaskan kehadiran kuasa hukum sudah setara dengan kehadiran tergugat. “Kuasa hukum itu sama se­ perti tergugat aslinya. Sama saja posisinya di hadapan pengadil­ an. Tergugat punya kuasa hukum, ibu juga bisa mengirimkan kuasa hukum kalau ibu mau,” kata Marsinta. (R4)

No. 13239

TA JUK

Ngat Emi menjadi buah bibir di kalangan pendidikan di Bandar Lampung setelah ia menggugat wali kota Bandar Lampung dan kepala Dinas Pendidikan ke PTUN. Wandi Barboy Silaban

24 Hal.

n ANTARA/NYOMAN BUDHIANA

SBY BERTEMU JOKOWI. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) berjabat tangan dengan presiden terpilih Joko Widodo saat mengadakan pertemuan di Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8). Pertemuan tersebut membicarakan berbagai hal menyangkut transisi pemerintahan.

SBY-Jokowi Ukir Tradisi Baru PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan presiden terpilih Joko Widodo mengukir tradisi baru pemerintahan transisi. Konsultasi kedua pemimpin itu akan memuluskan langkah pemerintahan berikutnya. Presiden SBY dan Jokowi mengadakan pertemuan tertutup di Hotel The Laguna, Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8). Jokowi terbang menemui SBY di Bali menggunakan pesawat pribadi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dari Bandara

Halim Perdanakusuma. Surya Paloh mendampingi Jokowi dalam penerbangan itu. Usai pertemuan, SBY mengatakan konsultasi tersebut merupakan pintu pembuka komunikasi. “Dengan telah dibukanya pintu konsultasi dalam rangka transisi kepemimpinan, tim transisi Pak Jokowi sudah dapat berkomunikasi dengan jajaran pemerintah yang saya tugasi untuk menjalin komunikasi itu,” kata SBY dalam jumpa pers bersama Jokowi. Pertemuan itu juga membahas

program pemerintah yang telah dijalankan, termasuk RAPBN 2015 dan APBN Perubahan 2014. “Pikiran saya dan Pak Jokowi klop, bahwa kami ingin laksanakan transisi kepemimpinan ­dengan sebaik-baiknya,” ujarnya. Sementara itu, Jokowi menilai pertemuan tersebut ­sangat penting untuk perencanaan pemerintahan berikutnya. Ia berharap pola transisi peme­rintahan yang baik akan menjadi tradisi pada pemerintahan selanjutnya. (MI/R4)

DEMOKRAT... Hlm. 8

Kepala LP Jangan Tutupi Mafia KEPALA Lembaga Pemasya­ rakatan (LP) Gunungsugih diminta untuk tidak menutupnutupi keberadaan mafia di lembaga yang dikelolanya. Untuk itu, investigasi yang dilakukan di LP, khususnya LP Gunungsugih, dilakukan tim independen. Direktur Eksekutif LBH Bandar Lampung Wahrul Fauzi Silalahi mengatakan persoalan yang terjadi di LP Gunungsu­ gih, Lampung Tengah, adalah persoalan klasik. Hal itu juga terjadi di hampir semua LP di seluruh Indonesia. “Pihak kepala LP tidak harus berbohong menyikapi semua

persoalan yang terjadi di LPnya sendiri,” kata Fauzi di kantornya, Rabu (27/8). Misalnya, persoalan setiap menjenguk ataupun berkomunikasi sudah bisa dipastikan terjadi adanya pungutan liar. Hal itu seharusnya jangan ditutupi. “Tinggal bagaimana komitmen agar kejujuran publiknya bisa terbangun,” ujarnya. Fauzi mendorong dibentuknya tim independen untuk menginvestigasi persoalan di LP Gunungsugih. Tim yang terbentuk itu jangan berasal dari orang seputar LP maupun jajaran Kemenkum dan HAM Lampung. “Fokus investigasi

itu akar persoalan di LP, bukan yang lain,” kata dia. Kemarin, tim dari Kanwil Kemenkum dan HAM Lampung mengunjungi LP Gunungsugih. Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkum dan HAM Lampung Agus Toyib mengatakan dari hasil kunjungan itu pihaknya belum menemukan laporan penganiayaan maupun pungutan liar. Dia juga sudah memeriksa kondisi blok tahanan di LP Gunungsugih. Kepala LP Gunungsugih Buzarjos mengatakan tidak ada satu pun bukti terkait keberadaan mafia di tempat tugasnya. (BOY/WAH/U1)

KARAKTER korupsi bersifat sistemik. Karena itu, dalam sebuah kasus korupsi tidak pernah ada pelaku tunggal. Kuat dugaan ada orang lain yang ikut bermain bersama Rika Aprilia. Si Ratu Tilang itu dijatuhi vonis penjara 5 tahun oleh IKUTI BEDAH TAJUK Pengadilan Tindak Pidana SETIAP HARI, PUKUL 08.00 WIB Korupsi Tanjungkarang, Bandar Lampung, Selasa (26/8). Mantan bendahara khusus Kejaksaan Negeri Bandar Lampung itu juga dipaksa membayar uang pengganti Rp1,4 miliar. Pembayaran uang pengganti yang nilainya setara dengan kerugian negara bisa ditafsirkan sebagai upaya hakim untuk memiskinkan koruptor. Karena itulah, menurut hakim, jika Rika tidak bisa membayar uang pengganti, harta bendanya akan disita dan dilelang untuk membayar kerugian negara. Vonis yang diterima Ratu Tilang itu sudah memenuhi rasa keadilan masyarakat Lampung. Masyarakat di dae­ rah ini sesungguhnya susah melihat koruptor senang dan senang melihat koruptor susah. Akan tetapi, rasa keadilan masyarakat baru paripurna bila semua yang terlibat dalam kasus korupsi dana tilang itu diseret ke muka hukum. Sulit diterima akal sehat bila Rika bermain sendirian. Apalagi, dalam persidangan, Rika yang menyesali perbuatan­nya itu menuding mantan atasannya ikut menikmati hasil korupsi. Sejauh ini, mantan atasannya itu belum disentuh sehingga muncul kesan ada upaya saling melindungi di Kejaksaan Negeri Bandar Lampung. Kita mendorong Kejaksaan Negeri Bandar Lampung untuk mengusut tuntas korupsi dana tilang. Vonis Rika harus dijadikan pintu masuk untuk mengusut pihak lain yang diduga menikmati hasil korupsi. Modus korupsi yang dilakukan Rika semakin menguatkan dugaan keterlibatan atasannya. Ia membuat stempel palsu yang menurut pengakuannya disuruh atasannya, membuat surat tanda setor serta surat setoran bukan pajak palsu, memalsukan tanda tangan teller penerima, dan sederet aksi lainnya. Lantai kotor hanya bisa dibersihkan dengan sapu bersih. Kita berasumsi Kejaksaan Negeri Bandar Lampung pun bersih sehingga mampu mengusut korupsi dana tilang sampai tuntas. Tidak berpuas diri dengan vonis yang dijatuhkan atas diri Ratu Tilang. Sebaliknya, jika kejaksaan tidak bersih, tentu sulit meng­ usut tuntas kasus korupsi tersebut. Jika itu yang terjadi, kejaksaan telah membuang momentum untuk bersih-bersih institusi. Membersihkan institusi kejaksaan dari korupsi sangat mendesak. Sebab, survei opini publik nasional pada 2010 yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia menempatkan jaksa bersama polisi dan hakim tidak punya integritas. Mereka dipercaya korup dan tidak kebal dari suap. Korupsi dana tilang juga mencerminkan betapa lemahnya pengawasan internal di Kejaksaan Negeri Bandar Lampung. Bukan mustahil, masih banyak kasus korupsi lainnya dan kasus Rika yang baru terungkap. Saatnya Kejaksaan Bandar Lampung memburu teman Sang Ratu. n

BACA.!

Terbit hari ini

oasis

Stimulasi Otak dan Stroke SEBUAH studi di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa merangsang bagian otak yang mengontrol gerakan dapat meningkatkan percepatan pemulihan setelah stroke. Penelitian yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Science itu bisa menjelaskan bagaimana otak pulih dan memberi petunjuk untuk pengobatan baru. Untuk sampai pada kesimpulan, tim dari Stanford University School of Medicine menguji apakah stimulasi otak membantu pemulihan pada hewan percobaan, yakni tikus. Mereka menggunakan teknik yang disebut optogenetics untuk merangsang neuron di area korteks motorik setelah stroke. Setelah tujuh hari stimulasi, tikus ternyata mampu berjalan lebih jauh dibandingkan tikus yang tidak menjalani stimulasi otak. Bahkan, setelah 10 hari proses stimulasi, tikus bergerak lebih cepat. (MI/U1)

Pendaftar CPNS Bisa Gunakan KTP Biasa

n LAMPUNG POST/HENDRIVAN GUMAY

DAPAT TEROR. Ngat Emi (50) di depan kediamannya di Jalan Batu Sangkar, Gang Budi Luhur, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Rabu (27/8). Ngat Emi mengaku mendapat teror di rumahnya, yakni dua kali dikirimi hewan berbisa.

KEPALA Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengeluarkan kebijakan bahwa pendaftar CPNS yang belum memiliki KTP elektronik boleh mendaftar menggunakan KTP lama. “Pendaftaran CPNS tidak ada hubungannya dengan KTP elektronik. Dengan menggunakan KTP lama pun mereka bisa mendaftar asal sudah memiliki NIK (nomor

induk kependuduk­an). Nah, NIK ini diberikan sejak yang bersangkutan mengurus akta kelahiran,” kata Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Eko Sutrisno kepada Lampung Post di Jakarta, Rabu (27/8). Menurut dia, kini pihaknya tengah memvalidasi data NIK dari peserta dengan data di Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil (Disdukcapil). Hal itu karena banyak pelamar CPNS yang memasukkan NIK orang lain. “Bagi yang me­ nyalahgunakan NIK tersebut, otomatis akan dihapuskan dari pelamaran.” Sementara itu, Disdukcapil Lampung Selatan melayani warga yang ingin mengurus KTP elektronik . Menurut dia, sesuai dengan surat Ke-

mendagri Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil No.471.13/7856/DukcapilSES, masyarakat bisa diberi surat keterangan pengganti KTP elektronik sebagai syarat pendaftaran CPNSD. “Bagi warga yang belum melakukan perekaman KTP elektronik bisa dibuatkan surat keterangan sebagai pengganti KTP elektronik, dengan

syarat saat mengurus ini harus membawa kartu keluarga,” ujar Kepala Disdukcapil Lamsel Edy Firnandi, kemarin. Sementara itu, tahun ini ada kebijakan baru dalam pilihan formasi, yaitu CPNS dapat memilih tiga formasi pada instansi yang sama, asalkan kualifikasi pendidikannya sesuai dengan yang disya­rat­ kan. (INX/VER/CK8/TOR/RIC/K1)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
:: LAMPUNG POST :: Kamis, 28 Agustus 2014 by Lampung Post - Issuu