:: LAMPUNG POST :: Kamis, 6 November 2014

Page 1

Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

www.lampost.co

@lampostonline, @buraslampost

T E R U J I T E PERC AYA

Kamis, 6 november 2014 facebook.com/lampungpost

Perizinan di Lampung Masih Sulit dan Berbelit P

ERIZINAN di Lam­ pung masih dirasa­ kan sulit dan berbe­ lit-belit. Padahal, izin yang diberikan pemerintah itu menjadi landasan pengusaha untuk mengakses persyaratan lain dalam berinvestasi. “Tanpa adanya izin usaha, para pengusaha akan sulit berkembang karena akses untuk mendapatkan per­ modalan akan terkendala di sektor perbankan,” kata Ketua Himpunan Peng­usaha Muda Indonesia (Hipmi) Lampung Rivan Nonvendra Salim, dihubungi melalui telepon, Rabu (5/11).

P

ara pengusaha bisa menunggu surat perizinan tanpa harus lama-lama jika syarat-syaratnya telah lengkap. Kami tidak mempersulit kok.

Rivan mengakui selama ini pengurusan perizinan usaha di Lampung masih kurang keterbukaan dari pemerintah daerah, mulai dari biaya, wak­ tu, hingga urutan yang benar dalam mengurus perizinan. Rivan menilai layanan one stop service dalam pengurus­ an izin investasi investor yang diterapkan Pemerintah Pusat merupakan kebijakan propengusaha. Menurut dia, ancaman pemotongan dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK) merupakan cara efektif untuk memperbaiki sistem layanan

perizinan di daerah. Menanggapi hal itu, Kepala Badan Penanaman Modal Provinsi Lampung Budi Harto mengatakan selama ini Lam­ pung telah menerapkan pe­ layanan satu pintu. Walaupun dia mengakui masih banyak pengusaha yang mengeluhkan mahalnya biaya perizinan. Padahal, selama ini harga yang ditetapkan tidaklah sema­ hal yang dibayangkan, semua telah sesuai dengan perda. Sebab itu, ia mengimbau para pengusaha untuk mengurus langsung perizinan. Budi Harto mengaku Pem­ prov mendukung langkah yang ditetapkan Presiden Jokowi untuk memangkas perizinan menjadi tiga hari. Bahkan, jika syarat-syarat sudah lengkap, pihak dari Badan Penanaman Modal akan langsung memberikan izin dan bisa ditunggu.

Bangun Gedung Terkait ancaman pemo­ tongan DAU dan DAK atau perizinan itu, Pemkot Ban­ dar Lampung sudah lama merencanakan pelayanan satu atap. Bahkan, Pemkot sudah melaksanakannya di beberapa satuan kerja. “Ya kami sudah upayakan untuk pelayanan satu atap ini. Sekarang, kami lagi memba­ ngun gedung satu atap. Tidak hanya di bidang perizinan, di gedung itu juga nanti ada pelayanan pajak yang dikelola Dispenda dan ada pelayanan lainnya,” kata Wali Kota Ban­ dar Lampung Herman H.N., usai rakor SKPD di Gedung Semergou, kemarin. (RIC/*7/U1)

n MI/ROMMY PUJIANTO

MAHYUDDIN DIPERIKSA KPK. Mantan Ketua Komisi IX DPR Mahyuddin menunggu sebelum diperiksa di lobi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Rabu (5/11). Politikus Partai Demokrat yang juga mantan Gubernur Sumsel itu diperiksa sebagai saksi bagi tersangka Rizal Abdullah dan keterlibatan Gubernur Sumsel Alex Noerdin terhadap kasus dugaan korupsi wisma atlet SEA Games Jakabaring, Palembang.

Mahyuddin Akui Keterlibatan Gubernur KOMISI Pemberantasan Korup­ si (KPK) memeriksa mantan anggota Komisi X DPR dari Partai Demokrat, Mahyuddin, dalam tindak pidana korupsi proyek pembangunan wisma atlet Palembang dengan ter­ sangka Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumsel Rizal Abdullah. Mahyuddin yang pernah menjabat gubernur Sumsel itu sempat terlibat mengurusi pe­ rubahan anggaran di DPR se­ laku Ketua Komisi X yang salah satunya membidangi olahraga. Ia juga tidak mengelak bahwa Gubernur Sumsel Alex Noer­ din pun ikut terlibat dalam kasus yang menelan anggaran Rp200 mi­ lliar itu.

iyar@lampungpost.co.id

Untuk mendorong diversi, kata dia, bupati atau wakil bupati harus turun tangan. Sebab, pihak sekolah atau Dinas Pendidikan saja tidak akan cukup. Di lain pihak, Kasat Reskrim Polres Lamteng AKP Harto Agung Cahyono mengatakan Unit PPA sedang mengumpul­ kan bukti-bukti dan informasi lain terkait masalah tersebut. Dia memastikan proses hu­ kum masih berlanjut sepan­ jang belum ada diversi. Sementara keluarga ter­ sangka pengeroyokan tidak kunjung menunjukkan iktikad baik untuk berdamai. Hal itu dikatakan MI (36), ibu RA. Menurut dia, meskipun pihak sekolah sempat me­ nyatakan keluarga keenam tersangka akan datang ke ru­ mah sakit tempat RA dirawat, nyatanya hingga Rabu (5/11), pukul 15.00, mereka tidak kunjung datang. (WAH/D1)

i TAHUN XL

Rp3.000

Nyali Para Pendidik

Pengeroyokan Siswi, LPA Upayakan Diversi LEMBAGA Perlindungan Anak (LPA) menilai upaya perdamai­ an antara kedua pihak terkait penganiayaan siswi salah satu SMA negeri di Lampung Te­ ngah (Lamteng) sebagai lang­ kah paling bijak. Sebab, baik tersangka maupun korban sama-sama masih di bawah umur yang harus dilindungi. Ketua LPA Lamteng Eko Yu­ wono mengatakan UU Perlin­ dungan Anak membuka celah diversi (tindakan mengalihkan pelaku tindak pidana anak keluar dari sistem peradilan pidana) dalam kasus itu. Selain itu, dalam proses per­ damaian, korban dan tersang­ ka harus dilibatkan. Tujuan­ nya, agar mereka, terutama korban RA, bisa menerima per­ damaian dengan lapang dada. “Idealnya diversi. Namun, harus dipastikan anak-anak tidak trauma atau setidaknya segera pulih dari trauma,” kata Eko, Rabu (5/11).

No. 13306

Terbit Sejak 1974

TA JUK

Perizinan cepat jika dilakukan secara terbuka, mulai dari biaya, waktu, hingga sistemnya. Hal itu yang menghambat investasi. Iyar Jarkasih

24 Hal.

“Pemerik­s aan Mahyuddin karena ada kaitannya dengan proses pembahasan anggaran dalam konteks pembangunan wisma atlet. Itu jika meng­ acu pada hasil pemeriksaan I Wayan Koster (saksi) bahwa ada kaitan antara anggaran dan pembangunan proyek, tetapi saya tidak tahu detail­ nya,” kata Juru Bicara KPK sekaligus Deputi Pencegahan KPK Johan Budi, di gedung KPK, Jakarta, Rabu (5/11). Johan menjelaskan Mahyud­ din diduga mengetahui penyim­ pangan anggaran. Pasalnya, se­ orang saksi yang dipanggil KPK karena diduga pernah melihat, mendengar atau mengetahui perkara tersebut. Kemudian, lebih jelasnya Johan menga­ takan, “Mahyuddin dimintai keterangan untuk melengkapi

Angelina Jolie Geluti Dunia Politik

Hlm. 16

berkas Rizal Abdullah.” Mahyuddin yang mengena­ kan batik biru dan peci hitam merampungkan pemeriksaan sekitar 8 jam di gedung KPK. Usai menjalani pemeriksaan, Mahyuddin muram. Berbeda saat kedatangannya pukul 10.00, ia terlihat ceria dan mengumbar senyum. Saat keluar pukul 19.00, Mahyuddin tidak mengelak saat dimintai keterangan soal adanya aliran dana dari proyek tersebut kepada Alex Noerdin. “Saya kan tidak berkomentar itu (adanya aliran dana dari proyek tersebut kepada Alex Noerdin). Silakan tanya ke KPK,” kata dia sambil meng­ arahkan jari telunjuknya ke gedung KPK. Dalam pengembangan ka­ sus korupsi itu, terungkap adanya aliran fee ke Rizal Ab­ dullah dan beberapa pegawai Komite Pembangunan Wisma Atlet. Serta terungkap juga ada aliran kepada Alex Noerdin sebesar 2,5% dari nilai total proyek. (MI/U1)

AKSI kekerasan di dunia pendidikan makin marak. Dari peredaran video yang menggambarkan ke­ brutalan siswa hingga pelecehan seksual ter­ hadap temannya se­ring terjadi di lingkung­an sekolah. Aksi ini se­ sungguhnya tidak pantas dilakukan di kalangan pelajar. Belakangan ini, angka tindakan kekerasan yang di­ lakukan siswa secara individu atau berkelompok di ling­ kungan sekolah, atau disebut bully, terus meningkat di Indonesia. Beragam bentuknya, mulai dari pengucilan siswa, fitnah, hingga dipalak. Sepertinya, nyali pendidik, guru, melakukan pembiaran dan menganggap aksi bru­ tal masih dalam batas kewajaran. Bahkan kekerasan itu terkesan dilindungi. Jika dibiarkan, aksi bully memicu kekerasan yang sangat luar biasa, bahkan mencoreng dunia pendidikan. Seperti Kamis (30/10) lalu, sejumlah pelajar putri sebuah SMA ne­ geri di Lampung Tengah melakukan pengeroyokan ter­hadap rekannya hingga mengakibatkan korban gegar otak. Korban pun harus menjalani perawatan intensif di ru­ mah sakit. Tragisnya lagi, penyakit ini telah menghinggapi anak usia sekolah dasar. Di Sumatera Barat, siswa sekolah dasar mempertontonkan adegan kekerasan melalui video amatir. Dari sebuah hasil penelitian di Inggris, terbukti aksi bully bisa menyebabkan gangguan psikologi, seperti depresi, tidak percaya diri, penurunan nilai akademis, hingga bunuh diri. Kekerasan di kalangan pelajar bukanlah hal yang sepele. Orang tua sangat mencemaskan ketidakpedulian dunia pendidikan terhadap aksi kebrutalan itu. Negeri ini sa­ ngat beruntung. Mengapa? Pada September 2014 lalu, DPR mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perubah­ an tentang Perlindungan Anak. UU ini merupakan peng­ gabungan UU Kesejahteraan Anak Tahun 2007 dengan UU Nomor 23 Tahun 2002. Artinya, kalangan dunia pendidikan harus menjalankan UU baru. UU ini mengatur perlindungan anak yang menjadi korban dan sanksi keras bagi pelakunya. Perlindungan tak hanya diberikan pada anak yang menjadi korban kekeras­ an fisik, tetapi juga korban kekerasan seksual (pedofilia). Selain mengatur sanksi tegas bagi pelaku kekerasan, UU ini juga mengatur kewajiban Pemerintah Pusat termasuk daerah mengalokasikan dana lebih untuk memperkuat sistem perlindungan anak. Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 2013 lalu, terdapat 3.700 kekerasan pada anak atau rata-rata 12—14 anak menjadi korban setiap harinya. Menjadi amat penting untuk mengantisipasi kekerasan anak, mulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Pena­ naman nilai agama terhadap anak harus dilakukan untuk membentuk pribadi yang baik dan menjauhi kekerasan. Anak merupakan aset bangsa. Mereka mempunyai masa depan untuk menentukan nasib negeri ini kelak. Karena itu, sebagai aset sudah semestinya kita merawat dan mem­ bentuk anak-anak Indonesia memiliki karakter yang kuat dan berkualitas. n

oasis

Alkohol dan Cedera SEBUAH studi baru yang menganalisis pasien gawat daru­ rat di 18 negara menunjuk­ kan bahwa risiko cedera yang disebabkan konsumsi alkohol akut lebih tinggi pada perempuan diban­ dingkan dengan laki-laki. Dalam penelitian ini, minu­ man dilaporkan dikonsumsi dalam waktu enam jam sebelum cedera terjadi. Minuman “standar” yang digunakan dalam penelitian ini lebih kurang sama dengan segelas 350 ml dari 5% bir ABV atau 150 ml gelas 12% ABV anggur, yang masing-masing berisi sekitar 18 ml etanol murni. Studi itu melihat lebih dari 13 ribu pasien yang terluka di Argentina, Belarusia, Brasil, Kanada, Tiongkok, Republik Ceko, Republik Dominika, Guatemala, Guyana, India, Irlan­ dia, Korea, Meksiko, Selandia Baru, Nikaragua, Panama, Swedia, dan Swiss. Penelitian tersebut dipublikasikan da­ lam jurnal Addiction. (MI/U1)

Pemprov Dukung Swasembada Pangan Nasional PEMERINTAH Provinsi Lam­ pung (Pemprov) berupaya mendukung langkah Presi­ den Joko Widodo mencapai swasembada pangan tiga tahun ke depan dengan menggenjot produksi pangan lokal. Kepala Dinas Pertanian, Tan­ aman Pangan, dan Hortikul­ tura Lampung Lana Rekyanti, melalui Kabid Tanaman Pa­ ngan Eko Dyah Purwaningsih, menjelaskan dukungan Lam­ pung terlihat dari sumbangan komoditas tanaman pangan pada produksi nasional. Saat ini, kata Eko, produksi padi Lampung berkontribusi 4,6% terhadap produksi padi nasional, jagung 10%, bahkan kontribusi ubi kayu Lampung terhadap nasional mencapai

40,65%. “Lampung memang salah satu provinsi yang men­ jadi sentra produksi padi na­ sional. Setiap tahun produksi tanaman pangan kita surplus, baik padi, jagung, maupun ke­ delai,” ujar dia, Rabu (5/11). Untuk menggenjot produksi, ujarnya, berbagai program telah dilakukan, antara lain penerapan teknologi budi daya pascapanen, pembangunan infrastruktur pertanian seperti irigasi dan embung. Sementara itu, saluran irigasi teknis Sekampungbunut yang meliputi Kecamatan Trimurjo (Lampung Tengah), Metro, dan Pekalongan (Lampung Timur), telah dialiri air meskipun reha­ bilitasi belum sepenuhnya ram­ pung. Irigasi ini diharapkan

Produksi Pangan Lampung ARAM III 2014 Padi 2013

3.207.002

2014

3.320.293 3,53%

Kenaikan Jagung 2013

1.760.278

2014

1.819.556 3,37%

Kenaikan n LAMPUNG POST/M. IKHWANUDDIN

AIR PERTAMA. Setelah kemarau dan tidak ada air akibat perbaikan, saluran induk sistem sekampung, khususnya Sekampungbunut, di Metro akhirnya teraliri air. Foto dibidik Minggu (2/11) sore. bisa mendukung upaya Lam­ pung meningkatkan produksi tanaman pangan. Presiden Joko Widodo sebe­ lumnya mengatakan peme­ rintahannya mengejar target

swasembada pangan dalam masa tiga tahun. Hal itu seba­ gai perwujudan visi-misinya saat kampanye, yakni menca­ pai kedaulatan pangan. “Ini targetnya sama, seperti yang

Kedelai 2013

6.156

2014

13.572 120,47%

Kenaikan

saya sampaikan di Sidrap, bahwa dalam tiga tahun bisa swasembada, tidak impor,” kata dia, kemarin. (LIN/NUD/R5)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.