:: LAMPUNG POST :: Sabtu, 31 Januari 2015

Page 1

±

±

CMYK

± facebook.com/lampungpost @lampostonline @buraslampost

I

24 Hlm. senin 2 febrUARI 2015

TERUJI TEPERCAYA

i TAHUN XL Terbit Sejak 1974 i Rp3000 No. 13391

www.lampost.co

±

±

TAJUK

Api Lalap Pasar

n MI/SUSANTO

AKSI SIMPATIK. Sejumlah perempuan dari berbagai latar belakang profesi menggelar aksi simpatik dengan membagi-bagikan bunga mawar dalam Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Bundaran HI, Thamrin, Jakarta, Minggu (1/2). Aksi simpatik tersebut digelar terkait konflik yang terjadi antara dua lembaga hukum negara, KPK dan Polri, agar saling menahan diri. BERITA TERKAIT Hlm. 8

kolom pakar

Membangun Hukum, Menggapai Mimpi

±

JEMBATAN Lempuyang yang berada di Kabupaten Lampung Tengah roboh Selasa (27/1) siang. Jembatan yang hanya mampu menahan beRudy ban sekitar 28—30 Pengajar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung ton tersebut tidak kuat menahan 50 ton berat truk trailer bermuatan besi pemberat crane (alat berat pembuat gedung). Jembatan yang menghubungkan Lampung Tengah dengan Kabupaten Tulangbawang dan Tulangbawang Barat serta Mesuji itu hampir patah menjadi dua bagian. Putusnya Jembatan Lempuyang menambah deretan cerita jembatan putus di Lampung. Tentu kita masih ingat putusnya jembatan di ruas Jalan Lintas Tengah Sumatera Terbanggibesar, Kabupaten Lampung Tengah, pada minggu terakhir Januari tahun lalu. Rangka jembatan itu patah sehingga tidak bisa dilewati kendaraan. Patahnya rangka jembatan tersebut diperkirakan karena tidak mampu menahan beberapa tronton yang berhenti di atas jembatan. Ketika berita Jembatan Lempuyang roboh, ­i ngatan saya melayang ke beberapa keping memori yang sangat berkelindan. Beberapa ming­gu sebelumnya, di persimpangan Pramuka, truk Fuso dengan muatan sangat tinggi menyebabkan kabel listrik putus dan tiang listrik roboh. Sementara itu, tepat seminggu yang lalu, di Pasar Gading, saya melihat sopir truk memberi salam tempel kepada petugas Dishub setempat.

BERSAMBUNG Ke Hlm. 4

Olivia Pramaisella Luluh di Tangan Pengusaha ... Hlm. 16

±

Jalur Alternatif Mulai Jebol Dishub dan kepolisian harus bisa mengantisipasi kondisi jalur alternatif sebagai dampak pengalihan jalur itu. Musanif Effendi

J

ALAN alternatif yang dilalui kendaraan sebagai pengalihan jalur akibat amblesnya Jembatan Lempuyang mulai jebol. Setidaknya tiga gorong-gorong di sepanjang jalur di Kabupaten Lampung Timur rusak parah. Pemantauan wartawan Lampung Post, lokasi gorong-gorong yang rusak parah di Lampung Timur itu berada di Kecamatan Batanghari Nuban, Batanghari, Sekampung, dan Pekalongan. “Kalau di Kecamatan Batanghari Nuban, kerusakan ada di jalan provinsi di Desa Simpang NV dan di Desa Kedatoninduk, dekat jembatan besi yang berbatasan ­dengan Kabupaten Lampung Tengah,” ujar Andri (33), warga Batanghari Nuban yang biasa melewati jalur itu, ditemui pada Minggu (1/2). Di Kecamatan Batanghari, gorong-gorong jebol berada di Bedeng 38, Banjarejo, yang berbatasan dengan Kota Metro. “Sudah ada tiga titik gorong-gorong yang jebol pascapengalihan arus lantaran tak mampu menahan beban tonase kendaraan yang berlebih. Kondisi ini juga makin memprihatinkan terlebih pada musim hujan seperti saat ini,” kata dia.

Sementara itu, kondisi lalu lintas di jalur lintas pantai timur (Jalinpantim) yang melalui jalur Bawanglatak, Tulangbawang, menuju Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) padat merayap hingga kemarin sore. Tampak di sepanjang Jalinpan­ tim, Satuan Lalu Lintas Polres Lamtim menyediakan papan infor-

Hari ini penurunan rangka sudah dimulai. Selasa (besok, red) kemungkinan bisa dipasang. AKP Juli Sundara Kasat Lantas Polres Lamteng masi pengalihan arus di sejumlah titik. Tampak juga personel satuan lalu lintas menjaga keamanan dan kenyamanan pengendara. Di Lempuyangbandar, Lampung Tengah, evakuasi truk sarat muatan berhasil pada Sabtu (31/1) sore. Walau sempat terkendala peralat­ an yang tak kunjung datang, truk tronton akhirnya berhasil menarik truk yang terjerembap.

Kasat Lantas Polres Lampung Tengah AKP Juli Sundara menga­ takan proses evakuasi bisa dise­ lesaikan. Evakuasi dilakukan dengan menarik truk yang terjebak dengan truk tronton yang didatangkan PT Alifindo Tama (AFT) sehari sebelumnya. “Kalau sudah diturunkan semua rangka bajanya, baru bisa dipasang. Hari ini penurunan rangka sudah dimulai. Selasa (besok) kemungkinan bisa dipasang,” kata dia, Sabtu (31/1) malam.

PASAR tradisional menjadi penanda awal perkembangan sebuah daerah. Daerah yang makmur lazimnya memiliki pasar yang besar dan tertata rapi. Pasar bukan saja memiliki fungsi ekonomi sebagai tempat pertemuan penjual dan pembeli, melainkan juga memiliki fungsi sosial. Pasar menjadi tempat interaksi untuk mempererat hubungan di antara anggota masyarakat. Menyadari pentingnya fungsi pasar, pemerintah daerah memandang perlu membentuk Dinas Pasar yang mengurus hal-ihwal perpasaran. Meskipun sudah dikelola oleh instansi khusus, situasi pasar tradisional makin hari semakin sepi. Masyarakat tidak lagi menempatkan pasar tradisional sebagai tempat prioritas untuk membelanjakan uang mereka. Orang lebih suka berbelanja di mal-mal besar yang lengkap, terang, bersih, dan berpendingin ruangan. Konsep mal sebagai tempat berdagang kini diperluas dengan tambahan ruang bermain anak, restoran, dan fasilitas lain. Kelengkapan fasilitas di mal membuat pasar tradisional kian ditinggalkan masyarakat. Selain mal, kehadiran minimarket yang mampu menembus lokasi di tengah permukiman penduduk makin mengurangi animo masyarakat pergi ke pasar. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena pasar tradisional menjadi tempat menggantungkan harapan ribuan pedagang berikut keluarganya. Dalam situasi sepi pembeli, nasib pedagang masih juga tertekan oleh banyaknya preman yang mengutip uang salar tak resmi. Maraknya mal, minimarket, dan preman menyulitkan kehidupan pedagang di pasar tradisional. Ancaman tak kalah hebat adalah kebakaran. Terakhir, api melalap enam los di Pasar Tamin, Bandar Lampung, Jumat pekan lalu. Pasar Tamin tercatat sebagai pasar tradisional kedua di Lampung yang terbakar tahun ini. Januari lalu, kebakaran melanda puluhan kios di Pasar Sentral, Kotabumi, Lampung Utara. Jauh sebelumnya, si jago merah juga melalap Pasar Mangga Dua di Telukbetung dan sebuah toko di Pasar Bambu Kuning, Tanjungkarang. Masih terdapat sederet pasar lagi di Lampung yang pernah dilanda kebakaran hebat, di antaranya Pasar tempel di Rajabasa, Bandar Lampung; Pasar Gadingrejo di Pringsewu; Pasar Simpangpematang di Mesuji; Pasar Unit II di Tulangbawang; dan Pasar Putriagung di Menggala, Tulangbawang. Berikutnya, Pasar Semarangbaru di Kecamatan Pasirsakti, Lampung Timur; Pasar Sarinongko di Pringsewu; Pasar Kopindo di Metro; Pasar Cendrawasih juga di Metro; dan Pasar Pekalongan di Lampung Timur. Sebagian besar kebakaran pasar diduga bermula dari hubungan arus pendek listrik. Namun, tidak bisa juga diabaikan adanya kabar yang berkembang di masyarakat bahwa pasar tradisonal sengaja dibakar oleh oknum tertentu. Tujuannya, memudahkan proses perundingan proyek pembangunan kios dan los pasar yang lebih modern. Kebakaran di banyak pasar tradisional seharusnya menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, termasuk pedagang dan pemerintah, untuk melakukan pencegahan dini. Setiap penge­ lola pasar harus menetapkan standar pengamanan jaringan listrik dan menyiapkan peralatan pemadam dalam jumlah yang cukup. Pemerintah daerah pun seharusnya berkepentingan mempertahankan pasar tradisional sebagai sumber pendapatan asli daerah serta mata pencaharian ribuan pedagang. n

Pantau Pungli Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lamteng AKP Harto Agung Cahyono mengatakan pihaknya terus memantau keamanan di jalur-jalur alternatif. Hal itu untuk melihat kemungkinan oknumoknum yang berupaya mengambil keuntungan pribadi dari pengendara yang melintas. Kasat Reskrim menjelaskan sepanjang jembatan sementara belum bisa digunakan, aparat kepolisian akan terus mengamankan jalur-jalur alternatif. “Pemantauan akan terus kami lakukan sampai jembatan sementara selesai dipasang dan bisa dilewati,” kata Kasat Reskrim. (WAH/U1)

FOKUS. Hlm. 19 musanifeffendi@lampungpost.co.id

oasis

Bola dan Kemampuan Memori SUATU studi baru oleh tim peneliti dari Boston University School of Medicine, Amerika Serikat, menemukan bahwa mereka yang mulai bermain sepak bola sebelum usia 12 tahun lebih cenderung memiliki masalah dengan memori dan berpikir kelak ketika sudah dewasa akibat cedera. Beberapa penelitian memang menunjukkan bahwa anakanak dapat pulih lebih baik dari cedera kepala daripada orang dewasa karena otak mereka masih berkembang, tetapi penelitian lain telah menyarankan yang sebaliknya. Untuk mencapai temuan mereka, tim menganalisis 42 mantan pemain National Football League (NFL) berusia antara 40 dan 69 tahun yang telah mengalami masalah berpikir dan mengingat selama minimal enam bulan. Sekitar setengah dari peserta mulai bermain sepak bola sebelum usia 12 tahun, sedangkan sisanya mulai bermain setelah usia tersebut. (MI/R6)

Empat Bulan, Lima Gajah TNWK Mati

n LAMPUNG POST/AGUS SUSANTO

VIRUS HERVES. Gajah jantan berusia 3 tahun di Balai Taman Nasional Way Kambas Lampung Timur mati, Minggu (1/2). Satwa dilindungi itu diduga terjangkit virus herves.

±

CMYK

SEEKOR gajah jinak jantan di Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung Timur mati, Minggu (1/2) dini hari. Diduga, kematian satwa dilindungi yang berada dalam pemeliharaan di kandang itu akibat terserang virus herves. Pasalnya, gejala kematian gajah berumur 3 tahun ini mirip dengan tiga gajah lainnya yang mati beberapa bulan lalu. Kepala Seksi III Balai TNWK Pebri mengakui gajah bernama Saybatin itu mati di kandang. Sebelum ditemukan tak bernyawa, Sabtu pagi, Saybatin diketahui menunjukkan tanda-tanda tidak sehat, yakni kurang nafsu makan dan terlihat gelisah.

“Sabtu pagi pawang kami melihat gajah itu seperti sakit. Lalu, pawang segera melapor dan dokter segera memeriksa. Kemudian, dokter memberi infus, menyuntikkan obat dan vitamin agar bisa pulih, tetapi tidak tertolong,” kata dia, Minggu (1/2). Kematian Saybatin menambah jumlah korban gajah mati di TNWK menjadi lima ekor. Sebelumnya, tiga ekor gajah jinak yang dipelihara Balai TNWK, yakni Saibumi, Ranzar, dan Ratu, juga mati. Setelah sampel organ tubuhnya diteliti di Bogor, diketahui tiga gajah nahas itu terserang virus herves. Sedangkan satu korban gajah yang mati pada

±

±

November 2014 itu adalah gajah liar berumur 4 tahun. Kematian gajah liar itu diduga karena kurang nutrisi dan gagal ginjal. “Kalau melihat tanda-tandanya, Saybatin mati karena penyakit yang sama. Tanda-tandanya, anusnya membiru dan fisiknya lemah,” ujar Febri. Untuk keperluan penyelidikan, pihak Balai TNWK mengambil organ dalam gajah berupa hati, jantung, darah, limpa, dan usus untuk diperiksa di laboratorium di Bogor. “Ada dua dokter hewan di sini yang mengawasi dan merawat, yaitu Dedi Chandra dan Diah Esti Anggraini,” kata Febri. (GUS/R6)

±

±


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.