:: LAMPUNG POST :: Senin, 17 November 2014

Page 1

Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

@lampostonline, @buraslampost

www.lampost.co

Senin, 17 november 2014

T E R U J I T E PERC AYA

facebook.com/lampungpost

Dua Gajah Terjangkit Parasit DUA gajah jinak di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Way Kambas menjalani perawatan dengan cara diinfus karena di­ duga terjangkit penyakit yang disebabkan parasit dalam pencernaan hewan bertubuh tambun itu. Kedua hewan berbelalai yang dirawat itu berusia 8 tahun dan 4 tahun. Kepala Seksi III Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Febri mengatakan dua anak gajah yang dirawat berjenis kelamin jantan. “Gajah yang ber­ usia 8 tahun gajah jinak dan ga­ jah yang berusia 4 tahun masih liar,” kata Febri, Sabtu (15/11). Febri juga menjelaskan anak gajah liar itu ditemukan di hu­ tan TNWK berbatasan de­ngan Desa Brajaharjosari. Anak gajah itu ditemukan dalam kondisi fisik sangat lemah dan kurus. Hewan itu ditemukan pada Selasa (11/11). Pihak Balai TNWK langsung merawat intensif dengan memberi ma­ kanan yang bisa memulihkan fisiknya agar kembali sehat. Petugas TNWK memberinya makanan seperti semangka, pisang, dan wortel. Selain itu, hewan dilindungi itu diberi infus agar kesehatannya cepat pulih. Dalam empat jam, kedua anak gajah itu menghabiskan infus 37 botol. “Selain infus, dokter juga memberikan obat yang dimasuk­ kan ke botol infus,” kata Febri. Dalam penanggulangan pe­ nyakit yang menyerang gajah TNWK, pihak balai menerjunkan empat dokter yang berjaga se­ lama 24 jam. Namun, dokter juga belum bisa mengatakan jenis pe­ nyakit yang menyerang hewan kebanggaan Lampung itu. Selama ini, parasit berbentuk cacing itu menyerang gajah yang masih anakan. Terkait gajah liar itu, lanjut Febri, jika kondisinya pulih, akan dikem­ balikan ke habitatnya, yakni hu­ tan TNWK agar bisa berkumpul dengan gajah-gajah liar lainnya. Diharapkan, anak gajah yang masih dirawat itu bisa bertemu kembali dengan induknya. Sebelumnya diberitakan, tiga gajah TNWK mati akibat pe­ nyakit yang sama. Guna meng­ antisipasi korban gajah lainnya, pihak Balai TNWK mengambil sampel darah 62 gajah jinak di PKG untuk diperiksa ke labora­ torium di Bogor. (GUS/D1)

No. 13317

i TAHUN XL

Terbit Sejak 1974

Rp3.000

TA JUK

Sapi Perah Birokrasi

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

PERAWATAN GAJAH. Dwi, pawang gajah Way Kambas, bersama gajah yang bernama Gadar yang dalam perawatan dokter, Sabtu (16/11). Infus terpaksa di pasang untuk menenangkan Gadar agar tidak stres. Sejumlah anak gajah di Way Kambas banyak terserang parasit.

Kejati Tidak Mampu Ringkus Satono-Alay Satono divonis 15 tahun penjara dan membayar uang pengganti Rp10,586 miliar dalam kasus APBD Lamtim. Alay divonis 18 tahun penjara dan membayar uang pengganti Rp106,8 miliar dalam kasus deposito APBD Lamtim. Wandi Barboy Silaban

K

EJAKSAAN Tinggi Lampung tidak mampu menang­ kap dua terpidana kasus korupsi, yakni bekas Bu­ pati Lampung Timur Satono dan bos Tripanca Sugiharto Wiharjo alias Alay. Perburuan terhadap kedua terpidana yang berstatus bu­ ron itu dilakukan Kejati dan berkoordinasi dengan polisi, tetapi hasilnya nihil. “Pencar­ ian terus dilakukan, tapi tidak semua hal bisa diungkapkan kepada publik,” kata Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Lampung Yadi Rachmat Sunaryadi, saat dihubungi,

Faisal Basri Pimpin Tim Antimafia Migas KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjuk ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri, sebagai ketua dari Tim Antimafia Mi­ gas yang bernama resmi Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan tim ini dibentuk untuk melakukan pembenah­ an kelembagaan dari pe­ngelol aan migas di Indonesia. “Tugas pokok komite ini, pertama, mengkaji seluruh kebijakan dan aturan main tata kelola migas dari hulu hingga hilir. Kedua, menata ulang kelembagaan, termasuk di memotong mata rantai birokrasi yang tidak efisien. Ketiga, mempercepat revisi UU Migas dan memastikan seluruh substansinya sesuai dengan konstitusi. Keempat, mendo­ rong lahirnya iklim industri migas di Indonesia yang bebas dari para pemburu rente di se­ tiap rantai-nilai aktivitasnya,” kata Sudirman, pada konfe­ rensi pers, di kantor ESDM, di

24 Hal.

Jakarta, Minggu (16/11). Tim ini akan mulai bekerja pada Senin (17/11). Rapat per­ dana menentukan jumlah anggota dan nama-nama yang akan duduk dalam an­ gota tim. Anggota dari tim ini bersifat ad hoc, terdiri dari pelaku internal dan wakil dari pemangku kepentingan agar mendapatkan perspektif yang lengkap untuk mena­ ngani masalah mafia migas. Faisal Basri mengungkap­ kan tidak menutup kemung­ kinan timnya akan bekerja sama Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) sebagai partner. Dalam pelak­ sanaannya, Faisal meng­ ungkapkan timnya hanya akan melakukan review dan melakukan rekomendasi. “Kami mulai dari prinsip dasar, baru kami jabarkan pe­ nguatan kelembagaan. Kami li­ hat dari hului ke hilir, apa pusat sarafnya. Kalau itu dibenahi, semoga jadi berkah, bukan kutukan,” kata Faisal. (MI/U1)

Minggu (16/11). Yadi menambahkan upaya pencekalan terhadap Satono dan Alay sudah dilakukan. Ia pun meyakinkan publik bahwa kejaksaan benar-benar serius berusaha menangkap Satono dan Alay. “Yakinlah, kami terus mencari dua bu­ ronan itu. Kami tidak akan membiarkan persoalan ini berlarut-larut,” ujar mantan Kasi Pidsus Kejari Garut, Jawa Barat, itu. Dalam putusan kasasi, Mah­ kamah Agung memvonis Sa­ tono 15 tahun penjara dan uang pengganti Rp10,586 miliar dalam kasus korupsi APBD Lamtim Rp119 miliar serta menerima suap Rp10,8 miliar dari Alay. Satono kabur

sejak April 2012. Selain Satono, dalam putus­ an kasasi MA juga memvonis Alay 18 tahun penjara dan membayar uang pengganti Rp106,8 miliar. Alay yang masuk daftar pencarian orang sejak Agustus 2014 tersangkut kasus deposito APBD Lamtim di BPR Tripanca Setiadana. Kasasi MA diputuskan pada 21 Mei 2014, tetapi Kejati baru menerima petikannya pada 1 Juli 2014.

T

idak banyak mantan bupati yang melarikan diri, tetapi agaknya ada kecenderungan untuk melupakan kasus ini.

Taksiran Aset Terkait aset Satono, akade­ misi Universitas Lampung, Wahyu Sasongko, melihat Kejati tidak proaktif dan hanya menunggu. Menu­ rut dia, proses taksiran aset yang dilakukan Kantor Pe­ layanan Kekayaan Negara

dan Lelang seharusnya tidak terlalu lama. Patokan yang dipakai adalah harga dasar aset tersebut. Ia menambahkan sita aset seharusnya tidak melupakan status buron Satono. “Tidak banyak mantan bupati yang melarikan diri, tetapi agaknya ada kecenderungan untuk me­ lupakan kasus ini,” ujar dosen Fakultas Hukum Unila itu. Wahyu juga menyangsikan kesungguhan Kejati menun­ taskan perburuan terhadap Alay. Dalam kurun dua bulan sejak petikan MA dikirim ke pengadilan, seharusnya Kejati langsung bergerak. “Kejati jangan hanya pasif menunggu,” kata dia. Jika terkendala birokrasi, menurut dia, seharusnya MA bisa mencontoh Mah­ kamah Konstitusi dengan memanfaatkan teknologi informasi. “Salinan putusan MK sudah lengkap dan bisa diunduh, tapi di MA tidak. Saya tidak tahu kenapa be­ gitu,” ujarnya. (R4)

wandibarboy@lampungpost.co.id

kolom pakar

Kesiapan Lampung Menghadapi MEA APA hubungan antara semi­ nar terbatas Lampung Eco­ nomic Outlook 2015 (LEO 2015) yang mengusung tema Menjadi pemenang di MEA 2015 yang diselenggarakan Pemprov, perwakilan BI Lam­ pung, dan Lampung Post di aula kantor BI Lampung, Kamis (13/11), dengan per­ spektif global? Mengapa kita perlu memahaminya dalam frasa think globally act locally? Apa persiapan yang perlu dilakukan secara lokal di Lampung untuk meng­ hadapi MEA? Jawabannya sebagai berikut. Selama lebih dari satu dasawarsa terakhir,

ASEAN, RRC (Tiongkok), dan India (yang secara kolektif dapat disingkat sebagai ARI) telah berkembang menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi global; menggeser AS dan negara-negara maju di Eropa Barat. ARI telah berhasil pulih dari krisis selama akhir 1990-an, da­ pat menghindar dari krisis keuangan global 2008 yang sampai kini masih diderita AS juga masyarakat ekono­ mi Eropa, dan berkembang menjadi perekonomian pa­ ling dinamis di dunia. Bahkan, menurut Glob ­ al Competitiveness Report 2014—2015, dewasa ini 5 dari 10 ekonomi yang paling kom­ petitif di dunia ada di ARI, 3 lainnya berada di Asia, yaitu Jepang, Taiwan, dan Korea, sedangkan dua lainnya ada­

Kendal Jenner Jadi Bintang Kosmetik Dunia... Hlm. 16

Yoke Muelgini Dosen FEB Unila lah Selandia Baru dan Aus­ tralia yang juga merupakan tetangga ASEAN. Lima negara terbesar di ASEAN mengalami kenaikan daya saing. Vietnam naik dua peringkat, Indonesia dan Malaysia naik empat per­ ingkat, Thailand naik enam peringkat, dan Filipina naik tujuh peringkat. Meskipun perekonomian ARI ini secara spesifik dan kelembagaan tidak membentuk kelompok, kecuali ASEAN tentu saja, secara global ketiganya saling berbagi batas-batas, peluang, dan tantangan bersama.

BERSAMBUNG Hlm. 4

REFORMASI birokrasi terlalu sering dijanjikan pemerintah. Empat presiden yang menja­ bat dalam 16 tahun terakhir berusaha kuat mewujudkan cita-cita besar itu, tetapi hasil­ nya belum sesuai dengan harapan. Pemerintahan Susilo Bam­ bang Yudhoyono, misalnya, menunjukkan keseriusan mewujudkan reformasi birokrasi dengan mengeluarkan Peraturan Presiden No. 81/2010 tentang Grand Desain Re­ formasi Birokrasi 2010—2025. Kini reformasi birokrasi kembali didengungkan Presi­ den Joko Widodo. Komitmen Jokowi melaksanakan refor­ masi birokrasi disampaikan langsung di hadapan para pemimpin negara ekonomi maju serta Uni Eropa pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Brisbane, Austra­ lia, Sabtu (15/11). Reformasi birokrasi dilakukan di bidang perizinan yang menimbulkan hambatan ekonomi serta pembebasan lahan. Komitmen itu harus segera direspons pemerintah daerah dengan membenahi perizinan. Sebab, reformasi birokrasi di bidang perizinan akan berbanding lurus dengan jumlah nominal penanaman modal. Di Lampung, pada 2013 lalu nominal penanaman modal asing (PMA) hanya tercapai Rp468 miliar, jauh lebih kecil dibandingkan 2012 sebesar Rp1,063 triliun. Jumlah sebesar itu masih bisa ditutupi dari penanaman modal dalam negeri sebesar Rp1,4 triliun. Meskipun demikian, pencapaian 2013 tersebut masih di bawah target Rp2 triliun yang dicanang­ kan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat. Investasi PMA tertinggi selama 2013 adalah di bidang kelistrikan, disusul industri, perkebunan, perdagangan, pertambangan, dan jasa. Untuk PMDN meliputi bidang in­ dustri, perkebunan, dan kelistrikan. Pada 2104 BKPM Pusat menargetkan Lampung menang­ guk investasi Rp3,2 triliun, tetapi agaknya target tersebut sulit tercapai. Hingga triwulan I saja, Lampung baru meng­ gaet Rp177,982 miliar atau hanya 5,5% dari target. Salah satu kendala terbesar investasi di Lampung adalah perizinan. Hampir semua investor mengeluhkan proses pengurusan izin usaha yang sulit dan berbelit-belit. Pada­ hal, izin usaha tersebut sangat diperlukan investor untuk mengakses persyaratan lain, termasuk pengurusan kredit perbankan. Berkaca dari pengalaman presiden terdahulu, komit­ men dari atas saja tidak cukup. Reformasi birokrasi ha­ rus dibarengi dengan perubahan sikap mental di jajaran birokrasi level menengah dan bawah, termasuk sampai di pemerintahan daerah. Sudah menjadi rahasia umum pengusaha yang berin­ vestasi di daerah sering dijadikan sapi perah oleh pihakpihak tertentu. Dalam situasi seperti itu akan sulit menda­ tangkan investor, mempertahankan yang sudah ada saja menjadi pekerjaan sulit. Komitmen Jokowi untuk memperbaiki birokrasi di Tanah Air disampaikan di forum penting G-20. Seluruh kepala negara dan kepala pemerintahan dari berbagai negara hadir dalam pertemuan tersebut. Jika komitmen itu tidak mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, unsur kepercayaan bangsa yang dipertaruhkan. Jokowi berbicara sebagai kepala negara. Itu yang harus dijaga, yakni agar bangsa ini menjadi bangsa yang bisa dipercaya. n

oasis

Gusi dan Risiko Ginjal SEBUAH studi terbaru menemukan bahwa sakit gusi me­ ningkatkan risiko penyakit gin­ jal empat kali lipat. Korelasi ini diketahui setelah para peneliti membandingkan fungsi ginjal yang normal dengan penyakit gusi yang parah. Untuk melaku­ kan studi ini, tim peneliti dari University of California, San Francisco, menganalisis data dari 699 orang dewasa di Amerika yang menjalani pemeriksaan gigi teratur. Studi juga memperhitungkan variabel usia, jenis ke­ lamin, diabetes, hipertensi, merokok, dan pendapatan. Hasilnya, mereka menemukan orang dengan penyakit gusi memiliki risiko 4,2 kali lipat terkena penyakit ginjal kronis. Temuan ini dipresentasikan di depan American Society of Nephro­logy Kidney di Pennsylvania, Philadelphia, Amerika Serikat, 11—16 November 2014. (MI/R4)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.