±
±
CMYK
± facebook.com/lampungpost @lampostonline @buraslampost
I
28 Hlm. senin 15 JUNi 2015
TERUJI TEPERCAYA
i TAHUN XL Terbit Sejak 1974 i Rp3000 No. 13515
www.lampost.co
±
Hubungan Historis
Rapuhnya Perlindungan Anak
Edward Pernong dan Heru Winarko
±
TIDAK ada yang menyangka ada hubungan kedekatan tersendiri antara Kapolda Lam pung Brigjen Edward Syah Pernong dan pejabat yang digantikannya, Brigjen Heru Winarko. Selain kedekatan sebagai sesama anggota Polri, keduanya sudah merasa dekat sejak menjadi perwira pertama. “Pengalaman yang paling saya kenang, ketika ayah beliau meninggal dunia di pangkuan saya,” kata Edwar Syah Pernong, dalam sambutan pada acara pisah-sambut kapolda Lampung di Mapolda setempat, Minggu (14/6). Menurut Edward yang juga Raja Kera jaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Paksi Pernong di Lampung Barat itu, ayah Heru Winarko merupakan seorang Bhayang kara sejati. Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang didapatkannya dari ayah Heru. “Saya gembira saat mendengar Brigjen Heru menjadi Kapolda Lampung sebagai orang dekat. Saya bangga bangga beliau berkarier di Lampung dan berbuat untuk Lampung. Untuk itu, saya meminta waka polda membuat keputusan di internal bahwa Brigjen Heru Winarko menjadi warga kehormatan Polda Lampung,” kata Pun (sapaan kakak bahasa Lampung) Ed ward, yang juga memiliki adok atau gelar Sultan Sekala Brak yang Dipertuan XXIII itu, kemarin. Dalam sambutannya, cerita Heru Wi narko pun tak kalah menariknya. Menu rutnya, Edwar Pernong sangat berjasa bagi keluarganya, terutama saat wafat ayahnya. Saat itu sang ayah bermain tenis dan jatuh di lapangan dan Edward-lah yang mengangkatnya serta mengantarkan ke rumah sakit. Belum sampai di rumah sakit, ayahnya meninggal dunia. “Makanya begitu hari pertama men jabat kapolda Lampung, saya langsung bertandang ke Lampung Barat. Sampai sana pun saya diberi adok,” kata Heru, yang setelah melepas jabatan kapolda akan dipromosikan ke Kemenkopolhukam itu. Bukan hanya itu, saat sama-sama men jadi kepala satuan (kasat Reskrim) di wilayah Polda Metro Jaya, menurut Heru, mereka berdua pun terus tidak pernah hilang kontak. Bahkan, begitu Edward menjadi wakapolres pun Heru terus siap membantunya. “Memang banyak yang saya kenang baik jasanya maupun dalam kerja sebagai sesama anggota Polri,” kata Heru, di sela acara. Heru juga berharap program untuk menjaga keamanan Lampung satunya rembuk pekon dapat dilanjutkan. Bahkan, Heru juga berharap Pemprov dan DPRD Lampung membuatkannya perda. “Saya juga menitipkan keamanan Lam pung, terutama pengawalan suksesnya proyek strategis Pemerintah Pusat dan pemilukada,” kata Heru. Untuk dike tahui, Brigjen Heru menjadi salah satu tokoh dalam buku Inspirasi Lampung Post terkait gagasan rembuk pekonnya itu. (U1) n Deni Zulniyadi
Ramadan Istimewa Ashanty ... Hlm. 16
±
±
TAJUK
n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN
SALAM KOMANDO. Kapolda Lampung Brigjen Edward Syah Pernong (kiri) dan Kapolda Lampung yang lama Brigjen Heru Winarko melakukan salam komando seusai mengikuti upacara di halaman kantor Markas Polda Lampung, Minggu (14/6).
Jokowi Perintahkan
Kebut Itera Kebutuhan gedung Itera sangat mendesak, karena pada Agustus sekitar 700 mahasiswa kuliah di Itera Lampung. ISKANDAR ZULKARNAIN
G
UBERNUR Lampung M Ridho Ficardo mengatakan saat kunjungan Presiden dua hari lalu ke Lampung, Joko Widodo (Jokowi) kembali mendorong agar pembangunan Institut Teknologi Sumatera (Itera) dikebut. “Beliau benar-benar mendorong pembangunan Itera agar segera disele saikan seiring dengan pembangunan tol Lampung,” kata Ridho, kepada Lampung Post tadi malam (14/6). Dukungan terhadap Itera ini bu kan yang pertama dilakukan Jokowi. Sebelumnya, saat meresmikan groundbreaking tol Lampung pada April lalu, Jokowi juga mengungkap kan hal yang sama. Dia meminta Ke menristek dan Dikti untuk mengebut pembangunan Itera. Hingga kini, Itera yang berlokasi di kawasan kota baru Lampung masih kekurangan gedung. Tidak hanya ge dung perkuliahan, tetapi juga sarana pendukung lain seperti laboratorium dan ruang administrasi. Rektor Itera Ofyar Z Tamin menga takan pihaknya sudah mengupaya
kan dukungan pembangunan gedung dari gubernur se-Sumatera pada Fo rum Gubernur se-Sumatera di Aceh, beberapa waktu lalu. Saat itu masing-masing kepala daerah sepakat untuk menyumbangkan satu gedung untuk Itera, tetapi hingga kini yang benar-benar menindaklanjuti MoU baru Provinsi Lampung. “Provinsi Lampung akan menjadi yang pertama mengadakan MoU dengan Itera. Penan datanganan MoU dilaksanakan Selasa (16/4),” katanya, kemarin.
“
Gedung yang ada sekarang bisa menampung 700 mahasiswa, tetapi tentu saja tidak optimal. Menurut Ofyar, Lampung sangat peduli dengan pembangunan Itera, tetapi dia berharap daerah lain juga memiliki kepedulian yang sama karena Itera tidak bisa hanya meng andalkan Lampung. “Itera ini ada karena kebutuhan Sumatera.” Dia mengatakan sebelumnya Pemerintah Lampung berencana menyumbangkan masjid dan me nyediakan lahan untuk gelanggang olahraga (GOR) yang merupakan bantuan dari Kementerian Pemuda
dan Olahraga (Kemenpora). Ofyar menjelaskan kebutuhan gedung di Itera semakin mendesak karena mulai 24 Agustus seluruh mahasiswa Itera dipindahkan ke Lampung, termasuk mahasiswa angkatan I dan II yang saat ini masih berkuliah di Kampus ITB. Total jumlah mahasiswa sekitar 700 orang, dengan perincian ang katan I dan II sebanyak 110 orang yang saat ini masih kuliah di ITB Bandung. Angkatan III sebanyak 58 orang yang kuliah di Kampus Itera Lampung dan 500 mahasiswa baru diterima tahun ini melalui SBMPTN dan jalur mandiri. “Gedung yang ada sekarang bisa menampung 700 mahasiswa, tetapi tentu saja tidak optimal. Kami me mang butuh gedung. Kalau bisa ge dung jadi, bukan dana pembangunan. Semua kami serahkan ke pemerin tah,” kata dia. Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Lampung Adeham mengatakan Pemerintah Provinsi sudah menganggarkan dana untuk pembangunan fisik Itera. “Sudah masuk daftar perencanaan. Tinggal membahas apakah nanti menggunakan APBN atau APBN Pe rubahan, kami belum tahu,” kata Adeham. (*1/*11/*14/S1) iskandarzulkarnain@lampungpost.co.id
TRAGEDI yang menimpa Angeline menghentak alam sadar publik. Bocah malang itu sebelumnya dinya takan hilang oleh orang tua angkat nya, Margriet Megawe. Namun, jasad Angeline kemudian ditemukan di halaman rumah orang tua yang telah mengadopsinya itu. Dalam lubang sedalam 60 cm di belakang rumah di Jalan Sedap Malam, Sanur, Denpasar, Bali, jenazah Angeline ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Hasil visum menyatakan bocah 8 tahun itu telah mengalami penyiksaan. Bahkan, kehormatannya masih pula direnggut pelaku setelah ia mengembuskan napas terakhirnya. Perbuatan keji tak berperikemanusiaan itu telah meluap kan amarah publik sekaligus menambah catatan buruk panjang perilaku kekerasan terhadap anak. Tragedi itu kian menegaskan, sebagian dari generasi penerus tengah hidup dalam penderitaan dan kekhawatiran. Tragedi Angeline adalah pertanda nyata krisis moral bangsa. Sungguh miris, betapa negara yang menempatkan nilai kema nusiaan yang adil dan beradab sebagai salah satu dasar ideologi ternyata menjadi belantara buas bagi anak-anak. Seharusnya, anakanak itu terlindungi dari berbagai perlakuan kasar dan keji. Data Komisi Nasional Perlindungan Anak menunjukkan realitas itu sangat terang benderang. Dalam lima tahun terakhir telah terjadi 11.491 kasus kekerasan terhadap anak. Tahun 2011 (2.426 kasus), 2012 (2.637 kasus), 2013 (3.339 kasus), 2014 (2.750 kasus), dan 2015 sampai Mei sudah tercatat 339 kasus. Kekerasan seksual menempati jumlah yang terbanyak, yaitu 50%—62%. Bertolak dari kematian Angeline, masyarakat di Provinsi Lampung dan segenap pemerintah kabupaten/kota patut was pada. Di Sai Bumi Rua Jurai ini, kekerasan terhadap anak tidak lebih baik dari data nasional. Lembaga Advokasi Damar me nyimpulkan kasus kekerasan terhadap anak di Lampung terus meningkat. Berdasarkan data 2013—2014 berjumlah 902 kasus, kemudian meningkat menjadi 1.025 kasus pada 2014—2015. Dari 1.025 kasus kekerasan seksual, usia mayoritas korban adalah 0—17 tahun dengan kasus sebanyak 547 (53,37%). Kekerasan anak tersebut berupa penyiksaan fisik, mental, maupun seksual. Setidaknya di Lampung setiap bulan terjadi 85 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Jika di takar, dalam seminggu terjadi lebih dari 21 kasus atau setiap hari terjadi tiga kasus kekerasan. Kekerasan terhadap anak serupa kasus Angeline merupakan kejahatan serius yang perlu penyikapan dari para pemimpin negeri ini. Ingatlah masa depan bangsa ini tentulah bertalian erat dengan kualitas anak-anak sedari dini. Negeri ini tidak akan berjaya jika dibangun generasi korban kekerasan. Kematian Angeline haruslah menjadi peringatan bagi kita semua untuk memperbaiki kembali sistem perlindungan anak yang rentan dan rapuh. Kekerasan hanya akan melahirkan dendam dan mendatangkan kekerasan berikutnya. Sebelum terlambat, kebobrokan moral ini haruslah segera dihentikan. Cara terbaik melindungi anak-anak harus dimulai dari da lam rumah, dari keluarga terdekat. Jika lingkungan terdekat pun berubah menjadi pemangsa, cepat atau lambat bangsa ini akan runtuh. Duka Angeline adalah duka negeri ini. n
oasis
Garam dan Pubertas MENGONSUMSI terlalu banyak garam dapat menghambat pubertas pada manusia. Hal tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kesuburan dan memicu tingkat stres yang lebih tinggi. Demikianlah hasil pene litian terbaru yang dilakukan University of Wyoming. Dalam penelitian tersebut, para peneliti menggunakan be berapa tikus yang dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama diberi asupan makanan yang kaya akan garam, kedua asupan makanan dengan tingkat garam normal, dan yang ketiga tidak diberi makanan mengandung garam. Hasilnya, tikus pengonsumsi makanan kaya garam meng alami penundaan pubertas sangat signifikan dibanding tikus dengan sodium normal. Kesimpulannya, asupan garam pen ting di awal masa pubertas, tetapi asupan berlebihan beraki bat buruk bagi kesehatan. Hasil penelitian itu dipresentasikan pada Kongres Endokrinologi Eropa di Dublin. (MI/U1)
kolom pakar
Nilai UN Syarat Masuk Sekolah?
Herpratiwi Dosen FKIP Universitas Lampung
±
KONFERENSI organisasi profesi Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) tahun 2015 di Makassar telah mempertemukan pakar-pakar evaluasi pendidikan di Indonesia dengan praktisi dan akademisi dari berbagai lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi. Tulisan ini adalah oleh-oleh dari konferensi tersebut dan dijiwai penuh oleh tulisan dan ide Jahja Umar, guru besar Fakultas Psikologi UIN Hidayatullah Jakarta. Impian semua negeri adalah memiliki sistem pendidikan yang
CMYK
menghasilkan lulusan bermutu (an acceptable quality) baik da lam pengetahuan, keterampilan, maupun karakter. Jika tidak, yang terjadi adalah proses pendidikan melakukan penyia-nyiaan sum ber daya (waktu, biaya, tenaga), pendidikan bukan menjadi in vestor SDM (Jahja Umar, 2015). Tidak ada pengetahuan, ke terampilan, dan karakter yang bisa diperoleh peserta didik tanpa melalui proses pembe lajaran yang berorientasi pada pengalaman dan praktik lang sung. Tetapi, tidak semua proses
pembelajaran yang berorien tasi pengalaman dan praktik langsung akan menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan karakter yang diinginkan. Dengan demikian, diperlukan sistem pendidikan yang mampu mengintegrasikan antara assess ment of learning dan assessment for learning. Assessment of lear ning merupakan assessment yang menekankan pada aspek peng ukuran hasil belajar (assessment berbasis kelas). Assessment ini berorientasi pada hasil. Kelema hannya dari sisi akuntabilitas,
±
±
karena tidak dapat menjadi pem banding dan alat untuk peningkat an proses pembelajaran. Assessment for learning meru pakan assessment untuk mendu kung proses pembelajaran. Hasil belajar peserta didik bermanfaat sebagai balikan bagi semua pihak yang terkait dalam pem belajaran. Sebab, jika pendidik tidak mengetahui pencapaian yang diperoleh peserta didik, pendidik tidak akan mengetahui dampak/manfaat dari rancang an pembelajarannya.
BERSAMBUNG Ke Hlm. 4
±
±