±
±
CMYK
±
Terbit Sejak 1974 Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999
www.lampungpostncom
senin, 16 juli 2012
l No. 12497 l TAHUN XXXVII
DINAMIKA MASYARAKAT LAMPUNG
Terbit 24 Halaman
i HARGA ECERAN : Rp3.000 KURS
±
Dishub uji kelaikan angkutan Lebaran... HLM. 4
Operasi pasar murah tekan pasar bebas... HLM.2 n lampung post/ikhsan
Taylor Swift penyanyi berpendapatan tertinggi... HLM. 16
Sehari empat truk terbalik dan masuk ke siring... HLM. 24 n LAMPUNG POST/JUAN SANTOSO
n net
1 US$ Rp9.480
±
jumat, 13 juli 2012 SUMBER BI
BURAS H. BAMBANG EKA WIJAYA
Bantuan Silang IMF-Bank Dunia!
±
“KTT G-20 di Meksiko sepakat membantu IMF—International Monetary Fund—kebutuhan dana mengatasi krisis Eropa dan Afrika sebesar 430 miliar dolat AS!” ujar Umar. “Indonesia sebagai anggota G-20 berpartisipasi sebesar 1 miliar dolar AS. Untuk itu, Bank Indonesia memakai cadangan devisa negara membeli surat berharga IMF senilai partisipasi tersebut! Jangan lihat nilai bantuan dibanding kebutuhan IMF, tapi prinsipnya, Indonesia sudah menjadi donor IMF! Keren, kan?” “Luar biasa keren pun!” timpal Amir. “Tetapi dari New York, orang yang paling tahu tentang kocek dan kebutuhan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, selaku direktur pelaksana Bank Dunia, buru-buru terbang ke Jakarta mengisi kembali kocek negara asalnya sebanyak 2 miliar dolar dana kontingensi—untuk jaga-jaga—bantuan Bank Dunia! Jadi bisa dikatakan, telah terjadi bantuan silang IMF-Bank Dunia!” “Di luar dana kontingensi itu, Sri Mulyani juga menawarkan bantuan Bank Dunia untuk perbaikan infrastruktur— jalan, jembatan, pelabuhan, dan sebagainya!” sambut Umar. “Tawaran itu disambut Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang memang amat membutuhkan! Dana Rp161 triliun dari APBN 2012 untuk perbaikan infrastruktur jauh dari memadai! Akibatnya, jalan yang seharusnya mendapat perbaikan total—seperti by pass Bandar Lampung— hanya ditutup lubangnya asal rata untuk mudik!” “Tapi apakah keuangan negara kita dengan APBN 2012 sebesar Rp1.439 triliun tergolong tak berdaya, sehingga tak mampu memperbaiki infrastruktur yang di luar Jawa umumnya rusak parah?” tukas Amir. “Itu kenyataannya!” tegas Umar. “Tapi kalau dilihat dari ke majuan ekonomi masyarakat bangsa yang telah mampu menyumbang pajak lebih 1.000 triliun rupiah, sebenarnya bukan keuangan negara yang lemah, tapi pengelola keuangan negara yang tidak becus! Masalahnya, semua orang yang punya otoritas mengelola uang negara, dari pusat sampai daerah, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, tidak fokus pada prio ritas kebutuhan nyata! Tapi, menghambur uang negara untuk hal-hal yang lebih terkait dengan kepentingan dan kepuasan diri dan kelompok elitisnya semata! Akibatnya, imbal pelayanan pada warga pembayar pajak yang telah mereka nikmati itu pun terlupa, hingga ketika kerusakannya telah sangat parah, mereka berharap bantuan Bank Dunia buat menambalnya!” “Sri Mulyani paham mengenai kenyataan itu maupun utak-atik di baliknya, sehingga ia berusaha datang tepat waktu!” timpal Amir. “Lewat tawaran bantuan Bank Dunia itu, ia sadarkan bahwa kita masih merupakan negara serbakekurangan, jadi jangan tergesa busung dada sebagai negara donor IMF—padahal nasib malang jutaan warga miskin di negeri sendiri tak tertangani!”* Add on: facebook.com/buraslampost
Follow on: @buraslampost
Oasis
DNA Bisa Tentukan Jodoh Seperti zodiak, struktur-struktur DNA (deoxyribo nucleic aacid) dapat mengungkap berbagai sifat individual. Bukan cuma kepribadian dan penampilan fisik, melainkan juga risiko terhadap berbagai penyakit. Tak lama lagi tes DNA akan menggantikan ramalan jodoh ala zodiak, ilmu perbintangan, dan pembacaan garis ta ngan. “Ini (tes DNA) akan menjadi sangat terjangkau,” kata Prof. Armand Leroi dari Imperial College London seperti dikutip Telegraph, Minggu (15-7). Namun, menurut Leroi, penggunaan tes DNA dalam perjo dohan tidak akan ditujukan untuk mendesain bayi super de ngan mencocokkan gen-gen baik, misalnya dari orang tua yang pintar dan rupawan. Tes DNA lebih ditujukan untuk menghindari kelahiran keturunan dengan cacat bawaan. (U-1)
±
n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN
JALUR ALTERNATIF. Polisi memasang papan peringatan di pintu masuk menuju Simpang Gayam, Penengahan, di jalan lintas pantai timur (Jalinpantim) Simpang Ketapang, Lampung Selatan, Sabtu (14-7). Jalur alternatif ini dipakai pemudik jika terjadi kemacetan menuju Pelabuhan Bakauheni.
502 Km Jalur Mudik Rusak BANDAR LAMPUNG (Lampost): Pemudik tidak dijamin nyaman melalui jalur Lampung. Kerusakan jalur utama mudik Lampung, yakni jalan lintas tengah, jalan lintas timur, dan jalan lintas barat mencapai 502 kilometer. Dari jumlah tersebut, 82,25 kilometer (km) di antaranya rusak berat dan sisanya rusak ringan. Menurut Kepala Dinas Bina Marga Lampung Arif Hidayat, melalui Kasubbag Perencanaan M. Taufiqullah, panjang jalan yang rusak itu lebih sedikit dibandingkan kondisi jalan mulus. Saat ini, ujar Taufiq, dari total panjang jalan nasional di Lampung, yakni 1.159,573 km, ruas jalan dalam kondisi baik hanya mencapai 296,487 km, sedangkan dalam kondisi sedang mencapai 666,146 km. “Pemudik kebanyakan melewati jalan nasional. Di sana hampir 90% jalan bisa nyaman dilalui pemudik. Tidak semua dalam kondisi mantap. Paling tidak menjelang H-20, lubang-lubang ditutup dan diaspal, dan jalan yang bergelombang diratakan sehingga lebih nyaman dilalui pemudik,” kata Taufiq, Sabtu (14-7). Perbaikan masih dilakukan di ruas jalan nasional maupun provinsi. Dinas Bina Marga Lampung menargetkan pada H-20 Idulfitri tahun ini seluruh ruas jalan di Lampung siap dilalui pemudik. Kondisi jalan yang tidak sepenuhnya baik ini, kata Taufiq, kebanyakan berada di ruas Bukitkemuning—Liwa—Krui.
Ruas jalan di sana, ujar dia, masih banyak rusak karena pe nanganannya baru diambil alih pusat. Sebelumnya ruas jalan itu merupakan tanggung jawab Pemprov Lampung. “Jalannya di sana juga masih sempit, yakni kurang dari 6 meter. Pengguna jalan harus waspada,” kata dia. Waspada
Berdasar data Dinas Perhubung an Lampung, ada beberapa ruas jalan rusak dan harus diwaspadai pemudik. Kondisi jalan lintas timur sepanjang 287,155 km dari Bakauheni—Ketapang—Sukadana—Seputihbanyak—Simpang Menggala—PematangPanggang— batas Sumatera Selatan secara ke seluruhan cukup mantap. Hanya di daerah Gunungpancong, Ketapang, masih ada jalan rusak dan kerap menimbulkan
kemacetan jika ada masalah. Sementara di Jalinteng sepan jang 321,521 k m, yang menghubungkan Bakauheni—Bandar Lampung—Bandarjaya— Terbanggibesar—Kotabumi— Bukitkemuning—Blambangan Umpu—batas Sumatera Selatan, masih ada ruas rusak ringan, yakni di Bukitkemuning—batas Sumsel, tapi sudah diperbaiki. Selain itu, ruas jalan by pass (Jalan Soekarno-Hatta) belum baik. Namun, Dinas Bina Marga Lampung menjamin pada H-20 Idulfitri, ruas jalan sepanjang 18,1 km itu lebih nyaman dilalui karena kontraktor yang membuat jalan dua jalur di ruas jalan itu diminta melakukan perbaikan sementara. Sedangkan ruas jalan yang rusak berat di jalan nasional ba nyak ditemukan di Jalinbar sepanjang 305,431 km yang meng hubungkan Bandar Lampung— Pringsewu—Kotaagung—Wo nos obo—Bengkunat—Biha— Krui—Pugungtampak—batas Bengk ulu. (LIN/U-1) n JALUR ALTERNATIF...Hlm.5
Tiga pekan ke depan, jalan lintas Sumatera (Jalinsum) akan diramaikan ribuan kendaaran pemudik. Namun, di sejumlah ruas, jalan masih rusak. Panjang jalan nasional di Lampung 1.159,5 km Dalam kondisi baik 296,4 km Dalam kondisi sedang 666,14 km Jalan rusak 196,9 km
Jalinpantim 287,5 km cukup mantap Jalinteng 321,52 km rusak ringan Jalan by pass Soekarno-Hatta 18,1 km rusak Jalinbar 305,4 km rusak berat
Sumber: Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, Grafis: Fahmi
opini
Lestarikan Hutan ‘Mangrove’
Citra Persada Dosen FT Universitas Lampung dan Mahasiswa Doktoral Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup IPB. PEMBANGUNAN infrastruktur menghadapi masalah kompleks seiring pertambahan jumlah penduduk, perubahan politik, dan keterbatasan sumber daya alam.
±
CMYK
Set iap pemba ng u na n i nfrastruktur, termasuk jalan, jembatan, pelabuhan, dan dermaga, pasti akan mengeksploitasi sumber daya alam. Contoh terkini adalah pembangunan dua dermaga di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, akan merusak 3 hektare hutan mangrove. Pertumbuhan ekonomi sering menjadi alasan klasik untuk meng ha la l ka n konversi hutan, lahan pertanian, ataupun kawasan lindung lainnya. Hal itu karena pembangunan infrastruktur cenderung berorientasi pada keuntungan ekonomi (profit oriented) jangka pendek,
±
sehingga kurang memperhitungkan kepentingan lingkungan jangka panjang yang berkaitan dengan manfaat yang dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas (social benefit) saat ini dan di masa mendatang. Pad a h a l , d a l a m kont ek s pembangunan berkelanjutan, yang telah menjadi komitmen dunia sejak KTT Bumi di Rio De Janeiro (1992), pengembang an infrastruktur sudah harus mengedepankan aspek kelestari an lingkungan dan secara bersamaan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan budaya. n Bersambung ke Hlm.12
KEJURNAS SELAM
Bermodal Alat Pinjaman, Lampung Raih 2 Emas BANDAR LAMPUNG (Lampost): Bermodal alat pinjaman, cabang selam Lampung meraih dua emas dan dua perunggu pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Seal Banda, di Ternate, Maluku Utara, 12—14 Juli 2012. Dua meda li emas unt u k Lampung disumbangkan Cindy C. Wanta dari nomor fin swimming dan M course putri. Sedangkan dua perunggu d ipersemba h ka n Va n ia C. Wanta yang turun di nomor orient asi bawah air (OBA) M course dan V point. Menurut pelatih selam Lampung, Umar Wardoyo, peralatan selam Vania dan Cindy ternyata pinjaman. “Kami terkendala di peralatan. Untuk ikut di Kejurnas Seal Banda ini, peralatan kami pinjam sana-sini. Tapi bersyukur mereka masih bisa meraih hasil membanggakan,” kata Umar yang dihubungi via telepon, Minggu (15-7).
Hasil tersebut diharapkan dapat berdampak baik bagi mentalitas dan kepercayaan diri atlet sebelum nantinya bertand ing di PON XVIII Riau. Umar optimistis dengan peningkatan kemampuan atlet selam tersebut, Lampung bisa meraih prestasi terbaik di PON XVIII. “Terlebih ini try out terakhir sebelum PON Riau,” kata Umar Wardoyo. Sekembalinya dari Maluku Utara, pihaknya akan meng evaluasi dan memperbaik i kekurangan. Dia berharap tersedia peralatan yang memadai untuk mendukung perjuangan atlet selam Lampung meraih prestasi di PON. Faktor peralatan menjadi modal untuk bisa bersaing de ngan Jawa Timur, Papua Barat, dan Maluku. “Jawa Timur punya peralatan canggih. Untuk uji coba atlet, mereka satu bulan memusatkan penyelam di Pekan baru,” kata Umar. (YAR/U-1)
±
PENDIDIKAN TINGGI
Menteri Ambil Alih Urusan Rektor BANDAR LAMPUNG (Lampost): Pengamat pendidikan Sudja r wo mengata ka n U U Pendidikan Tinggi (UU PT) belum menyelesaikan persoalan perguruan tinggi secara menyeluruh dan komprehensif. Pasa lnya, masi h ba nya k masalah yang harus diperbaiki, salah satunya izin pembukaan program studi baru yang harus sampai ke menteri. Dalam UU PT, kewenangan dan otonomi perguruan tinggi dinilai tidak jelas. “Menteri mengurus masalah nasional saja. Izin program studi biar diurus rektor. Banyak urusan rektor diambil alih menteri,” kata Sudjarwo, Minggu (15-7). Pemerintah dan DPR mengesahkan UU PT, Jumat (13-7). Pengesahan tersebut mendapat reaksi keras perguruan tinggi swasta (PTS) di Lampung. Para rektor PTS tersebut sepakat menggugat undang-undang itu ke Mahkamah Konstitusi. Ket ua Perg ur ua n Ting g i Teknokrat Nasrullah Yusuf mengatakan akan menyiasati agar perguruan tinggi yang di pimpinnya eksis. “Meskipun menggugat, tidak mudah meng ubah UU,” kata Nasrullah.
Dia mengakui UU PT tidak berpihak pada PTS. Namun, mau tidak mau semua PTS harus tunduk pada UU tersebut, tidak terkecuali PTS yang dipimpinnya. Namun, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Lampung Ismet Inonue menyatakan belum dapat menentukan sikap menerima atau menolak UU PT tersebut. “Kami masih menunggu keputusan pusat, karena kami tidak akan bertindak sendiri.” Menurut Wakil Rektor I Bidang Akademik IBI Darmajaya R.Z. Abdul Aziz, UUPT tak ubahnya Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan Tinggi (UUBHPT) yang ditolak Mahkamah Konstitusi (MK). “Logikanya, jika semangatnya sama, MK sehar usnya menganulir UUPT tersebut. UUPT ini merusak titik keseimbangan pasar yang ada,” kata Abdul Aziz. Dalam UUPT, maksimal se pert iga biaya operasional ditanggung mahasiswa. Ini akan memicu perguruan tinggi negeri membuka keran mereka meraup pemasukan lain dalam bentuk penerimaan mahasiswa jalur mandiri. (UNI/MG1/MG4/U-1)
±
±