:: LAMPUNG POST :: Sabtu 27 Desember 2014

Page 1

Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

@lampostonline, @buraslampost

www.lampost.co

Sabtu, 27 Desember 2014

T E R U J I T E PERC AYA

facebook.com/lampungpost

Aceh Tersandera Investasi SATU dekade atau 10 tahun pascatsunami meluluhlantak­ kan Aceh, sektor ekonomi di Bumi Serambi Mekah belum menggembirakan. Investor hing­ ga kini masih enggan menanam­ kan modal. Hal itu berdampak terhadap angka kemiskinan di Tanah Rencong yang masih tinggi, yakni 18,05%. Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Aceh Sulai­ man Badai mengatakan ada beberapa faktor yang mem­ buat pertumbuhan ekonomi masyarakat Aceh belum tum­ buh dengan baik. Menurutnya, hingga kini investor luar dae­ rah dan mancanegara masih enggan untuk berinvestasi. “Investor belum merasakan kenyamanan dalam usaha. Iklim keamanan sangat berpengaruh,” kata Sulaiman, Jumat (26/12). Selain keamanan, ujarnya, kondisi infrastruktur, seperti perhubungan laut dan udara, masih belum memadai. Bah­ kan, kondisi listrik di Aceh hingga kini masih desfisit dan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. B e r d a s a rk a n d at a B P S, persentase penduduk miskin di Aceh pada Maret 2014 men­ capai 18,05% atau meningkat 0,45% dibandingkan Maret 2013 sebesar 17,6%. Gubernur Aceh Zaini Abdul­ lah mengatakan syariat Islam tidak menghambat investor masuk ke Tanah Rencong. Hukum Islam tidak diterapkan kepada mereka yang nonmus­ lim. “Ini sangat menjamin kenyamanan berusaha atau berinvestasi bila syariat Islam benar ditekuni,” ujar Zaini. Solidaritas Dunia Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai tragedi tsunami Aceh tidak hanya mampu mengga­ lang kesetiakawanan nasional, tetapi juga solidaritas dunia. “Saat itu saya tahu persatuan Indonesia nyata. Benar-benar dari Sabang sampai Merauke. Semua daerah membantu dan turun, tsunami juga telah mem­ buka Aceh ke dunia internasio­ nal,” kata JK, pada peringatan 10 tahun tsunami di lapangan Blang Padang, Banda Aceh, kemarin. Pada kesempatan itu, JK juga sempat menabur bunga dan ber­ doa di makam korban tsunami Desa Siron, Kecamatan Inginjaya, Aceh Besar. JK mengatakan se­ mua warga Aceh mesti kompak sehingga mampu membangun kembali peradabannya. “Pembangunan Aceh kini te­ lah banyak berubah, walaupun ada beberapa infrastruktur yang masih membutuhkan penanganan serius dari pe­ merintah,” ujarnya. (MI/K3)

24 Hal.

No. 13356

i TAHUN XL

Terbit Sejak 1974

Rp3.000

TA JUK

Membenahi Bakauheni

n ANTARA/AMPELSA

PUISI TSUNAMI ACEH. Sastrawan Taufik Ismail membacakan puisi berjudul Tsunami Aceh pada peringatan 10 tahun tsunami di lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Jumat (26/12). Puisi yang dibacakan pada peringatan 10 tahun tsunami yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla itu mengisahkan kedahsyatan bencana gempa dan tsunami serta ribuan warga yang kehilangan keluarga.

Pemilukada Serentak Makin Tidak Jelas Perlu merevisi UU untuk memundurkan atau mempercepat pelaksanaan pemilukada. Fathul Mu’in

P

EMILIHAN umum kepala daerah se­ rentak tahun 2015 makin tidak jelas. Meski KPU sudah menyiap­ kan draf pelaksanaannya, se­ jumlah pihak menginginkan jadwalnya diundur pada 2016 sekaligus revisi peraturan pe­ merintah pengganti undangundang. Wakil Ketua Komisi II DPR Abdul Hakam Naja mengata­ kan pihaknya segera memba­ has Perppu No. 1/2014 tentang Pilkada Langsung. Ia menye­ butkan maksimal perppu itu sudah diterima atau ditolak DPR pada April 2015. “Jika perppu ini diterima, pemi­ lukada serentak dilakukan pada 2015 sesuai amanat dalam perppu itu,” kata Naja di Jakarta, Ju­

mat (26/12). Namun, ujarnya, ada se­ jumlah usulan agar pemi­ lukada tahap I diundur menjadi 2016. Akan tetapi, Naja mengatakan pengun­ duran waktu pelaksanaan pemilukada harus melalui revisi undang-undang. “Pa­ ling tidak setelah perppu ini diterima, jika ingin meng­ undurkan, waktunya perlu direvisi kembali,” ujar poli­ tikus PAN itu. Naja mengatakan persoalan teknis yang rumit menge­ nai penundaan pelaksanaan pemilukada adalah ada kepala daerah yang tidak menjabat lima tahun penuh, khusus­ nya untuk pelaksaanaan pemilihan serentak tahap II pada 2018. Bahkan, Perludem mengusulkan pemilukada serentak tahap II dimajukan menjadi 2017. Pimpinan Komisi II lainnya, Mustofa Kamal, mengatakan

Saat Jusuf Kalla Menangis... Hlm. 16

Perppu Pilkada Langsung. merupakan produk pemerin­ tahan SBY sehingga dia pesi­ mistis dalam pembahasan­ nya nanti DPR pemerintahan baru diajak membahas per­ ppu tersebut. “Perppu ini kan produk dari pemerintahan sebelumnya, sekarang sudah pemerintahan yang baru. Apakah pandangan pemerin­ tah lama dan yang baru akan sama.”

P

erppu ini kan produk dari pemerintahan sebelumnya, sekarang sudah pemerintahan yang baru. Mengenai penundaan waktu pelaksanaan pemilu­ kada, politikus PKS itu juga se­pendapat, tetapi penundaan tentu tidak sederhana. “Perlu merevisi untuk memundur­ kan waktu atau mempercepat pelaksanaan pemilukada,” ujarnya. Sementara itu, pengamat politik Unila, Iwan Satriawan, mengatakan peraturan per­ ppu baru akan dibahas pada Januari mendatang sehingga

memungkinkan terjadi pe­ rubahan-perubahan dalam sistem pemilihan. “Masih bisa terjadi perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan peta politik di DPR nanti­ nya.” Di Lampung, setidaknya ada tujuh kabupaten yang meng­ gelar pemilukada serentak pada 2015. Kini KPU telah menyiapkan segala sesuatu­ nya untuk pelaksanaannya, tinggal menunggu payung hukum. Sulit Koordinator Nasional Jaring­ an Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) M. Afifuddin mengatakan melihat kondisi politik saat ini, pemilukada sulit direalisasikan serentak pada 2015. Meski KPU sudah menyatakan siap, payung hu­ kum agenda besar itu diragu­ kan bisa selesai tujuh bulan sebelum pelaksanaan. “Kalau memang pembahasan di DPR lancar di Januari soal perppu, tahapan untuk pemi­ lukada di 2015 akan lumayan ada persiapan,” ujar Afif, saat dihubungi, kemarin. (MI/*5/U1)

fathulmuin@lampungpost.co.id Kepala Daerah... Hlm. 2

SUNGGUH susah berharap negeri ini mempunyai sistem transportasi yang aman dan nyaman. Dari waktu ke wak­ tu, kita menyaksikan berba­ gai masalah masih saja terjadi dalam pelayanan transpor­ tasi, baik darat, laut, maupun udara kita. Pemerintah sendiri telah menjanjikan membangun in­ frastruktur transportasi bagi penduduk negara kepulauan ini, termasuk membenahi pelayanan Pelabuhan Bakauheni di Lampung dan Merak di Banten. Meskipun usia Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla baru saja terbentuk, se­ mestinya kita sudah melihat pembenahan di Pelabuhan Bakauheni. Liburan Natal dan Tahun Baru 2015 bisa menjadi indika­ si dari perbaikan Pelabuhan Bakauheni itu. Namun, kita tidak melihat ada perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Seharusnya, layanan jasa di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, bisa mengakomodasi apa kemauan masyarakat. Bukan hanya mempersiapkan angkutan pe­ nyeberangan, pihak pengelola juga mesti bisa menyiapkan layanan angkutan daratnya. Namun, itu yang tidak dilaku­ kan. Akibatnya, pelabuhan itu gagal melayani masyarakat di sektor angkutan darat. Sejak beberapa tahun terakhir, PT ASDP sebagai penye­ dia jasa penyeberangan sudah mempersiapkan penambah­ an angkutannya sehingga tiap musim liburan Lebaran, Na­ tal, serta Tahun Baru, semua penumpang dapat terangkut. Walau tersendat akibat kurangnya fasilitas sandar kapal yakni dermaga, dalam tempo empat jam penumpang bisa menyeberang. Bahkan, PT ASDP mengaku siap melayani 120 trip/hari untuk mengatasi libur sekolah, Natal, dan Tahun Baru da­ pat diatasi. Untuk hal itu disiapkan 41 kapal, 27 kapal di antaranya beroperasi setiap hari saat memasuki hingga usai musim libur sekolah, Natal, dan Tahun Baru. Namun, kini justru jasa angkutan daratnya yang tidak mampu mengimbangi jasa penyeberangan. Pada liburan akhir tahun ini masyarakat mengeluh terkait ketersedi­ aan angkutan bus. Ratusan penumpang yang datang dari Pulau Jawa tertahan berjam-jam di Terminal Pelabuhan Bakauheni. Anehnya, otoritas terminal pelabuhan pun tidak berdaya memberikan solusi terhadap masyarakat yang telantar di terminal itu. Mereka hanya menjelaskan ketersediaan angkutan bus jurusan Bakauheni—Rajabasa sebanyak 40 unit. Namun, jika malam hari, bus yang telah bergerak ke Terminal Rajabasa, Bandar Lampung, tidak kembali lagi ke Terminal Bakauheni. Tidak ada upaya untuk menghubungi operator bus yang mau mengangkut para penumpang di Terminal Bakauheni itu. Penumpang pun menumpuk. Kondisi itu tentu rawan tindak kriminal. Sungguh aneh jika pemerintah yang mem­ punyai otoritas atau kewenangan tidak mampu mencari­ kan solusi atas keluhan masyarakat. Masyarakat seolah dibebas-lepaskan mencari masingmasing induknya untuk mendapatkan solusi. Ini baru se­ bagian kecil keluhan masyarakat atas layanan pemerintah. Jika ketidakmampuan pemerintah menular ke jenis layan­ an-layanan lainnya, untuk apa ada pemerintah? Ke depan, setiap lini kewenangan pemerintah harus membenahi kinerjanya dalam layanan sehingga keper­ cayaan masyarakat terhadap pemerintah tetap terjaga. n

oasis

Gaya Hidup dan Memori STUDI badan amal Inggris, Age UK, mengungkapkan bahwa melakukan perubahan gaya hidup mendasar bisa membantu mencegah timbulnya penyakit Alzheimer dan masalah demensia. Analisis studi akademis dan data menunjukkan sekitar 76% masalah penurunan kognitif, yaitu perubahan dalam kemampuan berpikir dan termasuk kehilangan memori, dipengaruhi gaya hidup dan faktor lingkungan lainnya, termasuk tingkat pendidikan. Studi Age UK di Inggris selama 30 tahun menemukan bah­ wa pria berusia antara 45 dan 59 tahun yang mengikuti gaya hidup sehat tersebut memiliki risiko 36% lebih rendah terkena penurunan kognitif, dan 36% lebih rendah terkena demensia dibandingkan mereka yang tidak menjalankan gaya hidup se­ hat, seperti olahraga teratur, konsumsi makanan sehat, men­ jauhi rokok, dan tidak mengonsumsi alkohol. (MI/U1)

Perjalanan Tiga Gadis Kecil Mengejar Mimpi TIGA gadis tanggung de­ngan pakaian lusuh itu duduk nggelepor di trotoar depan pompa bensin Jalan Wolter Monginsidi, Telukbetung, Se­ lasa (23/12). Wajah mereka tampak kuyu bekas lelehan keringat yang tak kunjung sat. Dengan celana pendek, karung kandi plastik putih berpelat biru kadang dipakai untuk menutupi aurat dari pandangan khalayak. Topi biru koyak yang dike­ nakan salah satu dari tiga dara pemulung itu menambah “sempurna” wajah lelahnya. Juga sandal jepit usang yang menjadi alas kaki dari panas­ nya aspal yang mereka lintasi setiap hari.

Maklum, belasan kilome­ ter mereka tempuh untuk bisa mengumpulkan barangbarang plastik, kardus, dan logam yang masih bisa dijual kepada penampung rong­ sokan. Mereka adalah Desi De ­ pianti (kelas III SD), Silviani (kelas IV SD), dan Fatmasari (kelas V SD). Setiap hari usai pulang sekolah, mereka kom­ pak berganti seragam dengan pakaian “dinasnya” untuk merenda hari dengan mengais rongsok. Dimulai dari keluar rumah­ nya di bilangan Sukarame Dua, Kecamatan Telukbetung Barat, mereka mengeja setiap lang­ kah dengan cermat. Tak ada

n LAMPUNG POST/ADI SUNARYO

PERJUANGAN. Tiga gadis cilik, Devi, Silvi, dan Fatma, sedang istirahat, duduk di trotoar di bilangan Telukbetung, Bandar Lampung, Selasa (23/12). Mereka meniti jalan demi mengumpulkan barang bekas untuk merajut masa depan. barang plastik, kardus, logam, atau apa pun yang punya nilai jual yang lepas dari pan­

dangannya. “Ya, barang yang udah dibuanglah, Om. Kalo yang masih punya orang, kami

enggak mungkin ambil. Dosa,” kata salah satunya mengenai barang yang dipungut.

Latar belakang tiga gadis cilik ini memaksa mereka melakukan pekerjaan ini. Desi, misalnya, mengaku sebagai anak kelima dari enam sau­ dara. Silvi dan Fatma adalah anak pertama dari tiga sau­ daranya. Mereka dari kelu­ arga yang penghasilan orang tuanya tidak menentu dan kekurangan secara ekonomi. Jalan-jalan protokol, kom­ pleks Kantor Gubernur, be­ berapa pusat keramaian, terus menanjak ke arah Tanjung­ karang mereka daki. Pasar SMEP dan sekitarnya adalah terminal akhir rute yang me­ reka tempuh bolak-balik setiap hari. “Biasanya pulang sampai rumah sebelum magrib. Tapi

kadang-kadang ya kemalem­ an,” kata Desi. Kenekatan memilih risiko menjadi pemulung ini bukan sekadar upaya melepas kebu­ tuhan hari ini. Fatma, misal­ nya, mengaku pengin sekali menjadi dokter jika dewasa nanti. Hidup keluarganya yang miskin tak memberi jeda dan kesempatan untuk memi­ lih cita-cita. “Kami mencari rongsokan ini agar bisa ngum­ pulin duit. Selain untuk uang jajan, sisanya saya tabung, karena saya ingin menjadi dokter supaya bisa menolong orang-orang miskin,” kata Devi yang ditambahkan Silvi. (R6) n Adi Sunaryo

BERSAMBUNG KE Hlm. 5


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
:: LAMPUNG POST :: Sabtu 27 Desember 2014 by Lampung Post - Issuu