±
±
CMYK
CMYK
±
Layanan Berlangganan, Iklan & Customer service
TERBIT SEJAK 1974 Harga Eceran Rp. 3000/Eks
24
Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000
HALAMAN
I
I
DINAMIKA MASYARAKAT LAMPUNG
MINGGU, 20 MEI 2012 No. 12441 TAHUN XXXVII
±
2
BANDAR LAMPUNG Pelajar dominasi deret pengunjung lokasi wisata di Lampung.
9
KONSER MUSIK
The Virgin-Nidji Puaskan 12 Ribu Fan
±
PRINGSEWU (Lampost): Konser The Virgin dan Nidji dalam pergelaran Surya Prof essional Mild Tour di Lapangan Kuncup, Kabupa te n Pringsewu, menyedot belasan ribu penonton pada Minggu (19-5) malam. Para pen onton ya ng sebagia n besar didominasi kalangan anak muda datang tidak hanya dari kabupaten setem pat, tapi juga dari Kabupaten Tanggamus, Lampung Tengah, Pesawaran, dan Kota Band ar Lampung. Mereka dat ang menggunakan se peda motor, mobil pribadi, dan bus. Para penonton sa ngat antusias ingin menyaksikan secara langsung penampilan dua grup band papan atas di Tanah Air itu. Meskipun penonton membeludak, konser dapat berlangs ung tertib. Selain itu, 250 personel keamanan bersiaga menjaga setiap ring di sekitar lokasi tempat manggung dua grup band yang terkenal dengan lagu Cinta Terl arang (The Virgin) dan Laskar Pelangi (Nidji). Konser yang baru pertama kali digelar di Kabupaten Pring sewu berlangsung cukup sukses dan meriah. Para penonton dapat menjaga ketertiban sehingga mereka pun bisa menikmati lagu-lag u yang dibawakan Nidji dan The Virgin. The Virgin tampil yang per tama dengan membawakan 11
lagu, salah satunya Cinta Terlarang. Kemunculan dua pentolan The Virgin, Mitha dan Dara, disambut histeris para penonton yang terus meneriakkan nama band tersebut. Sambutan serupa juga di tujukan pada Nidji. Penam pilan Giring, vokalis Nidji, bersama bandnya yang membawakan 10 lagu terfavorit mampu menghipno sis dan memuaskan para penggemarnya. Lag u Biarlah dan Laskar Pelangi termasuk di ant ara lagu favor it yang dibawakan Nidji semalam. Ditemui terpisah, Event Org a n i zer (EO) penyelenggara konser, Nada Promo tama, mengatakan tiket konser terjual sekitar 12 ribu mele bihi target 8.000 penonton. Dia mengakui ant usiasme ma syarakat Kabupaten Pringsewu dan sekitarnya sungguh luar biasa. “Kami bangga melihat penonton yang begitu tertib, aman, dan kondusif. Kami berharap semoga Pringsewu selalu menjadi lokasi konser untuk artis-artis berkelas nasional,” ujar Nada Promotama. Saat konser berlangsung, be berapa penonton wanita yang berada di depan panggung pingsan karena terimpit penon ton lain. Petugas keamanan dan kesehatan sigap sehingga mereka yang pingsan dapat di evakuasi keluar arena konser. Konser sendiri dibatasi hanya sampai pukul 22.30. (ONO/D-3)
n LAMPUNG POST/MG3
±
HIPNOSIS PENONTON. The Virgin dan Nidji menghibur ribuan penonton yang memadati Lapangan Kuncup, Pringsewu, tadi malam (19-5), dalam pergelaran Surya Professional Mild Tour. Dua kelompok musik papan atas tersebut berhasil menghipnosis para penonton yang mayoritas anak baru gede.
BURAS
KonserLadyGaga Gagal,PolisiDicap AntekRadikalisme! “DI bawah bayangbayang radikalisme, polisi tak memberi izin kons er Lady Gaga di Jakarta!” ujar Umar. “Berita yang terk esan menstigma polisi menjadi antek radikalisme itu beredar di masyarakat terkait gagalnya konser Lady Gaga, padahal puluhan ribu lembar tiket telah terjual!” “Ke san demik ian me ndorong merebaknya pembenaran pada langkah polisi, atau sebaliknya, menye salkan kebijakan polisi yang menyerah
±
WAWANCARA Hidir Ibrahim Ketua GP Ansor Lampung Ansor Pilar Pluralisme
13
REPORTER CILIK Reporter cilik mewawancarai Komandan Kodim 0411/ Lampung Tengah Letkol Inf. Maulana Ridwan.
Halaman Sempit?
Futsal ‘Aja’!
n LAMPUNG POST/MG3
KEGEMARAN BARU. Sejumlah anak muda bermain futsal di halaman GSG Unila, Bandar Lampung, Sabtu (19-5). Futsal atau sepak bola mini menjadi kegemaran baru dalam berolahraga. Pengaruhnya sama seperti sepak bola, masif dan gila.
gan teman-temannya. Futsal bukan unt uk menjadi atlet, tapi hanya olahraga dan senang-senang. Dia bersama beberapa fan berat Manchester City kerap mengadakan per tandingan futsal. Terutama turna men yang diadakan di kampus.
FUTSAL atau sepak bola mini menjadi kegemaran baru berolahraga. Pengaruhnya sama seperti sepak bola, masif dan gila.
S
etiap unit gedung di kampus Unila kini tak sepi lagi meski hari libur atau sor e saat mahasiswa sudah pulang. Ada kelompok-kelompok orang yang menggantikan keramaian dengan bermain sepak bola mini (futsal) di setiap lapangan parkirnya. Tidak hanya di tempat ini. Se tiap ada halaman agak luas di kota ini, anak-anak dan orang dewasa mengincarnya sebagai tempat olahraga murah mer iah ini. Di tanah kosong, halaman ruko, bahkan jalan gang. Di jalan, mereka akan berhenti sesaat jika ada yang lewat. Atmosfer futsal pun terbentuk di semua lapisan. Sekolah membentuk ekstrakurikuler futsal. Organisasi kemahasiswaan, organisasi profesi, instansi pemerintah, dan perusahaan swasta pun membentuk tim futsal. Futsal menjadi olahr aga yang nya m a n d a n me n ye n a ng k a n . Dan, bisnis men yediakan lap a nga n f ut sa l, da r i ya ng ma ha l h i n g g a s e k ad a r s e m e n d ip a sang jar ing pun bermunculan. “Futsal menjadi olahraga yang sangat nyaman bagi eksekutif. Sa ma seperti golf, para pengu saha
dan orang berduit pun merasakan kenyamanan yang ser upa saat ber main futsal. Futs al jadi olahraga alt ernatif yang pas,” kata Endry Sejarah Futsal Januato, pengu rus PSSI Lampung Mesk ipun bukan untuk meraih yang juga sangat menyukai futjuara, ikut turnam en hanya unsal. tuk bisa menyalurkan hobi saja. Menurutnya, futsal menjadi olah Futsal pertama kali diperkenalkan raga yang sangat nyaman karena di Uruguay tahun 1930 oleh Juan bisa dilakukan indoor tanpa takut Carlos Ceriani. terkena panas dan hujan. Orang Meskipun belum setua “sauda pun tidak terlalu khawatir dengan ranya” sepak bola, wabah futsal begitu cedera karen a futsal merupakan dahsyat dan menjangkit seluruh negara. Kini futsal sudah masuk bagian olahraga sport if. Dalam futsal dilarang melakukan dari organisasi sepak bola dunia FIFA. tackle dan body contact. “Betul-betul Juan Carlos adalah pelatih sepak bola nyaman olahraga ini,” ujar pendiri asal Argentina. Dia kerap kesal karena saat hujan, akademi futsal untuk anak-anak ini. jadwal latihan terganggu. Dia pun Bagi Sandi Adha, futsal adalah olahraga yang bisa dilakukan denmemindahkan tempat lat ihan ke gan bersenang-senang bersama tedalam ruangan. Karena lapangan man. Permaian futsal tidak terlalu yang dipakai kecil, pemain pun dicap ek kar ena waktu dan tempat kurangi, hanya lima orang termasuk yang lebih sempit dan pendek di penjaga gawang. bandingkan sepak bola murn i. Dari sinilah, kemudian futsal mun“Apalagi badan saya memang kecil, cul dan banyak dimainkan di Uruguay. jadi lebih pas kalau main futsal,” Futsal masuk ke Indonesia sekitar kata dia. tahun 1998. Endry memperkirakan Hampir tiap minfutsal masuk dan mulai dimainkan di Lampung ggu Sandi lat ihan BACA FOKUS MINGGU futsal bersama denDari Rekreasi 16 tahun 2002. (PADLI/M-1)
±
KEKERASAN APARAT
Masalah HAM Dibeberkan di Jenewa JAKARTA (Lampost): Human Right Working Group (HRWG) menilai Indonesia semakin tidak mampu mengatasi kekerasan, intole ransi, dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Mereka akan membawa masalah itu ke sidang Universal Periodic Review (UPR) di Jenewa, Swiss, 23 Mei nanti. Sidang UPR yang merupakan evaluasi empat tahunan dengan Dewan HAM PBB akan dihadiri negara-negara anggota PBB. Artinya, persoalan HAM di Indonesia bakal mendapat sorotan di forum resmi dunia. Direktur Eksekutif HRWG Rafendi Djamin dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (19-5), menyatakan tindak kekerasan, intole ransi, dan pelanggaran HAM di Indonesia semakin memprihatinkan. “Hak-hak kaum minoritas tidak mendapat perlindungan,” ujarnya. Dalam sidang UPR nanti, lanjut Rafendi, HRWG bersama Komnas HAM dan Arus Pelangi akan menyampaikan tiga desakan kepada pemerintah Indonesia. Ketiga desa kan itu, yakni pemerintah harus terbuka dan objektif untuk menerima rekomendasi dari komunitas internasional, memberikan dan menerima fakta persoalan HAM di Indonesia, serta berpikir positif demi kemajuan HAM dan demokrasi. “Laporan pemerintah sangat normatif. Mereka hanya mencantumkan hal-hal po sitif, seolah-olah kasus pelanggaran HAM
aporan pemerintah sangat normatif. Mereka hanya mencantumkan halhal positif, seolah-olah kasus pelanggaran HAM sudah terselesaikan.
L
Elfansuri Kabag Penelitian dan Pengkajian Komnas HAM
sudah terselesaikan. Karena itu, kami akan beberkan fakta-fakta yang sebenarnya,” kata Kepala Bagian Penelitian dan Pengkajian Komnas HAM Elfansuri. Wakil Direktur HRWG Choirul Anam menyatakan pihaknya akan memfokuskan permasalahan HAM pada hak kebebasan beragama dan kekerasan oleh kepolisian. Ia mencatat sejak 1 Januari hingga 7 Mei 2012 terdapat 30 kasus kekerasan yang berhubungan dengan kebebasan beragama. Anam juga melihat posisi kepolisian bias. “Polisi itu kalau mau bertindak ya harus berdasar hukum, jangan agamanya yang dijadikan dasar. Hal itu terlihat saat polisi seolah-olah membiarkan kekerasan yang dilakukan oleh ormas tertentu.” Secara terpisah, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan tanggung jawab untuk menanggapi persoalan tersebut akan diberikan kepada menteri luar negeri. (MI/R-1)
H. BAMBANG EKA WIJAYA pada radikalisme!” timpal Amir. “Pihak pendukung polisi menuding konser Lady Gaga itu pornoaksi! Lirik lagunya menyimpang dari ajaran agama! Sedang pihak yang menyesalkan langkah polisi, menyatakan seyogianya dik ompromikan Lady Gaga bisa pakai baju sopan! Dengan itu polisi tak terkesan takluk pada ancaman radikalisme!” “Pokoknya, dari kontroversi konser Lady Gaga itu polisi menuai citra kurang baik, jadi subordinat atau ma lah antek radikalisme!” tegas Umar. “Tentu saja kesan begitu tak sepenuhnya benar! Karena, yang sebenarnya terjadi polisi cenderung hanya lebih mendengar satu pihak, tanpa mau mendengar apalagi mengakomodasi pihak lain—terutama kalangan bu dayawan-seniman kreatif! Padahal jik a polisi pintar mengakomodasi atau meminjam ‘mulut’ mereka, apa
CMYK
pun pilihan polisi bisa lebih moderat! Setidaknya, bisa terhindar dari kesan polisi antek radikalisme!” “Tapi seperti apa pun kesannya, polisi harus bisa mengembalikan ideal keberadaannya sebagai aparat negara yang mengayomi semua unsur warga nya dalam kebhinnekaan, tak semata mengutamakan kepentingan kelompok radikal!” timpal Amir. “Maka itu, sebagai bagian masyarakat sipil yang beraneka ragam itu, polisi akomodatif pada pandangan semua kelompok sehingga terhindar dari gaya otoriter dengan pendekatan kekuasaan! Lebih dari itu, polisi menjadikan realitas masyarakat sendiri sebagai standar—terutama saat menilai yang datang dari luar, seperti Lady Gaga!” “Kalau penilaian itu dilakukan, se misal aksi Lady Gaga dibandingkan den gan penyanyi dangdut organ tunggal di pesta warga kampung kita,
±
bisa-bisa keerotisan Lady Gaga tak ada apa-apanya!” tegas Umar. “Apalagi kerusakan moral yang bisa di akibatkannya, moral bangsa kita yang sudah luluh lantak oleh kanker korupsi mungkin tak ada lagi bandingannya yang lebih buruk!” “Maksud polisi tentu kalau pada moralitas bangsa yang sudah rusak oleh korupsi itu disiram cuka pelumat, akan lebih hancur lagi!” timpal Amir. “Kehancuran moral akibat korupsi saja tak teratasi tuntas oleh polisi, apalagi diperlumat dengan erotisme!” *** Add on: facebook. com/buraslampost
±
Follow on: @buraslampost
LAMPUNGPOST .COM n Redaksi
(0721) 773888 SMS: 0812 7200 999
CMYK
±
±