:: LAMPUNG POST :: Rabu, 12 November 2014

Page 1

Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

@lampostonline, @buraslampost

www.lampost.co

Rabu, 12 november 2014

T E R U J I T E PERC AYA

facebook.com/lampungpost

28 Hal.

No. 13312

i TAHUN XL

Terbit Sejak 1974

Rp3.000

TA JUK

Jargon Perilaku Sehat

n LAMPUNG POST/HENDRIVAN GUMAY

KOTA BARU. Pekerja membersihkan pelataran gerbang pintu masuk kota baru di lokasi kota baru, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan, Senin (11/11). Pemerintah Pusat dan Pemprov Lampung menghentikan pembangunan kota baru Lampung hingga lima tahun ke depan.

Pengelolaan Limbah Medis Perlu Perda Khusus PENGELOLAAN limbah me­ dis perlu peraturan daerah (perda) khusus yang meng­ aturnya. Pasalnya, dampak yang ditimbulkan sangat vital, sementara institusi kesehatan banyak yang tidak memiliki alat standarnya. Anggota Komisi III DPRD Bandar Lampung, Wahyu Lesmono, mengatakan sejauh ini pihaknya belum membuat perda tentang pengelolaan limbah medis itu. Ke de­ pan, hal itu akan menjadi pertimbangan besar masuk prolegda. “Kalau perlu, kami buat perdanya karena saat ini banyak rumah sakit yang berdiri,” kata politikus PAN itu, kemarin (11/11). Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bandar Lampung Albert Alam juga mengatakan hal senada. Menurut politikus PPP itu, efek limbah medis ini luar biasa bagi masyarakat mau­ pun lingkung­a n. Memang tidak dirasakan sekarang, tetapi nanti dalam kurun waktu tertentu akan menim­ bulkan dampak yang sangat vital bagi masyarakat dan lingkungan. “Rumah sakit swasta diwajibkan memiliki

alat penghancur limbah me­ dis itu,” kata dia. Untuk puskesmas, peng­ adaan insinerator tidak di­ usulkan eksekutif pada APBD 2015. Namun, tidak menutup kemungkinan jika ada ang­ garan dapat diusulkan kem­ bali pada perubahan APBD 2015. “Misalnya, satu alat bisa mengover lima puskesmas. RS Djokrodipo juga harus ada insinerator, puskesmas meng­ induk ke situ,” ujarnya. Pada bagian lain, Kepala Dinas Kesehatan Bandar Lam­ pung Amran mengaku tidak semua puskesmas memiliki in­ sinerator. Dia berharap puskes­ mas ini bekerja sama RSUD A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung untuk mengelola limbah. “Bagi yang belum ada alat ini, pengelolaan limbahnya melalui rumah sakit kota.” Selama ini memang hanya dua rumah sakit milik Pem­ prov yang memiliki insine­ rator. Namun, keduanya tak bisa dimanfaatkan rumah sakit swasta atau puskesmas. Bahkan, insinerator milik Ru­ mah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Lampung juga lebih banyak menganggur. (CR11/UNI/*1/U1)

Kota Baru Bisa Dikelola Swasta Pemerintah akan mengupayakan pengelolaan kota baru oleh pihak ketiga, bisa oleh Pemerintah Pusat maupun swasta. Insan Ares

P

EMBANGUNAN kota baru, Kecamatan Ja­ tiagung, Lampung Selatan, hampir ram­ pung 90%. Infrastruktur jalan, gerbang, dan beberapa gedung sudah dibangun di tengah la­ han seluas 350 hektare itu. Pemantauan Lampung Post di kota baru, Selasa (11/11), penger­ jaan bangunan masih berlanjut. Belasan pekerja melakukan fi­ nishing gedung yang rencananya untuk kantor gubernur. Beberapa gedung lain yang masih dikerjakan, yaitu kantor DPRD dan rumah sakit, sedang­ kan pembangunan masjid dan infrastruktur jalan sudah di­ hentikan. “Kami tetap kerja, material juga dari kemarin masih masuk,” ujar salah satu pekerja, kemarin. Asisten I Bidang Pemerin­ tahan Sekretariat Provinsi Lampung Tauhidi mengatakan moratorium (penundaan pem­ bangunan gedung-gedung) di kota baru merupakan instruksi dari Pemerintah Pusat. Menu­ rut dia, penghentian sementara

untuk menghindari Pemerin­ tah Provinsi terlilit utang. “Agar pembangunan kota baru tidak telantar, peme­ rintah akan mengupayakan pengelolaan oleh pihak ketiga, bisa oleh Pemerintah Pusat maupun swasta,” kata Tauhidi, ketika dihubungi tadi malam.

S

eharusnya, pembangunan kota baru itu saling mengisi dengan Itera. Ini harus dipertimbangkan.

Menurut dia, pengembangan kota baru bisa saja dilanjutkan oleh negara dengan kompensa­ si disewakan jika ada kebutuh­ an peminjaman gedung atau dikelola pihak swasta untuk aktivitas komersial. Anggota DPRD Lampung, Tulus Purnomo, juga tidak mempersoalkan penundaan pembangunan kota baru, tetapi kreativitas pemerintah daerah tidak boleh mati. Jika status tanah kota baru sudah selesai, bisa saja dibangun kawasan komersial lewat kerja sama de­ ngan pihak swasta. “Sebab, su­

dah banyak yang diinvestasikan di sana. Jangan sampai mubazir dan telantar!” kata Wakil Ketua DPD PDIP Lampung itu. Itera Jalan Terus Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Lampung Yuria Putra Tubarat menilai kota baru tetap menjadi kebutuhan masyarakat, salah satunya mengantisipasi kemacetan yang mulai terjadi di Bandar Lampung. Terlebih, lanjutnya, lokasi kota baru berdekatan dengan Institut Teknologi Su­ matera (Itera). “ Ka m i m a k l u m d e n g a n penghentian sementara ini, tapi ini kan hanya masalah waktu dan ketersediaan dana. Seharusnya, pembangunan kota baru itu saling mengisi dengan Itera. Ini harus diper­ timbangkan,” ujar Yuria. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Heri Suliyanto mengatakan penghentian sementara pem­ bangunan kota baru tidak berpengaruh pada operasional Itera. Kampus yang berafili­ asi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu merupakan program Pemerintah Pusat yang secara manajerial dan struktural berbeda dengan kota baru. (UIN/VER/*4/*11/*7)

insanares@lampungpost.co.id

UMP Lampung Peringkat 9 di Sumatera

n LAMPUNG POST/RUDIYANSYAH

INSINERATOR RSUDAM. Pengendara melintas di depan penghancur limbah medis (insinerator) RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung, Senin (10/11). Meski memiliki insinerator seharga Rp1,2 miliar, RSUDAM sejak Januari 2013 tidak menerima pengelolaan limbah dari luar karena belum memiliki izin dari Kementerian Lingkungan Hidup.

BACA.!

Tabloid Mingguan

Terbit hari ini

UPAH minimum provinsi (UMP) Lampung tahun 2015 sebesar Rp1.581.000 tercatat sebagai yang terendah kedua di Sumatera atau hanya lebih baik dari Bengkulu dengan Rp1.500.000. Angka itu dinilai tidak ideal dengan tingkat kemahalan di Lampung dan bakal berpengaruh terhadap kemiskinan. Pengamat ekonomi, Mar­ selina Djayasinga, mengatakan tingkat kemahalan di Lam­ pung jauh lebih tinggi dari Jambi, Bengkulu, dan Aceh. Selain letaknya yang tidak jauh dari Jakarta, rata-rata in­ flasi Lampung juga relatif lebih tinggi, yakni 6,3%—6,5% (yoy). “Seharusnya, UMP Lampung bisa lebih tinggi jika dilihat dari tingkat kemahalan,” kata Marselina, melalui telepon, Selasa (11/11). A k a d e m i s i U n iv e r s i t a s Lampung itu menilai upah

Daftar UMP 2014-2015 Se-Sumatera Provinsi

UMP 2014

UMP 2015

(%)

Aceh Sumut Sumbar Riau* Kep.Riau* Jambi Sumsel Babel Bengkulu Lampung

Rp1.750.000 Rp1.505.850 Rp1.490.000 Rp1.700.000 Rp1.665.000 Rp1.502.300 Rp1.825.600 Rp1.640.000 Rp1.350.000 Rp1.399.037

Rp1.900.000 Rp1.625.000 Rp1.615.000 Rp Rp Rp1.710.000 Rp1.974.346 Rp2.100.000 Rp1.500.000 Rp1.581.000

8,57 7,91 8,39

Data diolah Lampung Post

Rp1.581.000 hanya cukup untuk memenuhi kebutuh­ an pangan buruh. Dia men­ contohkan dengan rata-rata pendapatan Rp50 ribu/hari, upah tersebut belum bisa menutupi kebutuhan buruh, seperti membayar listrik , biaya sekolah, hingga trans­ portasi. “Bagi buruh yang punya dua anak, jelas tidak

Ket: * belum ditetapkan

13,83 8,15 28,05 11,11 13,00 Grafis: Irsyad

tersisa. Hanya cukup untuk pangan.” Menurutnya, ada tiga kom­ ponen penting yang menyedot pengeluaran buruh, yakni pangan, kesehatan, dan pen­ didikan. Ketidakseimbangan antara pendapatan dan ke­ butuhan buruh otomatis ber­ pengaruh terhadap tingkat kemiskinan. (YAR/E2)

LEBIH baik mencegah daripada mengobati. Ujaran lama itu masih tetap berlaku sampai hari ini di bidang kesehatan. Selain tidak me­ merlukan biaya mahal, mencegah pe­ nyakit tidak perlu disertai rasa sakit. Pencegahan dan perlindungan dari penyakit itulah yang dilakukan Presi­ den Soekarno saat melakukan pe­ nyemprotan nyamuk malaria secara simbolis di Kalasan, Sleman, DI Yogya­ karta, pada 12 November 1964. Kegiat­ an tersebut kemudian diperingati setiap tahun sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN). Tema besar rangkaian HKN selama 2010—2014 adalah Indonesia cinta sehat, sementara untuk subtema tahun ini yakni Sehat bangsaku sehat negeriku. Pencanangan HKN tingkat provinsi dilakukan Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reiha­ na di Tulangbawang. Secara khusus, peringatan pesta emas HKN tahun ini mengusung tema perilaku hidup sehat. Perilaku sehat mencakup pemahaman, sikap, dan tindak­ an nyata untuk mencegah gangguan kesehatan. Pemaham­ an hidup sehat diperlukan sebagai dasar sikap dan tindak­ an untuk menciptakan lingkungan sekitar yang sehat. Apabila gagal paham, seluruh rangkaian sikap dan tindak­ an akan menjauh dari kehendak untuk hidup sehat. Pada gilirannya, gagal paham itu akan melahirkan sikap dan tin­ dakan egois yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Lihat saja perilaku sebagian masyarakat kita membuang sampah sembarangan. Selain menjadi sumber penyakit, sampah juga menimbulkan pemandangan yang tidak sedap dan menyumbat saluran air. Ketika banjir datang semua orang saling menyalahkan, padahal pangkal penyebabnya berasal dari diri sendiri. Perilaku sehat juga perlu dikumandangkan lagi di kalang­ an pengelola kesehatan. Di Bandar Lampung beberapa puskesmas belum bisa menjadi teladan perilaku sehat. Be­ berapa puskesmas diketahui membuang sampah medis ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Bakung, Telukbetung. Seharusnya, sampah medis itu diolah terlebih dulu dalam peralatan khusus yang disebut insinerator. Namun, karena harganya cukup mahal, puskesmas yang tidak mampu mem­ beli alat tersebut membuang sampah medis yang mengan­ dung berbagai jenis penyakit ke tempat sampah biasa. Puskesmas tidak diperbolehkan mengolah sampah medis di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek sejak rumah sakit provinsi itu menyandang status badan layanan umum daerah per Januari 2013. Persoalan ini seharusnya menjadi prioritas untuk diselesaikan. Selain pencegahan, di bidang pengobatan dewasa ini masyarakat dikepung 10 jenis penyakit terbesar, meliputi jantung koroner, tuberkulosis, kencing manis, tekanan darah tinggi, stroke, kanker, paru-paru kronis, diare, in­ feksi saluran pernapasan, dan HIV/AIDS. Masyarakat mengeluarkan biaya besar untuk mengobati penyakit tersebut. Satu pasien belum sembuh, pasien lain dengan gejala penyakit yang sama bermunculan. Padahal, 10 penyakit tersebut bisa dihindari sejak dini jika mene­ rapkan perilaku sehat. Perubahan perilaku selalu terjadi karena dorongan ke­ butuhan. Demikian pula perilaku sehat baru akan dijadi­ kan sebagai rangkaian sikap dan tindakan setelah mera­ sakan betapa sulitnya mengidap penyakit. Hendaknya perilaku sehat tidak berhenti sebagai jargon, tetapi men­ jadi kebutuh­an bersama. Sebab, bagaimanapun, lebih baik mencegah daripada mengobati. n

oasis

Ganja dan IQ MENGGUNAKAN ganja pada usia dini dapat berdampak permanen pada otak. Bahkan, sebuah studi baru menemukan bahwa me­ ngonsumsi ganja dapat menurunkan IQ (intelligence quotient). Studi ini di­ lakukan dengan membandingkan dua kelompok responden berusia antara 14 tahun dan 30 tahun. Kelompok itu kemudian dibagi berdasar pemakai dan nonpemakai. Para peneliti membandingkan kedua kelom­ pok tersebut berdasarkan usia dan jenis kelamin. Mereka kemudian meneliti sampel urine dan memindai otak sebe­ lum memberikan tes IQ pada dua kelompok tersebut. Hasil­ nya, para peneliti menemukan bahwa IQ orang yang meng­ isap ganja lima poin lebih rendah ketimbang yang tidak. Penggunaan ganja sejak usia 14 tahun juga membuat volume otak lebih sedikit. Mengisap ganja juga membuat seseorang sulit membuat keputusan dan memengaruhi ke­ mampuan adaptif. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences. (MI/R4)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.