:: LAMPUNG POST :: Rabu, 17 Desember 2014

Page 1

Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

@lampostonline, @buraslampost

www.lampost.co

Rabu, 17 Desember 2014

T E R U J I T E PERC AYA

facebook.com/lampungpost

Pemilik Ruko Gugat Pemkot SEKITAR 40 pedagang Pasar Tengah menggugat Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lam­ pung ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Kota Bandar Lampung atas penyegelan ruko yang dinilai melanggar undang-undang. Laporan gu­ gatan sudah diajukan ke PTUN dengan register perkara No. 35/G/2014/PTUN-BL tertanggal 15 Desember 2014. Anggota DPRD Provinsi Lam­ pung dari daerah pemilihan I Kota Bandar Lampung, Hartar­ to Lojaya, ikut mendam­pingi para pedagang menempuh jalur hukum atas tindakan Pemkot yang dinilai semenamena itu. Dia mengatakan para pedagang yang mengaju­ kan gugatan ke PTUN adalah yang memiliki sertifikat HGB. “Dengan disegelnya ruko mereka, otomatis pedagang tidak bisa mencari nafkah. Bukan pemilik ruko saja yang dirugikan dengan penyegelan itu, melainkan juga karyawankaryawan yang bekerja di ruko tersebut,” kata Hartarto, Selasa (16/12), dalam pertemuan de­ ngan para pedagang Pasar Te­ ngah di Java Cafe, Citra Garden. “Ini bisa mengganggu perekono­ mian di Provinsi Lampung.” Salah satu pedagang yang rukonya disegel, Akwan (50), mengatakan dia dan beberapa pedagang di Pasar Tengah sudah memperpanjang HGB sejak 2009 lalu saat masa kepemimpin­an Wali Kota Eddy Sutrisno. HGB tersebut sudah dicap dan berlaku hingga 2033. Na­ mun, saat terjadi pergantian wali kota ke Herman H.N., HGB yang sudah dimiliki para peda­ gang tidak diakui dan mereka ditarik retribusi. “Perpanjang­ an HGB sudah ada, tapi kok disuruh bayar retribusi lagi,” ujarnya. Sementara itu, Asisten I Bi­ dang Pemerintahan dan Hu­ kum Pemkot Bandar Lampung Dedy Amrullah mengatakan penyegelan ruko sudah sesuai prosedur dan berdasarkan per­ aturan yang berlaku. Pihaknya mempersilakan para pedagang menggugat. “Ya, silakan saja melakukan gugatan, itu hak mereka. Kami siap mengha­ dapinya. Kami melakukan pe­ nyegelan sesuai peraturan yang ada,” kata Dedy. (VER/RIC/K1)

Pemkot Dilaporkan....Hlm. 6

BACA.!

No. 13347

i TAHUN XL

Terbit Sejak 1974

Rp3.000

TA JUK

Godaan Dana Besar

Sumber: Bappeda Lampung

grafis: Irsyad

Rp26,62 T, Lampung Pacu Pembangunan 2015 Sebaran dana APBN di Lampung untuk sejumlah bidang pembangunan di sektor pertanian, perindustrian, energi, dan sumber daya mineral. Vera Aglisa

P

EMBANGUNAN di d a e r a h L a mp u n g pada 2015 dipacu dengan kekuatan fiskal mencapai Rp26,629 triliun. Dana itu berasal dari dukungan APBN, dana trans­ fer, dan APBD Provinsi Lam­ pung. Hari ini (16/12) Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo akan menyerahkan penyera­ han daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) APBN 2015 kepada seluruh satuan kerja, pemerintah kabupaten/kota, dan instansi vertikal, di Balai Keratun, kantor Gubernur Lampung. Kepala Badan Perenca­ naan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung Fahrizal Darminto mengatakan alokasi dana APBN untuk Lampung 2015 sebesar Rp7,412 tri­

liun. Dana itu terdiri atas dekonsentrasi yang berjum­ lah Rp260,659 miliar. Dana tugas pembantuan Rp348,489 miliar, dana kantor daerah/ kantor pusat Rp6,793 triliun, dan urusan bersama Rp9,160 miliar.

P

elan-pelan dana dekonsentrasi diperkecil. Itu tren yang bagus.

Menurutnya, dana dekon­ sentrasi, tugas pembantuan, kantor daerah/kantor pusat, dan urusan bersama berjum­ lah Rp7,412 triliun. Jumlah itu naik 35,72% dari Rp5,461 triliun pada 2014. “Memang dana dekonsentrasi menurun di 2015. Pada 2014, Lampung menerima Rp286,135 miliar,” kata Fahrizzal, ditemui di kan­ tornya, Selasa (16/12). Dia mengatakan hal itu

menjadi kebijakan Peme ­ rintah Pusat. Fahrizal justru mengapresiasi hal itu karena dana dekonsentrasi yang me­ rupakan kewenangan pusat itu dialihakan ke dana alokasi khusus (DAK) yang kini se­ makin besar. “Pelan-pelan dana dekon­ sentrasi diperkecil. Itu tren yang bagus, karena kini di­ alihkan ke DAK dan masuk APBD, sehingga daerah bisa leluasa mengendalikan dana,” kata dia. Fahrizal menambahkan alokasi sebaran dana APBN Provinsi Lampung 2015 dipe­ runtukkan beberapa bidang pembangunan. Pertama, bidang produksi yang meliputi Kemen­ terian Pertanian, Perindustrian, Energi, dan Sumber Daya Mi­ neral, termasuk Kehutanan serta Kelautan dan Perikanan sebesar Rp776,408 miliar. Ke m u d i a n , b i d a n g i n ­ frastruktur yakni Kemente­ rian Pekerjaan Umum dan Perhubungan sebesar Rp2,098 triliun. Bidang pelayanan publik yang meliputi Kemen­ terian Pendidikan, Kesehatan, dan Sosial sebanyak Rp3,339 triliun, lalu bidang Hukum

sebesar Rp1,198 triliun. Selain itu, terdapat dana transfer bagi seluruh kabupa­ ten/kota yang totalnya menca­ pai Rp14,494 triliun. Ditambah juga dengan dukungan alokasi APBD Provinsi Lampung 2015 yang telah ditetapkan sebesar Rp4,723 triliun. “Sehingga kapasitas fiskal di Provinsi Lampung dari APBN, dana transfer untuk kabupaten/kota, dan APBD Provinsi mencapai Rp26,629 triliun. Kekuatan fiskal itu be­ lum termasuk PAD kabupaten/ kota,” ujarnya.

Dana Desa Selain itu, Fahrizal meng­ uraikan terdapat dana per­ imbangan Rp16,954 triliun. Di dalamnya termasuk dana desa Rp282,565 miliar. “Dana desa yang meru­ pakan komponen baru da­ lam dana perimbangan akan dibagikan masing-masing ke desa sekitar Rp125 juta. Untuk tahun ini belum sampai Rp1 miliar, pemberiannya berta­ hap 2015 belum sampai itu,” ujarnya. (*11/U1)

veraaglisa@lampungpost.co.id

Persiapan Gudang untuk Buku Kurikulum 2013 TUMPUKAN kardus memenuhi gudang distribusi paket di Kantor Pos Pahoman, Bandar Lampung, Senin (15/12). Bela­ san pekerja berjibaku dengan peluh menyortir sesuai tujuan. Kotak-kotak berisi buku kuri­ kulum 2013 itu masih terus didistribusikan. Meskipun menggunung, tak tampak kepanikan pekerja me­ nyelesaikan tugasnya. Mereka sesekali berhenti, bercanda, bahkan bisa menyempatkan keluar gudang untuk mengaso sekadar minum. “Sebelum ada berita kuriku­ lum 2013 ditunda, kami kayak robot, Mas. Enggak bisa ber­ henti. Mandornya banyak. Ada kepala sekolah, ada guru, dan

24 Hal.

orang-orang yang mau ambil buku. Orang dateng marahmarah, nyindir, dan sinis mah udah biasa,” kata Dany, salah satu pekerja. Kini, mereka bisa bekerja normal. Suswanegara, penang­ gung jawab distribusi buku kurikulum 2013 Kantor Pos Bandar Lampung, mengaku seperti pesakitan sejak kan­ tornya mendapat order dis­ tribusi. “Setiap malam, kalau tidur kayak tidur ayam. Soalnya, setiap saat, jam berapa pun, saya harus siap ke kantor jika ada kiriman buku. Dan, setiap saat juga saya diteleponin peja­ bat Dinas Pendidikan, kepala sekolah, guru, dan orang-

Tabloid Mingguan

Terbit hari ini

orang suruhan menanyakan apakah buku sudah sampai. Ya, terpaksa begitu,” kata lelaki 44 tahun itu. Suswa mengatakan pihaknya bertanggung jawab atas distri­ busi buku untuk lima kabu­ paten, yakni Bandar Lampung, Pesawaran, Lampung Selatan, Pringsewu, dan Tanggamus. Semua sekolah, sepelosok sekalipun, barang itu harus sampai. Duka mendalam dirasakan Suswan dan para petugas pengantar saat jerih payahnya tidak mendapat penghargaan. Sering, kata dia, petugas meng­ antar buku ke sekolah yang jauh, sang penerima menyam­ but dengan sinis. “Untuk apa dianter lagi orang muridnya sudah semesteran?” kutip Dany, menirukan kepala seko­ lah saat menerima buku. Soal ketersediaan buku me­ mang menjadi salah satu se­ bab kurikulum 2013 ditunda

n LAMPUNG POST/RUDIYANSYAH

BUKU KURIKULUM 2013. Pegawai pos sedang merapikan tumpukan dus buku kurikulum 2013 di Kantor Pos Pahoman, Bandar Lampung, Senin (15/12). pelaksanaannya oleh Men­ buddikdasmen. Fakta itu di­ akui para pegawai PT Pos yang mengantar buku ke sekolahsekolah. Suswan mengakui sering mendapat laporan dari stafnya tentang sambutan sinis para penerima. Namun, Suswan mengaku menerima sindiran dan sinisme itu dengan maklum.

Satu alasan pamungkasnya ketika menghadapi komplain penerima buku adalah, bahwa Kantor Pos hanya bertugas mengantar. “Maka kami catat semua kapan barang itu datang dan kapan sampai ke sekolah. Itu senjata kami. Jadi, keter­ lambatan bukan pada kami,” kata dia. (R6) n Rudiyansyah

BERSAMBUNG Ke Hlm. 5

PEMERINTAH Pusat setiap tahun menggelontorkan dana pembangunan yang dituang­ kan dalam daftar isian proyek anggaran (DIPA). Dokumen ang­garan tersebut dibuat untuk­ masing-masing proyek pem­bangunan di seluruh dae­ rah. Dokumen anggaran ini ber­fungsi sebagai dokumen pe­rencanaan, pelaksanaan, pe­n gendalian/pengawasan, evalua­si/pelaporan, dan do­ kumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintahan. DIPA ini diharapkan dapat mendukung pembangunan daerah agar berjalan efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan pembangunan, baik secara fisik maupun nonfisik. Untuk 2015, Provinsi Lampung menerima kucuran dana dari Pemerintah Pusat sebesar Rp7,412 triliun. Dana itu terdiri atas dekonsentrasi Rp260,659 miliar, dana tugas pembantuan Rp348,489 miliar, dana kantor daerah/kantor pusat Rp6,793 triliun, dan urusan bersama Rp9,160 miliar. Jumlah alokasi dana APBN itu naik 35,72% dari Rp5,461 triliun pada 2014. Jika dana alokasi APBN tersebut digabung dengan dana transfer bagi seluruh kabupaten/kota Rp14,494 triliun, ditambah APBD Lampung 2015 sebesar Rp4,723 triliun, kapasitas fiskal di Provinsi Lampung mencapai Rp26,629 triliun. Dana ini belum termasuk kekuatan fiskal dari PAD kabupaten/kota. Alokasi dana APBN tersebut diperuntukkan berbagai bi­ dang pembangunan seperti bidang produksi, yang meliputi Kementerian Pertanian, Perindustrian, Energi, dan Sumber Daya Mineral, termasuk Kehutanan serta Kelautan dan Per­ ikanan sebesar Rp776,408 miliar. Kemudian, bidang infrastruktur, yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan Perhubungan sebesar Rp2,098 tri­ liun. Bidang Pelayanan Publik yang meliputi Kementerian Pendidikan, Kesehatan, dan Sosial sebanyak Rp3,339 tri­ liun, lalu bidang Hukum sebesar Rp1,198 triliun. Kita berharap program pembangunan di Bumi Ruwa Ju­ rai bisa lebih lancar jika melihat besarnya kapasitas fiskal di Lampung itu. Sebab, pemerintah daerah bisa leluasa mengendalikan dana. Namun, prioritas pembangunan se­ suai dengan kebutuhan masyarakat Lampung dan potensi yang ada di Lampung harus diutamakan. Besarnya dana fiskal ini tidak bisa tidak harus didukung dengan optimalisasi kinerja pelaksanaan program. De­ngan demikian, kualitas kerja dapat lebih meningkat. Kita tidak ingin lagi melihat adanya program yang tumpang tindih dan mubazir. Untuk itu, diperlukan sinergisitas antara program APBN dan program/kegiatan sumber dana APBD, baik APBD Provinsi Lampung maupun APBD kabupaten. Yang paling penting, kita tidak ingin besarnya dana fiskal tersebut diselewengkan oknum tertentu untuk memperka­ ya diri. Apalagi, pada 2015 ada dana perimbangan berupa dana desa sebesar Rp282,565 miliar yang untuk tahap awal ini akan dibagikan ke setiap desa Rp125 juta. Jangan sampai besarnya alokasi dana yang diperoleh un­ tuk masyarakat Lampung hanya akan menambah daftar pe­ jabat yang masuk jeruji besi. Apalagi, ada rencana Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2015 ini hadir di Suma­ tera. Kita tidak mau akibat besarnya dana tersebut, penyele­ wengan korupsi makin besar. Tidak terkecuali bagi pengelo­ laan keuangan desa yang akan menjerat kepala desa. n

oasis

Jiwa Muda dan Kematian MERASA lebih muda dari usia sesungguhnya bagus buat orang berusia lanjut. Berdasarkan studi yang disiarkan pada jurnal JAMA Internal Medicine, AS, Senin (15/12) lalu, orang yang berusia lanjut tapi merasa lebih muda tiga ta­ hun atau lebih dari usia sebenarnya memiliki angka kema­ tian lebih rendah dibandingkan orang yang merasa usia­ nya lebih tua setahun dari usia sesungguhnya. Studi yang dilakukan peneliti dari University College Lon­ don ini melibatkan 6.489 orang yang usia rata-rata kronolo­ gis mereka 65,8 tahun, tapi mereka menganggap usia me­ reka 56,8 tahun. Dari koresponden itu, 69,9% merasa lebih muda tiga tahun atau lebih ketimbang usia sesungguhnya. Sementara 25,6% merasa usia mereka mendekati usia se­ sungguhnya dan 4,8% merasa lebih tua satu tahun diban­ ding usia kronologisnya. Hasilnya, angka kematian selama rata-rata 99 bulan selanjutnya 14,3% orang yang merasa lebih muda, 18,5% pada orang yang merasa usia sesungguhnya, dan 24,6% pada orang yang merasa lebih tua. (ANT/R5)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.