±
±
CMYK
± facebook.com/lampungpost @lampostonline @buraslampost
I
24 Hlm. sabtu 28 febrUARI 2015
TERUJI TEPERCAYA
i TAHUN XL Terbit Sejak 1974 i Rp3.000 No. 13415
www.lampost.co
±
Mafia Beras Kuasai Lampung
Kembalikan Kewibawaan Aparatur
Tim provinsi sedang bergerak untuk menyelidiki indikasi praktik kecurangan pada sistem distribusi beras. Nur Jannah
J
±
ARINGAN mafia beras antarpulau yang diduga menyebabkan kenaikan harga beras di berbagai penjuru Tanah Air mulai merambah Lampung. “Ada beberapa laporan yang praduganya memang ditimbun, tapi kami tidak bisa langsung mengklaim salah satu pihak. Kami akan cari buktibuktinya terlebih dulu. Kalau benar-benar terbukti, akan ditindak,” kata Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Sekprov Lampung Adeham, di ruang kerjanya, Jumat (27/2). Dugaan ini, menurut Adeham, ditindaklanjuti dengan menurunkan tim untuk menyelidiki indikasi kecurangan pada sistem distribusi beras demi keuntungan pihak tertentu. “Jika ditemukan kecurangan, kami bisa mencabut izin perusahaan yang terlibat,” ujarnya. Di Jakarta, Dirjen Perdagang an Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina mengatakan pihaknya sedang melakukan audit untuk mengetahui penyebab kelangkaan beras yang diduga akibat ulah mafia beras. “Saya belum cek, saya harus cek lapangan dulu. Auditnya kan baru mulai,” ujar Srie, saat di Kantor Kementerian Koordinasi Perekonomian, kemarin.
Picu Inflasi Melambungnya harga beras sejak beberapa pekan terakhir diperkirakan bakal memicu inflasi Februari. “Beras memiliki bobot besar dalam naik-turunnya harga komoditas. Jadi, kenaikannya bakal memicu inflasi. Untuk besarannya belum dapat diketahui karena data yang kami kumpulkan masih diolah,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Lampung Adhi Wiriana, saat dihubungi, kemarin. Dia berharap inflasi tidak terlalu tinggi karena saat harga beras naik, harga komoditas lain bahkan tarif sarana transportasi cenderung turun. “Ko-
moditas lain banyak yang turun termasuk transportasi, hanya beras yang naik,” kata dia. Kepala Bulog Divre Lampung Djoni Nur Ashari mengatakan semua kabupaten di Lampung sudah mulai menyalurkan raskin. Selama ini, ujar dia, penyaluran raskin sedikit terhambat karena adanya verifikasi data rumah tangga sasaran oleh tim raskin kabupaten/kota. Selain menyalurkan raskin, operasi pasar juga terus dilakukan sampai harga beras kembali stabil. OP beras, ujar dia, dilakukan di berbagai pasar maupun kelurahan. “Di Jakarta sudah mulai turun Rp700 per kilogram. Dengan berbagai upaya yang kami lakukan, harga beras di Lampung semoga bisa mulai stabil Maret nanti,” kata Djoni. Berdasarkan data Dinas Perdagangan Provinsi Lampung, harga beras di beberapa pasar Bandar Lampung bertahan tinggi. Harga rata-rata beras
“
Jika ditemukan kecurangan, kami bisa mencabut izin perusahaan yang terlibat. di Pasar Kangkung, Panjang, dan Pasirgintung mencapai Rp10.500/kg untuk kualitas asalan dan Rp12 ribu/kg untuk kualitas sedang jenis IR64 Slip. Beberapa kabupaten/kota juga sejak kemarin mulai melakukan OP guna meredam kenaikan harga beras. Di Lampung Selatan, OP digelar di dua toko beras di pasar inpres Kalianda dan satu toko di pasar lama Kalianda. (IAN/TOR/CK5/CAN/E1) nurjannah@lampungpost.
Lindsay Lohan Jalani ± Hukuman... Hlm. 16
±
TAJUK
n ANTARA/SIGID KURNIAWAN
KOIN UNTUK AUSTRALIA. Massa yang tergabung dalam Garda Pemuda Nasional Demokrat menggelar aksi bertajuk Koin untuk Australia, di depan Kedutaan Besar Australia, Jakarta, Jumat (27/2). Dalam aksi ini, mereka menyerahkan ribuan koin kepada pihak kedutaan dan mengutuk keras pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott terkait pemberian bantuan terhadap korban tsunami Aceh 2004. n BERITA Terkait Hlm. 3
Ratusan Polisi Kawal Duo Bali Nine KEPOLISIAN Daerah Bali mengat akan lebih dari 100 pers onel dikerahkan untuk mengamankan pemindahan dua terpidana mati yang merupakan anggota Bali Nine. Dua terpidana mati ini, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, berkewarganegaraan Australia. “Kami kerahkan lebih dari 100 personel. Kami sesuaikan dengan kebutuhan peng aman,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar Hery Wiyanto, di Denpasar, Jumat (27/2). Menurut dia, personel tersebut berasal dari sejumlah satuan, yaitu dari Polda Bali dan dibantu personel Polresta Denpasar dan Polres Badung. Satuan petugas itu di antaranya anggota dari
Brimob, Pengendalian Massa, dan Intelijen Polda Bali serta anggota Pengendalian Massa dari Polresta Denpasar dan Polresta Badung. Menurut Hery, tidak akan ada sterilisasi atau penutupan jalan di sekitar Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Denpasar di Kerobokan, Badung, saat kedua narapidana digiring menuju Bandar Udara Internasional Ngurah Rai menuju Pulau Nusakambangan di Jawa Tengah. “Tidak akan ada steri lisasi atau penutupan jalan agar itu tidak mengganggu lalu lintas masyarakat,” katanya. Sementara itu, Brimob Polda Bali sudah menggelar latihan pengawalan dua narapidana yang ditangkap pada 2005 di Markas Brimob, Tohpati, Denpasar, itu. Kepala Satuan Brimob Polda
Bali Komisaris Besar Rudy Harianto menjelaskan pihaknya mengerahkan 20 personel yang akan melekat kepada dua narapidana yang menyelundupkan heroin seberat 8,2 kilogram ke Australia itu. “Satu narapidana diamankan satu regu,” ujar dia. Selain dua regu yang berjumlah 20 personel Brimob yang melekat dengan dua narapidana tersebut, peng amanan juga dilakukan satuan polisi lain yakni Satuan Pe ngendalian Massa Kepolisian Resor Badung, Kepolisian Resor Kota Denpasar, Sabhara Polda Bali, dan satu kompi (30 orang) Pasukan Huru-hara. Selain mengerahkan per sonel, Brimob juga mengerahkan sejumlah peralatan seperti empat kendaraan taktis jenis Baracuda dan Worlf. (ANT/K1)
KEPOLISIAN berfungsi sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayom, dan pelayan kepada masyarakat. Itulah fungsi ideal kepolisian yang jika dilaksanakan dengan benar akan membantu membangun situasi kondusif di tengah masyarakat. Namun, sangat disayangkan ada saja ulah oknum aparat yang justru berbuat sebaliknya, membantu tindak kejahatan atau membiarkan terjadinya tindak pidana. Kalaulah dugaan keterlibatan oknum aparat dalam memasok amunisi kepada penjahat benar adanya, jelas ini menjadi fakta yang mencengangkan. Dugaan itu terungkap saat jajaran Polres Lampung Tengah menangkap 15 tersangka penyalahgunaan narkoba dan menyita barang bukti tiga senjata api berikut puluhan amunisi. Barang bukti lain berupa 5 paket sabu-sabu dan 2 bungkus sisa pakai, 1 timbangan digital, 1 senjata tajam jenis badik, 3 bundel plastik klip, 1 pyrex, 4 korek api, dan 6 ponsel. Barang bukti ini disita dari empat pelaku yang diamankan dari Kampung Negrikaton, Kecamatan Selagailingga, Lamteng. Dari penangkapan para tersangka, aparat menyita dua senjata api rakitan jenis revolver, sepucuk softgun jenis FN, 66 butir amunisi colt 38, dan 4 butir selongsong colt 38. Dari lokasi berbeda, jajaran Polres Lamteng juga mengamankan 11 tersangka penyalahgunaan narkoba. Petugas menyita barang bukti sabu-sabu dan ganja sekitar 2 kg. Polres Lamteng pun menduga ada keterlibatan oknum kepolisian yang memasok amunisi kepada para pelaku. Saat ini seperti disampaikan Kasat Reskrim Polres Lamteng AKP Harto Agung Cahyono, Polres Lamteng melakukan penyelidikan soal kemungkinan pasokan amunisi dari aparat. Keterlibatan polisi dalam tindak kejahatan bukan kali ini saja terjadi. Pada 2014 lalu, misalnya, Kepolisian Daerah Lampung memecat 27 anggota polisi dan menahan 20 polisi lainnya karena terlibat penyalahgunaan narkoba. Lalu, pada September 2014, tiga anggota Polres Lampung Utara diberhentikan dengan tidak hormat karena desersi dan terlibat penipuan. Empat anggota Polresta Bandar Lampung, Lampung, Mei 2013, dipecat setelah mereka menjalani hukuman 2—3 tahun penjara. Mereka terbukti memerkosa dan mencabuli seorang perempuan yang terjaring razia saat bersama pacarnya. Kita sebenarnya berharap dugaan aparat memasok amunisi itu tidak benar adanya. Namun, kalaulah indikasinya kuat, kita mendorong kepolisian mengusut tuntas kasus ini. Soal jelas, masyarakat masih sangat berharap kepada aparat kepolisian sebagai penegak hukum. Sebagai penegak hukum institusi dan aparatur kepolisian tentu harus memiliki kewibawaan dan kepercayaan. Kepercayaan dan kewibawaan inilah yang semakin tergerus dari sosok kepolisian saat ini. Untuk mengembalikan itu semua, tidak bisa tidak segenap jajaran kepolisian harus bertindak profesional dan proporsional. n
oasis
Bayi dan Alergi Kacang Selama bertahun-tahun, orang tua kerap menjauhkan bayi memakan makanan yang mengandung kacang ka rena takut akan adanya alergi. Namun, sebuah penelitian dari King Collage London, Inggris, menemukan memberi makan kacang pada bayi sebelum usia satu tahun justru membantu mencegah dan menurunkan risiko alergi kacang sebanyak 81%. Namun, ada baiknya kacang dioleskan ke kulit sebelum di makan bayi untuk melihat reaksi terhadap alergi. Penelitian melibatkan 600 bayi berusia 4 bulan sampai 11 bulan di Inggris. Semua bayi sudah memiliki alergi, misalnya terhadap telur, dan berpotensi bereaksi sama terhadap kacang. Bayi-bayi tersebut kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yakni pemakan kacang dan tidak. Hasilnya, 2% dari kelompok pemakan kacang terkena aler gi, sedangkan 14% lainnya tidak. Sementara pada bayi yang menunjukkan alergi saat tes kulit hanya 11% yang terpapar alergi, sementara 35% lainnya tidak. Penelitian ini dipublikasikan di New England Journal of Medicine. (MI/R6)
±
Pesada, Meretas Jalan Perempuan DI atas secarik kertas, Erni (bukan nama asli) menulis apa saja yang dia dengar dari seorang yang berbicara di depan. Di ruang sederhana, Erni bersama beberapa perempuan setengah baya lainnya duduk lesehan. Di antara mereka, beberapa balita bermain, tidur, bahkan ada yang rewel. Namun, Dian Lumbantobing, seorang aktivis perempuan, terus memberikan pencerahan. Suasana itu terlihat di markas Women Crisis Center (WCC) Sinceritas, Persatuan Sada Ahmo (Pesada), Jalan Jamin Ginting, Km 8, Medan, Sumatera Utara, Rabu (25/2). Lembaga swadaya masyarakat (LSM) perempuan dan anak
±
±
yang concern dengan masalah kekerasan dalam rumah tangga itu terus mendampingi dan membesarkan hati para korban. Erni, Mey, Lia, dan masih banyak lagi perempuan yang pernah bersuami itu bergabung dan berunding untuk memecahkan masalah masing-masing di tempat itu. Mereka umumnya mengalami nasib yang mirip, yakni mendapat perlakuan yang tak patut justru dari orang-orang yang sesungguhnya mereka sayangi dan seharusnya menjadi pelindung. “Sebelum ketemu tempat ini, saya bingung mau ngadu sama siapa. Ngomong sama keluarga, serbasalah. Cerita
CMYK
sama teman, enggak ada pemecahan. Untungnya, saya ketemu tempat ini. Di sini saya bisa curhat dan dibantu memecahkan masalah,” kata Erni yang masih tak mampu menyembunyikan rasa dukanya akibat kekerasan yang dilakukan suaminya. Mereka berbaur membincangkan berbagai ihwal ke perempuanan, mulai dari hal yang remeh-temeh hingga soal-soal yang berat tentang keperempuanan. Erni baru beberapa hari ini bergabung dengan Pesada. Dia tertarik melihat orga nisasi ini dari plang yang terbentuk di depan kantor yang menjadi markas gerakan perempuan itu. “Saya lihat
dari plangnya ada tulisan tempat yang bisa membantu perempuan yang bermasalah dengan keluarga. Saya coba m a su k ke d a l a m nya d a n ternyata banyak juga yang bernasib seperti saya. Bahkan, ada yang lebih parah dari saya,” kata Erni sembari membopong bayinya. Sesekali bayi itu menangis, lalu ia pun menyusuinya. Kemudian bayi itu dibaringkannya dalam hamparan tikar di pondokan WCC Sinceritas dan tertidur dengan pulasnya. Kemudian, Erni pun kembali mendengarkan isu-isu perempuan yang diajarkan oleh kader WCC Sinceritas.
n BERSAMBUNG Ke Hlm. 5
±
n LAMPUNG POST/WANDY BARBOY
PENDAMPINGAN. Suasana pendampingan di Persatuan Sada Ahma (Pesada) Jalan Jamin Ginting, Medan. Di tempat ini, para korban KDRT mendapat pembelaan.
±