Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999
www.lampost.co
@lampostonline, @buraslampost
T E R U J I T E PERC AYA
Sabtu, 6 Desember 2014 facebook.com/lampungpost
Pemicu Bentrok
D
UA pelaku yang diduga mem bunuh warga hingga memicu bentroka n antarwarga di Dusun II, Kampung Tan jungharapan, Anaktuha, Lampung Ten gah, ditang kap tim gabunga n Polres Malang dan Polres Lamteng di Blitar, Jawa Timur, Jumat (5/12). Keduanya, RD dan ES, me mang warga Blitar. “Kedua tersangka pembunuhan ada lah pemicu bentrok antarde sa di Kelurahan Tanjung harapan, Anaktuha, Lam pung Tengah,” kata Kasat Reskrim Polres Malang AKP Wahyu Hidayat di mapolres setempat, kemarin.
S
aya dan kakak saya (RD) memang membunuh seorang warga sebelum terjadinya bentrok.
Wahyu menjelaskan ke duanya dibekuk di tempat persembunyian di Desa Wli ngi, Blitar. “Kami hampir sem inggu nyanggong (mengintai) keduan ya di Blitar,” ujar Wahyu. Tersangka masuk daf tar pencarian orang (DPO) Polda Lampung. Dari Blitar, RD dan ES digelandang ke Mapolres Malang kemarin siang. RD dan ES sejak 1980 memang sudah tinggal di Lamteng. “Saya merantau se jak 1980 ke Lampung Tengah. Saya dan kakak saya (RD) memang membunuh seorang warga sebelum terjadinya bentrok, karena warga itu mau merampas hape milik Har (anak dari RD) di perti gaan jalan. Saat itu saya me lihatnya,” kata ES di Mapolres Malang.
BERITA Terkait Hlm. 23 wahyupamungkas@lampungpost.co.id
i TAHUN XL
Rp3.000
Disiplin Sejak Pelajar
Mereka diburu karena diduga kuat menghabisi nyawa seorang warga yang kemudian memicu bentrok antardesa di Kecamatan Anaktuham, Lamteng. Pelaku Kejahatan Pengakuan itu menguat kan dugaan awal bahwa keduanya memang menjadi buronan kasus pembunuhan warga Lamteng. “Yang mem bunuh tiga orang. Satu lagi masih di Lampung Tengah,” kata ES. Kerusuhan di Kampung Ta n j u n g h a r a p a n , Ka m i s (27/11) lalu, diduga dipicu adanya dua remaja, Kurnia Jaya (15) dan Angga Wirayu da (15), warga Dusun I, tidak pulang ke rumah mereka, se telah pergi ke Dusun II meng gunakan sepeda motor. Diduga, kedua remaja itu menjadi korban amuk massa atas dugaan pencurian di Dusun II. Hal itu diketahui keluarga kedua remaja yang masih bersaudara tersebut, setelah pada Kamis (27/11) pagi ditemukan sandal milik Angga di Dusun II Tanjung rejo. Sebelumnya, Kapolda Lam pung Brigjen Heru Winarko, diwakili Karo Ops Polda Lam pung Kombes Sahimin Zainu din, mengatakan kerusuhan semacam itu seharusnya tidak perlu terjadi. Terlebih, hanya gara-gara isu yang tak jelas. Soal dua warga Dusun I yang hilang dan penyebab terjadinya bentrok, polisi akan menjalankan dan me nanganinya sesuai prosedur. “Kalau memang sumber isu itu bersalah, akan kami bawa ke Polda malam ini juga,” kata dia. Sahimin mengimbau agar semua warga Tanjunghara pan bertindak sesuai hukum. Siapa pun yang bersalah di mata hukum harus me nanggung konsekuensinya. “Semua yang bersalah akan ditangkap dan diproses hu kum. Mari kita sama-sama bertindak sesuai hukum dan aturan yang berlaku.” (D1)
No. 13336
Terbit Sejak 1974
TA JUK
Anaktuha Ditangkap di Blitar Wahyu Pamungkas
24 Hal.
n MI/IMMANUEL ANTONIUS
TENGGELAMKAN KAPAL. Kapal ikan asing asal Vietnam diledakkan dan ditenggelamkan oleh TNI Angkatan Laut di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (5/12). Eksekusi tiga kapal itu atas dasar instruksi Presiden Joko Widodo untuk menindak tegas kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia.
BERITA Terkait Hlm. 8
Harapan Saguh pada Ginjal Kanan “Bapak, bapak, bapak...” Bocah perempuan tiga tahun itu terus mengucap kata itu dengan sisa tenaganya. Suaranya yang lemah dan bergetar itu cuma lamat-lamat, kalah dengan riuh aneka suara orang di Ruang Kemuning, RSUD Abdul Moeloek, Jumat (5/12). Pesan dari ucapannya juga bukan memanggil, melainkan mengiba atas rasa sakit yang tak tertahankan. Bocah itu adalah Saguh Mita Yani (3), pasien anak dengan diagnosis tumor ginjal wilms. Wijiati (42), ibunya, cuma terpaku memandangi wajah bulat putrinya yang kesakitan dengan kipas kardus yang terus dikibarkan. Seperti tak pernah kering, air mata me leleh ketika buah ha tinya itu
mengaduh dengan bahasa tubuhnya yang memilukan. Tergeletak di salah satu dari 15 dipan di Ruang Kemuning, tubuh balita itu memang ter lihat gemuk. Bantal ungu ber gambar tokoh kartun menjadi penopang tangan kanannya yang dicangkok sebilah papan untuk menstabilkan posisi jarum infus. Tangan kirinya terus bergerak seirama dengan kata, “Bapak, bapak, bapak...” Ruang anak di lantai II sebe lah IGD yang merupakan ruang perawatan sementara itu cukup lega untuk ukuran kelas III. Beberapa unit pendingin udara menyala, tetapi hawa yang keluar tak lagi dingin. Terlebih, belasan pasien anak di ruang itu plus penunggu dan pengunjung yang beraktivitas di situ mem buat suasana tambah pengap. Kondisi ruang pengganti se
Ria Irawan Ikhlas Hidupnya Berakhir ... Hlm. 16
mentara membuat kondisinya kurang ideal, belum ada ruang perawat atau administrasi kepala ruangan khusus. Para pahlawan kesehatan itu menjalankan tu gasnya bersatu dengan ruang sal perawatan yang beraroma khas cukup menyengat itu. Saguh adalah satu dari ba nyak pasien anak yang dirawat di ruang itu. Namun, kondisi Saguh tergolong paling mem buat hati tersayat. Dalam usia bayi, ia sudah mengalami komplikasi dan trauma penya kit sejak umur 8 bulan. Anak ketiga pasangan Su priono (42) dan Wijiati yang dirawat dengan biaya dari BPJS itu tampak kurang mendapat perhatian dari pihak rumah sakit. Masuk sejak Rabu (3/12), ia baru mendapat tindakan dari paramedis kemarin (5/12), yakni pemasangan infus. “Ini, baru habis satu. Kalau kemarinkemarin, enggak diapa-apain,” kata Wijiati. (R6) n Deni Zulniyadi
BERSAMBUNG Hlm. 5
SEMUA juga mahfum, disiplin adalah modal utama kem ajuan suatu bangsa. Hampir seluruh negara maju mengawa li gerak pem bangunan dari sikap mental bangsa, yakni disiplin. Disi plin dalam berpikir, bersikap, bertindak, dan bekerja. Kita semua bukannya tidak menyadari hal itu. Pada 20 Mei 1995, pemerintah mencanangkan Gerakan Disiplin Nasional. Melalui GDN pemerintah mengajak masyarakat untuk memulai disiplin dari kegiatan sehari-hari, semisal mematuhi rambu-rambu lalu lintas, membuang sampah pada tempatnya, antre, mematuhi jam kerja, dan mema tuhi jam belajar. Sepintas GDN terdengar sangat sederhana. Sangat se pele. Memulai disiplin dari diri sendiri. Tetapi, justru itu lah yang menjadi pangkal persoalan. Hingga kini, atau 19 tahun sejak GDN dicanangkan, belum terlihat hasil yang memuaskan. Tidak mudah memang mendisiplinkan diri sendiri. Masyarakat masih memerlukan pihak lain untuk me nertibkan diri sendiri. Bukti paling gamblang terlihat ke tika pemerintah daerah melakukan razia pegawai negeri sipil. Banyak PNS berkeliaran di pusat perbelanjaan, pasar tradisional, dan lokasi wisata pada saat jam kerja de ngan mengenakan seragam kerja. Budaya kerja tanpa kedisiplinan masih lumayan jika disertai dengan bu daya malu. Namun, jika ketidakdisiplinan bertemu de ngan budaya tidak tahu malu, yang terjadi adalah keru sakan mental. Kendala menegakkan disiplin ternyata tidak hanya di alami orang tua. Kecenderungan itu merembet kepada generasi penerus, yakni para pelajar. Terakhir, petugas Satuan Polisi Pamong Praja Bandar Lampung menjaring 38 siswa dalam operasi tertib siswa (OTS) pada Rabu (3/12). Para pelajar itu kedapatan sedang berkeliaran di mal, pasar, dan warung internet pada jam sekolah. Para pelajar yang terjaring razia selanjutnya dikembalikan ke sekolah masing-masing. Penertiban dilakukan untuk menghentikan kebiasaan mengabaikan disiplin sejak usia sekolah. Di daerah lain, Dinas Pendidikan juga menggandeng aparat Polri dan TNI dalam razia pelajar. Namun, razia semacam ini tidak akan efektif jika tidak dibarengi penanaman sikap mental yang baik kepada anak-anak itu. Seluruh petugas Satpol PP, Polri, dan TNI tentu saja akan kesulitan mengawasi 600 ribuan pelajar SMP dan SMA seLampung. Itu sebabnya, razia pelajar harus ditempatkan sebagai langkah terakhir. Banyaknya pelajar yang membolos sekolah menjadi cermin ketidakpedulian para pemangku pendidikan. Masyarakat tidak merasa perlu mengingatkan ketika meli hat anak-anak berseragam sekolah itu berkeliaran saat jam belajar. Tidak ada perasaan terganggu saat melihat anakanak itu bermain video game di warnet. Karena itulah, segenap pihak harus bersama-sama menciptakan situasi agar semua siswa merasa nyaman berada di sekolah. Barangkali ada sesuatu yang keliru di dalam lingkungan sekolah. Kurikulum yang membo sankan, fasilitas sekolah yang minim, atau kegiatan be lajar-mengajar yang menjemukan. Inilah yang menjadi tantangan kalangan pendidikan, yakni membuat anak didik merasa nyaman berada di sekolah pada saat jam belajar. n
n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN
BUTUH PERHATIAN. Saguh Mita Yani (3), dirawat di RSUDAM karena menderita tumor wilms sejak umur 8 bulan, Kamis (4/12). Ginjal bocah malang ini pernah diangkat dan kini penyakit tersebut kembali kambuh.
Mantan Bupati Indramayu Ditahan KEJAKSAAN Agung (Kejakgung) menjemput paksa dan lang sung menahan mantan Bupati Indramayu Irianto M.S. Syafi uddin, kemarin (5/12). Politikus Golkar yang akrab disapa Yance itu menjadi tersangka korup si pembebasan lahan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumur Adem 2004. Yance ditahan di Rumah Ta hanan Salemba Cabang Kejak gung selama 20 hari, terhitung sejak kemarin. Jaksa Agung H.M. Prasetyo mengatakan ini adalah langkah Kejakgung un tuk menuntaskan kasus korupsi yang telah lama mangkrak. “Kasus itu sudah ditangani lama. Kami ingin segera me
nyelesaikan perkara itu sehing ga masyarakat tidak bertanyatanya,” ujarnya di Kompleks Kejaksaan Agung, kemarin. Kepala Pusat Penerangan dan Hukum Kejakgung Ton ny T. Spontana mengatakan Yance ditahan berdasarkan surat No. 33/F.2/Fd.1/12/2014. Tonny mengungkapkan bahwa Yance sudah tiga kali mangkir dari panggilan sehingga men jadi salah satu faktor lamanya proses penyidikan. Saat dipanggil oleh penyidik, Yance tidak hadir untuk ala san tertentu. Ternyata setelah dicek alasan tersebut tidak benar. “Antara lain itu yang mengakibatkan proses lama.
Ada puluhan saksi yang dipe riksa,” kata Tonny. Ia menambahkan dalam ka sus ini Yance adalah tersangka terakhir. Akibat tindak pidana korupsi yang dilakukannya, negara mengalami kerugian Rp4,1 miliar. “Berdasarkan hasil perhitungan Badan Peng awas Keuangan dan Pemba ngunan (BPKP) kerugian neg ara sebesar Rp4,1 miliar,” kata Tonny. Sebelumnya, Yance telah ditetapkan menjadi tersangka sejak 13 Desember 2010. Ia di duga melakukan mark-up atas harga lahan seluas 82 hektare untuk PLTU I di Indramayu senilai Rp42 miliar. (MI/U1)
Exclusive Shop (0721) 254 303 City Gallery (0721) 475 121 Chris Boutique (0721) 241 165/265 199 www.charriol.com | www.facebook.com/CharriolOfficial Twitter & Instagram: @charriol_ind