:: LAMPUNG POST :: Selasa, 18 November 2014

Page 1

Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

@lampostonline, @buraslampost

www.lampost.co

SELASA, 18 november 2014

T E R U J I T E PERC AYA

facebook.com/lampungpost

24 Hal.

No. 13318

i TAHUN XL

Terbit Sejak 1974

Rp3.000

TA JUK

Terpuruk di Kaki Buron

n LAMPUNG POST/IKHSAN DWI NUR SATRIO

ANTREAN BBM. Sejumlah kendaraan roda dua dan empat antre untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di pompa bensin Jalan Soekarno-Hatta, Rajabasa, Bandar Lampung, Senin (17/11) malam. Sejumlah pompa bensin di Bandar Lampung dipadati antrean kendaraan setelah pemerintah menaikkan harga BBM terhitung sejak Selasa (18/11), pukul 00.00.

Kejati Berdalih soal Kasus Satono dan Alay KEJAKSAAN Tinggi (Kejati) Lampung tidak serius memburu dua terpidana korupsi dana APBD Lampung Timur. Bahkan untuk eksekusi harta benda kedua terpidana itu, Kejati berdalih menunggu putusan resmi dan lengkap dari Mahkamah Agung (MA). Kepala Pengadilan Negeri Tanjungkarang Poltak Sitorus mengatakan dalam KUHAP petikan kasasi bisa saja untuk melaksanakan putusan. Namun, Kejati saat keluar petikan putusan itu berdalih untuk melaksanakan eksekusi Alay terkendala, sebab belum memiliki putusan resmi dan lengkap dari MA. Menangapi hal itu, Kasi Penkum Kejati Lampung Yadi Rachmat Sunaryadi menjelaskan pihaknya serius dalam melakukan pencarian terhadap kedua terpidana yang masuk daftar pencarian orang (DPO) Kejati Lampung itu. Segala upaya, kata Yadi, telah dilakukan Kejati Lampung, tapi sejauh ini Satono dan Alay belum diketahui keberadaannya. “Kami tetap serius dan tidak main-main dalam pencari­

an ini. Namun, ya itu semua tidak seperti membalik telapak tangan,” kata Yadi, ditemui di kantornya, kemarin. Terkait ekskusi, Kajari Bandar Lampung Widiyantoro me­ ngatakan pelaksanaan putusan fisik Alay memang sudah bisa dijadikan rujukan untuk menjalankan putusan. Namun, untuk mengeksekusi harta benda Satono memang harus menunggu salinan putusan resmi dan lengkap dari Mahkamah Agung. Dia juga mengungkapkan dalam petikan hanya tertera poin-poin tanpa dijelaskan lebih lanjut yang berhak disita yang mana. Sementara untuk taksiran aset Satono dan Alay, salah seorang petugas seksi lelang di KPKNL mengatakan saat ini belum bisa diungkapkan kepada publik. Dia hanya menjelaskan nilai aset-aset Satono akan disebutkan dan diumumkan kepada media massa jika memang telah ada hasil penilaian oleh tim penafsir KPKNL. “Jadi, tunggu saja peng­ umumannya,” kata petugas yang enggan dise­but namanya itu, beberapa waktu lalu. (BOY/U1)

Penghematan Nasional Diluncurkan TANPA seremonial, pemerintah meluncurkan kampanye penghematan nasional di tubuh birokrasi. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) menerbitkan Surat Edaran Nomor 10 Tahun 2014 tentang Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Kerja Aparatur Negara. Surat itu menginstruksikan seluruh aparatur negara melakukan penghematan, mulai dari penggunaan listrik hingga perjalanan dinas. Juga instruksi agar menggunakan produksi lokal dan hidup sederhana. “Ini sesuai instruksi Presiden. Kami akan memastikan program ini berjalan,” kata Menpan dan RB Yuddy Chrisnandi di Jakarta, kemarin. Surat edaran ditujukan kepada para Menteri Kabinet Kerja, Panglima TNI, Jaksa Agung, Kapolri, Lembaga Pemerintah Non-Kementerian, Sekjen Lembaga Tinggi Negara, pimpinan

Sekretariat Dewan/Komisi/Badan, para gubernur, dan para bupati/wali kota. Menanggapi surat edaran itu, beberapa daerah di Lampung mengaku sudah menjalankan pola itu. Bupati Mesuji Khamamik menyatakan pola sederhana menjadi ciri pemerintahan yang dia pimpin. “Saya sangat setuju instruksi penghematan itu. Dan sudah kami laksanakan di Mesuji. Anda lihat sendiri kondisi di sini,” kata mantan anggota DPRD Lampung itu. Senada, Sekkab Lampung Selatan Sutono juga mengatakan pihaknya sudah melaksanakan efisiensi itu. “Semangat itu sudah ada di Lampung Selatan. Kami mengurangi anggaran untuk pembangunan gedung, efisiensi perjalanan dinas, pemanfaatan fasilitas milik pemerintah untuk acara-acara, hingga menggalakkan kuliner lokal untuk berbagai jamuan,” kata dia. Bupati Pesawaran Aries Sandi Dharma Putra juga mengatakan pihaknya sudah menginstruksikan perihal program hemat anggaran itu. (TIM/R6)

Nadine Chandrawinata Gemar Berwisata

Hlm. 16

BBM Naik! Dana subsidi BBM itu akan kami alokasikan untuk infrastruktur dan lain-lain. Ahmad Amri

S

ENIN (17/11), pukul 21.15, hampir seluruh televisi menyorot wajah Presiden Jokowi. Dengan kemeja putih, ia pidato di atas podium di Istana Merdeka, Jakarta, mengumumkan kenaikan harga bensin dan solar. Di belakangnya, ada Wapres Jusuf Kalla dan beberapa menteri. Penetapan kenaikan harga BBM senilai Rp2.000 per liter itu sontak menggerakkan rakyat. Di Bandar Lampung, ribuan orang segera keluar rumah dengan aneka kendaraan menuju SPBU. “Lumayan bisa sedikit menghemat. Kalau belinya besok, beli 3 liter sudah rugi Rp6.000,” kata Iwan, karyawan perusahaan swasta di bilangan Rajabasa, saat mengantre di SPBU SoekarnoHatta dengan sepeda motornya. Di tengah polemik, Presiden akhirnya mantap mengambil keputusan tidak populis ini. Harga premium yang semula Rp6.500 berubah menjadi Rp8.500 dan solar dari Rp5.500

menjadi Rp7.500 per liter. “Ini berlaku mulai Selasa, 18 November, pukul 00.00,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro usai mendampingi pengumuman mengatakan kenaikan Rp2.000 per liter akan menghasilkan penghematan anggaran hingga Rp120 triliun mulai 2015. “Dana itu akan kami alokasikan untuk infrastruktur dan lain-lain,” kata dia. Pemantauan Lampung Post, usai pengumuman itu, jalanan menuju beberapa SPBU di Bandar Lampung kontan ramai. Calon pembeli berjubel dan mengantre panjang sampai ke pinggir jalan. Pemandangan tersebut terlihat di beberapa SPBU Rajabasa, Way Halim, Garuntang, Antasari, dan hampir semua SPBU. Namun, tampaknya pengumuman kenaikan ini tidak diantisipasi Pertamina. Tidak sampai satu jam digilir pembeli, hampir semua SPBU kehabisan stok. “Sebenarnya enggak ada masalah. Yang saya kecewa karena sudah lama

antre pas giliran saya mau ngisi bensinya habis,” kata Hari, warga Rajabasa, semalam. Sementara itu, petugas SPBU 23.351.01 Rajabasa, Dedek, mengatakan stok premium tidak sepadan dengan banyak pemilik kendaraan yang antre. “Kami enggak tahu kalau mau naik malam ini. Padahal, stok kami sedikit. Ini saja sisa dari Sabtu dan Minggu, itu juga hanya 16 ribu liter,” ujarnya. Mengantisipasi chaos, Polda Lampung langsung mengerahkan personel. Di setiap SPBU dijaga beberapa polisi berseragam lengkap. Selain menjaga keamanan, mereka juga ikut mengatur antrean dan arus lalu lintas di jalan yang menjadi jalur antre. “Ada 10 anggota kami kerahkan ke sini untuk mengantisipasi keadaan. Alhamdulillah, tidak ada insiden apa pun. Semua kondusif, walaupun banyak yang kecewa karena bensin habis sebelum semua terlayani,” kata petugas Polsek Kedaton Kasub Sektor Rajabasa, Iptu Anwin Subing, di SPBU Jalan Z.A. Pagaralam, Rajabasa. (MI/R6)

ahmadamri@lampungpost.co.id

NEGERI ini bak surga bagi koruptor. Banyak koruptor bebas berkeliaran tanpa sanksi hukum meskipun buktibukti pidana sudah terang benderang. Banyak pula koruptor divonis terlalu rendah, tidak sebanding dengan harapan publik. Celakanya ada juga koruptor yang sudah divonis bersalah, tetapi masih bisa berkelit dari jangkauan hukum. Di Lampung, tiga buronan kejaksaan kabur sebelum menjalani status terpidana di dalam bui. Mereka, yakni I Gede Budi Artana, terpidana korupsi peng­ adaan sapi di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Way Kanan 2007. Putusan kasasi Mahkamah Agung memvonis Kepala SMKN 1 Banjit itu hukuman 4 tahun penjara. Kasasi diputuskan 26 Mei 2011, sementara surat petikan putusan kasasi dari MA baru diterima Pengadilan Negeri Blambangan Umpu pada 25 September 2013. Kedua, bekas Bupati Lampung Timur Satono. Dalam putusan kasasi, Mahkamah Agung memvonis Satono 15 tahun penjara dan uang pengganti Rp10,586 miliar dalam kasus korupsi APBD Lampung Timur Rp119 miliar. APBD sebesar itu lenyap setelah BPR Tripanca Setiadana gulung tikar. Satono kabur sejak April 2012. Ketiga, bos BPR Tripanca Setiadana, Sugiharto Wiharjo alias Alay. Putusan kasasi MA juga memvonis Alay hukuman 18 tahun penjara dan membayar uang pengganti Rp106,8 miliar. Alay yang masuk daftar pencarian orang sejak Agustus 2014 tersangkut kasus deposito APBD Lampung Timur di BPR Tripanca Setiadana. Kasasi MA diputuskan pada 21 Mei 2014, tetapi Kejati baru menerima petikannya pada 1 Juli 2014. Satu hal penting, I Gede Budi Artana dan Satono, sebelumnya divonis bebas di Pengadilan Negeri. Namun, dalam kasasi MA memvonis Gede hukuman 4 tahun penjara dan Satono 15 tahun penjara. Disebut penting, karena vonis bebas tersebut seakan dipaksakan demi kepentingan tertentu. Kita tidak berburuk sangka, tetapi vonis bebas terhadap terdakwa kasus korupsi jelas mencederai rasa keadilan masyarakat. Kaburnya ketiga terpidana menjadi tanggung jawab kejaksaan. Jaksa yang menangkap, jaksa yang menuntut, dan jaksa pula yang harus mengirim ke bui. Ketika proses hukum itu terhenti di tengah jalan, jaksa yang harus memburu terpidana hingga tertangkap. Ketiga terpidana itu bukanlah jarum di tumpukan jerami. Mereka dapat segera ditangkap jika kejaksaan menempatkan sebagai prioritas perburuan. Negeri ini memiliki mekanisme peng­ awasan struktural dan aparatur yang cukup untuk mendeteksi para kriminal. Mulai dari pintu imigrasi hingga level terendah di tingkat rukun tetangga. Tinggal bagaimana kejaksaan secara serius mendayagunakan sistem pengawasan tersebut. Dalam situasi itu, tidak dapat dielakkan jika di masyarakat luas beredar kabar tak sedap adanya dugaan kongkalikong. Secara lugas, muncul dugaan jaksa sengaja membiarkan para terpidana meloloskan diri. Hanya satu cara agar dugaan masyarakat itu tidak berkepanjangan, yakni segera tangkap mereka. Sukses I Gede Budi Artana, Satono, dan Alay meloloskan diri dari vonis pengadilan menjadi bukti kegagalan negara mewujudkan kedaulatan hukum. Itulah yang harus dilawan. Negeri berkeadaban ini bukan surga bagi koruptor. Negara tidak boleh kalah. Negara tidak boleh dalam posisi terpuruk di kaki koruptor buron. n

oasis

Emosi dan Tangis Bahagia SEBUAH studi terbaru mengatakan tangis air mata saat bahagia terjadi untuk menjaga keseimbangan emosional. Studi yang dilakukan seorang psikolog dari Universitas Yale, Amerika Serikat. Peneliti menemukan tangis bahagia terjadi ketika individu kewalahan dengan dorongan emosi positif yang kuat. Orangorang yang spontan menangis bahagia mampu memulihkan keseimbangan emosi lebih baik. Peneliti juga mencatat bahwa ada banyak contoh pengalaman positif yang memicu emosi negatif. Misalnya, tangis bahagia seorang ibu saat bayinya lahir. Demikian juga orangorang yang menangis saat wisuda anak mereka. Studi ini untuk meningkatkan pemahaman tentang ekspresi dan pengelolaan emosi yang penting berkaitan kesehatan mental dan fisik. Temuan ini diterbitkan dalam Journal of Psychological Science. (MI/U1)

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

GAJAH. Dokter hewan sedang melakukan perawatan kepada salah satu gajah liar jantan yang berusia 4 tahun di Pusat Konservasi Gajah Way Kambas, Sabtu (15/11). Setelah diperiksa, gajah tersebut dinyatakan mengalami gangguan ginjal.

Anak dan Bapak Dibunuh Tetangga DUA tewas dan dua luka parah, dengan tiga di antaranya masih satu keluarga. Mereka warga Lingkungan IV, Kelurahan Bukitkemuning, Lampung Utara, se­te­ lah ditusuk seorang tetang­ganya, Senin (17/11), sekitar pukul 17.00. Peristiwa itu diduga dipicu selisih paham antara tersangka dan keluarga korban. Hingga kini petugas Polsek Bukitkemuning masih menyelidiki motif dan memeriksa intensif tersangka Sahroni Na-

sution (27). Data yang dihimpun Lampung Post, korban tewas adalah bapak dan anak, Siil (50) dan Bayu (15). Siil mengalami enam luka tusuk di perut dan dada, sementara Bayu mende­ rita luka tusuk di leher. Istri korban, Empriyanti (42), terkena tiga luka tusuk di punggung dan kini masih dirawat di Puskesmas Bukitkemu­ning. Seorang korban luka lagi, Yamin (37), tetangga korban yang berusaha melerai keribut­an,

mengalami luka tusuk di pinggang kiri dan menjalani peng­ obatan di rumah. Kapolsek Bukitkemu­n ing Kompol Kumbang mengatakan pihaknya telah menangkap pelaku. “Tersangka ditangkap satu jam pascakejadian di rumahnya. Dari rumah tersangka, petugas menyita barang bukti sebilah senjata tajam jenis badik yang digunakan untuk membunuh dan melukai para korbannya,” ujarnya. (HAR/D3)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.