www.lampost.co
@lampostonline, @buraslampost
T E R U J I T E PERC AYA
selasa, 26 agustus 2014 facebook.com/lampungpost
24 Hal.
No. 13237
i TAHUN XL
Terbit Sejak 1974
Rp3.000
TA JUK
LP Cabut Nyawa
n MI/SUSANTO
PASPAMPRES Anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) bermotor besar mengawal Gubernur DKI Jakarta sekaligus presiden terpilih, Joko Widodo, yang berada dalam Kijang Innova keluar dari gedung Balai Kota, Jakarta, Senin (25/8). Pengawalan Paspampres tidak akan mengganggu blusukan Jokowi.
Pengedar Ganja Rambah Kampus PENGEDAR narkoba merambah kampus. Sepekan lalu aparat menemukan ganja di kampus Universitas Nasional (Unas) Jakarta dalam jumlah besar. Di Lampung, polisi menangkap mahasiswa salah satu pergu ruan tinggi negeri (PTN) yang di duga menjadi pengedar ganja. Dari penangkapan itu, Satres Narkoba Polresta Bandar Lam pung menyita 1 plastik putih berisi daun ganja kering, 1 plas tik bening besar berisikan daun ganja kering, dan 9 bungkus kecil daun ganja kering di dalam dompet hitam. Selain itu, disita juga dua unit ponsel Samsung hitam dan putih, 11 lembar ker tas nasi cokelat, dan 1 lembar uang pecahan Rp100 ribu. Kasat Narkoba Polresta Ban dar Lampung AKP Yustam Dwi Heno menjelaskan penangkap an mahasiswa itu bermula dari informasi warga bahwa di ru mah tersangka di Jalan Kelapa Sawit I, Perumnas Way Halim, sering terjadi transaksi ganja. Kemudian, petugas melakukan penyelidikan. Pada Kamis (21/8), sekitar pukul 02.00, polisi meng gerebek rumah M. Satria Muhtarom (24) di Jalan Sawit I, Perumnas Way Halim, setelah mengecek kebenaran infor masi warga itu. “Saat peng geledahan, ditemukan barang
bukti milik tersangka M. Satria Muhtarom, mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Lampung,” kata Yustam di Mapolresta Bandar Lampung, Senin (25/8). Hasil pemeriksaan, tersangka mengaku ganja itu dibeli dari tersangka YG yang kini dalam pengejaran petugas. Transaksi dilakukan di lapangan PKOR Way Halim sebanyak satu pa ket besar ukuran 0,5 kilogram. “Ganja itu dibagi menjadi dua yang kemudian rencananya separuhnya akan dijual kembali kepada temannya. Separuhnya lagi dipecah menjadi 11 paket kecil, 2 paket kecil sudah laku terjual,” ujarnya. Tersangka dijerat Pasal 114 Ayat (1) Subpasal 111 Ayat (1) UU RI No. 35/2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman pidana penjara pa ling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun. Sebelumnya, di kampus Unas Jakarta, Badan Narkotika Na sional (BNN) menemukan 9 kilogram ganja, sejumlah tim bangan, serta kertas yang di duga untuk membungkus ganja itu di sejumlah tempat. Salah satu lokasi penemuan di gedung unit kegiatan mahasiswa (UKM). Hingga kini aparat masih me nyelidiki pemilik dari barang haram itu. (BOY/U1)
Masa Jabatan Habis, KPU Ganti Sekretaris
Edwin Hanibal Anggota KPU Lampung Komisi Pemilihan Umum Lam pung akan mengganti posisi sekretaris yang dijabat Peturun. Padahal, jabatan komisioner dinyatakan berakhir setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Pilpres 2014. “Kami sedang menyiapkan pergantian jabatan sekretaris KPU Lampung,” kata Anggota KPU Lampung Edwin Hanibal, Senin (25/8). Edwin menegaskan langkah mengganti Peturun itu bukan karena terjadi perselisihan di KPU Lampung, melainkan untuk penyegaran menjelang pemilu
kada di 7 kabupaten/kota. Menurut Edwin, pihaknya sudah memplenokan rencana penggantian Peturun itu sejak Senin pekan lalu. Hasil pleno tersebut akan disampaikan kepada Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo. Komisioner KPU Lampung, Solihin, mengatakan kebijakan mengganti Peturun bukan ka rena faktor suka atau tidak suka, melainkan untuk memberikan kesempatan kepada yang lain. “Hanya sekretaris, yang lain belum ada pergantian,” kata Solihin. Sementara anggota tim selek si komisioner KPU Lampung, Wahyu Sasongko, mengatakan terjadi kekosongan jabatan di KPU Lampung dan kabupaten/ kota se-Lampung mengingat SK perpanjangan jabatannya sudah berakhir saat tahapan pilpres selesai. Saat ini KPU Pusat sedang menjadwalkan uji kelayakan dan kepatutan terhadap 10 calon komisioner. (CR11/U4)
Mafia Kuasai LP Gunungsugih Setiap penghuni baru rata-rata harus mengeluarkan biaya hingga Rp10 juta. Jumlah itu akan bertambah jika masa tahanan semakin lama. Wandi Barboy Silaban
L
EMBAGA Pemasyarakat an Kelas IIIB Gunung sugih, Lampung Tengah, menjadi petaka bagi penghuni baru. Sekelompok narapidana mengendalikan lokasi tersebut dengan menebar ancaman dan kekerasan. Mafia LP Gunungsugih di pimpin seorang napi yang memiliki 22 anak buah. Setiap penghuni baru biasanya lang sung diberi beberapa bungkus rokok yang harus dibeli dengan harga Rp1,5 juta. “Begitu masuk langsung punya utang,” kata mantan tahanan LP Gunung sugih yang enggan disebut na manya, Senin (25/8). Sehari kemudian, penghuni baru juga diminta membayar uang bantal Rp600 ribu dan berbagai jenis biaya lain-lain, seperti uang keamanan, uang alat mandi, dan uang rokok. “Penghuni baru diminta me nelepon keluarga. Mereka yang menyiapkan ponsel dan me mencet nomornya,” ujarnya. Ia memperkirakan setiap penghuni baru rata-rata harus mengeluarkan biaya hingga Rp10 juta. Jumlah itu akan bertambah jika masa tahanan semakin lama. Tak heran bila ada di antara kelompok mafia
itu yang bisa mengirimi uang hingga Rp15 juta sebulan un tuk istrinya. “Biasanya mereka titipkan kepada pengantar khusus,” kata dia. Para penghuni LP tidak be rani membantah apabila mafia tersebut sudah meminta uang. Jika tidak bisa memberikan uang sesuai permintaan, mafia tersebut tidak segan memukul dan menendang korbannya. “Penyiksaan tidak mengenal
S
ugeng luka parah, beberapa hari sebelum meninggal mau minum pun dia harus dibantu.
waktu, pagi, siang, malam. Saya lihat sendiri mereka me nyiksa sesuka-sukanya, main pukul, main tendang, kepala dibenturkan ke tembok. He wan ternak saja tidak diper lakukan seperti itu,” ujarnya. Akibat penyiksaan di luar batas kemanusiaan, tiga tahan an titipan kejaksaan mening gal dunia pada Juli 2014 lalu. Ketiganya, yaitu Joni, Sugeng, dan Tobroni. “Sugeng luka parah, beberapa hari sebelum meninggal mau minum pun dia harus dibantu,” ujar sum
ber tersebut. Masih pada bulan yang sama, Wahyu Saputra bahkan hampir gila karena tak sang gup lagi menahan siksaan. Tahanan titipan Polsek Se putihmataram itu memanggil setiap orang yang ditemuinya dengan sebutan “ayah” dan dimintai uang.
Karena Sakit Secara terpisah, Kepala LP Gunungsugih Bazarjos men gatakan tiga tahanan terse but meninggal karena sakit, bukan akibat penganiayaan. Menurut dia, pihak kejaksaan maupun keluarga tidak pernah mengajukan komplain kepada LP. “Isu itu tidak benar. Mer eka meninggal murni karena sakit,” ujarnya. Sebelumnya para tahanan mengeluh sakit sehingga pihak LP merawat mereka sebisanya. Karena tidak ada fasilitas dan petugas yang memadai, akhirnya pihak LP menelepon kejaksaan. “Pihak kejaksaan membawa mereka ke RSUD Demang Sepulauraya. Jadi tigatiganya meninggal saat dibawa berobat di rumah sakit oleh kejaksaan,” kata Bazarjos. Di pihak lain, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung sudah membentuk tim untuk menelisik persoalan di LP Gunungsugih. “Sudah seminggu ini tim kami terus bekerja,” kata Kakanwil Kemen kum dan HAM Lampung Dwi Prasetyo Santoso. (CR6/WAH/R4)
wandibarboy@lampungpost.co.id
Pelantikan DPRD Lampung Telan Rp500 Juta PELANTIKAN 85 anggota DPRD Lampung periode 2014—2019 pada Senin pekan depan me nelan anggaran fantastis hing ga Rp500 juta. Biaya yang diambil dari pos anggaran rutin rapat istimewa itu akan dipakai untuk kon sumsi seluruh anggota DPRD, anggota DPRD lama, tamu undangan, dan staf sekretariat. “Konsumsi menyesuaikan un dangan dan jumlah staf DPRD, kami juga kan mau makan kuenya,” kata Sekretaris DPRD Lampung Sutoto di ruang ker janya, Senin (25/8). Anggaran pelantikan 85 ang gota DPRD Lampung hingga Rp500 juta termasuk berlebih
an. Sebagai perbandingan, biaya pelantikan 106 anggota DPRD DKI Jakarta yang berlangsung kemarin sebesar Rp602 juta. Na mun, selisih APBD kedua daerah sangat timpang. Nilai total APBD Lampung 2014 sebesar Rp4,3 triliun, sementara APBD 2014 DKI Jakarta mencapai Rp72 triliun. Terkait fasilitas, Sekretariat DPRD tengah mempersiapkan
Enno Lerian Tidak Mau Pakai Babysitter.
Hlm. 16
ruang wakil ketua IV DPRD. Berdasar peraturan, jumlah unsur pimpinan DPRD Lam pung bertambah lagi satu orang menyesuaikan dengan penambahan jumlah anggota Dewan dari 75 menjadi 85 orang. “Ruang wakil ketua IV sedang dipersiapkan,” ujar Sutoto. (CR11/R4)
PEMIDANAAN tidak ditujukan untuk membuat derita se bagai bentuk pembalasan, bu kan pula bertujuan jera dengan penderitaan, apalagi sampai menyetorkan nyawa. Karena it ulah, dengan kesadaran penuh, negara mengganti penjara IKUTI BEDAH TAJUK dengan sebutan lembaga pe SETIAP HARI, PUKUL 08.00 WIB masyarakatan (LP). Sistem pemasyarakatan, se suai ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, diselenggarakan dalam rangka membentuk warga binaan agar menjadi manusia seutuh nya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kem bali oleh lingkungan masyarakat. Harus jujur diakui bahwa sistem pemasyarakatan yang ideal itu masih jauh dari kenyataan. Ada jurang pemisah antara tujuan pemasyarakatan dan fakta sehari-hari. Ada yang menyindir LP sebagai pendidikan tinggi narkoba. Seorang pemakai narkoba akan meningkat keahliannya men jadi pengedar setelah selesai berguru dalam bui. Lebih hebat lagi, penghuni LP bisa menjadi produsen andal bahkan ber pofesi sebagai pengatur peredaran narkoba di luar LP. Masih ada sebutan lain, yaitu LP sebagai lembaga pen cabut nyawa, seperti yang terjadi di LP Gunungsugih, Lam pung Tengah. Tiga tahanan titipan kejaksaan, saat hampir bersamaan pada Juli 2014, meninggal dunia. Versi resmi LP Gunungsugih menyebutkan tiga tahanan itu— Joni, Sugeng, dan Tobroni—meninggal dunia karena sakit. Pen jelasan resmi itu tentu saja sulit diterima akal sehat. Mungkinkah tiga orang itu terjangkit wabah yang sama sehingga meninggal dunia pada saat hampir bersamaan? Jika benar seperti itu, mengapa hanya tiga tahanan titipan yang terjangkit wabah dan mengapa tahanan lain tidak ter jangkit sakit yang sama? Informasi yang kini beredar luas di masyarakat ialah tiga tahanan itu tewas akibat mendapatkan pemukulan di LP Gunungsugih. Satu korban pemukulan lainnya masih dira wat di sebuah rumah sakit. Tragedi Gunungsugih harus diusut tuntas. Informasi yang beredar luas di masyarakat itu mesti diverifikasi ke benarannya. Ada dua cara untuk melakukan verifikasi. Pertama, pihak kepolisian mengambil alih kasus tersebut. Korban tewas sebaiknya diautopsi untuk divisum. Kedua, dibentuk tim independen untuk mengusut kematian tiga tah anan tersebut. Pembentukan tim independen sangat diperlu kan karena kuat kesan bahwa kasus itu ditutup-tutupi. Bila perlu Komnas HAM dipersilakan mengusut kasus tersebut. Pengusutan tragedi Gunungsugih tidak bisa diserahkan ke Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Lampung. Alasannya, pejabat setempat terkesan melakukan pembiaran sehingga hanya memberi teguran lisan kepada pihak Kepala LP Gunungsugih. Sistem pembinaan pemasyarakatan LP Gunungsugih harus dikembalikan pada asas pengayoman, persamaan perlakuan dan pelayanan, pendidikan, pembimbingan, penghormatan harkat dan martabat manusia, kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan, dan terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluar ga dan orang-orang tertentu. Dengan mengedepankan asas praduga tidak bersalah, tiga tahanan yang dititipkan di LP Gunungsugih itu belum terbukti bersalah. Mereka cuma dititipkan, bukan untuk setor nyawa. n
oasis
Tidur dan Kematian STUDI di Amerika Serikat mengungkapkan orang dewasa menderita kualitas tidur bu ruk lebih mungkin berisiko meninggal akibat bunuh diri, dibandingkan kalangan dengan kualitas istirahat baik. Dengan menggunakan data dari studi epidemiologi yang melibatkan 14.456 orang yang berusia 65 tahun ke atas, tim peneliti membandingkan kualitas tidur 20 pasien yang meninggal karena bunuh diri dengan pola tidur 400 orang lainnya selama periode 10 tahun. Penelitian itu diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry, yang menyebutkan tim menemukan peserta kurang tidur 1,4 kali lebih besar meninggal akibat bunuh diri dibanding yang tidur nyenyak. Para peneliti juga terkejut mengetahui ternyata kekurangan tidur dapat memprediksi risiko bunuh diri lebih baik ketimbang gejala depresi, ditilik dari dua faktor tersebut. (MI/U1)