Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999
www.lampost.co
@lampostonline, @buraslampost
T E R U J I T E PERC AYA
Senin, 10 november 2014 facebook.com/lampungpost
Limbah Medis Asal Buang L
IMBAH medis dari sejumlah pusat ke sehatan masyarakat (puskesmas) di Kota Bandar Lampung dibuang sembarangan. Pasalnya, tempat pengolahan limbah di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) tidak lagi diizinkan mengelola limbah medis sejak menjadi badan layanan umum (BLU). Sesuai standar, pengolahan limbah medis harus menggunakan insinerator yang dapat menghancurkan limbah padat medis, sedangkan limbah cair perlu sterilisasi cairan sebelum dialirkan ke pembuangan.
B
ahkan, bisa menimbulkan gangguan genetik dan reproduksi.
Dari penelusuran Lampung Post, sejumlah puskesmas menggunakan insinerator. Namun, bagi puskesmas yang tidak memiliki alat itu, limbah berbahaya itu dibuang ke tempat umum. Sumber Lampung Post di salah satu puskesmas di Bandar Lampung mengatakan terdapat berbagai jenis limbah medis, seperti botol infus, botol dan jarum suntik hipodermik bekas, botol obat, sa rung tangan, seprei maupun selimut bekas, perlengkapan intravena, dan pipet pasteur. Selain itu, ada pecahan gelas, pisau/gunting bedah tak layak pakai, limbah infeksus, sampai hasil pembedahan atau autopsi. “Namanya insinerator medis, alat pengolahan sampah klinik, baik limbah benda tajam, infeksi, jaringan tubuh, sitotok-
insanares@lampungpost.co.id
ko l o m paka r
Melihat Lampung dari Inggris (1) PUKUL 15.00 siang waktu Inggris, 23 September 2014, saya menjejakkan kaki di airport Kota Manchester, Inggris. Inilah pertama kali saya menjejakkan kaki di negeri Ratu Elizabeth yang penuh dengan keanggunan masa lampau serta keramahan warganya terhadap pendatang. Maklum, puluhan negara pernah merasakan bagaimana sentuhan Inggris pada masa lampau. Sebagai konsekuensi dari itu, Inggris memang dikenal sebagai negeri para imigran. Tidak sulit bagi kami yang muslim dan orang Asia menemukan masakan oriental dan menu halal. Interaksi etnis di sini pun beragam, mulai dari teman-teman Eropa, Afrika, Timur Tengah, Korea, Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, dan lainnya, terutama negara-negara commonwealth yang terdiri dari 53 negara merdeka dan
Arizka Warganegara Dosen FISIP Universitas Lampung berjumlah 2,2 miliar penduduk. Demi melanjutkan studi di University of Leeds, menetap di Kota Leeds untuk tiga atau empat tahun ke depan adalah pilihan yang harus dijalani. Leeds tercatat sebagai salah satu kota terbesar di Inggris. Jika melihat dari kepadatan, kepentingan ekonomi, politik, dan luas wilayah, Leeds menempati peringkat keempat sebagai kota terbesar di Inggris setelah London, Manchester, dan Birmingham.
BERSAMBUNG KE HLM. 4
i TAHUN XL
Rp3.000
Gaya Hidup Sederhana
sik, farmasi, kimia, sampai radioaktif. Tapi, tidak semua puskesmas ada alat ini,” kata petugas medis itu. B a h k a n , m e n u r u t n ya , puskesmas yang tidak mempunyai alat itu biasanya membuang limbah medis di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung atau tempat lain yang ditentukan pihak instansi itu. Padahal, limbah itu jika sembarangan dibuang berpengaruh pada kualitas lingkungan dan kesehatan yang dapat menimbulkan berbagai masalah. “Bahkan, bisa me nimbulkan gangguan genetik dan reproduksi.” Dia berharap pihak-pihak yang bernaung di lembaga kesehatan menyadari bahayanya limbah medis. “Kekhawatiran tentang bahaya itu tidak akan timbul jika pengelolaan limbah dilakukan dengan baik.” Penuhi Standar Terkait hal itu, Kepala Bidang Pengawasan Dampak Lingkungan dan Penegakan Hukum Badan Pengelolaan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPPLH) Kota Bandar Lampung Cik Ali Ayub me ngatakan pengelolaan limbah medis di Bandar Lampung sudah memenuhi standar. “Kalau bicara standar pe ngelolaan, itu pasti. Ada dalam dokumen, mereka mengambil uji limbah itu per bulan. Di situ kan ketahuan apakah dia baku mutu atau tidak,” kata Cik Ali, Jumat (7/11). Menurutnya, pengawasan BPPLH dilakukan minimal tiga bulan sekali dan diprioritaskan jika menerima lapor an diduga ada pencemaran lingkungan. (*4/RIC/U1)
No. 13310
Terbit Sejak 1974
TA JUK
Limbah medis rawan merugikan publik jika pengelolaannya tidak memperhatikan standar kesehatan. Insan Ares Prameswara
24 Hal.
n ANTARA/AGUS BEBENG
KONVOI. Pendukung Persib bersiap melakukan konvoi untuk menyambut kemenangan tim kebanggaan mereka yang menjadi juara Indonesia Super League (ISL) di Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/11). Bobotoh memenuhi sejumlah ruas jalan sebelum bergabung dengan suporter lainnya di Lapangan Gasibu, yang menjadi pusat pesta rakyat menyambut kemenangan Persib.
Pesta Rakyat Birukan Jalanan Bandung JALANAN Kota Bandung dibirukan bobotoh yang me rayakan puncak kemenangan Persib Bandung meraih juara Indonesia Super League (ISL) 2014. Kegiatan mengarak Tim Persib dan Pesta Rakyat yang digelar sejak pukul 14.00, Minggu (9/11), itu membuat jalanan Kota Kembang dikuasai bobotoh (suporter fanatik Persib) dari sejumlah kabupaten/kota di Jawa Barat yang mengakibatkan kemacetan di sejumlah ruas jalan protokol. Arak- arakan tim Persib menggunakan bus wisata Bandros mengambil start dari halaman Mapolda Jabar di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung. Seluruh pemain,
ofisial, dan pejabat Pemkot Bandung ikut dalam rombong an bus wisata berlantai dua itu. Piala Liga Super Indonesia 2014 juga dipamerkan di atas bus berwarna merah yang dipasangi spanduk bertuliskan ‘Persib Juara’. Para pemain dan ofisial Persib yang berada di atas bus itu mengenakan pita hitam sebagai bentuk keprihatinan terhadap bobotoh yang terluka akibat serangan kelompok suporter di kawasan Tangerang dan Jakarta. Konsentrasi bobotoh terjadi di kawasan Gasibu Bandung yang menjadi titik Pesta Rakyat menyambut kemenangan Persib Bandung.
Pesta kemenangan Persib menjadi yang terbesar sepanjang sejarah pesta kemenang an Persib Bandung. “Terahir pada 1995 pesta penyambutan tim dilakukan, tetapi kali ini pesta kemenangan terbesar dari bobotoh,” kata Ilham, salah seorang bobotoh asal Jalan Pangarang, Kota Ban dung. “Saya berharap ini menjadi energi positif bagi Persib dan juga dunia olahraga di Jawa Barat.” Sebuah panggung besar menjadi tempat utama pentas kemeriahan untuk bobotoh. Sejumlah artis papan atas asal Bandung memeriahkan acara tersebut, salah satunya kelompok musik Noah. (ANT/MTVN/O1)
Kerugian Banjir Bandang Rp900 Juta KERUGIAN akibat banjir bandang di Pekon Sukabanjar, Kecamatan Kotaagung, dan Pekon Ketapang, Kecamatan Limau, Tanggamus, beberapa hari lalu, menimbulkan kerugian mencapai Rp900 juta. Angka tersebut berdasar usulan permintaan bantuan yang ditujukan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Tanggamus. Kepala Badan Penanggulang an Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus yang juga Sekkab setempat, Mukhlis Basri, me ngaku pihaknya telah mene rapkan langkah-langkah dalam penanganan banjir.
Langkah itu di antaranya penanganan longsor yang telah dilaksanakan dan pembangun an jembatan darurat di titik jalan yang sempat terputus untuk memuluskan kembali arus transportasi menuju Kecamat an Limau dan Cukuhbalak. “Semua korban sudah kami salurkan makanan siap saji, selimut, dan beras melalui Dinas Sosial,” kata dia, Ming gu (9/11). Dia menambahkan Pemkab Tanggamus juga telah menyampaikan persyaratan administrasi agar secepatnya dilakukan perbaikan terhadap jembatan yang rusak kepada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung. Selain itu, atas petunjuk dari BNPB, telah dibuat usulan
Pesan Ikke Nurjanah pada Musisi Muda... Hlm. 17
bantuan. “Besok (hari ini, red), akan disampaikan ke Gubernur Lampung untuk direkomendasikan sebagai syarat usulan,” kata dia. Dalam hal ini, ucap Mukhlis, perlu kesadaran semua pihak agar peristiwa ini tidak ter ulang. Pemerintah juga tidak semata-mata menyalahkan warga sebagai pemicu bencana tersebut. Salah satu upaya pemerintah adalah bagaimana warga memiliki mata penca rian lain, sehingga tidak semata-mata mengandalkan bertani dan menebang pohon. “Warga juga tidak bisa di salahkan karena mereka juga butuh makan. Itulah mengapa kami harus menyukseskan kawasan industri maritim (KIM) agar kebutuhan warga bisa terpenuhi lewat sektor lain, sehingga mereka tidak perlu menebang pohon lagi untuk mencukupi kebutuhan,” ujarnya. (ABU/D1)
SEJAK sebelum menduduki posisi RI-1, Presiden Joko Widodo selalu tampil sederhana dalam sikap dan perilaku. Kesederhanaan itu terus dibawa hingga mantan Gubernur DKI Jakarta itu mendapat amanah sebagai pemimpin negeri. Dalam gaya berbusana, Jokowi memakai baju dan celana yang harganya tak lebih dari Rp300 ribu saat dilantik sebagai presiden. Saat ini pun ia masih mempertahankan gaya hidup sederhana seperti umumnya rakyat kebanyakan. Kesederhanaan yang mendarah daging itu kemudian ditularkan di pemerintahan. Yang terbaru, Jokowi menyederhanakan jumlah rombongan presiden yang mendampinginya dalam pertemuan APEC di Tiongkok, pertemuan ASEAN di Myanmar, dan pertemuan pemimpin G-20 di Australia. Pada lawatan perdana selama delapan hari sejak Sabtu pekan lalu, jumlah rombongan Jokowi hanya 46 orang. Bandingkan dengan jumlah rombongan yang biasa mendampingi lawatan Presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono, yakni minimal 75 orang. Jokowi terus berusaha melembagakan gaya hidup sederhana dan menularkan kepada para pejabat tinggi di sekitarnya. Pejabat terdekat tentu para menteri kabinet yang menjadi bawahan presiden. Para menteri segera tanggap atas keinginan presiden. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, misalnya, berangkat ke Cirebon dengan menumpang kereta api Cirebon Ekspres. Ia juga memilih menginap di pesantren ketimbang di hotel mewah. Menteri BUMN Rini Soemarno melarang direksi badan usaha milik negara bepergian dengan pesawat kelas bisnis untuk menekan biaya operasional perusahaan. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo juga melarang aparatur pemerintah menggelar rapat di hotel mewah. Kesederhanaan yang ditunjukkan Jokowi dan para menteri Kabinet Kerja sangat layak ditiru. Masyarakat sudah jengah melihat para pejabat pemerintah menghamburhamburkan uang hasil keringat rakyat untuk kegiatan yang tidak terlalu penting. Ketika gaya hidup sederhana bisa menghemat pengeluaran negara dalam jumlah besar, tudingan pencitraan menjadi tidak relevan lagi. Dengan menunjukkan kesederhanaan akan muncul optimisme publik bahwa pemerintah tidak menggunakan uang rakyat demi kemewahan pribadi. Sudah sepatutnya kesederhanaan ini menular ke daerah. DPRD, misalnya, memiliki agenda khusus wisata yang dikemas dalam pos anggaran studi banding ke luar daerah. Anggota DPR bahkan studi banding ke luar negeri dengan membawa keluarga atas biaya negara. Kesederhanaan hendaknya juga menular ke pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota. Gubernur serta bupati dan wali kota tak boleh lagi menjadi raja kecil di daerahnya. Seperti kata Jokowi, pemerintah bertugas melayani rakyat, bukan justru berlaku bak raja yang selalu menuntut fasilitas mewah di setiap kegiatannya. Kita lihat saat ini banyak acara resmi pemerintah yang digelar di hotel mewah, padahal acara tersebut bisa diselenggarakan di gedung milik pemerintah. Anggaran belanja yang tidak penting pun harus dipangkas. Tidak perlu membeli perlengkapan baru apabila yang lama masih layak digunakan. Jika langkah Jokowi melembagakan kesederhanaan sampai ke daerah, tentu masyarakat yang diuntungkan. Ba nyak uang negara yang bisa dihemat dan digunakan efektif untuk kepentingan rakyat. Gaya hidup sederhana bukan tentang kebiasaan, melainkan tentang mentalitas. n
oasis
Kesejahteraan dan Umur ORANG dengan tingkat kesejahteraan paling baik 30% lebih kecil kemungkinan untuk meninggal selama rata-rata delapan setengah tahun masa tindak lanjut dibandingkan dengan kalangan dengan tingkat kesejahteraan paling rendah. Demikian kesimpulan sebuah studi baru yang menganalisis sekitar 10 ribu warga Inggris berusia rata-rata 65 tahun. Penelitian itu menggunakan jawaban kuesioner untuk mengukur jenis kesejahteraan yang disebut dengan eudemoic wellbeing. Kesejahteraan ini berhubungan dengan rasa kontrol, yaitu sikap menghargai dan memaknai setiap tindakan serta tujuan hidup. Para peneliti mencatat selama delapan setengah tahun ke depan, hanya 9% mereka dengan kategori kesejahteraan tertinggi meninggal dibandingkan dengan 29% orang dari kelompok dengan kategori terendah. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal The Lancet. (MI/R4)