:: LAMPUNG POST :: Senin, 29 September 2014

Page 1

Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

www.lampost.co

@lampostonline, @buraslampost

T E R U J I T E PERC AYA

senin, 29 september 2014 facebook.com/lampungpost

24 Hal.

No. 13271

i TAHUN XL

Terbit Sejak 1974

Rp3.000

TA JUK

Merawat Toleransi

n ANTARA/SAPTONO

EMAS KEDUA. Ganda putra bulu tangkis Indonesia, Mohammad Ahsan (kedua dari kiri) dan Hendra Setiawan, memberi hormat sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya ketika pengibaran bendera Merah Putih pada pemberian medali Asian Games ke-17 di Gyeyang Gymnasium, Incheon, Korsel, Minggu (28/9). Hendra/Ahsan mengalahkan pasangan Korsel, Lee Yongdae/ Yoo Yeong Seon, untuk meraih emas kedua bagi Indonesia.

Ganda Putra Sumbang Emas Kedua Indonesia CABANG bulu tangkis kembali menyumbang emas bagi kontingen Indonesia di ajang Asian Games XVII Incheon, Korea Selatan, Ming­gu (28/9). Setelah sebelumnya dari ganda putri, kali ini giliran ganda putra yang memberikan keping emas. Ganda putra peringkat dua dunia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Gyeyang Gymnasium, kemarin. Pada final Hendra/Ahsan memenangi duel sengit kontra musuh bebuyutannya asal Korea Selatan, Lee Yongdae/Yoo Yeong Seon, dengan skor ketat 21-16, 16-21, dan 21-17. Emas kedua dari bulu tangkis itu mendongkrak posisi Indonesia dalam daftar pe­ngumpul medali. Hingga pukul 19.30 WIB, kontingen Merah Putih yang sebelumnya tercecer di posisi 18 kini merangkak naik empat tingkat ke posisi 14 dengan koleksi 2 emas, 3 perak, dan 7 perunggu untuk bersaing ketat dengan saudara serumpun, Malaysia,

di posisi 13 (3 emas, 7 perak, dan 8 perunggu). Secara keseluruhan, Tiong­kok terus menjauh dari kejaran rival-rivalnya. Skuat Negeri Tirai Bambu hampir bisa dipastikan akan keluar sebagai juara umum setelah mengoleksi 105 emas, 63 perak, dan 48 perunggu. Tiongkok unggul jauh dari pesaing terdekatnya, Korea Selatan yang baru mengoleksi 41 emas, 48 perak, 47 perunggu. Jepang setia menguntit tuan rumah Korsel di posisi tiga dengan raihan total 34 emas, 46 perak, dan 45 perunggu. Cabang tepok bulu itu berpeluang menambah emas setelah ganda campuran Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir menjungkalkan wakil Tiong­ kok, Xu Chen/Ma Jin, 21-12 dan 21-10, di semifinal. Pada laga puncak, Tontowi/Lilyana menghadapi ganda Tiongkok lainnya, Zhang Nan/Zhao Yunlei, yang mengalahkan Praveen Jordan/Debby Susanto dengan 21-19 dan 21-17. (MTVN/O1)

Iwan Fals Ingin Berlibur ke Lampung

Hlm. 16

Lima Anak Korban Sodomi Lapor Polisi LIMA anak yang diduga menjadi korban sodomi melaporkan pelaku, JW (50), kepada petugas Kepolisian Sektor Padangcermin, Pesawaran, Minggu (28/9). JW dilaporkan telah melakukan tindakan asusila terhadap lima anak selama 2013—2014. Masih ada tujuh anak lagi yang diduga menjadi korban, tetapi belum melapor ke polisi. Kelima anak tersebut bersama pendamping mereka, Fahmi Fahlefi, menceritakan kejadian yang menimpa mereka kepada petugas piket Briptu Kasmin. Salah seorang korban menuturkan saat itu ia membantu JW berjualan mainan anakanak pada Juni 2013. Pelaku membelikan minuman ­ringan untuk korban kemudian memutarkan video mesum di kamar. Setelah korban tertidur, pelaku menindih tubuh korban. “Saya kaget. Mau berontak enggak bisa, soalnya saya ditindih,” ujarnya.

Sama seperti yang pertama, korban kedua juga awalnya diajak pelaku membantu berjualan mainan anak-anak. Ia disodomi di dalam tenda tempat pelaku berjualan mainan, sementara ketiga korban lain disodomi di rumah pelaku. Di setiap kejadian, pelaku selalu melarang korban saat hendak pulang. Kelima korban mengaku tak kuasa melawan. “Saya enggak bisa berontak karena ditindih,” ujar korban kedua. Fahmi Fahlepfi menduga jumlah korban masih bisa bertambah, bahkan bisa mencapai 20 anak. “Korban yang melapor sekarang ada lima anak, yang tidak bisa ikut tujuh anak. Semua korban masih anak-anak dan saya diminta melapor ke polisi oleh orang tua mereka. Kemungkinan masih banyak korban lain yang malu sehingga tidak mau menceritakan perbuatan pelaku,” ujarnya. (IAN/R4)

LSM Galang KTP Gugat UU Pilkada Pengumpulan fotokopi KTP masih akan berlangsung sampai beberapa hari mendatang dan berkas pengajuan gugatan ke Mahkamah Konstitusi diperkirakan selesai pekan depan. Eka Setiawan

G

E L O M BA N G p ro te s menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah terus berlanjut. Lembaga swadaya masyarakat mulai mengumpulkan kartu tanda penduduk untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. Sejumlah LSM yang tergabung dalam Koalisi Kawal RUU Pilkada telah mengumpulkan puluhan ribu KTP sebagai syarat mengajukan uji materi ke MK. “Kedaulatan rakyat itu telah terkonsolidasi luar biasa. Sudah terkumpul 32 ribu KTP, baik dalam bentuk fotokopi maupun yang dikirim ke e-mail kami,” kata Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini, di Jakarta, Minggu (28/9). Titi menjelaskan berkas pengajuan gugatan mulai disusun dan diperkirakan selesai pekan depan. Ia menambahkan pengumpulan fotokopi KTP masih akan berlangsung sampai beberapa mendatang. Untuk masyarakat yang ingin menyampaikan dukungan KTP, kirim ke perludem@

gmail.com. “Kami berharap peran serta masyarakat menolak UU Pilkada.” Secara terpisah, Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Akbar Faisal, mengajak masyarakat mencatat nama para politikus yang telah merampas suara rakyat dalam pengesahan RUU Pilkada. “Rakyat telah menentukan pilihan­nya. Kepada seluruh rakyat Indonesia, mari mencatat anggota DPR yang merampas suara rakyat,” ujar Akbar.

D

emokrasi berjalan mundur. Sudah bagus pilkada langsung, kenapa dihapus.

Sejumlah akademisi di Lampung menilai pengesahan RUU Pilkada akan menjadi persoalan baru di daerah. Pilkada melalui DPRD akan membuat kepala daerah terpilih cenderung bertanggung jawab kepada DPRD, bukan kepada rakyat. “Demokrasi berjalan mundur. Sudah bagus pilkada langsung, kenapa dihapus. Seha­rusnya, difokuskan untuk memperbaiki kelemahan sistem pilkada dan

partai politik juga bertanggung jawab memberikan pendidikan politik ke masyarakat,” ujar dosen hukum tata negara Universitas Lampung, Budiono. Meskipun pilkada melalui DPRD tetap konstitusional dan demokratis, ia menilai akan lebih demokratis jika kepala daerah dipilih langsung. “Supaya setiap orang punya hak konstitusional untuk maju sebagai calon kepala daerah. Kalau dipilih DPRD, elite parpol itulah yang menentukan siapa yang layak maju,” ujarnya. Hal senada diungkapkan do­ sen FISIP Unila, Roby Cah­yadi. Ia mendorong pihak yang menolak pilkada DPRD untuk menggugat ke MK sebagai jalan terakhir untuk mengembalikan mekanis­ me pilkada langsung. “Masih ada peluang jika dibatalkan MK. Tinggal bagaimana kubu pilkada langsung menyiapkan bahan dan argumen gugatan,” kata dia. Secara terpisah, Komite Pemantau Kebijakan dan Anggaran Daerah Lampung Ansori melihat pilkada melalui DPRD berpeluang besar memicu suap. Jika tetap dipaksakan, ia berharap ada pengawasan ketat dari seluruh elemen masyarakat, termasuk aparat hukum. “Anggota Dewan bisa korupsi dan peluangnya cukup besar. Masyarakat harus aktif mengawasi,” ujarnya. (MI/R4)

CALON KOMENTARI... Hlm. 2 ekasetiawan@lampungpost.co.id

KOLOM PAKAR

Tantangan Pembangunan Ekonomi Jokowi-JK DI tengah-tengah perang saudara yang hangat selama pra dan sete­ lah pilpres dan pengesahan RUU Pilkada dan mungkin masih terus menghangat sampai pelantikan presiden dan wapres terpilih Jokowi dan JK pada Oktober 2014, ada gunanya kita bertanya, “Siapa sesungguhnya musuh kita?” Jawabannya tentu saja bukan Koalisi Rakyat atau Koalisi Merah Putih, karena kita semua pada dasarnya bersaudara. Musuh-musuh laten kita, karena sejak dulu sampai sekarang selalu menghambat upaya pencapain cita-cita kemerdekaan kita, justru masih sama dan tidak dapat berubah oleh perang sau-

Tantangan Ekonomi dara di antara kita. Musuh nomor sa­ Tanda pertama tu kita adalah para berkaitan dengan pelaku KKN, nomor masalah internal dua inflasi, nomor tiga karena berkaitan pengangguran, nomor dengan fiskal atau empat kemiskinan, dan APBN kita. Sejak nomor lima mutu SDM beberapa tahun yang masih rendah. terakhir, kenaikan Yoke Muelgini Kemudian, musuh kita permintaan BBM Deson Fakultas Ekonomi yangnomorenam,tujuh, dan Bisnis Unila akibat peningkatan delapan, dan seterus­ pertumbuhan kelas nya tentu dapat kita identifikasi menengah telah membuat Indengan mudah karena perkem- donesia menjadi pengekspor bangan tanda-tanda zaman yang bersih BBM. Sebab, pemerinmelingkupi kita hari ini menun- tah merespons perkembang­ jukkan kehidupan ekonomi kita an tersebut dengan cara meselama lima tahun (2014—2019) nyubsidi BBM dan listrik. BERSAMBUNG Ke Hlm. 4 ke depan makin sulit.

SETELAH rezim otoriter Soeharto runtuh, negeri ini dicekam kerusuhan sosial di ­banyak daerah. Iklim kebebasan di­salahgunakan sebagai kebebasan total untuk melakukan apa IKUTI BEDAH TAJUK saja. Tawuran pelajar dan P U K U L 0 8 . 0 0 W I B mahasiswa menjadi hal biasa. Bentrok antarkampung juga sering terjadi. Di Lampung bentrok bernuansa etnis pernah melanda Lampung Selatan dan Lampung Tengah. Bahkan, di Maluku dan Sulawesi, konflik berdarah merenggut ratusan korban jiwa. Situasi itu menumbuhkan anggapan bahwa bangsa ini ha­ rus berada dalam tekanan penguasa otoriter agar bisa menjadi bangsa yang tertib, hidup rukun, tenang, dan damai. Anggapan tersebut secara tersirat hendak mengatakan bangsa ini belum bisa berbeda pilihan; baru bisa tertib dan saling menghargai jika berada di bawah todongan moncong senapan. Jika menilik ke belakang, sejarah Indonesia dibangun dari perbedaan. Kita bisa telusuri sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 hingga Proklamasi 17 Agustus 1945. Tidak ada satu pun momentum penting kebangsaan yang dikuasai satu ke­ lompok. Namun, memang nuansa perbedaan itu pernah dimatikan untuk kepentingan satu golongan tertentu. Untuk membangun kembali iklim saling menghargai sesama anak bangsa, Mabes Polri menggulirkan sekolah toleransi melalui kegiatan ekstrakurikuler klinik Pancasila. Polri menargetkan dalam setahun akan membentuk sekolah toleransi di 500 sekolah se-Indonesia. Salah satu daerah yang sudah memiliki sekolah toleransi adalah Bekasi. Di Lampung, pencanangan sekolah toleransi berlangsung di SMAN 9, Segalamider, Bandar Lampung, pekan lalu. Kepala Divisi Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar dan Kapolda Lampung Brigjen Heru Winarko hadir dalam acara tersebut. Kehadiran dua pejabat Polri itu menegaskan dukungan negara kepada pendidikan toleransi. Berbeda dari pelajaran Pancasila, titik tekan klinik Pancasila dalam sekolah toleransi adalah praktik dan pengamalan kelima nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Setiap sekolah kelak memiliki klinik Pancasila yang dipandu polres terdekat. Metode klinik Pancasila persis seperti konseling, tetapi semua terkait dengan kebangsaan. Selain di SMAN 9 Bandar Lampung, Kejaksaan Tinggi dan Pemprov Lampung bersama Dinas Pendidikan Lampung menunjuk SMAN 1 Kotagajah menjadi rujukan sekolah toleransi. Program sekolah toleransi dikembangkan untuk mencegah aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama, ras, suku, atau bangsa tertentu. Bangsa yang besar ini harus menyelesaikan lebih dulu semua persoalan di dalam untuk bertarung di era persaingan global. Selama ini kita sering sibuk saling sikat dan saling sikut di dalam, padahal ancaman global semakin hebat. Kita tidak mungkin menang di persaingan global jika konsolidasi di dalam belum selesai. Sekolah toleransi bukan sebuah program yang bisa berdiri sendiri. Ia harus mendapat dukungan aktif dari semua pihak, mulai dari guru, orang tua, pemerintah, hingga masyarakat. Dukungan aktif itu harus bermula dari keteladanan dalam praktik hidup keseharian. Jiwa tole­ransi tidak tumbuh secara tiba-tiba. Ia harus ditanam dan dirawat bersama oleh semua elemen masyarakat. n

oasis

Musik dan Suasana Hati MENDENGARKAN musik sedih saat Anda sedang merasa tertekan sepertinya ide yang ­sangat buruk. Namun, penelitian baru mengungkapkan musik yang sedih tapi indah dapat meng­ angkat suasana hati saat merasa terpuruk. Temuan sebelumnya mengungkap bahwa orang amat cenderung mendengarkan musik sedih ketika sudah merasa sedih. Studi itu menguji efek musik pada suasana hati sejumlah orang dengan mendata preferensi sekitar 220 partispan yang diminta untuk memilih jenis musik tertentu ketika suasana hati mereka sedang kelabu. Penelitian itu menemukan mayoritas partisipan memilih musik berdasarkan nilai estetika yang terkandung dalam lagu. “Ketika responden memilih musik sedih tapi indah dengan tujuan memicu kenangan, dampaknya positif ter­ hadap suasana hati lebih baik,” kata Annemieke van den Tol, peneliti pada Kent State University, AS. (MI/U1)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
:: LAMPUNG POST :: Senin, 29 September 2014 by Lampung Post - Issuu