:: LAMPUNG POST :: Senin, 8 Desember 2014

Page 1

Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

@lampostonline, @buraslampost

www.lampost.co

T E R U J I T E PERC AYA

Senin, 8 Desember 2014 facebook.com/lampungpost

Eksekusi Terpidana Mati di Lampung Tunggu Kejakgung PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) telah menolak penga­ juan grasi dari 64 narapidana kasus pengedaran narkoba. Dari jumlah itu, dalam akhir tahun ini, tiga orang akan menjalani eksekusi mati. Di Lampung, dua bandar narkoba yang divonis mati adalah Leong Kim Ping alias Away (40), warga Malaysia, atas kepemilikan sabu seberat 45 kg,

dan Enrizal alias Buyung, warga Bekasi, Jawa Barat, yang meru­ pakan kurir ganja 3,5 ton. Namun, Kepala Divisi Pe­ masyarakatan Kanwil Kemen­ kum dan HAM Lampung Agus Toyib mengatakan pihaknya belum mendapat surat perin­ tah ekseskusi dari Kejaksaan Agung (Kejakgung). Saat ini, kedua terpidana mati itu ditah­ an di Lembaga Pemasyarakat­

an (LP) Rajabasa. “Kami be­ lum bisa mengeksekusi mati keduanya karena belum ada perintah dari Kejakgung,” ujar Agus, saat dihubungi lewat ponsel, tadi malam (7/12). Menurut dia, jika keputusan hukum kedua terpidana su­ dah inkracht, Kejakgung akan mengirimkan surat perintah ekseskusi kepada Kejaksaan Tinggi (Kejati), selanjutnya

pihak Kejati akan berkoodinasi dengan pihak LP. Dia mengata­ kan hingga kini belum menge­ tahui keputusan atas upaya hukum kedua terpidana, baik hasil grasi ataupun peninjauan kembali (PK). Agus menjelaskan dua narapidana tersebut merupak­ an terpidana mati dari putusan Pengadilan Negeri Kalianda, Lampung Selatan, pada 2012.

Keduanya mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA). Permohonan kasasi Leong Kim Ping ditolak MA dalam surat petikan keputusan Pasal 226 KUHP No. 2142 K/PID. Sus/2012 tertanggal 18 Desem­ ber 2012. Disusul penolakan permohonan kasasi Enrizal pada April 2013. Sebelumnya, Leong Kim Ping mengajukan grasi ke Presiden. (BOY/K1)

Golkar Berebut Pengakuan Aksi saling pecat antarkader dan pengurus Partai Golkar bakal juga berlangsung di daerah terkait keikutsertaan pada dua munas itu. Eka Setiawan

P

ERPECAHAN Par­ tai Golkar memasuki babak baru dengan berlangsungnya dua musyawarah nasional (munas) yang digelar dua kubu. Setelah­ nya, kedua kubu akan merebut pengakuan pemerintah terkait pilihan Kemenkum dan HAM atas dua kepengurusan itu. Hingga pukul 23.30, Minggu (7/12), di Jakarta, munas yang digelar kubu Agung Laksono masih digelar dengan memba­ has tata tertib pemilihan ketua umum. Ketiga bakal calon ketua umum antara lain Agung Lak­ sono, Priyo Budi Santoso, dan Agus Gumiwang Kartasasmita sudah memaparkan visi-misi. Yorrys Raweyai, ketua penye­ lenggara, membuka tahapan pemilihan ketua umum mem­ inta seluruh calon lebih men­ gutamakan kebersamaan yang didasari untuk menyelamat­ kan partai. Dia me­negaskan kepada ketiga bakal calon bah­ wa siapa pun yang menang, harus tetap bersatu. “Kami di sini untuk membesarkan partai,” ujar Yorrys, dalam pidato pembukaan pemilihan ketua umum pada Munas IX

n MI/ROMMY PUJIANTO

SIDANG KOMISI. Anggota Partai Golkar, Indra J. Piliang (kiri) dan Muhammad Med, memimpin Sidang Komisi B Bidang Program Umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional IX di Ancol, Jakarta, Minggu (7/12). Sidang komisi-komisi tersebut merupakan sarana menampung ide dari anggota seluruh daerah untuk kemudian diusulkan menjadi sidang paripurna. Partai Golkar, di Hotel Grand Mercure, Jakarta (7/12). Dia juga berjanji sesegera mungkin mendaftarkan kepeng­urusan hasil Munas IX ke Kementerian Hukum dan HAM. “Besok (hari ini, red) akan kami laporkan ke Menteri Hukum dan HAM. Kami siap menyertakan bukti-bukti.” Sementara itu, Ade Komaru­ din, wakil ketua umum hasil Munas Bali, segera menyerah­ kan kepengurusannya kepada pemerintah yang dipimpin Ketua Umum Aburizal Bakrie. “Besok (hari ini, red) DPP Partai Golkar yang baru saja melangsungkan munas, hajat

besar diikuti seluruh DPD Golkar tingkat II dan tingkat I se-Indonesia minus dua ormas yang mendirikan.”

B

esok (hari ini, red) akan kami laporkan ke Menteri Hukum dan HAM. Kami siap menyertakan buktibukti. Pemerintah harus menentu­ kan mana yang sah antara pen­ gurus Partai Golkar hasil Munas Jakarta dan Bali menurut UU No. 2/2011 tentang Partai Politik Pasal 23 Ayat (2) dan Ayat (3).

Dukungan Daerah Pada Munas IX Golkar di Jakarta, setidaknya enam kader dari Lampung yang ikut walau tanpa sepenge­ tahuan DPD I Partai Golkar. Menurut sumber Lampung Post di Munas Jakarta, me­ reka adalah Indra Karyadi, Mirzalie, Heru Sambodo, Ir­ sanuddin Sagala, dan Haryati Chandralela. Namun, hingga tadi malam kelimanya tidak bisa dikonfirmasi terkait ke­ hadiran mereka. Padahal, sebelumnya Ketua DPD I Golkar Lampung Alzier Dianis Thabranie mengancam memberi sanksi tegas berupa

pemecatan bagi kader yang satu menit saja menghadiri munas tandingan. “Kalau ada yang menghadiri besok satu menit saja, saya pecat. Enggak ada urusan sama saya mah, enggak bisa ketolongan lagi,” kata Alzier, Sabtu (6/12) malam. Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Klungkung Bali, Dewa Nida, juga mengaku lolos dari “karantina” oleh DPD I Bali lantaran kubu Aburizal Bakrie menge ­ tahui rencana munas di Jakarta. (MI / U1)

ekasetiawan@lampungpost.co.id

ko l o m paka r

Lampungologi Redam Konflik KERUSUHAN di Kecamatan Anaktuha, tepatnya antara warga Dusun II Tanjungrejo dan Dusun II Kampung Tan­ jungharapan, Kabupaten Lampung Tengah, 27 Novem­ ber lalu, secara jujur saya ka­ takan hal itu meninggalkan polemik, benarkah Lampung rawan konflik? Benarkah Lampung rentan kerusuhan? Benarkah kalau tidak ada konflik bukan Lampung? Sejumlah pertanyaan itu sebenarnya hasil rangkum­ an beberapa hari terakhir setelah terjadinya kerusuhan antarkedua dusun tersebut. Lontaran ide dan pandangan itu menyeruak di banyak me­ dia sosial, obrolan ringan di grup BBM, dan lainnya. Sebagai orang Lampung (sekali lagi bukan merujuk pada suku), saya sangat bang­ ga dengan Lampung, sebuah provinsi yang sangat hetero­ gen. Hampir semua suku Indonesia ada di Lampung, sebuah gambaran Indonesia mini layak disematkan untuk

Arizka Warganegara Dosen FISIP Universitas Lampung provinsi di ujung Pulau Su­ matera yang kita kasihi ini. Interaksi saya dengan be­ berapa peneliti Dayak dari Institut Dayakologi, Kali­ mantan Barat, kurang lebih 10 tahun lalu membuat saya memberanikan diri menge­ nalkan istilah Lampungologi pada publik Lampung. Terus terang ide ini memang ter­ inspirasi istilah sejenis yang sudah dulu populer, seperti Javanologi dan Dayakologi. Peminat bahasa-budaya Lampung, seperti Udo Z. Karzi, Arman A.Z., Junaiyah H.M., dan Frieda Amran, terus terang memberikan arti tersendiri bagi saya.

BERSAMBUNG KE HLM. 4

Bertaruh Nyali di Pelabuhan Bakauheni KAPAL JM Ferry yang berla­ yar dari Merak itu mendekat ke Dermaga III Pelabuhan Bakauheni, Minggu (7/12). Buih air laut di buritan kapal mulai mengecil saat jarak bodi dengan tambatan tinggal 15 meter. Penumpang di atas kapal yang segera mendarat itu pun sudah melongok ke luar, berjajar di pagar dek, dan mengantre di pintu keluar. Pardi, kuli panggul di pelabu­ han itu, juga tak kalah siap. Seperti petugas, dengan pakai­ an seragam merah dan handuk kecil melingkar di leher, ia su­ dah berdiri di gangway, tangga yang menghubungkan kapal dengan dermaga. Ia juga ikut memberi abaaba petugas yang mengatur hidrolik untuk menempat­ kan tangga naik-turun pe­ numpang pejalan kaki itu agar pas dengan posisinya. Titian yang mirip papan lompat in­ dah di kolam renang itu pun mendekat ke kapal. Posisi gangway dengan kapal masih berjarak 1 meter lagi. Na­ mun, Pardi dan belasan pekerja yang menawarkan jasa mem­

n LAMPUNG POST/AAN KRIDOLAKSONO

BURUH PANGGUL. Pardi (kiri) sehari-hari bekerja sebagai buruh panggul di Pelabuhan Bakauheni, Minggu (7/12). bawakan barang milik penum­ pang itu sudah melompat. Seju­ rus kemudian, mereka merang­ sek ke kerumuman penumpang yang membawa barang-barang menunggu giliran turun dari kapal. Kepada orang-orang yang keberatan itu, Pardi dan kawankawan berharap rezeki Tuhan turun untuk keluarganya. Risiko kecelakaan, bekerja tanpa jadwal, dan penghasi­ lan tak ada kepastian adalah perihal penting yang menjadi perhitungan. Mereka hanya menjalankan titah Tuhan un­

tuk bergerak, berusaha men­ jemput rezeki halal untuk kehidupan dan keluarganya. “Ya, kalau enggak begitu, ya enggak kebagian, Mas. Na­ manya juga manol (kuli pang­ gul), ya harus cepet sampai ke dalam duluan. Kalau telat, ya penumpang sudah keluar semua, gimana?” kata Pardi, didampingi beberapa teman­ nya, di Dermaga III Pelabuhan Bakauheni, Minggu (6/12), sambil menunggu kapal san­ dar. (R6) n Aan Kridolaksono

BERSAMBUNG KE HLM. 5

24 Hal.

No. 13338

i TAHUN XL

Terbit Sejak 1974

Rp3.000

TA JUK

Menyempurnakan Kurikulum MASA depan sebuah bangsa ada pada bagaimana bangsa itu berinvestasi jangka panjang dalam bentuk pendidikan. Namun, bidang pendidik­anlah yang selama ini penuh dengan paradoks. Maksud hati hendak meningkatkan kuali­ tas sumber daya manusia, yang terjadi justru kekacauan dalam tata kelola pendidikan itu sendiri. I t u l a h yang terjadi pada polemik berkepanjangan pe­ nerapan kurikulum 2013 (K13). Untunglah Menteri Pen­ didikan dan Kebudayaan Anies Baswedan segera mengam­ bil kebijakan cepat tepat untuk menengahi perkara ini. Anies menginstruksikan sekolah yang belum menggunakan kurikulum 2013 selama tiga semester untuk kembali ke kuri­ kulum 2006. Sementara 6.221 sekolah di Tanah Air yang telah menjalankannya selama tiga semester diminta tetap menggu­ nakan kurikulum tersebut sembari menunggu evaluasi. Sebenarnya, kurikulum 2013 didesain sedemikian rupa dengan harapan mampu menghadirkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelek­ tual, dan psikomotorik pada siswa. Namun, penerapannya tampak terlalu dipaksakan. Li­ hat saja bagaimana penerapan K13 mengundang protes di sana-sini. Banyak guru mengeluh karena belum siap me­ nerapkannya. Materi ajar pada kurikulum ini juga dinilai terlalu sulit untuk disampaikan pada siswa. Saat tulang punggung pembangunan pendidikan di ne­ geri ini merasa tidak nyaman dalam melaksanan tugasnya, hal itu tentu berimbas pada mutu ajar. Guru jadi tidak bisa maksimal dalam menyampaikan materi karena tidak se­ penuhnya menguasai. Pada akhirnya, siswa kehilangan esen­si materi ajar yang harusnya mereka serap. Pengembalian K13 ke kurikulum 2006 tidak bisa diang­ gap langkah mundur. Ini justru langkah yang sangat tepat dan patut diapresiasi sebelum K13 membuat wajah pen­ didikan di Tanah Air semakin bobrok. Penolakan yang berujung pada penghentian K13 ini juga harus menjadi cambuk bagi pemerintah. Sebelum kuriku­ lum yang baru diterapkan, persiapan harus dilakukan de­ ngan sangat serius agar tidak ada lagi kata tidak siap. Untuk itu, pastikan dulu kualitas guru di setiap sekolah se­ suai dengan harapan yang tertuang pada kurikulum. Jika be­ lum sesuai, lakukan pelatihan intensif dan berkelanjutan pada guru sehingga mereka kelak mampu menyampaikan materi sebaik-baiknya. Sarana belajar harus dipastikan pula kualitas­ nya sehingga bisa mempermudah siswa menyerap pelajaran. Dalam masa evaluasi kurikulum saat ini, pemerintah juga harus memastikan tidak ada kebingungan dan kekacauan di dunia pendidikan Tanah Air, terlebih sampai merugi­ kan siswa. Jangan sampai sekolah-sekolah yang kembali ke kurikulum 2006 justru memberatkan siswa, misalnya de­ ngan mewajibkan pembelian buku baru dan sebagainya. Untuk sekolah-sekolah yang masih tetap menerapkannya harus didampingi seintens mungkin agar siswanya tidak diberatkan dalam menerima mata pelajaran dan sang guru tidak keliru saat mengajar. Kurikulum yang baru nanti juga harus dipastikan men­ jadi penyempurna kurikulum sebelumnya, bukan justru terlihat asal mengubah dan terkesan hanya ingin tampil beda. Ini harus menjadi perhatian karena kurikulum pen­ didikan akan menentukan wajah generasi bangsa di masa mendatang. n

oasis

Berat Lahir dan Kecerdasan SEBUAH penelitian menunjukkan berat badan rendah saat lahir akan berdampak buruk pada prestasi akademis anak ketika seko­ lah kelak. Para peneliti telah melaku­ kan riset, yakni menggunakan seperangkat unik yang menco­ cokkan data kelahiran dengan catatan prestasi di sekolah dari 1,6 juta anak. Hasilnya, semakin besar berat badan saat lahir, anak-anak akan lebih baik dalam hal pemahaman materi pelajaran di sekolah, terutama dalam membaca dan tes matematika. Ke­ tika peneliti membandingkan anak dengan latar belakang keluarga yang sama, berat lahir memainkan peran penting dalam memprediksi keberhasilan sekolah masa depan. “Anak-anak dengan berat lahir lebih tinggi masuk seko­ lah dengan keunggulan kognitif,” kata peneliti yang dilan­ sir Times of India. Hasil studi diterbitkan dalam jurnal The American Economic Review. (MI/U1)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.