DINE IN : KAHYANGAN TEPPANYAKI RESTAURANT - Kenikmatan di Awan Jakarta
The Inflight Magazine of Lion Air
MESSI
GALLERY
SEPTEMBER 2013
SUATU PAGI DI
ANGKOR WAT
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR TIDAK DIBAWA PULANG
a
b
LIONMAG AGUSTUS 2013
Show Your Boarding PaSS & get SPecial room diScount* Executive Twin Hotel Maharadja.
Superior Double Hotel Puri Mega
Sekar Nusa Villas - Bali
Grand Superior Mega Proklamasi Hotel
Royal Kuningan Hotel
New Superior Double Kaisar Hotel
Hotel Mega Anggrek
Oasis Hotel
Superior Double Graha Menteng
Deluxe Room Hotel Mega Matra
...excellent service & dedication... Mega Cikini Hotel (021) 3140803, Disc 20%
Hotel Sentral (021) 4225511, Disc 15%
Hotel Menteng I & II (021) 31925208, 31925543, Disc 20%
Puri Mega Hotel (021) 4214744, 4259204, Disc 20%
Hotel Oasis Amir (021) 3863062, Disc 15%
Grand Menteng Hotel (021) 8509872, 8510607, Disc 20%
Puri Jaya Hotel (021) 4215320, 4241114, Disc 20%
Maharadja Hotel (021) 79180044/55, Disc 20%
Hotel Mega Matra (021) 8566355, Disc 20%
Hotel Kaisar (021) 79183601/02, Disc 15%
Hotel Maharani (021) 791838344/55, Disc 20%
Hotel Royal Kuningan (021) 29380738, Disc 40 %
Mega Anggrek Hotel & Convention (021) 5363044/45, Disc 15%
Sekar Nusa Villas Bali (0361) 773333, Disc 20%
Hotel Mega Proklamasi (021) 3923232, Disc 20%
* LION AIR BOARDING PASS | TERMS AND CONDITIONS APPLY INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
1
2
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
3
4
LIONMAG AGUSTUS 2013
Bank Mandiri Komitmen Menumbuhkan dan Mengembangkan UKM
Solusi pembiayaan yang disesuaikan dengan karakteristik usaha setiap nasabah untuk mendukung pengembangan usahanya
P
erkembangan Segmen usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi keberadaannya. Segmen UKM ini terbukti tangguh dalam menghadapi krisis perekonomian global dan telah menjadi penggerak perekonomian nasional. Saat ini sudah ada ribuan pengusaha UKM yang menjadi motor penggerak bagi kemajuan perekonomian rakyat yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar sehingga mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun, dibalik pertumbuhan pelaku UKM yang sangat tinggi masih banyak kendala yang dihadapi. Persoalan yang paling menghambat para pelaku UKM antara lain akses permodalan, akses pasar dan masih minimnya perhatian kepada pelaku UKM.
Keunggulan layanan mandiri business banking yaitu menawarkan berbagai solusi pembiayaan yang disesuaikan dengan karakteristik usaha setiap nasabah untuk mendukung pengembangan usahanya. Produk-produk tersebut antara lain mandiri kredit modal kerja yang merupakan fasilitas pembiayaan yang diperuntukkan untuk memenuhi pembiayaan aktivitas usaha nasabah. Dengan demikian para pengusaha bisa meningkatkan kapasitas produksinya. Untuk keperluan khusus yang terkait investasi seperti rehabilitasi, modernisasi, perluasan dan pendirian proyek baru disediakan fasilitas mandiri kredit investasi. Fasilitas pembiayaan ini diharapkan dapat menjawab setiap kebutuhan bisnis nasabah dan calon nasabah yang bergerak di berbagai bidang usaha seperti perdagangan, jasa dan lainlain.
Peluang ini ditangkap oleh Bank Mandiri untuk turut berperan dalam mengembangkan dan menumbuhkan gairah UKM di Indonesia yaitu dengan meningkatkan penyaluran kredit kepada sektor UKM. Salah satu bentuk komitmen tersebut diwujudkan dengan menghadirkan mandiri business banking, yaitu unit bisnis di Bank Mandiri yang fokus menangani sektor UKM & Koperasi yang bergerak di sektor perdagangan, pertanian, perkebunan, peternakan, kerajinan dan lain-lain. Secara umum kredit yang disalurkan oleh mandiri business banking mulai limit kredit di atas 100 juta sampai dengan Rp 10 miliar.
Selain itu, sederetan layanan lain juga siap membantu para pelaku UKM untuk mempermudah transaksi dan meningkatkan usahanya antara lain produk dana berupa mandiri tabungan bisnis, mandiri giro dan mandiri deposito. Untuk layanan transaksional disediakan yaitu mandiri cash management dan mandiri internet bisnis. Bank Mandiri melalui mandiri business banking juga aktif menyalurkan kredit program pemerintah bagi UMKM dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat maupun maupun kredit-kredit yang dikhususkan bagi sektor agribisnis seperti Kredit Plasma
Skim Komersial, Kredit Pengembangan Energi Nabati Revitalisasi Pertanian (KPEN-RP), Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE). Bentuk komitmen lain yang diberikan mandiri business banking dalam pengembangan kualitas SDM, pengetahuan, dan kemampuan pelaku UKM yaitu dengan mengadakan program – program edukasi. Program edukasi berorientasi kepada nasabah digelar dengan tujuan membangun semangat kewirausahaan di kalangan pelaku UKM dan mengedukasi seluruh nasabah UKM Bank Mandiri agar mampu mengelola usahanya dengan tata kelola yang baik dan bertanggung jawab. Semua bentuk pelayanan tersebut dilakukan kepada nasabah dengan proses yang cepat, mudah (quick & easy), persyaratan yang ringan, biaya yang kompetitif, dan proses kreditnya bersih. Saat ini mandiri business banking memiliki tenaga Relationship Manager yang profesional, handal dan menjunjung tinggi Good Corporate Governance sehingga dapat membantu para pelaku UKM untuk fokus dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya secara maksimal. Agar mendukung perkembangan dan pertumbuhan usaha pelaku UKM, mandiri business banking memiliki 41 Business Banking Center, 81 Business Banking Floor, dan 98 Business Banking Desk, serta beberapa kantor cabang Bank Mandiri yang dapat menjangkau tempat usaha pelaku bisnis UKM dan jaringannya akan terus ditingkatkan jumlahnya sehingga lebih luas tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk, layanan, maupun daftar jaringan Business Banking dapat menghubungi mandiri call 14000 atau Commercial & Business Banking Contact Center di 500 150. Apapun kebutuhan kredit usaha anda, Mandiri Business Banking saja. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
5
Come journey through a land of amazing wonders, where everyone can indulge in all their desires. From high fashion brands and personal care, to delicious chocolates or hearty fare. With 350 outlets of all sorts, precious moments await at Malaysia International Airports. Participating Malaysia International Airports: KLIA • LCCT-KLIA • PENANG • LANGKAWI • KOTA KINABALU • KUCHING Terms and conditions apply. For more info, visit: www.malaysiaairports.com.my/indulge
Or download our app:
6
Download the iButterfly Asia app now to catch your butterflies and receive great offers
MAHB
LIONMAG AGUSTUS 2013 AIRPORTS
The Official Card
Asuransi Perjalanan Lion Air
Rencanakan Perjalanan dengan Seksama Liburan kemana nanti? Merancang sebuah liburan ataupun perjalanan, adalah aktifitas yang sangat menyenangkan dan dinanti-nanti. Membayangkan indahnya destinasi yang akan kita tuju, nyamannya akomodasi yang akan kita nikmati atau daftar kuliner yang akan kita cicipi, semakin menambah antusiasme kita untuk segera menjalani liburan impian.
Kita tidak dapat memprediksi hal-hal tak terduga, namun kita dapat merencanakan perlindungan mulai sekarang, sehingga dapat melindungi diri kita dan keluarga dengan segera saat dibutuhkan.
Namun agar seluruh rencana dapat kita nikmati dengan nyaman, alangkah baiknya jika perlindungan selama perjalanan juga dimasukkan sebagai bagian dari rencana liburan. Dengan adanya perlindungan tersebut, kita tidak perlu khawatir jika terjadi hal-hal yang dapat mengganggu liburan.
Lion Air sangat memahami hal tersebut, dengan bekerjasama dengan penyedia asuransi terkemuka, PT AIG Insurance Indonesia, Lion Air menyediakan Asuransi Perjalanan Lion Air yang memberikan perlindungan perjalanan bagi penumpang setianya, untuk perjalanan domestik hingga internasional.
Sakit, kehilangan dokumen perjalanan, ataupun kecelakaan saat melakukan aktifitas saat liburan dapat kita alami secara tidak terduga serta merusak momen indah liburan kita. Namun jika memiliki asuransi perjalanan, kita akan merasakan manfaat bantuan yang sangat berarti karena asuransi perjalanan memiliki layanan atas bantuan medis hingga bantuan darurat 24 jam di manapun kita berada.
Dengan fitur manfaat dan dukungan layanan dari AIG Travel Guard, asuransi perjalanan terpercaya, penumpang Lion Air dapat menikmati manfaat yang luas dengan nilai premi yang sangat terjangkau. Pentingnya asuransi perjalanan telah dirasakan oleh Pranyoto Koesno,
penumpang setia Lion Air, melalui pengalamannya berikut: “Ketika berada di Singapura, saya mengalami cidera pada saat bermain tenis meja. Untung saya telah memiliki Asuransi Perjalanan Lion Air, putra saya segera menghubungi layanan bantuan 24 jam dan saya pun segera dilarikan ke Khoo Teck Puat Hospital untuk mendapatkan perawatan medis. Hasil diagnosa menunjukkan bahwa saya mengalami fracture hip dan DHS (Dynamic Hip Screw) sehingga harus menjalani operasi dan rawat inap selama 2 minggu. Dengan layanan dari Asuransi Perjalanan Lion Air - Travel Guard, saya mendapatlkan bantuan untuk kepulangan saya ke Jakarta dengan menggunakan salah satu penerbangan komersial di kelas bisnis. Sebagai perawatan lanjutan, saya kemudian dirawat di RS terkemuka di Jakarta. Hanya dengan premi Rp 70.000, saya telah mendapatkan manfaat pertanggungan sebesar USD 18,637.� Tunggu apa lagi, nikmati momen indah liburan Anda dengan lebih nyaman dengan perlindungan dari Asuransi Perjalanan Lion Air. Informasi lebih lanjut hubungi agenagen perjalanan Anda atau kunjungi www.lionair.co.id INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
Travel Guard merupakan merek pemasaran untuk asuransi perjalanan, layanan bantuan dan layanan terkait lainnya dari Travel Guard Worldwide, Inc., anak perusahaan AIG, Inc.
7
SEPTEMBER 2013
COVER HIT Anchovies Fried Rice FOTO : RISTIYONO
CONTENT
FOTO: RISTIYONO
90
TRAVELING MAHAMERU
38
TRAVELING BALI
46
TRAVELING AMPANA-TOGEAN
54
AUTOMOTIVE BUGATTI
62
TRAVELING BARCELONA
66
DESTINATION BATU
72
DESTINATION WIJILAN
76
DESTINATON ANGKOR WAT
84
DESTINATION SIDOARJO
100
DESTINATION SEMARANG
108
DESTINATION ISTANA MAIMUN
REGULAR 16
DINE IN KAHYANGAN TEPPANYAKI
NEWS AROUND
24 LEISURE 26 WISDOM IN THE AIR 92 DINE IN
Tangan terampil Chef Ery bergerak lincah
102
di atas meja teppan, beberapa kali membalik
110 POSTCARD
daging lobster yang kadang masih bergerak.
118 TIPS
Menyaksikannya langsung, kami pun menjadi
120 INFO
tak sabar mencicipinya. Inilah awal dari
128 LADY IN THE AIR
‘’kenikmatan di awan’’ Jakarta.
81/8
no
8
30
LIONMAG AGUSTUS 2013
HOT STUFF
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
9
30
46
Contributors
Sukarman Mustamin Menggeluti dunia kewartawanan sejak tahun 1988 di bidang otomotif dan menjadi wartawan pertama dari Indonesia yang mendapat akreditasi peliputan F1 pada tahun 1993. Karman, sapaan akrabnya, adalah salah seorang pendiri Majalah Autocar edisi Indonesia (2000). Sekarang, lulusan Jim Russell Racing School, UK ini, aktif di dunia road safety dengan mendirikan Smart Driving Institute (SDI) pada 2007.
76
128
10
LIONMAG AGUSTUS 2013
BAYU ADI PERSADA
HERU HENDARTO
Arief Priyono
Bayu, seorang independent travel writer. Berprofesi sebagai seorang analis di salah satu perusahaan energi nasional di jakarta. Di setiap kesempatan, selalu berkunjung ke berbagai daerah baik di dalam maupun luar negeri. Baginya, perjalanan bukanlah sekedar pelancongan, tapi sebuah pencarian nilai-nilai baru yang selalu bisa kembali diceritakan. T‘“‘o travel is to write stories.
Bekerja sebagai Senior Geologist dan sering melakukan trip ke pelosok Indonesia. Senang mengabadikan momen indah, terutama landscape dan nature. Tinggal di Yogyakarta sebagai home base, head office di Jakarta dan site kerja di Pulau Kabaena Sultra
Lahir di Pati, Jawa Tengah pada 1982. Belajar fotografi jurnalistik di Lembaga Pendidikan Jurnalistik Antara (LPJA) pada 2006, kemudian berkarir sebagai kontributor foto Kantor Berita Antara sejak 2007 – 2012. Sekarang ia memilih sebagai fotografer lepas dan karya-karyanya dimuat disejumlah publikasi internasional diantaranya Daily Mail, The Sun, dll.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
11
COCKPIT’S NOTE
President Director Rusdi Kirana Director Of Operation Capt. Theodore Henry Mudigdo
Menciptakan SDM Berkualitas sekaligus Kesempatan Kerja Penumpang yang budiman, selayaknya kita tiada henti mensyukuri anugerah Tuhan berupa bangsa yang besar dengan wilayah yang begitu luas. Ribuan pulau membentang dari barat hingga timur, teruntai sepanjang garis Khatulistiwa. Anugerah ini sekaligus sebagai tantangan, tidak terkecuali bagi para pelaku bisnis jasa transportasi udara untuk menciptakan ‘’jembatan’’ antarpulau tersebut. Pasar yang begitu besar ini, tentu saja, menuntut ketersediaan armada serta sumber daya manusia yang tidak semata besar namun juga berkualitas. Demi menjawab tantangan kebutuhan sumber daya manusia itu, utamanya pilot, kami telah membuka Angkasa Aviation Academy kedua di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sebelumnya kami juga membuka sekolah penerbang di Penggung, Cirebon, Jawa Barat, yang dikenal dengan nama Wings Flying School. Kami akan terus berupaya mengembangkan sekolah-sekolah penerbang ini. Selain meningkatkan kuantitas, tentu yang lebih utama adalah meningkatkan kualitas pilot yang kami hasilkan. Kami menargetkan tahun depan Angkasa Aviation Academy mampu menghasilkan 150 pilot yang berkualitas. Inilah salah satu komitmen Lion Group, menciptakan kesempatan kerja bagi warga Indonesia yang ingin menjadi pilot komersial. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, ditunjang armada pesawat yang terus bertambah, serta penambahan rute baru untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia, kami berkomitmen dan bekerja keras untuk memberikan pelayanan terbaik bagi penumpang. Selamat menikmati penerbangan Anda.
Director Of Technics Rai Pering Santaya Director Of Finance Yunita Sastrasanjaya Director Of Commerce Achmad Hasan Director Of General Affairs Edward Sirait Gm Sales & Marketing Rudy Lumingkewas Gm Service Ari Azhari
Publisher & Editor In Chief Makhfudz Sappe Editor Ristiyono, A Gener Wakulu, Priyanto Sismadi, Safari A. Husain Marketing Fransiska Ririn Tri Astuti, G. Hardianto, M. Lottong Makkaraka. Sahman AT, Aman Sugandhi (Surabaya), Qurratu Ainie Partono (Surabaya), Fernandito Haka (Bali), Yurison Suryantara (Bali). Art Director Gerald Manuel Wangsasaputra Designer & Illustrator Richard Archie F.M., Riman Saputra N., Muhammad Saleh Hanif Finance Ade Kristanti
Salam,
Marketing Support Mochammad Zaky
Rusdi Kirana CEO Lion Air Group
Circulation M. Solichin Published By PT. Bentang Media Nusantara Advertising Tel.: +62 (21) 98494404 Fax.: +62(21)3151668 Email: edlionmag@gmail.com redaksi@lionmag.com
Get LIONMAG magazines on iPad, iPhone, iPod Touch and Android devices. Available on the App Store & Google play. FREE
LIONMAG INFLIGHT MAG
12
LIONMAG AGUSTUS 2013
www.issuu.com/lionmagazine
HOTLINE LIONMAG: 0821 10 88 22 00 ISSN: 1979-4185
PRINTED BY PT. MEGA INDAH
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
13
NEWS AROUND
14
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
15
NEWS AROUND Angkasa Aviation Academy Membuka Kampus Kedua Angkasa Aviation Academy dari Lion Group membuka kampus kedua di Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Kampus utamanya di Penggung Airport Cirebon, Jawa Barat. Angkasa Aviation Academy telah memiliki 14 pesawat Cessna 172 yang ditempatkan di kedua lokasi tersebut. Dan empat buah pesawat yang akan datang pada Oktober ini akan ditempatkan di Palangkaraya. Angkasa Aviation Academy telah memesan total 20 pesawat, dan memiliki opsi untuk memesan tambahan 20 buah pesawat lagi. Keuntungan membuka sekolah terbang di Palangkaraya adalah lalu lintas penerbangan di lokasi tersebut tidak terlalu padat dengan area yang relatif datar, sehingga menjadi lokasi yang baik untuk belajar terbang navigasi. Sementara keuntungan di Cirebon, meskipun bandaranya tidak terlalu besar, namun ada beberapa bandara komersial besar di dekatnya sehingga sangat baik untuk belajar terbang di wilayah udara yang terkendali dan bagaimana persiapan pendaratan dan mendarat di bandara komersial yang sibuk. Direktur Utama Lion Group Rusdi Kirana mengatakan Wings Flying School berubah namanya menjadi Angkasa Aviation Academy karena menjadi anak perusahaan Lion Group yang berdiri sendiri. Juga dengan dibukanya kampus kedua menunjukkan semakin berkembang dan membesarnya Sekolah pelatihan Pilot ini dan komitmen Lion Group untuk menghasilkan pilot yang berkualitas. Lion Group Akan Membentuk Joint Ventures Dengan Organisasi Pelatihan Internasional BersertifikaT Lion Group sedang menjajaki kerjasama dengan beberapa mitra internasional untuk membentuk Organisasi Pelatihan yang akan bekerjasama dengan Angkasa Aviation Academy dan Lion Training Centre. Presiden Direktur Lion Group, Rusdi Kirana, mengatakan Lion Group telah berinvestasi besar dalam penyediaan fasilitas dan peralatan pelatihan personil khususnya bagi para penerbang, awak kabin serta mekanik dan engineer pesawat. Keinginan Lion Group bermitra dengan organisasi pelatihan internasional yang diakui dan bersertifikat seperti dari Badan Keselamatan Eropa atau sertifikasi FAA AS selain sebagai bentuk komitmen Lion Group untuk terus meningkatkan kualitas seluruh personil penerbangan juga agar mampu memenuhi kebutuhan Lion Group yang akan semakin besar maupun kebutuhan pelanggan maskapai pihak ketiga. Pusat Simulator Lion Group memiliki tujuh instruktur penuh waktu. Para Instruktur tersebut sebagian merupakan orang asing yang berasal dari berbagai negara, termasuk Eropa dan Amerika Serikat sebagai pelatih, dimana mereka telah memiliki sertifikat sebagai pelatih sebagaimana yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai regulator penerbangan sipil Indonesia.
16
LIONMAG AGUSTUS 2013
KRISNA GALLERY & RESTO Padukan galeri seni dan wisata kuliner Setelah sukses menjadi raja oleholeh Bali, Krisna Holding Company kini terus berbenah dan semakin inovasi dalam memasuki pasar kuliner. Melalui Krisna Art Gallery, salah satu anak perusahaannya, kini mereka menawarkan konsep baru yang memadukan antara galeri seni dan wisata kuliner. Sejak 20 Agustus 2013 Krisna Art Gallery secara resmi berganti nama menjadi Krisna Gallery & Resto. Kehadiran Krisna Gallery & Resto menjadi daya tarik tersendiri dan setidaknya terdapat tiga tenant yang ikut bergabung. Yaitu Warong Miyabi dengan berbagai menu sushi andalannya, Warung Misbar, tetap mengusung tema sensasi makan bernuansa bioskop jaman dulu. Ada juga Ayam Betutu Men Tempeh sekalipun sudah populer di tanah air, mereka belum pernah membuka cabang di luar Gilimanuk. Terdiri dari dua lantai dan dibagi menjadi dua area khusus, lantai bawah galeri seni sedangkan di lantai atas area resto. Krisna Gallery & Resto dapat dikunjungi di Jl. Diponegoro, Denpasar
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
17
NEWS AROUND TOPPING OFF ASTON BOJONEGORO CITY HOTEL Merayakan bagian akhir puzzle dari Aston Bojonegoro, 21 Agustus 2013 diadakan peresmian “topping off” untuk hotel Aston City terbaru. Upacara tersebut menandai selesainya pembangunan hotel baru oleh Archipelago Internasional, yang bekerjasama dengan PT. Andalan Mandiri Raya. Aston Bojonegoro City Hotel yang akan beroperasi Desember 2013 terletak di pusat kota Bojonegoro. Dengan standar internasional hotel bintang 3+, hotel ini menampilkan 134 kamar dan suite yang stylish, ruang pertemuan yang inovatif serta sebuah ballroom besar tanpa pilar yang dapat menampung hingga 600 tamu, kolam renang outdoor yang mewah, gym, dan day spa. Fasilitas lainnya adalah all day dining café, bar dan lounge mewah pertama di Bojonegoro.
Grand Opening Blue Sky
Hotel Petamburan Jakarta Blue Sky Hotel Petamburan yang berlokasi di JL. AIPDA KS Tubun No. 19 Petamburan Jakarta Pusat ini memiliki konsep modern minimalis dan menyediakan 96 kamar dengan 5 jenis kamar yaitu Single, Superior, Deluxe, Super Deluxe, dan Executive Suite yang dilengkapi dengan TV LCD 32’, pengering rambut, power shower, Linen yang berkualitas, dan wifi di setiap kamar. Juga menyediakan fasilitas MICE dengan 3 Ruang Pertemuan yang dapat menampung peserta meeting dari 12 sampai 100 orang. Pada acara Grand Opening, pengguntingan pita oleh Linan Kurniahu - CEO Blue Sky Group, Jonny Wong – Director PT. Cahaya Bintang Fortuna, dan Suis Iswandi sebagai General Manager Blue Sky Hotel Petamburan Jakarta. “Dengan visi untuk menjadi hotel terbaik dengan makanan terbaik, serta personal service, maka kami optimistis akan dapat menarik minat pebisnis maupun traveler menginap di hotel kami,” ungkap Sinta Wong - Director of Finance dan Owner PT. Bintang Cahaya Fortuna selaku Owning Company Blue Sky Hotel Petamburan Jakarta.
18
LIONMAG AGUSTUS 2013
HAPA 2012-2014 UNTUK HOTEL BOROBUDUR JAKARTA Hotel Borobudur Jakarta baru saja menerima beberapa penghargaan dalam acara Hospitality Asia Platinum Award di Bali. Penghargaan tersebut adalah HAPA Hotel of The Year, HAPA Executive Chef of The Year, HAPA Gener Manager of The Year, dan HAPA Signature Stay Experience. Penghargaan dari HAPA ini diberikan untuk industry perhotelan di Asia. Dan seri 2012-2014 ini diberikan pada mereka yang unggul dalam pelayanan, produk, kepemimpinan dan inovasi. “Penghargaan ini adalah cerminan sejati dedikasi dan komitmen dari setiap bagian Hotel Borobudur Jakarta. Mereka adalah bukti hidup bahwa dengan komitmen dan semangat tim, dapat mencapai keberhasilan tertinggi, dan atas nama tim Hotel Borobudur Jakarta, dengan segala hormat saya terima penghargaan ini, “ kata Poul E Bitsch, General Manager hotel.
nOw OpEn an “IndOnESIan HOME” In JakaRTa’S SOUTHERn nEIgHbOUR
Stay 2 nightS and get free KgVC SiP*
* Term and condition apply
depok, the once autonomous town located immediately to the south of Jakarta, has a long and colourful history. Once home to dutch traders and missionaries, today the city is in the throes of rapid development. Thriving trade and commerce, as well as a jump in the number of service-sector industries such as restaurants, malls, and factories, make depok an important and bustling metropolis. The three-star, 122-room Hotel Santika depok is strategically located close to dmall, apartement Margonda Residence III and easy access to Toll Jagorawi as well as Indonesia’s leading university, Universitas Indonesia. Experience the art of Indonesian hospitality, the hallmark of every Hotel Santika hotel, and discover just what makes every one of our hotels a “home from home”.
SerViCeS and amenitieS • 122 rooms and suites • Restaurant and Lobby Lounge • Meeting rooms • Fitness Centre and Swimming Pool • Free Wi-Fi, LCD TV, coffee/tea maker, minibar and safe deposit box in every room • Major credit cards accepted
Jl. Margonda Raya Kav.88 Depok 16423 Ph: (62-21) 7721 9291, Fax: (62-21) 7721 9290 E-mail: depok@santika.com | www.santika.com
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
19
NEWS AROUND GIANT PIZZA MERAH PUTIH, DIAMETER 7 METER Dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-68, Swiss-Belinn Panakkukang Makassar menyelenggarakan serangkaian acara yang mengikutsertakan karyawan dan warga sekitar hotel. Dimulai dengan upacara dan lomba-lomba tradisional, serta kegiatan CSR berupa pemeriksaan dan pembersihan karang gigi, puncak acara dimeriahkan dengan pembuatan Pizza Raksasa bertema “GIANT PIZZA MERAH PUTIH” yang berdiameter tujuh meter. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memperoleh Rekor Muri dengan Pizza terbesar.
MEMPERLUAS JARINGAN, MENDEKATKAN PELANGGAN Barang elektronik bisa dikatakan bukan barang mewah lagi. Mulai dari peralatan elektronik rumah tangga hingga perangkat mobile, seperti ponsel. Meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan elektronik salah satunya dipicu gencarnya produsen meluncurkan produk terbaru yang inovatif. Electronic Solution bersama Home Solution salah satu perusahaan modern retail elektronik, furnitur dan matras berusaha menjawab permintaan tersebut. Sampai saat ini jumlah store Electronic Solution-Home Solution di seluruh Indonesia telah mencapai 48 store yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Bahkan hingga akhir tahun 2013, ditargetkan memiliki total 55 store di seluruh Indonesia. Bertambahnya jaringan serta kelengkapan fasilitas ini menjadikan Electronic Solution sebagai supermarket elektronik terbesar yang berhasil meraih berbagai macam penghargaan. Antara lain, CORPORATE IMAGE 2013, SUPERBRANDS 2013, MASTER BRANDS 2013, hingga penghargaan terbaru TOP BRAND 2013 yang baru diterima bulan Juli lalu. Masyarakat tentu akan merasa lebih nyaman dan senang dengan bertambahnya store karena di samping lebih dekat dan mudah dijangkau, keberadaan store berhasil menjawab semua kebutuhan masyarakat akan barang elektronik dan barang keperluan rumah tangga lainnya.
20
LIONMAG AGUSTUS 2013
CPF1 Hadir di IIMS 2013 Indonesia International Motor Show (IIMS) tahun ini akan digelar pada 19 – 29 September 2013 di JI-EXPO Kemayoran , Jakarta. Kegiatan ini diikuti sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) Otomotif di tanah air, maupun produsen-produsen produk pendukung dan aksesoris otomotif. Tidak ketinggalan juga kaca film CPF1 akan ikut serta diajang ini, tepatnya di Semi Permanent Hall A1 stand booth SP 42, dengan menampilkan produkproduk unggulannya. Dengan mengedepankan mutu, harga yang kompetitif dan pelayanan yang konsisten kepada konsumen selama ini, kami yakin kehadiran stand CPF1 sangat dinantikan oleh para konsumen kaca film di IIMS tahun ini ujar Herrys Winata – Marketing Manger PT. Jaya Kreasi Indonesia.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
21
NEWS AROUND
PEMENANG LOMBA FOTO ‘’RAMADHAN PENUH BERKAH’’
(kiri) Meneropong Sujud di Serakan Sandal, Juara I Umum (atas) Ritual Malam Qunut di Bulan Ramadan, Juara I Mahasiswa (bawah) Menghadap-Mu, Juara I Jurnalistik
Pada Bulan Ramadhan 1434 H Tiga Sisi Entertainment menyelenggarakan ‘’Lomba Foto Ramadhan Penuh Berkah’’ berhadiah total Rp 145 juta. Lomba ini dibagi atas empat kategori dan tiga penghargaan khusus. Diikuti 500 peserta dari seluruh Indonesia, yang terdiri atas pelajar/mahasiswa (512 foto), jurnalis (700 foto), umum (1.288 foto), dan instagram (712 foto). Total foto terkumpul sebanyak 3.500 files. Penjurian dilakukan tanggal 16 Agustus 2013 dengan dewan juri yang diketuai Oscar Matuloh (Kurator GFJA ANTARA FOTO) beranggotakan Don Hasman (Traveling Photographer), Makhfudz Sappe (Editor in Chief LIONMAG), Kemal Jufri (Freelance Photographer), dan Yusuf Ahmad (Jurnalis Foto Kantor Berita REUTERS). Para pemenang lomba diumumkan pada malam penganugerahan di Lapangan Karebosi, Makassar, Senin (19/8) malam. Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin menyerahkan penghargaan dan, dalam kesempatan tersebut, turut dipamerkan 100 foto terbaik. Berikut daftar pemenangnya:
22
LIONMAG AGUSTUS 2013
KATEGORI UMUM Juara I: Ari Hanggara, Makassar, Sulawesi Selatan (Meneropong Sujud di Serakan Sandal) Juara II: Muh Islam Alwi, DKI Jakarta (Sahur di Tepi Jalan) Juara III: I Made Arya Dwita Dedok, Magelang, Jawa Tengah (Borong Ketupat Ramadan) Juara Favorit: Hasan Tribuana, Palembang, Sumatera Selatan (Membaca Alquran Al Akbar) KATEGORI JURNALISTIK Juara I: Roni Bintang (REUTERS), Medan, Sumut (Menghadap-Mu) Juara II: Aziz Indra (SINDO), DKI Jakarta (Perjuangan Menuju Kampung Halaman) Juara III: Zabur Karuru (ANTARA), DKI Jakarta (Tarawih Jembatan Layang) Juara Favorit: Nyoman Budhiana (ANTARA), Denpasar, Bali (Jelang Puasa) KATEGORI PELAJAR/MAHASISWA Juara I: La Ode MZ Sakti (Univ Hasanuddin), Bau Bau, Sulawesi Tenggara (Ritual Malam Qunut di Bulan Ramadan) Juara II: Mohdor Ghofur Eka F (Univ Brawijaya), Tuban, Jawa Timur (Berbagi Bubur) Juara III: Ismail (Univ Muhammadiyah Makassar), Maros, Sulsel (Berbuka Puasa) Juara Favorit: Amrin Mahdun (Univ Hasanuddin), Maros, Sulsel (Sejak Dini) KATEGORI INSTAGRAM Juara I: Erwin Gunadi, Makassar, Sulawesi Selatan (Indahnya Berbagi) Juara II: Nurul Hidayat, DKI Jakarta (Porter Raup Rezeki) Juara III: Muhammad Qadafi, Makassar, Sulsel (Masjid Terapung Palu) PENGHARGAAN KHUSUS Foto Arsitektur Terbaik: Hamdan Hari, Makassar, Sulawesi Selatan Foto People Terbaik: Sahrul Manda Tikupadang, Makassar, Sulawesi Selatan Foto Best of The Best: Ari Hanggara, Makassar, Sulawesi Selatan
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
23
LEISURE
‘See Bali Differently’ from Jim’bar’N Berada di puncak bukit Jimbaran dengan pemandangan indah teluk Jimbaran dan Bali Utara membuat HARRIS Hotel Bukit Jimbaran menjadi hotel tertinggi di pulau Bali. Hotel ini menawarkan spot yang luar biasa yang berada di area rooftop dimana terdapat lounge dan bar yang inovatif serta deretan menu kuliner yang lezat yang semua itu terbalut dalam infrastruktur yang sangat menggoda. Akan menjadi momen yang mengesankan berada di bar ini sambil menikmati berbagai pilihan wine, cocktail dan signature dishes diantara rona jingga matahari senja.
KITCHENETTE Welcome home Salah satu resto dari Ismaya Group ini menyapa Anda di level 1 Beachwalk Bali. Hadir dengan interior dan eksterior yang menawan, seperti pada bagian outdoor memiliki sofa bed yang dapat membuat Anda merasa seakan-akan bersantai di sebuah beach club. Ketika masuk ke sisi dalam resto maka semua akan berubah, tata dekorasi dapur besar dan berbagai ornamen menjadikan Anda nyaman untuk berlama-lama, ya seperti di rumah sendiri. Bagi pecinta crepes dan galettes, Kitchenette memang surganya. Terdapat 14 menu crepes dan 14 menu galettes, uniknya mereka menggunakan nama-nama kebanyakan orang Perancis untuk nama menu tersebut. Ambil contoh galettes, dapat dikatakan semacam crepes yang terbuat dari tepung buckwheat dan merupakan hidangan khas Perancis. Galettes bukan jenis makanan manis, jenis ini asin dan gurih karena mengandung olahan daging, keju, sayuran dan lainnya. Nah, untuk minuman favorit jatuh kepada aneka elixir yang merupakan perpaduan buah, agak asam tetapi tetap ada manisnya. Elixir sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu ada yang langsung di blended, mengandung soda dan juga liquor. Jadi tunggu apalagi, silahkan datang dan tentukan pilihan Anda.
24
LIONMAG AGUSTUS 2013
Jim’bar’N resmi dibuka Juli lalu dalam sebuah pesta yang meriah. Menampilkan SukaMu (Bali) dan DJ Zig Zach (Singapura) serta para tamu undangan dapat menikmati Plaga Wine dan Canapes. Jim’bar’N terbagi menjadi dua area yaitu area makan dan lounge dimana semua dilayani dalam keramahan tim HARRIS Bukit Jimbaran. Tempat ini sangat cocok untuk event perusahaan, pesta, peragaan busana hingga untuk keperluan photo shooting. Dan bagi Anda yang mencari tempat untuk acara pernikahan Roof Top wedding chapel menjadi pilihan tepat. Dari tempat ini bisa dilihat pemandangan 360 derajat ke seluruh pulau Bali. Hal ini akan menjadi pengalaman pernikahan yang luar biasa.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
25
WISDOM IN THE AIR
9 Jenis Emosi dalam Pengambilan Keputusan OLEH: Jemy V. Confido
Pernahkah Anda mengalami kesulitan pada saat hendak memutuskan sesuatu? Di satu sisi Anda tahu keputusan apa yang seharusnya Anda ambil namun di sisi lain ada suatu perasaan dan keinginan kuat yang mendorong Anda untuk mengambil keputusan lain yang sama sekali bertentangan. Mungkin sebagian dari Anda, pada situasi tersebut, memilih untuk menggabungkan dua keputusan menjadi satu dan hasilnya ternyata tidak optimal atau bahkan malah gagal sama sekali. Meskipun banyak metoda ilmiah dan praktis bisa digunakan dalam mengambil keputusan seperti penyusunan skala prioritas dan pembobotan, namun tak bisa dipungkiri bahwa yang namanya pengambilan keputusan tidak bisa lepas dari faktor emosi. Pertanyaannya adalah bagaimana kita mengendalikan dan menggunakan emosi kita pada saat-saat kritis yang bisa berdampak terhadap kelangsungan hidup kita, perusahaan, masyarakat sekitar atau bahkan negara? Ilmu yang bermanfaat bisa datang dari mana saja. Begitu pula dengan apa yang saya alami. Suatu ketika saya mendapatkan satu pembelajaran yang sangat berharga terkait dengan emosi dalam pengambilan keputusan dari rekan dan
26
LIONMAG AGUSTUS 2013
sekaligus mentor saya yaitu Bapak Agus Riyanto. Beliau menjelaskan ada sembilan jenis emosi yang biasanya menjadi landasan bagi manusia dalam mengambil suatu tindakan tertentu. Kesembilan jenis emosi tersebut adalah sebagai berikut: •• Apathy (ketidakpedulian). Sikap dan tindakan yang dilakukan didasari rasa ketidakpedulian sehingga segala sesuatu dikerjakan secara asal-asalan. Hasilnya pun tentu saja asal jadi. Dalam pengambilan keputusan, sikap apathy mendorong seseorang untuk tidak memutuskan apa-apa atau tidak berbuat apa-apa. •• Grief (kesedihan). Perasaan kehilangan atau kekecewaan karena tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkan telah menjadi pemicu dari sikap, tindakan atau keputusan yang diambil. Dalam situasi ini maka hasrat untuk membangun atau mencapai sesuatu yang baik telah memudar sehingga seseorang gagal mencapai potensi terbaiknya. •• Fear (ketakutan). Di tengah tekanan yang berat seperti misalnya karena batas waktu atau ketiadaan sumber daya, seseorang bisa mengalami rasa takut yang bisa dimanifestasikan dalam bentuk kepanikan. Kekhawatiran yang berlebihan karena menghadapi sesuatu yang belum pernah dihadapi juga bisa menjadi pemicu ketakutan. Dalam situasi seperti ini maka seseorang tidak bisa berpikir dengan jernih dan bersikap tenang sehingga lalai dalam mempertimbangkan semua kemungkinan yang ada. •• Lust (keserakahan). Rasa ingin memiliki atau menguasai sesuatu secara berlebihan bisa jadi merupakan wujud keserakahan. Dalam dorongan emosi seperti itu maka seseorang bisa kehilangan kendali atas logikanya sehingga kurang teliti dalam melakukan perhitungan dan pertimbangan untuk membuat keputusan yang bisa berakibat fatal terhadap dirinya, keluarganya atau organisasi/institusi yang dipimpinnya. •• Anger (kemarahan). Keinginan yang kuat untuk melampiaskan amarah baik terhadap sesuatu atau seseorang bisa berujung pada tindakan yang berpotensi merusak atau menyakiti. Tentu saja seseorang yang mengambil keputusan dengan dasar amarah akan tertutup pikiran dan hatinya dari berbagai pertimbangan yang sehat dan tujuan yang baik. Dalam keadaan seperti ini, biasanya keputusan yang dibuat tidak membawa perbaikan yang diharapkan tetapi justru malah memperparah keadaan. •• Pride (kesombongan). Dengan alasan harga diri dan keinginan membuktikan kemampuan yang dimilikinya, seseorang bisa terjebak dalam emosi kesombongan pada saat membuat suatu keputusan. Dalam situasi ini, maka seorang pengambil keputusan bisa jadi melakukan tindakan
ibishotel.com | accorhotels.com
from IDR
458.000
nett including Breakfast & Wi-Fi
NOW OPEN in JAKARTA SENEN Located just 5 minutes drive from Senen Railway Station and 10 minutes drive from Gambir Train Station and the Monas National Monument. Ibis Jakarta Senen has 155 rooms and surrounded by shops, banks, offices and medium-sized businesses. TASTE Restaurant and lobby bar is the perfect place for relaxing, whether for business or leisure travelers. In addition, the hotel has four modern Hi-Tech meeting rooms. ibis Jakarta Senen: Jl. Kramat Raya No.100 - Jakarta Pusat 10420 - Indonesia T: +62 (21) 319 200 33 F: +62 (21) 319 332 75 E: reservation@ibis-jakarta-senen.com Web: www.ibis-jakarta-senen.com
BRAND NEW IBIS, BRAND NEW COMFORT.
Jakarta - Bandung - Semarang - Solo - Surabaya - Yogyakarta - Pekanbaru - Balikpapan - Bali INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
JOIN OUR GLOBAL LOYALTY PROGRAM AT ACCORHOTELS.COM
27
yang tidak efisien seperti penggunaan sumber daya secara berlebihan atau bahkan melakukan tindakan yang tidak berguna sama sekali hanya karena ingin memamerkan kemampuan yang dimilikinya. •• Courageous (keberanian). Keinginan yang kuat untuk mempertahankan atau menyelamatkan sesuatu bisa mendorong keberanian seseorang yang berujung pada kegigihan yang tiada bandingannya. Dasar keputusan yang dibuat adalah keberanian untuk menghadapi bahaya yang mengancam. Karena itu biasanya sang pengambil keputusan akan lebih hati-hati dalam memperhitungkan segala sesuatunya sehingga keputusan yang dibuat berpotensi untuk menghasilkan sesuatu yang baik. •• Acceptance (penerimaan). Sikap yang siap menerima segala kemungkinan yang terjadi biasanya muncul setelah usaha terbaik dilakukan. Inilah bedanya antara acceptance dengan apathy. Pada situasi dimana emosi untuk menerima (acceptance) telah terbentuk, biasanya emosi-emosi lainnya seperti kesedihan, ketakutan, keserakahan, kesombongan, dan kemarahan mulai mereda atau bahkan hilang sama sekali. Karena itu, sang pengambil keputusan akan lebih jernih berpikir dan bersikap lebih tenang sehingga bisa melihat peluang-peluang yang sebelumnya tidak diperhitungkan. Karena itu, keputusan yang dibuat dengan dasar acceptance biasanya akan berujung pada sesuatu yang baik. •• Peace (kedamaian). Keinginan untuk menciptakan atau mencapai kedamaian merupakan emosi yang sangat baik karena biasanya emosi yang satu ini tidak mengandung kepentingan pribadi tetapi lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Dengan landasan emosi yang demikian, maka seorang pengambil keputusan akan bersikap sangat arif dan obyektif sehingga mampu menggali semua kemungkinan terbaik yang bisa dilakukan. Hasilnya, tentu saja keputusan yang berbuah manis bagi dirinya dan orang lain. Para pembaca tentu bisa segera menyimpulkan bahwa enam emosi yang pertama merupakan emosi yang negatif atau jenis emosi yang sebaiknya dihindari pada saat membuat keputusan apalagi keputusan yang sangat penting dan berdampak luas. Kisah Hitler pada saat menyerbu Soviet merupakan sebuah contoh yang sangat baik dalam menjelaskan pengaruh emosi negatif. Kekuatan dan kelebihan Jerman seperti kecerdasan strategi para jendralnya, keahlian dan pengalaman para prajuritnya, serta ketangguhan dan kecanggihan peralatan perangnya menjadi tidak berarti karena terkubur di bawah ketakutan, keserakahan, kesombongan dan kemarahan sang diktator. Akibatnya, Hitler luput memperhitungkan kecukupan jumlah tentara, perlengkapan,
28
LIONMAG AGUSTUS 2013
amunisi dan suplai makanan mengingat luasnya wilayah Soviet. Hitler juga tidak menghiraukan saran-saran dari para jendralnya. Bahkan, ia terlalu meremehkan jumlah pasukan dan kecepatan produksi senjata yang bisa dihasilkan Stalin. Dan, yang terpenting, Hitler alpa memperhitungkan semangat juang tentara merah yang pantang menyerah. Emosi negatif yang begitu mendominasi sang fuhrer menyebabkan ia melakukan keputusan-keputusan bodoh seperti tidak membekali pasukannya dengan baju hangat yang tebal untuk menghadapi musim dingin di Rusia yang terkenal ganas karena Hitler memperkirakan Jerman sudah bisa menundukan Soviet dalam waktu enam bulan saja sebelum musim dingin tiba. Ternyata perang tersebut membutuhkan waktu bertahuntahun. Jerman akhirnya terseret ke dalam pertempuran gerilya di dalam kota dan peperangan melawan cuaca, lapar dan keputusasaan. Bahkan di tengah kepanikannya, Hitler berkali-kali membuat blunder dengan merelokasi pasukan dan peralatan perangnya pada saat dan untuk tujuan yang tidak tepat. Hasil akhirnya, kita sama-sama tahu. Penyerangan Jerman ke Rusia menjadi titik balik kekalahan Jerman di Eropa dan kekalahan poros Jerman, Jepang, dan Italia dalam perang dunia ke-2. Tiga emosi yang terakhir merupakan emosi positif yang memberikan kita kekuatan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bila kita menggunakan emosi positif, maka kita akan mendapatkan bantuan atau pertolongan dari “tangan yang tidak terlihat”. Pertanyaannya adalah bagaimana kita menjaga emosi kita agar selalu menggunakan ke-tiga emosi positif tersebut dalam membuat keputusan? Sebagian dari jawaban itu terletak pada kepekaan kita untuk selalu bertanya kepada diri kita sendiri apakah kita melakukan sesuatu karena emosi positif atau negatif? Seperti misalnya keputusan kita untuk menerima suatu jabatan tertentu, apakah karena keinginan kita untuk membawa perbaikan (peace) ataukah keinginan untuk menunjukkan kemampuan kita (pride)? Atau malah keinginan kita untuk mendapatkan materi yang lebih banyak (lust)? Bila kita sudah memiliki kepekaan untuk selalu menguji emosi kita, maka sisa jawabannya akan ditemukan seiring waktu. Karena emosi kita sesungguhnya bisa berubah dari waktu ke waktu. Manusia tidak sempurna. Tetapi bisa selalu menjadi lebih baik. Karena itu, penting bagi kita untuk tidak cepat merasa puas karena kita sudah mendasari suatu keputusan dengan emosi yang positif. Ingat, suatu keputusan yang diawali dengan courageous bisa berubah menjadi pride bila kita tidak hati-hati menjaganya. Selamat membuat keputusan! Special Thanks to: Agus Riyanto www.jemyconfido.com
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
29
TRAVELING MAHAMERU
di
30
LIONMAG AGUSTUS 2013
Menggapai Asa
Puncak Raksasa TEKS & FOTO: Bayu Adi Persada
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
31
Jarum jam menunjukkan pukul 24.00 WIB. Oksigen tipis dan suhu dingin di Kalimati yang mendekati 0 derajat Celsius membuat para pendaki tidak terlalu lelap tidur. Namun mereka sudah harus melepas kehangatan dalam tas tidur demi tantangan terberat dalam perjalanan panjang: menjejak tanah lapang berbatu berselimut pasir tebal di ujung awan. Menapak Mahameru, puncak sang raksasa. 32
LIONMAG AGUSTUS 2013
S
aya sudah mengenakan jaket terluar. ‘’Tiga lapis cukup,’’ pikir saya dalam hati meyakinkan diri setelah selembar kaus agak tebal yang dibalut sweater dan jaket antiair membungkus tubuh. Jauh-jauh hari saya memang sudah mempersiapkan diri menghadapi perjalanan ini. Demi menjejaki trek yang amat sulit, saya juga harus berolahraga rutin dan menjaga jenis dan pola makan. Semuanya saya tuntaskan dua minggu sebelum hari pendakian. Pakaian berlapis menjadi tameng wajib bagi siapa pun yang hendak menaklukkan puncak Semeru. Tak cukup dua. Minimal tiga lapis, bahkan lebih. Sarung tangan, kupluk yang menutup kepala-telinga, kaus kaki tebal, tongkat, serta masker harus disiapkan untuk menghadapi dinginnya malam, panjangnya trek
pendakian, dan curamnya tanjakan berpasir menuju puncak. Bagi saya yang bukan hobi mendaki, perjalanan ini bisa jadi sebuah ‘’kesalahan besar’’. Saya tak punya banyak pengalaman mendaki. Kalaupun ada, itu pun sudah lama dan kelas gunungnya tidak sebanding. Saya pikir mendaki Kelimutu tidak ada apaapanya dibandingkan menapaki Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa. Walaupun dengan sekelumit keraguan, saya bertekad menaklukkan ketakutan ini. Tak perlu target. Terpenting saya harus selalu berusaha sadar batas kemampuan diri. Seiring para pendaki lain semakin selesai bersiap memulai perjalanan, saya semakin sadar fisik saja tidak cukup. Keteguhan hati dan kepercayaan diri juga memegang peranan penting. Seusai berdoa,
saya dan kelompok beranggotakan delapan orang berkumpul mendengarkan penjelasan singkat pemandu. Dua orang pemandu akan menuntun dan mengarahkan kelompok kami agar sebanyak mungkin anggota bisa mencapai Mahameru. Saya amat menikmati awalawal perjalanan dari Kalimati, perkemahan terdekat sebelum naik ke Mahameru. Saya menyusuri jalan setapak dipayungi ribuan bintang di langit, diselimuti balutan pakaian luar yang semakin menghangatkan meskipun ujung-ujung jari jemari masih merasakan hawa amat dingin. Kami bercengkerama seraya saling menjaga semangat dan keselamatan antaranggota kelompok. Keselamatan selalu jadi hal utama. Kami tak mau salah satu di antara kami celaka di perjalanan seperti beberapa cerita pilu yang pernah terjadi.
Dari Kalimati saya hanya menggendong tas kecil. Namun perjalanan mulai agak berat ketika kami sudah memasuki hutan lebat. Keringat seperti tak bisa keluar karena dinginnya udara, tetapi tekanan di otot-otot betis dan paha sudah mulai sangat terasa. Banyak tanjakan tetap saja cukup sulit dilewati. Saya terheran-heran saat harus berhenti karena jalur pendakian dipenuhi para pendaki. Kami harus menunggu giliran melewati jalan setapak dengan lebar cukup hanya untuk satu orang itu. Di jalur ini pendaki tidak boleh hilang konsentrasi karena jurang di sisi kanan-kiri bisa menjadi tempat pemberhentian terakhir. Saya cukup terharu saat menatap nisan para pendaki yang gugur dalam pendakian sulit ini di tepian jalan. Belum juga hilang keheranan
saya menatap ribuan orang mendaki Semeru di pagi buta itu. Cahaya senter mereka membentuk jajaran panjang sorot lampu layaknya kemacetan parah di jalanan Jakarta saat jam pulang kantor. Kami pun mesti menunggu hampir satu jam sebelum sampai di dasar lereng curam penuh pasir dan batu menuju Mahameru.
Baru Memulai Perjalanan Sebenarnya Sampai di dasar lereng sekitar pukul setengah tiga dini hari mulai membuat saya cukup yakin bisa sampai di Mahameru tepat waktu untuk menyaksikan matahari terbit dari titik tertinggi di Pulau Jawa. Perlahan-lahan saya mulai melangkahi lautan pasir itu. Rasanya berat sekali. Kiranya benar kata orang-orang kepada kami sebelum mendaki, dari dua
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
33
34
LIONMAG AGUSTUS 2013
langkah naik pasti dipaksa turun selangkah. ‘’Seperti jalur penebusan dosa saja, ya?’’ kelakar saya kepada seorang teman saat menaiki lereng berpasir dan berbatu itu. Ungkapan saya itu langsung disambut gelak tawanya seraya mengiyakan. Melihat perjuangan para pendaki lain membuat saya tetap bersemangat. Entah apa yang mereka cari dari pendakian ini. Namun kami yakin memiliki tujuan yang sama, menaklukkan Mahameru. Berkali-kali saya terduduk, kadang terbaring, untuk mengumpulkan sisa-sisa tenaga serta keyakinan yang mulai luntur seiring mendekatnya waktu matahari terbit. Saya masih sangat jauh dari puncak. Mungkin, pikir saya, film 5 cm tentang Semeru membuat jumlah pendaki pada hari libur panjang kali ini membeludak. Padahal sebenarnya jumlah pendaki mesti dibatasi. The more, the merrier pun serasa menjadi sebuah frasa yang cocok untuk menggambarkan suasana yang ada. Walaupun belum menonton film itu dan membaca novelnya, saya akhirnya mengerti maksud judul 5 cm tersebut. Dari tempat saya berdiri, puncak terlihat amat dekat. Namun kala ditapaki selangkah demi selangkah, perjalanan ini seakan tiada akhir. Sekuat apa pun melangkah, pasti akan selalu tergerus ke bawah. Lagi-lagi keyakinan diri serasa keras-keras membentur tembok. Bagaimanapun, tujuan diri belum hilang. Meski terseok-seok, sedikit demi sedikit saya terus memaksakan diri. Air minum di botol satu setengah liter sudah hampir habis. Cokelat dan gula jawa pun tersisa beberapa gigit. Perjalanan masih jauh dan saya merasa enggan terus menatap puncak. Rasakan saja yang
sedang dijalani kini sampai benarbenar mencapai batas diri. Saya menikmati matahari terbit di tengah perjalanan. Meski tidak berada di puncak, perasaan melihat munculnya surya di tengah lereng Semeru memberikan kebanggaan tersendiri. Saya bangga menjadi bagian dari para pendaki pemberani ini. Masih terengah-engah, saya bertemu seorang pendaki yang baru turun dari Mahameru. ‘’Mas, ayo semangat. Tinggal sedikit lagi,” tuturnya. Sebuah perkataan yang cukup melegakan sejauh ini. Semangat saya terpacu lagi, seperti mendapatkan tambahan bahan bakar untuk terus merongrong kejamnya lereng. Tak terasa saya teguk air terakhir di botol. Ah, tidak. Masih ada perjalanan turun, namun sudah tidak ada lagi air tersisa. Tidak begitu saja menyerah, saya kembali melanjutkan perjalanan. Di seperempat jarak menuju puncak, ada pendaki ramah yang menawarkan dua teguk air miliknya. Air di botol miliknya juga tinggal sedikit. Itu pun bercampur butirbutir pasir. Tapi dua teguk air itu amat berharga buat saya. Saya pun tak enak hati dan memberinya dua butir gula jawa. Begitulah kami para pendaki. Biarpun tak saling mengenal, identitas kami dipersatukan sebagai pendaki Semeru. Saya rasa itulah yang membuat kami mudah untuk saling berbagi dan menyemangati. Saya sudah jauh terpisah dengan kelompok yang masih jauh tertinggal di bawah. Tinggal sedikit lagi. Orang-orang di puncak sudah jelas terlihat. Saya semakin dekat dengan akhir perjalanan. Saya duduk di sebuah batu besar sambil memandangi Mahameru. Jarum jam menunjuk pukul 08.00 pagi.
Menurut para pendaki yang baru turun, Mahameru harus kosong pada pukul 10.00 karena kepulan asap yang berbahaya mulai aktif keluar. Mengumpulkan sisa-sisa tenaga, saya terus berusaha naik sembari merangkak. Dengan bantuan tangan, saya mampu menahan tubuh agar tidak turun lagi. Debu berpasir sudah mulai ganas menyerang pernapasan. Masker tidak begitu banyak membantu. Kondisi ini diperparah suhu yang sudah agak panas karena sinar matahari tak lagi tersamar kabut dan awan. Pada saat genting itu, seorang pendaki di atas sebuah batu mengulurkan tangannya, “Pegang tangan saya, Mas. Ayo, tinggal sedikit lagi sampai.” Menengadahkan wajah, saya melihat lagi harapan menuntaskan misi ini. Saya lekas menggenggam tangannya dan ia dengan cepat menarik tubuh saya agar sampai di atas batu tempatnya berpijak. Belum sampai juga. Namun jarak mencapai puncak tidak lebih dari 50 meter lagi. Melanjutkan perjalanan yang sedikit tersisa, potongan cokelat kecil menjadi tambahan tenaga terakhir. Langkah demi langkah terakhir terasa tak seberat sebelumnya. Saya sudah melihat titik akhir. Makin lama, ujung itu makin jelas. Banyak pendaki yang terlebih dulu sampai menyemangati kami yang masih mengais pasir. Ketika saya sampai di kelokan terakhir, keyakinan saya memberi tenaga baru. Saya mempercepat langkah dan mulai melihat sosok bendera kebanggaan republik ini di kejauhan. Satu, dua, tiga langkah, dan akhirnya saya sampai juga di ujung tanah lapang ini. Puji syukur tak terhingga kepada Tuhan Semesta Alam. Saya tak mampu menahan haru. Sambil berjalan gontai menuju pusat
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
35
keramaian dekat bendera, dalam hati saya menangis bahagia. Air mata tak keluar karena rasa bangga sudah mengambil alih. Memang hanya hamparan pasir berbatu sepanjang mata memandang. Namun papan petunjuk bertulisan ‘’MAHAMERU 3676 M DPL’’ menceritakan semuanya. Di pikiran yang sedang mengawang entah ke mana, terlintas perjuangan sedari tadi. Sembilan jam perjuangan dari Kalimati dan berakhir di sebuah papan kecil yang sudah berkarat, namun begitu berarti bagi semua pendaki. Luas Mahameru mungkin tidak ada setengah lapangan bola. Tetapi
36
LIONMAG AGUSTUS 2013
di sinilah kepuasan besar berada bagi mereka yang tak lelah berjuang. Tak terlihat raut wajah sedih. Meski lelah menempel jelas pada butir-butir keringat, kebanggaan ini memang sungguh layak diperjuangkan.
Mensyukuri Kuasa Tuhan Semesta Alam Kabut tebal masih menyelimuti Ranu Kumbolo. Pukul 05.00 WIB, namun dari celah kecil di kemah kami hawa dingin tetap menyeruak masuk. Tidak terbayangkan dingin air ketika itu. Saya pun memutuskan ber-tayamum sebagai pengganti berwudhu, lantas menjalankan
kewajiban shalat subuh berjamaah bersama dua teman di dalam kemah. Pada akhir shalat, saya masih tidak percaya telah melewati perjalanan teramat sulit sehari sebelumnya. Jika dipikirkan, pendakian itu tidak hanya sulit, melainkan juga mengancam jiwa. Saya sudah kehabisan air minum dan perbekalan sejak di puncak, lantas turun kembali ke Kalimati. Di perjalanan turun, saya terjatuh hingga engkel terkilir. Berjalan tertatih menuruni lereng gunung selama dua jam dengan tenaga yang hampir tiada sepertinya mustahil, tetapi saya membuktikan diri mampu melewatinya. Kuasa Tuhan juga yang mengizinkan saya mengalami dan menyelesaikan perjalanan sulit ini. Lantunan syukur dalam doa sudah seharusnya muncul dari mereka yang tuntas menyelesaikan misi masingmasing di Semeru. Sinar matahari mulai menghangatkan lokasi perkemahan di sekitar danau. Ditemani segelas teh hangat dan beberapa potong biskuit, saya berjalan perlahan mendekati danau. Sampai di tepian, saya berhenti sejenak. Menyeruput teh yang manisnya menghilangkan dahaga dan hangatnya melegakan hawa dingin. Di tepian Ranu Kumbolo, saya tersenyum sendiri membayangkan keseluruhan perjalanan dari awal. Saya sadar betul keyakinan diri dan keteguhan hati telah membawa saya sampai ke ujung awan. Seketika perasaan bangga itu muncul lagi. Kebanggaan akan keberhasilan menaklukkan keraguan dan membuat batas-batas baru dalam diri. Bagi saya, itu adalah sebuah keberhasilan besar. Keberhasilan menggapai asa di puncak sang raksasa.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
37
TRAVELING BALI BANDA
Danau Batur Riwayatmu Kini
Sejak dulu Danau Batur menjadi salah satu tujuan wisata utama di Bali. Dengan panorama berlatar belakang Gunung Batur yang begitu memesona, sayang sekali hingga kini sebagian besar pengunjung menikmati dan memotretnya hanya dari posisi tepi jalan utama menuju Kintamani, Kabupaten Bangli. Jarang yang menjelajahi tepian sekeliling danau yang sesungguhnya sangat fotojenik dan layak dinikmati dari dekat. Teks & Foto: Paul Zacharia
38
LIONMAG AGUSTUS 2013
Danau Batur adalah bagian dari kaldera Gunung Batur yang berukuran 13 km x 10 km INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
39
(atas) Desa Trunyan tampak di sisi kanan dan merupakan ujung jalan yang berakhir disana (hal. kanan atas) Keramba penangkap ikan, sumber penghasilan penduduk setempat, banyak didapati di dekat pesisir (hal kanan bawah) Penduduk setempat bepergian dengan sampan-sampan kecil
40
LIONMAG AGUSTUS 2013
D
anau Batur merupakan bagian dari kaldera Gunung Batur. Dengan ukuran 13,8 km x 10 km, kaldera itu pun dinobatkan sebagai salah satu kaldera terbesar di dunia. Dalam kaldera gunung raksasa itu terciptalah Danau Batur yang berbentuk bulan sabit di sisi tenggara. Danau ini memiliki panjang 7,5 km, lebar 2,5 km, keliling sekitar 22 km, serta luas sekitar 16 km persegi. Letusan Gunung Batur, yang membentuk kaldera dan danau itu, terjadi sejak 1804 dan yang terakhir pada 2000. Danau Batur memiliki pesona yang tidak kalah dengan Danau Toba di Sumatera, namun
tak terlalu populer jika ditinjau dari banyaknya sarana penunjang wisata di sekitarnya. Di sisi timur dari pesisir Danau Batur terdapat Desa Trunyan yang sangat terkenal. Di desa ini bermukim penganut Hindu Bali Aga yang dianggap sebagai potret Bali purba. Adat di Desa Trunyan merupakan kepercayaan warisan Kerajaan Majapahit. Di sisi utara Trunyan terdapat kuban (makam desa) yang tidak dapat dijangkau lewat darat, hanya melalui danau. Setelah upacara kematian, di makam tersebut jenazah tidak dikubur atau dibakar, tetapi hanya diletakkan di bawah pohon Taru Menyan. Kita bisa menemukan banyak tengkorak dan tulang belulang, bahkan mayat yang masih baru. Untuk
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
41
menutupinya, dibuatlah penaung berbentuk semacam kubah dari kerangka bambu. Danau Batur masih kurang dinikmati secara optimal karena stigma yang pernah melekat pada Desa Trunyan (baca boks). Sampai sekarang hanya ada beberapa penginapan yang memadai dan cukup menarik untuk ditinggali. Selain itu, hanya ada dua desa –Toya Bungkah dan Kedisan— meski di desa terakhir itu menyediakan penginapan yang cukup bisa direkomendasikan. Walaupun Bali selalu dipenuhi wisatawan, kita jarang menjumpai turis domestik karena pariwisata
42
LIONMAG AGUSTUS 2013
tampaknya kurang berkembang di sini. Mungkin hanya turis manca negara yang lebih kerasan menikmati alam dengan menginap di tengah keindahan alami ini. Mereka lebih siap tinggal di lokasi sederhana demi berdialog dengan keheningan. Padahal seluruh kaldera Gunung Batur telah dinobatkan oleh UNESCO sebagai anggota ‘’Global Geopark Network’’ pada 20 September 2012. Mungkin penobatan tersebut memicu perkembangan di kawasan ini. Tentu tanpa harus mengorbankan keasrian seperti yang telah terjadi di kawasankawasan lainnya di Bali.
Kawasan sepanjang jalan ke sisi timur danau dipenuhi kebunkebun yang subur
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
43
Menikmati Danau Batur Menuju Desa Trunyan, pada masa lalu kita harus menaiki perahu untuk menyeberangi danau. Banyak kasus pemerasan kepada para pengemudi sampan dan turis yang sangat merugikan reputasi desa ini. Kini semua itu sudah tidak ada lagi, terlebih setelah dibuatnya jalan raya di sisi kanan yang mengitari pesisir danau sehingga kita bisa dengan mudah bermobil menuju desa tersebut dalam tempo 45 menit. Dengan sendirinya pengguna perahu pun jauh menurun meskipun ke Trunyan menggunakan sarana transportasi air ini membutuhkan waktu hanya 15 menit. Bermobil ke Trunyan memang menuntut kehatihatian mengemudi karena harus melewati jalan agak sempit, berkelok, serta menanjak atau turun. Namun justru itu pula yang memberi kita kesempatan menikmati suasana Danau Batur yang fantastik dan sangat meneduhkan hati. Tentu perjalanan akan lebih nyaman pada pagi atau sore hari. Meskipun di sepanjang jalan itu pepohonan cukup rimbun, suasana terik di siang hari pasti bakal mengurangi keindahan danau.
(atas) Sepanjang pesisir danau dilatarbelakangi tebing gunung yang curam seperti pagar (bawah) Sisi timur Danau Batur berbeda dengan sisi barat, yaitu tidak banyak terganggu oleh bangunan
44
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
45
TRAVELING AMPANA-TOGEAN
Kadidiri Wakai
TOGEAN
AMPANA
Ampana-Togian Oleh: R. Heru Hendarto
Menikmati sunset yang elok di Kadidiri
46
LIONMAG AGUSTUS 2013
S
ekitar 200 penumpang telah memenuhi KM Duta Samudera. Mereka menempati dipan-dipan bertingkat di dek. Sebagian besar dipan dilengkapi kasur busa plastik tipis untuk tempat berbaring. Namun penumpang sepertinya malah lebih suka menggunakan sarung sebagai alas. Pagi itu saya datang pukul 10.30. Sama sekali tidak ada tempat tersisa. Saya pun hanya bisa naik ke dek dua, lantas merebahkan badan di buritan kapal dekat tangga naik di atas ruang mesin. Di sini ternyata saya tidak sendirian. Sekitar 10 pelancong dari berbagai negara bernasib serupa, terdesak di belakang bersama tas-tas rucksack kami yang
segede gaban. Saya sendiri tidak masalah karena perjalanan ini toh berlangsung hanya lima jam. Begitu pun mereka. Alhasil, kami yang senasib pun berbagi tempat duduk. Belgia, Spanyol, Belanda, serta Prancis adalah negara-negara asal para turis asing itu. Saya pun berkenalan dengan beberapa di antara mereka, termasuk Raul yang santun khas Mediterania. ‘’Well, I’m a teacher and every holiday I go abroad. This time Indonesia, India a year before,’’ tuturnya. Wah, enak banget kayaknya ya, jadi guru di luar negeri ternyata bisa travelling ke berbagai negara di dunia dengan biaya sendiri. Pikir saya, kapan guru-guru Indonesia bisa melakukan hal serupa. Saya
pun berbasa-basi sejenak sambil kaget, juga takjub. Saya yang setinggi 1,8 meter ternyata tidak ada apa-apanya dibandingkan Raul yang lebih tinggi dan kekar. Tapi kali ini saya bersyukur kalah tinggi mengetahui langit-langit atas saya dihiasi paku-paku runcing yang bermunculan menyeramkan. Jika tersenggol, oh pikir saya, lukanya tidak seberapa namun tetanusnya bisa sangat membahayakan. Tepat pukul 10.42, ketiga kapal berangkat hampir bersamaan dari Pelabuhan Ampana. Cuaca sangat cerah dan angin bertiup sedang menerpa kapal. Rasa kantuk tibatiba hilang ketika saya dikagetkan oleh pemandangan indah dalam perjalanan menuju Wakai.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
47
Pada beberapa tempat tersebar pulau-pulau kecil dengan pesisir berwarna hijau toska. Tampak pula deretan rumah kayu di kampungkampung nelayan pada sudutsudut pulau yang terlindung dari ombak. Sepertinya damai betul jika benar-benar bisa tinggal di kampung nelayan itu. Deburan ombak yang terempas indah di depan menjadi satu-satunya keramaian yang tersaji gratis. Tiba-tiba terdengar berisik dari ruangan bawah, seperti suara mesin yang jammed. Asap hitam mengepul keluar dari ruangan itu. Dua crew kapal yang sebelumnya tenang-tenang saja di atas, langsung membuang rokoknya dan berlari ke bawah. Saking kencangnya, tangga
48
LIONMAG AGUSTUS 2013
(kiri atas) Pemandangan pesisir Wakai yang elok (kiri bawah) Pengunjung bersiap-siap menuju penginapan dengan boat yang telah disediakan (tengah) Para penumpang bersiap menaiki kapal kayu menuju Wakai (kanan) Sepasang kaki penumpang yang beristirahat di pinggir lambung kapal
turun sepanjang 2 meter yang curam mereka lewati dengan sekali lompat. Mesin pun mati total, sementara penumpang menjadi gelisah karena kapal terombang-ambing angin timur dan mulai menjauhi Pulau Batudaka. Sinyal handphone lenyap sejak dua jam sebelumnya. Sedangkan dua kapal lain yang bersamaan meninggalkan pelabuhan sudah tidak tampak di muka. Tepat pukul 13.50, status kami pun berubah menjadi penumpang kapal hanyut. Kami dan para turis asing, yang nota bene pendatang. tidak lagi mampu menutupi kecemasan
yang tergurat di wajah. Penduduk lokal yang sehari-hari terbiasa menggunakan moda transportasi ini juga beberapa kali keras menghela napas dan bergumam kesal. Untunglah, mesin segera berputar kembali. Meski pelan, kapal pun meluncur menuju Wakai. Ternyata kerusakan tadi karena engine fanbelt yang putus. Perbaikan seadanya dilakukan, lalu mesin digeber pelan agar kerusakan tidak terulang. Mendekati ashar, kapal merapat di Wakai, ibu kota Kecamatan Unauna di Kabupaten Tojo Una-una, Provinsi Sulawesi Tengah. Kami
yang kebingungan karena belum melakukan reservasi sebelumnya lantas menaiki salah satu perahu milik resort yang memang tersedia di situ menunggu pelanggan. Dari tiga buah pengelola resort di Pulau Kadidiri, kami memilih Kadidiri Paradise karena berharap masih tersedia kamar. Liburan musim panas kali ini membuat tempat sekualitas surga ini disesaki pengunjung dari luar. Sebenarnya itu bukan masalah besar bagi saya. Jika penuh, saya masih bisa menginap di pantai saja ditemani bulan yang mulai merona penuh. Yang penting, ada tempat untuk MCK dan makan saja sudah lebih dari cukup. Raul dan Muhida yang berasal dari Prancis pun sependapat dengan saya. Mereka yang telah menempuh penerbangan beribu-ribu mil ke Jakarta, kemudian bersusah payah menuju kepulauan terpencil di Teluk Tomini ini, tentu tidak mau kembali begitu saja. Dari pembicaraan motorist pengendali perahu, samar-samar di antara deru mesin saya dengar resort hampir penuh. Hampir bagi saya adalah harapan walaupun sadar saat itu kami datang bertiga
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
49
Cuatan pulau-pulau kapur kecil di perairan membiru sekitar Kadidiri
50
LIONMAG AGUSTUS 2013
belas. Jumlah yang cukup banyak. Lima belas menit kemudian, di bawah cuaca mendung kami sudah tiba di pesisir Kadidiri. Saya dan beberapa tamu beruntung masih bisa memperoleh kamar, sementara empat orang terpaksa tidur di ruang santai lantai dua. Sedianya esok, Minggu, banyak pengunjung yang check out sehingga pengorbanan hanya perlu dilakukan malam ini. Tanpa membuang waktu, saya segera berlari ke pantai menikmati suasana sore. Tampak penginapan Kadidiri Resort memanjang menghadap barat. Selanjutnya tersusun berturut-turut dari utara ke selaran, Kadidiri Paradise, Black Marlin, dan Lestari Kadidiri. Kadidiri
Paradise menempati lahan terluas, sementara bagian belakang dua resort lainnya dibentengi tebing gamping menjulang. Kadidiri Paradise cukup apik dengan view menghadap laut lepas berhiasan jetty kayu. Dua resort lainnya malah tidak kalah cantik karena di depannya terdapat pulau-pulau kecil karang, seolah seperti pot raksasa yang membingkai pantai itu. Tempat ini begitu tenang sehingga kita serasa berada di dunia lain. Hanya ada deburan ombak dan lambaian pulau kelapa yang menemani. Di pantai, tampak karangkarang hidup berwarna-warni melambai-lambai terayun arus laut dan di sisinya beberapa turis
sedang bersenda-gurau di air. Menguping pembicaraan turis di samping, terdengar beberapa dari mereka akan menuju Fadhila Cottage di Desa Katupat yang berjarak satu jam perjalanan dari Kadidiri. Untuk fasilitas, Kadidiri memang nomor satu. Namun soal akses ke lokasi diving yang tersebar di Togian, Pulau Katupat merupakan tempat paling cocok. Beberapa turis bermain beach volley. Sisanya tergeletak di pantai, berleha-leha sambil membaca buku. Dari tebal buku yang mereka baca, saya dapat mengira berapa lama liburan mereka sesungguhnya. Dari buku setebal sekitar 8 cm dipastikan liburan mereka tidak kurang dari
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
51
tiga minggu. Sedangkan bukubuku setebal Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) biasanya mereka habiskan kurang dari dua minggu. Beberapa dari mereka merasa terusik dan memandang curiga ke arah saya yang menenteng kamera DSLR dan mendekati posisinya. Saya tersenyum saja dan membalikkan badan menghadap matahari yang mulai bergerak mendekati ufuk sambil menancapkan tripod. Mungkin mereka mengira saya mau mengambil gambar mereka. Maaf ya, kalau bikini saja sih gampang kok nyarinya. Namun sunset yang merona merah di tempat terpencil di tengah Teluk Tomini merupakan momen yang sangat sangat jarang bisa diperoleh orang. Tidak banyak orang Indonesia melakukan perjalanan ke sini dan beruntung bisa mengabadikan keindahan ‘’Surga Tomini’’ yang justru lebih tersohor di Eropa ketimbang di negeri sendiri. Sebenarnya saya agak pesimistis dengan cuaca perairan sore itu. Sedari siang mendung menggantung di atas Tomini, sehingga matahari terhalang sinarnya. Namun saya yang sudah sering menghabiskan waktu memburu sunrise dan sunset di Indonesia timur masih bersemangat mengingat awan yang menggantung terdiri atas satu lapis saja. Jika matahari sudah tenggelam sejenak dari ufuk, bias sinarnya masih cukup
52
LIONMAG AGUSTUS 2013
(kiri) Aula besar, ruang berkumpul dan makan para pengunjung (kanan) Jetty kayu pusat penyelaman Kadidiri Paradise
terang untuk memberi rona indah di awan yang menggelayut tinggi. Benar saja, tiga menit setelah matahari sepenuhnya ditelan permukaan laut, sinarnya memberikan rona jingga, merah, dan ungu yang begitu indah. Beberapa turis yang tersadar akan indahnya sunset kala itu berlarian ke jetty kayu dan ikut mengabadikan keindahan alam yang tak terkira ini. Pukul 19.00, kami makan malam bersama di aula besar. Dari 32 tamu malam itu, hanya kami bertiga yang berwajah lokal. Walhasil, pemilik penginapan member kami tempat tersendiri di pojokan. ‘’Supaya tidak diganggu, Mas,’’ tutur Lina, kepala pelayan di situ. Entahlah, apakah kami yang tidak diganggu atau malah yang tidak mengganggu, yang jelas kami menikmati sekali menu makan malam itu. Seekor ikan bakar bubara besar (jackfish) terhidang di meja kami. Begitu pula spaghetti bologna porsi jumbo. Kami yang memang kelaparan sedari sore langsung cepat melahap hidangan
tersebut. Tidak disangka, dessert berupa bakwan pun terhidang dan khusus hanya ada di meja kami. Tiga bule di samping saling adu pandang, lalu tanpa ragu meminta bakwan kami. Kesulitan menjelaskan bakwan dalam bahasa Inggris, teman saya pun hanya berujar, ‘’Fried vegetables”. Mereka sepertinya mengangguk mengerti dan ludeslah bakwan jatah kami. Pukul 20.30, kami terkapar kekenyangan di jetty kayu Kadidiri Paradise sambil menyaksikan bulan purnama menggantung terang nan eloknya di atas perairan Tomini. Pengunjung lain duduk-duduk di seputaran api unggun dan memutar lagu dari music player yang mereka bawa. Telinga kami pun terbawa nikmat oleh beat lagu pop yang diputar dua turis asal Finlandia. Sayup-sayup deburan ombak terdengar membuat saya segera kembali ke kamar untuk beristirahat dan mempersiapkan fisik untuk aktivitas esok harinya.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
53
AUTOMOTIVE BUGATTI
Ini Dia Sosok
Les LĂŠgendes
de Bugatti
Bugatti Automobile S.A.S kembali memanjakan penggemarnya dengan memperkenalkan edisi Bugatti Legends. Teks: Karman Mustamin - Foto: Bugatti Automobile S.A.S
54
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
55
T
ak sulit memahami perilaku orang-orang dengan antusiasme begitu tinggi terhadap benda bernama mobil. Cobalah datang ke event berlabel ‘’Concours d’Elegance’’ seperti di Peeble Beach ini. Berbagai mobil dengan harga selangit ditampilkan di ajang ini. Bugatti Automobile S.A.S, satu
56
LIONMAG AGUSTUS 2013
dari pabrikan yang meracik mobil bukan untuk pasar massal, pun tak ketinggalan. Kali ini Bugatti memancing gairah para car enthusiasts dengan menawarkan edisi Les Legendes de Bugatti atau Bugatti Legends. Ini merupakan yang perdana dari enam edisi khusus legenda pabrikan asal Prancis itu yang diracik dari tipe Veyron 16.4 Grand Sport Vitesse.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
57
Hanya Tiga Unit Bisa ditebak, edisi khusus legenda ini bermain di lingkup sejarah. Edisi perdananya sendiri mengacu pada model yang diklaim sebagai salah satu produk berkategori historical predecessor, yakni Bugatti Type 57G Tank. Nama yang diberikan untuk edisi ini pun mengingatkan pada kejayaan Jean-Pierre Wimille di sirkuit pada masa silam. Penampilan edisi legenda ini kali pertama bisa dinikmati khalayak di ajang ‘’Monterey Car Week’’. Namun ketika itu sosoknya benarbenar bisa dinikmati hanya sebagian kecil pengunjung. Maklum, untuk bisa memilikinya bukan hal mudah. Lupakan hitung-hitungan harga
58
LIONMAG AGUSTUS 2013
karena yang lebih menyesakkan penggemar penaksirnya adalah edisi ini direncanakan diproduksi hanya tiga unit di seluruh dunia! Pemberian nama edisi ini pun didasari alasan yang kuat. Bugatti ingin mengabadikan nama besar pembalap andalan mereka, Jean-Pierre Wilmille, yang tampil memenangi ajang lomba ketahanan ‘’Le Mans 24-hour’’ pada 1937. Itulah momen kemenangan pertama brand Bugatti di ajang bergengsi ini yang lantas terulang dua tahun kemudian.
Kaitan Sejarah Bicara tentang edisi legenda Bugatti Type 57G Tank andalan
Jean-Pierre Wimille ketika itu tentu bukan dalam konteks restorasi. Mobil yang hadir ini berbasis Veyron 16.4 Grand Sport Vitesse yang dipersenjatai mesin berkonfigurasi W16. Dengan kapasitas 8.0 liter, mesin mobil sanggup menghasilkan tenaga 1.200 hp dengan torsi 1.500 Nm yang diperoleh dari putaran 3.000-5.000 rpm. Dengan kemampuan mesin spektakuler, tak heran Grand Sport Vitesse sanggup berakselerasi dari 0-100 km/jam hanya dalam tempo 2,6 detik. Sementara kecepatan puncaknya dalam uji coba pada April 2013 lalu menjangkau angka 408,84 km/jam. Ini sekaligus menjadikan Vitesse memegang
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
59
world speed record untuk kategori open-top production sports cars. Kaitan sejarah dengan mobil balap Type57G Tank tecermin mulai dari sisi eksterior yang dirancang dari bahan karbon. Seri legenda ‘’Jean-Pierre Wimille’’ ini dilaburi
60
LIONMAG AGUSTUS 2013
perkawinan kelir warna biru muda dan tua. Ini merupakan warna khas mobil-mobil balap Bugatti pada masa itu. Sedangkan warna biru tuanya sangat mendukung ekspose bahan serta karbon yang mewakili keunggulan teknologi Bugatti.
Khusus warna biru mudanya yang diberi nama ‘’Bleu Wimille’’, tak lain dari warna racikan khusus yang mewakili 57G Tank. Warna ini melabur bagian depan mobil, pintu, dan satu bagian di belakang pintu mobil yang disebut ‘’medaillon’’. Hanya bagian atas dari panel front wing yang berbahan serat karbon mendapatkan sentuhan biru tua untuk merefleksikan bagian dari mobil balap yang didiberi istilah ‘’Wimille stripes’’. Di sektor interior, Bugatti kembali bermain dengan dual-tone color scheme. Beberapa bagian seperti headliner, footwells, serta bagian dalam jok diaplikasikan warna ‘’Bleu Wimille’’. Kelir biru tua menjadi pemanis untuk menegaskan kontur jok. Bagian biru yang lebih gelap ini menggunakan kelir ‘’Lake Blue’’ yang juga menghiasai panel dashboard, centre console, serta trim pintu.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
61
TRAVELING BARCELONA
Messi Gallery Penggemar berat Lionel Messi? Inilah ekshibisi yang menyajikan gaya, pencapaian karier, dan keterampilan Messi di lapangan hijau. 62
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
63
G
agasan ini diprakarsai sebuah perusahaan apparel olahraga, termasuk sepak bola. Messi Gallery boleh disebut sebagai a new pop-up exhibition yang baru-baru ini digelar di Paseo de Gracia Barcelona, Spanyol. Di event ini, Leo Messi sekaligus mengenalkan sepatu andalan terbarunya, ‘’adizero f50 Messi’’. Galeri Messi, tentu, tak lupa memajang beragam icon memorabilia
64
LIONMAG AGUSTUS 2013
yang bertutur tentang prestasi yang pernah diraih bintang asal Argentina itu. Selain empat trofi penghargaan FIFA Ballon d’Or (Pemain Terbaik Dunia FIFA) antara 2009 hingga 2012, aneka perlengkapan yang pernah digunakan di berbagai turnamen juga tersaji di areal nan tertata unik ini. Penggagas galeri pun tak luput menampilkan bola-bola yang dipakai Messi di berbagai turnamen dan kompetisi, baik bersama tim nasional
Argentina maupun klub Barcelona. Ada bola dari Olimpiade Musim Panas 2008 (2008 Summer Olympics), Piala Dunia U-20 (2005 FIFA U-20 World Cup), serta final Liga Champions Eropa (UEFA Champions League) pada 2009 dan 2011.
Rekor Mueller Di Galeri Messi ini, pengunjung bisa menelusuri koleksi sepatu yang pernah dipakai Messi yang terpajang di historical adidas boots. Salah satu
yang patut dicatat adalah ‘’adizero f50’’. Dengan sepatu ini, Messi menceploskan dua gol ke gawang Real Betis untuk memecahkan rekor 85 gol dalam setahun musim kompetisi atas nama Gerd Mueller (Jerman) yang bertahan sejak 1972. Masih soal sepatu, galeri juga memajang ‘’adidas TUNiT’’ yang dipakai Messi di final Liga Champions Eropa pada 2009 di Roma. ‘’Saya merasa sangat bahagia dengan ide galeri ini. Lihat saja, betapa banyak
item yang terkait dengan saya terpajang di sini,” ujar Messi saat pembukaan galeri. Selain galeri di Barcelona, berbagai ekshibisi yang dirancang khusus untuk Messi juga pernah digelar sebelumnya. Pada 2011 misalnya, eskhibisi digelar bersamaan dengan peluncuran ‘’miCoach f50’’ yang disebut-sebut sebagai sepatu sepak bola pertama boot with a brain. Ada pula ‘’miadidas campaign’’ pada 2012, serta 2013 ini memperkenalkan pula
‘’Team Messi’’ dan ‘’Messi Collection’’ yang berisi sejumlah model sepatu maupun apparel yang dipakainya. Bahkan sepekan sebelumnya, diluncurkan pula sebuah tayangan video Messi Mantra oleh ‘’Team Messi’’ yang memaparkan filosofi Messi dalam bermain bola. Video ini menekankan aspek behaviour serta nilai keunggulan seorang Messi yang berhasil menyihir dan memberikan inspirasi di dunia sepak bola. TEKS: Karman Mustamin
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
65
DESTINATION BATU
Perpustakaan AMIN
Jendela Dunia dari Kontainer Bekas 66
LIONMAG AGUSTUS 2013
Tumpukan kontainer mungkin merupakan pemandangan statis nan menjemukan di pelabuhan-pelabuhan. Namun di Kota Batu, Jawa Timur, kontainer-kontainer bekas disulap menjadi bangunan perpustakaan unik yang siap menampung pengunjungnya mengarungi samudera ilmu pengetahuan. TEKS & FOTO: Arief Priyono
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
67
S
ejumlah pekerja sibuk menyelesaikan beberapa detail perbaikan atap di teras Taman Baca dan Poligigi AMIN, Jalan Sultan Agung Kota Batu, Jawa Timur. Tiba di kota ini pada pagi hari memaksa saya merapatkan jaket. Dingin udara pagi menusuk tulang. Batu benar-benar masih sejuk. Kualitas udaranya juga masih sangat bersih. Dari cengkerama singkat dengan para pekerja, saya tahu perpustakaan baru dibuka pada pukul 14.00 WIB. Wah, masih lama juga. Sambil
68
LIONMAG AGUSTUS 2013
menunggu perpustakaan buka, saya menghabiskan waktu memotret pemandangan di sekitar lokasi. Kebetulan lokasi perpustakaan ini tepat di gerbang pintu masuk wahana wisata Jawa Timur Park I. Latar belakang Bukit Panderman menjadi bonus yang menyejukkan mata. Dinamai Taman Baca dan Poligigi AMIN, perpustakaan yang dibangun dari tujuh kontainer penuh warna itu memiliki kolekasi lebih kurang 6.000 buku. Masyarakat setempat bisa membacanya gratis mulai saat dibuka pada pukul
14.00 hingga ditutup pukul 21.00 WIB. Menghadap ke arah pucuk pepohonan dan rumah penduduk, masing-masing dari tujuh kontainer berbeda ukuran dan warna tersebut memiliki fungsi tersendiri. Misalnya, kontainer biru disediakan untuk ruang membaca buku-buku populer dan hiburan. Ini ruang favorit bagi sebagian besar pembaca dari berbagai umur. Banyak majalah, novel ringan, hingga komik remaja. Kontainer kuning sebagai ruang baca khusus untuk buku-buku bertema perempuan (jangan salah sangka, laki-laki juga boleh memasuki ruang ini jika ingin menambah referensi pengetahuan tentang lawan jenisnya). Sedangkan ruang kontainer berwarna merah untuk buku-buku sains dan teknologi. Banyak mahasiswa setiap hari menghabiskan waktu di ruang ini, terutama mencari bahan literatur untuk menyelesaikan skripsi. Kontainer-kontainer pembentuk bangunan utama perpustakaan disusun ke atas menyerupai bentuk permainan tradisional egrang. Nah, kontainer ketiga di perpustakaan ini menawarkan pemandangan Kota Batu dikelilingi pepohonan. Pengunjung yang mulai bosan dan lelah membaca bisa keluar ruangan sebentar untuk menghirup udara segar dari Bukit Panderman serta me-refresh mata dengan memandang pepohonan dan hamparan ladang di sekeliling. Tempat duduk untuk membaca juga bertebaran di setiap kontainer. Anda bisa duduk di sofa empuk dan nyaman yang disediakan bagi pengunjung. Jika sofa sudah berpenghuni, Anda bisa menduduki kursi-kursi di kiri-kanan rak buku yang berjajar rapi. Lantai tiap kontainer berlapis karpet tebal. Tulisan di pintu masuk kontainer mengharuskan pengunjung melepas
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
69
alas kaki, menyimpan sepatu atau sandalnya di rak-rak yang sudah disediakan. Karena pencahayaan di tiap kontainer juga sangat bagus, kenyamanan Anda membaca saat malam hari pun tidak akan terganggu. Saya bertemu Fathkhur Rochman Hadi, fresh graduate sarjana pertanian dari Universitas Islam Malang (Unisma) sedang membaca sebuah majalah populer. Ia berkunjung ke perpustakaan itu karena ajakan teman sekaligus memenuhi rasa penasarannya. ‘’Meski sering melintas namun saya belum pernah memasuki tempat ini sebelumnya. Mungkin ini solusi untuk menarik perhatian orang agar mulai gemar membaca, awalnya hanya tertarik pada bentuk bangunan, tapi tak menutup kemungkinan akhirnya pengunjung tertarik datang lagi untuk membaca,” tuturnya. Taman Baca dan Poligigi AMIN yang diresmikan pada 30 November 2008 merupakan sumbangan keluarga pengusaha Sastro Sendjojo, Rio Imam Sendjojo, dan Ronny
70
LIONMAG AGUSTUS 2013
Sendjojo bertepatan dengan Hari Jadi Ke-7 Kota Batu. Desain perpustakaan ini dikerjakan oleh dpavilion, sebuah firma desain arsitektur asli Indonesia. Perusahaan ini memang spesialis ‘’menyulap’’ sebuah perkakas atau peralatan bekas untuk kepentingan lain yang lebih berguna. Sebagai fasilitas umum yang benar-benar dipersembahkan
untuk publik, tanpa dipungut biaya, bangunan perpustakaan dari kontainer bekas itu kini justru terlihat canggih. Apalagi fasilitas yang disediakan tidak hanya ruang baca dan bukubuku, tetapi juga sebuah klinik kesehatan lengkap dengan tenaga perawatnya untuk melayani masyarakat setempat.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
71
DESTINATION WIJILAN
Ke Wijilan Menikmati
Lezatnya Gudeg Teks & Foto: Toto Santiko Budi
T
ak seorang pun sepertinya menyanggah gudeg merupakan kuliner khas Yogyakarta yang paling terkenal. Kita bisa mudah menjumpai penjual gudeg betebaran di setiap penjuru kota itu. Tak mengherankan bila Yogyakarta juga berjuluk ‘’Kota Gudeg”. Terdapat dua kawasan di Yogyakarta yang sudah kondang dikenal sebagai sentra penjualan gudeg, yaitu di Wijilan dan Kampung Mbarek. Sentra gudeg Wijilan berjarak hanya 50 meter dari Alunalun Utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Bila berjalan kaki dari arah keraton, diperlukan waktu lebih kurang hanya 10 menit. Keraton Yogyakarta berdiri di atas lahan seluas 1,5 km persegi, diapit dua alun-alun (Utara dan Selatan) yang berukuran masingmasing 100 x 100 meter. Bangunan inti keraton dikelilingi tembok ganda berbentuk bujur sangkar (1.000 x 1.000 meter) dengan tinggi 3,5
72
LIONMAG AGUSTUS 2013
meter. Untuk bisa memasukinya harus melewati pintu gerbang berbentuk lengkungan yang disebut plengkung. Sejarah mencatat, pada masa lalu terdapat lima gerbang plengkung, yaitu Tarunosuro (Wijilan), Jogosuro (Ngasem), Joyoboyo (Tamansari), Nirboyo (Gading), dan Tambakboyo (Gondomanan). Namun kini yang masih bisa dilihat hanya dua plengkung. Salah satu gerbang yang masih berfungsi hingga kini adalah Plengkung Wijilan atau Plengkung Tarunosuro.
Sejarah Gudeg Wijilan Konon Ibu Slamet-lah yang mengawali berjualan gudeg di Wijilan pada 1946. Kini terdapat belasan tempat makan atau warung gudeg di Wijilan. Warung-warung berupa bangunan satu lantai itu berdiri berderet rapi selepas plengkung. Masing-masing tempat makan tersebut hadir dengan kekhasannya. Yang terkenal, di antaranya, Warung Gudeg Ibu Djuwariyah (Yu Djum) dan
Gudeg Ibu Lies. Di warung-warung itu pengunjung bisa menikmati ‘’si manis’’ dengan lauk favorit pilihannya sembari duduk lesehan atau di kursi makan yang tersedia. Kawasan wisata kuliner tersebut kini tak penah sepi pembeli, baik warga Yogyakarta maupun para pelancong dari luar daerah. Mereka datang silih berganti, menyebabkan jalan di Wijilan yang sempit senantiasa ramai. Rata-rata warung gudeg di sana mulai buka pukul 06.00 hingga 21.00 WIB. Namun
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
73
ada juga yang buka 24 jam, seperti Warung Gudeg Ibu Tarto. Gudeg dibuat dari nangka muda (dalam bahasa Jawa disebut gori) yang dimasak selama berjam-jam bersama santan. Warna kecoklatan dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Dalam penyajiannya gudeg biasanya disiram areh (kuah santan kental). Gudeg biasa dimakan bersama nasi dengan lauk pelengkap daging ayam kampung, telur bebek masak pindang, tahu, serta sambal goreng krecek. Hingga kini belum bisa dipastikan kapan serta siapa yang kali pertama menciptakan hidangan bercita rasa manis nan terkenal itu. Namun setidaknya terdapat dua kisah berbeda tentang terciptanya gudeg ini. Yang pasti, gudeg tidak lahir di dalam lingkungan keraton. Konon kuliner khas Yogya ini lahir secara tak sengaja pada masa Kerajaan Mataram hendak membangun keraton di Hutan Mentaok yang dipenuhi pohon nangka dan kelapa. Alkisah, suatu hari ketika seorang prajurit bagian dapur sedang memasak gori dan santan, tiba-tiba ia dipanggil
74
LIONMAG AGUSTUS 2013
rekannya agar membantu menebang pohon. Prajurit bagian dapur itu pun pergi selama berjam-jam, lupa bahwa ia sedang memasak. Namun kejadian tak terduga itu justru memunculkan jenis masakan baru, gudeg. Kisah lain di balik hikayat lahirnya gudeg adalah ketika pada 1557 istri seorang prajurit bernama Sri Sumantri untuk kali pertama meramu masakan yang terdiri dari nangka muda, gula, dan santan.
Gudeg Kaleng Terdapat dua macam gudeg di Yogya, yaitu gudeg basah dan gudeg kering. Gudeg basah disajikan dengan areh encer. Sedangkan gudeg kering dimasak dalam waktu yang lebih lama hingga kuahnya mengering dan warnanya lebih tua. Sebagai oleh-oleh, gudeg kering lebih disukai karena relatif lebih tahan lama. Beberapa waktu lalu gudeg yang dikemas dalam besek (kotak dari anyaman bambu) dan kendil (sejenis panci dari tanah liat) populer sebagai buah tangan para pelancong yang mengunjungi Yogya. Sayang kemasan unik tersebut tidak lantas membuat gudeg bertahan lebih lama, hanya 24 jam.
Namun para pelancong dan penggemar kuliner khas Yogya kini bisa bernapas lega. Setahun belakangan tercipta inovasi yang memungkinkan gudeg bermasa simpan hingga satu tahun dan tanpa menggunakan bahan pengawet kimia. Bagaimana mungkin? Sejumlah produsen gudeg ternyata telah bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk pengalengan gudeg. Sebelum dikemas dalam kaleng, gudeg, krecek, tahu, dan telur lebih dulu mengalami proses pasteurisasi. Proses ini bertujuan membunuh bakteri penyebab makanan menjadi bas atau membusuk, namun tidak akan mengubah bentu tampilan maupun rasanya. Yang pasti, gudeng kaleng inovasi Unit Pelaksana Teknis, Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (UPT BPPK) LIPI Gunung Kidul tersebut terbukti mampu mendongkrak penjualan pedagang. Para pelancong tak khawatir lagi membeli gudeg sebagai buah tangan. Salah seorang produsen gudeg bahkan menyatakan bahwa di antara pembeli gudeg kaleng adalah para pelancong dari luar negeri.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
75
DESTINATION ANGKOR WAT
Suatu Pagi di
Angkor
WAt
76
LIONMAG AGUSTUS 2013
FOTO: MAKHFUDZ SAPPE
Di pusat mahakarya kebudayaan Khmer, Kamboja, setiap momen dan sudut menawarkan pengalaman yang tak terlupakan.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
77
FOTO: MAKHFUDZ SAPPE
M
r. Tong Hann, sang pemandu wisata, petang sebelumnya meminta saya agar bersiap di hotel pukul 05.30 esok paginya. Saya memenuhinya. Semula saya mengira Mr. Tong akan mengajak saya melihat sunrise dari depan Angkor Wat. Namun ketika naik remork alias bajaj khas Kamboja, ternyata kami berhenti di sisi timur Angkor Wat. Bukankah seharusnya di sisi barat alias depan? Oke-lah, saya ikut saja. Lagipula pagi ini agak mendung dan mudah-mudahan sunrise-nya tidak bagus. Melewati pemeriksaan tiket (hebat sekali, sepagi ini para petugas sudah bekerja), kami berjalan kaki menyusuri jalan tanah berhias pepohonan tinggi nan rimbun di sisi
78
LIONMAG AGUSTUS 2013
kanan dan kiri. Kemudian lamatlamat saya mendengar seseorang berbicara dengan pengeras suara dari balik pagar batu yang membatasi pandangan saya. Begitu kami memasuki halaman Angkor Wat dari arah belakang, tampak kelompok anak lelaki berbaju biksu warna oranye safron di sisi kanan dan kelompok anak perempuan berbaju putihputih di sisi kiri. Sembari duduk bersila beralas rumput, mereka mendengarkan penjelasan seorang biksu yang paling senior. Ia didampingi beberapa biksu lainnya yang berusia sekitar 20-an tahun. Sepagi itu, kecuali saya belum ada turis asing di sini. Setelah mendengarkan penjelasan biksu paling senior, para peserta memejamkan mata,
bersemedi selama beberapa menit, dilanjutkan merapal doa dari secarik kertas yang mereka pegang. Pagi yang hening bertambah syahdu mendengarkan suara doa mereka. Semula saya menduga mereka adalah calon-calon biksu dalam masa pembelajaran. Ternyata bukan. Menurut Tong, mereka penduduk lokal Siem Reap dan kota-kota sekitarnya yang masih mempraktikkan tradisi era Angkor pada abad ke-10 hingga ke-14 M. Mereka anak-anak sekolah biasa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler plus para penjual suvenir di kompleks Angkor Wat. Saat bekerja, mereka tidak terlihat seperti biksu atau nun (suster) seperti sekarang ini. Sekitar satu jam, acara selesai. Mereka berbaris teratur menuju
FOTO: Teguh Sudarisman
pintu sisi selatan Angkor Wat, diiringi beberapa turis yang mulai berdatangan. Kelompok perempuan berjalan di depan dan menghilang di bagian belakang bangunan yang berbentuk seperti aula kelurahan. Kelompok lelaki duduk bersila lagi berhadaphadapan. Mereka lalu mulai makan dengan menu yang sangat sederhana, hanya nasi dan sayur mi. Beberapa perempuan penduduk lokal datang membawa nasi, sayur, dan air minum kemasan. Derma itu mereka berikan sebagai tambahan menu. Sebetulnya saya ingin makan bersama mereka, tetapi sayang tidak ada yang menawari. Jadi saya hanya memotret-motret sambil sesekali mengelus perut yang baru diisi kopi di hotel.
Saya dan Tong kembali ke Angkor Wat. Sepertinya setelah sarapan pagi adalah waktu bebas karena beberapa anak lelaki yang masih berpakaian biksu tadi kini mengikuti langkah-langkah kami. Disebut-sebut monumen keagamaan terbesar di dunia, Angkor Wat merupakan bangunan persegi panjang yang menghadap ke barat dan terletak di sebuah ‘’pulau’’. Halaman luarnya sepanjang 1,5 km dari timur ke barat dan 1,3 km dari utara ke selatan. Dengan kata lain, luasnya sekitar 195 hektare. Bandingkan dengan luas keseluruhan kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang sekitar 165 hektare. Keempat sisi halaman luarnya berupa hutan –kampung tempat kelompok anak lelaki berpakaian
biksu sarapan tadi termasuk di dalamnya— yang dikelilingi baray (danau buatan) selebar 190 meter. Akses masuk ke Angkor Wat berupa dua jembatan penghubung di tengah-tengah sisi barat dan timur. Di bagian paling tengah pulau inilah Angkor Wat berdiri dengan panjang halaman dalam 1.025 meter dan lebar 802 meter. Bangunan candinya sendiri berukuran 332 meter x 258 meter. Angkor Wat (yang berarti ‘’Kota Suci’’) merupakan bangunan candi Hindu dengan teras-teras bertingkat. Pusatnya berupa lima prang atau menara utama yang mengerucut sebagai simbol Gunung Meru. Bangunan yang lebih cocok disebut istana ini dibangun oleh King Suryavarman II yang memerintah pada 1112-
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
79
FOTO: Teguh Sudarisman
1150 M. Kalau hanya menyebut ‘’Angkor Wat’’, berarti kita merujuk pada bangunan ini. Tapi kalau ‘’Kompleks Angkor Wat’’, berarti merujuk pada keseluruhan situs candi yang bertebaran hingga puluhan kilometer jauhnya di areal sekitar Kota Siem Reap yang telah ditetapkan UNESCO sebagai ‘’World Heritage Site’’ sejak Desember 1992. Tiap kelompok candi punya nama sendiri-sendiri. Ada candi Banteay Srei, Banteay Samre, Roluos, Bayon, dan Royal Palace di Kompleks Angkor Thom, Ta Prohm (tempat syuting film Tomb Raider), Preah Khan, Prasat Kravan, dan banyak lagi. Angkor Wat bukan candi
80
LIONMAG AGUSTUS 2013
pertama yang dibangun, tetapi pada masa pertengahan. Membangun candi-candi di Kamboja sebenarnya telah dimulai sejak masa kejayaan Raja Isanavarman I pada akhir abad ke-6, lalu diikuti era Angkor yang berawal dari abad ke-8 saat Raja Jayavarman II mulai memerintah hingga surut dan hilang pada abad ke-14 setelah pemerintahan Jayavarman Paramesvara. Saya tidak sempat berpikir lagi tentang kerajaan dan raja-raja pembangun Kompleks Angkor Wat karena, begitu memasuki sisi selatan, saya langsung ‘’syok’’. Selain menjadi mahakarya monumen keagamaan, Angkor Wat juga sebuah mahakarya arsitektur. Candi
ini dibangun dengan keteraturan dan kesimetrisan yang luar biasa. Belum lagi relief-relief timbul yang menyelimuti keempat sisi dinding luar dengan panjang total mencapai 800 meter. Ada sekitar 600 relief di semua bagian candi, belum termasuk 2.000 relief bidadari Apsara di dinding-dinding bagian dalam. Sisi selatan ini mempunyai dua koridor bersisian, memanjang dari depan hingga jauh ke belakang. Keteraturan tiang-tiang batu yang menyusun koridor ini begitu simetris. Rasanya seperti saat kita di dalam lift yang keempat dindingnya dari cermin. Kita pun akan melihat bayangan kita berbaris ke belakang hingga puluhan banyaknya.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
81
TRAVELING LONDON
Satu koridor berbatasan dengan dinding candi. Dinding ini membuat siapa pun pasti terpesona dengan galeri reliefnya yang panjang itu. Beberapa bagian relief berkilat kehitaman akibat sering disentuh pengunjung. Mungkin itu yang membuat sepanjang koridor diberi tali dan kayu pembatas. Seperti lembaran kanvas raksasa di ketinggian, ukuran reliefnya setinggi paha orang dewasa dengan lebar lebih dari 2 meter. Setiap dinding dibagi lagi menjadi dua ‘’sayap’’ sehingga ada Galeri Selatan sayap barat dan timur, Galeri Timur sayap selatan dan utara, Galeri Utara sayap timur dan barat, serta Galeri Barat sayap utara dan selatan. Galeri Selatan sayap barat
82
LIONMAG AGUSTUS 2013
sepanjang 96 meter –tempat saya terpaku sekarang– menampilkan gambaran nyata prosesi parade Raja Suryavarman II, pembangun Angkor Wat. Pasukan berjalan kaki yang paling depan berderet-deret hingga puluhan orang panjangnya, diikuti 20 komandan pasukan mengendarai gajah. Gajah ke-12 membawa sang raja, yang reliefnya paling besar dan jumlah payung terbanyak, 15 buah. Memandang relief grande ini membuat saya takjub membayangkan betapa hebatnya kekuasaan sang raja pada masa itu. Sedangkan galeri di sisi timurnya yang sepanjang 66 meter bercerita tentang surga dan neraka dengan tokoh sentral Yama, sang Dewa Neraka. Relief-reliefnya mengerikan dan membuat bulu kuduk berdiri. Di
sini para pendosa ditarik lehernya sembari digiring, dipukuli, lalu diceburkan ke dalam neraka. Galeri Timur di sayap selatan berisi relief sepanjang 49 meter yang lagi-lagi membuat saya melongo. Galeri in bercerita tentang ‘’Pengadukan Lautan Susu’’, salah satu mitos termashyur dalam agama Hindu. Digambarkan, 88 dewa dan 95 raksasa bekerja sama memutar poros bumi dengan bergantian menarik badan Naga Vasuki yang melingkarkan badannya mengelilingi Gunung Mandara sebagai alat pengaduk. Saya tidak sempat mengunjungi Galeri Utara karena Tong mengajak masuk ke areal dalam. Di sebuah sudut menuju areal lima menara yang lebih tinggi, anak tangganya
FOTO: MAKHFUDZ SAPPE
untuk menuju ke atas sudah rapuh sehingga para pengunjung mesti antre menaiki tangga darurat dari besi. Areal bagian atas ini didominasi relief-relief Apsara berbadan setinggi manusia normal. Bidadari penari ini mengenakan kostum rok bawahan, kalung leher, serta tiara berukiran rumit dengan bagian dada terbuka. Menurut Tong, fashion perempuan Khmer kelas atas pada zaman itu memang begitu. Tidak heran juga jika bagian dada ini lebih hitam dan berkilat-kilat, pertanda sering disentuh oleh pengunjung yang iseng. Yang bikin saya salut, tidak ada sedikit pun coretan grafitti di sini. Sebagian besar pengunjung pada hari itu adalah turis lokal. Mereka datang tak hanya untuk berwisata tetapi juga bersembahyang. Beberapa patung Buddha mengisi ceruk ruangan di beberapa sudut dan orang-orang menyalakan dupa di depannya. Hindu dan Buddha memang bergantian menjadi agama utama di era Angkor. Sekarang, tutur Tong, sekitar 92,25 persen penduduk Kamboja menganut Buddha Theravada. Kami turun lagi di areal depan dan menikmati Galeri Ramayana dan Perang Kurusetra yang penggambarannya tak kalah spektakuler. Para turis makin ramai datang ketika cuaca hari itu mulai panas. Saya masih harus menyusuri jalan utama yang panjang sekali, lalu melewati jembatan di atas baray yang dipenuhi air. Kami pun bertemu lagi pengemudi remork dari hotel yang ditugaskan menjemput. Angkor Wat yang berwarna terakota kini cerah tertimpa matahari dengan lima menaranya kokoh menjulang. Saya kembali ke hotel untuk beristirahat dan menikmati sarapan pagi yang tertunda, serta berharap sore hari bisa balik ke sini lagi untuk menikmati Galeri Utara dan memotret sunset. Teks: Teguh Sudarisman
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
83
DESTINATION SIDOARJO
84
LIONMAG AGUSTUS 2013
Rick Hanes dari Sidoarjo Ciptakan Gitar Terbaik di Dunia
Diproduksi di sebuah pabrik kecil di Kawasan Industri Tambak Sawah, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, kualitas gitar Rick Hanes tidak bisa dipandang sebelah mata. Tiga tipe gitar keluaran Rick Hanes menyabet predikat ‘’Guitar of The Year 2012’’ versi majalah Inggris Guitar Planet. TEKS & FOTO: Arief Priyono
D
i seberang telepon Doddy Hernanto, 52 tahun, memandu perjalanan saya. Sudah setengah jam saya berkeliling di jalanan sekitar Bandara Internasional Juanda Surabaya, namun sejatinya masuk wilayah Sidoarjo. Saya tersesat meski telah mencoba mencari lokasi tujuan dengan bantuan pelacak global positioning system (GPS). Maka saya harus berkali-kali bertanya karena lokasi yang saya tuju itu, ternyata, berada di belakang Kompleks Pergudangan dan Industri Tambak Sawah. Meski sangat dekat dari Bandara
Juanda, jalanan ke lokasi yang juga dilalui truk-truk besar pengangkut container itu membuatnya serasa trek off-road, penuh debu dan lubang-lubang besar. Beruntung pria yang akrab di sapa Mr D itu sabar memandu hingga akhirnya saya sampai juga di pabrik gitar yang saya cari. Ia menyambut hangat saya dan langsung mengajak berkeliling ke bengkel kerja. Harap maklum, saya berkunjung bertepatan bulan Ramadhan lalu. Jadi tak sempat berbasa-basi ditemani sekadar secangkir kopi. Kesibukan sebagian besar karyawan mulai berkurang karena saya tiba di lokasi pada sore hari. Mereka sudah berkemas
karena sejam lagi pulang. Toh masih tampak sekelompok pekerja serius hingga tidak sempat memerhatikan sekelilingnya. Saya berpikiran, membuat gitar yang menuntut presisi tinggi memang menuntut mereka berkonsentrasi ekstra. Mr D pun mulai bercerita tentang penghargaan untuk tiga tipe gitar keluaran Rick Hanes yang sukses menyabet predikat ‘’Gitar Terbaik Dunia 2012’’ versi Guitar Planet setelah majalah Inggris ini menyeleksi dan menilai 362 gitar elektrik dari sejumlah merek di dunia yang diproduksi sepanjang tahun 2012. Berdasarkan situs www. guitar-planet.co.uk, secara berurutan tiga peringkat teratas adalah gitar
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
85
Rick Hanes tipe Chris Bickley DR Pro, lalu Rick Hanes Avenix, dan Rick Hanes DR Medium. Tipe Chris Bickley DR Pro juga meraih penghargaan untuk kategori ‘’Artist Signature’’. Selain penilaian juri, penobatan itu juga memerhatikan tingkat keterpilihan produk pada jejaring sosial. ‘’Rick Hanes mulai diproduksi sejak akhir 2010. Saat ini kami memiliki 50 karyawan dengan kapasitas produksi terbatas, hanya 100 gitar per bulan,’’ kata Mr D menjelaskan. Deru suara mesin yang dioperasikan para karyawan menyelingi perbincangan kami. Bahan kayu maple impor dari Kanada dipahat dengan mesin otomatis hingga membentuk rangka gitar. Sebelumnya kayukayu bahan tersebut dikeringkan
86
LIONMAG AGUSTUS 2013
di ruang khusus kedap udara. Rangka itu lantas diperhalus, dicat, serta diinstalasi dengan perangkat elektrik dan senar untuk kemudian dicek tingkat presisi bunyi nadanya. Selain kayu maple, gitar juga diproduksi dari kayu sonokeling dan mahogani. Merek gitar Rick Hanes diambil dari singkatan nama Patrick Yohanes, anak dari Tommy Kaihatu. Tommy adalah pemilik perusahaan sekaligus pimpinan pucuk di Rick Hanes. Ia berkutat dalam proses produksi, sedangkan Doddy Hernanto alias Mr D bertugas memberi sumbangan ide dan pengembangan usaha. Patrick lah yang memiliki gagasan awal membuat gitar itu. Ia merasakan tidak ada produk gitar lokal berkualitas setara dengan gitar produksi asing. Gitar-gitar
lokal rata-rata menjiplak merek terkenal, namun berkualitas jauh di bawahnya. Patrick, yang memang hobi bermain gitar dan memiliki tidak kurang 25 gitar hadiah dari sang ayah, pun bertekad memproduksi gitar sendiri. Patrick mengutarakan keinginan itu kepada Tommy, sang ayah. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tommy menyanggupi memenuhi keinginan anaknya. Pada 2009, Tommy meriset gitar-gitar elektrik berkualitas yang rata-rata dipakai musisi terkenal. Ia juga memutuskan belajar langsung dari produsen gitar-gitar tersebut. Sepanjang 2009 itu ia berkelana menjelajah Amerika Serikat dan Eropa, memelajari teknik pembuatan gitar serta mencari bahan baku yang dibutuhkan. Tidak lupa ia juga berguru kepada pembuat gitar, di antaranya Buddy Blaze (pembuat
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
87
DOK: RICK HANES
gitar elektrik untuk gitaris Steve Vai dan Joe Satriani) yang ditemuinya di Hawaii. Di New York, Tommy bertemu Omar Jana, pembuat gitar dan sahabat gitaris Carlos Santana. Di Nashville, Tommy belajar kepada Joe Glaser serta berguru kepada Gerhard Anke dan Michel Dubach di Berlin. Dari mereka, Tommy mendapatkan pelajaran dasar bahwa setiap pembuat gitar punya keahlian dan metode berbeda.
88
LIONMAG AGUSTUS 2013
Ia pun bersyukur bisa menyerap pengetahuan yang beragam sehingga mampu melahirkan produk berbeda. Saat mulai memproduksi gitar, Tommy melibatkan Doddy, sahabat lamanya, sebagai musisi yang dianggap berdedikasi. Mr D menjadi orang kepercayaannya untuk pengembangan bisnis ini. Mereka pun sepakat melahirkan produk berkualitas yang bisa diterima masyarakat luas.
Dalam pembuatan gitar, Rick Hanes memerhatikan kenyamanan bermain, karakter suara, dan estetika. Unsur lain yang tidak kalah penting adalah kekuatan pada gitar. ‘’Gitar produksi Rick Hanes tak rusak jika terbanting ataupun terinjak. Kekuatannya bisa dicoba,’’ kata Mr D. Salah satu kekuatan gitar-gitar Rick Hanes terletak pada leher dan badan gitarnya yang terbuat dari kayu bercampur carbon graphite. Kualitas menjadi jaminan Rick Hanes dalam memproduksi gitar. Tak heran, Rick Hanes justru terkenal di kalangan musisi internasional dibandingkan di dalam negeri. Kini gitar Rick Hanes memiliki belasan tipe dengan harga mencapai Rp 25 juta per unit. Dalam sebulan rata-rata 100 gitar diproduksi dan sekitar 80 persen untuk pasar luar negeri. Terbanyak dijual ke AS, Kanada, dan negara-negara Eropa. Sesuai nama tipenya, sejumlah gitar Rick Hanes dibuat untuk para musisi pemakainya. Sebutlah Chris Bickley DR Pro untuk gitaris Chris Bickley dari AS, juga Adrian English Signature Series, Mark Claytor Signature Series, serta Balawan Signature Series. Untuk inovasi produk dan berhubungan dengan artis, Tommy memercayakan kepada Mr D yang aktif sebagai musisi sekaligus pengajar musik di SMA YPPI 1 Surabaya. Salah satu ide Mr D adalah mengintegrasikan telepon iPhone dengan gitar elektrik. Lewat Rick Hanes tipe ”Mr D Squirrel’’, aplikasi iPhone dipakai menciptakan efek suara beragam pada senar gitar, termasuk bunyi alat musik lainnya serta suara latar yang menyerupai band.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
89
DINE IN
KAHYANGAN TEPPANYAKI RESTAURANT
Kenikmatan di Awan Jakarta Tangan terampil Chef Ery bergerak lincah di atas meja
teppan, beberapa kali membalik daging lobster yang kadang masih bergerak. Menyaksikannya langsung, kami pun menjadi tak sabar mencicipinya. Inilah awal dari ‘’kenikmatan di awan’’ Jakarta.
D
isebut kenikmatan di awan karena pengalaman santap malam luar biasa itu terjadi di ketinggian, tepatnya di Kahyangan Teppanyaki Restaurant, Lantai 28 Wisma Nusantara Jakarta. Malam itu kami memesan sesuatu yang spesial: Premium Set Menu. Dalam daftarnya, Premium Set Menu mempunyai sembilan hidangan yang terdiri atas appetizer, main course, hingga dessert. Sebagai menu pembuka adalah Zen Sai, yaitu dua jenis makanan pembuka. Saat itu kami mencicipi Chicken Babangi dan Springroll. Rasa dan aroma Chicken Babangi ini menggugah selera. Rasa asam manis dengan sentuhan gurih daging ayam terasa pas dalam sentuhan wijen. Menu berikutnya adalah Organic Mix Green Salad, yaitu campuran
90
LIONMAG AGUSTUS 2013
sayuran segar disiram Yuzu Soy. Nah, pemungkas dari menu pembuka adalah Creamy White Miso Soup yang terbuat dari cauliflower. Deretan appetizer sudah kami lalui tanpa sedikit pun tersisa, sekarang giliran menu main course. Pertama yang dimasak Chef Ery adalah Pan Fried Foie Gras With Balsamic Teriyaki Sauce. Tekstur hati angsa yang lembut langsung meleleh dimulut terasa nikmat saat disantap dengan potongan buah pir yang sudah dipanggang dan tambahan red berry sauce serta teriyaki sauce. Hidangan berikutnya adalah Live Canadian Lobster With Sea Urchin Sauce. Bukan berarti kami makan lobster hidup, tapi benar-benar ditunjukkan masih hidup sesaat akan diolah. Karena lobster nya masih segar, maka tidak heran jika rasa dagingnya manis dan gurih. Apalagi
saat disantap dengan Sea Urchin Sauce, juara rasanya. Belum cukup, menu main course berikutnya adalah Tenderloin Steak Wagyu M9+. Inilah daging sapi premium yang sayang untuk dilewatkan. Saya memilih tingkat kematangan medium rare dan steak ini benar-benar menjadi sajian yang tak terlupakan. Sebagai pemungkas menu main course adalah Anchovies Fried Rice atau biasa saya kenal nasi goreng teri dengan tingkat rasa pedas yang bisa kita request. Meski sudah sederet hidangan kami santap, nyatanya semangkuk nasi goreng ludes tak tersisa juga. Akhirnya, sebagai penutup dari rangkaian santap malam ini disajikan Lobster Miso Soup dan juga Banana Flambe sebagai menu dessert. Banana Flambe sendiri merupakan pisang yang dibakar lalu dibungkus selembar crepe kemudian disajikan dengan vanilla ice cream. Malam itu kami benar-benar beruntung dapat merasakan sensasi kenikmatan di awan Kota Jakarta. Kahyangan, I will be back! Teks & Foto : Ristiyono
Pullman Jakarta Indonesia Jl. M.H. Thamrin 59, Jakarta 10350 T. 021 3192 11 11
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
91
DINE IN
LAGOON CAFÉ
STEAK + NASI = NIKMAT Menikmati sepotong steak dengan french fries atau mashed potatoes itu lumrah. Bagaimana jika menikmatinya dengan nasi putih?
B
erburu makanan menjadi aktivitas sangat mengasyikkan bagi pecinta kuliner. Apalagi jika menemukan makanan yang tidak hanya lezat tapi juga unik, baik cara penyajian maupun padu padan antarbahan makanannya. Semakin unik dan lezat sebuah makanan dapat memengaruhi kepuasan para penikmat kuliner ini. Berbicara mengenai keunikan menu makanan, salah satunya bisa ditemukan di Lagoon Café, The Sultan Hotel Jakarta. Berada di pusat bisnis yang sangat strategis, tepatnya di Jalan Gatot Subroto, menjadikan venue ini mudah
dijangkau sehingga menjadikannya restoran yang tepat untuk menikmati makan siang maupun makan malam. Sebenarnya saya sudah mendapatkan informasi dari beberapa teman tentang menu favorit di tempat ini. Untuk lebih memastikan lagi, saya pun bertanya kepada pelayan. Jawabannya persis seperti informasi beberapa teman saya, yaitu Sultan’s Steak dan Sultan’s Nasi Goreng Kampung. Saya memesan Sultan’s Steak dan rekan saya memilih Sultan’s Nasi Goreng Kampung. Untuk minumannya kami pesan cappuccino dingin dan lemon tea dingin. Setelah menunggu beberapa waktu, makanan yang
kami pesan datang. Saya cukup kaget saat makanan yang saya pesan dihidangkan. Steak dengan side dish-nya nasi putih. Padahal lazimnya steak dinikmati bersama french fries atau mashed potatoes sebagai sumber karbohidrat. Mungkin ini namanya menikmati steak bergaya Indonesia. Penasaran pada menu cukup unik ini membuat saya tak sabar memotong australian tenderloin dengan tingkat kematangan medium rare. Potongan kecil daging panggang ini terasa empuk dan begitu nikmat saat disantap bersama butter mushroom sauce, potongan sayur segar, dan nasi putih hangat. Pantas jika Sultan’s Steak ini menjadi menu favorit selama puluhan tahun di The Sultan Hotel Jakarta. Sementara rekan saya sedang melahap Sultan’s Nasi Goreng Kampung yang sekali lagi juga masuk dalam menu favorit selama puluhan tahun di hotel ini. Meski berembel-embel ‘’kampung’’, ternyata rasanya tidak kampungan alias nikmat. Presentasi yang unik dari nasi goreng ini menarik perhatian kami. Tidak di piring, melainkan di sebuah tempat mirip wajan kecil terbuat dari bahan stainless. Aroma terasi membangkitkan selera muncul dari nasi goreng yang disajikan lengkap dengan acar, ayam goreng, sate ayam, telur dadar, dan –tentu— kerupuk udang. Benar-benar nikmat hingga tak tersisa di piring kami berdua. Siang itu kami mendapatkan pengalaman bersantap yang luar biasa. Bon Appetit. Teks & Foto : Ristiyono
The Sultan Hotel Jakarta Jl. Gatot Subroto, Jakarta 10002 T. 021 570 3600
92
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
93
DINE IN
TERATAI RESTAURANT
Nikmat Cita Rasa Khas Canton Bunga teratai dikenal karena keindahannya. Teratai Restaurant dikenal karena kelezatan makanannya.
M
encari restoran yang menyajikan chinese food mudah ditemukan di Jakarta ini, mulai dari kelas kaki lima hingga bintang lima. Semuanya siap memuaskan selera sesuai bujet kita. Nah, jika Anda mencari restoran chinese food , khususnya yang menyajikan makanan khas Canton, kiranya pilihan tepat adalah Restoran Teratai di Hotel Borobudur Jakarta. Dengan empat private room berkapasitas enam orang dan satu private room untuk 16 orang, restoran di hotel yang beralamat di Jalan Lapangan Banteng Selatan Jakarta ini juga sangat pas sebagai tempat bersantap bersama keluarga, teman, maupun rekan bisnis. Bisa juga sebagai tempat lunch meeting, arisan, atau pesta.
94
LIONMAG AGUSTUS 2013
Deretan menu siap memuaskan setiap tamu yang datang. Sebut saja udang mayonais, udang goreng telur asin, bebek panggang, tumis brokoli, sup kepiting, aneka dim sum, dan masih banyak lagi. Dari semua menu yang disajikan di restoran ini ada beberapa yang menarik untuk saya coba. Pertama, Teratai’s Appetizer Sampler yang merupakan hidangan pembuka. Presentasi menu ini sangat menarik, terasa mewah, dan elegan. Berisi potongan kecil bebek panggang dan –yang menarik— sepotong udang mayonais di atas potongan semangka berbentuk bulat. Menu kedua adalah baked codfish with glazed honey, scrambled egg whites, dan black vinegar dip. Bahan utama menu ini adalah ikan kod yang dipanggang dan dilumuri madu. Daging ikan yang lembut dengan aroma
panggang yang khas terasa meleleh saat mendarat di mulut. Saat dikunyah, rasa gurih daging ikan ini berpadu nikmat dengan manisnya madu. Terasa lengkap saat sentuhan samar rasa asam black vinegar menyeruak di antara indera pengecap. Sedangkan menu ketiga adalah sauteed king prawn with pumpkin sauce, served with fried bread. Seekor udang besar dalam baluran saus labu yang disajikan bersama mantau terasa menggugah selera. Aroma udang dan gurihnya saus labu benar-benar menjadi paduan sempurna saat disantap bersama potongan mantau. Hmm, nikmat. Jadi, ditinjau dari lokasi, suasana, serta –tentu saja— makanannya, tepat kiranya Restoran Teratai ini masuk dalam agenda utama kunjungan kuliner Anda. Bon Appetit. Teks & Foto : Ristiyono
Hotel Borobudur Jl. Lapangan Banteng Selatan Jakarta Pusat. T. 021 380 5555
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
95
96
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
97
98
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
99
100
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
101
HOT STUFF
Garmin VIRB dan VIRB ELITE
New Samsung gold plated NX300 special edition Axiom Telecom menghadirkan kamera Samsung NX300 dalam jumlah terbatas yang dilapisi emas 22 karat. Kamera ini dikemas dalam satu kotak yang berisi satu body, dua lensa (18-55 mm III dan 45 mm 2D/3D), SEF8-A flash, external battery charger, 16GB memory card dan case/strap kulit. Setiap unit kamera ini ditandai dengan serial number yang unik dan terukir tulisan “Special Edition�. Samsung NX300 berlapis emas ini dibanderol dengan harga sekitar US$2700. Spesifikasinya sama dengan NX300, memiliki sensor APS-CMOS, resolusi foto hingga 20,3 megapixel, ISO bisa mencapai 25.600, sistem autofocus hybrid, kecepatan shutter hingga 1/6.000 detik, dan mampu mengambil sembilan gambar di setiap detiknya. Kamera ini memiliki layar sentuh 3,32 inci dengan OLED yang menampilkan gambar lebih jelas. Layar LCD kamera ini juga dapat dimiringkan 45 sampai 90 derajat.
DL-LIGHTRI 312 D-Light LighTri-312 DL adalah tas kamera dengan gaya fungsional, ringan, sangat melindungi. Torso-Pack yang dirancang untuk menjaga DSLR Anda dalam mengakses kamera Anda dengan cepat dan menarik di sepanjang waktu. Kompartemen utama dirancang untuk melindungi kamera DSLR Anda. Juga terdapat dividers untuk penyekat aksesoris (lensa tambahan, flash, dll) kamera Anda agar terlindungi dari benturanbenturan. Untuk informasi hubungi Prima Imaging atau kunjungi www.primaimaging.com 102
LIONMAG AGUSTUS 2013
Garmin yang populer dengan GPSnya kini menghadirkan dua buah action camera, Garmin VIRB dan VIRB Elite yang nampaknya akan menjadi saingan GoPro. Keduanya hadir dengan desain yang menyerupai senter dan dilengkapi layar 1.4 inci dibagian atasnya. Garmin VIRB dan VIRB Elite dikemas dalam bodi yang tangguh dan tahan air hingga kedalaman 1 meter selama 30 menit. Keduanya juga dilengkapi Digital image stabilization dan fitur Lens Distortion Correction agar hasil rekaman maksaimal. Kedua kamera ini merekam video resolusi Full HD 1080p dan foto resolusi 16 megapixel. Garmin juga melengkapinya dengan sensor ANT+ untuk menghubungkan ke perangkat sensor lain seperti alat pemantau detak jantung atau jam tangan dari Garmin. VIRB Elite memiliki beberapa fitur tambahan seperti akselerometer, GPS, altimeter, dan modul Wi-Fi. Tersedia juga opsi Ski Mode yang membuat pengguna dapat langsung merekam otomatis saat beraksi turun dari bukit bersalju. Hasil rekamannya bisa langsung dinikmati ke perangkat iOS atau Android. Kedua kamera ini akan dijual pada September 2013 dengan harga US$300 untuk Garmin VIRB dan US$400 untuk Garmin VIRB Elite.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
103
HOT STUFF
Jam Tangan Tertipis di Dunia Jam tangan CST-01 digital memiliki tebal 0.8 mm yang dirancang memakai stainless steel bendy untuk bodinya. Jam tangan ini memiliki komponen elektronik fleksibel 0.5 mm built in dan Thinergy Cell baterai Micro-Energy yang hanya membutuhkan 10 menit untuk pengisian dan dapat bertahan selama 15 tahun tanpa pengisian lagi. CST-01 didukung energi hemat Seiko Epson System on a chip (SoC). CST-01 tersedia dalam empat model dengan variasi warna hitam, putih, emas dan perak yang masing-masing memiliki tiga ukuran pergelangan tangan berbeda. Harga yang ditawarkan jam tangan ini mulai dari US$ 109 hingga US$ 119. Untuk mengisi baterai built-in sel mikro dari CST01, serta mengubah waktu dari 12 jam ke format 24 jam, pemilik harus membeli base station terpisah seharga US$ 35 dan dapat dihubungkan ke port USB standar. Bagi yang ingin memiliki jam tangan ini juga dapat melakukan pre-order dari website dan akan dikirim pada bulan Desember nanti.
Electrolux Trilobite Robotic Vacuum Waktu 40 menit yang diperlukan untuk membersihkan ruangan 4x5 meter. Bisa dilakukan sambil memasak, menonton, atau hanya bersantai. Sensor inframerah dan ultrasoniknya membuat vacuum tidak akan jatuh saat menuruni tangga, benjolan furnitur, dinding, bahkan tidak akan menyentuh gelas yang ada di lantai. Trilobite dapat memetakan ruangan sehingga tahu waktu yang dibutuhkan untuk membersikan secara maksimal dengan efisiensi baterai yang optimal. Ketika selesai, atau baterainya melemah, Trilobite otomatis kembali ke ruangan yang sama untuk mengisi baterainya. Vacuum ini dilengkapi dengan dua strip magnetik sepanjang 2 meter yang dapat disimpan di lantai atau disembunyikan di bawah karpet untuk membatasi daerah yang akan dibersihkan oleh Trilobite. Vacuum ini dibanderol dengan harga $ 1799.
104
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
105
SPECIAL
Cahaya Anak Bangsa
Indonesia
P
residen Susilo Bambang Yudhoyono tampak duduk menikmati matahari pagi. Ditemani Ibu Negara, Ani Yudhoyono, Presiden menuliskan catatan di atas kertas. Gelas minuman terletak di pojok meja. Karya Back Tohir, Fotografer Resmi Presiden, ini menenuhi halaman 39 buku kumpulan foto “Cahaya Anak Bangsa Indonesia”. Back Tohir, satu dari 68 fotografer Indonesia yang karyanya terhimpun dalam buku setebal 433 halaman ini. Ada foto bunga lotus karya Ibu Ani Yudhoyono mengisi halaman 28, pemandangan spektakuler ribuan penari kecak di pelataran Candi Tanah Lot saat senja karya Dr Edwin Djuanda halaman 138. Ada juga foto pesta bakar batu massal di Wamena, Papua, karya Makhfudz Sappe mengisi halaman 196. Seperti diuraikan dalam pengantar buku, ide penerbitan bermula dari diskusi sejumlah fotografer. Mereka berkeinginan mengumpulkan foto-foto yang menggambar keindahan Nusantara dalam sebuah buku. Keinginan itu kemudian diwujudkan oleh Biro Pers Media dan Informasi Presiden. Fotografer yang karyanya terhimpun dalam buku ini adalah nama-nama yang sudah tak asing lagi di dunia fotografi. Sebutlah, misalnya, Agus S Leonardus, A Darwis Triadi, Denniek G Sukarya, hingga almarhum “Mat Kodak” Ed Zoelverdi. Yang mengejutkan, ada beberapa nama yang bukan berprofesi fotografer seperti Ibu Ani Yudhoyono, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Negara PDT Helmy Faizal, mantan Wakabareskim Bekto Suprapto,
(atas) Kechak Dance with 5000 dancers karya Dr. Edwin Djuanda (bawah kiri) Bunga Lotus karya Ibu Ani Yudhoyono (bawah kanan) Losari, Jawa Tengah karya Back Tohir
106
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
107
(atas) Bakar batu massal, Wamena karya Makhfudz Sappe (bawah kiri) Nelayan karya Helmi Faizal (bawah kanan) Memantik api dari kayu karya Bekto Suprapto
mantan Menneg PP Meutia F Hatta Swasono, mantan Puteri Indonesia Nadine Chandrawinata, hingga penyanyi Vidi Aldiano. Selain 68 fotografer Indonesia, ada empat fotografer asing yang bermukim di Indonesia.
Risman Marah dalam tulisannya di bagian akhir buku menyebut kumpulan foto-foto ini sebagai “Fotografi Menyatukan Bangsa dan Membudayakan Sensitivitas Empati Manusia”. Almarhum Ed Zoelverdi juga menggoreskan catatan kecil, “Berselancar di Gelombang Cahaya”.
Jumlah halaman: 433 (tidak termasuk cover) Penerbit: Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Kementerian Sekretariat Negara RI
108
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
109
POSTCARD
110
LIONMAG AGUSTUS 2013
ALI C
S
PRING ES
US
L
A
IA
01.09.2013
T RA
Australia
AYERS ROCK Monolit yang menjulang setinggi 348 meter dari permukaan tanah membuat Ayers Rock –demikian orang Australia menyebutnya— memancarkan pesonanya pada setiap wisatawan yang datang ke Australia. Nama sebenarnya adalah Uluru, diberikan penduduk Aborigin yang masih menganggap batu tersebut sebagai tempat yang sakral. ROSIHAN PALEMBANG
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
111
BA
LI
IN
E
SI
A
01.09.2013
DON
Bali
milky way Dalam perjalanan dari Kubu, Karangasem kembali ke Denpasar, terlihat langit di sekitar gunung Agung dalam Serpong keadaan bersih tanpa awan, CHILDREN STORY membuat saya tertarik untuk mengabadikan suasana Gunung Agung dalam balutan gugusan Bima Sakti (Milky Way). Foto ini di ambil dari desa Dukuh yang terletak di bagian utara pulau Bali Yuyun yanwar bali
Pimpin Nagawan,SH BOGOR
112
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
113
H
JA
Dieng
A TENGA W
telaga menjer
IN
SI
A
01.09.2013 DON
E
Merupakan danau/telaga vulkanis dibawah Gunung Pakueojo, Dieng, terletak 12 km dari Kota Wonosobo, Jawa tengah, tepatnya di Desa Maron Kecamatan Garung. Saat ini, Telaga Menjer dimanfaatkan untuk PLTA, budidaya ikan nila dan sebagai obyek wisata. Didukung pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, serta lingkungan perdesaan yang masih tradisional, menjadikan Telaga Menjer sangat memesona. EKO PREMONO WONOSOBO
BA
Di tengah macetnya Kota Bali karena liburan panjang Lebaran, kami mengkhususkan waktu untuk berjalan-jalan ke Kintamani  yang memiliki pemandangan sangat indah. Pemandangan gunung Kintamani dan danau Batur membuat saya mengabadikan momen yang indah tersebut. MALVIN ROMPAS JAKARTA
114
Kirimkan foto Anda beserta cerita di balik foto tersebut ke email : postcard.lionmag@gmail.com
LIONMAG AGUSTUS 2013
01.09.2013
A
DANAU BATUR
LI
IN
SI
Bali
DON
E
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
115
116
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
117
TIPS
RIBET
D
alam kesempatan penerbangan dari Pekanbaru ke Jakarta dengan Batik Air, saya duduk di kursi 19D di gang. Tak lama datang seorang ibu bernomor duduk 19C alias persis di samping saya. Sebelum duduk ia berusaha mengangkat tas kecilnya dan meletakkannya ke tempat barang di kabin. Untuk keperluan itu ia lebih dulu perlu meletakkan tas tangan, tas laptop, dan tas kecil yang tampaknya berisi handycam. Semua itu barangbarang tentengannya. Ketika tas sudah menghuni tempat barang, dia masih harus membawa ketiga barang lainnya itu ke tempat duduk. Dua diletakkan di lantai dekat kaki, sementara satunya dipangku. “Ah, ribet!� katanya seolah berbisik, menggerutu kepada dirinya sendiri. Tentu saya memilih diam, takut mengusik hatinya yang sedang ribet. Keribetan pun bertambah karena
118
LIONMAG AGUSTUS 2013
makanan yang disajikan dalam penerbangan full service ini tidak disantapnya karena sedang berpuasa. Ia memutuskan membawa makanan yang disajikan dalam penerbangan itu, sehingga terpaksa menambah potongan barang yang harus dibawanya. Saat keluar dari pesawat, saya turun tangan membantu. Yang menarik, ketika menunggu bagasi, ibu tersebut masih membawa sebuah koper yang lumayan besar. Tatkala menunggu bagasi itu saya mengusulkan agar lain kali ia perlu lebih menyederhanakan barangbarang bawaan selama di perjalanan. ‘’Kenapa tidak disatukan saja beberapa barang yang bisa disatukan? Artinya, lebih menyederhanakan barang bawaan. Suatu langkah mengurangi keribetan,� kata saya mengusulkan. Dalam kasus ibu tersebut, sebenarnya tas kecil yang dibawanya
bisa disatukan dengan laptop dan handycam dalam tas yang lebih besar. Artinya, tiga potong barang itu bisa disatukan. Dengan demikian, dia hanya membawa dua potong barang tentengan. Jika masih ada makanan yang dibagikan di pesawat dan memutuskan membawanya, bisa dimasukkan tentengan yang ada. Tampaknya masih banyak penumpang kurang memerhatikan hal-hal seperti itu, terutama ibu-ibu. Padahal keribetan ini tidak hanya merugikan dirinya. Sikap semacam itu tidak jarang juga berpengaruh kepada penumpang lain atau bisa mengganggu dalam penerbangan. Oleh karena itu, tidak jarang petugas kabin menegur penumpang yang memenuhi bagian kakinya dengan barang-barang tentengan. Yang paling sulit dipisahkan dari kaum ibu adalah tas tangan. Dalam sebuah penerbangan internasional jarak jauh baru-baru ini, saya menyarankan tas tangan istri saya dimasukkan koper kecil yang dibawa ke kabin. Langkah ini, tentu, sekaligus membebaskan tangannya dari beban tiada henti dan dari pengaruh kurang baik. Baru-baru ini, misalnya, sebuah majalah berita melaporkan munculnya tendinitis, yakni radang pada tendon akibat benda yang terus-menerus tergantung di tendon seperti tas tangan kaum wanita. Lagipula, tas tangan istri saya itu masih muat masuk koper kecil yang dibawa ke kabin. Koper itu hanya berisi satu stel pakaian, alat-alat kosmetik, kamera, dan barang-barang lain yang diperlukan di perjalanan. Namun saran itu ternyata tidak diindahkan. Untunglah barang bawaan hanya dua potong, yakni koper kecil dan tas tangan itu, sedangkan koperkoper besar masuk bagasi. B. Aritonang, Jakarta -PENUMPANG
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
119
INFO
MENGAPA HARUS MATIKAN PONSEL DI PESAWAT?
T
iap kali hendak terbang, pramugari minta para penumpang mematikan telepon seluler (ponsel) selama penerbangan berlangsung. Meski sudah diberitahu, toh masih ada saja penumpang tidak mematuhinya. Padahal ponsel yang aktif selama penerbangan itu sangat membahayakan penerbangan. Ponsel merupakan perangkat elektronik yang dapat memancarkan dan menerima gelombang radio yang sangat kuat. Gelombang radio ponsel sejenis dengan yang digunakan perangkat komunikasi dan navigasi pesawat. Sistem komunikasi ponsel memerlukan base transceiver
120
LIONMAG AGUSTUS 2013
station (BTS) yang dipasang pada jarak tertentu. Untuk dapat berkomunikasi, jarak antara alat komunikasi bergerak (mobile phone) dan pemancarnya tidak bisa lebih dari 2 km. Ketika menggunakan ponsel untuk berkomunikasi, maka sinyal dari ponsel akan diteruskan ke ponsel lawan bicara melalui beberapa BTS, Bahkan dalam kasus tertentu komunikasi antarpulau atau negara mungkin memerlukan bantuan satelit. Ketika ponsel digunakan sambil bergerak (mobiling), maka ponsel itu juga akan mencari posisi BTS yang tepat untuk dapat menerima dan memancarkan sinyal yang cukup
kuat. Pada saat proses searching ini, besar sinyal yang dipancarkan ponsel mencapai maksimal. Jika ponsel tersebut berada dalam pesawat yang sedang terbang, bisa dipastikan ponsel itu akan selalu memancarkan sinyal yang sangat kuat namun tidak akan pernah terhubung dengan salah satu BTS. Apalagi jika pesawat terbang berada di ketinggian lebih dari 6.000 kaki (2 km). Ketika ponsel terus menerus memancarkan sinyal radio dengan kuat, ia tidak saja memancarkan sinyal pada frekuensinya sendiri, tetapi juga memancarkan frekuensi lain (harmonic frequencies) yang juga cukup kuat. Sebagian harmonic frequency ini berimpitan dengan frekuensi radio navigasi maupun komunikasi pesawat udara, sehingga menimbulkan interferensi radio. Karena jarak antara ponsel dan antena peralatan komunikasi serta navigasi sangat dekat, besar kemungkinan sinyal ponsel mengganggu penerimaan sinyal peralatan radio komunikasi dan navigasi pada pesawat udara sehingga bisa menyebabkan sistem komunikasi antarapilot di kokpit pesawat terbang dengan menara bandara (ATC) terganggu atau
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
121
kurang jelas. Kondisi ini berpeluang mengakibatkan pilot salah membaca instrumen navigasi. Berikut contoh beberapa instrumen navigasi pesawat yang akan terganggu fungsinya jika ada ponsel yang aktif dalam pesawat: Radio Magnetic Indicator/ Radio Directional Finder (RMI/ RDF) Alat yang berfungsi untuk penentuan posisi stasiun radio, biasanya berada di sekitar bandara dengan menggunakan NDB (Nondirectional Beacon). Course Deviation Indicator (CDI) Berfungsi sebagai informasi navigasi yang mengindikasikan posisi pesawat berdasarkan jalur yang telah ditentukan sebelumnya. Radio/Radar Altimeter (RA) Alat untuk mengukur ketinggian pesawat dengan frekuensi. Alat-alat tersebut sebagian kecil dari perangkat komunikasi dan navigasi pesawat terbang yang akan terganggu oleh sinyal oleh ponsel yang diaktifkan di dalam pesawat. Bisa dibayangkan bagaimana jika informasi yang dihasilkan dari perangkat di atas terganggu, sangat besar kemungkinan menyebabkan kecelakaan karena pilot mendapatkan informasi tentang posisi, arah, dan ketinggian pesawat yang salah sehingga dapat berakibat pesawat melaju ke arah yang salah. Yang paling fatal bisa menyebabkan mid-air collision atau tabrakan antarpesawat di udara.
122
LIONMAG AGUSTUS 2013
Peraturan Indonesia mengenai Pelarangan Penggunaan Alat Elektronik di dalam Pesawat. Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan dan memberikan efek jera kepada penumpang yang masih “bandel�, Pemerintah Indonesia telah menetapkan peraturan perundang-undangan berikut: UU No. 1 Tahun 2009 Pasal 54 huruf f Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan dilarang mengoperasikan peralatan elektronika yang mengganggu navigasi penerbangan. Pasal 55 Selama terbang, kapten penerbang pesawat udara yang bersangkutan mempunyai wewenang mengambil tindakan untuk menjamin keselamatan, ketertiban, dan keamanan penerbangan. Pasal 306 huruf a Setiap orang dilarang menggunakan frekuensi radio penerbangan kecuali untuk penerbangan. Pasal 306 huruf b Setiap orang dilarang menggunakan frekuensi radio yang secara langsung atau tidak langsung mengganggu keselamatan penerbangan. Sanksi Pasal 412 ayat 5 Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan mengoperasikan peralatan elektronik yang mengganggu navigasi penerbangan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 huruf f dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak Rp. 200 juta.
Kecelakaan Pesawat yang Diduga Terdapat Indikasi Disebabkan oleh Pengaruh Interferensi Sinyal Ponsel 1.
2.
Crossair Flight LX198, merupakan penerbangan komuter dari Zurich, Swiss menuju Dresden, Jerman. Pesawat Saab 340B tersebut jatuh dua menit setelah take off pada 10 Januari 2000. Tujuh penumpang dan tiga crew meninggal pada saat itu. Diduga penyebab kecelakaan tersebut adalah interferensi sinyal ponsel dengan peralatan navigasi pesawat. Teori ini menyebabkan beberapa negara melarang penggunaan ponsel di pesawat. Ansett New Zealand Flight 703, merupakan penerbangan terjadwal dari Bandara Auckland menuju Palmerston North. Pada 9 Juni 1995, pesawat berjenis Dash 8 ini jatuh di barat Tararua Range, 16 km sebelah timur Bandara Palmerston North ketika sedang mendekati bandara untuk melakukan pendaratan. Cuaca pada saat itu buruk, sehingga pilot menggunakan instrumen navigasi pendaratan, yang diduga terganggu oleh sinyal ponsel. Delapan belas penumpang dan tiga crew meninggal pada saat itu.
(dari berbagai sumber)
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
123
LION AIR GROUP FLEET
Boeing 747 - 400 Total 2 units 506 seats ECONOMY
Boeing 737 - 900 ER & 800 NG 92 UNITS IN SERVICE 737-900 ER 215 SEATS ECONOMY 737-800 NG 189 SEATS ECONOMY
Boeing 737 - 400 & 300 Total 5 units. Economy Class
Boeing 737 - 900 ER 4 UNITS IN SERVICE 168 seats economy. 12 seats business.
Boeing 737 - 900 ER 4 UNITS IN SERVICE 168 seats economy. 12 seats business.
ATR 72-500 & 72-600 24 UNITS IN SERVICE 72 seats economy.
124
LIONMAG AGUSTUS 2013
WELCOME ABOARD
SELAMAT DATANG APA YANG HARUS ANDA KETAHUI TENTANG KEAMANAN, KENYAMANAN DAN KESELAMATAN ANDA DI DALAM PESAWAT Ponsel Semua ponsel dan peralatan elektronik yang menggunakan pemancaran radio tidak diperbolehkan selama berada didalam pesawat, hal ini sangat mengganggu sistem navigasi dan komunikasi dengan menara pengawas setempat. PERALATAN ELEKTRONIK Untuk penggunaan Laptop dan PDA boleh dipergunakan setelah fasten seatbelt “OFF” dengan menggunakan flight mode. Setelah fasten seatbelt “ON” untuk persiapan mendarat maka penumpang harus mematikan pengguna laptop dan PDA tersebut. BARANG -BARANG BERBAHAYA LAINNYA Barang- barang yang mudah terbakar (seperti korek api), meledak (petasan), material yang mengandung magnet, baterai, tabung gas, tidak diperbolehkan untuk dibawa. MEROKOK Peraturan Pemerintah melarang kegiatan merokok selama dalam penerbangan, Terdapat detektor asap di semua toilet dan akan dikenai sanksi bagi yang melanggar peraturan. PERJALANAN DENGAN ANAK-ANAK Lion Air tidak menyediakan makanan bayi untuk rute domestik dan popok tidak disediakan dipesawat. Lion Air hanya menyediakan air panas untuk susu bayi. UTAMAKAN KESELAMATAN Sabuk pengaman harus selalu terpasang sewaktu take-off dan landing. Dianjurkan untuk selalu memasang seat belt selama penerbangan.
BAGASI Barang atau benda tajam harus di pak dalam bagasi dan tidak diperkenankan untuk dibawa kedalam bagasi kabin. Bawalah benda berharga dalam tas yang anda bawa sendiri. Perhatikan berat bagasi Anda. - Carry on baggage (Bagasi Kabin) Tidak lebih dari 7 kg
Silakan membaca kartu instruksi keselamatan yang terdapat di dalam kantung kursi. Di kartu tersebut anda bisa mengetahui pintu darurat dan letak jaket pelampung. Perhatikan baik-baik demo keselamatan dan instruksi yang diberikan oleh cabin crew.
40 cm
Barang bawaan harus diletakan di atas kepala atau dibawah kursi di depan anda.
30 cm
MULAI 18 JULI UNTUK TUJUAN - BALIKPAPAN - BANJARMASIN - PONTIANAK - PALANGKARAYA - TARAKAN BERANGKAT (CHECK IN) & TIBA DI TERMINAL 1 C - BANDARA SOEKARNO-HATTA
20 cm
- Bagasi untuk Rute Domestik Kelas Ekonomi : 20 kg Kelas Bisnis : 30 kg - Bagasi untuk Rute Internasional Kelas Ekonomi : 20 kg Kelas Bisnis : 30 kg
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
125
ROUTE MAP LION GROUP
126
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
127
LADY IN THE AIR
Kartika Seding Hasan
Jodoh Lesung Pipit
128
LIONMAG AGUSTUS 2013
Teks: Gegen - Foto: Makhfudz - LOKASI: HOTEL BOROBUDUR JAKARTA
K
alo ada ‘multi-talented team’ yang disusun dari awak kabin Lion Air. Dipastikan Kartika Seding Hasan melenggang leluasa masuk ke dalamnya. Pasalnya, gadis kelahiran Bogor, 29 Agustus ini punya banyak kebisaan. Contoh saja menyanyi, main gitar, piano hingga alat musik tradisional calung. Makanya ia pernah didaulat dalam ’10 Besar Mojang Bogor Jejaka Bogor Tahun 2009’. “Waktu itu peserta lain juga pada punya kebisaan menyanyi, menari atau akting. Tapi yang bisa memainkan alat musik tradisional calung cuma saya,” kenang anak ketiga dari pasangan Muhammad Seding Hasan dan Ratumas Nuriah ini. Meski lahir di Bogor, Tika, panggilannya, orang tuanya berdarah Jambi dan Jambi-Palembang. “Tapi saya lahir di Bogor, jadi jangan tanya soal kemampuan bahasa Sunda saya, lemes-lah, alias fasih halus, bukan yang kasar,” tuturnya. Nah, calung yang dipegang Tika tadi, adalah yang tergolong agak nge-bas. “Bermain calung tak bisa sendiri, mesti kompak dalam grup,” jelasnya pramugari yang masuk Lion Air pada batch 94 tahun 2011 ini menambahkan. Usai sekolah di SMA Kornita Bogor, 2009, Tika meniti kuliah di Universitas Ibnu Khaldun, juga di Bogor. Di sini ia mulai ikut berorganisasi dan masuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) hingga mengikuti pelatihan kader, leadership. Mungkin lantaran demikian Tika tergolong yang peka terhadap lingkungan. Itu dipraktikkannya saat menjadi pramugari, dengan menolong penumpang yang menderita sesak nafas suatu ketika. Ia pun memberikan bantuan oksigen ke penumpang tersebut melalui tabung portabel yang terdapat di dalam pesawat. “Di dalam pesawat ada tabung oksigen murni berukuran 2 dan 4 liter, tapi kami pakai yang 4 liter. Jika dipakai terus-menerus itu bisa sampai 15 menit. Oksigen murni itu bagus sebenarnya, termasuk untuk kesehatan jantung. Sama seperti oksigen murni yang dihisap para penyelam,” tambahnya. Soal pekerjaannya, Tika masih enjoy saja. Tapi ia tahu bahwa organisasi maskapai sebenarnya jauh lebih rumit ketimbang yang dipikir orang. “Di maskapai itu kan ada persoalan services, teknik, ticketing hingga kargo. Itu semua sama rumitnya,” kata gadis Virgo yang suka seafood, susu coklat dan film kartun ini. Salah satu ciri paras Tika adalah sepasang lesung pipit di pipinya. “Katanya sih, orang yang punya lesung pipit rizkinya bagus. Alhamdulillah, sesuatu banget. Tapi katanya orang yang punya lesung pipit, jodohnya dengan yang punya juga.” kata Tika sambil tertawa dan menepuk dahinya. Bagaimana dengan cita-cita gadis yang untuk sementara cuti kuliah ini? “Wah, kalau dihitung mundur, cita-cita saya banyak. Mau jadi penyanyi, fotografer, foto model, wartawan, presenter hingga dokter. Tapi itu kan cita-cita. Yang jelas, jadi penyanyi, walau bisa nyanyi, belum tentu jadi. Butuh belasan tahun. Atau kalau nasib-nasiban menang singing competition, misalnya. Tapi ada satu cita-cita yang awalnya saya hindari, yakni jadi guru. Tapi belakangan saya pikir menyenangkan juga tampil di depan kelas bertemu anakanak,” kisahnya sambil menjelaskan moto hidupnya ‘Yakusa’ alias ‘Yakin Usaha Sampai’.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
129
130
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
131
132
LIONMAG AGUSTUS 2013
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
133
134
LIONMAG AGUSTUS 2013