AUTOMOTIVE MINI Superleggera Vision - Timeless Aesthetic
The Inflight Magazine of Lion Air
AGUSTUS 2014
Meteora Menjejakkan Kaki di Awan INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR TIDAK DIBAWA PULANG
01
02
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
1
2
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
3
36 TRAVELING BELITUNG
12
NEWS AROUND
44 DESTINATION JAKARTA
16 LEISURE
52 DESTINATION SUMBA BARAT DAYA
24
66 DESTINATION PULAU SEMPU
58 AUTOMOTIVE
72 SPECIAL PANTAI PILIHAN LIBURAN
96
80 TRAVELING AMBON
100 CULINARY
86 TRAVELING YUNANI
104
91/9 no
4
REGULAR
LIONMAG AGUSTUS 2014
WISDOM IN THE AIR HOT STUFF DINE IN
112 POSTCARD 128
KID ZONE
132
LADY IN THE AIR
foto VALENTINO LUIS
CONTENTS
28 TRAVELING LOMBOK
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
5
Contributors
FABIOLA LAWALATA
Tujuh tahun yang lalu meninggalkan tanah air untuk hidup di negara sang suami. Saat ini Fabiola telah menjejakkan kaki di 65 negara, walaupun traveling bukan untuk mengitung jumlah negara namun rasanya menyenangkan mencoret daftar impian yang telah dilakukan. Ikuti celoteh cerita perjalanannya lewat akun Twitter @jalan2liburan
Valentino Luis
Pria kelahiran Maumere, Flores ini menyelesaikan studi di Fakultas Sastra Universitas Udayana Denpasar dan Institut fßr Sprache & Komunikation Hannover, Jerman. Mulai berkelana ke berbagai negara sejak tahun 2007 dan menjadi kontributor untuk majalah wisata dalam dan luar negeri (Nature’s Best Photography, Merian Germany, National Geographic Traveler, Travelxpose, dll).
6
LIONMAG AGUSTUS 2014
Sukarman Mustamin
Menggeluti dunia kewartawanan sejak tahun 1988 di bidang otomotif dan menjadi wartawan pertama dari Indonesia yang mendapat akreditasi peliputan F1 pada tahun 1993. Karman, sapaan akrabnya, adalah salah seorang pendiri Majalah Autocar edisi Indonesia (2000). Sekarang, lulusan Jim Russell Racing School, UK ini, aktif di dunia road safety dengan mendirikan Smart Driving Institute (SDI) pada 2007.
Heru HENDARTO
Lahir dan besar di Pontianak, Heru Hendarto memulai hobi jalan-jalan dan fotografi setelah menyelesaikan kuliahnya di Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Saat ini berkarier sebagai Project Manager di salah satu kontraktor tambang, namun tetap menyempatkan diri melakukan perjalanan ala backpacker di waktu senggang. Mulai aktif menulis artikel dan foto wisata di berbagai media semenjak 2008.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
7
8
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
9
COCKPIT’S NOTE
CEO LION AIR GROUP Rusdi Kirana Director Of Operation Capt. Theodore Henry Mudigdo Director Of Technics Imam Fajri Director Of Commerce Achmad Hasan
Dirgahayu Republik Indonesia ke-69 Penumpang yang budiman,
Director Of General Affairs & FINANCE Edward Sirait Gm Sales & Marketing Rudy Lumingkewas
Sejarah mencatat, berkat kegigihan para pahlawan yang berjuang merebut kemerdekaan hingga titik darah terakhir dari tangan penjajah, maka kita sekarang bisa menikmati kemerdekaan. Mereka mewariskan bangsa yang besar. Terimakasih pahlawanku! Atas jasamu saat ini genap 69 tahun Indonesia menikmati kemerdekaan. Dirgahayu Republik Indonesia! Kemerdekaan harus diisi dengan membangun. Untuk itulah kami hadir turut membangun bangsa khususnya dalam bidang transportasi udara. Menjembatani antar pulau sehingga mobilisasi segala bidang menjadi cepat dan mudah. Dengan beroperasinya Lion Air yang memasuki tahun ke-15 ini, berarti kami juga turut meningkatkan perekonomian dan menyejahterakan masyarakat. Kami terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan, sehingga penumpang merasa aman dan nyaman. Pembukaan rute baru terus kami upayakan dengan diikuti penambahan armada pesawat baru dan sumber daya manusia yang handal. Sekali lagi, terima kasih atas kepercayaan Anda terbang bersama kami. Selamat menikmati penerbangan Anda.
Gm Service Ari Azhari
Publisher & Editor In Chief Makhfudz Sappe Editor Ristiyono, Faisyal, Riman Saputra N., Dody Wiraseto, Priyanto Sismadi, Safari A. Husain Marketing Fransiska Ririn Tri Astuti, G. Hardianto, Sahman AT, Aman Sugandhi (Surabaya), Qurratu Ainie Partono (Surabaya), Fernandito Haka (Bali), Yurison Suryantara (Bali). Art Director Gerald Manuel Designer & Illustrator Richard Archie F.M., Muhammad Saleh Hanif, Dian Permatasari
Salam,
Finance Ade Kristanti
Rusdi Kirana CEO Lion Air Group
Marketing Support Mochammad Zaky Circulation M. Solichin Published By PT. Bentang Media Nusantara Advertising Tel.: +62 (21) 98494404 Fax.: +62 (21) 3151668 Email: edlionmag@gmail.com redaksi@lionmag.com HOTLINE LIONMAG: 0821 10 88 22 00 ISSN: 1979-4185 PRINTED BY PT. MEGA INDAH
10
LIONMAG INFLIGHT MAG
LIONMAG AGUSTUS 2014
www.issuu.com/lionmagazine
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
11
NEWS AROUND
Tampilan Web Baru Dengan tujuan sebagai one stop shopping untuk semua kebutuhan perawatan otomotif, PT Autochem Industry sebagai pengelola brand Prestone, Autolite, Master dan Fram di Indonesia, terus berbenah diri. Salah satunya adalah menyegarkan tampilan web menjadi lebih lengkap dan informatif, di www.autochemindustry.com. Dari info produk hingga cara penggunaan. Selain itu juga disajikan informasi yang berguna seperti tips, trik, serta news & events. Hal itu merupakan salah satu cara dalam menghadapi persaingan di pasar, selain agar konsumen dapat lebih cepat mendapatkan informasi tentang produk yang mereka butuhkan untuk kendaraannya.
Ekspansi Kagum Hotel di Raja Ampat Sayap bisnis Kagum Hotel semakin lebar hingga merambah Indonesia bagian timur, setelah secara resmi menandatangani kerjasama pengelolaan Gino Feruci Resort Raja Ampat, Provinsi Papua Barat dengan PT. Mukti Ananta. Gino Feruci Raja Ampat ini terdiri dari 10 Luxurious Resort dan dilengkapi beragam fasilitas mulai dari kolam renang hingga ruang pertemuan. “Pengelolaan Gino Feruci Resort Raja Ampat ini akan segera beroperasi di penghujung 2014, dan semakin melengkapi brand Gino Feruci Hospitality yang sudah ada di Gino Feruci Villa Lovina dan Gino Feruci Villa Ubud,� jelas Asep Supardi, Director of Operations, Kagum Hotel di acara Penandatanganan Kerjasama Gino Feruci Resort Raja Ampat, di Zamrud Inn, 10 Juli 2014. Nantinya di Gino Feruci Resort Raja Ampat ini akan menawarkan paket-paket pilihan menginap mulai dari tur, menyelam hingga penjemputan serta pengantaran.
Hirudo
Terapi Solusi Pengobatan Penyakit Jantung Jika Anda atau keluarga mengalami gangguan penyakit jantung, dan sudah berobat kemana-mana, tetapi tak kunjung sembuh, cobalah pengobatan Hirudo Terapi. Menurut Alie, pakar pengobatan Hirudo Terapi, sekarang telah tersedia bahan obat herbal yang berasal dari tumbuhan yang sudah ada sebelum penyakit ini ada. Tetapi manusia sering lupa dan tidak merawat segala sesuatu yang ada di alam. Bila Tuhan berkenan, tidak ada yang mustahil di kehidupan ini, semua kesembuhan yang terjadi juga terjadi atas kehendak-Nya. Hirudo Terapi, pengobatan khusus penyakit jantung yang telah mulai beroperasi sejak tahun 2000.
Festival Jajanan Pasar di Hilton Bandung Selama Agustus 2014, Restoran Punawarman, Hilton Bandung menyajikan festival jajanan pasar dan makanan ringan dari berbagai penjuru dunia. Kebab Turki, Okonomiyaki Jepang, Roti Prata dan Kari India, Laksa Singapura, Seblak dan Mi Kocok Indonesia, Quesadillas Meksiko, Poffertjes Belanda, Burger Amerika, dan Sosis Jerman merupakan berbagai hidangan yang dapat Anda nikmati untuk makan malam prasmanan bersama keluarga dan teman Anda. 12
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
13
NEWS AROUND Masuk Era Digital Binus Online Learning bekerjasama dengan Ikatan Sekretaris dan Administratif Profesional Indonesia (ISI) Cabang Jakarta mengadakan seminar dengan tema “How to Become a Digital Secretary”. Seminar ini menghadirkan Alfred Budiman, Vice President Samsung of R&D Division) dan Sartika Kurniali, Duta Penulisan Evernote Indonesia. Kegiatan yang diselenggarakan di Universitas Binus Kampus Senayan ini dihadiri sekitar 100 anggota ISI dari berbagai industri. Dalam seminar tersebut, peserta diberikan informasi mengenai pemanfaatan perangkat teknologi informasi dan komunikasi yang dapat membantu dalam pekerjaan mereka. Bagaimana mereka dapat tetap mengakses pekerjaan walaupun berada di luar kantor.
Caring and Sharing dari Hotel Neo dan Favehotel
Dalam rangka membangkitkan semangat dan merayakan bulan Ramadhan, beberapa properti Hotel Neo dan Favehotel dari Archipelago International di wilayah Jabodetabek menyelenggarakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) bertajuk Caring and Sharing. Acara yang diisi dengan buka puasa bersama sekitar 100 anak yatim ini diadakan di Panti Asuhan Yatim Piatu Nurul Iman Jafariah, Menteng, Jakarta Pusat, 10 Juli 2014. “Sharing & Caring merupakan inisiatif kepedulian sosial dari Hotel Neo dan Favehotel untuk secara berkala melakukan kegiatan kemanusiaan bersama Archipelago International. Setiap tahun kami menyelenggarakan beberapa kegiatan sosial, tidak hanya pada bulan Ramadhan, namun juga pada kesempatan lain. Untuk kegiatan selanjutnya, kami berharap dapat memberikan program beasiswa sebagai bentuk kelanjutan dukungan kami kepada anak yatim tersebut,” ujar, Lukas Samali, VP dari Sumber Daya Manusia, Archipelago International.
In-house Wedding Expo Menara Peninsula Hotel merupakan pilihan yang tepat bagi para pasangan yang akan melangsungkan prosesi sakral, yaitu pernikahan. Alasannya, karena hotel ini berada di lokasi strategis di Slipi. Hotel bintang empat bertaraf internasional ini akan mengadakan Inhouse Wedding Expo, 12 - 13 Oktober 2014 di Cengkeh Ballroom. Telah bekerjasama dengan vendor-vendor pernikahan terbaik, calon pengantin dapat bebas memilih vendor mana yang akan dijadikan rekanan untuk mewujudkan pernikahan impiannya. 14
LIONMAG AGUSTUS 2014
Hotel Bidakara Rayakan Ramadhan Bersama 1500 Anak Yatim Melanjutkan tradisi di bulan Ramadhan, Hotel Bidakara Jakarta bekerja sama dengan Yayasan Andaru Selaras mengadakan buka bersama dan santunan untuk 1500 anak yatim dan dhuafa. Acara ini juga merupakan bentuk kegiatan corporate social responsibility yang selalu menjadi fokus Hotel Bidakara dalam menjalankan bisnisnya. “Kegiatan ini mengandung makna jauh lebih dalam dari sekedar memberi barang atau uang kepada mereka yang kurang beruntung. Kami telah mengkonsepkan sebuah kegiatan yang bersifat edutaiment dan religi, yaitu memberikan pendidikan dengan cara yang menyenangkan dengan tetap ada sentuhan keagamaan dan hiburan,” ujar S. Wardoyo, General Manager Hotel Bidakara Jakarta saat Press Conference di Birawa Assembly Hall, 12 Juni 2014. Di kegiatan yang bertajuk “Menggapai Cita-Cita diiringi Alunan Sholawat” ini, anak-anak diajak berkreasi dengan melukiskan cita-cita dan mewarnai sesuai karakter citacitanya. Kemudian sebagai penutup acara, diberikan santunan uang dan bingkisan bagi 1.500 anak yatim dan dhuafa.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
15
LEISURE Akira Back Bukan Sekedar Nama Besar Kreasi menu Jepang modern dari chef internasional menjadi jaminan kualitas restoran ini. Akira Back adalah nama chef asal Korea yang sudah lama bermukim di Amerika Serikat. Di negara Paman Sam ini, Chef Akira menjadi tokoh dibalik kesuksesan Kumi Japanese Restaurant + Bar di Mandalay Bay dan Yellowtail Japanese Restaurant & Lounge di Bellagio Resort & Casino di Las Vegas. Ia juga kerap mengisi acara di beberapa stasiun televisi Amerika dan Korea.Restoran yang diambil langsung dari namanya ini selain di Indonesia juga terdapat di New Delhi, India. Konsep fine dining nan elegan tampil serasi dengan lokasinya di Gedung MD Entertaiment, Kuningan. Gedung yang kerap pula didatangi artisartis ternama Indonesia. Menu seperti Akira Back Taco, Tuna Pizza dan Pop Rock’in Sushi adalah bukti kreativitas Chef Akira dalam mengombinasikan karakter menu dari berbagai negara. Restoran ini juga menonjolkan sisi hiburan di bagian bar dengan mengadakan live DJ setiap Jumat dan Sabtu malam.
Mamma Rosy Homemade Pasta Pemuas Selera Kesegaran pasta otentik Italia tersirat dari menu Mamma Rosy. Restoran Italia di kawasan Kemang, Jakarta Selatan ini membuat aneka pastanya secara homemade dari tangan chef asli Italia. Desain restoran ini sangat kental dengan nuansa Italia, ditunjang beberapa gambar bertema negeri Pizza tersebut. Memasuki restoran ini, taman nan hijau dengan gemericik air dari kolam menenangkan pikiran dari padatnya kawasan Kemang. Jejeran rapi meja berbahan marmer hitam dengan kursi kayu mengisi ruang depan restoran ini. Suasana langsung berubah ketika memasuki lantai atas. Dengan desain seperti teras membuat suasana lebih santai. Di sudut ruangan terdapat Bar dengan aneka racikan minuman dari bartender handal. Mamma Rosy memiliki dua jenis pasta yakni Dry Pasta, pasta yang diimpor langsung dari Italia, dan juga Fresh Pasta yakni pasta yang dibuat sendiri oleh Mamma Rosy setiap harinya. Penggemar Pizza Italia Otentik dapat menikmati 4 Formaggi. Sedangkan untuk pecinta Pizza Fusion bisa menikmati Karnivora. Penggunaan oven tunggu tradisional membuat pizza di Mamma Rosy memiliki aroma kayu bakar yang khas dan menggugah selera.
The Belly Clan Saat Timur dan Barat Bertemu Dalam Satu Piring East Meet West terkonstruksi di restoran The Belly Clan ini. Restoran yang terletak di Gedung Intiland, Jakarta Pusat membuktikan bahwa akulturasi tidak hanya melulu pada budaya, namun hingga ke kuliner. Dari mulai konsep restoran yang unik, hingga menu yang tidak akan pernah ditemui di restoran lain. Konsep restoran The Belly Clan sangat kental dengan nuansa alam bergaya modern yang terinspirasi dari Skandinavia. Batubatuan yang terlihat kokoh ditambah penempatan tanaman di dalam maupun di luar ruangan. Di tengah ruangan terdapat bar yang menyajikan aneka cocktail dan mocktail. Aktivitas dapur juga terlihat jelas karena restoran ini mengusung konsep open kitchen. Sebagai sajian untuk para customer-nya, The Belly Clan mengandalkan menu Pan-Asian Fusion. PanAsian Fusion sendiri merupakan perpaduan antara cita rasa Asian dengan western. Salah satu menu andalannya yaitu Short Rib Stockyard Angus Cabai Hijau. Menu ini menggunakan daging dari Australia diberi sentuhan cabai hijau sebagai citarasa Indonesia. 16
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
17
LEISURE Avara Lounge & Bar
Menu Fusion Asian-western Avara Lounge and Function Hall hadir di tengah pusat bisnis Kuningan, Jakarta Selatan. Mengedepankan Lounge dan Function hall, tempat ini bisa dibuat sebagai lokasi meeting ataupun event. Tidak hanya itu, mengandalkan menu Asianwestern, Avara pun tepat sebagai lokasi bersantai untuk mengurangi jenuh dari aktivitas sehari-hari. Memasuki ruang Avara Lounge and Function Hall, sebuah bar kecil tertata apik. Dari sebuah bar kecil ini, menuntun Anda menuju lounge yang berkelas. Jajaran sofa nyaman dan rapi. Di tengah lounge, terdapat wine cellar yang menampilkan aneka jenis wine dari berbagai negara. Semua menu yang disajikan Avara merupakan menu fusion dari Asian-western. Ditambah fasilitas 5 ruang meeting dan juga function hall untuk beragam event, Avara memberikan beragam fasilitas tidak hanya sekedar tempat untuk makan.
ibis Kini Hadir di Tangerang Hotel ibis kini hadir di Tangerang. Ibis Gading Serpong dilengkapi oleh 208 kamar dengan fasilitas pendukung berstandar internasional seperti TV LED 32 inci dengan saluran Internasional , tempat tidur yang nyaman, kamar mandi dengan pancuran, brankas, telepon, akses internet, dan lain sebagainya. Hotel ini berada di lokasi strategis, hanya 45 menit dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan dekat pusat belanja. Tersedia pula restoran Taste yang menyajikan menu-menu prasmanan ataupun ala carte, dan Lounge Bar untuk bersantai.
18
LIONMAG AGUSTUS 2014
Berlari Terasa Ringan dan Kaki Tetap Segar Di pertengahan tahun 2014, League merilis sepatu running Volans generasi kedua bernama Volans 2.0. League memberikan sentuhan inovasi pada model, fungsi maupun material. Yang membedakan Volan 2.0 dengan generasi Volans sebelumnya adalah tampilan upper yang berlubang besar atau Air Quick Mesh yang menjadi dinding ventilasi lebih lebar – tujuannya agar kaki pemakai tidak berkeringat secara berlebihan. Sepatu ini juga dirancang tanpa jahitan, sehingga dapat menghindari terjadinya luka akibat gesekan antara benang dengan kulit. Volans 2.0 lebih ringan dibandingkan pendahulunya, yaitu hanya sekitar 200 gram. Pilihan warna juga fresh. Membuat berlari menjadi lebih mudah, percaya diri, dan tanpa terganggu oleh keringat berlebihan.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
19
LEISURE Jelajah Kuliner Nusantara Grand Istana Rama Hotel, yang berlokasi tepat di depan Pantai Kuta memberikan kesempatan untuk kita semua menikmati kekayaan masakan Indonesia. Hotel ini membuat program yang bertema Jelajah Kuliner Nusantara & Indonesian Market Foods Festival, di Samudera Restaurat. Menghidangkan beragam masakan Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Setiap olahan diracik dengan bumbu khas Nusantara yang begitu kaya akan rasa. Tak terlewat pula makanan yang sudah diakui dunia seperti, Rendang, Sate Ayam, dan juga Nasi Goreng disajikan setiap harinya di Jelajah Kuliner Nusantara. Jelajah Kuliner Nusantara & Indonesian Market Foods Festival menjadi salah satu pilihan tepat untuk makan malam di daerah Kuta.
Serassa Budaya dan Kuliner Indonesia Warisan budaya Indonesia tidak akan habisnya untuk diekplorasi menjadi inpirasi. Terbukti Serassa mampu membuat Indonesia mini dalam bentuk restoran. Detail-detail ciri khas budaya Indonesia terlihat di restoran yang terletak di bilangan Tanjung Duren, Jakarta Barat ini. Mulai dari pintu masuk hingga ke dalam toiletnya, tidak luput menjadi perhatiannya. Dari luar Serassa langsung menampilkan desain yang berbeda melalui pemilihan Gebyok khas Jawa. Aura Indonesia semakin terasa manakala Anda duduk di salah satu sudut dengan penempatan batik tulis tradisional khas dari berbagai daerah seperti Cirebon dan Pekalongan. Di sisi lainnya, terdapat batu-batuan dengan motif batik kawung yang difigura dengan rapi. Sejalan dengan pemilihan konsep interiornya, menu yang dihidangkan menampilkan kekayaan kuliner Indonesia. Menu seperti Rawon dan Bebek Goreng dibuat melalui pemilihan bahan baku yang tepat. Salah satu pilihan menu yang menarik adalah Nasi Langgi. Kombinasi Nasi Putih, Nasi Kuning, dan Nasi Hijau berpadu nikmat dengan penunjang lainnya seperti, ayam, lalapan, empal dan sambal.
20
LIONMAG AGUSTUS 2014
Porta Venezia
Menu Otentik Italia Restoran yang berlokasi di lantai 2 Hotel Arya Duta Semanggi ini sarat akan nuansa Italia. Dari nama, Porta Venezia sendiri diambil dari bahasa Italia, yang memiliki makna, gerbang menuju Venezia. Di pintu masuk, tamu langsung disambut dua buah patung yang memegang lampu. Suasananya semakin kuat dengan atap yang dilukis dengan nuansa Italia yang kental. Suasana semakin hangat kala melangkahkan kaki lebih dalam. Tata letak meja dan kursi membuat tamu bebas memilih maksud dan tujuan datang ke restoran ini. Bila beranjak ke sisi kanan restoran, jejeran meja dan kursi didesain untuk 4 hingga 6 orang. Ditambah penempatan bar untuk suasana yang lebih santai. Yang menarik perhatian adalah keberadaan oven tungku tradisional untuk memanggang Pizza di restoran ini. Walaupun mengusung konsep International Casual Dining, keberadaan oven tungku tradisional ini menegaskan bahwa Porta Venezia tetap berusaha memberikan karakter pizza italia otentik ke tamunya.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
21
LEISURE
Eatology Menu Lintas Benua Perpaduan cantik antara green house dengan menu internasional menjadi daya tarik tersendiri bagi Eatology. Restoran yang berlokasi di Jalan Sabang, Jakarta Pusat ini begitu asri dengan penempatan pepohonan dalam ruang utamanya. Cahaya matahari bebas menerangi setiap sudut ruangan, membuat pengalaman bersantap serasa berada di alam bebas. Menu lintas benua disajikan
menarik di Eatology. Menu Italia seperti Pizza dibuat menggunakan oven tungku, sehingga wangi kayu bakar langsung menyeruak kala disantap. Sedangkan di menu Jepang, Eatology aneka menu Sushi Fusion menjadi andalan. Kemudian steak dengan menggunakan daging sapi dari Amerika merupakan favorit di menu Western. Nasi Goreng dan Sop Buntut menjadi perwakilan wajah Indonesia yang sayang untuk dilewatkan.
Poke Sushi
Kombinasi Amerika dan Jepang Popularitas Sushi mengilhami munculnya beragam Sushi Fusion di Indonesia. Sushi tidak lagi harus disajikan mentah, yang terpenting adalah kreatifitas dan kesegaran bahan baku terjaga. Poke Sushi merupakan salah satu restoran yang konsisten mengusung konsep itu. Berdiri sejak tahun 2003, Poke Sushi merupakan kombinasi dari Amerika dan Jepang. Nama Poke Sushi terinspirasi dari Ahi Poke sebutan untuk Sashimi Fusion di Hawaii. Kreativitas menjadi pembeda dengan Sushi pada umumnya. Poke Sushi memiliki Sushi Fusion seperti Caterpillar, Crunchy Dragon Roll dan Dynamite. Disamping itu, Poke Sushi tetap menyediakan menu tradisional Jepang seperti Sukiyaki dan Tempura. Terobosan baru juga dilakukan dengan menghadirkan Sashimi Cake. Potongan-potongan tuna dan salmon segar disusun rapi sehingga membentuk sebuah cake. Sashimi Cake tidak hanya nikmat untuk dimakan namun juga bisa menjadi kado spesial di momen yang spesial pula. 22
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
23
WISDOM IN THE AIR
Pemimpin
yang Menginspirasi Oleh Jemy V. Confido
Seorang teman saya mengeluh. Setiap kali dia bertemu dengan atasannya yang sekarang, ia selalu merasa kelelahan. Padahal ia tidak harus mengerjakan apa pun, selain hanya duduk mendengarkan atasan tersebut bicara. Berbeda dengan atasan sebelumnya. la begitu menantikan pertemuan dengan atasannya tersebut. Meskipun ia tidak diberi apa-apa, tapi setiap kali bertemu dengan atasannya yang lama, ia selalu menjadi lebih bersemangat. Apa sebabnya? Setiap manusia memiliki energi. Tanpa disadari, energi tersebut bisa bertambah atau berkurang setiap kali bertemu dengan orang lain. Tergantung apakah orang yang dijumpai itu bersifat menambah energi atau mengurangi energi. Dalam kasus teman saya di atas, atasannya yang baru menyita energi teman saya tersebut sehingga ia merasa kelelahan meskipun hanya diminta duduk mendengarkan. Sedangkan atasannya yang lama justru menambah energinya. Pemimpin seperti atasan yang lama inilah yang saya sebut pemimpin yang menginspirasi atau inspiring leader. lnspirasi dibutuhkan oleh bawahan untuk membuat mereka tetap bergairah dalam mencapai tujuan meskipun tekanan yang dihadapi cukup berat sementara imbalan yang diinginkan belum bisa diterima sebelum 24
LIONMAG AGUSTUS 2014
tujuan tersebut tercapai. Pencapaian-pencapaian besar dalam sejarah umat manusia bisa terjadi karena inspirasi yang diberikan oleh para pemimpinnya. Sebut saja perjalanan bangsa Yahudi meninggalkan Mesir di bawah kepemimpinan Nabi Musa, hijrahnya umat Islam di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad, hingga kemajuan yang bisa diraih Singapura di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew. Karena dua contoh sebelumnya telah lebih dikenal, maka saya akan menceritakan sedikit lebih banyak contoh yang ke-tiga. Setelah Singapura menjadi negara merdeka, Lee memiliki pekerjaan rumah yang sangat banyak untuk mengubah Singapura yang berantakan dan miskin pada waktu itu. Seorang teman saya berkisah, pada tahun 1965-an, ia harus berjalan 2 KM untuk menimba air dan membawanya pulang ke rumah untuk kebutuhan keluarga. Bahkan pada masa itu, menemukan mayat di pinggir jalan di Singapura bukanlah hal yang aneh. Lalu bagaimana Singapura bisa menjadi demikian maju seperti sekarang? Jawabannya adalah inspirasi dari Lee Kuan Yew. Perdana Menteri Lee menyadari bahwa rakyat Singapura yang tidak tertata membutuhkan arah. Dan, arah yang diberikan oleh PM Lee adalah bahwa Singapura harus memiliki standar kehidupan yang sama seperti Swiss. Tentu saja rakyat Singapura pada waktu itu tidak paham apa yang dimaksud oleh perdana menteri mereka. Maka Lee Kuan Yew pun membagibagikan kartu pos kepada seluruh rakyat Singapura. Pada kartu pos tersebut tertera gambar-gambar indah seperti taman yang.hijau, sungai yang bersih, makanan yang lezat, orang-orang yang berbaju rapi serta anakanak yang bergembira ria. Semua itu adalah gambargambar mengenai kehidupan di Swiss. Lalu Lee Kuan Yew pun mengajak seluruh masyarakat Singapura untuk mewujudkan impian tersebut melalui disiplin dan kerja keras. Rakyat Singapura yang tidak menerima imbalan langsung apa pun siap melalui perjalanan panjang tersebut karena terinspirasi. Dan pada pergantian milenium lalu, seluruh rakyat Singapura turun ke jalanjalan utama dan meneriakan, “We have arrived!� Ya, mereka sudah mencapai impian yang mereka canangkan tiga puluh lima tahun yang lalu. Setelah memahami apa yang saya maksud dengan pemimpin yang menginspirasi, tentu para pembaca bertanya-tanya: Apa yang membuat seseorang bisa menjadi pemimpin yang menginspirasi? Karena inspirasi merupakan bentuk perpindahan energi dari satu orang pemimpin kepada orang-orang yang mengikutinya, maka jawaban terhadap pertanyaan
ibis.com | accorhotels.com
FROM IDR
456.000 nett
ibis Hotel Arrives in Gading Serpong +
+
+
Jl. Boulevard Gading Serpong Blok M-5 No. 19 Summarecon Serpong - Tangerang Banten - Indonesia 15810 P: +62 21 3005 6688 reservation@ibis-gading-serpong.com
+
BRAND NEW IBIS, BRAND NEW COMFORT.
Find ibis Family Indonesia : Jakarta - Bandung - Semarang - Solo - Surabaya - Yogyakarta Pekanbaru - Balikpapan - Bali - Malang - Padang - Makassar - Tangerang INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
J O I N O U R G L O B A L L OYA L T Y P RO G R A M AT ACCO R H OT E L S . CO M
25
di atas kembali terletak kepada “hukum kekekalan energi� seorang pemimpin yang terdiri dari penciptaan energi, penularan energi dan pelestarian energi. Berikut pembahasan singkat terhadap ketiganya.
Penciptaan Energi Seorang pemimpin perlu menemukan energi bagi dirinya agar ia bisa menularkan energi tersebut kepada orang lain yang mengikutinya. Para Nabi mendapatkan energi ini dari wahyu Tuhan. Para pemimpin negara atau organisasi mendapatkan energi ini dari impian atau visinya. Dengan adanya impian atau visi, maka seorang pemimpin memiliki energi untuk menyemangati dirinya karena dia sudah ‘melihat’ tujuan yang hendak dicapai. Lalu bagaimana bila seorang pemimpin tidak memiliki visi? Tidak usah khawatir, bila ia berkomunikasi dengan para pengikutnya sehingga ia bisa memahami perkataan hati mereka, maka seorang pemimpin akan bisa menemukan visi tersebut.
Penularan Energi Selanjutnya, setelah memiliki energi untuk dirinya, seorang pemimpin harus bisa menularkan energi tersebut kepada para pengikutnya. Untuk itu, ia harus bisa menceritakan (mengkomunikasikan) negeri impian yang hendak dicapai dengan bahasa yang memotivasi. Dalam hal ini, paling tidak ada dua hal yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin. Pertama, ia harus paham betul alasan-alasan mengapa impian itu harus diraih bersama-sama. Termasuk ke dalam hal yang satu ini adalah harapan dari para pengikutnya. Bila para pengikutnya tidak bisa menemukan alasan mengapa ia harus mencapai impian tersebut, maka para pengikut tersebut tidak akan memiliki sumber energi untuk diri mereka. Meskipun pada tahap awal sang pemimpin bisa “memaksa mereka untuk ikut, namun lambat laun, para pengikut tersebut akan kelelahan juga. Kedua, seorang pemimpin harus bisa menjelaskan negeri impian tersebut dalam bahasa yang paling mudah dipahami oleh para pengikutnya. Semakin para pengikutnya tersebut bisa memiliki gambaran (memvisualisasikan) mengenai impian yang diceritakan tersebut, semakin kuat mereka bisa memotivasi diri mereka sendiri. Di sinilah cerdiknya Lee Kuan Yew.
Pelestarian Energi Terakhir, energi yang sudah ditularkan kepada para pengikut tersebut harus dilestarikan agar tidak menjadi pudar dan kemudian lenyap. Meskipun sepertinya tidak terjadi hal-hal yang fantastis dalam tahap pelestarian 26
LIONMAG AGUSTUS 2014
energi ini, namun menurut hemat saya, pada tahap inilah seorang pemimpin benar-benar diuji apakah ia seorang yang menginspirasi atau tidak. Agar bisa melestarikan energi dan bahkan meningkatkan kadar energi yang sudah dimiliki para pengikutnya, seorang pemimpin paling tidak harus bisa mendemonstrasikan tiga hal. Integritas. Apakah seorang pemimpin benarbenar sedang berusaha mencapai kebaikan bagi para pengikutnya ataukah hanya untuk kebaikan dia sendiri diuji dari integritasnya. Banyak orang yang berpendapat integritas adalah menyatunya antara kata dan perbuatan. Maksudnya apa yang dikatakan, itulah yang dilakukan. Hal utama yang dikatakan oleh seorang pemimpin adalah impian atau visi untuk para pengikutnya. Dan perbuatan yang disorot dari seorang pemimpin adalah kesesuaian antara apa yang dilakukannya dengan kemajuan untuk mewujudkan impian dan visi tersebut. Bila apa yang ia lakukan tidak membuat impian dan visi yang dikatakannya semakin mendekati kenyataan, maka pemimpin tersebut dinilai tidak memiliki integritas oleh para pengikutnya. Humble. Selain integritas, seorang pemimpin juga harus memiliki kerendahan hati (humble). Sekalipun seseorang memiliki visi yang kuat, kemampuan memotivasi yangtinggi serta integritas yang tidak diragukan, bila ia arogan dan terlebih lagi tidak mau mendengarkan para pengikutnya, maka lambat laun para pengikutnya akan merasa frustasi karena merasa hanya diperlakukan sebagai obyek yang hanya memuaskan keinginan sang pemimpin tanpa diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya. Humanity. Hal terakhir yang dibutuhkan untuk melestarikan energi adalah kemanusiaan atau (humanity) dari seorang pemimpin. Maksudnya, seorang pemimpin harus tetap sadar bahwa para pengikutnya adalah manusia biasa. Mereka bisa kelaparan, kelelahan, sakit, marah, kecewa atau kehilangan keyakinan. Di sinilah pendekatan yang lebih bersifat kemanusiaan justru akan membangkitkan kembali energi yang telah memudar tersebut. Setelah membaca artikel ini, mungkin Anda mulai bertanya-tanya, apakah Anda merupakan pemimpin yang menginspirasi? Jika jawabannya ‘ya’, maka saya ucapkanselamat! Anda sudah berada di jalur yang benar untuk menjadi pemimpin hebat. Jika jawabannya ‘belum’, tidak perlu khawatir, Anda sudah tahu apa yang harus Anda lakukan. Semoga tulisan ini menginspirasi Anda untuk menjadi pemimpin yang menginspirasi. www.jemyconfido.com
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
27
TRAVELING Lombok
28
LIONMAG AGUSTUS 2014
Buai Pesisir
Lombok Selatan TEks & FOTO VALENTINO LUIS
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
29
G
ema suara pertanda kapal akan berlabuh membangunkan penumpang yang terlelap. Saya dan keempat tandem beringsut bangkit dari bangku-bangku panjang yang kami gunakan sebagai alas tubuh. Angin pagi menerpa sekujur badan, memaksa kami berkemas dengan tangan menggigil. Alih-alih menggerutu, justru kami saling berangkulan dengan suka cita. Akhirnya tiba juga di Pelabuhan Lembar, Lombok. Kami menumpang ferry tengah malam dari Padang Bai. Setelah lima jam melintasi selat Bali, kini kami menyaksikan kemuning matahari pagi menyembul dari punggung Gunung Rinjani. Pelabuhan Lembar
30
LIONMAG AGUSTUS 2014
yang dipigurai bukit serta laut nan tenang terlihat indah. Ada perasaan akrab menjalar di ingatan. Sebulan lalu saya mampir di sini untuk mengikuti trip pendakian Gunung Rinjani. Sekarang saya datang lagi ke Lombok, namun suasannya lebih spesial karena kali ini bersama keempat sahabat kebanggaan. Mereka adalah tandem terbaik dalam bertualang. Kesempatan berkumpul bersama menjadi ‘’momen sakral’’ lantaran masing-masing kami berasal dari negara berlainan. Traveling telah menyatuhkan kelima pria muda beda negara menjadi sahabat sekaligus saudara. Menunggu reuni setahun sekali ibarat menanti hadiah lotere. Kami pun memilih berpelesir ke Lombok bukan tanpa alasan. Selain
letaknya bertetanggaan dengan Bali, pulau ini masih menjanjikan kealamian dan kesenyapan dalam bentang alam nan molek. Pamornya belakangan melambung sebagai ‘’surga’’ baru bagi para backpackers. Ia memiliki jalinan pulau-pulau kecil yang sudah ternama, budaya Sasak nan kentara, dan gunung tertinggi kedua di Indonesia berpanorama aduhai. Begitu kapal menumpahkan penumpang, kami pun melesat beriringan mengendarai sepeda motor yang kami bawa dari Bali. Pagi di Lombok adalah sawah-sawah hijau keemasan yang menguapkan kabut tipis putih, segelintir kendaraan yang dipacu lamban, serta siluet kubahkubah masjid bermodel bawang menunjukkan kesakralannya di antara bayangan gunung serta pepohonan.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
31
KUTA YANG RAMAH
Sasaran utama kami adalah wilayah selatan Lombok, di mana teluk dan tanjung menyembunyikan hamparan pasir putih lembut. Bukan cuma itu. Ombak lautnya, sudah bukan rahasia lagi, merupakan incaran para penggila surfing. Kuta merupakan kantong wisata Lombok selatan. Letaknya persis di bibir pantai. Orang bilang, daerah ini lebih hippie, lebih bohemian, ketimbang Kuta-nya Bali. Ketika kami tiba, tampilan tempat ini memang masih bersahaja, tanpa kesibukan yang berarti meski bangunan-bangunan ladang bisnis pariwisatanya nyata. Orang-orang
32
LIONMAG AGUSTUS 2014
menatap pelancong laiknya musafir, bukan sebagai ‘’sasaran empuk’’ untuk diporoti dompetnya. Tegur sapa terjalin apa adanya. Pemilik GR House, tempat kami menumpang tidur, milik seorang perempuan paruh baya keturunan Bali. Dia hanya meminta Rp 150 ribu per orang untuk penginapannya yang masih baru dilengkapi kolam renang serta Wi-Fi. Dengan rendah hati, dia juga membeberkan rumah makan mana saja yang baik meski restorannya sendiri tidak juga buruk. Bagi saya, inilah Kuta yang ramah. Pantai di Kuta dipeluk oleh dua bukit. Di belakang bukit-bukit itu pantai-pantai lain tak kalah bagus,
berdiam menunggu dijejaki. Kami memutuskan untuk mula-mula mengeksplor areal timur. Pantai Mandalika langsung menyihir mata lewat laut berwarna pirus bening. Apalagi pasirnya menyerupai biji-biji buah Jambu Klutuk. Tidak ada siapasiapa selain kami, padahal garis pantai ini amat panjang. Pantai Tanjung Aan beda lagi kendati hanya beberapa menit beranjak dari Pantai Mandalika. Di sini pasirnya nyaris seperti tepung beras. Halus dan begitu putih. Musim angin menggiring orang untuk bermain kitesurfing, olahraga yang memadukan kemahiran meluncur di atas ombak sembari berjumpalitan berpegangan pada parasut. Sebuah batu besar berbentuk cendawan yang kerap disebut Batu Payung terletak agak tersembunyi di Kampung Padau. Keunikan formasi batu itu tak pelak menjadi sasaran fotografi maupun lokasi syuting iklan komersial. Kira-kira empat kilometer lagi ke arah timur, Pantai Bumbang menghadirkan nuansa lain lewat areal petambakan lobster. Ratusan tangkar mengambang seperti rakit dan para penambak hilir mudik dengan sampan mungil. Mereka memeriksa lobster yang hasil panennya diperdagangkan ke luar Lombok. Karang tinggi pantai ini tak luput dari incaran penyuka panjat tebing.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
33
MENGANTAR SURYA BERSAMA OMBAK
Puas di sisi timur Kuta, kami beranjak ke sisi berlawanan. Rute menuju pantai-pantai sebelah barat ini lebih spektakuler lantaran topografinya berbukit-bukit. Pelintasannya cukup mulus. Sepi jalanan ditimpali tanjakan maupun turunan meliuk-liuk membawa kami pada sensasi petualangan alam. Terus terang saya menyukai jalur ini, terlebih bila melaluinya sendirian saat temaran. Pantai Mawun menghiptonis kami dengan bentang pasir putihnya yang panjang dan berentuk cekungan bagai bulan sabit. Bukit lancip di sebelah kanan jadi tanduknya, sebatang pohon gagah rindang berperan sebagai peneduh, dan segelintir warung minuman dingin yang menjaga jarak. Kami tergoda untuk bermain surfing ketika tiba di Pantai Selong
34
LIONMAG AGUSTUS 2014
Belanak. Jangan tanyakan rupa pantai ini. Selong Belanak punya daya pikat tak ubahnya pantaipantai di Brasil. Lekukan pantai, gulungan ombak, dan lapisan bukit demi bukit nan fotogenik menahan siapa pun untuk bertahan di sini hingga malam mengambang. Pesisir barat seperti ini merupakan tempat ideal yang menyatukan ombak dan para peselancar untuk bermain bersama sembari menghantar surya tenggelam di kaki langit. Titik terakhir yang kami datangi adalah Pantai Mawi. Saya terpaksa menarik kembali anggapan bahwa Pantai Selong Belanak yang paling bagus. Nyatanya, Pantai Mawi lebih karismatik. Ia tenang namun liar, hening namun dramatis. Pantai ini punya dua teluk, sebelah kanan menjadi tempat adu nyali peselancar level menengah, sedangkan sebelah kiri lebih pantas jadi pantai berbulan madu. Teluk yang kedua memang
jarang didatangi. Anehnya siput, kerang, dan koral yang terdampar di pantainya didominasi warna ungu. Seandainya ada yang mencari pantai romantis, inilah yang paling tepat meski semestinya tak saya beritahu keberadaan pantai yang satu ini. Seharusnya kami simpan sendiri. Namun, oh, saya mungkin telanjur mabuk terbuai pesisir selatan Lombok. Maaf.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
35
TRAVELING BELITUNG
Sisi Lain
Belitung
36
LIONMAG AGUSTUS 2014
Berkunjung ke Belitung, rasanya kurang lengkap jika tak menyinggahi Rumah Adat Belitung. Beragam kebudayaan serta adat masyarakat setempat pun bisa ditemukan di sana. Teks & foto Dian Permatasari
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
37
(kiri) Seorang turis berpose dengan baju adat pengantin Belitung (kanan) Alat musik tradisional yang terdapat di rumah adat.
B
elitung dan pantainya yang indah sudah menjadi sebuah image yang melekat kuat dalam benak orangorang. Namun, rasanya kurang lengkap mengunjungi Belitung tanpa mencoba mengeksplorasi sisi lain darinya, semisal mengintip keunikan budaya dan mencicipi kuliner yang disantap masyarakat sehari-hari. Untuk mengenal Belitung lebih dalam, kali ini saya mencoba “bertingkah� seperti penduduk lokal. Tempat pertama yang saya tuju adalah Rumah Adat Belitung di Kota Tanjungpandan, dekat Kantor Bupati Kabupaten Belitung.
38
LIONMAG AGUSTUS 2014
Bangunan rumah adat ini berwana coklat karena didominasi kayu dengan pekarangan hijau yang tampak asri dari kejauhan. Rumah adat dibuka setiap hari pukul 08.00–12.00 dan 14.00–16.00 WIB. Khusus hari Minggu dibuka hanya hanya pukul 12.00 WIB. Diresmikan pada 2009, rumah adat ini merupakan rekonstruksi rumah panggung tradisional yang dulu digunakan sebagai tempat bernaung masyarakat. Kini rumah panggung asli sudah hilang tergeser modernisasi. Matahari tampaknya sangat bersemangat pagi itu. Tanpa berlama-lama di luar, saya bergegas
menaiki tangga menuju teras, melepas alas kaki, serta menaruhnya di tempat yang telah disediakan. Demi menjaga agar bangunan tidak mudah rusak, semua pengunjung diwajibkan melepas alas kaki. Suasana sejuk mulai terasa saat memasuki ruang utama yang terbilang luas. Jendela-jendela besar berdampingan membiarkan sinar matahari dan semilir angin leluasa masuk. Dinding kayunya masih mengkilap dengan lantai tertutup tikar. Di sebelah kiri ruangan terdapat furniture ruang tamu untuk bersantai. Sementara di sisi kanan terdapat diorama kamar
(atas) Baju adat pengantin beserta ranjang pengantin khas Belitung Melayu (bawah) Interior ruang tamu rumah adat Belitung
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
39
(kiri) Dapur di Rumah Adat Belitung (kanan) Celemek bercorak batik Belitung yang digunakan oleh pelayan di Rumah Makan Timpo Duluk (bawah) Suasana interior Rumah Makan Timpo Duluk.
beserta baju adat pengantin yang masih kental gaya Melayu. Para pengunjung bisa mencobanya sambil berfoto ria. Dari ruang utama terdapat loss, ruang terbuka, yang membimbing saya menuju dapur besar di bagian belakang bangunan. Rupanya tak hanya alat-alat dapur, berjejer pula perkakas pertanian dan alatalat musik tradisional. Mata saya langsung terpaku pada gambus, yaitu alat musik khas Melayu yang bentuknya seperti gitar, tapi memiliki karakteristik dan bunyi berbeda. Terdapat juga ukulele kayu cantik yang tuning head-nya diukir
40
LIONMAG AGUSTUS 2014
membentuk kepala rusa, binatang maskot Kepulauan Bangka Belitung. Petikan senarnya selalu setia mengiringi upacara serta tarian adat. Overall, berkeliling di rumah adat ini cukup membuka mata saya untuk mengenal budaya Belitung lebih mendalam.
Hidangan ala Negeri Timah
Usai berkeliling di Rumah Adat Belitung, perut pun mulai bernyanyi. Sebelum meninggalkan rumah adat, saya bertanya kepada salah satu pengurus rumah adat tentang rumah makan yang enak di Belitung. Ia menyarankan menyambangi Rumah
Makan Belitong Timpo Duluk (baca: tempo dulu) di Jalan Mat Daud, Kampung Parit, Tanjungpandan. Setibanya di sana, saya langsung paham tentang nama rumah makan itu. Tak lain, karena suasana tradisional Belitung-nya kembali menyapa. Lampu kuning temaram yang memenuhi ruangan. Foto-foto dan perkakas jadul Belitung yang terpampang di dinding ruangan mengantarkan saya pada masa lalu Belitung. Saya mengambil tempat dekat jendela. Terdengar suara gemericik air mengalir dari kendi hiasan. Tikar anyaman terselip di bawah kaca meja. Pelayan dengan celemek bercorak khas Belitung datang menghampiri. Saya memesan beberapa makanan yang wajib dicoba. Beberapa saat kemudian, hidangan telah siap. Gangan kelapak mude, masakan berkuah kuning pedas dengan ikan sebagai bahan utamanya. Dari beberapa pilihan yang ditawarkan, ikan ketarap khas Belitung ini yang terpopuler karena dagingnya lembut.
ibis.com | accorhotels.com
FROM IDR
308.000 nett
NOW OPEN
ibis budget Semarang Tendean & ibis budget Jakarta Daan Mogot
+ SLEEP PERFECTLY
+ BREAKFAST FOR LESS
ibis budget Semarang Tendean Jl. Kap. Pierre Tendean 21 50132 Semarang, Central Java - Indonesia T: +62 (24) 7692 8888 E: sales@ibis-budget-semarang.com
Wifi
+
IDR AFFORDABLE PRICE
ibis budget Jakarta Daan Mogot Jl. Daan Mogot No. 50 B 11470 Jakarta Barat - Indonesia T: +62 (21) 2911 9000 E: asm@ibis-budget-jakarta-daan-mogot.com
DEEP SLEEP, DREAM PRICE.
Find ibis Family Indonesia : Jakarta - Bandung - Semarang - Solo - Surabaya - Yogyakarta Pekanbaru - Balikpapan - Bali - Malang - Padang - Makassar - Tangerang
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
J O I N O U R G L O B A L L OYA L T Y P RO G R A M AT ACCO R H OT E L S . CO M
41
Gangan Kelapak Mude, masakan berkuah kuning pedas dengan ikan sebagai bahan utamanya. Di rumah makan ini, gangan disajikan dalam kelapa muda sebagai pengganti mangkok.
(kiri) Hidangan khas Belitung (atas) Sunset di Pantai Tanjung Pendam (bawah) Penduduk lokal menikmati sunset yang menjadi salah satu daya tarik kota Tanjung Pandan
Di rumah makan ini, gangan disajikan dalam kelapa muda sebagai pengganti mangkuk. Perpaduan bumbu kunyit dengan rasa asam dari potongan nanas semakin memperkuat cita rasa segar dari ikannya. Sangat cocok dimakan bersama nasi hangat. Menu lain ada ikan bungkus simpor, ikan bakar berbumbu resep tradisional, dibungkus dengan daun pohon simpor yang merupakan ciri khas daerah ini. Ada pula berego, makanan dari tepung beras putih disantap bersama siraman kuah santan gurih dan daging ikan yang dihaluskan. Mirip laksa, tapi bentuknya berupa mi besar pipih yang dililit bulat. Sebagai penutup, es jeruk kunci dapat menjadi pilihan.
42
LIONMAG AGUSTUS 2014
Jika datang bersama keluarga atau rombongan, menu dulang Set boleh dicoba. Dulang set diadaptasi dari Makan Bedulang, tradisi makan bersama yang biasanya dilakukan masyarakat Belitung saat pesta adat. Satu dulang porsinya disesuaikan untuk empat orang. Beragam menu disajikan dalam satu nampan bulat besar. Jenis makanannya bisa berbeda-beda, tergantung pilihan yang ditawarkan rumah makan. Usai memanjakan lidah, saya memutuskan bersantai di Pantai
Tanjung Pendam yang terletak dekat pusat kota. Pantai yang menghadap barat ini dikenal karena sunset-nya yang memesona, serta pemandangan Pulau Kalimoa di kejauhan. Turis dan penduduk lokal semakin ramai berdatangan. Tampaknya semua datang dengan maksud seragam, yaitu menikmati sunset. Semburat jingga di horison sore itu memang sukses menutup hari dengan cantik.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
43
DESTINATION JAKARTA
44
LIONMAG AGUSTUS 2014
KISAH
Perjuangan Kemerdekaan DALAM MUSEUM
Masa lalu merupakan bagian tidak terpisahkan dengan masa kini dan masa mendatang. Kesadaran nasional pun diharapkan bisa muncul, salah satunya, dengan melihat lagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia melalui bukti-bukti materiil maupun peninggalan budaya yang menawarkan pemahaman tentang jati diri bangsa. TEKS & FOTO RIMAN SAPUTRA N
M
asa perjuangan mencapai kemerdekaan telah berlalu. Tugas generasi penerus bangsa adalah berjuang menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lebih baik. Memahami sejarah perjuangan bangsa pun diperlukan agar tidak salah langkah. Jangan meninggalkan sejarah! Dari sejarah jati diri bangsa bisa dikenali dan dipahami. Salah satunya dengan mengunjungi museum-museum yang melestarikan
bukti-bukti materiil dan peninggalan jejak perjuangan. Di Jakarta misalnya, tiga museum berikut bisa dieksplorasi untuk mendapatkan pemahaman perjalanan perjuangan bangsa ini. Ketiganya adalah Museum Sejarah Nasional, Museum Joang ‘45, dan Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
MUSEUM SEJARAH NASIONAL
Monas (Monumen Nasional) tidak sekadar tujuan untuk jalanjalan atau merasakan sensasi di
puncaknya yang berketinggian 132 meter. Jika hendak ke puncak Monas, pengunjung pasti melewati bagian dasar tugu yang berada 3 meter di bawah permukaan tanah. Nah, di ruangan berukuran 80 x 80 meter ini Museum Sejarah Nasional berada. Suasana ruangan berlapis marmer ini tampak agak gelap dan sepi meski banyak pengunjung. Sebanyak 51 diorama yang menuturkan sejarah Indonesia sejak masa prasejarah, perjuangan menuju kemerdekaan, hingga Orde Baru begitu indah mengelilingi dinding
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
45
Diorama Konperensi Asia Afrika 18-24 April 1955 di Museum Sejarah Nasional
ruangan berpencahayaan yang pas. Diorama-diorama itu merupakan daya tarik utama museum ini. Masing-masing diorama dilengkapi penjelasan pada bagian bawah yang bisa dibaca pengunjung dengan santai sambil sembari memerhatikan detail-detailnya. Tur bisa diawali dari diorama Masyarakat Indonesia Purba (3000-2000 SM) yang menampilkan manusia purba dengan hasil budaya megalithikum, berlanjut ke Bandar Sriwijaya, Candi Borobudur, Bendungan Waringin Sapta, Candi Jawi sebagai kreasi perpaduan Sivaisme dengan Buddhisme, Sumpah Palapa, armada perang Majapahit, serta kehadiran utusan China di Majapahit.
46
LIONMAG AGUSTUS 2014
Tutur sejarah itu berlanjut ke pertempuran di berbagai daerah, dimulai dengan diorama peranan pesantren dalam penyatuan bangsa, lalu pertempuran pembentukan Jayakarta, armada dagang Bugis, Perang Makassar yang dipimpin Sultan Hasanuddin, Perlawanan Pattimura, Perang Diponegoro, Perang Imam Bonjol, Perang Banjar, Perang Aceh, Perlawanan Sisingamangaraja, dan Pertempuran Jagaraga. Kemudian, masuk diorama tanam paksa, kegiatan Gereja Protestan dalam penyatuan bangsa, Kartini, Kebangkitan Nasional, Taman Siswa, Muhammadiyah, Perhimpunan Indonesia, Stovia (Sekolah Dokter Bumi Putera), Digoel, Sumpah Pemuda, romusya, Pemberontakan Tentara PETA di Blitar, Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, pengesahan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Hari Lahir ABRI (kini TNI), Pertempuran Surabaya, serta kegiatan Gereja Katolik Roma dalam proses penyatuan bangsa. Terdapat pula diorama gerilya memertahankan kemerdekaan, perang gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman, Pengakuan Kedaulatan, Kembali ke Negara Kesatuan, Indonesia menjadi anggota PBB, Konferensi Asia-Afrika, Pemilu Pertama, Pembebasan Irian Jaya, Hari Kesaktian Pancasila, Aksi Tritura, Surat Perintah 11 Maret, Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Irian Jaya, Konferensi Tingkat Tinggi Ke-10 Negara-negara Non-Blok, Integrasi Timor Timur, dan alih teknologi.
(atas) Diorama Romusya 1942-1945 (bawah) Suasana di Museum Sejarah Nasional (kanan) Replika Lukisan Soekarno pada hari Proklamasi karya Basuki Abdullah
Usai menikmati koleksi diorama di lantai dasar, pengunjung bisa naik ke lantai di atasnya, yaitu Ruang Kemerdekaan. Di ruangan ini terdapat simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik Indonesia, seperti teks naskah proklamasi dan suara asli Bung Karno saat membacakannya, lambang negara Burung Garuda, peta Negara Indonesia, dan tempat Bendera Pusaka yang tampak kosong. Selesai di Ruang Kemerdekaan, kunjungan bisa dilanjutkan dengan menikmati pemandangan Kota Jakarta di puncak Monas. Ternyata, selain di dalam, pada bagian luar Monas juga terdapat relief sejarah perjuangan bangsa Indonesia mulai dari zaman kerajaan hingga VOC masuk Indonesia. Relief ini bisa
dinikmati dalam perjalanan pulang atau kebalikannya, yaitu menikmati dulu relief di halaman Monas sebelum masuk Museum Sejarah Nasional.
MUSEUM JOANG ‘45
Berada di dalam Gedung Joang’ 45 di Jalan Menteng Raya 31 Jakarta, museum ini menjadi tempat wajib didatangi pengunjung yang berminat memperedalam atau sekadar tertarik sejarah perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia. Tidak jauh dari Monas, museum dulu dimanfaatkan sebagai markas tokoh pemuda seperti Sukarni, Chaerul Saleh, AM Hanafi, dan Adam Malik ini sebelumnya adalah bangunan Schomper Hotel di masa pendudukan Belanda. Ganseikanbu Sendenbu (Departemen Propaganda semasa
pendudukan Jepang) mengambil alihnya, kemudian dikenal sebagai Gedung Menteng 31. Ruangan pertama dalam Museum Joang ‘45 ini merupakan pendahuluan dengan maket Gedung Joang ‘45, lukisan beserta pedang Pangeran Diponegoro, lukisan para tokoh dan pemuda Menteng 31, beberapa lencana, piagam, serta buku. Di lorong pendek terdapat barang-barang peninggalan masa pendudukan Jepang, seperti poster, seragam, uang kertas, buku, hingga samurai. Masuk ruangan selanjutnya, terdapat lukisan Bung Karno pada Hari Proklamasi dan saat rapat raksasa di Lapangan IKADA. Di ruangan ini juga terdapat beberapa diorama seputar perjuangan
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
47
Suasana interior Museum Joang’45 yang berisi foto foto masa perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia
kemerdekaan, yaitu diorama Peristiwa Rengasdengklok, Penandatanganan Naskah Proklamasi, Gedung Joang ‘45 antara Agustus-September 1945, Perlawanan Lasykar Wanita Indonesia (LASWI), Angkatan Pemuda Indonesia (API) yang dibentuk para pemuda Menteng 31, serta Bung Karno saat berpidato di atas podium Lapangan IKADA. Terdapat pula maket peta perjalanan perjuangan kemerdekaan yang ditampilkan begitu menarik dengan bendera, pesawat, hingga lampu-lampu kecil. Foto-foto
48
LIONMAG AGUSTUS 2014
semasa perjuangan pun tampak seperti kolase nan begitu menarik. Peninggalan Tentara Pelajar (TRIP) seperti bendera, pakaian, hingga senjata berada seruangan dengan foto-foto. Berikutnya terdapat Ruang Diplomasi RI berisi meja, lukisan, poster berupa penjelasan, serta replika kapal perang Amerika Serikat USS Renville beserta beberapa foto masa itu. Di ruangan sebelahnya, yaitu Ruang NKRI, terdapat beberapa buku komik dan barang-barang dr H Soeharto, dokter pribadi Bung Karno.
Di ruangan terakhir terdapat replika tandu yang dipakai Jenderal Soedirman saat bergerilya, bambu runcing, anggar bambu, perlengkapan makan militer, pakaian laskar wanita, Patung Bung Karno dan Bung Hatta, beberapa lukisan ukuran besar yang, salah satunya, adalah lukisan Jenderal Soedirman, mesin jahit, hingga radio merek Philips. Terdapat pula fasilitas seperti ruang pameran, pojok multimedia, bioskop Joang ‘45, dan perpustakaan referensi sejarah. Pada bagian luar bangunan juga terdapat beberapa tokoh perjuangan yang ditampilkan dalam bentuk patung-patung sedada. Sementara di halaman belakang terdapat tiga kendaraan kepresidenan yang digunakan Presiden dan Wakil Presiden Pertama RI dengan pelat nomor REP 1 dan REP 2. Museum yang diresmikan Presiden Soeharto dan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin ini buka setiap hari kecuali Senin dan hari besar.
MUSEUM PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI
Peran rumah kediaman Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No 1 Jakarta Pusat tak bisa dilepaskan dalam penelusuran jejak sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia. Bangunan yang menjadi saksi sejarah lahirnya Naskah Proklamasi, mulai dari persiapan, perumusan, pengetikan, pengesahan, hingga penandatanganan itu telah dijadikan Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Pada ruangan pertama bangunan seluas 1.138 meter persegi ini terdapat beberapa sofa empuk. Di ruangan inilah
R
JAKARTA
STARTS FROM
You Tube
SABANG
IDR 525.000 /NETT
+62 82 113 268 090
SIMPLY SMS TO BOOK A ROOM
PALEMBANG
STARTS FROM
VIVO
IDR 450.000 /NETT
+62 812 7330 7788
SIMPLY SMS TO BOOK A ROOM
BALI
JIMBARAN
STARTS FROM
IDR 400.000 /NETT
+62 82 145 195 888
SIMPLY SMS TO BOOK A ROOM
SUKABUMI
STARTS FROM
BOUNTY
IDR 450.000 /NETT
+62 89 695 155 600
SIMPLY SMS TO BOOK A ROOM
BALI
STARTS FROM
LEGIAN
IDR 450.000 /NETT
+62 816 572 088
SIMPLY SMS TO BOOK A ROOM
SEP 2014
S O E K A R N O H AT TA
MALANG
B E L S TA R B E L I T U N G
BANDUNG
MALANG
BELITUNG
SOEKARNO HATTA
5
JAKSA AGUNG SUPRAPTO
5
RATE STARTS FROM
IDR 400.000 /NETT OPENING 2015 OPENING 2016
BELSTAR
5
+62 21 390 3545
CENTRAL RESERVATION
Glodok - Jakarta Tidar - Surabaya Seminyak - Bali
Resort Delia - Makassar
Pemuda - Jakarta
Tuban Kuta - Bali Pandawa Ubud - Bali Bangka Kramat - Jakarta Hayam Wuruk - Jakarta Puri Mansion - Jakarta Dharmahusada - Surabaya Malioboro - Jogyakarta Yes Plaza - Jakarta Malioboro City Adisucipto - Jogyakarta Muara Enim - South Sumatra Balikpapan - East Kalimantan
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
49
(kiri) Naskah Proklamasi yang ditulis tangan oleh Bung Karno (atas) Kediaman Laksamana Maeda yang kini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi (bawah) Patung Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo duduk mengitari sebuah meja merumuskan naskah Proklamasi
Laksamana Maeda menyambut kedatangan Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo sekembalinya dari Rengasdengklok. Selanjutnya di ruangan kedua terdapat Patung Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo duduk mengitari sebuah meja. Bung Karno tampak sedang menuliskan Naskah Proklamasi yang saat itu dilakukan pada 16 Agustus 1945 pukul tiga subuh. Sementara itu, di ruangan ketiga terdapat meja panjang dengan cukup banyak kursi telah menanti. Di sinilah tempat pengesahan dan penandatanganan Naskah Proklamasi yang dibacakan Soekarno di hadapan 27 tokoh pergerakan bangsa Indonesia. Di bawah tangga terdapat ruang keempat dan tampak Patung Sayuti
50
LIONMAG AGUSTUS 2014
Melik sedang mengetik Naskah Proklamasi ditemani BM Diah. Dekat ruangan keempat terdapat ruangan kecil yang terlihat seperti bungker. Beberapa poster terpasang di dinding ruangan ini. Ruanganruangan di sini dibuat menyerupai aslinya dengan barang-barang adalah replika, seperti mebel di ruang rapat, rak loker, dan piano. Namun, posisi barang-barang itu diletakkan sesuai aslinya. Selesai berkeliling di lantai bawah, eksplorasi bisa dilanjutkan ke lantai dua yang terbagi menjadi beberapa ruangan.Panel-panel berisi informasi tentang sejarah dan profil tokoh-tokoh perjuangan menghiasi hampir di semua dinding. Selain itu ada juga master poster yang digunakan untuk mengobarkan semangat rakyat Indonesia, stempel
‘’Pasukan Hantu Maut’’, koran Harian Indonesia, replika teks proklamasi, piringan hitam, radio, hingga uang kertas Rp 10. Terakhir adalah barang-barang peninggalan tokoh perjuangan seperti koleksi Suwiryo, I Goesti Ktut Pudja, Anang Abdul Hamidhan, serta beberapa tokoh pemuda lainnya. Pengurusan Museum Perumusan Naskah Proklamasi ini di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Museum ini dibuka untuk umum setiap hari kecuali Senin dan hari-hari besar. Kegiatan-kegiatan bersifat edukatif seperti dialog interaktif kesejarahan, pemutaran film dokumenter, serta pameran juga sering diselenggarakan di museum ini.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
51
DESTINATION SUMBA BARAT DAYA
Magis Budaya
Ratenggaro TEKS & FOTO DODY WIRASETO
52
LIONMAG AGUSTUS 2014
R
asa khawatir menyergap kala pesawat mendarat di Bandar Udara Tambolaka, Sumba Barat Daya. Bukan karena landing pesawat yang kurang nyaman saat itu, tetapi karena saya buta sama sekali tentang Sumba Barat Daya. Kedatangan kali ini memang khusus untuk melihat Pasola, ritual adat masyarakat Sumba. Setelah itu, tujuan selanjutnya belum tergambar di pikiran saya. ‘’Sumba Barat Daya, fokusnya memang ke arah budaya, yakni Pasola,� ujar Odi Kaleka, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Sumba Barat Daya yang menyambut saya di bandara. Selembar kain tenun ikat khas Sumba dikalungkan olehnya sebagai ucapan tanda selamat datang. Warna dan motif dekoratifnya mengurangi rasa khawatir saya dan, sedikit demi sedikit, berubah menjadi rasa penasaran. Sumba memang memiliki ciri khas pada kain tenun ikat. Simbolsimbol dekoratif di kain tenun ikat memiliki makna secara sosial kemasyarakatan, budaya leluhur, hingga untuk tradisi keagamaan. Obrolan saya dengan Pak Odi langsung terfokus ke pesona kain tenun ikat ini. Proses kain ini terbentuk dari kekhusyukan masyarakatnya terhadap budaya tradisional mereka. Tanpa alat modern maupun bahan pewarna kimia. Semua dari alam dikombinasikan dengan upaya manusia, sehingga membentuk ikatan erat antara masyarakat dan alamnya. Dari kain tenun ikat ini, bisa didapatkan gambaran bahwa budaya masih menjadi prinsip dasar dalam kehidupan bermasyarakat di Sumba Barat Daya.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
53
(atas) Kuburan Batu Tua yang dulunya lokasi awal Kampung Budaya Ratenggaro (bawah) Deburan ombak di Pantai Ratenggaro
Satu lagi yang memperkuat pandangan saya adalah masih percayanya masyarakat sekitar dengan Marapu, kepercayaan tua yang hingga kini masih bertahan dan memengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan orang Sumba. Seketika bulu kuduk merinding mendengarnya, namun di dalam hati kecil saya bersorak karena tempat ini akan memberikan pengalaman berbeda bagi saya. Tidak hanya berwisata, tetapi juga akan mendapatkan pengalaman spiritual di tanah Sumba Barat Daya. Hujan deras mengiringi perjalanan menuju hotel. Sesekali
54
LIONMAG AGUSTUS 2014
saya menanyakan tentang kondisi cuaca ke Pak Odi. Namun, ia memberi jawaban yang membuat saya terpaksa memercayainya. ‘’Tenang saja, ini hanya menuju hotel. Selepas itu perjalanan kita hari ini akan cerah,� ujarnya. Di tengah hujan sangat deras, mendengar jawaban seperti itu, saya hanya bisa mengamini di dalam hati. Hujan deras masih memayungi setiba di Hotel Sinar Tambolaka. Pak Odi menyarankan saya tidak terlalu lama di hotel. Ia ingin mengajak saya menuju Ratenggaro, yang membutuhkan waktu perjalanan lebih kurang dua jam
dari tempat saya tinggal. Ini untuk mengantisipasi agar saya tidak terlalu kesorean setiba di sana. Setelah meletakkan barang bawaan di kamar hotel, saya menuruti saran Pak Odi. Di tengah guyuran hujan, kami melanjutkan perjalanan menuju Ratenggaro. Ia menjelaskan secara umum tentang Ratenggaro, namun sesekali saya menanyakan kembali tentang kondisi cuaca. Hujan akan menjadi momok karena saya tidak ingin menikmati keindahan alam budaya Sumba Barat Daya hanya dari balik kaca mobil. Selama perjalanan ini, Sumba Barat Daya menunjukkan daya magisnya. Memasuki wilayah Kodi, awan gelap yang menyelimuti perjalanan saya dari hotel seketika menghilang berganti cerah. Namun, dari kejauhan saya masih bisa melihat awan gelap dan hujan deras tersebut. Sejenak saya terkejut dengan fenomena ini, namun Pak Odi menjelaskan bahwa itu pertanda perjalanan saya kali ini sudah diberkahi Marapu. Tidak lama kemudian, Ratenggaro yang diceritakan sepanjang perjalanan tadi sudah berada di pelupuk mata. Deburan ombak beradu dengan karang di pinggir pantai. Dari kejauhan terlihat garis pantai nan biru dengan pasir putih yang berkilau diterpa sinar matahari. Ratenggaro merupakan kampung adat Sumba Barat Daya. Kombinasi antara keindahan alam dan kekuatan budaya dalam masyarakatnya membuat saya langsung terpesona. Pantai Ratenggaro menjadi muara bagi Sungai Waiha. Inilah yang menyebabkan air di pinggir pantainya berwarna kecoklatan. Berbanding terbalik dengan air di tengah laut yang berwarna biru cerah dengan gelombang
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
55
Rumah adat Ratenggaro yang tinggi atapnya menunjukkan status sosial penghuninya
ombaknya yang panjang. Panorama alamnya semakin menarik dengan keberadaan tumpukan bebatuan yang, ternyata, merupakan kuburankuburan batu tua. Sejarah kuburan-kuburan batu tua itu telah lama menjadi simbol kepercayaan masyarakat Ratenggaro. Kuburan-kuburan tua itu merupakan peninggalan zaman megalitikum dan berusia sekitar 4.500 tahun. Sejenak hening dalam cerita budaya, saya tidak mengira bahwa daerah yang awalnya saya kenal hanya lewat Pasola itu ternyata menyimpan mustika wisata lain di dalamnya. Tidak sampai di situ, di puncak tebing Pantai Ratenggaro dan lengkungan muara Sungai Waiha terlihat perkampungan adat Ratenggaro. Jaraknya hanya sekitar 200 meter dari Pantai
56
LIONMAG AGUSTUS 2014
Ratenggaro. Inilah yang menjadi ikon perkampungan Ratenggaro. Lokasinya membuat kampung ini akan menjadi puncak perjalanan saya di tanah Ratenggaro. Kampung itu memiliki keunikan pada rumah adat (Uma Kelada) dengan menara yang menjulang tinggi mencapai 15 meter. Atapnya menggunakan jerami dengan tinggi-rendah atap didasarkan pada status sosial mereka. Warga kampung ini masih mempraktikkan tradisi Marapu dan adat istiadat peninggalan leluhur mereka. Rumah adat ini menjadi pusat kehidupan masyarakat Ratenggaro. Berbagai aktivitas dilakukan di rumah mereka. Hewan ternak berada satu atap dengan rumah mereka dan anakanak tampak asyik bercengkerama. Di salah satu rumah, saya melihat seorang wanita paruh baya sedang
asyik menenun kain ikat. Pikiran saya langsung kembali ke pertama kali menjejakkan kaki di Sumba Barat Daya. Keindahan kain tenun ikat Sumba kini dapat saya lihat langsung prosesnya. Jemari wanita itu tampak lincah menguntai benang berwarna-warni. Gerak kakinya sangat padu dengan tangan yang konsisten menarik kayu di alat tenunnya. Untuk menjadi selembar kain, prosesnya membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan sehingga wajar harganya bisa sangat mahal. Saya semakin larut dalam pesona Ratenggaro. Mengagumi dan belajar tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya membawa saya ke sebuah pengalaman baru. Kombinasi keindahan alam dan nilai adatistiadat leluhur yang tetap lestari membuat magis Ratenggaro tidak akan didapat di daerah mana pun.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
57
AUTOMOTIVE
MINI Superleggera Vision
Timeless Aesthetic
58
LIONMAG AGUSTUS 2014
Setiap model yang dirilis MINI seakan tak lekang digerus zaman. Tapi, MINI Superleggera Vision ini berhasil mengekspresikan bentuk yang minimalis dengan gaya dan emosi mobil balap. Teks Karman Mustamin - Foto BMW Group
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
59
C
obalah perhatikan sosok MINI Superleggera Vision ini. Sungguh menyodorkan nostalgia masa lalu tentang sebuah roadster klasik yang kompak dan liar. Tapi, jangan terkecoh. Pasalnya, teknologi yang menyertainya ternyata sangat modern lewat aplikasi sistem penggerak elektrik. Kolaborasi itulah yang mengantarkan Superleggera Vision sebagai mobil modern dengan pengendaraan yang sangat dinamis. Tak heran, Adrian van Hooydonk, Senior Vice President BMW Group Design, menilai konsep ini sebagai keberhasilan perpaduan banyak hal antara Touring Superleggera dan MINI. ‘’Kedua perusahaan telah meletakkan unsur-unsur besar dalam sejarah mereka dan ini menghasilkan sesuatu yang mampu mendefinisikan eksistensi mereka dalam konteks kekinian, sekaligus menampilkan ikon masing-masing melalui solusi yang selaras,� ujarnya.
Simbol-simbol Khas MINI Superleggera Vision, harus diakui, telah memboyong kembali Classic Mini yang mulai dikenal sejak 55 tahun silam dengan tampilan elegan. Khalayak mafhum mobil ini amat energik serta berdesain minimalis dengan bodi yang menekankan esensi pada aspek dinamis. Namun, di sisi lain, juga berhasil mengkreasikan keindahan yang emosional antara masa lalu dan masa depan industri otomotif. Keseimbangan serta proporsinya yang sempurna ketika pertama kali memandangnya semakin lengkap lewat pilihan sumber penggerak elektrik. Itulah kenapa MINI Superleggera Vision mampu menyihir penggemarnya terhadap sebuah pengalaman berkendara yang mengesankan. Itu bisa terwakili melalui desain bonnet yang ramping, wheel-base lebih panjang, dan selanjutnya overhang pendek.
60
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
61
Lagi pula, pada setiap produk MINI, posisi roda disetting lebih lebar dari bodi yang tentu saja menjanjikan kestabilan bermanuver. Posisi penumpang berada lebih ke belakang, yang juga menunjang kemampuan dinamisnya sehingga, secara keseluruhan, efek yang dirasakan pada MINI Superleggera Vision adalah sosok sporty, elegan, sekaligus dinamis. Ini lantas ditopang sosoknya melalui simbol-simbol khas MINI. Misalnya, yang bisa langsung diidentifikasi berupa dua lampu utama model circular serta grille hexagonal. Elemen mobil sport klasik terwakili track yang lebar serta model wheel arches depan. Sementara strip pada bonnet diembos dengan teknik tiga dimensi menggunakan bahan aluminium polished berkualitas tinggi.
Sentuhan Tangan
Sekarang, tengok bagian sisinya yang didominasi elemen garis lurus. Ini bisa diterjemahkan sebagai ‘’Touring” line. Bahkan juga berarti seni berselera tinggi yang memadukan rancang bangun sosoknya dan
62
LIONMAG AGUSTUS 2014
estetika klasiknya. Sementara permukaan yang seamless membutuhkan presisi tinggi untuk mencegah rambatan getaran dari depan hingga belakang. Di masa sekarang, Touring Superleggera dirancang dari lembaran-lembaran bahan aluminium yang memerlukan struktur kokoh. Sentuhan pekerjaan tangan pada struktur ini memberi MINI Superleggera Vision tampilan lebih estetis yang, mungkin saja, mustahil bila menggunakan mesin. ‘’Pihak MINI maupun Touring sepakat dan meyakini bahwa proporsi tersebut merupakan faktor kunci akan keindahan sekaligus mewakili nilai yang esensial dan inovatif,” komentar Louis de Fabribeckers, Head of Design di Touring Superleggera. Menurut dia, pada mobil ini semua perlengkapan maupun aksesori tak penting sengaja dikorbankan. Tujuannya, agar performa mendapatkan porsi peranan terhadap aspek bobot yang ringan yang ditunjang pula efisiensi pada sasis maupun interior. ‘’Sentuhan Italia di situ, pada proporsi dan garis-garis bodi yang khas,’’ lanjut Louis.
Where your Business is our Priority
Residential Package Single Twin Sharing Full Board Package Full Day Package Half Day Package
Rp 950,000 Rp 765,000
net/person/day
Rp 390,000 Rp 290,000 Rp 250,000
net/person/day
net/person/day
net/person/day net/person/day
Facilities: • Daily Breakfast buffet • BaReLo (Bar, Restaurant and Lounge) • 8 Meeting Rooms • Wellness and Fitness Centre • Free Shuttle from/ to the airport base on schedule • Wi Fi Internet Access • Outdoor Parking Space for 120 vehicle
Jl. Husein Sastranegara, Sentra Benda No. 9, Tangerang 15127, Indonesia Telp: (62-21) 29440 888 | Fax: (62-21) 29440 777 | E-mail: jakarta-siai@swiss-belhotel.com
CHINA • VIETNAM • PHILIPPINES • MALAYSIA • INDONESIA • THAILAND • AUSTRALIA NEW ZEALAND • KUWAIT • QATAR • BAHRAIN • IRAQ • OMAN • SAUDI ARABIA • UNITED ARAB EMIRATES at www.swiss-belhotel.com
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
63
mewakili tradisi mobil era masa lalu. Ini diperkuat bentuk pintu dari Union Jack yang secara langsung mengindikasikan bila ide kelahiran MINI Superleggera Vision berasal dari Inggris.
Karya Kekinian
Selebrasi Klasik
Perpaduan sentuhan klasik dan modern makin tegas pada pulasan kelir Como Blue yang menghasilkan efek liquid. Ini, lagi-lagi, tentunya mewakili sentuhan Italia pada MINI Superleggera Vision. Elaborasi antara rim dengan kaca spion luar memberikan aksentuasi di bagian samping. Sedangkan aplikasi material CFRP untuk sill di bagian bawah, lagi-lagi, menegaskan karakter sporty. Desain eksterior juga dibuat seakan satu kesatuan. Hanya garis aluminium polish di bagian shoulder yang menjadi pembatas. Pada bagian interior itulah selebrasi dari kesan konstruksi klasik ditonjolkan. Garis-garis lurus mendominasi dashboard dengan aplikasi lembaran aluminium. Banyaknya bidang yang sama sekali tidak dilabur cat menunjukkan hasil pekerjaan tangan yang sangat piawai. Sedangkan model setirnya yang 3-spoke
64
LIONMAG AGUSTUS 2014
Center instrument dari penataan panel instrument, juga menampilkan perpaduan harmonis. Elemen-elemen kontrol berupa tombol yang sensitif, dikawinkan dengan dua circular instrument yang dilingkari corak metal. Jam model analog ditempatkan pada sisi kanan diikuti kelompok instrumen kedua yang, antara lain, berfungsi mengaktifkan kamera. Perangkat kamera ini bisa digunakan untuk merekam berbagai kejadian menarik selama perjalanan. Material klasik dari aluminium, secara estetika, sama sekali tidak bertabrakan dengan nuansa yang dihasilkan bahan-bahan kulit. Ambil contoh, struktur elemen pada pintu dengan centre console yang berbalut kulit hitam, secara eksklusif menjadi bagian dari permukaan aluminium dan kelir matt textured yang dipakai pada bagian lantai. Intinya, semua material yang digunakan hingga pewarnaan yang dipilih menjadi satu kesatuan. Ini menjadikan MINI Superleggera Vision tampil penuh estetika. Mobil ini telah menjadi contoh karya klasik yang tak lekang di era kekinian.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
65
DESTINATION PULAU SEMPU
PULAU
SEMPU
BLUE LAGOON DI SAMUDERA HINDIA Teks & foto DAMMER SARAGIH
66
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
67
(kiri) Kelompok pencinta alam yang mendirikan tenda di sekitar Laguna (kanan) Pantai Pasir Panjang berikut deretan pulau karang di hadapannya
‘’Telepon saya ya nanti kalau minta dijemput,’’ ujar Pak Anwar, awak perahu yang kami sewa, usai menurunkan kami di Teluk Semut di Pulau Sempu. Kapal kayu ini butuh hanya 15 menit untuk menyeberang. Perahu tradisional berbalut cat warna-warni itu pun meninggalkan kami kembali ke Pantai Sendang Biru yang berjarak 90 km dari kota Malang, Jawa Timur. Pulau Sempu hanya dipisahkan selat kecil selebar 100 meter dengan titik penyeberangan Pantai Sendang Biru di daratan Pulau Jawa. Pulau Sempu sebenarnya hanya sebuah pulau kecil seluas 877 hektare. Sepintas tidak ada yang terlihat spesial di sini. Namun, siapa sangka di pulau yang termasuk kawasan cagar alam di bawah pengawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) ini telah lama menjadi perbincangan para traveler, terutama penyuka wisata alam petualangan. Daya pikatnya adalah Segara Anakan, laguna air asin di tengah pulau yang bercokol di tepi Samudra Hindia ini. Tidak ada kemudahan transportasi dan akomodasi untuk menjelajah pulau tak berpenghuni ini. Untuk
68
LIONMAG AGUSTUS 2014
mencapai laguna, Anda harus trekking lagi menyusuri jalan setapak membelah hutan. Butuh waktu sekitar dua jam berjalan santai. Bila musim hujan, tentu akan lebih sulit karena licin dan berlumpur. Bahkan bisa 4-6 jam untuk bisa sampai di sana. Kami beruntung saat itu tanah cukup kering. Berbekal air mineral cukup banyak, setelah dua kali beristirahat kami pun tiba di Segara Anakan. Saya terdiam cukup lama. Tiada mampu berucap kala menatap yang terhampar di depan mata. Betapa cantik nian laguna ini. Airnya bening seperti kristal. Sepintas mirip Maya Bay di Krabi, Thailand. Kaki pegal seolah terlupakan melihat keindahan anak laut yang dibentuk dari air yang masuk melalui celah karang membentuk danau air asin yang kerap disebut laguna itu. Di sisi danau terhampar pasir putih membentuk pantai kecil. Suasananya yang terasing dari keramaian manusia seolah membawa kami ke pulau pribadi. Istimewa sekali. Danau ini dibatasi sebuah tebing pantai yang memisahkan danau dengan Laut Selatan. Dari atas tebing dapat dilihat hamparan Samudra Hindia dengan
ombaknya yang terkenal tinggi menghantam dinding tebing karang yang dapat dinaiki. Bila beruntung, sesekali akan terlihat sekelompok ikan lumba-lumba yang sedang asyik bermain dengan ombak laut. Setelah rehat sejenak, kami pun nyebur dan bermain air bak anak kecil menemukan mainan baru. Segar membilas semua rasa penat di perjalanan. Tak terasa satu setengah jam kami habiskan di sini. Kami bertemu dan bercakap-cakap dengan tiga rombongan kecil pencinta alam yang mendirikan tenda tak jauh dari tebing. Tampaknya mereka sudah hadir sejak malam sebelumya. Menikmati Sempu secara utuh memang idealnya menghabiskan minimal semalam. Ada banyak titik menarik di pulau ini yang tak bisa dijelajah dalam sehari perjalanan pulang-pergi. Beberapa keindahan alam yang ditawarkan, antara lain, Pantai Waru-waru, Telaga Lele (sebuah danau air tawar yang dinamai dari ikan lele yang banyak menghuni danau tersebut), Gua Harimau, Pantai Pasir Panjang, Pantai Pasir Kembar, dan Telaga Sat (sebuah danau musiman yang hanya dapat dijumpai saat musim hujan).
Sambil ngobrol dengan Pak Jumat, guide yang kami sewa dari Sendang Biru, kami ditawari menuju Pantai Kembar dan Pantai Pasir Panjang yang katanya searah dan tak seberapa jauh. Tanpa berpikir lama, kami lalu mengikuti Pak Jumat berjalanan ke arah timur, kembali masuk hutan menyusuri jalur trekking lain yang dipahami hanya oleh Pak Jumat. Rutenya tak kalah melelahkan dengan rute dari Teluk Semut. Untungnya, perjalanan ini hanya menghabiskan waktu tak sampai 30 menit. Pantai Kembar, titik pertama yang kami sambangi, sesuai namanya merupakan dua pantai berukuran hampir sama yang dipisahkan sebuah tebing batu. Suasananya sunyi. Di sini kami rehat sejenak sambil menikmati panorama. ‘’Masih, kuat? Yuk, jalan lagi, Mas,’’ kata Pak Jumat 30 menit kemudian. Kami pun menguntitnya melanjutkan perjalanan menuju Pantai Pasir Panjang dengan melewati beberapa bukit. Bahkan kami harus menuruni sebuah tebing batu curam melalui bantuan tangga darurat berbahan kayu. Tangga seadanya yang jauh dari kata kokoh itu
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
69
(kiri) Segara Anakan, titik favorit di Pulau Sempu (atas) Beberapa pengunjung Danau Segara Anakan (bawah) Perjalanan menuju Pantai Pasir Panjang harus melalui bukit yang curam
tampaknya dibuat oleh ranger untuk mempermudah perjalanan tanpa harus merayap terjalnya bukit dengan cara manual. Tak lama kemudian terdengar jelas suara gemuruh ombak Samudra Hindia yang bergulung menghantam bukit-bukit karang setinggi 25-50 meter di seberang pantai. Inilah pantai Pasir Panjang yang terhampar cantik sepanjang 1.000 meter di hadapan. Karena aksesnya yang sulit, pantai ini jarang dijamah manusia. Kealamiannya pun lebih terjaga. Saya terkagum oleh suasananya yang sangat sepi. Inilah pantai indah paling sunyi yang pernah saya nikmati. Kami pun tergoda berendam, namun Pak Jumat melarang. ‘’Ini masuk zona berbahaya, Mas,’’ tuturnya. Ombak Samudra Hindia yang terkenal sulit diprediksi memang bukan sahabat sejati di sini. Kami pun memilih hanya berjalan-jalan menelusuri butiran pasir pantai yang halus. Puas memanjakan mata dan diri, kami kembali ke Segara Anakan dengan menempuh jalur yang sama, termasuk merayap tebing-tebing curam. Dari cerita Pak Jumat, sebenarnya ada titik lokasi istimewa lagi yang patut dikunjungi, yaitu Telaga Lele. Sebuah danau air tawar yang unik. Ya, sebuah danau air tawar di sebuah pulau kecil di Samudera Hindia. Menarik memang. Namun, karena letaknya di tengah hutan dan cukup jauh, Pak Jumat tidak merujuk kami ke sana pada hari yang sama.
70
LIONMAG AGUSTUS 2014
Matahari semakin bergeser dari atas kepala ketika kami tiba dan rehat di sekitar Segara Anakan. Kami mencoba mengumpulkan energi yang terbuang saat trekking, bahkan menyempatkan berendam kembali di Segara Anakan. Segar begitu terasa. Terlihat pengunjung yang datang semakin bertambah. Umumnya anak-anak muda. Tak sedikit yang membawa peralatan tenda. Ingin rasanya berlama-lama di pulau ini. Hati yang tertambat disini seolah ingin berontak. Namun, kami harus melanjutkan perjalanan. Saya lalu menelepon Pak Anwar untuk bersiap menjemput di titik penjemputan di Teluk Semut dua jam kemudian. Mentari siap tenggelam berbarengan dengan langkah saya di antara semak belukar hutan meninggalkan Blue Lagoon di Samudra Hindia ini.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
71
SPECIAL PANTAI PILIHAN LIBURAN
Pantai Pilihan Berlibur Dikenal sebagai negara bahari, Indonesia mempunyai ribuan pulau dan pantai. Dari ujung Sumatera sampai negeri Cenderawasih, Papua, terdapat pantai-pantai yang memukau.
72
LIONMAG AGUSTUS 2014
Foto: RIMAN SAPUTRA N.
The NEW Kuta Beach Pantai yang memesona di Pulau Dewata tak hanya Kuta atau Sanur. Satu lagi adalah Pantai Dreamland. Nama pantai ini memang menyajikan segala impian tentang keindahan pantai. Mulai dari hamparan pasirnya yang putih, hingga ombaknya yang bergulunggulung besar sangat cocok untuk olahraga selancar. Karena tempatnya yang sepi dan tekstur ombaknya lumayan bagus, buat penggemar surfing – merasakan dimanjakan oleh gulungan-gulungan ombak. Keberadaan karang-karang di sekitar pantai menambah nuansa eksotis. Pantai ini juga terletak di balik bukit. Pemandangan alam sejak pertama kali menyusuri bukit ini terhampar begitu indah. Kawasan eksotis ini cukup dekat dengan obyek wisata religi di Bukit Pecatu, yaitu Pura Luhur Uluwatu yang telah dibangun sejak abad ke11 Masehi.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
73
Gulungan Ombak Kuta Selain pantai, Kuta juga menawarkan sesuatu yang istimewa, yaitu penangkaran penyu. Pantai Kuta sejatinya menjadi tempat berkembang biak alami penyu. Jika beruntung, Anda bisa melihat aktivitas pelepasan bayi-bayi penyu ke lautan lepas. Perlu ketahui, sebelum menjadi objek wisata seperti sekarang. Kuta sebelumnya merupakan sebuah pelabuhan perdagangan. Di mana produk dari masyarakat lokal Bali diperdagangkan kepada pembeli dari luar Pulau Bali. Memasuki abad ke-19 masehi, Mads Lange, seorang pedagang asal Denmark, berlayar menuju ke Bali dan mendirikan tempat perdagangan di daerah Kuta.
Foto: RIMAN SAPUTRA N.
Pantai Kuta merupakan tujuan utama para wisatawan domestik ataupun turis mancanegara yang berkunjung ke Indonesia khususnya yang berwisata ke Pulau Bali. Awalnya Kuta hanyalah sebuah desa yang tenang dengan ombak indah, dan jauh dari hiruk pikuk keramaian. Namun kini Kuta telah menjadi tujuan wisatawan mancanegara yang sangat popular di dunia. Di sana Anda dapat berenang, berselancar, atau berjemur. Wisatawan datang berpakaian kasual mengenakan celana pendek, kaos dan sandal jepit untuk berjalan-jalan di sekitar Kuta. Mereka berbelanja atau berwisata kuliner di restoran beratapkan langit terbuka.
74
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
75
Foto: DIAN PERMATASARI.
Belitung juga dikelilingi lebih dari 100 pulau kecil yang hampir semuanya dihiasi pasir putih dan batu granit tetapi hanya beberapa pulau yang berpenghuni. Salah satu pulaunya yaitu Pulau Lengkuas. Di pulau tersebut Anda akan menemukan sebuah rumah kuno dan mercusuar abad ke-19 yang dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda.
Pulau Merah
Foto: RISTIYONO
Tempat berenang dan berselancar paling keren di Banyuwangi tak cuma Pantai Plengkung alias G-Land. Kini ada Pantai Pulau Merah dengan ombak tak kalah bagus dan aneka pulau cantik di sekitarnya. Pantai Pulau Merah dinamai demikian, karena di hadapan pantai terdapat pulau setinggi 200 meter dengan tanah kemerahan sebagai ikonnya. Pesona pantai ini juga datang dari gugusan pulau kecil di sekitarnya yang menyimpan keindahan alam untuk dijadikan sebagai tujuan wisata. Pantai Merah dikenal, karena bukit hijau kecil bertanah merah yang terletak di dekat bibir pantai. Bukit tersebut dapat dikunjungi dengan berjalan kaki saat air laut surut. Di sana pun terdapat Pura tempat umat Hindu melaksanakan upacara Mekiyis. Para penggiat wisata di sana, selain memperkenalkan Pulau Merah – mereka sudah mulai melakukan penataan kawasan wisata penyangga Pulau Merah. Ada sejumlah pulau dan pantai yang nantinya menjadi trip wisata bahari andalan di Banyuwangi, yaitu Pulau Mbedil dan Pulau Mustaka. Pulau Mbedil terbagi dua, Pulau Mbedil Satu dan Pulau Mbedil Dua yang terpisahkan selat pendek. Nama Mbedil diambilkan dari bahasa Jawa, berarti bedil. Dalam bahasa Indonesia berarti senjata api. Jadi Mbedil memiliki arti menembak. Kedua Pulau Mbedil itu konon memiliki keunikan yang berkaitan dengan namanya tersebut. Sesekali dari arah pulau di sebelah barat Pulau Merah terdengar suara mirip dentuman meriam. Dari segi akses, jalan menuju ke pantai yang terletak 80 kilometer arah selatan Kota Banyuwangi itu sudah mulus. Kondisi jalan yang mulus membuat jumlah pengunjung semakin banyak – terutama musim liburan.
Pulau Laskar Pelangi
Belitung adalah sebuah pulau yang berada di lepas pantai timur Sumatera, diapit oleh Selat Gaspar dan Selat Karimata. Pulau ini terkenal dengan lada putih yang dalam bahasa setempat disebut sahang, dan bahan tambang tipe galian-C, seperti timah putih, pasir kuarsa, tanah liat putih dan granit. Akhir-akhir ini Belitung menjadi tujuan wisata alam alternatif. Pantai pasir putih bak mutiara dan air jernih yang segar – memberikan nilai lebih pada Pulau Belitung. Itu semua hanya sebagian kecil dari pemandangan terbaik pulau Laskar Pelangi. Pemandangan yang paling berbeda di Pantai Belitung adalah formasi batuan granit besar yang menyebar di sepanjang perairan dangkal. Batu granit raksasa tersebut diam membeku di tengah air berdampingan bersama indahnya pemandangan sekitar yang memesona. Beberapa formasi batuan raksasa ini bahkan membentuk terowongan pendek sehingga di bawahnya menjadi taman bermain menarik di perairan yang tenang.
76
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
77
Pantai Romantis Kehidupan bawah laut di Pink Beach pun menyimpan keindahan, dan kekayaan yang menarik untuk diselami. Taman bawah laut Pink Beach adalah rumah bagi beragam jenis ikan, ratusan jenis batu karang, dan berbagai jenis biota laut lainnya. Pemandangan pasirnya yang menghipnotis, airnya yang biru jernih dan bukit di belakangnya menyempurnakan objek wisata alam tersebut. Pasir Pantai Merah Muda sangat lembut dan berwarna pink
menarik rasa ingin tahu banyak orang. Masyarakat lokal lebih suka menyebutnya Pantai Merah Muda, sementara wisatawan asing lebih suka menyebutnya Pink Beach. Warna pink yang lembut tampak kian jelas terutama saat pasir tersapu ombak. Pink Beach adalah daya tarik lain dari Taman Nasional Komodo yang telah dinobatkan menjadi salah satu dari nominasi tujuh keajaiban alam di dunia.
Foto: MAKHFUDZ SAPPE.
Pink Beach atau Pantai Merah Muda adalah salah satu pantai yang ada di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Pantai ini disebut Pink Beach dikarenakan pasir pantainya berwarna pink, kesannya romantis yang terpancar dari Pantai Merah Muda – membuat pantai ini sangat cocok untuk bulan madu. Pantai Merah Muda adalah satu dari tujuh pantai berpasir merah muda di dunia.  Tidak hanya kondisi pantainya yang cantik.
78
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
79
TRAVELING AMBON
Beta, Ale, Dorang, Kitorang
Samua Cinta
Ambon Teks & Foto R. Heru Hendarto
80
LIONMAG AGUSTUS 2014
(kiri) Patung Martha Christina Tiahahu (kanan) Panorama Ambon dari Gunung Nona
P
eluit kapal berbunyi nyaring tiga kali. KM Nggapulu yang saya tumpangi dari Baubau merapat di Pelabuhan Yos Sudarso. Mentari masih malu-malu sembunyi di ufuk timur ketika kaki saya telah melangkah menembus perkotaan Ambon yang mulai menggeliat, melewati bangunan Masjid Al Fatah yang berbentuk unik. Lima belas menit saya berjalan dan berpapasan hanya dengan tiga buah angkot yang tentu lengkap dengan dentuman house music menggelegar. ‘’Museum Siwalima, berapakah?� tanya saya pada seorang tukang ojek sambil meletakkan mangkuk kosong bekas mi rebus sarapan saya pagi itu. Dua menit kemudian, saya sudah meluncur melewati hiruk-pikuk macetnya Kota Ambon di pagi hari. Saya pun menyusuri sisi selatan Teluk Ambon di atas sepeda motor, dibuai oleh embusan angin pagi beraroma garam dari laut yang menyegarkan di wajah. Semua karyawan museum masih apel pagi sehingga saya memutuskan beristirahat, duduk, dan menyandarkan backpack saya ke kursi taman.
Museum itu sungguh apik, terbagi dalam dua bangunan utama. Di antara keduanya adalah jalanan menanjak dikelilingi taman yang apik. Saking betahnya menunggu, tercampur penat di badan setelah dua hari melakukan perjalanan laut, saya terlamun hingga tersadar jam sudah menunjukkan pukul 07.30 WITA.
Kampung Adat Tertua
Masih mengantuk dan menyisakan mabuk laut, segera saya sudahi kunjungan dan mencari penginapan di daerah kota. Matahari mendekati ufuk timur ketika saya meluncur ke utara Kota Ambon. Soya Atas yang dikenal sebagai kampung adat tertua di Ambon dan terletak di ketinggian sekiranya cocok sekali untuk melarikan diri dari panasnya hawa laut di kota. Jalanan mendaki membuat motor mengejan dan sesekali mesti mengoper ke gigi terendah karena berpapasan dengan kendaraan dari atas. Sesampai di desa, saya sepertinya kecele. Tidak ada tempat wisata resmi di sini. Walaupun bertajuk desa wisata, Soya Atas tidak memiliki tempat khusus wisatawan. Sesuatu yang
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
81
Kolekole memang menjadi alternatif penyeberangan dengan cepat dan murah, ketimbang harus menuju ke arah hulu teluk dan menunggu ferry yang berangkat setiap satu hingga dua jam sekali.
sebenarnya saya suka karena bisa membaur dengan masyarakat tanpa ada dikotomi turis dan penduduk lokal. Dari sini bisa disaksikan sebagian pemandangan Kota Ambon yang sepertinya jauh lebih cantik pada malam hari kala kerlap-kerlip kota akan tampak menghiasi indah pinggiran teluk. Jika fisik kuat, sebenarnya saya dapat mencoba naik lebih tinggi menuju Puncak Sirimau (950 meter di atas permukaan laut.dpl), sebuah gunung yang diabadikan menjadi nama kapal Pelni yang sempat menjadi langganan saya pada masa lalu. Konon, melalui 500 buah anak tangga, kita akan sampai di atas dan pemandangan Ambon akan lebih apik tersaji. Cukup puas menyaksikan kota dari Soya, saya turun bersamaan dengan beberapa penduduk yang pulang dari ladang mereka. Mentari sudah condong ke barat ketika saya menyusuri jalan menanjak kembali, menuju ‘’Karpan’’ alias Karang Panjang. Di sinilah, tempat paling cocok menyaksikan indahnya Ambon di sore hari. Selain
82
LIONMAG AGUSTUS 2014
karena aksesnya gampang, tak ada tempat lain yang bisa menandingi indahnya panorama Patung Marta Christina Tiahahu, pahlawan perempuan kebanggaan Maluku, yang berdiri menghadap Teluk Ambon dan seolah selalu siaga menjaga kota ini. Kerlip lampu kota dan hilir-mudik kapal laut membuat saya terpana, sehingga lupa waktu dan tersadar bahwa angkot sudah susah didapat. Akhirnya terpaksa saya berjalan kaki turun sejauh 2 km untuk mencapai pinggir kota dan melanjutkan perjalanan ke losmen dengan ojek.
Galalapoga dan Liang
Pagi hari, rasa penasaran dengan kehidupan masyarakat pinggiran kota membuat saya segera meluncur ke Galalapoga. Di sinilah salah satu nadi transportasi masyarakat Ambon. Ratusan kolekole atau sampan kayu berukuran kecil berseliweran menyeberangkan penduduk yang dari sisi utara teluk
(kiri ke kanan) Panorama pantai Liang, Pintu kota, Penjual rujak di Natsepa, Kolekole Teluk Ambon, Makanan khas Ambon, Papeda.
ke sisi lainnya. Seperti halnya di daerah-daerah lain di Indonesia Timur, kolekole di Ambon dicat warna-warni meriah dan menyegarkan mata. Kolekole menjadi alternatif penyeberangan dengan cepat dan murah ketimbang harus menuju arah hulu teluk dan menunggu ferry yang berangkat setiap satu hingga dua jam sekali. Selain itu, jalan darat memutar sejauh dua jam sepertinya hanya dilakukan masyarakat yang membawa kendaraan bermotor. Beberapa kali ditawari menyeberang, akhirnya saya memilih duduk di pojok gang sambil ngobrol bersama pemuda-pemuda Ambon yang tegap-tegap dan bercakap kocak. Dari merekalah saya tahu ratusan kolekole ini pada akhir pekan, yang tentu sepi penumpang, berpindah ke Pantai Natsepa mencari rezeki dari para pengunjung yang membeludak. Wah, saya pun terkejut mendengarnya. Bukan apa-apa, jarak Natsepa dari sini masih jauh sekali, apalagi ditempuh dengan cara mengayuh.
Jernihnya Pantai Liang merontokkan penat di pantat setelah duduk diam di jok belakang motor selama dua jam. Air yang berwarna hijau turqoise terasa hangat di wajah. Taufik dan teman-temannya tampak berlarian sanasini sambil bermain air. Di depan Liang, terhampar Pulau Seram yang eksotis. Beberapa kali kapal ferry melintas menuju Pelabuhan Waipiri di Seram yang berjarak 40 km. Kebetulan memang, letak pelabuhan ferry ini persis bersebelahan dengan Pantai Liang. Terik mentari mulai membuat saya kepanasan. Berteduh di jejeran pepohonan yang memagari pantai, saya bercakap-cakap dengan Pak Yusuf, penjaga pantai yang usianya cukup uzur. Yang bikin saya salut, salah seorang putranya, seorang putra Maluku, bekerja sambil kuliah mengambil gelar doktor di Amerika Serikat. Saya dan Taufik cs adalah pengunjung Pantai Liang yang ramai hanya pada waktu libur.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
83
(kiri) Sudut kota Ambon (kanan) Bundaran Gong Perdamaian pagi hari
Rujak Natsepa dan Pasar Mardhika
Perjalanan pulang dari Liang, saya menyempatkan singgah ke Natsepa untuk mencicipi rujak Natsepa yang terkenal dan memesan sebutir besar kelapa muda. Sepiring rujak menghampiri saya. Tumpukan buah menggunung disiram gula merah dan butiran kacang. Seiris mangga pun secepat kilat mampir ke mulut. Sebenarnya kunci lezat rujak Natsepa bukan di ramuan buahnya, melainkan perpaduan rasa antara segarnya buah-buahan, manis kental gula merah, gurih kacang, serta pedasnya sambal membuat rujak Natsepa bercita rasa khas. Sore hari, saya sudah meluncur menyusuri Teluk Ambon menuju Desa Airlow. Pintu Kota, demikian namanya, adalah sebentuk bukit karang yang bolong di bagian tengahnya karena hantaman ombak. Lubang yang menganga itu seolah menjadi pintu masuk yang menyambut pendatang saat mendekati perairan Ambon. Tidak begitu ramai di sini sepertinya, sehingga saya leluasa jalan berputar mendaki ke atas tebing Pintu Kota. Dari sini saya bisa puas menyaksikan panorama Laut Banda. Karena terpancing saran tukang ojek, Pasar Batumerah Mardhika pun menjadi sasaran terakhir saya. Pasar ini katanya tak pernah tidur 24 jam dan lengkap dengan segala macam kebutuhan, termasuk
84
LIONMAG AGUSTUS 2014
kuliner tentunya. Betul adanya. Pasar ini masih penuh sesak walaupun jam sudah menunjuk pukul 20.00. Saya tidak tertarik masuk lorong, tetapi memilih berjalan menyusuri pinggirannya. Itu pun masih harus bersaing dengan ratusan sepeda motor yang lalu lalang memenuhi jalan. Kerlip lampu menarik mata saya, otomatis kaki pun berbelok. Saya yang memang ingin menyantap sajian ikan malahan jadi bingung. Di sini berbagai olahan ikan disajikan. Saya memilih yang paling enak, ikan fufu (bakar) cakalang. Tentu, sekalian saya beli juga teman lauk berupa tiga buah suami. Jangan salah kira, suami adalah makanan olahan dari singkong yang diparut dan direbus. Sama dengan kasuami di Buton, tetapi si pedagang di sini menolak istilah tersebut dan tetap keukeuh dengan nama suami. Malam telah larut. Saya harus beristirahat setelah tiga suami masuk perut. Malam terakhir di Ambon masih banyak yang belum terjelajahi. Saya pun menikmati keheningan kota di bundaran Gong Perdamaian sembari melewatkan malam.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
85
TRAVELING YUNANI
METEORA Menjejakkan Kaki di Awan Teks & foto FABIOLA LAWALATA
86
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
87
Kota apa yang dibayangkan kebanyakan orang saat mendengar kata Yunani? Hampir bisa dipastikan Santorini atau Athena merupakan dua jawaban terbanyak. Meskipun Santorini dan Athena sangat direkomendasikan dikunjungi karena mampu memberikan bukti sejarah peradaban manusia, juga panoramanya yang jempolan, tetapi Meteora juga sangat layak dinikmati dengan situsnya yang menyandang status World Heritage (Warisan Dunia) oleh UNESCO.
88
LIONMAG AGUSTUS 2014
M
eteora juga layak mendapatkan tempat di hati para pelancong. Walaupun bernama seperti batu meteor, tetapi pegunungan batu yang terlihat di Meteora bukan karena keberadaan meteor melainkan muncul melalui erosi fluvial yang terjadi 60 juta tahun silam.
Dalam bahasa Yunani, secara harfiah meteora berarti ‘’melayang di udara’’. Mencapai Meteora bisa ditempuh dari dua kota terdekat, yaitu Kalambaka dan Trikala. Di dua kota ini terdapat banyak penginapan dan restoran yang mengakomodasi para wisatawan. Kalambaka menjadi pilihan saya untuk memulai pertualangan di Meteora. Pihak hotel di Kalambaka
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
89
memberikan peta dan jadwal shuttle bus menuju Meteora. Namun, setiba di sana servis shuttle bus itu tidak saya dapati karena bukan musim liburan. Tiada pilihan lain selain berjalan dan menanjak menuju Meteora yang, jika dihitung, lebih kurang 15 km pergi-pulang dari Kalambaka. Panorama spektakuler, desis angin, dan cicitan suara burung
90
LIONMAG AGUSTUS 2014
membuat saya lupa kalau trekking bukan aktivitas favorit saya meskipun aksesnya mudah. Entah bagaimana para biarawan-biarawati abad ke-9 silam mampu membuat biara-biara yang, katanya, berjumlah lebih dari 20 itu, bagaimana akses mereka menuju ke bukit-bukit tinggi itu, pengadaan airnya, menggotong batu, serta segala teknis lainnya. Coba pikir sendiri.
Saat ini para biarawan-biarawati telah dimudahkan oleh kehadiran teknologi. Jika ingin turun atau menuju biara lainnya, telah tersedia elevator berupa tali dan kotak serta voila yang bisa mereka naiki. Sampailah mereka ke biara di puncak seberang. Kehidupan mereka juga lebih modern. Biarawan dapat mengendarai kendaraan seperti saya jumpai ketika sekitar 12 biarawan yang sepertinya baru menyelesaikan acara kumpul-kumpul di salah satu monastery. Salah satu dari mereka memulai pembicaraan walaupun hanya sebatas hello, how are you?, dilanjutkan dari mana kami berasal. Jauh dari kesan mereka yang tertutup dan menyeramkan. Jika Anda bisa berbahasa Jerman, mungkin pembicaraan bisa berlanjut karena kebanyakan dari mereka fasih berbahasa Jerman ketimbang Inggris.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
91
Di Meteora terdapat enam monasteries. Keenamnya adalah Holy Monastery of Great Meteoron, Holy Monastery of Varlaam, Holy Monastery of Rousanou or Saint Barbara, Holy Monastery of Saint Nicholas Anapausas, Holy Monastery of Saint Stephen, dan Monastery of the Holy Trinity. Dari enam monasteries di Meteora ini, The Great Meteora merupakan yang tertua dan terbesar dari yang lainnya. Biara The Great Meteora terkenal karena ditampilkan dalam film James Bond: For Your
92
LIONMAG AGUSTUS 2014
Eyes Only. Pengunjung dapat mengagumi lukisan-lukisan dinding yang indah di dalam gereja utama itu, menjelajahi gudang anggur, mengagumi manuskrip yang dipamerkan di museum atau mengunjungi sakristi di mana terdapat tulang-tulang dan tengkorak dari mantan penghuni biara. Tengkorak-tengkorak tersebut disusun menumpuk pada rak kayu. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa komunitas pertapa telah tinggal di daerah itu sejak abad ke-10, di dalam gua-gua yang
menawarkan perlindungan sempurna dari dunia luar. Saya bahkan masih bisa melihat cekungan dan celah dari Meteora. Pada akhir abad ke-19, seiring penggerebekan terhadap para bandit serta ketika bala tentara Ottoman mendorong sebagian besar biarawan dan biarawati meninggalkan Meteora, disebutkan banyak harta biara disita pasukan Ali Pasha. Biara-biara pun rusak dan dibiarkan terbengkalai. Namun, kesedihan Meteora tidak berakhir saat Ottoman meninggalkannya pada 1920 saat para peziarah mulai kembali ke Meteora. Kedamaian mereka kembali lagi terganggu oleh kehadiran tentara Jerman Yunani selama Perang Dunia II dan Perang Yunani. Restorasi dan renovasi dimulai pada 1960. Setelah itu, biara-biara di Meteora dibuka kembali untuk umum karena mereka bergantung pada pariwisata untuk memenuhi kebutuhannya.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
93
94
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
95
HOT STUFF
SAMSUNG GALAXY S5 ACTIVE
SMARTPHONE DENGAN BODI STANDAR MILITER Samsung meluncurkan Samsung Galaxy S5 Active, versi lebih tangguh dari Samsung Galaxy S5. Dari segi spesifkasi masih sama, layar 5.1 inch Full HD 1920 x 1080 pixel, SoC Quad Core Qualcomm Snapdragon 801 berkecepatan 2.5 GHz, RAM 2GB, memori internal 16GB dengan tambahan slot kartu memori SD, kamera utama 16 megapixel, kamera depan 2 megapixel, dan OS Android 4.4 KitKat. Yang berbeda ada pada desain bodinya. Dimensi Samsung Galaxy S5 Active lebih besar namun lebih tangguh dan bersertifikasi IP67 serta MIL-spec 810Gr dengan fitur anti benturan, tahan air hingga kedalaman 1 meter selama 30 menit, dan anti debu. Perbedaan lainnya, tidak ada sensor sidik jari seperti di Samsung Galaxy S5, tapi Samsung menghadirkan tombol fisik di bawah layarnya. Samsung Galaxy S5 Active tersedia dalam pilihan warna Camo Green, Titanium Gray dan Ruby Red dengan harga sekitar US$715.
HEXO+
DRONE YANG MENGIKUTI PENGGUNANYA
ASUS ROG GX500 LAPTOP GAMING 4K TERTIPIS Asus mengklaim laptop terbarunya Asus ROG GX500 sebagai laptop gaming 15-inci tertipis di dunia dengan tebalnya hanya 19mm dan bobot 2,2 kg. Keunggulan lain ada pada tampilannya yang dilengkapi layar IPS 15.6-inci beresolusi UHD 4K (3840 x 2160 pixel), serta mendapat sentuhan kalibrasi warna langsung dengan teknologi Asus Visual Master yang mampu menyajikan palet warna 100% NTSC dan 108% Adobe RGB. Untuk performa dilengkapi prosesor Intel Core i7 generasi keempat, NVIDIA GeForce GTX 860M dan RAM hingga 16GB. Selain itu, teknologi pendingin Hyper Cool dengan sistem 2 kipas pendingin dan dukungan audio dari B&O ICEpower disematkan pada laptop ini. Produk yang akan tersedia di pasaran Oktober 2014 ini dibanderol di kisaran 22 juta rupiah.
96
LIONMAG AGUSTUS 2014
Drone umumnya dikendalikan menggunakan controller maupun smartphone atau tablet. Namun kini hadir HEXO+ Drone yang mampu terbang sendiri tanpa dikendalikan. Artinya HEXO+ Drone bisa diatur untuk mengikuti penggunanya secara mandiri. Melalui aplikasi Android atau iOS, maka drone ini akan mengatur posisinya sesuai parameter dan juga tersedia modul GPS sehingga semua pergerakan penggunanya dapat dilacak dan direkam secara otomatis oleh HEXO+. Jarak maksimal pengoperasiannya hingga 50 meter, dengan kecepatan maksimum 70 km/ jam. Untuk merekam video, HEXO+ menyediakan mount untuk memasang kamera GoPro yang dijual terpisah. HEXO+ Drone akan dibanderol dengan harga sekitar US$599.
GINEPRO DI SARDEGNA NEWEST BLU MEDITERRANEO FRAGRANCE FROM ACQUA DI PARMA Dengan wewangian baru musim panas, Acqua di Parma merilis Ginepro di Sardegna, parfum musim panas terbarunya yang berbasis di pulau Sardinia, Italia, tepatnya di tengah Laut Mediterania. Parfum ini adalah koleksi keenam dari varian Blu Mediterraneo. Ginepro di Sardegna mengandung aroma flora lokal termasuk juniper, lada, bergamot, cemara dan cengkeh dengan kayu cedar Virginia sebagai dasarnya. Acqua di Parma berusaha untuk memasukkan aroma, sifat dan kemegahan pulau surga ini ke dalam botol. Parfum ini didesain dengan nuansa Mediterania, botol kaca ikonik art-deco dalam balutan warna cerulean blue yang berkilau. Awalnya aroma parfum ini tidak seperti aroma musim panas tanpa wangi bunga dan jeruk, tapi setelah beberapa saat terkena cahaya dan menyatu dengan kulit, aroma segar yang alami akan mengelilingi Anda. Acqua di Parma Ginepro di Sardegna tersedia dengan harga mulai dari US$ 51 - US$ 144. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
97
HOT STUFF
EL PRIMERO CHRONOMASTER 1969 tribut untuk the rollinG stone
PIAGGIO MP3 SKUTER RODA 3 yang stylish
Tampilan terbaru Piaggio MP3 terlihat pada dimensi motor yang nampak lebih langsing. Skuter ini ringan saat bermanuver, cover anginnya bisa diatur tinggi-rendahnya. Untuk kapasitas bagasinya, dua buah helm fullface bisa masuk di dalamnya, bahkan colokan charger juga ada di skuter ini. Performa Piaggio MP3 berkapasitas 493cc mampu dibesut hingga 39.5 Hp, dilengkapi juga perangkat rem ABS yang dilengkapi teknologi Acceleration Slip Regulation dan disokong teknologi shockbreaker parallelogram.
ODIN
KOMPUTER MINI ANDROID Odin, komputer mini terbaru pabrikan Dos Owls dengan sistem Android 4.4 KitKat. Perangkat mungil dengan ukuran 4.3x6x1.8 inci dengan berat 997 gram ini memiliki fungsi layaknya komputer atau televisi. Kelebihan utama Odin adalah dilengkapi lensa proyektor berukuran 0,3 inci dengan lampu LED sebagai sumber cahaya yang memancarkan gambar resolusi 854×480 pixel. Untuk performanya, Odin dibekali prosesor Quad Core 1.6GHz quad core Cortex A9 dengan RAM 2 GB, kapasitas penyimpanan 8GB ,16 GB, dan 64 GB, Wi-Fi 802.11 b/g/n, serta Bluetooth. Perangkat ini juga dilengkapi port HDMI dan USB, baterai 2.500 mAh dengan daya tahan mencapai 45 menit untuk media hiburan dan 6 jam untuk mendengarkan musik. Odin dibanderol sekitar US$ 495
98
LIONMAG AGUSTUS 2014
Zenith dan The Rolling Stones berkolaborasi menghadirkan jam tangan mewah dan fenomenal El Primero Chronomaster 1969 Tribute to The Rolling Stones. Jam tangan ini menjadi yang pertama dalam limited edition collection; lima lainnya akan menyusul. Didesain dari model asli 1969 El Primero, tetap dominan warna navy blue dan abu-abu, dan tentunya logo The Rolling Stone. Casing jam tangan ini menggunakan baja berdiameter 42mm dan ketebalan 14,05mm, 282 bagian automatic movement dengan 31 permata dan cadangan daya 50 jam. Sementara itu casing belakangnya menggunakan kristal safir. Selain itu El Primero Chronomaster 1969 ini tahan air hingga kedalaman 100 meter. Jam tangan yang menggunakan kulit aligator untuk strapnya ini hanya dibuat sebanyak 250 buah.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
99
CULINARY
Ketan Bakar
Menghangatkan Dinginnya Malam
D
i salah satu sudut Kota Lembang, Bandung, tepatnya di Pasar Buah Lembang, pedagang berjualan di sisi kiri dan kanan jalan. Penjual-penjual ketan bakar terlihat sedang mengipasngipas ketan di atas bara. Asap mengepul membawa aroma gurih dari ketan berbentuk kotak tampak besar dan tebal. Nah, di tengah dinginnya udara Lembang, ketan bakar menjadi teman yang pas
100
LIONMAG AGUSTUS 2014
pendamping secangkir kopi panas. Saya mampir untuk mencicipi ketan bakar di salah satu penjual. Pak Jeje sudah berjualan di sini sejak 1986. Potongan-potongan ketan yang dibuatnya sendiri mulai dibakar. Aroma ketan bakar pun mulai tercium di kios yang berjualan dari pagi hingga malam ini. Sudah bisa dibayangkan nikmatnya udara malam Lembang sambil makan ketan bakar selagi hangat.
Ketan yang baru saja dibakar tentunya memiliki tekstur yang agak keras di bagian luarnya. Namun bagian dalamnya begitu lembut dan lengket. Benar-benar terasa legit dan mengenyangkan. Dalam satu piring kecil ketan bakar ini disajikan dengan dua macam bumbu, yaitu bumbu kacang dan serundeng. Bumbu kacangnya mirip bumbu siomay, namun lebih kental. Serundengnya terasa manis dan sangat nikmat saat disantap bersama ketan bakar. Selain itu, di sini juga bisa membeli colenak, salah satu makanan khas Jawa Barat. Colenak yang artinya yaitu ‘dicocol enak’ ini intinya adalah peuyeum (tape) yang dibakar. Kemudian bumbu enten (parutan kelapa yang disiram gula Jawa cair) menyirami peuyeum bakar ini. Colenak juga sama lebih enak dimakan selagi hangat. Saat digigit rasanya sangat manis, selain peuyeum-nya sudah manis ditambah bumbu enten yang juga manis. Tapi yang pasti, peuyeum khas Bandung memang beda, terasa begitu lembut. Tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk bisa melengkapi malam di Lembang ditemani satu porsi ketan bakar dan colenak ini, cukup masing-masing 5.000 rupiah.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
101
102
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
103
DINE IN
The 18th Restaurant & Lounge
Aura Kemewahan dan Keindahan Bandung Teks DODY WIRASETO Foto DOK. THE TRANS LUXURY HOTEL
B
agi banyak kalangan, makan tidak lagi hanya hidangan lezat. Keseluruhan pengalaman bersantap, mulai makanan yang nikmat dan atmosfer memikat kini menjadi pertimbangan utama. Hidangan kelas atas dengan menyajikan suasana berkelas kerap dicari. Ketika semua kriteria itu terpenuhi, maka harga tidak lagi menjadi sebuah pertimbangan yang penting. Di Bandung, kota dengan tingkat kreativitas yang tinggi untuk mencari restoran berkonsep unik tidaklah sulit. Namun bila ingin mendapatkan pengalaman bersantap di tengah kemegahan dan keindahan panorama Bandung, The 18th Restaurant and Lounge adalah pilihan tepat. Berkonsep rooftop, restoran ini terletak di lantai atas hotel yang terkenal dengan kemewahan dan kemegahannya, The Trans Luxury Hotel. Bagi tamu yang hadir berpasangan, maka sisi romantisme yang dibangun restoran ini akan menghangatkan suasana makan malam Anda. Desain interior dengan ornamen emas dan silver, memberikan aura kemewahan. Pun begitu bila tamu yang hadir dengan keluarga ataupun rekan bisnis, pesona restoran papan atas membuat semuanya tampak berkelas.
104
LIONMAG AGUSTUS 2014
Restoran ini menyajikan menu Western dan Asia yang menggoda selera. Seafood premium kemudian Sushi Platters dan aneka pilihan Sashimi segar akan memacu nafsu makan Anda. Daging Wagyu pilihan semakin menambah kualitas bersantap di restoran ini. Kelembutan daging wagyu dan proses pemanggangan yang pas terasa sempurna dengan beragam pilihan wine eksklusif. Menu Eropa terwakili di hidangan Foie Grass dengan tingkat kematangan tepat. Disamping itu terdapat pula menu yang sudah familiar di Indonesia, yakni Oxtail Soup. Menu yang menjadi favorit bagi tamu kala menikmati malam di restoran ini. Tidak hanya sebagai tempat makan nan elegan, The 18th Restaurant and Lounge juga bisa menjadi tempat hang out mengasyikan. Area lounge di ruang terbuka membuat suasana santai semakin lengkap dengan pemandangan kota Bandung. Apalagi ditambah dengan kenikmatan koleksi cocktail dingin yang semakin menambah pengalaman kuliner di restoran ini. Salah satu sudut yang menjadi ikon restoran ini adalah Sky Walk. Lokasinya di tepi dengan menggunakan lantai kaca membuat tamu layaknya sedang bersantap di angkasa. Area ini juga kerap dijadikan lokasi permintaan khusus bagi tamu yang ingin makan malam lebih romantis dengan pasangan. Dengan set-up meja makan nan romantis semakin ekslusif dengan temaram lilin dan kecantikan sekuntum bunga mawar merah. Sebuah pengalaman kuliner yang mengesankan dan membuat kota Bandung semakin memancarkan pesonanya. The Trans Luxury Hotel Jl. Gatot Subroto 289 - Bandung T. 022 8734 8888 - F. 022 8734 9999
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
105
DINE IN
Mika Japanese Bistro
Interior Mika dikemas dengan gaya cafe casual dengan sentuhan berbagai ornamen khas Eropa. Di beberapa sudut ruangan dilengkapi visual merchandise bergaya Jepang. Konsep yang menghasilkan suasana homey yang cocok untuk tempat makan keluarga, anak-anak muda, maupun lokasi meeting bagi para eksekutif muda. Konsep interiornya sejalan dengan menu yang disajikan. Variasi hidangan fusion dihasilkan dari kombinasi kreasi pendiri Mika bekerjasama dengan Chef Jepang, Takeshi Kato dan Chef Nicholas Stanly. Sentuhan tradisi kuliner Jepang terlihat dalam pemilihan bahan baku yang dipadukan dengan hidangan internasional sehingga menjadi hidangan fusion menarik. Membuka rasa penasaran akan kolaborasi chef lokal dan internasional ini, dipilih menu internasional yakni Ebi Cream dan Rice Korokke. Menu ini adalah kroket udang dan nasi yang disajikan dengan saus tomat. Kesegaran saus tomat memberikan padanan rasa selaras dengan kroket udang nan gurih. Pilihan menu berlanjut pada perpaduan hidangan Prancis dan Jepang dalam Salmon Tartar Rice Crispy. Tampilannya cukup menarik, dan menggugah selera. Irisan-irisan salmon segar dipadukan dengan Mayonnaise Jepang disajikan dengan rumput laut dan crispy rice. Sebuah rasa yang unik dari sentuhan cita rasa Eropa dan Asia yang klasik. Sebagai pilihan signature dishes Mika Japanese Bistro, sebuah menu fusion Perancis-Jepang kembali tersaji dalam Omurice With Demiglace Sauce. Menu ini merupakan perpaduan Omelette ala Jepang dan nasi goreng tomat dengan Demiglace Sauce, yakni saus cokelat klasik ala Prancis. Aroma wangi dengan citarasa gurih langsung terasa dari saus yang dibuat dari ekstrak daging yang direbus dengan red wine melalui proses pembuatan yang panjang. Sebagai hidangan penutup, Mika Japanese Bistro memiliki hidangan penutup fusion antara ItaliaJepang melalui Houjicha Pannacota. Pudding khas Italia ini diberi aroma dari ekstrak teh hijau Jepang dan dikombinasikan dengan agar-agar kopi. Kemudian adapula Banoffee Pie yaitu home made pie yang terbuat dari pisang, kopi, cokelat caramel sebagai topingnya.
Sentuhan Internasional Bernuasa Tradisi Jepang Teks DODY WIRASETO - Foto DOK. MIKA
T
rend fusion telah membuat warna baru dalam perkembangan kuliner di Indonesia. Bermacam menu dari suatu benua dipadupadankan dengan menu benua lain sehingga memberi ciri khas menu tersendiri bagi restoran. Salah satu menu yang kerap dijadikan fusion adalah menu Jepang, dan kali ini Mika Japanesse Bistro mengombinasikannya dengan menu internasional lainnya. Di tengah keramaiaan area Food Society, Mal Kota Kasablanka, keberadaan Mika dengan mudah menarik perhatian pengunjung. Desain restoran khas dengan sentuhan konsep yang kuat membuat Mika tampil beda dengan restoran di sekitarnya. Dari desain interiornya wajah kolaborasi Eropa dan Jepang tergambar jelas.
Food Society, Ground Floor #M-11 - Mall Kota Kasablanka • Jl. Casablanca Raya Kav. 88 • T. 021 2946 4975 • F. 021 2946 4976
106
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
107
DINE IN
Riva Sajian Eropa Menggugah Selera Teks DODY WIRASETO - Foto RISTIYONO
Di tengah padatnya lalu lintas kawasan Jalan Casablanca, sebuah restoran mewah terlihat tepat berada di The Park Lane Hotel Jakarta. Restoran ini tampak layaknya restoran baru, namun ternyata telah berdiri lebih dari satu dekade. Riva Grill Bar and Terrace, telah menasbihkan diri menjadi restoran kelas atas dan kini menjangkau pasar yang semakin luas. Dulu Riva terkenal akan konsep French Fine Dining, kini konsepnya lebih mengarah ke Social Dining. Suasananya lebih santai yang terbagi menjadi beberapa area, yakni Lounge, Bar dan Dining. Transformasi ini tidak hanya menjadikannya sebagai tempat makan romantis namun juga bisa menjadi tempat berkumpul sembari makan, minum hingga berpesta sekalipun. Suasana lounge yang nyaman langsung menyambut selepas pintu masuk. Tata letak sofa kecil dan meja dibuat sesantai mungkin. Pencahayaannya pun memberikan nuansa hangat dengan penempatan lampu-lampu kecil menggantung rapi. Suasana lebih akrab antar tamu semakin didapat ketika memasuki area bar yang dapat terlihat jelas dari lounge. Riva kini juga dilengkapi dengan teras yang terbagi di dua lokasi. Tamu bisa menikmati makanan sembari 108
LIONMAG AGUSTUS 2014
menikmati tepi kolam renang atau menghadap ke padatnya lalu lintas Kasablanka. Untuk tamu yang ingin mendapatkan suasana lebih formal, pilihan tepatnya adalah area dining. Desainnya lebih elegan ditunjang konsep dapur terbuka disisinya. Mengikuti desain ruangan yang kian beragam, menu yang disajikan pun kini lebih variatif. Menu-menu Prancis yang telah menjadi identitas Riva sejak dulu tetap dipertahankan dengan ditambah menu benua Eropa lainnya. Untuk membuka makan saya, Seafood Pizza cukup memanjakan lidah. Nikmatnya saus pasta dan topping cumi-cumi serta udang semakin lengkap dengan wangi dan renyahnya pizza hasil proses oven tungku tradisional. Demi semakin melarutkan indera perasa dalam cita rasa Eropa, pilihan selanjutnya jatuh pada Salad od Crab Meat Apple and Pineapple. Rasa yang diberikan tidak kalah menarik dengan penampilannya. Salad berlumur virgin olive oil menjadi kombinasi tepat dalam menunjang kesegaran daging kepiting. Belum lagi penambahan Artichoke, sayuran kaya gizi dari Mediterania mengajak mulut tidak henti-hentinya mengunyah.
Sebagai pilihan menu utama adalah French Cut Veal Rack yang diproses dengan oven kayu. Kelembutan iga sapi muda ini memberikan sensasi tersendiri. Disajikan hanya menggunakan bumbu sederhana, potong demi potong dagingnya terasa lumer di lidah. Menu ini seakan menjadi puncak perjalanan rasa yang menyenangkan di Riva. Belum habis rasa yang ditinggalkan French Cut Veal Rack, minuman yang disajikan turut menarik perhatian. Warna cerah dari Casablanca Splash sangat menggoda. Minuman yang dihasilkan dari perpaduan Orange, Cranberry, sirup Peach dan Grenadine ini terasa amat menyegarkan. Bila ingin mendapatkan sensasi rasa yang berbeda Dirty Kiwi Iced Tea adalah jawabannya. Minuman perpaduan antara buah Kiwi, sirup Kiwi dan teh ini memberikan rasa asam dan manis yang seimbang. Bermacam penghargaan yang diraih restoran ini masih tertata rapi di depan wine cellar. Itu merupakan sebuah bukti bahwa kualitas Riva sudah diakui. Sinergi antara kualitas rasa dan suasana yang hangat membuat restoran ini tidak membosankan untuk terus dikunjungi. The Park Lane Jakarta Jalan Casablanca Kav. 18 - Jakarta T 021 828 2000 www.rivagrillnbar.com
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
109
PEDOMAN WAJIB BAGI PARA INSAN KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH
Pengarang Dewan Syariah Nasional MUI Kode Buku 008-207-008-0 Ukuran Buku 15 x 32 cm Jumlah Halaman xxvi + 928 hlm
Harga Rp250.000,-
ISBN 978-602-241-975-4
Buku Himpunan Fatwa Keuangan Syariah – Dewan Syariah Nasional MUI memuat berbagai Fatwa dari DSN - Majelis Ulama Indonesia Pusat, mengenai isu paling penting dan termutakhir di dalam dunia ekonomi, keuangan, dan perbankan syariah. Buku ini mengkompilasi Fatwa resmi Dewan Syariah Nasional MUI yang dirilis sejak tahun 2000 - 2013. Di dalam buku ini dibahas berbagai isu dan persoalan yang wajib diketahui mengenai Tabungan, Giro, Jual-Beli Salam, Ijarah, Musyarakah, Murabahah, Deposito, Obligasi, Rahn, Al-Qardh, dan sebagainya. Buku ini layak dimiliki oleh siapa saja yang berkepentingan dengan penerapan syariah Islam dalam dunia ekonomi, keuangan, dan perbankan: Para Karyawan, Nasabah, dan semua stakeholder institusi keuangan syariah (Bank, Asuransi, koperasi, dan lain-lain), serta masyarakat Muslim Indonesia pada umumnya, untuk mengetahui praktik-praktik jual-beli, perdagangan, simpan-pinjam, investasi yang sesuai dengan syariah Islam.
110
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
111
POSTCARD
112
LIONMAG AGUSTUS 2014
ngkok tio
TIO
K
01.08.2014 NGK
O
Tiongkok
GREAT WALL OF CHINA Great Wall of China atau Tembok Raksasa Tiongkok merupakan bangunan sejarah Tiongkok dalam menghalau serangan dari utara, Mongolia. Untuk menaiki bangunan fenomenal ini, kita harus melewati ribuan anak tangga yang disertai hawa dingin yang mampu menebus jaket. Selain itu, kita juga bisa menggunakan kereta gantung dengan merogoh puluhan yuan. Tembok ini panjangnya 7.300 km, dimana setiap 180 m -270 m terdapat menara pengintai yang berfungsi untuk menyimpan senjata dan bahan pangan. AKHMAD SOLIHIN
BOGOR
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
113
ca
adocia pp
01.08.2014 T URK EY
Turkey
CAppadocia Tidak lengkap menikmati Cappadocia hanya dari darat, nikmatilah dengan cara berbeda sebagaimana burung-burung menikmati kota ini. Puluhan perusahaan balon gas di Cappadocia setiap paginya mengakomodir para wisatawan yang ingin naik balon menikmati Cappodacia dari ketinggian saat matahari terbit, FABIOLA LAWALATA
BELGIA
114
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
115
nnan yu 01.08.2014
TI
ONG KOK
Yuanyang
Hani Rice Terrace Yuanyang Rice Terraces, terletak di selatan Provinsi Yunnan, didiami oleh suku Hani dengan alam yang berbukitbukit, pekerjaan utama dari suku Hani adalah bertani. Foto ini diambil dari Duoyishu scenic area dengan hamparan sawah bertingkat dan desa-desa suku Hani
KARNADI LIM
MEDAN
Wales
CONWY Kota yang terletak di bagian utara negara Wales masih terdapat kastil yang berdiri kokoh di pinggir pantai serta jembatan gantung megah. Kita akan menemukan bangunan yang masuk di dalam daftar Guinness Book of Records sebagai rumah terkecil di tanah Britania Raya yang dibangun sejak beberapa abad silam dan masih dihuni hingga saat ini. Saat musim panas, wisatawan akan berjemur atau bermain-main di selat pantai yang airnya sedang surut.
TONI GOW
PONTIANAK
116
LIONMAG AGUSTUS 2014
conwy
01.08.2014
WAL ES
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
117
uan bajo lab 01.08.2014
D O N E SI
A
I
N
Nusa Tenggara Timur
SURGA MUNGIL LABUAN BAJO Pasir putih dengan air berwarna gradasi hijau ini menjadi lokasi snorkling favorit kala berada di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Menuju pulau ini hanya membutuhkan waktu 30 menit dari Labuan Bajo. Walaupun kecil pulau ini memiliki kekayaan biota laut dengan latar bukit-bukit yang indah. Pantaslah bila banyak turis menyebutnya sebagai “Surga Mungil Labuan Bajo”. DODDY WIRASETO
JAKARTA
Nusa Tenggara Barat
DANAU SEGARA ANAK
Sulistya Heru Prabawa
MALANG
Kirimkan foto Anda beserta cerita di balik foto tersebut
118
email : 2014 postcard.lionmag@gmail.com LIONMAG ke AGUSTUS
01.08.2014
D O N E SI
A
N
I
Foto ini menunjukkan keindahan Danau Segara Anak dari Puncak Plawangan Sembalun. Plawangan Sembalun adalah pintu gerbang untuk menuju Danau Segara Anak dari arah timur Pulau Lombok. Keindahan danau ini akan sungguh terasa magis dan sekaligus menarik bila disaksikan beberapa jam setelah matahari terbit. Tebingtebing terjal yang mengelilingi danau ini adalah saksi betapa hebatnya letusan Gunung Rinjani 14.000 tahun yang lalu.
bok lom
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
119
120
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
121
LION AIR GROUP FLEET
Boeing 747 - 400 Total 2 units 506 seats ECONOMY
Boeing 737 - 900 ER & 800 NG 68 UNITS IN SERVICE 737-900 ER 215 SEATS ECONOMY 29 UNITS IN SERVICE 737-800 NG 189 SEATS ECONOMY
Boeing 737 - 900 ER 6 UNITS IN SERVICE 168 seats economy. 12 seats business.
Boeing 737 - 900 ER 6 UNITS IN SERVICE 168 seats economy. 12 seats business. ATR 72-600 3 UNIT IN SERVICE
Boeing 737 - 900 ER 4 UNITS IN SERVICE 215 SEATS ECONOMY ATR 72-600 1 UNIT IN SERVICE ATR 72-500 & 72-600 27 UNITS IN SERVICE 72 seats economy.
122
LIONMAG AGUSTUS 2014
WELCOME ABOARD
SELAMAT DATANG Apa yang harus Anda ketahui tentang keamanan, kenyamanan dan keselamatan Anda di dalam pesawat Ponsel Semua ponsel dan peralatan elektronik yang menggunakan pemancaran radio tidak diperbolehkan selama berada didalam pesawat, hal ini sangat mengganggu sistem navigasi dan komunikasi dengan menara pengawas setempat. PERALATAN ELEKTRONIK Untuk penggunaan Laptop dan PDA boleh dipergunakan setelah fasten seatbelt “OFF” dengan menggunakan flight mode. Setelah fasten seatbelt “ON” untuk persiapan mendarat maka penumpang harus mematikan pengguna laptop dan PDA tersebut. BARANG -BARANG BERBAHAYA LAINNYA Barang- barang yang mudah terbakar (seperti korek api), meledak (petasan), material yang mengandung magnet, baterai, tabung gas, tidak diperbolehkan untuk dibawa. MEROKOK Peraturan Pemerintah melarang kegiatan merokok selama dalam penerbangan, Terdapat detektor asap di semua toilet dan akan dikenai sanksi bagi yang melanggar peraturan. PERJALANAN DENGAN ANAK-ANAK Lion Air tidak menyediakan makanan bayi untuk rute domestik dan popok tidak disediakan dipesawat. Lion Air hanya menyediakan air panas untuk susu bayi. UTAMAKAN KESELAMATAN Sabuk pengaman harus selalu terpasang sewaktu take-off dan landing. Dianjurkan untuk selalu memasang seat belt selama penerbangan. Barang bawaan harus diletakan di atas kepala atau dibawah kursi di depan anda. Silakan membaca kartu instruksi keselamatan yang terdapat di dalam kantung kursi. Di kartu tersebut anda bisa mengetahui pintu darurat dan letak jaket pelampung.
BAGASI Barang atau benda tajam harus di pak dalam bagasi dan tidak diperkenankan untuk dibawa kedalam bagasi kabin. Bawalah benda berharga dalam tas yang anda bawa sendiri. Perhatikan berat bagasi Anda. - Carry on baggage (Bagasi Kabin) Tidak lebih dari 7 kg
LAGs Sesuai standar keamanan penerbangan, jumlah barang-barang liquid, aerosol dan gel, parfum, hairspray, deodorant, pasta gigi, dan sebagainya di dalam kabin sangat dibatasi. Jumlah yang boleh dibawa untuk masing-masing item maksimal 100 ml dan total untuk seluruh item maksimal 1 liter. Barang barang tersebut harus dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan. Aturan ini berlaku sejak 31 Maret 2007 untuk seluruh penerbangan rute internasional, ke dan dari seluruh negara.
40 cm
Perhatikan baik-baik demo keselamatan dan instruksi yang diberikan oleh cabin crew.
30 cm
20 cm
- Bagasi untuk Rute Domestik Kelas Ekonomi : 15 kg Kelas Bisnis : 30 kg - Bagasi untuk Rute Internasional Kelas Ekonomi : 15 kg Kelas Bisnis : 30 kg
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
123
ROUTE MAP LION GROUP
124
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
125
ROUTE MAP LION GROUP
126
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
127
KIDZONE
128
LIONMAG AGUSTUS 2014
Bagi adik-adik yang ingin mendapatkan majalah Cubbo silahkan minta ke Kakak Pramugari. Dalam majalah tersebut Adik-adik bisa berkreasi. Oh iya, adik-adik jangan kecewa ya kalau tidak mendapatkan majalah Cubbo, karena memang tergantung pada persediaan yang ada. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
129
130
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
131
LADY IN THE AIR
RAHMADONA
Berkiprah di dunia maskapai dengan menjadi pramugari, mau tidak mau Rahmadona dituntut bersolek. Keharusan berdandan ia lakukan saat bertugas dan mesti dibayar dengan menanggalkan kebiasaan sebelumnya yang lekat dengan penampilan tomboy. ‘’Berbeda dengan perempuan lain, saya suka kegiatan-kegiatan maskulin, termasuk di bidang olahraga. Saya suka basket dan karate,’’ ujar perempuan kelahiran Jambi 21 Februari yang akrab disapa Donna ini. Dalam perjalanan keseharian sebagai pramugari, ternyata ada asa lain dalam kehidupan Donna yang menunggu diwujudkan jika kesempatan datang. Lagi-lagi, sebagaimana preferensinya pada sisi maskulin, keinginan tersebut terbilang ‘’kurang wajar’’ bagi kebanyakan perempuan. Ia mendambakan menjadi sosok intelijen perempuan. Benih kesengsem dunia intelijen muncul dalam diri Donna sejak ia gemar menonton film-film bertema perang dan intelijen. Ia lantas merujuk ‘’sang idola’’ dalam kisah intelijen yang begitu menghebohkan, yaitu karakter Anna Chapman –intelijen perempuan Rusia yang ditangkap agen-agen Biro Penyelidik Federal (FBI) Amerika Serikat karena bertahun-tahun menyuplai informasi rahasia kepada badan intelijen Rusia. Chapman yang cantik itu sebelumnya bekerja di Inggris dan menikahi seorang warga negara Inggris. Kisah Anna Chapman telah menginspirasi Donna hingga tebersit keinginan menerjuni dunia intelijen. Apalagi ia menyebut hingga kini Indonesia masih minim intelijen perempuan. ‘’Padahal perempuan mempunyai kemampuan khusus dalam menyamar. Sosoknya mudah memanipulasi orang,” tuturnya. Donna sadar menjadi intelijen bukan pekerjaan mudah. Dibutuhkan kemampuan khusus dalam mengumpulkan informasi mengenai sebuah organisasi atau lembaga yang dianggap rahasia, tanpa mendapatkan izin dari sang pemilik serta harus mempunyai keterampilan khusus. ‘’Kalau bisa juga harus cantik untuk mempermudah misi,’’ ujarnya. Kalau bicara fisik, sepertinya Donna sudah memiliki modal itu. Tak lain, kecantikannya. Ia pun hanya menunggu kesempatan. ‘’Seandainya saya berhasil meraih mimpi ini, saya akan menggoreskan sejarah baru dalam kehidupan bernegara dan membuktikan pada publik bahwa perempuan bisa melakukan pekerjaan yang selama ini didominasi lelaki,” kata perempuan berkulit putih serta berambut panjang ini menguraikan.
132
LIONMAG AGUSTUS 2014
teks FAISYAL • Foto Ristiyono • LOKASI KOTA TUA JAKARTA
Mendamba Intelijen
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
133
134
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
135
136
LIONMAG AGUSTUS 2014
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
137
138
LIONMAG AGUSTUS 2014