LIONMAG NOVEMBER 2010

Page 1

EVENT: SALON FOTO INDONESIA 2010 - wahana estetika nusantara

The Inflight Magazine of Lion Air

VOLUME V / NOVEMBER 2010

Makassar The Gateway to Eastern Indonesia

DESTINATION

TAMAN NASIONAL MANUSELA

HOLIDAY

THEME PARK

TRAVEL TUK K UNNTUK G TITDIDAAKAUPULLAANNG U IBIBAAWWA P NTUK T DD K A U NYA UNTU ESAW AT

TUSCANY

HA ANYATAS PPESAW H DIA S ACACA DIATA DIBIB D A

NOVEMBER 2010 LIONMAG

1


2 LIONMAG NOVEMBER 2010


NOVEMBER 2010 LIONMAG

3


Content LIONMAG NOVEMBER 2010

Foto: Makhfudz Sappe

14

8

NEWS AROUND

54

SPECIAL

SPECIAL

10

LEISURE

58

TIPS

MAKASSAR

28

WISDOM IN THE AIR

60

DESTINATION

48

34

DESTINATION

64

GALLERY

38

EVENT

68

BALI SECTION

TRAVEL

44

TRAVEL

78

LADY IN THE AIR

TUSCANY

4 LIONMAG NOVEMBER 2010


BRI

NOVEMBER 2010 LIONMAG

5


38 COVER HIT Kapal Pinishi FOTO : Makhfudz Sappe

44

Contributors JEMY VESTIUS 足CONFIDO

1

Master of Science in Engineering Management Tufts University, AS, ini kini bertugas sebagai Master Trainer pada Telkom Training Center, Bandung. Bidang yang diajar Member of Society Competitive Inteligent Professional (SCIP) hingga need analysis.

PAUL I ZACHARIA

60

2 PETER MILNE

3

Penggemar foto dan travel ini belajar memotret sejak usia 10 tahun, dan acap menjadi juri lomba foto lokal dan nasional sejak 1987. Sebagai fellow perdana di Indonesia dari lembaga fotografi Royal Photographic Society, Inggris, ia kerap menulis di media nasional.

Lahir di Inggris, Peter Milne telah tinggal dan bekerja selama 14 tahun di Indonesia. Saat ini bekerja dan menetap di Jakarta sebagai konsultan pembangunan. Pada edisi ini Peter menulis tentang Tuscany di Italy

Toto Santiko Budi

78

4 Yusuf ahmad

5

6 LIONMAG NOVEMBER 2010

Fotografer lepas, tinggal di Jakarta. Mengawali karir di Surabaya, tahun 2000. Sebagai staf foto Harian Radar Surabaya. Tahun 2005 bergabung dengan Jiwa Foto Agency Jakarta. Sejumlah karyanya pernah dimuat media lokal dan Internasional, seperti koran Tempo, National Geographic Indonesia dan Destin Asia. Fotografer jurnalistik, alumni Jurnalistik Universitas Hasanuddin, Makasar. Memulai karier fotografi tahun 1998 di Harian Fajar, Makassar. Menjadi Editor Foto Harian Tribun Timur Makassar selama tiga tahun. Bergabung dengan Kantor Berita Reuters tahun 2003 hingga sekarang. Sejumlah karyanya pernah dimuat di media nasional maupun internasional seperti Reuters, Media Indonesia, The Jakarta Post, Time, Washington Post, The Australian, dll.


YOU C

NOVEMBER 2010 LIONMAG

7


cockpit’s note

PRESIDENT DIRECTOR Rusdi Kirana DIRECTOR OF PRODUCTION Capt. Ertata Lananggalih

UTAMAKAN KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KENYAMANAN Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang transportasi publik faktor keselamatan, keamanan dan kenyamanan menjadi perhatian utama kami. Lion Air sebagai maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia menyadari betul akan hal itu. Kesadaran ini diwujudkan dengan membangun Hanggar Pusat Perawatan Pesawat di Bandara Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara yang akan menjadi pusat perawatan pesawat- pesawat Lion Air. Memang tidak mudah, namun bagi kami pembangunan hanggar ini sudah menjadi kebutuhan yang mendesak. Kami ingin meningkatkan reliability, keamanan dan keselamatan pesawat. Dengan perawatan pesawat yang rutin, kemampuan sumber daya manusia yang selalu ditingkatkan maka hal tersebut bisa dicapai. Selain itu guna kenyamanan para penumpang khususnya yang berangkat dan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta akan lebih nyaman saat check in karena ada penambahan check in counter di terminal 1B, mulai 11 November ini untuk semua rute Sumatera dan Palangkaraya akan menggunakan Terminal 1B. Dengan penambahan fasilitas check in counter ini diharapkan kepadatan di terminal 1 A akan berkurang. Selamat menikmati penerbangan Anda.

DIRECTOR OF OPERATION Capt. Hadikuntjoro Filemon DIRECTOR OF TECHNICS Romdani DIRECTOR OF COMMERCE Achmad Hasan DIRECTOR OF GENERAL AFFAIRS & FINANCE Edward Sirait GM SALES & MARKETING Rudy Lumingkewas GM SERVICE Andi Burhan

PUBLISHER & EDITOR IN CHIEF Makhfudz Sappe EDITOR Ed Zoelverdi, Priyanto Sismadi, Safari A. Husain, Ristiyono MARKETING MANAGER A Gener Wakulu MARKETING Fransiska Ririn Tri Astuti, G. Hardianto, Rusman Madjulekka, Adriansyah, M. Lottong Makkaraka

Salam,

DESIGNER Gerald Manuel Wangsasaputra

Rusdi Kirana President Director

MARKETING SUPPORT Farid K FINANCE Ade Kristanti CIRCULATION M. Solichin BALI REPRESENTATIVE Fernandito Haka, Yurison Suryantara PUBLISHED BY PT BENTANG MEDIA NUSANTARA ADVERTISING Tel.: +62 (21) 98494404 Fax.: +62(21)3151668 Email: edlionmag@gmail.com editorial@lionmag.com

HOTLINE : 0821 10 88 22 00 ISSN: 1979-4185

online magazine @ www.issuu.com/lionmagazine 8 LIONMAG NOVEMBER 2010

Majalah LIONMAG terbit setiap bulan dan di distribusikan ke seluruh pesawat Lion Air. LIONMAG juga dapat dibaca di seluruh outlet The Coffee Bean, Walnut Cafe dan Dome Coffee.


NOVEMBER 2010 LIONMAG

9


news around

YOU. C1000

Minuman Kesehatan Bagi Tubuh

Kebutuhan Vitamin C penting bagi tubuh kita, termasuk Anda yang sering berpergian keluar kota maupun luar negeri. Selain menjaga dan meningkatkan stamina tubuh, Vitamin C dosis tinggi juga bermanfaat memperkuat sistem imun tubuh, bagus untuk menguatkan tulang dan gigi, kecantikan kulit, serta mengurangi risiko terkena serangan jantung. YOU.C1000 tersedia dalam 2 jenis produk yang dibuat dari bahan-bahan alami dengan teknologi modern dari Jepang. YOU.C1000 Vitamin Orange dan Vitamin Lemon untuk Anda nikmati setiap hari sebagai minuman kesehatan yang menyegarkan. YOU.C1000 Lemon Water dan Orange Water minuman isotonik dengan 1000 mg Vitamin C, diperuntukkan bagi Anda yang aktif dan cocok diminum sehabis berolahraga atau beraktivitas. Dengan mengonsumsi YOU.C1000 Anda bisa mendapatkan tubuh yang sehat dan kulit yang cantik.

SANKEN Green Policy’s

HANGGAR LION AIR DIBANGUN DI MANADO Sebagai maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia Lion Air menyadari akan pentingnya fasilitas perawatan pesawat. Untuk itu Lion Air membangun Hanggar Pusat Perawatan Pesawat di Bandara Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara yang akan menjadi pusat perawatan pesawat di Indonesia bagian timur dengan rencana investasi sampai 40 juta USD. Pada 7 Oktober 2010 lalu telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Hanggar Pusat Perawatan Pesawat Lion Air di Menado oleh Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Harry Sarundajang dan Dirut Lion Air, Rusdi Kirana. Dalam sambutannya, Gubernur Sulut menyambut baik rencana Lion Air untuk membangun hanggar di Manado, ini akan menimbulkan multiple effect bagi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara. Menurut Rusdi Kirana, pembangunan hanggar ini sudah menjadi kebutuhan utama bagi penerbangan. Dengan dibangunannya pusat perawatan pesawat ini diharapkan dapat meningkatkan kehandalan (reliability) pesawat, keamanan dan keselamatan penerbangan. Selain itu Perawatan pesawat yang dimiliki sendiri dapat menghemat biaya perawatan, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kemampuan tenaga kerja di bidang perawatan pesawat terbang. Struktur bangunan buatan Rubb Aviation USA, bangunan berlantai dua. Lantai dasar terdiri dari Engine Shop, Cabin Repair Shop, Avionic Shop, Non Distructvie Test Shop, Hydraulic Component Shop, Wheel Brake shop dan Ground Support Equipment. Sedangkan lantai dua untuk perkantoran dan guest house karyawan.

10 LIONMAG NOVEMBER 2010

SANKEN sebagai salah satu produsen elektronik besar di Indonesia ini tidak tinggal diam dalam masalah pelestarian alam. Hal ini dibuktikan dengan berupaya terus mengembangkan produk-produknya ke arah green living dengan melakukan SANKEN Green Policy’s yang mencakup Hemat Listrik, Material Produk Bisa di Daur Ulang, Ramah Lingkungan dan Re-engineer Produk. “Produk SANKEN menggunakan bahan-bahan yang dapat di daur ulang dan berkualitas, seperti bahan plastik menggunakan biji plastik asli (100% baru), motor mesin cuci menggunakan tembaga 99,9% agar dapat memberikan daya optimal. Kami juga mengeluarkan mesin cuci dengan extra low watt (150 watt). Juga untuk material pendingin (refrigerant) dipakai R134a yang ramah lingkungan dan tidak merusak ozon”, papar Munir Hasan Basri, General Manager Customer Satisfaction SANKEN saat presentasi memperkenalkan produk barunya.


Lovely December In Toraja 2010 Setelah dua kali sukses menggelar event akbar ini pada tahun 2008 dan 2009 maka di tahun ini even Lovely December kembali digelar untuk ketiga kalinya. Lovely December yang merupakan festival budaya daerah Toraja ini direncanakan akan dilaksanakan mulai 26 November sampai 26 Desember di kota Rantepao. Dalam pesta akbar tahunan ini akan ditampilkan berbagai macam acara diantaranya Karnaval seni budaya, cerita rakyat, pameran seni rupa dan kerajinan toraja, lomba foto dan pameran sadar wisata yang terbuka untuk umum, pementasan seni tari dan musik tradisional, launching batik toraja, lomba lampu hias natal dan tahun baru, lomba tari kreasi dan peragaan busana adat. Dan rencananya puncak perayaan event ini akan dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2010. Lovely December in Toraja ini sejalan dengan program Visit South Sulawesi 2012 yang telah dicanangkan Pemprov Sulawesi Selatan. Diharapkan dengan digelarnya berbagai event bidang pariwisata, seni dan budaya dapat menarik para wisatawan berkunjung ke Toraja serta Sulawesi Selatan pada umumnya.

LION AIR TERIMA PENGHARGAAN DARI PEMKOT PADANG Lion Air sebagai perusahaan penerbangan swasta nasional juga peduli terhadap dunia pendidikan. Kepedulian ini akhirnya membawa Lion Air menerima penghargaan dari Pemkot Padang, Sumatera Barat. Oktober lalu Wakil Wali Kota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah, SP menyerahkan Sertifikat Penghargaan Peduli Pendidikan kepada Lion Air yang diterima oleh Andi Burhan – GM Service Lion Air. Penghargaan ini diberikan sebagai wujud apresiasi Pemkot Padang atas dukungan Lion Air terhadap kemajuan Edotel Minangkabau SMK Negeri 6 Padang sebagai sekolah kejuruan perhotelan yang menjadi tempat belajar baik secara teori maupun praktek perhotelan. NOVEMBER 2010 LIONMAG

11


LEISURE

SAYUR ROTAN – Keras ngga ya? Mendengar kata rotan disebut pasti pikiran kita langsung pada perabot rumah tangga, entah itu kursi, meja atau hanya sekedar kemoceng dengan gagang rotannya. Wah! Rotan dibuat sayur dan dimakan? Mungkin saja, coba saat Anda berkunjung ke Palangkaraya mampir ke rumah makan Samba pasti akan menjumpai menu Sayur Rotan Kuah Kuning. Memang menu satu ini khas suku Dayak, Kalimantan Tengah dan tentu saja bukan batang rotan tua yang dimasak, melainkan yang masih tunas atau masih muda yang dikenal dengan Umbut Rotan. Rasanya cukup unik sedikit rasa pahit segar. Saat dikunyah potongan batang rotan ini empuk mirip rebung (bambu muda). Biasanya sayur rotan ini dicampur ikan dan terong asam. Menikmati semangkuk sayur rotan lengkap dengan sambal, ikan Saluang goreng maupun ikan Baung bakar menjadi pengalaman tersendiri saat bertandang ke Palangkaraya. Rumah Makan Samba | Jl. RTA Milono No. 15 Palangkaraya

GOR Pajajaran Bandung Olah Raga dan Wisata Kuliner Bagi warga Bandung, tempat satu ini pasti sudah tidak asing lagi apalagi bagi mereka yang gemar olah raga. Ya, GOR Pajajaran Bandung setiap pagi dipenuhi oleh warga Bandung yang hendak berolah raga. Menariknya, selepas olah raga biasanya mereka langsung menyerbu berbagai tempat makan yang ada di seputar GOR ini untuk sarapan di tempat maupun dibawa pulang. Boleh dibilang sejak pagi tempat ini telah penuh dengan para penjaja makanan seperti bakso, mie, jus buah, bubur, sate, bakwan yang berderet di sebelah kiri atau mengisi beberapa deretan kios yang ada. Sedangkan disebelah kanan sangat mirip pasar kaget. Ada yang jual buah-buahan, sayuran segar, ikan, ayam dan masih banyak yang lainnya. Jadi badan sehat perut kenyang...

WARUNG H. NASUN

GOR Pajajaran | Jl. Pajajaran Bandung

Tetap Eksis Dengan Menu Khas Betawi Warung yang terkesan sederhana ini selalu ramai dikerumuni pengunjung dari pagi hingga tengah hari. Tapi jangan salah, walau terkesan sederhana dari tempat ini muncul menu yang dahsyat. Tentunya bagi Anda pecinta makanan khas Betawi khususnya Gabus kuah pucung atau Gurame kuah pecak pasti mengenal betul warung satu ini. Adalah seorang H. Nasun, pria yang sudah berumur dan humoris ini tetap eksis berjualan makanan khas Betawi, khususnya Gabus kuah pucung atau Gurame kuah pecak yang sudah kesohor kelezatannya. Warung ini buka jam 10 pagi hingga makanan habis. Namun bila Anda ingin tandang ke warung ini sangat disarankan datang lebih awal karena seringkali makanan sudah habis sebelum jam 2 siang. Seperti makan di rumah sendiri, itulah kesan saat kita makan di warung ini, apalagi ditambah dengan guyonan khas H Nasun kepada pelanggannya. Hal ini membuat acara santap siang menjadi semakin nikmat dan semarak. Rumah Makan H Nasun
 Jalan Moh Kahfi II No 21, Srengsengsawah Jagakarsa, Jakarta Selatan

12 LIONMAG NOVEMBER 2010


NOVEMBER 2010 LIONMAG

13


LEISURE

Rainbow of life of Borneo Potret kehidupan masyarakat suku Ahueng Rainbow of Life of Borneo merupakan acara pameran fotografi yang berisikan potret kehidupan masyarakat hulu sungai Mahakam, yaitu suku Ahueng. Sebanyak 47 karya gambar keseharian masyarakat dipamerkan di Bandung Indah Plaza (BIP)-Jl. Merdeka, Bandung mulai dari 24 Oktober - 2 November 2010. Acara ini diselenggarakan sebagai wujud kepedulian dan kecintaan generasi muda akan keberagaman Indonesia. Seluruh karya yang dipamerkan adalah karya dari Moonstar Simanjuntak (fotografer) dan Reski Udayanti (penulis). Tujuan diadakannya pameran ini di salah satu mal favorit di Kota Bandung ini untuk menyampaikan kepada masyrakat tentang bagaimana kehidupan suku Ahueng di daerah perbatasan, interaksi mereka dengan alam, dan tentang pergeseranpergeseran nilai yang mulai terjadi di daerah hulu sungai Mahakam. Acara ini ditutup dengan mini workshop bersama Goenadi Haryanto yang berbagi pengalamannya seputar bagaimana mendokumentasikan Indonesia.

“Kamus Gaul Bahasa Kutai” ”Selamat Datang di Benua Etam, ” demikian tulisan sebuah spanduk yang menghadang kami saat melintasi jalan ditepi sungai Mahakam kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Dalam bahasa Kutai, “Benua Etam” berarti kampung kita atau daerah kita. Bagi para pendatang atau tamu yang berkunjung ke Kutai Kartanegara kini bisa lebih cepat ”berkenalan” dengan warga setempat. Karena untuk pergaulan sehari-hari, mereka bisa mengantongi kamus Bahasa Kutai. Bahkan bagi para wisatawan asing pun tak perlu risau, karena kamus mini tersebut sudah diterjemahkan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Kamus Bahasa Kutai setebal 59 halaman dengan ukuran 17,5 x 11 cm karya Saiful Aduar, S.Pd tersebut sudah memuat sejumlah kosa kata percakapan sehari-hari warga Kutai sehingga memudahkan bagi siapa saja yang membacanya, apalagi disajikan secara ringan dan praktis.

14 LIONMAG NOVEMBER 2010

PELOPOR PECEL LELE MODERN “Bersama kami pecel lele sudah mendunia!” sepertinya bukan hal yang tidak mungkin di tangan Rangga Umara, sang pelopor Pecel Lele Lela ini. Selama ini menu lele identik dengan makanan pinggir jalan yang baru buka menjelang sore hari di gerobak yang beratapkan tenda biru. Disini kita tidak akan menemui warung tenda melainkan outlet-outlet permanen bahkan dapat dikategorikan sebagai restoran. Sampai saat ini sudah memiliki 22 cabang yang tersebar di Jabodetabek bahkan kedepannya menyusul sampai luar kota. Dari menunya pun sangat bervariasi, mulai dari Lele Original, Lele Saos Padang, Lele Goreng Tepung, Lele Fillet Lada Hitam, Lele Fillet Kuah Tomyam dengan ukuran lele yang lebih besar. Untuk lelenya sendiri dipakai lele jenis Sangkuriang yang diternak secara khusus. Bahkan untuk menjaga kualitas bekerja sama dengan lembaga Biotrop dari IPB. Jangan kaget bila saat kita berkunjung ke tempat ini akan disambut dengan greeting “Selamat Pagi” meski saat itu malam hari. Kata “pagi” dimaksudkan memberi semangat baru kepada seluruh tamu maupun karyawan. Juga bermakna kesegaran yang merujuk pada bahan makanan yang selalu fresh. Masih ada lagi kelebihan Pecel Lele Lela yang tidak akan kita jumpai di tempat lain, yaitu semua orang yang bernama Lela atau juga orang yang sedang ulang tahun hari itu bisa makan gratis hanya dengan menunjukkan KTP asli. Hmmm...tunggu apa lagi! PECEL LELE LELA Jl. Raya Kalimalang Blok A No. 5-7 Lampiri Jakarta Timur T.: 021-70463463 www.lele-lela.com


A D V E R T O R I A L

KELUARGA INDONESIA

B

ernyanyi adalah anugerah hiburan alami yang pertama dari Tuhan untuk manusia, oleh karena itu HAPPY PUPPY mempelopori industri karaoke keluarga Indonesia pada tanggal 11 Nopember 1992, untuk pertama kalinya jenis hiburan baru yang bernama Karaoke Keluarga diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia. Happy Puppy menghadirkan karaoke layar sentuh terkini dan menyajikan tayangan gambar dan suara berkualitas DVD. Saat ini Happy Puppy telah memiliki outlet-outlet yang tersebar diseluruh

Indonesia yaitu di Balikpapan, Bandung, Banjarmasin, Batam, Bekasi, Bintaro, Bogor, BSD, Cibubur, Cirebon, Denpasar, Genteng (Banyuwangi), Jakarta, Jayapura, Jember, Makassar, Malang, Manado, Medan, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Purwokerto, Salatiga, Samarinda, Semarang, Serpong, Solo, Surabaya dan Yogyakarta. Outlet terbaru Happy Puppy adalah Happup Resto dan Karaoke Keluarga di Grand City Mall Surabaya dengan 41 ruangan tematik kreasi ED Design Group Singapore termasuk Ruangan Bebas Rokok dan ruangan Eksekutif . Setiap ruangan

tersebut dilengkapi dengan Masker Anti Asap. Dalam memilih lagu menggunakan teknologi Layar Sentuh Generasi 4 yakni dengan skrol a la iPhone atau putar a la Cubic, tulis tangan Latin, Mandarin, Jepang & Korea, serta monitor multi fungsi untuk siaran TV. Semua lagu yang tersedia telah terseleksi dengan volume suara stabil dan prima menggunakan sistim suara JPRO asli buatan Jepang. Tersedia pula Mini Mart untuk belanja lebih hemat, serta Resto dan Lounge.

NOVEMBER 2010 LIONMAG

15


Makassar: The Gateway to Eastern Indonesia

TEXT : Peter Milne, PHOTOS :MAKHFUDZ SAPPE

16 LIONMAG NOVEMBER 2010


I

n my fourteen years in Indonesia, many a time have I passed through Makassar — or Ujung Pandang as it is often called — on my way more exotic locations in the eastern isles of Indonesia, simply to change planes in the middle of a longer journey. Famed as it is for being the gateway to Eastern Indonesia, most travelers take this literally: Makassar is a transport hub, not a place to visit in its own right. So, when I had the chance to spend a few days in Makassar, I took the opportunity to make the city and its environs the focus of my visit. And while Makassar may not be the ultimate tourist Mecca in Indonesia, it nonetheless has many charms of its own as a result of its historic and strategic trading position within the archipelago, its unsurpassed seafood, and its famous sunsets and laid back tempo. But first a little of Makassar’s history: in 1525, when the Portuguese — the first European traders — arrived in the region, Makassar was already a prosperous trading center serving the

NOVEMBER 2010 LIONMAG

17


SPECIAL BATAM

Makassar was already a prosperous trading center serving the eastern archipelago and connecting the spice islands to markets in the Middle East.

18 LIONMAG NOVEMBER 2010

eastern archipelago and connecting the spice islands to markets in the Middle East. At that time, it was also one of the largest cities in Southeast Asia, thanks to the enlightened policies of the kings of the Gowa kingdom that included Makassar, who were staunch free-traders and defended the right of all visitors to conduct trade no matter their origin or creed. This was one of the reasons why they were fiercely opposed to the Dutch colonizers when they started to arrive in sufficient numbers to attempt to impose a monopoly on the city. Mirroring its policy of free trade, Makassar was also a bastion of religious tolerance: although Islam had become the dominant religion when the king of Gowa converted to Islam in 1605, other religions were still able to do business and practice their faiths in the city unhindered. As such,


Paotere Harbour

it became a melting pot for Malays, Europeans and Arabs, not to forget the local Makassarese and Bugis seafaring people.

all control over trade to the monopolistic Dutch East India Company (VOC).

With their increasing control of the spice trade from the Banda islands, and Ternate and Tidore, the Dutch were intent on subduing the kingdom of Gowa and establishing a safe haven in Makassar. Using the classic colonizer’s ruse of divide and rule, they returned an exiled Bugis prince who had been expulsed by Gowa to the former Bugis kingdom of Bone in 1666, and fomented a revolt again the Makassarese. After much fighting this eventually forced the famous Makassarese Sultan Hasanuddin to sign a peace treaty, the Treat of Bungaya, with the Dutch the following year, circumscribing the powers of Gowa and granting

Today, numerous signs of Makassar’s historic past remain, with the strongest reminder of the Dutch presence visible in the impressive Fort Rotterdam, Makassar’s most well-known landmark and a big draw for fort (benteng) enthusiasts. Probably Indonesia’s best preserved Dutch-era fort, it was built on the site of an older Gowa fort in around 1673. All other forts of the Gowa kingdom had been destroyed in 1667, but this site was used as the Dutch headquarters following the Treaty of Bungaya. Much later, another rebellious thorn in the side of the Dutch, Prince Diponegoro of Yogyakarta, was exiled to Makassar and

NOVEMBER 2010 LIONMAG

19


SPECIAL MAKASSAR

imprisoned in Fort Rotterdam for his remaining 26 years, following his capture during the Java War of 1825-30, in which Diponegoro led an insurgency against Dutch rule. His tomb and monument can be found a couple of kilometers away on Jl. Diponegoro. The remnants of the old kingdom of Gowa make an interesting visit and can be found on the outskirts of the city towards the south. Sungguminasa was the seat of the kings, and later the sultans, of Gowa, who ruled this area of Sulawesi from the early sixteenth century. Although little now remains of the old Benteng Sungguminasa the thickness of its walls gives one an idea of the power of former its inhabitants. Returning to the city, about 5km north of the fort is the tomb of Sultan Hasanuddin, revered as a heroic fighter against

20 LIONMAG NOVEMBER 2010

Dutch domination although he was eventually forced into submission in 1667. Today, Hasnuddin is also remembered in the name of Makassar’s gleaming new airport, which puts most other airports in Indonesia to shame and is a symbol of the regeneration of the regions since decentralization in 2001. Another favourite historical site on the outskirts of the city is the “kingdom of the butterflies” at Bantimurung, a phrase coined by the famous 19th century naturalist Alfred Wallace when he visited to collect specimens and admire the beautiful waterfall. Wallace would probably turn in his grave if he could see what he started: today a veritable cottage industry of butterfly sellers has sprung up at the entrance to the park.


NOVEMBER 2010 LIONMAG

21


SPECIAL MAKASSAR

22 LIONMAG NOVEMBER 2010


(Clockwise) Aerial View of Makassar’s Harbour ; Trans Studio Indoor Park ; Fish Market; Old Photo of Makassar’s Harbour

NOVEMBER 2010 LIONMAG

23


SPECIAL MAKASSAR

(top) Hasanuddin Airport (bottom) Fort Rotterdam

The sellers appear to buy their wares from small boys who act as butterfly catchers, mounting their catch in framed glass-topped boxes for the hordes of tourists who enter the kingdom every weekend. Nearby the park entrance is a small butterfly museum. This is more akin to a “morgue of the butterflies”, with specimens lacking labels, losing their wings, and reminding visitors that museums have yet to really catch on in Indonesia.

victims is undoubtedly an exaggeration — a figure of over 3,000 may be somewhat closer to the truth — the massacre marked an act of desperation by the Dutch as the loss of their colonies loomed.

A more recent historical addition is the “Monument to the 40,000 Victims” on Jl Datuk Ribandang, near the old Unhas campus, a rather impressive red statue of a one-legged one-armed victim of the Westerling massacre of 1947. The statue commemorates the victims of a massacre perpetuated by the Dutch in the final days of the independence struggle, when a Dutch commander, Captain Raymond Westerling, known as “the Turk”, rounded up resistance fighters and, later, once he had run out of them, anyone who appeared to be of fighting age. Although the figure of 40,000

Famous as it is for its seafood, Makassar’s fish market makes an interesting early morning visit, bustling with activity. Smaller fast boats race to bring the morning catch from larger fishing vessels out on the horizon, while hundreds of buyers astride motorbikes with fish-carrying panniers wait to rush their day’s supply back to Makassar’s popular seafood restaurants. No trip to Makassar would be complete without a fresh seafood dinner and one of the best areas to go is around Jl Datu Musseng, close to the seafront. Typical of Makassar, the premises are plain and unpretentious,

24 LIONMAG NOVEMBER 2010


NOVEMBER 2010 LIONMAG

25


SPECIAL MAKASSAR

(clockwise) “Monument to the 40,000 Victims” ; A rather impressive red statue of a one-legged one-armed victim of the Westerling massacre of 1947; Sunset at Losari beach

but excellent value, with a selection of fresh fish and seafood that is awe inspiring. And the locals simply can’t resist; early in the evening it can be hard to find a spare table. Another culinary specialty that Makassar is famous for is coto makassar, a beef and offal soup. It seems that the best quality coto is only cooked and sold at between 11am and midday, so you have to time things right. And, once again, you will have to struggle with the locals in the know to get a seat at the most popular coto restaurants, for example Coto Nusantara, down near the old port on Jl. Nusantara. One of Makassar’s sights that should not be missed is its old port, Pelabuhan Paotere, which is home to a fleet of traditional double-masted wooden phinisi sailing ships that still serve as an inter-island freight service. About 30 meters long, the ships still transport cargoes such as wood and cement more cheaply than more modern vessels, although they are normally loaded and unloaded entirely by hand. The loading is grueling physical labour, but the skill with which the bare-footed and scantily clad stevedores balance heavy loads atop their heads and run up the narrow planks onto the decks requires admiration. My own rather tentative and shuffling trip

26 LIONMAG NOVEMBER 2010

up the plank was in stark contrast as I contemplated falling into the rather dark water below. The most recent addition to Makassar’s list of attractions is the Trans Studio indoor amusement park in a huge hangar out at Tanjung Bunga. Reputedly the largest indoor park of its kind in the world, the rather pricey Rp 100,000 entrance fee (especially if you are the breadwinner for a family of four) allows you to try over 20 different rides and games. Opened by Vice-President Jusuf Kalla in 2009, and owned by two of Indonesia’s TV channels, the park has four different theme zones, and comes with a rollercoaster and a “dunia lain” ghost train. Once inside, there is no natural light so it is impossible to know what time of day it is outside without looking at a watch. Something of an institution in Makassar, a very pleasant way to end the day is by watching one of the city’s spectacular sunsets with a cool drink from the wooden deck of the Ballairate Sunset Bar at Hotel Pantai Gapura. This is undoubtedly the bar with the best vantage point in the city and, if you are lucky with the weather, the changing shades of orange light from the dying sun can be stunning.


NOVEMBER 2010 LIONMAG

27


SPECIAL MAKASSAR

TARI MAKASAR

TARI PAKKARENA Pertunjukan Tarian di panggung itu mungkin sudah biasa kita saksikan, tapi bagaimana kalau sebuah pementasan tari dilakukan diatas laut. Di pantai Losari pada tanggal 10/10 2010 lalu sebanyak seratus penari berpakaian adat Bugis Makassar (baju bodo) dan puluhan sampan atau lepa lepa menampilkan salah satu tarian tradisional sakral dari Sulawesi Selatan, Tari Pakkarena. Jari jemari penari terlihat sempurna memainkan kipas cantik sambil melakukan gerak tari Pakkarena di atas sampan yang bergerak dari arah laut dengan pelan ke bibir pantai Losari mengikuti irama kecapi (sejenis alat musik petik) dan pukulan gendang yang menjadi musik pengiring tarian tersebut. Dianjungan Losari puluhan penari juga mempertontonkan tari Pakkarena begitu indah menyempurnakan tari Pakkrena yang dilakukan di atas sampan. Sinar sore pantai Losari memberikan siluet gerak gemulai para penari Pakkarena di tas lepa lepa diantara refleksi sinar matahari dari laut. Acara ini dikemas dengan tema “ Makassar Art Moment 2010� dalam rangka Ulang tahun kota Makassar. Wali Kota Makassar Ilham Arief Siradjuddin yang membuka acara mengaku bangga dengan kegiatan itu. Pertunjukan tari di atas laut yang baru pertama kali dilakukan sejak Tari Pakkarena tercipta.. Tari Pakkarena merupakan tarian sakral Sulawesi Selatan. Gerakannya mirip terangkai sejak tarian bermula. Padahal tarian ini terbagi dalam 12 bagian. Pola gerakan memiliki makna khusus. Seperti gerakan pada posisi duduk, menjadi pertanda awal dan akhir Tarian Pakkarena. Gerakan berputar searah jarum jam, menunjukkan siklus kehidupan manusia. Sementara gerakan naik turun, tak ubahnya cermin irama kehidupan. Seorang penari Pakkarena tidak diperkenankan membuka matanya terlalu lebar. Demikian pula dengan gerakan kaki, tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Sementara iringan tetabuhan yang disebut Gandrang Pakkarena, seolah mengalir sendiri. Hentakannya yang bergemuruh, selintas tak seiring dengan gerakan penari. Gandrang Pakkarena, adalah tampilan kaum pria Sulawesi Selatan yang keras. Foto Foto : Yusuf Ahmad

28 LIONMAG NOVEMBER 2010


NOVEMBER 2010 LIONMAG

29


WISDOM IN THE AIR

Membuka Pintu A journey of a thousand miles begins with a single step. Lao-tzu, Chinese Philosopher (604 – 531 BC) By: Jemy V. Confido

M

embuka pintu. Itulah yang dilakukan oleh para pendiri Apple Computer Inc. (kemudian berganti nama menjadi Apple Inc.) pada tahun 1970-an. Berawal dari tiga orang pemuda bernama Steve Jobs, Steve Wozniak dan Ronald Wayne yang membuat komputer yang belum utuh untuk ukuran kita sekarang dan menjualnya seharga 666 dolar (atau lebih dari 2.000 dolar bila dihitung dengan inflasi pada tahun 2010). Usaha kecil yang berawal dari sebuah garasi tersebut sekarang menjelma menjadi salah satu perusahaan hardware terbesar di dunia dengan total kekayaan mencapai 47 milliar dolar atau sekitar 450 triliun rupiah dengan produk-produk yang sangat berhasil seperti iPod, iPhone dan iPad. Setelah didirikan pada tanggal 1 April 1976 di Cupertino, California, Amerika Serikat, Steve Jobs berusaha mencari pemodal. Dengan berbekal purwarupa komputer Apple yang belum sempurna, Jobs mendatangi berbagai bank dan pemodal ventura. Namun hasilnya nihil. Bahkan salah satu pendiri Apple yaitu Ronald Wayne memutuskan untuk menjual kembali sahamnya senilai 800 dolar kepada Steve Jobs di saat perusahaan tersebut belum genap berusia satu tahun. Perubahan mulai terjadi ketika jutawan muda bernama Mike Markkula mendapat informasi mengenai Apple dari koleganya, Regis McKenna dan Don Valentine. Berbeda denga koleganya tersebut, Mike sangat tertarik dengan upaya yang dilakukan oleh Jobs dan Wozniak. Ia kemudian menawarkan modal sebesar 250.000 dolar dan pengalamannya sebagai manajer pemasaran di Fairchild Semiconductor dan Intel. Sejak itu, Apple mulai menjadi perusahaan yang mulai menuai keberhasilan besar dan menjadi terkenal. Produk-produk mereka, Apple II, Apple III dan Lisa mulai mendapat tempat di pasar. Namun produk yang paling fonemenal di awal berdirinya Apple adalah Macintosh. Produk ini mencapai penetrasi yang cukup mengimbangai IBM PC di Amerika Serikat sehingga seolaholah hanya ada dua jenis komputer kala itu yaitu PC (IBM) dan Macintosh (Apple). Perjalanan Apple tidak selalu berjalan mulus. Karena ketidaksesuaian dalam manajemen, Steve Jobs meninggalkan

30 LIONMAG NOVEMBER 2010

Apple pada tahun 1985. Namun pada tahun 1996, Jobs kembali membuka pintu Apple dan menjadi CEO pada tahun 1997. Banyak pintu yang kemudian dibuka oleh Steve Jobs setelah ia kembali ke Apple. Diantaranya ia membangun iMac dan MacBook di lini personal computer dan beberapa lini diversifikasi seperti iTunes, iPod, Apple TV, iPhone dan iPad. Di bawah kepemimpinan Steve Jobs, Apple kembali menjadi perusahaan yang disegani dan menjadi salah satu perusahaan paling inovatif di dunia. Dalam hidup ini ada banyak pilihan pintu yang kita hadapi. Sebagian pintu kita ingin membukanya dan sebagian pintu kita ingin menutupnya. Sebagian pintu segera kita tutup setelah kita memasukinya dan sebagian pintu kita biarkan terbuka. Kita tidak selalu mendapatkan pintu yang kita inginkan dan sebaliknya pintu yang kita cari-cari bisa jadi tidak kunjung kita temukan. Namun satu hal yang perlu kita sadari adalah bahwa sebagian (besar) pintu baru akan bisa ditemukan dan dibuka setelah kita terlebih dahulu membuka pintu-pintu sebelumnya. Bayangkan Anda dibawa ke sebuah ruangan dalam keadaan mata tertutup. Setelah mata Anda dibuka, mungkin Anda tidak mengetahui Anda berada dimana. Tentu Anda ingin meninggalkan tempat yang tidak Anda kenal tersebut dan kembali ke rumah Anda. Di ruangan tersebut Anda melihat ada satu buah pintu yang dalam keadaan tertutup tapi tidak terkunci. Bila Anda tidak pernah membuka pintu tersebut, Anda tidak akan pernah tahu Anda berada dimana dan kemana Anda harus melangkah. Berapa lamapun Anda menunggu dan mengeluh, selama Anda tidak melangkahkan kaki dan membuka pintu tersebut, keadaan tidak akan berubah. Misal, Anda mengambil inisiatif dan membuka pintu tersebut. Anda lalu menoleh ke kiri dan ke kanan, lalu Anda melihat di kiri dan di kanan Anda masing-masing terdapat sebuah pintu. Anda harus memilih salah satu pintu tersebut. Anda mungkin mencoba pintu di sebelah kiri. Setelah daun pintunya terbuka, Anda menengok ke balik pintu dan memutuskan untuk kembali menutupnya. Anda pun membuka pintu di sebelah kanan. Anda kembali menengok


ke balik pintu sebelum akhirnya Anda memutuskan untuk masuk melalui pintu tersebut. Hal yang lebih rumit bahkan terjadi di dunia nyata. Pintu yang kita yakini benar dan ingin kita buka ternyata tidak selalu bisa kita buka karena untuk membuka pintu tersebut, kita harus meyakinkan seseorang di sisi lain pintu tersebut untuk mau membuka kuncinya. Pada akhirnya kita harus memilih dan memutuskan. Sebagian pintu kita ketuk tiada henti dan sebagian pintu kita tinggalkan karena kita memutuskan untuk tidak membuka pintu tersebut dan memilih pintu yang lain. Hal serupa terjadi dengan para punggawa Apple Inc. Steve Jobs mengetuk banyak pintu para investor dan bankir di Amerika Serikat. Hampir semua penjaga pintu memilih untuk menutup pintu mereka rapat-rapat padahal Jobs meyakini betul bahwa ia menawarkan peluang yang sangat baik bagi mereka. Bahkan salah satu koleganya, Ronald Wayne yang telah membuka pintu, memilih untuk menutup kembali pintu tersebut. Namun ada satu pintu yang dibuka oleh Mike Markkula. Pintu itu menjadi pintu awal keberhasilan bagi Apple. Tantangan lainnya dalam hal membuka pintu adalah karena kita sendiri sering kali tidak yakin bila kita sudah memilih pintu yang benar. Bahkan setelah kita melangkah jauh melalui pintu tersebut, kita kadang masih bertanya-tanya apa yang akan terjadi seandainya pintu tersebut tidak kita buka dan tidak kita lalui. Tidak jarang pula kita memilih untuk kembali keluar melalui pintu yang sama dengan ketika kita masuk atau malah kita bolak-balik keluar masuk dari pintu yang sama. Bahkan seorang Steve Jobs pernah memutuskan untuk meninggalkan Apple. Perusahaan yang sudah ia ciptakan dengan passion. Beruntung ia tidak pernah benar-benar menutup pintu hatinya untuk Apple. Ia kembali dan menjadikan Apple perusahaan yang sangat fantastis. Hal yang bisa kita pelajari dari membuka pintu dalam hidup ini adalah teruslah membuka pintu dan menengok ke dalamnya. Karena dengan dengan demikian kita bisa memutuskan dengan lebih baik pintu mana yang akan kita lalui dan pintu mana yang akan kita hindari. Dengan membuka lebih banyak pintu, kita pun bisa memutuskan pintu mana yang kita biarkan terbuka setelah kita melaluinya dan pintu mana yang akan kita tutup rapat-rapat setelah kita melaluinya. Selain itu, kita juga perlu memahami hubungan antara pintu yang satu dengan pintu yang lain. Pintu mana yang harus dibuka lebih dulu dan pintu mana yang bisa dibuka langsung. Kualitas dari sebuah pintu bukan dilihat dari seberapa baik pintu itu saja tapi seberapa kuat pintu tersebut terhubung ke pintu-pintu lainnya yang kita cari. Dan yang terpenting dalam hal membuka pintu adalah mulailah melangkah. Karena kita tidak akan pernah benarbenar mendapatkan pintu yang paling tepat dalam hidup ini. Yang akan kita dapatkan adalah pintu yang mengantarkan kita kepada pintu lainnya yang kita cari. Tanpa iTunes, mungkin Apple tidak akan membuat iPod. Tanpa iPod, mungkin Apple tidak akan membuat iPhone. Dan tanpa iPhone, mungkin Apple tidak akan membuat iPad. Petualangan seribu pintu, dimulai dengan pintu pertama. (www.jemyconfido.com)

NOVEMBER 2010 LIONMAG

31


SPECIAL MAKASSAR

Menyantap Pakai Siasat

Kuliner Makassar Dalam Sehari Lagi jalan-jalan ke Makassar? Mau makanan sedap? Waduh, Anda ada di salah satu ‘surga’ kuliner dunia. Tapi kalau waktunya terbatas, itu bisa jadi problem tersendiri. Jadi bagaimana dong? Tunggu, ini soal menyiasatinya, bagaimana dalam sehari bisa dapat “banyak’. Tapi kami ingin memberi catatan, bahwa ini bukan makanan mal atau resto, melainkan kuliner khas –yang bisa berupa warung di pinggir jalan. Dan untuk bisa menikmati semuanya, kami harus membuat simulasi, bahwa Anda berada di Makassar selama 24 jam –termasuk dengan kemampaun melahap makanan tiada batas. Inipun kami mesti membatasinya pada sebagian dari makanan utama, karena kalau soal kudapan, itu daftar panjang berikutnya. NASI KUNING Kontan terang tanah, sekitar pukul enam pagi, Anda bisa menyusuri kawasan pantai Makassar. Pagi hari bisa dimulai dengan makan nasi kuning. Salah satu yang ramai dikunjungi adalah nasi kuning di dermaga Popsa, di depan benteng Fort Rotterdam, ruas utara pantai Losari. Selain di dermaga Popsa, kios nasi kuning juga bisa Anda jumpai di Jl. Nusantara, yang berdekatan dengan dermaga Popsa, malah bisa dibilang bisa berjalan kaki untuk mencapainya. COTO MAKASSAR Ini boleh dibilang primadonanya. Tampilannya mirip sebuah sop, berkuah, yang di dalamnya terdiri dari daging sapi, atau jeroan macam otak, usus, hati hingga paru. Meski, kita boleh memesan seumpama daging saja. Atau kalau kita bilang ‘campur’, maka penjual akan mencampur semuanya. Ramuan utama coto ini dimasak dengan bumbu bawang merah, bawang putih, garam halus, sereh, laos, ketumbar, jintan, garam yang sudah dihaluskan, daun salam, jeruk nipis, dan kacang. Pada umumnya Coto Makassar dimakan bersama ketupat. Saat disajikan, kita dipersilakan untuk membumbui sesuka kita dengan garam, sambal, kecap dan jeruk nipis. Atau kalau Anda suka bawang goreng lebih banyak, biasanya disajikan tambahannya berikut seledri. Pada daerah tertentu, juga dijual coto daging kuda. Warung coto banyak dijumpai di Makassar, salah satu yang kerap dikunjungi adalah yang ada di Jl. Gagak, karena boleh dibilang buka nyaris 24 jam. Coto Makassar bisa disantap pada pagi hari, hingga pukul sembilan. Banyak warung coto kehabisan jualan setelah pukul sepuluh pagi. Setelah kedua makanan ini, lazimnya ada jeda sejenak morning coffee. Di Makassar kini banyak dijumpai warung kopi; yang ramai dikunjungi di sekitar Jl. Lasinrang dan Lagaligo hingga di kawasan boulevard Panakukang.

32 LIONMAG NOVEMBER 2010


NOVEMBER 2010 LIONMAG

33


SPECIAL MAKASSAR

SOP SAUDARA Adalah masakan khas berupa sop berkuah dengan bahan-bahan dasar seperti daging sapi atau kerbau yang dimasak dengan aneka bumbu. Lazimnya disajikan bersama nasi putih dan ikan bakar. Kios sop saudara banyak bertaburan di kota Makassar. Makanan ini bisa dibilang agak fleksibel, bisa dinikmati pagi, siang atau malam hari. Bila tiba siang hari, itu waktunya makan ikan. Ikan-ikan segar di Makassar bisa dinikmati di berbagai restoran di Makassar. Tapi jika ingin benar-benar merasakan makan ikan dalam suasana kota Makassar, pergilah ke Paotere, pelabuhan untuk kapal kayu jarak pendek di arah utara Makassar. Di Paotere ada rumah makan yang menjual ikan-ikan bakar, berikut cumi-cumi hingga udang. Pokoknya sea food-lah. Rumah makan ini ramai sekali pada jam makan siang. Bagi wisatawan dari luar Makassar mungkin akan terheran-heran, karena harga yang dibayar tidak semahal yang diduga. Tempat ini banyak direkomendasikan. Hanya, jangan terlalu siang datang kesini, Anda kemungkinan kehilangan ikan segar. SOP KONRO Seperti namanya, ini adalah sop, berkuah mirip rawon. Meski namanya sop, tapi lazimnya disajikan dalam piring berlekuk, bukan mangkok bulat. Pasalnya di dalam piring itu ada ada tulang rusuk sapi yang masih dilekati daging. Kuahnya sendiri mirip rawon, diramu dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, jinten, sereh, kaloa hingga bumbu penyedap. Sop Konro pada umumnya disajikan bersama nasi putih dan sambal. Warung atau resto sop konro yang terkenal adalah sop konro Kareboshi, karena dulu mangkal di lapangan Kareboshi, pusat kota Makassar. Tapi kini dengan label sama, sop konro bisa mudah dijumpai di Makassar, salah satunya di Jl. Ratulangi. Sop konro lazim dinikmati pada sore hingga malam hari.

34 LIONMAG NOVEMBER 2010

MIE KERING Malam hari adalah saatnya menyantap mie. Yang terkenal adalah mie kering yang disiram dengan kuah kental berisi irisan ayam, udang, jamur, hati, cumi serta sayuran. Mirip ifumie, hanya, mienya sangat tipis. Warga Makassar lebih mengenalnya sebagai mie Titi, lantaran Titi-lah yang mempopularkannya dengan membuka rumah makan mie kering di Jl. Irian –sehingga kemudian orang telanjur menyebutnya mie Titi. Padahal, kemampuan meramu dan menyajikan mie itu boleh dibilang resep keluarga. Sehingga sebenarnya juga ada mie Anto dan mie Awa di Jl. Bali hingga mie hengky di Jl. Yos Sudarso dekat pelabuhan laut Makassar. Saya pribadi lebih suka mie Hengky yang dibakar-celup baru kemudian disajikan. TEKS : GEGEN, FOTO: MAKHFUDZ, RISTIYONO


NOVEMBER 2010 LIONMAG

35


TRAVEL BALIKPAPAN DESTINATION MONUMEN TUGU

Tugu Pahlawan

Monumen Kemerdekaan Yang Terpenjara 36 LIONMAG NOVEMBER 2010


(kiri) Kita berjaya... (kanan) Patung Proklamator di kawasan memorial Tugu Pahlawan

Setiap kota memiliki satu simbol yang dapat mewakilinya. Kalau MONAS menjadi simbol Jakarta, maka Surabaya juga memiliki sebuah tugu yang seharusnya layak mewakili kota terbesar kedua di tanah air ini. Teks dan Foto: Paul I. Zacharia Sejarah Peletakan batu pertama tugu ini terjadi pada Hari Pahlawan 10 November 1951, oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno, dengan disaksikan oleh Kepala Daerah Kota Besar Surabaya, Dul Arnowo dan Gubernur Jawa Timur, Samadikun. Pada tanggal 10 November 1952 Presiden yang sama meresmikan pembukaan Tugu Pahlawan itu dalam heroisme yang luarbiasa. Adalah cita-cita, pengabdian serta perjuangan seorang Dul Arnowo terhadap NKRI ketika menjadi walikota Surabaya 1951 yang mengawalinya. Sosok kecil ini memiliki prakarsa besar, karena berani mengganti nama-nama jalan di Surabaya yang masih berbunyi nama-nama Belanda. Ialah juga yang berprakarsa mendirikan Tugu Pahlawan ini untuk mengabadikan kenangan pada perjuangan para pahlawan yang telah gugur. Untuk lebih memberi bobot kepada Tugu itu, diputuskan bahwa Tugu dibangun di atas puing-puing reruntuhan Gedung Kenpeitai pada zaman Jepang. Disinilah para patriot bangsa yang dianggap melawan Jepang ditawan dan disiksa dalam penderitaan yang tidak terlupakan dari zaman ke zaman. Pada zaman Nederlands IndiĂŤ gedung ini dipakai sebagai Gedung Raad van Justitie atau Gedung Pengadilan.

Pada pertempuran 10 Nopember 1945 gedung ini juga dipakai sebagai pusat gerakan pemuda PTKR, atau Polisi Tentara Keamanan Rakyat pimpinan Hasanudin Pasopati dan N. Suharyo Kecik. Tentulah ia dihujani peluru mortir dan meriam dari kapal laut, dan bom dari pesawat terbang Thunderbolt angkatan perang Inggris. Kejayaan kolonialismepun sirna bersama hancurnya gedung beriwayat yang banyak mengorbankan jiwa para patriotis Indonesia. Pengukuran
 Tugu ini dibangun dengan melibatkan simbol-simbol dalam ukurannya. 10 Nopember 1945 dilambangkan dalam sepuluh faset sekeliling lingkaran luar tugu. Angka sebelas dipakai untuk sebelas tingkatan untuk mencapai puncak tugu, sementara angka empatpuluh lima direncanakan untuk ketinggian total tugu. Namun adanya keterbatasan waktu penyelesaian dan pengamanan untuk penerbangan menciptakan suatu kompromi yang sangat unik. Realita dan fakta lapangan membuat para perancang akhirnya harus puas menerima ketinggian 45 yard, atau hanya setinggi 41,1 meter saja!

NOVEMBER 2010 LIONMAG

37


DESTINATION MONUMEN TUGU

(atas) Gapura memasuki kawasan Museum Sejarah (kiri bawah) Grafitti pada tiang-tiang kenangan (kanan bawah) Piagam Proklamasi dalam tuangan tembaga

Pengembangan Di sekitar Tugu ada banyak elemen yang dibangun untuk mempercantik kawasan Tugu yaitu Diorama perjuangan, patung Proklamator dan ‘sisa-sisa pilar gedung yang retak-retak terkena bom’, bahkan grafitti tembok dengan yell-yell perjuangan MERDEKA ATAOE MATI dan sebagainya. Disini Museum yang diresmikan pada tahun 2000 menjadi salah satu tujuan wisata Surabaya. Di museum ini rekaman asli pidato Bung Tomo yang berapi-api untuk membangkitkan gelora semangat rakyat untuk merebut kemerdekaan dapat didengarkan dari sebuah radio kuno. Sementara dalam diorama digambarkan aksi kepahlawanan arek-arek Suroboyo, yang hanya bersenjata bambu runcing sederhana, namun mampu memenangkan pertempuran melawan musuh. Pemulihan? Bila diamati secara cermat, penampilan Tugu ini sangat mirip sebuah pinsil atau sign pen yang berhias keemasan di sekitar ujungnya dalam gaya art deco. Keperkasaan ketinggiannya dan kecantikan desainnya membuat Tugu Pahlawan sejak dulu dianggap sebagai landmark atau penanda kota. Namun dalam perkembangannya saat ini sekarang sulit menganggapnya sebagai penanda. Kemegahannya terasa berkurang karena tertutup pagar tinggi sekelilingnya, yang sejatinya diracang untuk meningkatkan perannya. Sayang sekali pengembangan kawasan yang penuh memori heroik ini harus dengan menghalangi keindahan adikarya arsitektur yang jadi kebanggaan masa lalu ini. Dengan dikelilingi struktur pembatas setinggi sekitar dua meter, Tugu Pahlawan tidak bisa dinikmati secara utuh jika tidak masuk ke lapangan di balik pagarnya.

38 LIONMAG NOVEMBER 2010

Justru lambang kemerdekaan ini terasa jadi kerdil dan seperti dipenjara! Padahal sebagai monumen perjuangan yang jadi ikon kota, seharusnya Tugu Pahlawan bisa dinikmati oleh siapapun yang mengitari kawasan ini. Seperti Monumen Nasional di Jakarta yang selalu mengagumkan dilihat utuh dari jalan raya. Lahan di sekitar National Monument di Washington, Amerika Serikat justru ditinggikan, supaya makin mudah menonjol dan dinikmati dari manapun. Betapa jauh lebih indah bila semua kelengkapan memorial Tugu Pahlawan ini dibangun di bawah tanah, supaya lapang pandang sekeliling Tugu ini tetap memberi respek dan apresiasi kepada ide awal para perancang Tugu ini secara murni. Keputusan menata kawasan Tugu ini perlu melibatkan banyak budayawan dan seniman. Bukan membiarkan pembangunan yang merenggut ruh kebebasan yang mau diusung kegagahan sang Tugu. Sebetulnya sudah ada banyak pihak yang mengusulkan pembongkaran pagar sekeliling Tugu ini, namun sampai sekarang mungkin belum dirasa urgensinya. Semoga kelak penerus bangsa ini mau dan mampu memulihkan keanggunan sang Tugu. Supaya kebebasan dan kemegahan dari roh perjuangan dapat sekali lagi menggetarkan sukma setiap warga yang sedang mengaguminya!


NOVEMBER 2010 LIONMAG

39


Footpaths to Heaven – Michael Novrianus

Salon Foto Indonesia - 2010 Wahana Estetika Citra Nusantara Untuk ke tigapuluhsatu kalinya perhelatan senifoto digelar di Indonesia. Tanpa terlalu diketahui, di negara ini ada lomba foto tahunan berskala nasional yang digelar secara rutin, untuk memunculkan jawarajawara citra fotografis yang dianggap unggul untuk suatu tahun. Teks: Paul I. Zacharia

40 LIONMAG NOVEMBER 2010

Pengertian SALON FOTO: Yang bisa membingungkan adalah istilah SALON – yang sangat berbeda dengan LOMBA. Demikian tidak dimengertinya, sampai ada peserta yang mengirim foto tampak depan Salon Rambutnya! Wah, nampaknya dia membayangkan ada lomba antar Salon, dan dia membayangkan salon rambutnya cukup representatif untuk berlaga, bahkan menang! ‘Salon’ sebenarnya berarti suatu ruang yang dihias dan layak untuk memajang lukisan atau dekorasi. Pengertian Salon Foto maksudnya adalah suatu pameran foto-foto yang dipandang layak untuk diapresiasi oleh publik. Untuk mencapainya dilaksanakanlah suatu lomba atau seleksi dari sekian banyak foto peserta. Di Indonesia pelaksanaan Salon Foto dilaksanakan oleh klub foto suatu kota secara bergantian atas rekomendasi Federasi Perhimpunan Senifoto Indonesia. Pada tahun 2010 ini SFI diadakan pada bulan Agustus oleh Batam Photo Club sebagai tuan rumah. Ada empat kategori yang dipertandingkan yaitu Cetak Warna, Soft Copy (digital file), Cetak Jurnalistik dan Cetak Monokrom. Setiap kategori dijuri oleh lima juri yang mencari foto-foto yang diunggulkan, yaitu Medali Emas, Perak, Perunggu dan Penghargaan. Pada Salon Foto ini, saya kebetulan dipercaya kategori Cetak Warna.


Bite For Speed – Indra Martino

Penerimaan Foto: Sebuah karya peserta diberi nilai dengan sistim angka, yang bila melampaui batas di atas rata-rata dianggap ‘accepted’, atau ‘diterima’, sementara foto yang ditolak disebut ‘rejected’, dan tak akan dicetak dalam buku katalog Salon Foto. Dari kelompok foto yang accepted akan diseleksi lagi foto unggulan yang akan memperebutkan posisi kehormatan pemegang medali. Yang lolos tahap ini sudah pasti akan dipamerkan dalam Pameran Salon Foto Indonesia (baca Box) Penjurian Foto: Suasana penjurian biasanya terbuka dan menjadi ajang reality show yang dianggap mendebarkan. Seorang peserta bisa mengamati bagaimana karyanya diunggulkan atau dibantai oleh seorang atau sekelompok juri. Dia akan sangat bangga saat fotonya didukung, sebaliknya ia akan sangat kecewa saat angka yang didapat adalah nilai minimal atau nilai borderline, atau perbatasan. Sangat menarik bahwa dalam Salon Foto kali ini ‘keindahan standar’ suatu foto tidak serta merta akan membuatnya accepted dalam pameran, karena untuk mencapai ketajaman, keindahan warna bukan lagi suatu tolok ukur kehebatan fotografis seseorang. Kamera modern manapun bisa. Adalah ide dasar atau gagasan atau tema dari suatu foto yang membedakannya dari tema-tema pasaran yang sudah jamak kita lihat. Memang benar bahwa hal ini juga terjadi dalam dunia seni lukis. Perhatikan betapa secara umum tema yang dipasarkan tidak keluar dari pemandangan sawah dipanen, suasana pasar, penari

cantik, ikan koi di kolam, atau deretan kuda berlari! Di fotografi juga laku panorama Bromo, pelempar jala di danau, kerut merut wajah nenek atau deretan pembawa sesajen menuju pura! Memang seharusnya para pehobi foto mencari tema-tema lain yang lebih relevan dengan kehidupan sesehari, karena tema-tema populer tadi rata-rata bernafaskan piktorialisme atau kecantikan visual yang acap terlalu artifisial. Sering suatu adegan disutradarai sehingga sudah kurang natural, apalagi bila diolah secara digital untuk menambah sensasinya. Atau kesan artifisialnya karena olahan digital yang kelewatan, sehingga suatu karya yang sudah kuat, justru jadi lemah. Disini kegagalan banyak pemotret yang tidak memiliki jati diri dan yang suka ikut-ikutan. Dengan peralatan mewah dan canggih mereka hanya mereproduksi tema-tema yang biasa dilihatnya sebagai juara lomba-lomba. Akhirnya mereka juga yang paling dulu menjadi korban penilaian suatu dewan juri, yang tak tertarik lagi pada tema-tema yang sudah klise. Sejenak kita lupakan growing pains ini, karena Salon Foto adalah memang suatu game orang-orang foto. Nasib masih berperan dalam kemenangan.. Masalahnya, estetika adalah topik yang sulit diperdebatkan, karena ini soal rasa dan terpengaruh latar belakang para juri juga. Karena itu kemenangan atau kekalahan dalam Salon Foto tidak perlu menjadi acuan kemahiran berfotografi. Karya foto yang bermutu secara konsisten seharusnya dapat dinikmati secara meluas dan dapat dirasakan bermanfaat bagi masyarakat penikmat, baik secara informatif, edukatif atau atraktif. NOVEMBER 2010 LIONMAG

41


EVENT SALON FOTO INDONESIA

(Searah Jarum Jam ) Menggapai Balon - Gunawan Rustandi; Living In Harmony - Gunawan Tjokrosetio; Perjalanan Terakhir - Tjong Kok Cheang; Dialog - D Tjandra Kirana; Joking With The Dolphins - Ivo Hendrata Setiabudi; Pencakar Langit - Gathot Subroto; Rough Play - Wirianto Birin; Playing Puppet - Ricky Alexander

42 LIONMAG NOVEMBER 2010


NOVEMBER 2010 LIONMAG

43


EVENT SALON FOTO INDONESIA

Berikut beberapa peraih medali dan penghargaan dari berbagai kategori yang menarik untuk diamati. • Medali Emas CetakWarna: Tenggelam Dalam Kostum – Nugroho Dwi Adhiseno
Jelas sekali ini diambil dari SOLO BATIK CARNIVAL, dimana seorang peserta dalam kreasi busana batik sedang berakting. Dalam mimik yang ekspresif, gesturnya tampak atraktif karena menampilkan efek gerak namun komposisinya sangat pas dalam menampilkan detil busana kreatifnya. Kontrol yang berimbang pada cropping dan retouch nya memberi nilai tambah pada obyek dengan tingkat kesulitan lumayan tinggi ini. Bahkan nampak kepala seekor elang menghadap ke kanan yang sepintas lebih menyolok daripada sang pemakai busananya. Sayang, judulnya agak kurang greget mendeskripsikan sikon ini. •Medali Perak CetakWarna: Footpaths to Heaven – Michael Novrianus
Tampak refleksi seorang pejalan kaki di lantai mengkilap halaman sebuah masjid. Jatuhnya sinar yang pas dalam nirmana menambah aksen pada peristiwa keseharian ini. Tendensi monokrom membuatnya berkesan elegan, dibanding banyak peserta yang mencoba menjual warna-warni. Posisi langkah kaki ‘mid-air’ diperkuat dengan foto ini dibalik, sehingga refleksinya justru menjadi subyek utama.
Sebetulnya foto refleksi ini kita nikmati secara lebih indirek dibanding foto karnaval, bahkan dapat dirasa lebih modern. Tapi saat menjuri kategori ini saya merasa secara visual foto karnaval terasa lebih membumi, lebih kontemporer dan relevan dengan subyek otentik Indonesia. Refleksi di halaman masjid dapat terjadi di negara mana saja.

 •Medali Penghargaan Cetak Warna: Bite For Speed – Indra Martino Berbeda dengan ‘Duel’, disini background dibiarkan asli, karena cipratan lumpur dirasa penting untuk menambah drama dari lomba sapi di lahan berlumpur ini. Sekali lagi momen puncak tercapai karena ekspresi pengemudi tampak sensasional. Rupanya tema ini sedang IN, karena tampak banyak kali juga di kategori-kategori lain. • Medali Perak Monokrom: Kasih Ibu – Lina Gunawan Seorang ibu muda tampak sedang menyusui bayinya di dalam gubuk dari rumbia. Lighting samping membuat adegan keseharian ini tampil menarik, dan bahkan sudah terlalu sempurna karena menyerupai foto studio. Ini potret masyarakat bawah yang tetap penting ditampilkan untuk menggugah kesadaran sosial kita. •Medali Perunggu Monokrom: Duel - Rizal Adhi Dharma Tiga anak berebut bola di atas sungai. Kecipak air menambah dinamika perebutan tiga bocah ini, (‘Duel’?). Ketepatan momen pengambilan sehingga semua wajah tidak terhalangi apa-apa membuatnya enak dicerna. Background yang dibuat hitam polos memudahkan penikmatan karena semua elemen yang mengganggu telah di’burn’ sampai lenyap – suatu proses yang disahkan dalam retouching.

44 LIONMAG NOVEMBER 2010

(kiri atas) Tenggelam Dalam Kostum – Nugroho Dwi Adhiseno (kiri bawah)Duel - Rizal Adhi Dharma (kanan atas) The Exotic Beauty Of Indonesia - Prem Promono Handoko (kanan bawah) Sea Eagle Boat Race - Indra Martino


komposisi foto olahan ini. Dalam membuat foto jenis ini dibutuhkan kerapian cut and paste untuk membuatnya terasa otentik, termasuk jatuhnya sinar matahari. •Medali Penghargaan Soft Copy: Menggapai Balon - Gunawan Rustandi Sebuah patung menggapai keranjang suatu balon udara, wah. Ide memadu balon udara dengan patung DIRGANTARA di Pancoran, Jakarta ini cukup menarik, terutama dengan warna balon dan langit yang sedang cerah memperkuat kesan grafis foto ini. Framing gelap yang seharusnya adalah jalan di sekitar patung ini menguatkan komposisi. Untuk saya pribadi, adanya atap sebuah bangunan lain di sudut kiri bawah sebenarnya lebih baik dieliminasi karena tidak ada relevansinya dengan tema foto ini. •Medali Emas Jurnalistik: Rough Play - Wirianto Birin Seorang kiper tampak menendang pemain lawan sementara ia menangkap bola di depan gawangnya. Momen pelanggaran yang tertangkap sempurna, lengkap dengan mimik korban yang kesakitan. Sebetulnya sikon ini dapat tampil lebih dramatis bila dilakukan cropping dengan horizon miring, untuk menambah dinamika dan power dari permainan kasar ini.

•Medali Emas Soft Copy: Playing Puppet – Ricky Alexander Empat pemain boneka gantung sedang memeragakan sebuah adegan pewayangan yang terjadi dalam sebuah bingkai keemasan. Penyinaran spot light warna-warni pada para pemain termasuk cukup tajam, membuatnya agak bersaing dengan warna-warni segar dari adegan yang mereka mainkan. Namun secara keseluruhan tema ini sangat efektif dan eksekusinyapun optimal, yang membuatnya unggul. •Medali Perak Soft Copy: Joking With the Dolphins – Ivo Hendrarta Setiabudi Tema yang menarik dan cukup fresh dari seorang penari balet di bawah air dengan dua dolfin yang seakan ikut menirukan arah gemulai koreografi sang penari. Perpaduan yang harus digarap dengan rapi, walau seandainya ada gelembung-gelembung udara keluar dari mulut si penari, kecantikan ini dapat terlihat lebih otentik •Medali Perunggu Soft Copy: Sea Eagle Boat Race – Indra Martino Sebuah perahu naga dengan tim pendayungnya tampak berlomba dengan gigih, tapi di atas jembatan Barelang! Distorsi lengkung-lengkung kabel - yang seharusnya lurus karena diambil dengan lensa fish eye justru menambah kekuatan

• Medali Perak Jurnalistik: Demi Pemimpin Bangsa – Wijaya Satria Seorang nenek mencoba memilih caleg dari sekian banyak foto calon di depan ‘bilik’ suatu pemilihan kepala pemerintahan. Kedekatan jarak pandang yang hanya beberapa sentimeter pada kertas seakan melambangkan keterbatasan kemampuan sebagian besar masyarakat menetapkan pilihan mereka. Elemen yang menarik adalah betapa ternyata aluminium penyekat ‘kerahasiaan’ pencoblosan rupanya disumbang dari Jepang! Bila bidang metal yang menyilaukan ini lebih ditekan brightnessnya akan memudahkan atensi kita tertumpu pada ekspresi menarik sang nenek. •Medali Perunggu Jurnalistik: Perjalanan Terakhir - Tjong Kok Cheang 
Tampak sebuah sepeda motor mengangkut sedikitnya 6 anjing dalam karung yang wajahnya tampak memelas tak berdaya. Judul yang pas membuat kita mengerti alasannya. Peristiwa semacam ini cukup sering kita jumpai walau dengan muatan yang kalah dramatis. Namun ketepatan posisi wajah para hewan malang ini membuat foto keseharian ini efektif!

Pameran SALON FOTO INDONESIA XXXI- 2010 Pembukaan Pameran Foto dan Penyerahan Hadiah Utama akan dilakukan oleh Menbudpar RI di Atrium Nagoya Hill Mall pada tanggal 22 Oktober 2010. Selanjutnya pameran akan tur ke Jakarta, sehingga dapat disaksikan di ibukota dari tanggal 3 Desember sampai 5 Januari 2011 di Grand Indonesia East Mall – Upper Ground 31,32,33. Disini pelaksananya adalah Batam Photo Club (BPC) bekerjasama dengan Group of Photographic Artists (GPA) dari Jakarta. NOVEMBER 2010 LIONMAG

45


DESTINATION KALIMAS

(kiri) Malam Hari di Jembatan Gubeng, dibangun tahun 1923 oleh arsitek GC Citroen. (kanan) Santap Pagi di bawah Pesawat Bomber B-26 Intruder. (bawah) Arena BMX dan Skateboard Sarana Baru Adu Adrenalin

Akhir Pekan di Tepi Kalimas

N

ama Surabaya menurut situs www.surabaya. go.id muncul pertama kali di masa awal pertumbuhan kerajaan Majapahit. Berdasar catatan sejarah, simbol ikan Sura dan Buaya terlihat dalam peristiwa heroik yang terjadi di kawasan Ujung Galuh (nama daerah Surabaya di masa silam), yakni pertempuran antara tentara yang dipimpin Raden Wijaya melawan pasukan Tar Tar pada 31 Mei 1293. Tanggal peristiwa ini lah yang kemudian dijadikan rujukan sebagai hari lahirnya kota Surabaya. Simbol ikan Sura dan Buaya turut diabadikan menjadi lambang kota. Surabaya kemudian tumbuh dan berkembang dengan melewati sejumlah kisah pertempuran. Fase-fase perjuangan yang penuh kisah heroisme ini menjadikan kota yang warganya disebut ‘Arek’ ini dijuluki kota pahlawan. Kota terbesar kedua setelah ibukota Jakarta itu kini berpenduduk nyaris 3 juta jiwa yang senantiasa sibuk dan riuh, utamanya dalam bidang perekonomian, industri dan perdagangan. Tak

46 LIONMAG NOVEMBER 2010

TEKS & FOTO : TOTO SANTIKO BUDI

heran bila menyaksikan lanskap kota berupa gedung-gedung tinggi menjulang bersisian dengan jalan-jalan utama yang disesaki kendaraan -bila tak mau menggunakan istilah macetmenjadi pemandangan sehari-hari. Sisi lain buah keberhasilan pembangunan ekonomi yang menjadikan wajah kota sungguh semakin mirip ibukota Jakarta. Tulisan ini mengajak anda untuk memandang Surabaya dari sisi yang berbeda. Bukan menemui kesibukan kota dan warganya yang hanyut dalam hiruk-pikuk bisnis. Kota yang pada bulan Mei 2010 lalu berulang tahun yang ke-717 tahun ini juga mempunyai sisi ramah dan sejuk. Oase di Tengah Kota Beberapa waktu lalu di Surabaya, saya menyempatkan diri mengunjungi Taman Prestasi, sebuah kawasan hijau tak jauh dari jantung kota. Sebuah taman cukup nyaman terhampar di tepi Kali Mas-sungai yang membelah kota pahlawan ini. Lokasinya ada di kawasan Ketabang Kali, di belakang Gedung Grahadi, ‘istananya’ Gubernur Jawa Timur.


NOVEMBER 2010 LIONMAG

47


(kiri) Penjual Mainan Tradisional Topeng Reog Mendulang Rejeki. (kanan) Berperahu Menikmati Kalimas Selalu jadi Favorit. (bawah) Asyiknya Bermain Gelembung Sabun di Taman Kota.

mereka duduk bersama, menghamparkan aneka hidangan menggoda selera yang dibawa dari rumah. Piknik keluarga yang menyenangkan sekaligus mengeyangkan.

Lahan seluas 6.000 meter persegi di sepanjang sisi sungai ini senantiasa ramai dikunjungi warga kota pada akhir pekan dan hari libur, dengan beragam maksud. Berolah raga atau sekadar menikmati hamparan tanaman hias dan bunga-bungaan yang ditanam rapi, atau menikmati semilir angin yang berembus sejuk di antara naungan kanopi pohon-pohon rindang. Warga juga bisa menikmati perangkat bermain bagi anak-anak, lazimnya sebuah taman kota. Seperti pada akhir pekan kala itu, pekik keriaan anak-anak yang bermain silih-berganti terdengar. Penuh semangat mereka bermain lempar bola di hamparan rerumputan. Sementara di sudut lain, taman langit seakan dipenuhi gelembung sabun yang memendarkan warna pelangi dari cahaya matahari pagi. Ayunan, perosotan, dan jungkat-jungkit tak pernah sepi peminat. Ramainya warga yang datang rupanya menginspirasi sebagian orang yang menyadari peluang bisnis. Alhasil, di luar taman muncul berbagai stan permainan. Ada persewaan kereta api mini, odong-odong, dokar, dan aksi akrobatik topeng monyet. Pedagang kaki lima tak ketinggalan turut meramaikan suasana. Hamparan produk sandang bergambar tokoh kartun idola anakanak serta gerobak-gerobak penjual makanan melengkapi keriaan hari. Di bantaran sungai juga ada arena yang khusus diperuntukkan bagi mereka yang gemar memicu adrenalin. Di arena itu, sejumlah belia beratraksi dengan sepeda BMX dan skate board. Perahu Wisata Hari masih pagi ketika beberapa keluarga asyik berkumpul di sekitar monumen pesawat pembom B-26 Intruder yang dulu pernah memperkuat skuadron TNI-AU. Mereka duduk di bagian taman yang berbatasan tak jauh dari sungai. Beralas tikar

48 LIONMAG NOVEMBER 2010

Sesekali dua perahu bermotor yang dipenuhi warga kota melintas meninggalkan jejak gelombang ketika bergerak menyusur sungai. Menyusuri penggalan sungai dari dermaga di Taman Prestasi menuju titik putar balik tak jauh dari monumen kapal selam (monkasel), lalu kembali ke dermaga Taman Prestasi. Bukan rute yang panjang memang. Namun, perahu-perahu ini tak pernah sepi peminat. Memandang wajah kota dari sisi sungai rupanya mempunyai keasyikan tersendiri. Perspektif yang berbeda dalam melihat kemegahan gedung-gedung tinggi. Hilir mudiknya kendaraan di jalanan kota berselang-seling dengan pohon-pohon rindang di sepanjang lintasan perahu. Revitalisasi Sungai Kalimas Taman Prestasi diresmikan tahun 2004 yang lalu. Sebelum taman selesai dibangun, tepian sungai sepanjang kawasan Ketabang Kali ini terlihat kumuh. Sejumlah gubuk liar tunawisma menghiasi lahan tepian sungai. Sungainya dangkal akibat endapan lumpur dan sampah yang bau. Jika pemerintah DKI Jakarta gagal membangun sistem transportasi sekaligus wisata sungai di kawasan kanal banjir Barat karena masalah sampah dan pendangkalan sungai, pemerintah kota Surabaya -terutama di bawah dinas pertamanan- justru masih mempunyai banyak rencana revitalisasi kawasan tepi sungai ini. Tak lantas berhenti di Taman Prestasi, rencana untuk membangun kawasan bantaran sungai berlanjut ke sisi utara kota. Kawasan Jembatan Merah dan Pelabuhan tradisional Kalimas dan kapalkapal kayu Pinisi yang setiap hari membongkar dan memuat aneka barang dari dan ke berbagai pulau ini rencananya akan menjadi pusat rekreasi aktifitas warga. Perlahan, mimpi menjadikan sungai-sungai dan kawasan sekitarnya indah seperti kanal-kanal di Belanda ataupun Venesia pun menjelma nyata.


NOVEMBER 2010 LIONMAG

49


TRAVEL TUSCANY

Tuscany

The Birthplace of

the Renaissance 50 LIONMAG NOVEMBER 2010


(left) The ornate fifteenth century façade of the Duomo in Siena, added 200 years after the cathedral was finished. (centre) The view overlooking the centre of Siena, seen from the Torre del Mangia beside the Palazzo Comunale. (right) The iconic fifteenth century Leaning Tower of Pisa, together with the Duomo and the Baptistry in the background.

If you have ever dreamed of making a trip to sample the delights of Italy, then you could do far worse than start with Tuscany, or Toscana as it is known in Italian. Tuscany has it all: history as the birthplace of the Renaissance, some of the most famous works of art in the world, stunning medieval architecture, idyllic countryside and, of course, Tuscany’s wonderful cuisine and delicious wines. Tuscany is a wonderful blend between the past and the present, but is also a region in which the people remain firmly linked to with their cultural heritage. TEXT & PHOTOS : PETER MILNE

NOVEMBER 2010 LIONMAG

51


TRAVEL TUSCANY

O

ne way of planning a week’s trip to the region is to focus on Tuscany’s major three city states, Florence, Siena and Pisa, but perhaps by being based in the quieter and smaller medieval town of Lucca and making day or overnight trips by train or car. Pisa is less than half an hour by train from Lucca, Florence about two hours by train, while Siena can be reached by rental car in about 2.5 hours. Florence is Tuscany’s main crowd-puller, with its world famous Uffizi Gallery, the Ponte Vechio, and the iconic Duomo and its baptistery, but there is so much else to see you’ll never see it all. But if you manage to visit Florence for just a day or two, then there are some sights that just cannot be missed. The city is thought to have been founded by the Roman Emperor Julius Caesar and is set at a strategic point in a valley on the river Arno. Home to Machiavelli, Michelangelo and Dante, and also Galileo, Florence is unrivalled as a cultural and historical centre, which also means that tourists flock here in there thousands during the summer months. The Palazzo degli Uffizi was originally designed to house the art collection of the powerful Medici family, creating what is today the oldest art gallery in the world. The first challenge is to simply get a ticket: during the peak summer season it is well worth booking a ticket a day in advance to cut down on queuing time. Once you make it inside the 16th century building it pays to focus on artists or periods of your own interest, as it would be impossible to do justice to all of the more than 1,500 works in the gallery. My favourites would include Botticelli’s Birth of Venus, which tells the story of the origins of the goddess of love, and Titian’s Venus of Urbino, which was

52 LIONMAG NOVEMBER 2010

condemned for portraying the goddess in an immodest pose. But if Renaissance art is not your cup of tea, then there is always the stunning Duomo in the main piazza, Florence’s iconic landmark, with its red-tiled dome dominating the city’s skyline. First started in the late thirteenth century, it is the world’s fourth-largest cathedral and took a rather long 150 years to complete. Its now renovated pink, white and green marble is striking, together with the sheer size of the building. Climbing up to the cathedral dome is a must, with its unforgettable panoramic views of Florence from the top. Although two climbs might seem a little over-energetic, the views from

the neighbouring campanile are equally stunning, and this climb also gives you a superb view of the cathedral dome. Another absolute must is a stroll around the Piazza della Signoria with its impressive Palazzo Vecchio, from where Florence’s government ruled the republic, and the piazza’s collection of sculptures. The most famous statue is of course the statue of David by Michelangelo (although the original was moved into the Accademia in 1873). Michelangelo completed the work in 1504 at the tender age of 29, and this artistic triumph elevated him to the foremost sculptor of his day. Two other favourites of mine are Perseus, Cellini’s bronze statue of Perseus holding aloft the


severed head of Medusa, and The Rape of the Sabine Woman by Giambologna, with its three figures carved from one single block of flawed marble. Another one of Florence’s most popular sights is the fourteenth century Ponte Vechio which spans the Arno and houses the glittering and expensive wares of jewelers, as it has done for centuries. Amazingly, it was the only bridge in the city not to be blown up by the Nazis during World War II.

Page 50 (top) The view of the Ponte Vechio spanning the River Arno, the only one of Florence’s bridges to be spared by the Nazis during the Second World War. (bottom left) Girls posing the accommodating Polizi beneath the statue of The Rape of the Sabine Woman by Giambologna, in the Piazza della Signoria. (bottom right) On of Florence’s remaining medieval gates in a segment of the city wall that still survives. Page 51 (top) The magnificent fourteenth century Duomo in Florence, the world’s fourthlargest cathedral. (bottom) A typical Tuscan café breakfast of cappuccino, with croissants and small cakes.

I think my personal favourite of the three cities in probably Siena, Florence’s bitter rival, on account of its hilliness and also its still modest size. Siena is a city of steep medieval alleyways that either circle or lead towards the Piazza del Campo, a World Heritage Site, where the famous Palio bareback horse race takes place every year on 2 July and 16 August — as it has done since 1283. Siena’s zenith as a city state was from 1260 until 1380, when the Black Death ravaged the city killing over one third of its inhabitants. Two hundred years later, the city suffered once again, this time at the hands of the Holy Roman Emperor Charles V. Charles besieged Siena for two years, causing thousands of deaths before the city fell, after which he handed control over to the Florentines, who decreed an end to banking and stopped all further building, thereby effectively erasing Siena’s source of power and wealth. But this loss of influence has helped to keep Siena’s unique character until today: unlike Florence and Pisa, Siena is still more or less its original medieval size, with a population of less than 60,000. Of course, the highlight of any visit to Siena must be the Campo, with is majestic buildings and elegant Palazzo Comunale. NOVEMBER 2010 LIONMAG

53


TRAVEL TUSCANY

The paving of the piazza is divided into nine segments, each representing one of the members of Siena’s ruling Council of Nine. Inside the palazzo are frescos illustrating the “Allegories of Good and Bad Government”, which contrast the harmony of sound government with the suffering of those under bad and unjust government. Even in the thirteenth century the Italian city states were struggling with the issues of governance, just as we are still doing today. Towering up from the palazzo is its bell tower, the Torre del Mangia, finished in 1297, which offers stunning views across the city and down into the piazza below. Looking towards the southwest from the tower is a view of Siena’s Duomo, or cathedral, one of Italy’s most impressive Gothic churches. Construction started in 1196 and was completed in less than 20 years. The Duomo is built from black and white stone quarried locally that gives the structure an unusual striped appearance. The magnificent façade of the cathedral was added some 200 years later, and features intricate stonework in white, green and red polychrome marble. Outside the Duomo and huge unfinished naïve is testament to ambitions to make the Duomo into the largest church in Italy, but construction was shelved when Siena was hit by the plague in 1348. One of the pleasures of Siena is to try the local Tuscan cuisine in one or two of its simple but tasty restaurants that can be found in the alleys around the Campo. The Sienese believe that their city is the origin of most of the best of Tuscan cuisine, and it’s certainly a great place to check this assertion out. My favourite dishes include the traditional Tuscan soup called ribollita, and panforte, a rich cake of almonds honey and fruit which was supposed created as a snack for crusaders going to the Holy Land. And of course, the local wine from the Chianti region just to the north east of the city can help to wash it all down. In fact, if you have the use of a car for a day, a lovely way to spend it is to tour the main villages of the wine-growing Chianti region,

54 LIONMAG NOVEMBER 2010

just to the northeast of Siena. Medieval castles and vineyards line the route along the S408 and S429 minor roads that wind their way through beautiful Tuscan countryside. Look for signs along the way saying “vendita diretta”, and drop in to taste the wine and maybe purchase a bottle or two. Also if you are traveling to Siena by car, a wonderful place to pass through on the way back to Lucca (if you use Lucca as a base) is the walled town on San Gimignano, which is famous for its 14 medieval towers. This is one of the best preserved medieval towns in Tuscany, although it originally had an amazing

76 towers in its heyday! Approaching the town via small country roads, the towers appear on the crest of a hill in the distance and still create a certain awe that travellers must have also felt in the thirteenth century. The 14 towers that remain today are largely without windows or openings and were built to serve both as private fortresses for powerful families and also to flaunt the wealth of their owners. The plague of 1348 wiped out many of the inhabitants, weakening the town’s power base and causing it to fall under the control of Florence in 1353. Today, it is home to fewer than 8,000 inhabitants, and


(top left) A view from the opposite end of the Piazza dei Miracoli in Pisa, with the Leaning Tower in the background and the Campo dei Miracoli in the foreground. (bottom left) The kaleidoscope of religious paintings on the ceiling within the dome of the Duomo in Florence. (right) The east doors of Florence’s Baptistry, with ten Old Testament scenes depicted on panels that display a stunning mastery of perspective

Pisa was once a naval power that rivaled Genoa and Venice, back in the ninth century. As an independent republic, Pisa grew in power and influence to control Corsica and Sardinia. However, Pisa’s support for the Holy Roman Emperor (as opposed to the Pope) brought the city into conflict with most of its neighbours, including Florence, Siena and Lucca. What with the silting up of its river, the Arno, and the devastating destruction of its fleet by the Genoese in 1284, Pisa’s power faded and it eventually fell under Florentine control in 1406.

tends to become overrun by tourists in the peak summer months. Finally, the third great Tuscan city is that of Pisa, world famous for its iconic architectural blunder — its Leaning Tower. Once again, if you use Lucca as a base, Pisa is easily accessible — a mere 20 minutes by train from Lucca. Pisa’s famous Piazza dei Miracoli, with its trio of Leaning Tower, cathedral and baptistery, is one of the most superb displays of medieval renaissance architecture in Italy. These marvels were largely paid for by the spoils brought back when Pisa defeated the Arabs to take control of Sicily.

It can be a long wait in line if you are determined to climb the Leaning Tower, as the numbers of visitors are strictly controlled. The story of the tower’s lean is that it first appeared when construction had only reached the third tier, probably due to subsidence of the soil below on the south side. In 1998, a major project was undertaken to stop the lean from worsening by digging under the north side of the tower. This was successful and corrected the lean by 40cm and, more importantly, stopped any further worsening of the tower’s tilt. And so, there you have a brief taste of the multitude of treasures that await you if you have the chance to spend a week or so in Tuscany. There is so much to see, but by taking in these three magnificent Renaissance cities, and using a fourth, Lucca, as a base, the essence of Tuscany and the medieval Renaissance will be within your grasp. NOVEMBER 2010 LIONMAG

55


SPECIAL LIBURAN

THEME PARK

ALTERNATIF LIBURAN AKHIR TAHUN

1 Bingung mau berlibur kemana akhir tahun ini? Atau bosan dengan liburan yang selalu diisi dengan kembali ke alam alias liburan ke pantai, gunung, hutan dan air terjun? Hmmm...tidak ada salahnya bila liburan bersama keluarga kali ini diisi dengan bercanda ria di taman hiburan yang penuh dengan wahana permainannya. Ya, taman hiburan dengan tema-tema tertentu atau sering dikenal sebagai ‘Theme Park’ dapat menjadi salah satu agenda liburan akhir tahun bersama keluarga. Selain berlibur dan bermain, beberapa tema dari Theme Park ini juga sarat dengan pengetahuan yang tentunya juga bermanfaat buat anakanak kita. Selamat berlibur...

1 ANCOL Pastinya theme park yang satu ini sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Sebuah arena bermain yang begitu luas berlokasi di utara Jakarta ini tergolong tujuan wisata utama di Jakarta pun Indonesia. Nah, kalau kita masuk di sini, kita akan menjumpai berbagai macam rekreasi seperti Taman Pantai Ancol, Dunia Fantasi, Gelanggang Samudra, Atlantis, Pasar Seni, Seaworld, Gondola dan beberapa yang menarik lainnya. Biasanya Taman Pantai Ancol yang paling banyak dikunjungi wisatawan saat liburan tiba karena lebih ekonomis cukup bayar tiket masuk kawasan Ancol dan parkir kendaraan saja. Ada yang lebih seru, Dunia Fantasi atau lebih dikenal Dufan. Disini kita bisa menikmati berbagai macam wahana permainan dari yang biasa hingga yang membutuhkan nyali besar seperti wahana terbaru yang di juluki “Hysteria”. Untuk menuju lokasi wisata ini kita bisa menggunakan beberapa moda transportasi selain mobil pribadi diantaranya

56 LIONMAG NOVEMBER 2010

Kereta Wisata dengan rute dari Tangerang, Serpong, Depok, Bekasi dan Bogor. Selain itu bisa juga dengan busway dengan rute Ancol-Kampung Melayu-Kampung Rambutan dan rute AncolLebak Bulus.

2 Hillpark Sibolangit Horas! Saatnya Anda dan keluarga berkunjung ke theme park terbesar di Sumatera. Berada di Jl. Let Jend Jamin Ginting Km 45 Sibolangit, Sumatera Utara ini Hillpark Sibolangit hadir dengan mengusung 3 tema, pertama Lost City yaitu merupakan tema yang mengusung suasana purbakala bebatuan layaknya jaman dinosaurus. Kedua, Toon town atau kota kartun menyajikan suasana layaknya kita berada di dunia kartun. Dan tema ketiga, Heritage menawarkan suasana Kastil megah, arstitektur bangunan berupa kastil menjadikan pengunjung layaknya prince atau princess. Hillpark Sibolangit menyajikan berbagai wahana – wahana kelas dunia yang menarik seperti Roller Coaster (Gelegar), Ferries Wheel (Kincir raksasa), 4D theatre, dan banyak lainnya!

3 BALI BIRD PARK Sebagai tujuan wisata yang sudah sangat populer, Bali bagai menyimpan daya tarik magis yang dapat membuat setiap orang yang pernah kesana selalu saja ingin kembali lagi. Keindahan pantai, gunung, seni dan budaya lokalnya mampu membuat orang berdecak kagum. Nah, bila kita ingin menikmati sesuatu yang lain dari wisata di Bali ini tidak ada salahnya mencoba berkunjung ke Bali Bird Park. Sebuah taman burung yang berada di Jl. Serma Cok Ngurah Gambir Singapadu, Batubulan - Gianyar - Bali pas buat rekreasi keluarga dan anak-anak. Taman burung yang buka


NOVEMBER 2010 LIONMAG

57


SPECIAL LIBURAN

3 5

Trans Studio Theme Park yang merupakan taman hiburan indoor terbesar di Indonesia. Disini kita dapat menikmati persembahan 21 wahana yang menantang dan mendebarkan dan hiburan dengan gaya Broadway yang terkenal. Kita dapat menyaksikan dan menikmati berbagai macam hiburan dan permainan yang terbagi menjadi 4 kawasan dengan tema yang berbeda dan unik. Empat kawasan tersebut adalah Studio Central, Lost City, Cartoon City dan Magic Corner. Trans Studio Theme Park satu –satunya tempat penuh keajaiban, petualangan yang menggembirakan dan menakjubkan.

4

dari jam 09.00 – 17.30 WITA ini memiliki lebih dari seribu ekor burung dari sekitar 250 spesies berbeda. Selain berbagai jenis burung langka yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, juga ada koleksi burung dari Afrika dan Amerika Selatan. Salah satunya Jalak Bali (Bali Starling) burung langka yang menjadi ikon Bali. Juga ada burung jenis Bubo Sumatranus dari Sumatra, sedang dari Amerika Selatan ada Scarlet Macaw dan Toucan. Dari Afrika ada Kongo Grey Parrot. Di sini kita juga diberi kesempatan untuk memberi makan burung dan berfoto dengan burung di pundak.

4 TRANS STUDIO THEME PARK Mendengar kota Makassar disebut pasti pikiran kita langsung tertuju ke pantai Losari atau benteng Fort Rotterdam yang sudah begitu terkenal. Atau bisa juga angan kita langsung tertuju pada kelezatan kuliner begitu menggugah selera seperti Palu bassa, Sop Konro, Coto Makassar dan lainnya. Nah, saat Anda berkunjung ke kota ini luangkan waktu khusus untuk berlibur ke

58 LIONMAG NOVEMBER 2010

5 JATIM PARK Nah, kalau Anda dan keluarga sedang berlibur di daerah Jawa Timur jangan lupa untuk mampir di Jawa Timur Park (Jatim Park). Obyek wisata ini berada di lereng Gunung Panderman merupakan wahana rekreasi yang termodern dan terbaik di Kota Wisata Batu. Disini kita bisa menjumpai lebih dari 50 macam wahana permainan. Udara yang sejuk menyelimuti objek wisata ini karena berada diketinggian 850 m di atas permukaan laut. Jatim Park memadukan konsep pendidikan dan konsep wisata yang menempati lahan seluas 11 hektar. Selain bermain dan berwisata kita bisa belajar berbagai macam iptek yang dipresentasikan dalam Galeri Belajar. Disini kita juga bisa puas berenang di kolam renang raksasa dengan latar belakang patung Ken Dedes, Ken Arok, dan Mpu Gandring. Bermain Spinning Coaster dan Drop Zone. Sedang Wahana pendidikan yang menjadi pusat perhatian diantaranya adalah Volcano dan Galeri Nusantara yang juga terdapat tanaman agro, diorama binatang langka, dan miniatur candi-candi. Harga tiket masuknya antara Rp. 35.000 – Rp. 45.000 per orang.


NOVEMBER 2010 LIONMAG

59


TIPS KARTU KREDIT

GUNAKAN KARTU KREDIT DENGAN BIJAK

elembar kartu plastik ini sepertinya sudah bukan lagi menjadi barang mewah yang susah didapat. Tidak seperti dulu untuk mendapatkan kartu ini harus lolos dari berbagai persyaratan sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memiliki. Namun sekarang banyak bank penerbit kartu ini sudah mempermudah persyaratannya sehingga memungkinkan lebih banyak orang dapat memilikinya, termasuk Anda. Memang nyaman memiliki kartu kredit, kapan saja Anda perlu belanja tinggal gesek saja. Juga meringankan karena Anda tidak perlu membawa segepok uang atau cek saat belanja dalam jumlah besar. Namun, Anda perlu hati-hati karena kartu kredit itu seumpama pedang bermata dua. Jika digunakan secara disiplin dan bijaksana, akan banyak manfaatnya. Tapi bisa menimbulkan bencana keuangan

60 LIONMAG NOVEMBER 2010

yang besar bila penggunaannya tidak terkontrol. Bahkan bisa saja Anda akan terjerat hutang selama bertahun-tahun. Nah, berikut beberapa tips menggunakan kartu kredit secara bijak. • Pilih Bank yang handal Bila Anda belum memiliki kartu kredit, carilah bank yang memang sudah terbukti bagus dan handal dalam melayani kartu kredit. • Cukup satu kartu Jangan pernah berpikir bahwa punya kartu kredit lebih dari satu itu menguntungkan. Karena sebenarnya kebutuhan Anda bisa ditangani oleh satu kartu saja dan pilih kartu yang bungannya paling rendah. • Jangan hanya bayar minimum payment Ini penting, karena bila Anda hanya bayar minimum payment-nya maka akan membutuhkan waktu yang lama untuk melunasi saldo hutang. Dengan asumsi minimum pembayaran 10% dari saldo hutang, berarti sebenarnya Anda hanya mencicil 6,5% dari hutang pokok

karena yang 3,5% membayar bunga tiap bulannya. Karena itu bayarlah lebih dari minimumnya agar tidak terjebak dalam kondisi bunga berbunga tiap bulannya. • Grace Period Jangan menjadikan kartu kredit sebagai alat untuk berutang, tetapi gunakan sebagai alat pembayaran tanpa uang tunai. Jadi, idealnya bayarlah tagihan Anda setiap bulan setelah berbelanja. Anda akan terbebas dari biaya bunga bila membayar masih dalam grace period (yaitu periode antara penggunaan kartu kredit dengan jatuh tempo tagihan; biasanya antara 2530 hari). Dan bayar langsung lunas, jangan meninggalkan saldo hutang. • Jangan pernah terlambat membayar tagihan, karena dendanya lumayan besar. • Tak perlu dibawa tiap hari Bawalah kartu kredit hanya jika Anda telah berencana untuk berbelanja atau bertransaksi. Tak perlu dibawa setiap hari, untuk mengurangi resiko belanja yang tanpa perencanaan.


NOVEMBER 2010 LIONMAG

61


ESSAY BAKAR BATU

TAMAN NASIONAL MANUSELA - PULAU SERAM

SENANDUNG BURUNG DI ANTARA HUTAN RIMBA 62 LIONMAG NOVEMBER 2010


DESTINATION PULAU SERAM

TEKS & FOTO : YUSUF AHMAD

K

ita semua pasti tahu penggalan syair lagu “Burung kakatua hinggap di jendela...” ini bukan? Tapi tahukah kita saat ditanya dari mana asal burung berbulu putih dengan jambul kuning atau oranye berparuh bengkok dan bila dilatih bisa menirukan suara manusia ini? Hmm... tidak banyak yang tahu!

Tidak salah bila Indonesia dijuluki “Zamrud Khatulistiwa” karena keindahan alam nan eksotis dengan keragaman flora dan faunanya.

Tidak salah bila Indonesia dijuluki “Zamrud Khatulistiwa” karena keindahan alam nan eksotis dengan keragaman flora dan faunanya. Nah, burung kakatua tadi yang dikenal dengan nama Kakatua Seram (Cacatua Molluccensis) berasal dari pulau Seram, Maluku. Tepatnya di Taman Nasional Manusela yang pada tahun 1982 ditetapkan sebagai Taman Nasional oleh Menteri Pertanian. Taman Nasional ini terbentang di kawasan pegunungan seluas 189.000 hektar merupakan gabungan dari Cagar Alam Wai Nua dan Cagar Alam Wai Mual dimana secara administratif pemerintahan berada di dua Kecamatan yaitu Wahai dan Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah. Selain Kakatua Seram, di Taman Nasional Manusela ini terdapat sekitar 117 spesies burung, 14 diantaranya endemik, seperti Nuri Bayan, Kasturi tengkuk-ungu, Todiramphus

NOVEMBER 2010 LIONMAG

63


DESTINATION PULAU SERAM

lazuli, Todiramphus sanctus, Philemon subcorniculatus dan Alisterus amboinensis. Satwa lainnya di Taman Nasional ini adalah rusa (Cervus timorensis moluccensis), kuskus (Phalanger Orientalis), soa-soa (Hydrosaurus Amboinensis), babi hutan (Sus Celebensis), luwak (Pardofelis Marmorata), kadal panama (Tiliqua Gigas), duyung (Dugong Dugon), penyu hijau (Chelonia Mydas), dan berbagai jenis kupu-kupu. Taman Nasional Manusela merupakan perwakilan tipe ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan di Maluku. Tipe vegetasi yang terdapat di taman nasional ini yaitu mangrove, pantai, hutan rawa, tebing sungai, hutan hujan tropika pamah, hutan pegunungan, dan hutan sub-alpin.

Taman Nasional Manusela merupakan perwakilan tipe ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan di Maluku.

64 LIONMAG NOVEMBER 2010

Masyarakat desa Manusela, Ilena Maraina, Selumena, dan Kanike, merupakan enclave di dalam kawasan Taman Nasional Manusela. Masyarakat tersebut telah lama berada di desa-desa tersebut, dan percaya bahwa gunung-gunung yang berada di taman nasional dapat memberikan semangat dan perlindungan dalam kehidupan mereka. Kepercayaan mereka secara tidak langsung akan membantu menjaga dan melestarikan Taman Nasional Manusela ini. Menghindarkan burung-burung ini dari tangan-tangan pemburu dan perdagangan liar. Biarlah seperti arti dari Manusela “Kebebasan Burung�, burung-burung ini bisa terbang bebas agar tetap bisa dinikmati keindahan dan kicauannya oleh anak cucu kita kelak.


NOVEMBER 2010 LIONMAG

65


GALERY

The Cufflinks Store Ekspresi Pribadi Penuh Gaya

C

ufflinks atau yang dahulu biasa disebut kancing manset oleh angkatan ayah dan opa-opa kita sudah lama dilupakan kaum profesional karena style yang kuno dan harga yang tergolong mahal. Namun, kini telah hadir The Cufflinks Store di Indonesia sebagai toko pertama dan satu-satunya yang khusus menyediakan cufflinks dalam ratusan betuk, style, warna dan harga yang sangat terjangkau. Tidak hanya untuk kaum pria, tetapi kini cufflinks juga tersedia untuk para wanita professional yang ingin mengekspresikan hobby, profesi, dan karakternya. The Cufflinks Store juga melayani custom design untuk corporate gift yang unik dan exclusive . Koleksi The Cufflinks Store dapat dilihat di www. thecufflinksstore.com dan untuk info lebih lanjut dapat email ke contactus@thecufflinksstore.com

AXIOO NEON CLW A Complete Masterpiece

BUILT - | Laptop Backpack Bentuk tas laptop yang unik ini dapat menjadi alternatif bagi Anda yang tidak pernah lepas dari laptop dengan mobilitas tinggi. Tas punggung ini terasa pas seolah menyatu melekat di tubuh saat kita mengenakannya. Tas ini dibuat dari material Neoprene ringan dimana anti air juga anti noda. Tas ini juga bisa dicuci dengan mesin cuci. Terbagi dalam tiga bagian kantong, bagian pertama untuk laptop, kedua untuk aksesoris dan ketiga terletak di bahu berupa saku untuk barang-barang yang berukuran kecil. Saat memakai tas ini terasa seperti sedang memakai rompi anti peluru, menyatu seolah menjadi bagian dari tubuh sang pemakai.

66 LIONMAG NOVEMBER 2010

AXIOO salah satu vendor IT terkemuka memperkenalkan sebuah mahakarya anak negeri yang merupakan terobosan dalam inovasi mobile computing. Produk tersebut diberi nama AXIOO NEON CLW. Varian dari produk notebook 12 inci ini adalah NEON CLW 7620, NEON CLW 5520 dan NEON CLW 3522. Keunggulan yang paling menonjol dari produk ini adalah satu-satunya notebook 12 inci di Indonesia yang menggunakan Prosesor Intel Core i3, i5 dan i7 terbaru serta memiliki DVD Dual internal. Fitur lainnya seperti tersedianya HDMI port, layar LED ActiveBrite resolusi High Definition 16:9, WiFi, LAN, Bluetooth, HexaPad (dengan multi gesture function) dan sistem ventilasi Trelivent serta baterai yang tahan hingga 278 menit.


Sony Ericsson Cedar Ponsel Ramah Lingkungan Ditengah maraknya isu lingkungan dalam hal penggunaan material yang ramah lingkungan, Sonny Ericsson mengampanyekan “GreenHeart�. Salah satunya dipakai pada seri Sony Ericsson Cedar yang menggunakan material plastik daur ulang yang lebih ramah terhadap lingkungan. Juga cat yang dipakai menggunakan media air, charger berkekuatan listrik yang rendah, juga kotak pembungkus yang lebih kecil untuk mengurangi pemakaian kertas. Ponsel ini tetap menghadirkan fitur jejaring sosial dan push e-mail, memakai jaringan HSDPA. Ponsel ini juga bisa menjadi sebuah modem eksternal.

VIBRAM FIVEFINGERS Cocok untuk traveller Sepatu unik pabrikan Italy ini memang cocok dipakai dalam berbagai aktivitas seperti trekking, trail running maupun traveling. Desain yang unik tidak seperti sepatu pada umumnya karena masing-masing jari kaki mendapat tempatnya sendiri secara terpisah. Terbuat dari bahan pilihan berkualitas tinggi yang lentur mengikuti setiap lekuk telapak kaki menjadikan kaki kita terasa nyaman seolah sedang tidak memakai sepatu. Hal ini tentu saja membuat kaki kita tidak cepat lelah. Sepatu ini juga cocok disegala medan, baik kering maupun basah.

NOVEMBER 2010 LIONMAG

67


>8CC<IP E<N

PUSAT PENGOBATAN TRADISIONAL DAN KLINIK SPESIALIS PRIA DAN WANITA

FU SHOU TANG PUSAT PENGOBATAN GABUNGAN METODE TIMUR & BARAT SPESIALIS PENYAKIT PRIA DAN WANITA Leklb d\e^XkXj` b\cl_Xe dXjpXiXbXk clXj d\e^\eX` g\epXb`k gi`X [Xe nXe`kX pXe^ g\e^fYXkXeepX cXdX k\kXg` k`[Xb j\dYl_# jXXk `e` k\cX_ i\jd` [`YlbX GljXk G\e^fYXkXe >XYle^Xe D\kf[\ K`dli [Xe 9XiXk Jg\j`Xc`j G\epXb`k Gi`X [Xe NXe`kX pXe^ g\ikXdX [` @e[fe\j`X # [\e^Xe Y\i^XYle^epX Y\Y\iXgX X_c` Y\ig\e^XcXdXe [Xi` :_`eX# d\e^^leXbXe g\ic\e^bXgXe [Xe k\befcf^` b\[fbk\iXe Y\ijkXe[Xi `ek\ieXj`feXc pXe^ k\ib`e`# d\dYXekl Xe[X d\e^XkXj` Y\iYX^X` dXZXd ^Xe^^lXe g\epXb`k%

Tempat terbaik mengobati penyakit EJAKULASI DINI dan KELENJAR PROSTAT ;XcXd d\e^fYXk` g\epXb`k gi`X [Xe nXe`kX# BXd` gXc`e^ Gif]\j`feXc G\e^fYXkXe 9XiXk Jg\j`Xc`j G\epXb`k Gi`X1 Jg\j`Xc d\eXe^Xe` g\elileXe ]le^j` j\bjlXc`kXj pXe^ YXe[\c [`j\YXYbXe fc\_ g\epXb`k [`XY\k\j# j\g\ik`1 `dgfk\ej`# \aXblcXj` [`e`# j\ikX ^Xe^^lXe ]le^j` j\bjlXc`kXj cX`eepX% ?XepX [\e^Xe jXkl bXc` g\e^fYXkXe jXaX cXe^jle^ k\iXjX _Xj`cepX% JXkl bXc` g\e^fYXkXe cXe^jle^ d\e^XkXj` \aXblcXj` [`e` jXdgX` b\ XbXiepX, blc`k XcXk m`kXc k\icXcl gXeaXe^# fg\iXj` gcXjk`b XcXk m`kXc m\ij` Bfi\X# g\dY\jXiXe XcXk m`kXc# g\dY\jXiXe gifjkXk _pg\ikifg_p gifjkXk # iX[Xe^ gifjkXk# j\i`e^ YlXe^ X`i b\Z`c [Xe YlXe^ X`i b\Z`c k`[Xb k\ikX_Xe# jXcliXe b\eZ`e^ d\e\k\j ZX`iXe glk`_# k`[Xb X[X k\eX^X leklb YlXe^ X`i b\Z`c# b\jlc`kXe YlXe^ X`i b\Z`c# `e]\bj` d`bifYX DpZfgcXjdX [Xe :_cXdp[`X# g\epXb`k DXe^^X >fefii_\X # ?\ig\j# :fe[pcfdX Blk`c # Jpg_`c`j# ^Xe^^lXe ]le^j` j\bjlXc`kXj [Xe G\epXb`k D\elcXi J\bj GDJ cX`eepX%

G\e^fYXkXe 9XiXk Jg\j`Xc`j G\epXb`k NXe`kX1 :\im`ZXc <ifj`fe \ifj` gX[X c\_\i iX_`d # iX[Xe^ XcXk m`kXc MX^`e`k`j # iX[Xe^ jXcliXe b\eZ`e^# iX[Xe^ gXe^^lc# b`jkX gX[X `e[le^ k\cli# blk`c b\cXd`e Zfe[pcfdX XZld`eXkld # Jpg_`c`j# d\dXjXe^&d\c\gXj @L; Jg`iXc # g\iYX`bXe j\cXglk [XiX [Xe Y\iYX^X` g\iX[Xe^Xe g\epXb`k dXe^^X >fefii_\X # ?\ig\j gX[X XcXk b\cXd`e% G\e^fYXkXe 9XiXk Jg\j`Xc`j G\epXb`k ;XcXd1 G\epXb`k pXe^ j\i`e^ [`aldgX` [XcXd b\_`[lgXe j\_Xi`$_Xi` j\g\ik` ]cl# [\dXd# g\dY\e^bXbXe [Xe jXb`k k\e^^fifbXe j\ikX g\epXb`k cX`eepX%

@e]fidXj` j\c\e^bXgepX1 DXe^^X ;lX JhlXi\ Ac%>lele^ JX_Xi` IXpX Ef%(# IfX[ C\m\c )8#)9#):#* AXbXikX LkXiX K\cg1 (% Leklb @e]fidXj` PENGOBATAN TRADISIONAL1 ')( -)*( *,)' )% Leklb @e]fidXj` PENGOBATAN BARAT/MEDIS1 ')( -)*( /,'' =Xo1 ')( -)*( *,(0

(68

LIONMAG NOVEMBER 2010 C@FED8> D<@ )'('


JG<J@8C@J K:D

PUSAT PENGOBATAN TRADISIONAL DAN KLINIK SPESIALIS PRIA DAN WANITA

JG<J@8C@J K:D

Sinshe Senior Han Jian Fang% [`cX_`ibXe [XcXd b\clXi^X pXe^ Y\igif]\j` [` Y`[Xe^ g\e^fYXkXe kiX[`j`feXc j\_`e^^X [Xi` lj`X dl[X jl[X_ Y\cXaXi k\ekXe^ g\e^fYXkXe kiX[`j`feXc% 9\c`Xl clcljXe Le`m\ij`kXj G\e^fYXkXe KiX[`j`feXc 9\`a`e^ :_`eX gX[X kX_le (0-+# g\ieX_ Y\i^lil b\gX[X ÈJ_` A`e DfÉ pXe^ d\ilgXbXe jXcX_ jXkl [Xi` + j`ej_\ k\ib\eXc [` 9\` A`e^% ;\e^Xe g\e\c`k`Xe bc`e`j j\cXdX +' kX_le Y\i_Xj`c d\ep`dglcbXe È:XiX d\e^lXkbXe [Xe d\efidXcbXe ]le^j` ^`eaXc j\YX^X` gXkfbXe lkXdX leklb d\e^fYXk` g\epXb`k [`XY\k\j# jkifb\# c\m\i# ^`eaXc [Xe d\dX[lbXe fYXk$fYXkXe _\iYXc [Xe Xblglekli# [\e^Xe ZXiX d\cXblbXe g\e^fYXkXe [Xi` [XcXd [Xe g\e^fYXkXe [Xi` clXi# j\ikX d\e^lkXdXbXe g\ep\dYl_Xe jXdgX` b\ XbXi g\epXb`kepX% ;\e^Xe g\e^XcXdXe giXbk\b j\cXdX +' kX_le c\Y`_ d\eaX[`bXe Y\c`Xl d\d`c`b` j`jk\d g\d`b`iXe [Xe k\fi` `cdl k\ij\e[`i`% D\e^^leXbXe fYXk d`eld [Xe i\e[Xd [Xi` _\iYXc j\ikX Xblglekli leklb d\e^fYXk` g\epXb`k pXe^ j\i`e^ [`k\dl` pXe^ _Xj`cepX jXe^Xk \]\bk`]% D\dglepX` b\X_c`Xe b_ljlj [XcXd d\e^fYXk` g\epXb`k [`XY\k\j pXe^ d\ep\YXYbXe clbX Yfifb # g\dY\e^bXbXe# ep\i`# b\j\dlkXe gX[X bXb`# ]le^j` ^`eaXc d\elile ^X^Xc ^`eaXc # li\ld [Xe bi\Xk`e`e k`[Xb efidXc % Al^X X_c` [XcXd d\e^fYXk` Xc\i^` gX[X _`[le^# iX[Xe^ k\e^^fifbXe Xblk [Xe

bife`j# Yifeb`k`j# iX[Xe^ gXil$gXil# Y\iYX^X` dXZXd g\epXb`k cXdYle^# iX[Xe^ ljlj Y\jXi# ]le^j` ^`eaXc d\elile ^X^Xc ^`eaXc # [Xe ^`eaXc YfZfi pXe^ [`Xb`YXkbXe [Xi` ^Xe^^lXe fi^Xe ^`eaXc# c`el&e^`cl gX[X g`e^^Xe^ pXe^ [`j\YXYbXe [Xi` c\dX_ ^`eaXc# YXkl ^`eaXc# YXkl jXcliXe b\eZ`e^# g\epXb`k c\m\i _\gXk`k`j [Xe \dg\[l# J>FK [Xe J>GK k`e^^`# g\dY\e^bXbXe [` g\ilk pXe^ [`Xb`YXkbXe [Xi` g\e^\iXjXe c\m\i# ]Xkkp c\m\i c\dXb _Xk` # iX[Xe^ bXe[le^ \dg\[l# iXjX glj`e^# jXb`k b\gXcX# `ejfde`X & jljX_ k`[li# aXekle^ Y\i[\YXi pXe^ [`j\YXYbXe fc\_ bfc\jk\ifc# ki`^c`j\i`[X# _pg\ik\ej` [XiX_ k`e^^` # [Xe ^lcX [XiX_ k`e^^` j\ikX g\epXb`k g\dYlcl_ [XiX_ aXekle^ [Xe fkXb pXe^ [`j\YXYbXe [Xi` b\bliXe^Xe [XiX_ gX[X aXekle^# aXekle^ bfife\i# b\bliXe^Xe jlgcX` [XiX_ b\ fkXb# jkifb\ [Xe gXjZX jkifb\%D\e^^leXbXe d\kf[\ Xblglekli [Xe fYXk bfdgi\j gX[X - k`k`b Xblglekli leklb d\e^fYXk` g\epXb`k i\ldXk`b# `dle`kXj klYl_ d\elile# dXX^# jXb`k b\gXcX# `ejfde`X jljX_ k`[li # iX[Xe^ _`[le^# XjdX [Xe j`jk\d g\ieX]XjXe% G\epXb`k XeXb$XeXb pXe^ j\i`e^ [`k\dl`# g\epXb`k d\ejkilXj`# g\e[XiX_Xe Xb`YXk b\k`[XbefidXcXe ]le^j` iX_`d# ^\aXcX d\efgXlj\ gX[X nXe`kX# g\epXb`k b\c\eaXi gXpl[XiX# ]c\b gX[X dlbX j\ikX ^XkXc$^XkXc gX[X blc`k pXe^ j\dlX g\e^fYXkXeepX d\dglepX` b_Xj`Xk pXe^ jXe^Xk YX^lj% Leklb g\e[\i`kX kldfi [`^leXbXe ZXiX g\e^fYXkXe [\e^XeÉ D\dg\iblXk [XpX kX_Xe klYl_ [Xe D\e^_`cXe^bXe ]Xbkfi g\iljXbÉ leklb d\dg\igXeaXe^ lj`XepX%

J@EJ?< JG<J@8C@J KLC8E> ;8E EP<I@ Prof Dr Zhang Wei Hua# clcljXe Le`m\ij`kXj G\e^fYXkXe KiX[`j`feXc 9\`a`e^ :_`eX# d\ilgXbXe dli`[ k\iYX`b g\e\dl d\kf[\ g\e^fYXkXe jg\j`Xc “Zhen Dao”(Acuphotomology) [Xe g\ieX_ Y\cXaXi [` Le`m\ij`kXj G\ e^fYXkXe Afi[Xe% ;XcXd d\eX e^Xe` g\epXb`k klcXe^# ep\i` g\^Xc [Xe jXiX]# 9\c`Xl d\dglepX` gXe[Xe^Xe k\ij\e[`i` [Xe ZXiX g\e^fYX$

kXe pXe^ YXil [Xe XaX`Y%B_ljlj d\e^fYXk` glj`e^ pXe^ [`j\YXYbXe fc\_ jXb`k c\_\i pXe^ d\dYXe[\c# jXb`k b\gXcX# c\_\i# gle[Xb# kXe^Xe# gle^^le^# g`e^^Xe^# [Xe g`e^^lc# tangan kesemutan, bantalan tulang pinggang keluar(LDP), saraf kejepit, pengapuran# klcXe^ b\ifgfj# iX[Xe^ j\e[` clklk# g\dY\e^$ bXbXe [Xe jXb`k gX[X bXb`# Y\i YX^X` a\e`j g\epXb`k jXiX] [Xe b\j\dlkXe YXXc %GXj`\e pXe^ Y\cld d\e[XgXk _Xj`c [Xi` Xblglekli [Xe Kl` EX # J`cXbXe [XkXe^ b\ bc`e`b bXd` leklb d\e[XgXkbXe _Xj`c g\e^fYXkXe pXe^ k\iYX`b%

9lbX j\k`Xg _Xi`# ?Xi` D`e^^l C`Yli K<K8G 9LB8 AXd GiXbk\b 1 '0%*'$(*%''N@9# J`Xe^ (+%''$(/%''N@9# @jk`iX_Xk 1 AXd (*%''$(+%''N@9

69 )

NOVEMBERD<@ )'(' C@FED8> 2010 LIONMAG


BALI SECTION

PANTAI KUTA Mengiring Matahari Menjemput Peraduan Pantai Kuta boleh dibilang merupakan salah satu cikal bakal perkembangan pariwisata Bali. Pantai ini terletak di bagian selatan pulau Bali. Bahkan sejak tahun 70-an sudah menjadi objek wisata yang menarik banyak turis berdatangan. Sampai sekarang wilayah Kuta pada umumnya dan secara khusus pantainya menjadi destinasi utama pariwisata Bali. Seakan rasanya belum ke Bali kalau belum bermain di pantai ini. Ya, hamparan pasir putih menjadi permadani nyaman untuk berjemur hingga menjelang sore sambil mengiring matahari masuk ke peraduannya. Pantai ini terkenal dengan keindahan panorama sunset nya hingga dijuluki “sunset beach”. Selain itu bagi Anda yang hobi surfing, pantai ini cocok untuk menyalurkan hobi Anda tersebut karena pantai Kuta memiliki ombak yang cukup besar. Dilihat dari segi fasilitas, Kuta memiliki fasilitas yang lengkap. Penginapan atau hotel, restoran, spa dan pendukung pariwisata lainnya banyak terdapat di sini. Anda tertarik?

dikenal sebagai Hotel Patra Jasa atau Pertamina Cottages. Perubahan nama ini diikuti dengan berbagai renovasi besar-besaran dan juga peningkatan kualitas pelayanannya dalam ajang kompetisi diantara hotel bintang lima lainnya. Perjuangan dan komitmen dalam meningkatkan kualitas layanan ini tidak sia-sia. Di bawah pimpinan Hakim Affan – General Manager, The Patra Bali Resort & Villas mampu meraih Penghargaan sebagai The Best Hotel & Service Excellent Of The Year 2010 dari Kementrian Pariwisata Indonesia dan International Business & Company Award. Selain itu juga mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Leading Airport Hotel dari Indonesia Travel & Tourism Awards.

Ketika seseorang ditanya apakah mereka sudah mengunjungi Bali atau belum, biasanya mereka akan merespon dengan menunjukkan gambar yang diambil di Tanah Lot, Sangeh, Kuta, atau menunjukkan souvenir yang mereka beli dari pasar seni seperti Sukawati.Jika hanya respon seperti itu saja dapat dipastikan bahwa tidak ada emosi atau perasaan yang terlibat selama liburan mereka di Bali sehingga kurang berkesan. Untuk itu Grand Istana Rama Hotel, Kuta-Bali menawarkan kepada seluruh wisatawan beberapa aktivitas budaya sehingga para wisatawan ini dipastikan memiliki kesan mendalam dan abadi tentang Bali. Aktivitas tersebut adalah Bahasa Indonesia Lesson, disini para turis manca negara akan diajar bahasa Indonesia. Coconut Climbing, para wisatawan akan diajar berbagai kegunaan dari pohon kelapa. Seperti membuat sesaji dari janur, dekorasi maupun arang batok kelapa. Cooking Class, dalam aktivitas ini para wisatawan diajak memasak masakan tradisional Bali, bahkan mulai dari belanja di pasar tradisional.

The Patra Bali Resort & Villas Jl. Ir. H Juanda, Kuta – Bali T.: 0361 751161 F.: 0361 751160 www.patrabali.com

Grand Istana Rama Jl. Pantai Kuta, Bali T.: 0361 752208 F.: 0361 754852 www.grandistanarama.com

The Patra Bali Resort & Villas Oase Di Tengah Keramaian Bak sebuah oase yang menyejukkan dan mampu mengembalikan kesegaran setelah lelah dan jenuh beraktivitas begitulah saat kita menginjakkan kaki di The Patra Bali Resort & Villas. Bagaimana tidak, sebuah resort & villas yang hadir dengan suasana rindang penuh pepohonan khas lanskap pedesaan Bali begitu dekat dengan Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. The Patra Bali Resort & Villas merupakan rebranding dari hotel yang dulunya

70 LIONMAG NOVEMBER 2010

Exploring Cultural Activities at Grand Istana Rama Hotel


NOVEMBER 2010 LIONMAG

71


72 LIONMAG NOVEMBER 2010


NOVEMBER 2010 LIONMAG

73


BALI SECTION TAMAN UJUNG

KEMEGAHAN KEJAYAAN KERAJAAN KARANGASEM Teks & Foto: Ristiyono

epertinya Bali tidak akan pernah habis untuk dibahas. Selalu saja ada yang menarik untuk menjadi topik pembicaraan apalagi seputar keindahan alam dan budayanya yang sudah kesohor ke seantero jagad. Bahkan bagi orang Indonesia sendiripun bila ditanya Bali tetap menduduki posisi teratas sebagai tujuan wisata yang diimpikan. Ya, tidak salah memang bila Bali dijuluki sebagai Pulau Dewata. Karena di pulau ini banyak terdapat spot-spot alam yang begitu menakjubkan. Baik dari sisi seni dan budaya, alam yang eksotis berupa pantai, pegunungan, desa adat dan masih banyak lagi yang memang layak diacungi jempol. Kali ini kita tidak akan berkunjung ke wilayah selatan Bali yang memang sudah kesohor dengan pantai Kuta beserta segala kemeriahannya. Kalau bulan kemarin kita jalan-jalan ke desa Tenganan di wilayah timur Bali, untuk kali ini kita masih diwilayah yang sama, tepatnya kita akan jalan-jalan ke Taman Ujung. Taman Ujung atau Istana Air Ujung yang oleh masyarakat sekitar disebut Taman Soekasada Ujung. Taman Soekasada Ujung terletak di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem sekitar

74 LIONMAG NOVEMBER 2010

85 km dari Bandar Udara Ngurah Rai atau 5 km dari Amlapura. Taman ini telah diumumkan sebagai objek wisata budaya mengingat dianggap sebagai satu dari warisan budaya yang ada di Kabupaten Karangasem. Istana ini dibangun pada tahun 1919 yang dikonstruksi oleh raja terakhir Karangasem, I Gusti Bagus Jelantik yang memerintah antara tahun 1909-1945. Istana ini dibangun selain sebagai tempat tinggal keluarga raja, juga untuk menyambut dan melayani tamu penting dan raja-raja dari negara tetangga. Kompleks Taman Soekasada Ujung merupakan kombinasi arsitektur Bali, Eropa dan China. Terdapat tiga kolam besar dan luas di daerah ini. Di tengah kolam utama, terdapat bangunan yang menghubungkan sisi-sisi kolam dengan dua jembatan. Pada kompleks tertinggi, kita akan menemukan patung “warak� (badak). Di bawah warak adalah patung banteng. Dari tempat tinggi ini kita bisa melihat pemandangan laut yang mengagumkan dengan hutan yang menghijau, keindahan Gunung Agung yang dikombinasikan dengan persawahan yang hijau. Di dalam bangunan utama, yang terletak di tengah-tengah kolam air besar ini terekam berbagai memori kejayaan masa lalu yang tercermin dalam berbagai furnitur, lukisan dan foto dari sang Raja bersama keluarga besarnya.


NOVEMBER 2010 LIONMAG

75


aircraft fleet

Boeing 747 - 400 Total 2 units 484 seats (all economy) 22 seats business

Boeing 737 - 900 ER Total 178 units 213 seats (all economy) 195 seats economy. business class 10 seats. Lion Air is the launch custumer of Boeing 737-900ER and has received a total 43 units 737-900ER to date

Boeing 737 - 400 Total 9 units. 168 seats (all economy)

Boeing 737 - 300 Total 2 units. Economy Class 149 seats (all economy)

MD 90 Total 4 units. 166 seats (all economy)

76 LIONMAG NOVEMBER 2010


Selamat Datang ... Apa yang harus anda ketahui Tentang keamanan, kenyamanan dan keselamatan Anda didalam pesawat PONSEL

Semua ponsel dan peralatan elektronik yang menggunakan pemancaran radio tidak diperbolehkan selama berada didalam pesawat, hal ini sangat mengganggu sistem navigasi dan komunikasi dengan menara pengawas setempat.

PERALATAN ELEKTRONIK

Untuk penggunaan Laptop dan PDA boleh dipergunakan setelah fasten seatbelt “OFF” dengan menggunakan flat mode. Setelah fasten seatbelt “ON” untuk persiapan mendarat maka penumpang harus mematikan pengguna laptop dan PDA tersebut.

BARANG -BARANG BERHARGA LAINNYA

Barang- barang yang mudah terbakar (seperti korek api), meledak (petasan), material yang mengandung magnet, baterai, tabung gas, tidak diperbolehkan untuk dibawa.

MEROKOK

Peraturan Pemerintah melarang kegiatan merokok selama dalam penerbangan, Terdapat detektor asap disemua toilet dan akan dikenai sanksi bagi yang melanggar peraturan.

- Bagasi untuk Rute Internasional Kelas Ekonomi : 20 kg Kelas Bisnis : 30 kg

PERJALANAN DENGAN ANAK-ANAK

UTAMAKAN KESELAMATAN

Lion Air tidak menyediakan makanan bayi untuk rute domestik dan popok tidak disediakan dipesawat. Lion Air hanya menyediakan air panas untuk susu bayi.

BAGASI

Barang atau benda tajam harus di pak dalam bagasi dan tidak diperkenankan untuk dibawa kedalam bagasi kabin. Bawalah benda berharga dalam tas yang anda bawa sendiri. Perhatikan berat bagasi anda. - Bagasi untuk Rute Domestik Kelas Ekonomi : 25 kg Kelas Bisnis : 40 kg

Sabuk pengaman harus selalu terpasang sewaktu take-off dan landing. Dianjurkan untuk selalu memasang seat belt selama penerbangan. Barang bawaan harus diletakan di atas kepala atau dibawah kursi di depan anda. Silakan membaca kartu instruksi keselamatan yang terdapat di dalam kantung kursi. Di kartu tersebut anda bisa mengetahui pintu darurat dan letak jaket pelampung. Perhatikan baik-baik demo keselamatan dan instruksi yang diberikan oleh cabin crew.

NOVEMBER 2010 LIONMAG

77


route map LION AIR DAN WINGS AIR

78 LIONMAG NOVEMBER 2010


NOVEMBER 2010 LIONMAG

79


lady in the air

RENZA MARGARETHA MANIK

Mengalir Bak Air Flight attendant kan seperti etalase, ujung tombak perusahaan. Kami yang berhadapan langsung dengan customer, penumpang pesawat.

elongok namanya, kita dengan mudah menebak awak kabin Lion air ini berasal dari Batak, sumatera Utara. Memang tidak salah. Hanya, “Sejak kecil aku di sekitar Jakarta saja, Bekasi,” ujar ‘Nca’, nama panggilan Renza. Ya, meski tidak bisa ‘dihindari’ nama dan marganya, Nca dalam kesehariannya seperti halnya ‘gadis betawi’ saja. Pasalnya, sang ayah, Octavianus Darwin Manik, dan ibunya, juga lahir di Bandung. Sementara sang ibu, Ida Rosdianingsih, memang berasal dari Bandung. Dan setelah tamat SMA 13 Bekasi, Nca langsung melamar ke Lion Air. “Dulu cowokku pindah ke Balikpapan. Jadi aku berpikir, pekerjaan apa ya yang bisa membawaku kesana-kemari, termasuk Kalimantan. Ya jadi flight attendant. Lucu ya kalau ingat masa itu. Sesederhana itu,” tutur gadis kelahiran 11 Maret 1991 itu. Ketika ditanya posturnya, Nca menjelaskan tinggi badannya yang 168 cm dengan bobot 60 kg. “Sudah, bobotku tidak boleh lebih dari ini lagi.” Kenapa? “Ya soalnya flight attendant kan seperti etalase, ujung tombak perusahaan. Kami yang berhadapan langsung dengan customer, penumpang pesawat,” jelasnya. Teks: Gegen , Foto: RISTIYONO

80 LIONMAG NOVEMBER 2010

Dan perbincangan dengan gadis peminum teh ini menunjukkan ia serius berkarier di maskapai. “Saya pikir itu lebih menyenangkan ketimbang bekerja di kantoran yang masuk jam 9 pagi pulang jam 5 sore dan berhadapan dengan meja kerja dan komputer terus setiap hari. Saya bisa belajar sesuatu ketika berhadapan dengan orang-orang. Kadang-kadang muncul hal-hal lucu saat berinteraksi dengan mereka. Bagi saya, karier itu mengalir saja seperti air,” pendapat gadis yang gemar ke laut dan mengaku lady biker ini. Ngomong-ngomong, kenapa dipanggil “Nca”? “Ya dulu kan saya belum bisa bilang Renza. Jadinya Nca. Tapi ya jadi rada imut gitulah,” ujar penggemar lagu Lara Fabian yang pernah lolos hingga babak ketiga di Mamamia ini. Ya, semakin lama berbincang dengan Renza terasa semakin cair, seperti berbincang dengan kawan lama. Padahal, bila menengok namanya yang berkesan ‘berwibawa’ dan posturnya, orang bisa mengira Nca cenderung ‘jaim’. “Jaim? Nggaklah,” tangkisnya. “Ngapain kita ‘jaim’ di depan orang-orang, sementara di belakang ‘gubrak’. Yak kan?” Gubrak?


NOVEMBER 2010 LIONMAG

81


POSTCARD

NELAYAN + WISATA Jembatan Suramadu telah menjadi ikon baru di Jawa Timur, khususnya bagi kota Surabaya dan Madura. Â Fungsi utama dibangunnya jembatan terpanjang di nusantara ini adalah demi lebih memperlancar arus transportasi dan memajukan pembangunan kawasan pulau garam tersebut. Namun kehadiran jembatan ini lebih kuat sebagai daya tarik wisata baru. Berbondong-bondong orang datang dari berbagai tempat untuk menyaksikan jembatan ini, maka rezeki pun turut mengalir untuk nelayan-nelayan yang biasa mencari ikan. Â Mereka kini banyak juga memenuhi permintaan wisatawan untuk menyewa perahu demi melihat sosok jembatan dari tengah lautan. TEKS DAN FOTO : Toto Santiko Budi

82 LIONMAG NOVEMBER 2010


NOVEMBER 2010 LIONMAG

83


84 LIONMAG NOVEMBER 2010


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.