AUTOMOTIVE Aston Martin Db9 Gt Bond Edition - Spesial Bagi 150 Pecinta James Bond
The Inflight Magazine of Lion Air
NOVEMBER 2015
Fashion Silk
of South Sulawesi 2015
Pantai Gigi Hiu Keindahan Pesisir Lampung
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR TIDAK DIBAWA PULANG
1
2
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
3
Contents
November 2015 106.10
20.
Contents
28.
56.
20
52
Traveling Lampung
Destination Makassar
28
Traveling Indonesia Art Award 2015
38
Special Kopi
4
LIONMAG NOVEMBER 2015
Traveling Katoomba
62
Traveling Cirebon
50
56
Destination Labuan Bajo
66.
66
Lifestyle Watches
98
Lady in The Air
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
5
Contents
Regular
Lion Air Section
8
86
14
87
16
88
44
90
76
92
News Around Leisure Wisdom in The Air Automotive Hot Stuff
Aircraft Fleet Welcome Aboard Route Map Info
KidZone
82
Postcard
76. Valentino Luis
Pria kelahiran Maumere, Flores ini menyelesaikan studi di Fakultas Sastra Universitas Udayana Denpasar dan Institut fßr Sprache & Komunikation Hannover, Jerman. Mulai berkelana ke berbagai negara sejak 2007 dan menjadi kontributor untuk majalah wisata dalam dan luar negeri (Nature’s Best Photography, Merian Germany, National Geographic Traveler, Travelxpose, dll).
Dammer Saragih
Sebelum menekuni dunia fotografi pria kelahiran Palangka Raya ini sempat berkarir sebagai digital artist di eVox imaging di Los Angeles. Sejak tahun 2005 serius berkonsentrasi pada foto korporasi yang memberinya kesempatan bepergian ke banyak tempat. Menyukai dunia traveling sejak dini dan aktif menulis catatan perjalanan di berbagai media.
6
LIONMAG NOVEMBER 2015
14. Contributors
Yusuf Ahmad
Fotografer jurnalistik, alumni Jurnalistik Universitas Hasanuddin, Makassar. Memulai karier fotografi tahun 1998 di Harian Fajar, Makassar. Menjadi Editor Foto Harian Tribun Timur Makassar selama tiga tahun. Bergabung dengan Kantor Berita Reuters tahun 2003 hingga sekarang.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
7
Cockpit’s Note
President Director Rudy Lumingkewas
PESAWAT LION AIR GROUP Airbus A330-300 Siap Beroperasi
Director of Safety & Security Capt. Eduard Kallisto Pardede Director of Operation Capt. Sogi Prakoso
Penumpang yang budiman,
Director of Technics Eka Yardianto
Sebagai penyedia jasa layanan transportasi udara, kami menyadari, penumpang sekalian tentu menginginkan pelayanan yang dapat memberikan kenyamanan selama penerbangan. Untuk itu kami terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada penumpang sekalian. Mulai dari menambah pesawat baru, mengadakan berbagai pelatihan bagi seluruh staf dan awak pesawat, hingga mengembangkan rute baik domestik maupun internasional.
Director of Commerce Achmad Hasan Director of General Affairs & Finance Edward Sirait Costumer Service Manager Ari Azhari
Dalam hal penambahan pesawat baru, rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya. Kami telah menerima pengiriman pertama pesawat Airbus A330-300 dari total pesanan tiga unit pesawat. Pesawat kedua dan ketiga akan kami terima pada bulan ini dan Desember 2015. Airbus A330-300 ini merupakan pesawat berbadan lebar. Kami akan menggunakannya untuk perjalanan ibadah umrah.
Corporate Legal Dr. Harris Arthur Hedar, S.h., M.h.
Mendekati liburan akhir tahun biasanya akan terjadi lonjakan jumlah penumpang ke berbagai destinasi wisata baik lokal maupun luar negeri. Ada baiknya penumpang sekalian sudah merencanakan liburan jauh hari sebelumnya. Ini akan mempermudah mendapatkan tiket pesawat dan akomodasi selama liburan nanti.
Publisher & Editor In Chief Makhfudz Sappe Editor Ristiyono, Faisyal, Riman Saputra N, Dody Wiraseto, Priyanto Sismadi Marketing Fransiska Ririn Tri Astuti, G. Hardianto, Sahman Ahmad Tjambolong, Asdar Tukan, Fernandito Haka (Bali)
Sekali lagi, terimakasih atas kepercayaan penumpang sekalian terbang bersama kami. Selamat menikmati penerbangan Anda. Salam,
Art Director Gerald Manuel
Rudy Lumingkewas President Director Lion Air
Illustrator & Designer Richard Archie F.M., M. Saleh Hanif Finance & Administration Ade Kristanti, M. Zaky, Alvidha Septianingrum, M. Solichin
Advertising Tel.: +62 (21) 98494404 Fax.: +62 (21) 3151668 Email: edlionmag@gmail.com Hotline Lionmag: 0821 10 88 22 00 Issn: 1979-4185
LIONMAG INFLIGHT MAG
8
www.issuu.com/lionmagazine
LIONMAG NOVEMBER 2015
MAJALAH INDONESIA
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
9
News Around
Tiga Airbus A330-300 Siap Menyambut Penumpang
Lion Air Group terus mengembangkan sayap dan memanjakan penumpang dengan pesawat-pesawat baru. Di penghujung tahun 2015 ini, Lion Air Group menerima tiga pesawat Airbus A330-300. Pesawat pertama tiba Oktober 2015, pesawat kedua tiba November 2015, dan pesawat ketiga datang Desember 2015.
Tiga pesawat baru ini menggunakan mesin Rolls Royce Trent 700. Pesawat dengan nomor seri atau Manufacture Serial Number (MSN) 1675 dan 1680, nantinya akan digunakan untuk menjalani rute penerbangan langsung dari Jakarta ke Jeddah, Saudi Arabia. Rencananya rute tersebut
akan dijalani sebanyak lima kali penerbangan per minggu. A330-300 dapat mengangkut 295 penumpang dalam konfigurasi 2 atau 3 kelas, bahkan bisa menjadi 440 kursi apabila di-set dengan kelas ekonomi. A330-300 memiliki jarak jelajah 10,500 km (5,650 NM). Pesawat ini juga memiliki kapasitas kargo besar.
Vibe Pelatihan Untuk Bartender Vibe Liqueurs & Spirits baru-baru ini melakukan coaching clinic di Hotel Swiss Bell, Kemang, Jakarta. Tujuan pelatihan ini untuk memberikan informasi terkini perihal produk- Vibe Liqueurs & Spirits kepada para bartender dan mengajarkan mereka teknik dan gaya terkini membuat cocktail menggunakan Vibe. Coaching clinic ini dilakukan oleh mixologist terkenal Dedy Bima. Pelatihan ini sudah dilakukan di berbagai daerah yakni Medan, Palembang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya. Dalam waktu dekat ini akan dilakukan juga di Makassar, Manado, dan Balikpapan. Info lebih lanjut di www.vodkavibe.com
Accor Hotels
Buka Hotel ke-100 di Indonesia Accor Hotels, operator hotel internasional terbesar di Asia Pasifik dan Indonesia, menandakan tonggak sejarah baru dengan membuka hotel ke-100 dalam jaringan Accor Hotels di Indonesia, yaitu Novotel Makassar Grand Shayla City Centre. Garth Simmons, Chief Operating Officer Accor Hotels untuk Indonesia, Malaysia dan Singapura mengatakan, “kami bangga dengan pembukaan Novotel Grand Shayla City Centre sebagai hotel kami yang ke-100 di Indonesia. Hal ini merupakan prestasi besar bagi Accor Hotels sebagai pemimpin pasar di Indonesia dan mencerminkan strategi kami untuk mempercepat ekspansi ke wilayah Indonesia Timur.”
10
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
11
News Around
Dafam Hotels Luncurkan Brand Terbaru di Kebumen Dafam Hotels menghadirkan properti dengan brand terbarunya, Meotel di Kebumen. Hotel ini mengedepankan konsep retro art, artistik gaya muda, dan modern. Hotel yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani no 31 atau dijangkau hanya 10 menit dari stasiun kereta mempunyai 6 lantai dengan total 72 kamar yang terdiri dari 59 Smart Room, 12 Family Room dan 1 Family Suite. “Kebumen sebagai daerah yang potensial, namun belum mempunyai hotel yang representatif. Hal ini bisa dilihat pada pertumbuhan ekonomi daerah dari sektor pariwisata, perdagangan, hotel dan restoran yang sebesar 14,14 persen. Di hotel terbaru kami, konsumen akan selalu dimanjakan dimana fasilitas seperti wifi disediakan 24 jam,” ujar Handono Putro, Direktur Pengembangan Bisnis Dafam Hotels.
First Anniversary Mercure Jakarta Sabang Hotel internasional bintang 4 yang dikelola Accor Hotels group merayakan ulang tahun pertamanya pada 7 Oktober 2015 lalu. Sebagai bentuk rasa syukur atas pencapaian tingkat hunian sebesar 70% pada tahun pertama beroperasi, Hotel Mercure Jakarta Sabang, mengundang rekan-rekan bisnis korporasi, biro perjalanan, pemerintahan dan media yang sudah memberikan dukungan dan kontribusinya. Tema perayaan satu tahun ini “Heritage of Jakarta” disesuaikan dengan konsep desain interior hotel dan mempromosikan menu masakan Nusantara seperti Sop Buntut, Nasi Uduk Betawi, Sate Jalan Sabang dan menu terbaru Ayam Betutu. Perayaan ini juga dimeriahkan penari-penari kesenian asli Jakarta serta dibintangi Andre Hehanusa dan DJ Ardiantha sebagai bintang tamu.
MaxOne Hotels Hadir di Surabaya Jika berpergian ke Surabaya, kini Anda dapat menemukan MaxOne Hotels. MaxOne Hotels.com @Tidar merupakan properti MaxOne yang ke-12, dan mulai beroperasi awal Oktober 2015. MaxOne Hotels.com @ Tidar memiliki 102 kamar modern dan nyaman. Tipe kamar yang ditawarkan berbeda jika dibandingkan dengan kebanyakan hotel yang ada, yakni memiliki empat tipe kamar, yaitu Happiness, Warmth, Max Warmth, dan Love. Hotel ini dapat dengan mudah ditemukan, karena berada di lokasi yang strategis, yaitu di Jalan Tidar No. 5, Surabaya. Hotel MaxOne Hotels.com @Tidar memiliki desain arsitektur yang unik, yaitu mengkolaborasikan desain pop art yang bertemakan ‘Surodan Boyo’ yang menjadi ikon masyarakat Surabaya.
Barbrcue at Rooftop Hotel Ciputra Cibubur Hotel Ciputra Cibubur menawarkan promo spesial yang ditujukkan kepada para pecinta seafood yang tinggal di kawasan Cibubur agar bisa menikmati seafood dengan suasana yang berbeda, yaitu di level bangunan tertinggi dengan pemandangan Kota Cibubur dan di ruangan terbuka. Promo yang akan berlangsung selama November ini diadakan setiap hari Jumat dan Sabtu, dimulai dari pukul 19.00 – 22.00 WIB. Beragam seafood dan sayuran diracik dengan bumbu spesial ala chef profesional Hotel Ciputra Cibubur sehingga menjadi sajian yang lezat. Yang menarik dari promo ini adalah para tamu bisa menikmati nasi putih serta sambal sebanyak yang mereka mau tanpa dipungut tambahan biaya. Sedangkan untuk pilihan menu makanan lainnya dibanderol dengan harga mulai dari Rp 10.000++.
12
LIONMAG NOVEMBER 2015
Swiss-Belhotel Internasional
Kini hadir di Cengkareng Jaringan manajemen hotel Swiss-Belhotel International resmikan Swiss-Belhotel Airport yang berlokasi di Cengkareng, yang jaraknya hanya sekitar 10 menit dari Bandar Udara Soekarno-Hatta. Peresmian ditandai dengan pemukulan gong yang dihadiri Heru Gunawan, Presiden Direktur PT Harapan Graha Niaga, dan Emmanuel Guillard, Senior Vice President of Operations and Development. Senior Vice President of Information, Technology and E-Commerce, Matthew Faull Gavin menjelaskan, Swiss-Belhotel Airport Jakarta siap menyambut tamu dengan ramah dan menyenangkan. Itu merupakan komitmen Swiss-Belhotel International dalam menerapkan passion and professionalism kepada para tamu.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
13
Leisure
Padma Resort Ubud Kombinasi Alam dan Kemewahan
Huriccane Grill Dari Australia Untuk Indonesia Restoran ternama di Sydney, Australia, Hurricane Grill melebarkan sayap bisnisnya ke Indonesia. Mengambil lokasi langsung di salah satu pusat kuliner Jakarta Selatan, yakni Jalan Gunawarman, restoran ini hadir membawa ciri khas utamanya . Restoran stand-alone seluas 900 meter persegi ini mengusung konsep industrial namun tetap dengan atsmosfir kelas atas. Dengan total kapasitas 250 tempat duduk,restoran dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bar, main-dining dan ruangan – ruangan VIP. Hurricane Grill Indonesia siap memanjakan lidah para penggemar setia Ribs dan Steak. Menu andalan lainnya seperti Southern Chicken Burger, Cheese and Bacon Burger juga memberi pilihan bagi Anda yang ingin makanan tidak terlalu berat namun cukup mengenyangkan.
Dibangun di atas bukit yang menghadap hutan bambu di Payangan, Ubud, Padma Resort Ubud menjadi destinasi resort lengkap di bagian Utara pusat budaya Bali. Memiliki 149 kamar, resort ini berdiri di atas tanah seluas 11 hektar dilengkapi kolam renang sepanjang 89 meter, memberikan tamu pengalaman unik, dengan arsitektur dan karya seni Bali kontemporer yang menyatu dengan alam. Keunikan berada di atas bukit membuat Padma Ubud memiliki pemandangan yang khas. Kamar dan suite menonjolkan panorama bukit dan puncak pepohonan, artisan-crafted furnishing, detil pahatan kayu, state-of-the-art media, balkon pribadi serta kamar mandi bergaya spa. Keseluruhan ruang tidur yang luas memberikan kenyamanan maksimal dan fleksibilitas untuk mengakomodir berbagai tipe wisatawan, mulai dari tamu bulan madu hingga keluarga besar.
Socieaty Kedepankan Konsep Kuliner 4 Negara Kesan unik dan di luar kebiasaan memang sudah terlihat dari nama restoran ini, Socieaty. Restoran yang berlokasi di Level 1, Unit E 19, Plaza Indonesia Extension, Jakarta Pusat ini sengaja menyelipkan kata “eat”, di tengah kata yang seharusnya “Society”. Walau terkesan dipaksakan, nyatanya makna yang dibawa cukup berarti. Intinya sederhana, restoran ini sebagai tempat makan dan kumpul orang banyak, seperti arti kata ‘society’ yakni ‘masyarakat’. Untuk urusan kualitas makanan barang tentu tidak perlu diragukan lagi. Seluruh hidangan merupakan adaptasi dari berbagai restoran ternama di Les Amis Group, seperti La Strada, Bistro Du Vin, La Taperia, dan Les Amis. Menu-menu ini berasal dari empat negara berbeda: Italia, Perancis, Spanyol, dan Meksiko. Ada sekitar 50 menu yang dapat dipilih. Dengan konsep ‘a la carte’. Ragam varian yang ditawarkan di antaranya menu breakfast (sarapan), sandwich, light bites (makanan ringan), soup & salad, appetizer, main course, ragam olahan es krim, minuman, cocktail, hingga wine.
14
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
15
Leisure
Aston Imperial Bekasi Hotel and Conference Center Warna Baru di Kota Bekasi Aston Imperial Bekasi merupakan salah satu hotel yang ada di jantung Kota Bekasi dan menjadi warna baru. Lokasinya berada di tempat yang sangat strategis yakni Bekasi Barat dan mudah dijangkau baik dari tol maupun Bandara Halim Perdanakusuma. Aston Imperial Bekasi sudah beroperasi sejak 11 November 2014, namun masih ada beberapa fasilitas yang belum tersedia. Rooftop, swimming pool, sky lounge, grand ballroom dengan kapasitas 1200 orang, gym dan spa center merupakan beberapa fasilitas yang bisa Anda dapatkan di Aston Imperial Bekasi nantinya. Hotel ini memiliki 174 kamar yang dibagi menjadi Superior Room, Deluxe Room, Premiere Room, Junior Suite, dan Imperial Suite. Selain itu juda tersedia enam meeting room dan VIP room untuk kebutuhan meeting dan gathering. Hotel ini juga memiliki Imperial Coffee Shop dan Terrace Café sebagai melting pot yang nyaman untuk berkumpul.
Grom Gelato Andalkan Bahan Baku Pilihan
Hadir dengan konsep open kitchen dan desain yang chic elegant, Grom Gelato siap menawarkan kelezatan gelato khas Italia. Produk-produk Grom dibuat dengan bahan-bahan organik pilihan dan diproses dengan kontrol standar kualitas ketat yang disesuaikan keinginan tamu. Pemilihan bahan baku menjadi perhatian utama Grom Gelato, mulai dari buah-buahan, susu segar dan cagefree eggs. Air yang digunakan untuk pengolahan produk Grom juga berasal dari mata air Sparea Springs. Grom juga hanya menggunakan gula tebu asli. Sorbet yang diproduksi Grom mengandung 50% buah segar. Bahan baku yang diolah secara seksama memiliki manis buah alami dan sangat kaya rasa. Grom juga tidak memerlukan pemakaian gula berlebih maupun perasa dan pewarna artifisial
Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan Paduan Menu Eksotis Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan, selalu menghadirkan menu-menu baru. Sepanjang Oktober hingga Desember, tiga menu intercontinental yang eksotis siap memanjakan lidah para pencinta kuliner Maroko, China, dan Indonesia. Executive Chef, Khairul Adnan mengatakan, menu pilihan chef kali ini ialah Maroccon Lamb Cutless, Drunken Pigeon, Inked Baby Squid with Grilled Rice. Marocoon Lamb Cutless misalnya, terbuat dari iga daging kambing yang diberi tepung panir, disajikan dengan couscous ala Timur Tengah, sayuran yang dipadukan dengan peach mango yoghurt. “Kami pilih tiga menu ini, karena latar belakang kontinen yang berbeda. Namun memiliki kesamaan, yakni eksotis di lidah, karena diolah dari daging yang tidak umum yakni iga kambing, burung merpati, dan tinta cumi,” ucap Khairul.
16
LIONMAG NOVEMBER 2015
R
You Tube
+
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
17
Wisdom in The Air
The Mystery of Passion Teks Jemy V. Confido
Suatu ketika, seorang musisi ternama ditanya oleh seorang reporter. Pertanyaannya adalah hal apa yang paling menyenangkan dirinya selama menjadi musisi. Sang musisi menarik nafasnya dan berpikir sejenak. Lalu ia menjawab, ”Hal yang paling menyenangkan bagi saya sebagai musisi bukanlah uang banyak yang saya peroleh dari penjualan piringan lagu saya.” Lalu ia terdiam sejenak. ”Bukan juga dari tepuk tangan meriah para penonton ketika saya menyelesaikan pentas.” Sang reporter penasaran menanti jawaban sang musisi. Dan akhirnya sang musisi pun menjawab, ”Yang paling menyenangkan bagi saya adalah ketika saya sedang menciptakan sebuah lagu, dan saya mencari-cari sebuah nada yang tepat untuk lagu tersebut. Lalu ting ... .” Sang musisi memperagakan bunyi sebuah not dari piano. ”Ting ... ting ... ting ..., ya inilah nada yang tepat.” Sang musisi mengulangngulang bunyi not piano tersebut. ”Ya, hal yang paling menyenangkan adalah ketika menemukan sebuah nada yang tepat.” Setiap hari miliaran orang di seluruh dunia terbangun dari tempat tidurnya untuk melakukan berbagai aktivitas rutin mereka. Para ayah mencari nafkah. Para ibu mengurus rumah tangga atau bekerja membantu suaminya. Para anak pergi sekolah atau kuliah. Para prajurit berjaga, para pedagang membuka gerai mereka, dan para seniman menghasilkan karya. Pertanyaannya, apa yang menggerakkan orang-orang tersebut? Sebagian orang akan menjawab uang. Tapi bagi yang lain, jawaban tersebut tidak cukup. Uang mungkin akan menggerakkan kita untuk melakukan apa yang kita lakukan, tapi uang tidak selalu bisa membuat kita melakukan semua itu dengan kegairahan. Ada hal lain yang memberikan kegairahan kepada kita dalam melakukan segala sesuatu. Hal itu adalah passion. Bagi musisi, passion ia dapatkan ketika ia menemukan nada yang tepat. Kesenangan yang dirasakan bisa melampui hal-hal lain termasuk uang yang ia peroleh maupun tepuk riuh para penonton. Uang atau popularitas bisa membuat seseorang melakukan sesuatu namun passion bisa membuat orang tersebut melakukannya dengan kegairahan yang luar biasa.
18
LIONMAG NOVEMBER 2015
Untuk membuktikannya, marilah kita telusuri kisah hidup Michelangelo Buonarroti. Terlahir sebagai anak ke-dua dari keluarga bangsawan yang jatuh miskin, Michelangelo diharapkan oleh ayahnya bisa menjadi saudagar yang sukses. Karena ibunya sakit-sakitan, Michelangelo kecil dititipkan pada keluarga pemotong batu. Alih-alih menjadi saudagar, pada usia sangat muda Michelangelo malah sudah mahir menggunakan alat-alat dasar memahat. K arena dititipkan pada keluarga orang lain, Michelangelo baru masuk sekolah pada usia 10 tahun dan ia sama sekali t idak t ertarik pada pelajaran. Pada usia 14 tahun, Michelangelo d ikenalkan kepada pelukis kenamaan Domenico Ghirlandaio dan resmi menjadi muridnya. Setahun kemudian, ia menjadi murid di sekolah seni pahat di Florence milik Lorenzo. Di bawah bimbingan ahli pahat, Bertoldo di Giovannni, Michelangelo k emudian memasuki dunia seni yang ia jalani selama 70 tahun lebih. Latar belakang hidupnya yang terlahir sebagai anak dari keluarga miskin dengan beban hidup yang sangat berat
karena masih memiliki 3 orang adik memberikan pilihan sulit kepada Michelangelo antara pekerjaan yang disenangi dan pekerjaan yang tersedia. Dengan latar belakangnya tadi, Michelangelo bisa melukis dan memahat dengan sangat baik namun dengan kadar passion yang jauh berbeda. Michelangelo melukis untuk mencari nafkah tapi memahat untuk memberinya kebahagiaan. Karena passion, sejak kecil Michelangelo rela sembunyi-sembunyi baik dari ayahnya maupun gurunya hanya agar ia bisa memahat. Michelangelo juga nekad membedah mayat agar ia bisa lebih memahami struktur otot manusia sehingga kelak ia bisa menghasilkan patung yang benar-benar ’hidup’. Passion jugalah yang membuat Michelangelo bisa memahat malam hari dengan menggunakan topi yang dipasangi lilin. Michelangelo juga pernah bekerja 20 jam sehari karena begitu bergairah untuk memahat sehingga jatuh sakit. Bahkan, bagi Michelangelo, menikah akan membuat ia tidak bisa leluasa memahat sehingga ia memilih membujang. Sebaliknya, Michelangelo melukis hanya bila ada pemesan yang memintanya dengan imbalan uang yang menarik. Pada waktu itu, lukisan dianggap lebih bernilai seni dibandingkan patung sehingga pelukis dibayar lebih mahal dibandingkan pemahat. Meskipun Michelangelo tersinggung dengan sikap para pemesan lukisan yang mau membayar lebih mahal dari harga patung, Michelangelo tetap mengerjakan lukisan karena ia membutuhkan uang. Satu lagi alasan Michelangelo mau melukis adalah karena ia ingin membuktikan bahwa melukis tidaklah sesulit memahat. Michelangelo melukis dinding selatan gereja Florence untuk ’menantang’ Leonardo Da Vinci yang telah melukis dinding utara gereja tersebut. Karena Da Vinci kurang hati-hati saat mengerjakan lukisan tersebut, maka beberapa tahun kemudian warna lukisan tersebut meleleh dan lukisan tersebut pun hancur. Da Vinci akhirnya mengakui kemampuan Michelangelo dan meminta maaf kepadanya karena telah sembarangan mengkritik karyakarya pahat Michelangelo. Memang Michelangelo sempat menemukan kegairahan pada saat melukis fresko di langitlangit gereja Sistine sehingga ia sempat mengalami kebutaan karena matanya sering terkena tetesan cat. Namun passion yang ia dapatkan bukan pada lukisan itu sendiri melainkan pada kisah yang ia lukiskan. Seandainya Michelangelo bisa memilih untuk hanya memahat selama hidupnya, ia akan melahirkan lebih banyak karya besar yang fenomenal seperti Pieta, Daud, Musa, Malam, Fajar dan Senja. Namun, sayangnya, sepanjang hidupnya Michelangelo tidak selalu mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan p  assion-nya. Seperti halnya Michelangelo, demikian pula kita yang bekerja atau berprofesi di era modern sekarang ini. Hal yang
Apa yang menjadi passion bagi orang lain, belum tentu menjadi passion bagi Anda meskipun Anda mengerjakan hal yang sama. Namun demikian, saya bisa memastikan b  ahwa siapa yang memiliki passion yang lebih kuat, dia akan bisa bertahan lebih lama dan memiliki kemungkinan berhasil lebih besar. paling ideal adalah bila kita sudah memiliki passion dengan apa yang kita kerjakan sekarang. Namun dalam kehidupan ini, tidak banyak hal yang memenuhi kondisi ideal tersebut. Jutaan orang di luar sana bekerja tanpa memiliki passion terhadap apa yang dikerjakannya. Tuntutan ekonomi akhirnya mengalahkan h  asrat kebanyakan orang untuk melakukan sesuatu yang disukainya. Sebagian memilih untuk tetap berada dalam situasi seperti itu dan sebagian lagi berusaha mencari kesempatan lain yang lebih merangsang passion mereka. Mana yang sebaiknya Anda pilih? Passion memang memberikan energi yang sangat kuat kepada siapa pun untuk menghadapi berbagai rintangan yang dihadapinya. Namun, beralih bidang kerja dengan alasan passion juga bukanlah pilihan yang mudah untuk dilakukan karena memulai segala sesuatu dari awal akan membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit. Untuk itu, perlu kalkulasi yang cermat dan pertimbangan ya ng matang sebelum Anda memutuskan berganti bidang kerja atau beralih profesi. Bukan pergantian bidang kerja atau profesi yang sesungguhnya dibutuhkan melainkan menemukan hal-hal yang bisa menjadi passion-lah yang lebih penting. Sayangnya, banyak orang mencoba menemukan passion hanya pada level permukaan saja sehingga gagal mendapatkan passion. Sebagai contoh, seorang penyanyi yang berpikir hiruk pikuk penonton merupakan passion bagi dia, akan luntur gairahnya ketika menyaksikan tempat konser yang sepi. Pertanyaannya, bagaimana kita bisa menemukan passion tersebut? Well, tidak setiap orang mendapatkan jawaban yang sama dalam hal ini. Apa yang menjadi passion bagi orang lain, belum tentu menjadi passion bagi Anda meskipun Anda mengerjakan hal yang sama. Namun demikian, saya bisa memastikan Âbahwa siapa yang memiliki passion yang lebih kuat, dia akan bisa bertahan lebih lama dan memiliki kemungkinan berhasil lebih besar. www.jemyconfido.com INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
19
20
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
21
Traveling Lampung
Pantai Gigi Hiu
Keindahan Batu di Pesisir Lampung Penamaan pantai ini terkesan seram. Justru yang lebih menyeramkan adalah perjalanan menuju lokasinya di pelosok. Namun, kala memandangnya siapa pun dijamin jatuh hati. Keindahannya khas, beda dengan pantai-pantai lain di Nusantara. Teks & FOTO Dammer Saragih
22
LIONMAG NOVEMBER 2015
alanan tanah berbatu di medan bergelombang, di antara genangan air dan menganga itu terasa begitu panjang. Tak terhitung berapa kali motor ini nyaris tergelincir, terengah-engah tanjakan, sejak kami bertolak dari Teluk Kiluan, Kabupaten Tangamus, Provinsi Lampung. ‘’Sabar, Mas, sebentar sampai, kok,’’ ujar Pak Jiwo, seorang dari lima pengojek yang kami sewa. Saya berusaha menahan beban tubuh saat motor meluncur, menukik
dengan kemiringan hingga 50-60 derajat. Pak Jiwo terus berjuang mengendalikan laju motor. Hanya angan menyaksikan keindahan pantai di Desa Pegadungan, Kecamatan Pelumbayan, menjadi penyemangat di tengah berat perjalanan yang serasa tiada berujung. Cara terbaik mencapai Pantai Gigi Hiu memang hanya menunggangi motor. Namun, yang diperlukan tidak hanya nyali besar, tapi juga keterampilan karena harus melintasi jalanan ‘’dinamis’’ dan rusak berat.
Kadang perjalanan juga harus menyisir tebing jurang. Selip sedikit saja, hampir bisa dipastikan pengemudi dan penumpang motor bakal game over! Sesekali saya tidak hanya meringis menahan guncangan akibat jalanan terjal, tetapi juga merinding kala melirik sisi kiri jalanan berdebu itu jurang menganga yang tersembunyi di balik tinggi ilalang. Wajah beberapa kawan saya terlihat pucat pasi, mungkin begitu juga saya. Beruntung para pemotor itu sangat berpengalaman dan teruji.
Gugusan bongkahan karang yang terserak di dekat bibir pantai. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
23
Letak Pantai Gigi Hiu sebenarnya hanya 5 km dari Teluk Kiluan atau 50 km dari Bandara Lampung. Namun, medan yang sulit membuatnya tidak mudah dijangkau. Pun, bukan perjalanan mudah karena pantai itu ‘’tersembunyi dari peradaban’’. Titiknya pun tidak bisa ditemukan di Google Map. Belum jelas siapa pelancong luar yang kali pertama menjejakkan kaki di sana. Yang jelas, kurang dari pancawarsa terakhir nama pantai itu menjadi buah bibir di berbagai forum fotografi di dunia maya. Sebuah pantai cantik berpanorama gugusan batu karang berbentuk lancip, menyerupai gigi hiu, yang betebaran diempas ombak. Alhasil, sejumlah pendatang menamainya Pantai Gigi Hiu meskipun pada perairan sekitarnya tidak dijumpai seekor pun hiu.
Batu Layar dalam Ragam Imajinasi Awalnya pantai itu disebut Batu Layar karena terlihat seperti deretan layar dari batu dengan aneka karang
sebagai ciri khas. Bisa dimaklumi mengingat tampilan pantai itu memang membangkitkan beragam imajinasi. Namun, masyarakat lokal lebih sering menyebutnya Pantai Pegadungan, merujuk lokasinya di Desa Pegadungan. Pesat informasi di dunia maya membuat nirwana tersembunyi itu perlahan-lahan menjadi buruan baru para petualang dan penghobi foto, tidak terkecuali saya dan empat rekan yang datang dari Ibu Kota Jakarta. Setelah hampir satu jam dibonceng ojek, sayup-sayup dari balik pepohonan terdengar suara debur ombak menghantam karang. ‘’Sudah dekat, Pak?’’ tanya saya. ‘’Ya,’’ Pak Jiwo menjawab singkat, lalu membelokkan motornya menerobos hutan kecil. Lengan beberapa kali harus rela tergores, dihantam ranting belukar. Rute yang kami lalui memang jalanan setapak di antara semak-semak nan begitu rapat. Hutan itu merupakan jalan pintas menuju Pantai Pegadungan. Tak lama kemudian, di sebuah jalan buntu dari tanah berbatu, perjalanan pun berakhir.
‘’Mas, motor hanya bisa mengantar sampai di sini. Pantainya ada di sana,’’ kata Pak Jiwo, menunjuk sebuah titik di ujung cekungan pantai. Tak ada lagi akses berkendara. Kami pun harus berjalan kaki lagi sekitar 250 meter dari lokasi motor diparkir. Kami berjalan menyisir pinggiran pantai berair bening yang dipenuhi kerikil serta batu karang, mulai dari yang seukuran permen hingga sebesar kerbau. Pantai ini cukup landai, namun tidak berpasir. Kami harus berjalan perlahan, berhatihati, karena khawatir menginjak batubatu yang licin. Sesekali saya berhenti untuk memotret. ‘’Ayo, Mas, Pantai Gigi Hiu di sebelah sana,’’ ujar Pak Jiwo yang ikut mengantar kami menuju lokasi. Kami bergegas mengikuti langkahnya. Maklum, hari sudah mulai sore. Di kejauhan terlihat kumpulan bebatuan karang dekat bibir pantai berbatas hutan kecil. Gemuruh ombak makin keras menusuk telinga. Setelah 15 menit berjalan kaki, tibalah kami di Pantai Gigi Hiu.
(kiri) Sisi barat dengan panorama perbukitan hijau di kejauhan. (kanan) Bentuk gugusan karang yang juga menyerupai batu layar sehingga kerap juga disebut pantai batu layar.
24
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
25
Suasana senja di sekitar Pantai Gigi Hiu.
Saya memilih berdiam sesaat ketika menjejaknya. Seumur hidup belum pernah saya saksikan pantai seperti ini. Pahatan alam berupa deretan bongkahan batu seperti disusun rapi terhampar di depan mata. Bentuknya ramping dan menjulang, berjejer seperti benteng menghadang sapuan air laut. Cantik sekali. Benar-benar membuat mata terbuka lebar-lebar karena takjub. ‘’Batu-batu itu muncul begitu saja dari laut atau terlempar dari letusan gunung api?� spontan saya bertanya kepada Pak Jiwo. Ia hanya menggelengkan kepala. Memang, tidak seorang pun tahu dari mana bebatuan itu datang. Mesin pencari Google juga tidak cukup pandai menjabarkan muasal bebatuan tersebut.
Lukisan Alam yang Fotogenik Saya menyapu pandangan ke segala arah. Terlihat dua nelayan sibuk mencari lobster dengan peralatan sederhana di antara bebatuan. Sesekali
26
LIONMAG NOVEMBER 2015
ombak menghantam tubuh kekar mereka. Kata Pak Jiwo, kala cuaca baik lobster cukup mudah ditangkap di sepanjang pantai ini. Lobster batik, bambu, serta mutiara merupakan salah satu hasil laut andalan daerah ini. Pantainya sendiri tidak persis menghadap barat atau timur. Posisinya agak miring. Namun, letak bebatuan yang membelakangi sisi selatan membuat sinar yang menyiram bongkahan karang menghasilkan aura berbeda saat fajar dan senja. Lukisan alam yang sangat fotogenik, indah menawan. Pemandangan matahari terbit dan terbenam pada titik itu sama-sama mengagumkan. Ingin mengejar kedua panorama tersebut, kami pun sudah sepakat untuk bermalam meski di sekitarnya tiada satu pun pemondokan, rumah penduduk, apalagi penginapan. Daerah ini memang masih terisolasi. Berkemah merupakan solusi tunggal. Kami pun telah menyiapkan
tenda. Sebuah titik bebatuan datar tak jauh dari bibir pantai menjadi areal tepat untuk mendirikan tenda. Bermalam di sini memang pilihan paling efisien karena perjalanan pulang-pergi ke Kiluan pasti menguras energi. Belum lagi faktor ketiadaan penerangan jalan. Perlahan matahari bergeser ke barat. Rona langit mulai berubah menuju warna senja. Atraksi alam yang menebarkan seluruh pesonanya segera dimulai. Kami menyebar, sibuk memotret dari sudut pandang pilihan masing-masing. Kala air laut tampak surut, saya memberanikan diri mendaki salah satu karang nan terjal, lalu berdiri di atasnya. Wow, dari atas sini pemandangan begitu luar biasa. Bisa saya tatap betapa luas Samudra Hindia berwarna biru tua. Buaian embusan angin laut menerbangkan segala kepenatan. Melupakan semua kelelahan sejak dari Ibu Kota.
Dua anak bermain dekat karang sekitar belakang rumah mereka di Pulau Papan, Togean. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
27
(kiri) Karang besar yang menjorok ke tengah laut di sisi lain. (kanan) Cekungan pantai yang dipenuhi bebatuan sebelum mencapai pantai gigi hiu
Puas memanjakan mata, saya bergegas turun, berjalan berkeliling menyasar setiap sudut pantai penuh bebatuan. Tanpa terasa perlahanlahan air mulai pasang dan langit pun mulai gelap. Tiada lagi yang bisa dilakukan selain duduk-duduk di atas bebatuan, meregangkan kaki, ngobrol, sembari memandangi langit berhias bintang. ‘’Luar biasa, nggak sia-sia ke mari� tutur Heri, salah satu rekan yang tidak bisa saya lihat jelas wajahnya. Penerangan tidak memadai selain temaram sinar rembulan dan api unggun. Tiupan angin laut mulai membekap tulang. Kami menghangatkan badan. Tak lupa mengisi asupan energi. Tak ada penganan istimewa selain mie instan hangat berikut nasi putih serta gorengan yang sebagian telah dipersiapkan Pak Jiwo. Perjalanan ini memang bukan wisata penuh kemewahan, tapi sebuah petualangan menyenangkan hati dan pikiran. Anda boleh memeluk alam sangat mesra. Tiada terasa malam kian larut. Beberapa gelas kopi hangat tiada mampu menaklukkan rayuan kantuk yang
28
LIONMAG NOVEMBER 2015
dibawa angin dan suasana hening. Saat beristirahat pun tiba. Malam terasa begitu istimewa buat manusia kota seperti kami. Hening dan damai. Tiada sinyal telepon. Tak ada TV maupun suara musik karena ponsel kami telah susut energi. Suara debur ombak menjadi hiburan untuk melewatkan malam. Pagi tiba. Sang surya kembali menyapa. Sinarnya menjalar dan menerangi sisi kiri karang, menampilkan kembali goresan alam berupa keindahan gradasi bongkahan batu di antara debur ombak. Semburat jingga kemerahan mengelir langit. Sudah tidak terbilang saya melihat sunrise di tepi pantai, namun suasana
di sini sungguh terasa beda. Begitu magis. Ingin rasanya berlama-lama di sini. Tiada terasa jarum jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Kami pun harus kembali. Matahari kian tinggi. Selesai menuntaskan sarapan seadanya dengan roti kering dan merapikan tenda, kami pun berjalan ke titik penjemputan. Ojek telah menunggu. Saya harus memegang erat jaket Pak Jiwo lagi, bersiap kembali menyusuri jalanan terjal berbatu nan melelahkan. Semoga suatu hari nanti bisa kembali ke sini, tentu dengan akses jalan yang lebih baik, bahkan telah mulus berlapis aspal.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
29
Special Indonesia Art Award 2015
Res-Publica Indonesia Teks Dody Wiraseto & Foto Makhfudz Sappe
inamika kehidupan sosial di Indonesia memunculkan problem politik, budaya, dan sosial ekonomi. Namun, dari semua permasalahan itu pula lahir berbagai kreativitas yang terbingkai dalam karya seni. Res-Publica —dalam bahasa Latin didefinisikan sebagai ‘’persoalan publik’’— membuka mata bahwa ide seni bisa datang dari mana saja. Hasrat seni berdasarkan masalah
30
LIONMAG NOVEMBER 2015
publik itu terpapar di Galeri Nasional pada perhelatan ‘’Gudang Garam Indonesia Art Award 2015’’ oleh Yayasan Seni Rupa Indonesia. Sebanyak 46 karya seni peserta kompetisi ditampilkan dalam ruangan tertata apik. Jumlah itu merupakan hasil seleksi atas 652 karya seni yang masuk serta telah lolos penilaian juri yang diketuai Jim Supangkat. Kompetisi tahun ini, Jim menuturkan, cenderung lebih fokus ke riset akademik dalam seni rupa. Demi membangun wadah yang kompetitif
46 karya seni peserta kompetisi terpapar di Galeri Nasional pada perhelatan ‘’Gudang Garam Indonesia Art Award 2015’’ oleh Yayasan Seni Rupa Indonesia.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
31
Karya seni rupa merupakan cara seniman menuangkan beragam pemikirannya, apa pun medianya. ResPublica Indonesia mungkin selalu ada dan memberi inspirasi untuk terus berkreasi.
dan lebih terbuka, penyelenggara kompetisi pun menekankan proses pemilihan finalis kali ini tidak seketat dua tahun lalu, namun tetap memperhitungkan kualitas portofolio mereka. Dari portofolio itu setidaknya tercakup pengalaman peserta selama lima hingga sepuluh tahun di dunia seni rupa profesional. Tidak mengherankan jika perhelatan kali ini mampu menyodorkan impresi tersendiri.
32
LIONMAG NOVEMBER 2015
Pemanfaatan media dimaksimalkan sehingga pesan yang disampaikan seniman bisa diterima dengan baik oleh penikmatnya. Peran kurator pun patut diapresiasi. Ruangan Galeri Nasional didesain dengan alur jalan cukup luas serta penempatan karya seni secara tepat, sehingga membuat pengunjung nyaman. Sebuah dinding berwarna abuabu dengan tulisan-tulisan kreatif bergaya bahasa sedikit vulgar
memberikan gambaran langsung atas tema. Sebutlah karya seni Times New Roman Nirrahim karya Argya Dhyaksa yang selalu mengundang banyak pengunjung menikmatinya secara detail. Ada pula Bhinneka Tunggal Ika karya Indra Lesmana yang mengusung biola dari kayu berbentuk pistol. Beberapa seniman juga menuangkan karya lewat lukisan. Di antaranya Turning Point karya Cecep M Taufik yang menampilkan sebuah
motor tua di bengkel begitu detail layaknya sebuah foto. Di tengah ruangan, yang tampak menjadi pusat perhatian pengunjung adalah ‘’Fashion Art Installation’’ berjudul Transporter & Transformer karya Tiarma Sirait. Enam gaun batik etnik Indonesia digantung secara menarik
lengkap dengan aksesoris topeng. Sebuah perahu kayu juga tidak luput menjadi bahan karya seni rupa. Dead Stream; Situ Ciburuy karya Aliansyah ini tertata apik dan memberi kesan dramatis. Dari paparan atas nukilan perhelatan Res-Publica itu, bisa
disimpulkan bahwa karya seni rupa merupakan cara seniman menuangkan beragam pemikirannya, apa pun medianya. Res-Publica Indonesia mungkin selalu ada dan memberi inspirasi untuk terus berkreasi. Ruang seni rupa memang selalu terbuka untuk berbagai masalah publik di Indonesia. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
33
Traveling Cirebon
Gunung Ciremai
Menggapai Atap Jawa Barat 34
LIONMAG NOVEMBER 2015
Gemar mendaki gunung, khususnya orang Sunda, kurang afdol rasanya jika belum menaklukkan puncak Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat. Treknya yang panjang dan menanjak juga menyodorkan tantangan tersendiri. Teks & FOTO Riman Saputra N
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
35
unung Ceremai — lebih sering pula disebut Gunung Ciremai—merupakan gunung berapi berbentuk kerucut yang menghuni wilayah tiga kabupaten: Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, serta Kabupaten Majalengka di Provinsi Jawa Barat. Nama gunung itu berasal dari kata ‘’cereme’’ (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil agak masam), yang sering pula disebut ‘’ciremai’’. Berketinggian 3.076 meter di atas permukaan laut (mdpl), Ciremai pun tercatat sebagai gunung tertinggi di Jawa Barat. Untuk menaklukkan puncak Ciremai alias atapnya Jawa Barat, sebagaimana saya lakukan bersama kawan-kawan, terdapat tiga jalur pendakian yang bisa ditempuh, yaitu jalur Linggarjati, Apuy (Majalengka), dan Palutungan (Kuningan). Kami
36
LIONMAG NOVEMBER 2015
(kiri) Kebun bawang milik penduduk yang menemani awal pendakian. (kanan) Trek menanjak menuju Gua Walet
memilih memulai pendakian dari Palutungan karena saat itu jalur Linggarjati ditutup. Hanya sekitar empat jam perjalanan dari Jakarta, kami pun tiba di Pos Registrasi Palutungan pada ketinggian 1.100 mdpl. Sebelum mendaki, setiap orang dikenai tarif Rp 50 ribu, termasuk untuk makan saat kembali tiba di pos.
Memulai Pendakian Di Pos Palutungan terdapat sebuah papan informasi yang menginformasikan terdapat tujuh pos yang harus dilalui sebelum summit attack. Dari pos itu pula bisa diperoleh informasi pendaki harus melakoni
treking sejauh 9,8 km dengan perkiraan waktu tempuh 10,3 jam untuk menuju puncak. Masing-masing di antara kami membawa minimal 5 liter air dalam carrier karena sumber air hanya ada di pos pertama. Beban di pundak pun bertambah berat. Setelah sarapan pagi di sebuah warung di Pos Palutungan, sekitar pukul 08.30 kami mulai treking. Perjalanan bermula melewati perkampungan warga, berlanjut melalui perkebunan penduduk setempat. Jalan tanah sempit diapit kebun bawang nan terhampar luas berlatar Gunung Ciremai menjadi sajian fresh pertama. Juga hamparan kebun kol dan sesekali diselingi
kandang sapi hingga kami tiba di sebuah saung untuk beristirahat. Terik matahari tertahan teduh pepohonan pinus. Warga lokal menyebutnya hutan pinus. Kondisi teduh seiring embusan angin membantu kami melibas lelah. Lepas hutan pinus, giliran beragam jenis pohon lain menjadi tameng penangkal terik matahari. Dari jalanan setapak bertanah berkelok-kelok sekitar dua jam, tibalah kami di Pos Cigowong pada ketinggian 1.450 mdpl. Inilah pos pertama sekaligus satu-satunya yang memiliki sumber air. Di sini pula kami beristirahat sekaligus santap siang. Dari Pos Cigowong, pendakian berlanjut. Kali ini treknya terus menanjak. Berat bawaan dalam carrier membuat kami tidak bisa bergerak dengan cepat. Jalan tanah setapak
terus kami susuri, melewati Pos Kuta (1.575 mdpl), Pos Pangguyangan Badak (1.800 mdpl), dan Pos Arban (2.050 mdpl). Di pos keempat itu kami memutuskan membuka tenda. Seorang teman tidak sanggup lagi melanjutkan perjalanan. Selain itu, hari juga mulai gelap. Memang dibutuhkan persiapan khusus dan fisik prima sebelum mendaki gunung, termasuk Ciremai.
Menuju Gua Walet Sekitar pukul 03.30, saya sudah terjaga dan bersiap menuju Gua Walet, lalu summit attack. Sejam kemudian, berbekal headlamp sebagai penerangan kami bergegas, terus melangkah, melewati Pos Tanjakan Asoy (2.200 mdpl). Dari sini tanjakan semakin curam. Hanya kobaran semangat yang memberikan tenaga
ekstra, terus melangkah, melewati Pos Pasanggrahan (2.450 mdpl) dan Pos Sangyang Ropoh (2.650 mdpl). Cahaya matahari mulai menerangi jalanan. Trek kian berat dilalui. Jalanan yang sebelumnya berupa tanah berganti menjadi bebatuan berpasir yang kian menanjak. Sekitar pukul 08.00, kami tiba di Pos Gua Walet. Bekas titik letusan pada ketinggian 2.950 mdpl. Sangat banyak pendaki mendirikan tenda di situ. Taman edelweiss menghampar indah memanjakan mata. Edelweiss yang sedang mekar itu membuat rasa lelah terbayar kontan meski belum sampai puncak. Di Gua Walet itu kami beristirahat sejenak sembari berbincang dengan para pendaki lain yang sama-sama hendak menggapai puncak.
37
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR Hutan pinus yang membentengi dari terik matahari.
(atas) Gua Walet. (bawah) Kibaran Sang Saka Merah Putih di atap Jawa Barat.
Atap Jawa Barat Waktu summit attack pun tiba. Setelah cukup beristirahat, kami pun bersiap menaklukkan tanjakan terakhir yang begitu curam dengan kemungkinan kemiringan lebih dari 60 derajat. Kami terus mendaki, menapaki jalur bebatuan dan tanah. Tersisa hanya 128 meter lagi untuk sampai di atas. Namun, medan yang berat membuat langkah kami sedikit lambat. Alhasil, pada pendakian kali ini kami dituntut menjadi ‘’SpiderMan’’, dibantu tangan untuk bisa menaklukkan jalanan. Lebih kurang 20 menit kami berjuang bisa sampai puncak. Diselingi doa, perjuangan berbuah ketika kami sudah berada di atapnya Jawa Barat. Pemandangan dari puncak Gunung Ciremai membikin saya takjub. Kaldera sangat luas menganga terhampar di depan mata. Terdapat dua bagian kawah pada kaldera itu. Kawah barat dengan radius 400 meter terpotong kawah timur beradius 600 meter. Seperti biasa, tidak lengkap pemandangan di puncak gunung tanpa pemandangan pendaki mengibarkan
38
LIONMAG NOVEMBER 2015
Sang Saka Merah Putih sembari berfoto memegang papan bertulisan ‘’Puncak Ciremai 3078 mdpl’’ maupun yang ber-selfie ria dengan latar kawah atau panorama yang terhampar jauh di bawah sana. Slogan “bigger, stronger, better” terpatri pada beberapa papan. Pesan slogan itu benar-benar kami rasakan selama proses mendaki hingga akhirnya tiba di puncak. Seolah kami telah melampaui batas kekuatan untuk bisa menaklukkan gunung tertinggi di Jawa Barat ini.
Sekitar pukul 09.30 kabut tebal mulai menghalangi pandangan. Udara menjadi lebih dingin. Kami memutuskan kembali ke tempat camp di Pos Arban. Perjalanan turun jelas lebih cepat, sekitar separuh dari waktu naik. Setelah beristirahat dan mengisi perut di camp, sekitar pukul 15.00 kami melanjutkan perjalanan kembali, tiba di Pos Palutungan kala hari mulai gelap. Kami pun telah mendapatkan pengalaman baru yang luar biasa. Gunung Ciremai telah menjadikan kami bigger, stronger, better.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
39
Automotive
Aston Martin Db9 Gt Bond Edition
Spesial Bagi 150 Pecinta James Bond Lebih dari setengah abad Aston Martin menjadi mobil sport pilihan untuk film-film James Bond, agen spionase paling sohor di dunia. Di film terbarunya, Spectre, pabrikan mobil mewah Inggris itu meluncurkan DB9 GT Bond Edition dalam jumlah sangat terbatas. Teks Riman Saputra N Foto Dok. Aston Martin
40
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
41
uma 150 unit untuk seluruh dunia. Hanya sejumlah itu model edisi khusus James Bond, yang pembuatannya berpijak pada DB9 GT, baru saja diluncurkan. DB9 GT dirancang untuk memberikan grand touring kelas dunia serta keunggulan hand-built bagi pengemudi. Jumlahnya yang sangat terbatas kian meningkatkan eksklusivitas Aston Martin DB9 GT Bond Edition. Selain itu, mobil tersebut juga dibangun berdasarkan sejumlah detail berupa trim, peralatan, maupun aksesori tambahan. Semua itu dilakukan untuk merayakan asosiasinya dengan franchise film James Bond yang telah berjalan selama lebih dari 50 tahun. Menyambut debut DB9 GT Bond Edition, CEO Aston Martin Dr Andy Palmer mengatakan, keterikatan intrinsik antara Aston Martin dan James Bond telah sekian lama terpatri di benak para penggemar film mata-mata Inggris itu maupun pemilik mobil Aston Martin. Dalam rangka perilisan film Spectre, dengan James Bond di belakang kemudi DB10, Aston Martin merayakan kemitraan dengan menghadirkan kolektor item DB9 GT Bond Edition yang begitu luar biasa. ‘’Saya yakin 150 pemilik DB9 GT Bond Edition di seluruh dunia yang berhasil memperoleh salah satu mobil sport luar biasa ini bakal merasakan kegembiraan tersendiri saat menyaksikan Spectre yang dirilis akhir tahun ini,’’ ujar Palmer.
Styling Mengesankan DB9 GT Bond Edition tampil berbeda dengan penambahan styling yang begitu elegan di luar maupun dalam. Mesin grand tourer V12 6.0 liter-nya juga memiliki fitur unik dengan cat Spectre Silver, lencana perak murni Aston Martin di depan dan belakang, serta badging eksterior ‘007 Bond Edition.
42
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
43
Fitur-fitur tersebut membangun sepuluh styling elegan DB9 GT, spoke gloss black diamond turned 20-inch alloy wheel, kap ventilasi aluminium cerah, sisi strake dan grille, splitter depan dan diffuser belakang dari serat karbon, serta kaliper rem berwarna abu-abu. Bagian dalam DB9 GT Bond Edition tentu kental nuansa James Bond. Tema ini didukung oleh plak sill bernomor unik yang menampilkan
44
LIONMAG NOVEMBER 2015
logo 007 serta gun barrel yang dibordir pada pembatas kursi belakang 2+2. Model baru AMi II itu juga dilengkapi sistem infotainment Aston Martin berlayar sentuh yang sensitif dengan start-up Bond Edition. Kemewahan interior model mobil bertema James Bond tersebut dilengkapi pula dengan roda kemudi berbalut Alcantara serta serat karbon satin mengelilingi konsol tengah. Kesempurnaan klasik milik Bond
Edition semakin lengkap berkat kursi sport Obsidian Black dengan jahitan Galena Silver dan welt Argento Grey.
Tampilan Powerful DB9 GT Bond Edition didukung mesin V12 6.0 liter yang begitu powerful. Mesin ini mampu menghasilkan 547 PS pada 6750 rpm dan torsi 620 Nm pada 5500 rpm. Seluruh campuran logamnya, quad overhead camshaft, 48-katup 5.935 cc depan mid-mount V12, dikawinkan dengan transmisi belakang mid-mount Touchtronic II enam kecepatan bersistem kontrol elektronik shift-by-wire. Paduan tersebut mampu membawa DB9 GT Bond Edition melesat dari kondisi diam hingga kecepatan 62 mph dalam hitungan 4,5 detik.
Sementara kecepatan tertingginya mampu mencapai 183 mph. Selebihnya, mobil elegan itu semakin powerful berkat suspensi double wishbone independen yang kontinyu memberikan keamanan handling. Sementara tiga tahap Adaptive Damping System (ADS) menawarkan mode Normal, Sport, maupun Track berbeda untuk memberikan karakter dinamis lebih tinggi. Dengan garis pahatan bodi elegannya yang telah disesuaikan, DB9 GT Bond Edition pun menjadi bukti tersendiri akan kehadiran karisma serta potensi kekuatan yang fenomenal.
Aksesoris Elegan Fitur interior maupun eksterior DB9 GT Bond Edition juga menawarkan keunikan melalui suite elegan dengan aksesori bertema
James Bond untuk melengkapi kreasi model mewah itu. Disajikan dalam bentuknya yang halus, case troli Globe Trotter 21 inci-nya diselesaikan dengan tag bagasi kulit yang di-emboss. Koleksi mobil tersebut juga menyajikan jam tangan Omega Seamaster Aqua Terra 150m James Bond Limited Edition, lengkap dengan strap Aston Martin yang unik. Jam tangan eksklusif dengan harga ritel US$ 7.350 tersebut langsung menjadi tambahan nan cantik bagi pemilik DB9 GT Bond Edition. Ambil alih kemudi dan biarkan DB9 GT Bond Edition menginspirasi setiap perjalanan dengan timeless grace dan effortless power. DB9 GT Bond Edition tersedia untuk diorder pada kisaran harga 165 ribu poundsterling. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
45
Special Kopi
Perjalanan Kopi Indonesia Teks Dody Wiraseto & Foto Makhfudz Sappe
I
klim tropis, letak geografis, serta kontur tanah Indonesia dengan banyak pegunungan merupakan berkah sekaligus tempat yang cocok untuk tanaman kopi. Dari tiga jenis kopi (robusta, arabika, dan liberika), Indonesia termasuk salah satu negara penghasil terbesar kopi robusta dan arabika di dunia.
46
LIONMAG NOVEMBER 2015
Karakter rasa merupakan faktor pembeda kopi robusta dan arabika. Kopi arabika memiliki banyak variasi rasa. Rasa kopi ini bisa lembut, manis, tajam, juga kuat. Umumnya orang cenderung menyukai aroma kopi arabika itu ketimbang robusta yang cenderung memiliki variasi rasa netral serta terkadang terasa maupun beraroma
seperti gandum. Sebelum disangrai, biji kopi robusta lazim beraroma kacang-kacangan. Yang disayangkan, amat jarang bisa menemukan kopi robusta berkualitas tinggi di pasaran. Namun, fakta juga mendapati harga biji kopi arabika lebih mahal dibandingkan robusta. Dari dua jenis itu, Indonesia termasuk negara yang memiliki beragam variasi kopi arabika. Ini tidak terlepas dari faktor perpaduan iklim serta kontur tanah yang memungkinkan menghasilkan kopi arabika berkualitas tinggi sekaligus memiliki keistimewan dari setiap daerah penghasilnya. Dengan kata lain, rasa berbeda-beda kopi arabika dari tiap daerah itulah yang sangat digemari pecinta kopi di seluruh dunia.
Siapa tidak kenal kopi arabika dari Indonesia seperti Aceh Gayo, Mandheling Sumatra, Lintong, Java, Bali Kintamani, Flores, Toraja, serta Papua? Semuanya adalah kopi asal Indonesia yang sudah merebut hati pecinta kopi dunia. Belum lagi varian baru yang belakangan banyak bermunculan, seperti Bajawa, Benteng Ala, dan Pulu-Pulu. Varian itu kian memperkaya khazanah kopi arabika Indonesia. Menurut catatan sejarah, hadirnya kopi arabika di Indonesia dibawa oleh pemerintah Kolonial Belanda. Mula-mula mereka menanam kopi dengan sistem tanam paksa. Yang pertama ditanam adalah kopi arabika dari Yaman di barat Pulau Jawa, kini menjadi Provinsi Jawa Barat. Setelah sukses di tempat itu, penanaman kopi arabika kemudian menyebar ke belahan timur Pulau Jawa. Kopi arabika itu yang selanjutnya menjadi kopi legendaris dari Indonesia. Orang Barat menyebutnya dengan kata ‘’Java’’, merujuk asal kopi yaitu Pulau Jawa. Java coffee begitu terkenal di Amerika. Bahkan kopi itu menjadi primadona di dunia karena rasa dan aromanya yang eksotis. Begitu sohornya hingga kata ‘’Java’’ digunakan tidak hanya untuk kopi dari Pulau Jawa, tetapi juga yang melambangkan kopi enak dan elegan. Setelah sukses menanam kopi arabika di Pulau Jawa, pemerintah Kolonial Belanda melanjutkan menanam kopi arabika ke Pulau Sumatera, Sulawesi, Bali, hingga Papua. Kala itu kopi arabika menjadi komoditas yang menguntungkan serta berharga tinggi di pasar dunia. Bahkan yang ditanam di Pulau Sumatera oleh pemerintah Kolonial Belanda kini menjadi kopi arabika kategori terbaik di dunia. Kopi arabika dari Sumatera itu meliputi kopi Aceh Gayo, Mandheling Sumatra, dan Lintong. Pecinta kopi akan mudah menemukan kopi-kopi itu di berbagai negara yang memiliki kebiasaan
minum kopi yang baik. Kopi arabika Indonesia pun menjadi mahal serta berkelas setelah diolah oleh pelaku usaha kopi di negara-negara bersangkutan. Seiring perkembangan zaman, muncullah kopi luwak. Kopi ini pada awalnya didapati pada zaman tanam paksa. Ketika itu banyak petani tidak mampu membeli kopi hasil tanamannya sendiri. Mereka lantas menemukan biji kopi yang masih utuh dalam kotoran luwak. Mereka mulai memunguti biji-biji kopi itu untuk dikonsumsi. Ternyata rasa kopi dari kotoran luwak itu semakin beragam. Mengingat luwak memakan hanya buah kopi yang paling matang serta terbatas tiap harinya, bisa dipahami jika produksi kopi luwak
tidak sebanyak umumnya kopi lain. Permintaan tinggi tetapi produksi sedikit itulah yang membuat harga kopi luwak kian melambung. Zaman berjalan dan berganti. Tiada lagi tanam paksa. Petani pun bisa menikmati hasil pertaniannya. Tinggal bagaimana petani meningkatkan kualitas kopi yang dihasilkan. Semakin pesat perkembangan kopi tentu juga dibarengi penigkatan pengetahuan konsumen tentang kopi. Pemahaman itulah yang membuat konsumen kian kritis terhadap kopi. Mau tidak mau, tanya itu pun harus dijawab dengan kualitas mumpuni. Memang semua ada masanya. Namun, kini mari merayakan kekayaan kopi Indonesia.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
47
Destination Makassar
Fashion Silk of South Sulawesi 2015
Kala JFC Berpadu Sutera Bugis Makassar Teks & Foto Yusuf Ahmad
48
LIONMAG NOVEMBER 2015
ergelaran Jember Fashion Carnaval (JFC) telah tersohor ke belahan dunia. Bagaimana jika JFC bersanding dengan fashion Sutera Bugis Makassar? Yang hadir adalah perpaduan fashion modern etnik dan nature dibalut ide, motif, serta corak,
namun tetap bersumber pada kearifan lokal. Itulah yang ditunjukkan ‘’Fashion Silk of South Sulawesi Carnaval 2015’’ dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Ke-345 Sulawesi Selatan (Sulsel) di Makassar pertengahan Oktober kemarin. Menoreh prestasi berkat kreasi The Chronicle of Borobudur yang menang kontes pada ajang Miss
Universe beberapa waktu lalu, JFC tidak hanya berbagi pengalaman, tetapi juga tampil bareng dengan peserta fashion dari Makassar. JFC memamerkan talent bertema etnik dan nature serta motif dan corak dari kearifan lokal. Sedangkan peserta dari Makassar mengusung berbagai busana berbahan dasar sutera, salah satu hasil kerajinan seni budaya dan INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
49
50
LIONMAG NOVEMBER 2015
produk lokal Sulsel. Memang tidak seluruhnya berbahan sutera, tetapi setidaknya busana yang dikenakan setiap peserta fashion carnaval dari Makassar 60 persen berbahan dasar sutera. Sisa 40 persen dari bahanbahan lain yang dikreasi setiap peserta. Sedikitnya 300 peserta terlibat dalam fashion carnaval itu, termasuk dari siswa SD, SMP, dan SMA hingga kalangan remaja dan mahasiswa Sulsel. Rute lebih dari 1 km di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, menjadi catwalk. Di sini kreativitas berpadu dengan atraksi menarik. Bisa jadi ini upaya awal
Makassar menampilkan karnaval modern seperti JFC. Fashion carnaval di Makassar bulan lalu bukan yang kali pertama. Tahun sebelumnya pergelaran serupa juga digelar. Jika kini dirasa lebih menarik, tak lain karena tema sutera bisa ditampilkan berdampingan dengan JFC. Selain itu, karnaval tersebut tidak hanya sebagai ajang peragaan busana, tapi juga upaya mengabadikan sutera sebagai produk lokal Sulsel. Bagi masyarakat Sulsel, sutera bukan hal baru. Ia telah hadir sejak zaman dulu, dicatat sebagai bahan dasar pakaian para bangsawan
Bugis Makassar. Sumber daya alam Sulsel memang sangat menunjang pengembangan ulat sutera sebagai bahan kain sutera. Tentu bukan cita-cita muluk jika Sulsel ingin menjadikan sutera sebagai fashion branding. Apalagi sutera kini diproduksi tidak hanya berbentuk kain, tetapi juga telah dikemas serta ditampilkan secara inovatif dan kreatif dalam bentuk aksesoris maupun perlengkapan lain. Sutera merupakan salah satu ikon Sulsel. Saat berkunjung ke Makassar, rasanya tidak lengkap jika tidak membeli oleh-oleh kain sutera. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
51
Traveling Katoomba
52
LIONMAG NOVEMBER 2015
Ngarai Biru Blue Mountains Tak seperti kebanyakan canyon yang cenderung gersang, destinasi “Must See� di Benua Kanguru ini menawarkan panorama ngarai berbatu, namun beratmosfir sejuk nan rimbun rindang. TekS & FOTO Valentino Luis
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
53
iga puluh menit awal tibanya saya di Katoomba teralihkan oleh satu porsi roti isi daging dan segelas kopi panas yang dijajakan di pintu stasiun. Saya memang butuh pengganjal perut, namun waktu selama itu sebetulnya habis demi menunggu bus nomor 686 yang katanya, khusus mengangkut pengunjung ke Blue Mountains. Hawa dingin menguar dan stasiun berdinding kayu cat kuning ini membawa pikiran saya kepada stasiunstasiun kayu di daerah pegunungan Austria. Klasik serta natural. Hanya, di Katoomba tidak ada latar gunung jangkung dengan salju abadi. “Hari ini bus 686 baru beroperasi jam 10. Kita datang terlalu pagi,� tibatiba suara dua gadis pirang gaduh di samping saya. Uh, terlalu pagi? Padahal matahari memancarkan sinar sempurna dan penduduk Katoomba sudah wira-wiri. Saya mengecek peta kota dan mengetahui jarak dari stasiun ke Blue Mountains tidak terlalu jauh. Jika sekadar satu-dua kilometer berjalan
54
LIONMAG NOVEMBER 2015
kaki, sepertinya saya baik-baik saja melakukannya. Lagipula, di tempat berhawa sejuk seperti ini, tak bakalan penat. Hitung-hitung olahraga. Katoomba merupakan sebuah kota kecil, lumayan elok dipandang karena berisikan bangunan-bangunan tua berwarna ceria. Selain stasiun, masih banyak rumah, bahkan hotel, berdinding kayu. Lebih asyik lagi, kota ini berada pada kemiringan sehingga saya hanya perlu berjalan menurun ke arah Blue Mountains di selatannya. Saya menemukan sejumlah halte bus lengkap dengan kotak telepon
umum di pinggir jalan raya yang memberikan sarana WiFi cuma-cuma. Jadilah saya berhenti satu-dua menit untuk berinternet setiap kali melintasi halte. Keisengan –lebih tepatnya semacam penghalau sepi– bagi pejalan tunggal seperti saya.
KONTROVERSI SI BIRU Blue Mountains berstatus Taman Nasional, masuk dalam teritori Negara Bagian New South Wales. Di Australia, tiap negara bagian memiliki lebih dari 20 kawasan lindung yang diterapkan sebagai Taman Nasional dan lahannya
Nama Blue Mountains diperoleh dari efek biru mistis yang muncul, terutama pagi dan sore hari, berkat udara yang mengambang pada lekuk-lekuk palung dengan berjejal pepohonan. sangat luas. Ambil contoh, di Negara Bagian New South Wales terdapat hampir 200 Taman Nasional. Bandingkan dengan di Indonesia. Setiap provinsi belum ada yang punya lebih dari lima Taman Nasional. Fakta seperti ini sering membuat saya kaget. Jika tidak bepergian ke negara asing, kita mengira negara kita sangat natural dan punya banyak lahan konservasi. Padahal, tidak. Kebanyakan negara maju yang awalnya saya kira didominasi modernitas justru menaruh kepedulian lebih terhadap alam.
(searah jarum jam dari kiri) Sisi barat Blue Mountains. • Look Point yang selalu dibangun di titik-titik berview fotogenik • Berfoto di Queen Elizabeth Lookout. • Pertokoan di kota Katoomba. • Para Manula pun bisa menikmati Blue Mountains.
Nama Blue Mountains diperoleh dari efek biru mistis yang muncul, terutama pagi dan sore hari, berkat udara yang mengambang pada lekuklekuk palung dengan berjejal pepohonan. Pemandangan biru pada pagi hari seperti ini sebetulnya sangat lazim di datarandataran tinggi negara kita, apalagi Indonesia berada pada jalur ‘’Ring of Fire’’, ’ banyak gunungnya. Belakangan barulah berbondong orang kita tersadar, sensitif, dan tahu menikmati fenomena alam seperti ini kendati rata-rata lantaran didorong oleh tren traveling yang terekspos lewat media sosial.
Sebutan ‘’mountains’’ pada nama Blue Mountains masih jadi perdebatan publik. Kendati berada di ketinggian, kawasan ini sebetulnya merupakan rangkaian canyon atau ngarai, bukan deretan pegunungan menjulang. Rangkaian canyon tersebut terbentuk selama jutaan tahun, diperkirakan akibat terjangan aliran sungai yang mengeruk tanah menjadi lembah lebar. Tiupan angin serta hujan turut andil sehingga lereng lembah memunculkan lapisan dinding batu keras. Setelah sekian abad, ngarai yang dulunya kosong ditumbuhi pepohonan INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
55
Eucalyptus (tumbuhan paku) serta semak yang menciptakan kesejukan sekaligus rumah bagi burung-burung. Sungai mengalirkan, lalu jatuh melalui tebing curam menjadi air terjun.
THREE SISTERS ATAU SKY WAY? Pengunjung Blue Mountains bisa memilih satu dari dua lokasi sebagai awal trekking. Di sebelah timur, yakni di Echo Point atau di sebelah barat yaitu di Scenic World. Kedua lokasi itu memiliki keistimewaan masing-masing. Jika memulai di Echo Point, mata langsung berhadapan dengan Three Sisters, ikon Blue Mountains yang fotonya senantiasa muncul di brosur. Yang dimaksud Three Sisters adalah formasi tiga batu pipih yang saling berapitan. Ada legenda menarik kenapa dinamakan demikian. Ceritanya, tiga batu itu merupakan jelmaan putri-putri kepala Klan Katoomba, salah satu Suku Aborigin yang kalah perang.
Di Echo Point tersedia anjungan bertingkat yang memberikan keleluasaan untuk berfoto. Tidak itu saja. Tersedia pula jalur trekking Giant Stairway yang mengantar pengunjung ke Three Sisters, bahkan masuk rongga batu paling utara. Lain lagi dengan di Scenic World, tempat pengunjung bisa memanjakan mata tapi dengan cara yang lebih asyik, menumpang Sky Way, cable car berwarna kuning yang melintasi jurang dengan hidangan pemandangan air terjun di bawahnya. Terdapat dua cable car. Satu lagi membawa pengunjung menyinggahi dasar lembah Blue Mountains. Di bawah sana pun telah disediakan jalur trekking yang amat bagus, malah memberi kesempatan pengguna kursi roda agar bisa lebih dekat bersentuhan dengan alam. Jarak antara Echo Point dan Scenic World tidak jauh, terpisah
hanya sekitar 2 km. Dengan berjalan kaki, keduanya terhubung, tentu melalui jalur trekking di sisi tebing yang memaparkan pemandangan molek. Jangan khawatir berdesak-desakan karena Blue Mountains bukan destinasi yang ramai, kecuali mungkin pada musim panas (Dessember–Januari). Sebetulnya saya tidak terlalu terpukau oleh pemandangan Blue Mountains. Yang justru mengusik pikiran saya, perhatian serta pengelolaan tempat ini begitu bagus. Selain akses gratis dan fasilitasnya baik, jalur-jalur trekking pun diperkaya oleh sejumlah Look Point (Gardu Pandang) yang posisi atau anglenya amat fotogenik sehingga siapa pun yang beristirahat di sana, fotografer amatiran sekalipun, bakal mendapatkan gambar yang bagus. Konsep pengelolaan destinasi wisata, khususnya wisata alam, yang aware terhadap unsur-unsur estetik seperti ini sepatutnya ditiru di Indonesia yang jelas-jelas punya jutaan lokasi bervista spektakuler.
(hal kiri) Sky Way sedang meluncur melintas tebing. (hal kanan searah jarum jam) Berdiri pada sebuah titik pengamatan yang menjorok. • Jembatan penghubung kedua tebing. • Air terjun yang jatuh ke tebing yang cukup terjal.
56
LIONMAG NOVEMBER 2015
Di Echo Point tersedia anjungan bertingkat yang memberikan keleluasaan untuk berfoto. Tidak itu saja. Tersedia pula jalur trekking Giant Stairway yang mengantar pengunjung ke Three Sisters.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
57
Destination Labuan Bajo
Pulau Kelor
“Surga’’ Tersembunyi Labuan Bajo Lokasinya sering terlewat kala mengarungi gugusan pulau Taman Nasional Komodo. Namun, seiring bertambahnya daya pikat Labuan Bajo, Pulau Kelor pun mendapatkan tempat di hati wisatawan. Teks & Foto Dody Wiraseto
58
LIONMAG NOVEMBER 2015
eru mesin kapal memecah lautan biru Taman Nasional Komodo. Di dek kapal, rasanya tidak ingin saya lewatkan setiap jengkal perjalanan mengarungi pulau-pulau indah ini. Sejauh melempar pandang, hanya hamparan pulau-pulau kecil yang seakan memagari tiga pulau besar di Taman Nasional Komodo: Pulau Padar, Pulau Rinca, dan Pulau Komodo. Tiga pulau besar itu penuh warna serta kerap menjadi inti cerita ketika berada di Labuan Bajo, yang tidak lain
(kiri) Ber-snorkeling dengan latar bukit nan hijau. (kanan atas) Lansekap menawan Pulau Kelor. (kanan bawah) Pulau tidak terlalu luas namun cukup sekedar berolahraga.
menjadi pintu masuk menuju ketiga pulau tersebut. Pun, mengutip ucapan Paulus – awak kapal yang menemani saya membelah lautan dengan kapal Pinisi, Labuan Bajo merupakan kota pelabuhan yang menjadi faktor utama kian berkembangnya pariwisata Taman Nasional Komodo. ‘’Jangan hanya melihat-lihat pulau besarnya, ayo kita mampir ke Pulau Kelor, kamu pasti suka,” tuturnya. Sebenarnya benak saya masih dipenuhi rasa takjub atas keindahan
Pulau Rinca. Namun, raut yakin yang ditunjukkan Paulus membuat saya menyetujui ajakannya. Rencana berlayar menuju pulau tersembunyi itu pun kami tetapkan. Tidak saat itu juga, melainkan esok harinya agar saya bisa lebih puas menikmati setiap inci Pulau Kelor.
Mengawali Keindahan dengan Keindahan Siang itu kapal Pinisi yang telah dua hari menemani perjalanan saya INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
59
Rona jingga menghiasi keindahan gugusan bukit Labuan Bajo.
mengarungi pulau-pulau di Taman Nasional Pulau Komodo bergegas menuju Pulau Kelor. Seperti biasa, Labuan Bajo sedari pagi sudah ramai aktivitas perekonomian. Jejeran perahu mulai disiapkan untuk mengantar wisatawan, sementara para nelayan sibuk menjual hasil tangkapannya. Keberadaan saya di Labuan Bajo memasuki hari ketiga. Rasa takjub pada kota itu belum juga sirna. Perpaduan bukit dan lautan menebar keindahan. Dari kamar Pinisi yang saya inapi, rona hijau bukit menyodorkan kesegaran. Kemilau biru laut kian memesona kala terpapar terik mentari. Pada hari pertama saya dipikat sunset-nya. Aktivitas perekonomian mencuri perhatian saya pada hari kedua. Pada hari ketiga, kekaguman
60
LIONMAG NOVEMBER 2015
saya terlecut oleh kecantikan lansekap pelabuhannya. Perlahan Pinisi meninggalkan Labuan Bajo menuju Pulau Kelor. Waktu tempuhnya sekitar 30 menit. Cerah cuaca semakin menyemangati perjalanan menuju Pulau Kelor. Namun, sebelum hilang dari pandangan tiada henti memandangi Labuan Bajo. Inikah jatuh cinta kala makin lama kecantikannya semakin terpatri di hati? Satu pulau terlewati. Labuan Bajo pun hilang dari pandangan, diganti secangkir kopi yang menemani perjalanan ditemani lantunan lagu What a Wonderful World-nya Louis Armstrong. Sesekali Paulus keluar masuk menanyakan kabar sembari menyiapkan peralatan snorkeling. Sesapan kopi terakhir menandakan saya telah tiba di lokasi.
Sebelum bergegas berganti pakaian, sekali lagi saya bertanya kepada Paulus benarkah itu Pulau Kelor yang ia maksud. Ia langsung mantap menjawab, ‘’Ya, di sinilah surga kecil Labuan Bajo itu.�
Pulau Kecil Kaya Pesona Dari Pinisi yang berlabuh tidak jauh dari pulau itu, saya pun meyakinkan diri. Pulau ini tidak terlalu besar. Bahkan, selama perjalanan ke Pulau Rinca sehari sebelumnya saya kerap melihat pulau yang lebih besar ketimbang Pulau Kelor. Saya pun berani memprediksi mampu mengitari pulau itu lebih cepat ketimbang lama waktu perjalanan menuju ke sana. Mungkin pula itu yang menyebabkan pulau tersebut dinamai Pulau Kelor,
merujuk daun kelor yang kerap diidentikan dengan makna ‘’kecil’’. Memang tidak terlalu luas. Namun, dari sudut pandang lansekap alam, pulau tersebut memang layak disebut sebagai ‘’surga”. Jika ada pembeda dengan pulau-pulau lain, Pulau Kelor memiliki pasir putih bersih dengan gradasi biru hijau air laut yang memikat. Belum lagi hijau dan rimbun pepohonan di tepi pantai yang memberikan kesejukan bagi yang ingin sekadar bersantai di tepi pantainya. Kontur pantainya yang landai menyadarkan saya agar tidak berlamalama menghabiskan waktu hanya untuk memandang. Pasir putih bersih nan halus terasa lembut di kaki. Air jernih membuat saya ingin cepat-cepat ber-snorkeling. Pilihan tepat untuk menikmati pulau ini memang menatap alam bawah lautnya.
Aneka biota laut Pulau Kelor cukup memanjakan mata. Terumbu karang yang lumayan padat diselingi hilir mudik ikan cantik berwarnawarni. Ikan cantik penghuni terumbu karang, seperti Nemo, menggoda pandangan saya. Corak oranye serta putih-hitamnya yang khas membuat saya betah memandangi alam bawah laut yang menakjubkan. Puas menikmati alam bawah lautnya, saya lantas mencoba membuktikan prediksi awal untuk mengitari pulau ini. Saya pun mendapati sudut lain pulau ini kala menyisir tepi pantainya. Jika di tempat saya ber-snorkeling diisi pasir putih tanpa karang, di tempat lainnya batu karang tidak tajam mengisi tepian. Cocok dipakai untuk bersantai sembari sekadar membasahi kaki.
Langkah kaki saya mulai cepat kala menaiki bukit karena cara mendapati lansekap yang sempurna adalah di ketinggian. Itu yang membuat saya kian bersemangat menaiki bukit meski sinar mentari kian terik. Sekitar 15 menit menaiki bukit, saya pun mencapai titik tertinggi pulau itu. Menarik napas sejenak, rasa syukur pun terucap. Dari puncak bukit itu gugusan pulau terhampar jelas, menyorongkan gambaran lintas imaji. Keindahan yang luar biasa. Langkah kaki menuruni puncak bukit pun terasa semakin ringan. Semua karena memori indah yang ditinggalkan pulau kecil itu, Pulau Kelor, yang kerap terlewat. Padahal, siapa pun yang pernah memijaknya, keberadaan ‘’surga kecil’’ itu bakal menyisakan ruang rindu untuk kembali menyambanginya.
Jejeran kapal di Labuan Bajo yang akan mengantar mengelilingi Taman Nasional Komodo. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
61
Great Watches for Great Adventure 62
LIONMAG NOVEMBER 2015
Dok. Casio
Lifestyle Watches
Casio MR-G G1000RT Casio Computer Co, Ltd, merilis jam tangan terbaru tahan guncangan, G-SHOCK MRG-G1000RT, dengan fitur paduan direkristalisasi Ti64 guna mengekspresikan kualitas pola nie, salah satu teknik tradisional pedang Jepang. Model jam tangan ini diproduksi hanya 100 buah di seluruh dunia. G-SHOCK MRG-G1000RT mewarisi fitur model yang didasarkan pada MRG-G1000 dengan sistem ketepatan waktu canggih yang menerima baik Global Positioning System (GPS), gelombang radio, serta menawarkan Dual Dial World Time. Desainnya dikembangkan dengan tema ‘’Made in Japan’’ untuk mengungkapkan asal-usul G-SHOCK sebagai merek Jepang. Jam tangan tahan air hingga 200 meter itu juga memiliki fitur lapisan DLC ‘’Japan blue’’ yang mampu menghasilkan perubahan ekspresi secara halus, tergantung pada sudut pandangnya sehingga memberikan rona matang dan menarik. Berakar pada ‘’Made in Japan’’, MRGG1000RT menggabungkan fitur styling lain yang terinspirasi oleh warna dari keahlian tradisional Jepang, seperti ukiran logam dengan sekrup depan berwarna emas serta tanda indeks pada bagian ‘’wajah’’.
BR-X1 SKELETON CHRONOGRAPH Carbone Forgé® Chronograph berhubungan erat dengan penerbangan serta telah menjadi alat penting dalam navigasi. Itulah alasan chronograph selalu mendapatkan tempat khusus di antara spesialis jam tangan penerbangan pada Bell & Ross. BR-X1 bukan sembarang chronograph. Gerakan unik kerangkanya menjadi motor luar biasa yang menggabungkan kekuatan dan keringanan ekstrem. Bentuk ikonik persegi BR-X1 yang diinspirasi instrumen aeronautika kini dilengkapi chronograph hipersonik dengan bahan ultra ringan serta memiliki ketahanan tingkat tinggi, yaitu Carbone Forgé®. Jam tangan mewah yang hanya dibuat 250 buah di seluruh jagat itu diinspirasi pesawat tempur futuristik abad ke-21 dengan material berteknologi tinggi guna mengoptimalkan strukturnya demi garansi kinerja tertinggi. Untuk melindunginya dari kerusakan akibat waktu dan benturan, ‘’bumper’’ dibikin dari keramik teknologi tinggi serta karet mengelilingi case. Keramik berteknologi tinggi merupakan bahan dari industri aeronautika yang didesain guna menyesuaikan dengan bagian bersuhu sangat tinggi, menangkal serangan asam, korosi, serta erosi layaknya perisai panas atau hidung roket. Terdapat pula tombol karet grip untuk mengaktifkan fungsi chronograph, termasuk saat mengenakan sarung tangan.
Dok. Bell & Ross
P
eralatan canggih memudahkan petualang menjelajah tempat-tempat menarik hingga ekstrem dalam berbagai kondisi iklim. Jam tangan salah satunya. Jam tangan yang bisa dipakai menyelam, tahan debu, serta tahan banting tentu menjadi fitur standar bagi petualang. Berikut beberapa jam tangan terbaru bagi petualang:
Zenith El Primero Sport Jika menginginkan jam tangan sport berdiameter lebih besar, Zenith El Primero Sport dengan chronograph dan case 45 mm bisa menjadi pilihan. Tingkat keterbacaan yang sangat baik menjadi salah satu faktor jam tangan tangguh ini dibuat lebih besar. Di sepanjang tepi luar dial-nya juga terdapat skala tachymetre, bisa dipakai menyelam hingga kedalaman 200 meter sehingga cocok bagi penyuka diving. Sekrup bawah crown dan pusher diaplikasikan pada Zenith El Primero Sport untuk memastikan ketahanannya terhadap air. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
63
Dok. Zenith
Case belakangnya transparan dengan kristal safir, sehingga mekanisme kerjanya bisa terlihat. Selain itu, jam tangan dengan cadangan daya minimum 50 jam ini juga menggunakan 5Hz El Primero 400 B automatic movement.
Tudor North Flag Tudor North Flag dibuat untuk petualang modern yang berharap sebuah jam tangan sebagai alat untuk mengetahui ada batas selain imajinasi dan keberanian. ‘’Nyawa’’ Tudor North Flag milik tempat bersuhu dingin sangat ekstrem yang kerap dieksplorasi, namun tidak pernah dihuni manusia.
64
LIONMAG NOVEMBER 2015
Alhasil, Tudor pun menjadi industri movement pertama yang begitu mantap mendampingi para petualang. Selain teknologi tingkat tinggi, bagian-bagian baja keramik hybrid eksternal Tudor North Flag diciptakan juga untuk merefleksikan keandalan movement Tudor. Jam tangan berdiameter 40 mm ini tahan air hingga 100 meter (330 kaki), memiliki sistem double waterproofness, serta safir antigores dengan cadangan daya hingga 70 jam.
ORIS Divers Sixty-Five Kembali menyelami waktu, Oris dengan bangga menyajikan Oris
Dok. Oris
Dok. Tudor
Fitur-fitur tangguh pada sebuah jam tangan menjadi prioritas utama para petualang sejati. Mereka memerlukan jam tangan tangguh guna menaklukkan berbagai medan petualangan seperti dunia bawah laut, es, maupun saat terbang.
Divers Sixty-Five. Kebangkitan jam tangan penyelam ikonik yang kali pertama muncul dalam koleksi Oris 50 tahun lalu. Oris Divers Sixty-Five baru menyajikan tampilan retro dari orisinalnya pada 1960-an, namun telah dimodernisasi dengan teknik pembuatan jam abad ke-21. Case-nya sekarang lebih kontemporer dengan diameter 40 mm serta terbuat dari stainless steel antikorosif. Kesan vintage terinspirasi dari gelembung kaca lengkung berbahan kristal safir antigores dilengkapi lapisan antireflektif untuk mengurangi silau serta meningkatkan keterbacaan saat berada di bawah air.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
65
Mengenal LAPS
Sektor Jasa Keuangan
I
ndustri Jasa Keuangan merupakan industri yang dinamis dan memiliki perkembangan yang cukup pesat, baik dari pola pengembangan usaha, strategi pemasaran dan penjualan, maupun mekanisme penyampaian informasi produk dan layanan keuangan yang semakin terbuka. Seiring dengan perkembangan dunia usaha dan kemudahan akses informasi, timbulnya sengketa antara lembaga jasa keuangan dengan konsumen merupakan suatu hal yang sulit untuk dihindarkan. Banyak faktor mendasar yang menjadi pemicu munculnya sengketa antara lembaga jasa keuangan dengan konsumen, antara lain misleading information atau ketidaksesuaian informasi tentang produk dan layanan jasa keuangan yang dipasarkan kepada konsumen. Selain itu juga terjadi karena kurangnya transparansi produk yang dilakukan oleh lembaga jasa keuangan yang mencakup fitur produk, hak dan kewajiban, manfaat, biaya dan risiko serta kurangnya kepedulian dan ketersediaan waktu konsumen dalam mempelajari produk dan layanan serta ketentuannya secara
66
LIONMAG NOVEMBER 2015
menyeluruh. Untuk menjaga kepercayaan konsumen dan masyarakat terhadap lembaga jasa keuangan, diperlukan lembaga yang mampu menangani penyelesaian sengketa sektor jasa keuangan dengan proses yang mudah, cepat, murah serta terjaga kerahasiaannya dengan tetap mengedepankan hubungan baik antara konsumen dengan lembaga jasa keuangan. Sebagai salah satu bentuk implementasi pelaksanaan prinsip perlindungan konsumen, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai otoritas yang memiliki kewenangan untuk melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal dan industri keuangan non bank (IKNB), menetapkan kebijakan mekanisme penyelesaian sengketa disektor jasa keuangan melalui 2 (dua) tahapan, yakni internal dispute resolution (IDR) dan external dispute resolution (EDR). Untuk mekanisme IDR, OJK mewajibkan seluruh lembaga jasa keuangan untuk memiliki unit kerja atau fungsi penanganan
dan penyelesaian pengaduan konsumen, sehingga sengketa yang terjadi antara lembaga jasa keuangan dengan konsumen dapat langsung ditangani oleh internal lembaga jasa keuangan itu sendiri. Sementara mekanisme EDR merupakan langkah lanjutan yang ditempuh konsumen setelah proses IDR menemui jalan buntu dan tidak dapat terselesaikan dengan baik. Upaya penyelesaian sengketa di sektor jasa keuangan sebenarnya dapat pula dilakukan oleh konsumen melalui jalur pengadilan umum, namun mengingat dalam prosesnya diperlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit serta dapat menimbulkan pemberitaan negatif yang dapat berpengaruh terhadap reputasi lembaga jasa keuangan, maka OJK mendorong lembaga jasa keuangan yang dikoordinasikan oleh asosiasi pada masing-masing sektor untuk membentuk lembaga penyelesaian sengketa diluar pengadilan atau dikenal dengan nama Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS). LAPS di sektor jasa keuangan diwajibkan untuk memenuhi prinsipprinsip aksesibilitas, independensi, keadilan, efisiensi dan efektifitas. LAPS di sektor
(BAVI), dan Badan Mediasi Pembiayaan dan Pegadaian Indonesia (BMPPI), Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Perbankan Indonesia (LAPSPI), dan Badan Arbitrase dan Mediasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (BAMPPI).
jasa keuangan didukung oleh SDM yang berkompeten dan menguasai proses bisnis serta produk-produk sektor jasa keuangan. Melalui LAPS tersebut, diharapkan lembaga jasa keuangan dan konsumen dapat menyelesaikan sengketanya dengan mudah, murah, dan cepat. Apa itu LAPS dan bagaimana mekanismenya? LAPS merupakan lembaga independen dibawah pengawasan OJK sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK Nomor: 1/ POJK.07/2014, yang memberikan layanan penyelesaian sengketa diluar pengadilan (non litigasi) dengan proses mudah dan cepat, adil, berbiaya murah, terjaga kerahasiaannya serta keputusannya bersifat final dan mengikat bagi para pihak. Sengketa yang penyelesaiannya diajukan melalui LAPS merupakan sengketa perdata antara konsumen dan lembaga jasa keuangan yang terlebih dahulu telah dilakukan upaya penyelesaian melalui mekanisme IDR namun tidak tercapai sepakat dan tidak terselesaikan dengan baik. Jenis layanan penyelesaian sengketa dalam LAPS terdiri dari mediasi, ajudikasi dan arbitrase dimana proses penyelesaian sengketa diawali dengan mediasi atau perundingan untuk mencapai kesepakatan yang dibantu oleh seorang mediator. Jika pada proses mediasi masih mengalami kegagalan, maka dapat dilanjutkan ke tahap ajudikasi yakni dengan cara peradilan non litigasi atau mini-arbitrase. Dalam proses
ajudikasi, putusan yang dihasilkan akan mengikat kedua belah pihak, jika konsumen menerima putusan tersebut. Namun apabila konsumen menolak, maka putusan tersebut tidak mengikat dan dianggap tidak pernah ada. Selanjutnya, apabila kedua belah pihak sepakat untuk tetap menggunakan layanan LAPS, mereka dapat melanjutkan kepada tahap selanjutnya, yaitu arbitrase. Penyelesaian sengketa melalui arbitrase dilakukan dengan penunjukan arbiter oleh masing-masing pihak untuk memberikan putusan atas sengketa yang terjadi. Putusan yang diambil bersifat final dan mengikat, sehingga harus dipatuhi dan ditaati oleh kedua belah pihak. Pro s e s pengajuan permohonan penyelesaian sengketa melalui LAPS dapat dengan mudah dilakukan oleh masyarakat melalui telepon, faksimili, email, website atau langsung datang ke kantor LAPS dengan melampirkan fotokopi identitas pemohon, kronologis kejadian, dan dokumen pendukung lainnya. Sementara itu biaya yang dibutuhkan dalam penyelesaian sengketa juga sangat murah bahkan untuk konsumen kecil tidak dikenakan biaya. Saat ini seluruh sektor jasa keuangan baik perbankan, pasar modal maupun IKNB telah memiliki LAPS. Terdapat 7 (tujuh) LAPS sektor jasa keuangan, yakni Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI), Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI), Badan Mediasi Dana Pensiun (BMDP), Badan Arbitrase Ventura Indonesia
Apa keuntungan menggunakan LAPS? Penyelesaian sengketa di sektor jasa keuangan yang dilakukan dengan jalur LAPS memiliki beberapa keuntungan, baik bagi konsumen maupun lembaga jasa keuangan diantaranya prosesnya cepat, hal ini dikarenakan LAPS didukung oleh SDM yang kompeten dan memahami industri jasa keuangan sehingga waktu penyelesaian sengketanya relatif singkat. Selain itu biaya yang dibutuhkan sangat murah mengingat mekanismenya relatif sederhana jika dibandingkan dengan proses peradilan dengan jalur litigasi yang memerlukan biaya tinggi. Proses penyelesaian sengketa dengan LAPS juga bersifat rahasia mengingat mekanisme penyelesaian sengketanya tidak dipublikasikan secara luas dan yang terakhir tetap terjaganya hubungan baik antara pihak yang bersengketa mengingat putusan yang diambil merupakan hasil kesepakatan yang harus dipatuhi oleh masing-masing pihak. Upaya OJK pasca pendirian LAPS Untuk memastikan serta mendukung berjalan dan berfungsinya LAPS dengan baik, sejak 2014 OJK melakukan berbagai upaya strategis diantaranya asistensi, workshop, seminar, training of trainer dan kegiatan sertifikasi mediator, ajudikator dan arbiter. Langkah-langkah strategis ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas SDM yang akan menangani dan terlibat secara langsung dalam operasional LAPS. Dengan keberadaan LAPS sektor jasa keuangan, diharapk an kepercayaan konsumen dan masyarakat terhadap lembaga jasa keuangan akan semakin meningkat, sehingga akan berdampak positif bagi perkembangan industri sektor jasa keuangan secara keseluruhan dan pada akhirnya dapat menciptakan iklim perlindungan konsumen yang lebih baik.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
67
68
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
69
Satu Lagi Potensi Yang Unik dari Kabupaten Bandung Baratt
A
nda ingat salah satu lambang brand dari produk terkenal ?? Sebuah kepala hewan dengan telinga yang panjang tegak ke atas.hmmm ya kita ingat ini adalah kepala kelinci, namun tidak tahu kenapa produk tersebut lambang brandnya kepala kelinci, yang ingin kami sampaikan disini adalah kelinci yang sekarang diternak oleh para peternak kelinci dikawasan Lembang dan Parongpong kabupaten Bandung Barat dan dijual di kios-kios kelinci sepanjang perjalanan BandungLembang, dengan harga seekor kelinci mulai dari puluhan ribu sampai harga jutaan rupiah. Di jalur itu terdapat juga warung warung dan rumah makan sate kelinci, banyak pekerja dan pedagang yang terlibat dalam usaha ini sehingga mampu menopang kehidupan perekonomian rumah tangga. Asep “Rabbit” Sutisna demikian orang menyebutnya merupakan Ketua Paguyuban Peternak kelinci Lembang, juga menjadi anggota World Rabbit Science Assosiation, memiliki 100 peternak binaan yang beranggotakan 300 orang. Sebagai peternak sekaligus pembudidaya indukan kelinci kerap diundang sebagai narasumber diberbagai seminar. Peternakan miliknya kerap dijadikan tempat belajar bagi para mahsiswa Fakultas Peternakan dari berbagi Perguruan Tinggi atau siapapun yang tertarik untuk beternak kelinci, bahkan dari Pemerintah Daerah seperti dari Kalimantan ,NTT bahkan dari luar negeri seperti Malaysia, Arab yang pernah datang untuk belajar beternak di peternakan Asep Rabbit. Belajar dari seorang mentornya yang seorang warga negara Jepang, tak cukup puas dengan hanya budidaya kelinci peternakan Asep Rabbit mendatangkan induk-induk kelinci dari luar negeri dengan menyilangkannya dengan jenis kelinci yang Kini ada berbagai jenis kelinci yang diternakan oleh warga lembang antara lain American Rex, American
70
LIONMAG NOVEMBER 2015
Fuzzy lop, Lop Holland, Engglish Anggora, Dutch, Himalayan, Netherland, Dwarf dan Lion.yang harganya bisa mencapai jutaan rupiah per ekor. Tingginya minat masyarakat luas akan usaha peternakan kelinci Sebagai upaya membantupemerintahan Kabupaten Bandung Barat dalam rangka mengembangkan potensi pada sektor peternakan serta usaha kuliner masyarakat khas KBB yaitu sate kelinci, yang ingin diwujudkan oleh seorang Asep “Rabbit” Sutisna yaitu mendirikan usaha kelinci terpadu, mulai dari peternakan, pembibitan, industri produk olahan, pengolahan kulit, restoran, hingga edukasi dan wisata kelinci. “kalau citacita saya tercapai ,pasti ribuan tenaga kerja bisa terserap ya” ucapnya tentang cita cita yang tentunya membutuhkan investasi miliaran rupiah itu. Anda berminat untuk berinvestasi di bidang ini atau ingin membeli kelinci peliharaan yang lucu-lucu datang saja langsung ke jalan Raya Lembang no 119 Desa Gudang Kahuripan Lembang Bandung Barat dengan menghubungi no telp (022)2784541 dan Hp 0817217784 atau juga dapat menghubungi Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Kab. Bandung Barat melalui alamat email bpmpptkbb@ gmail.com dan alamat web bpmppt.bandungbaratkab.go.id sambil mencoba sate kelinci yang nikmat gurih dan rendah kolesterol yang bisa anda jumpai tak jauh dari “Asep Rabbit”. (Advertorial)
RPH vs MBC
J
akarta-Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan kebutuhan daging sapi di 2015 mencapai 639.000 ton. Atau setara sapi 3,25 juta ekor sapi (23/12/14). Angka ini naik sekitar 8% dari kebutuhan tahun ini sebesar 590.000 ton setara 3 juta ekor sapi. Untuk memenuhi kenaikan permintaan daging sapi Pemerintah masih harus mendatangkan sapi impor dari Asutralia. Rencana Pemerintah Pusat untuk mengurangi kuota impor sapi dan daging beku merupakan peluang bagi Pemerintah Kabupaten Bandung Barat untuk mengembangkan Potensi ini melalui Pembangunan Meat Business Centre (MBC), mengingat Letak Geografis yang strategis untuk mendukung agribisnis sektor peternakan, dan Potensi sebagai pemasok kebutuhan pangan asal hewan di wilayah Bandung Raya dan Jabodetabek. Rencana Pembangunan Rumah Potong Hewan Versi Meat Business Centre memiliki spesifikasi yaitu Rumah potong hewan yang memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI), Menerapkan prinsip Zero Waste dan diharapkan kondisi lingkungan sekitar Rumah Potong Hewan tidak akan tercemar, bahkan cenderung kondusif. Selanjutnya Konsep agribisnis: Rumah Potong Hewan tidak hanya sebagai lembaga yang menyediakan jasa pemotongan, tetapi sekaligus sebagai Meat Business Centre (MBC) dan keberadaan Rumah Potong Hewan akan memiliki multiplier effect yang relatif besar dan Sistem ini rencananya akan dilengkapi dengan suatu manajemen organisasi profesional yang dikendalikan oleh kelembagaan dan orangorang yang memiliki pengalaman yang cukup pada bidang tersebut. Pembangunan Meat Business Centre di Kabupaten Bandung Barat direncanakan akan bekerjasama dengan perguruan tinggi (Fakultas Kedokteran Hewan IPB), untuk
menentukan model dan lokasi agribisnis MBC yang paling sesuai untuk diterapkan di Kabupaten Bandung Barat. Dalam rancangan Detail Engineering Design (DED) Meat Business Centre menempati lahan seluas kurang lebih 3 Ha dan dalam pelaksanaannya akan membutuhkan kerjasama yang sinergis dengan Pemerintah Kabupaten/ Kota sekitarnya.Pembiayaan keseluruhan untuk pembangunan Meat Business Centre adalah Rp. 28.616.606.000 (Dua Puluh Delapan Miliar Enam Ratus Sembilan Belas Juta Enam Ratus Enam Puluh Enam Ribu Rupiah). Bagi yang berminat untuk bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam membangun MBC ini, kami siap melayani informasi kepada para calon investor yang ingin berinvestasi di Kabupaten Bandung Barat, dengan menghubungi layanan informasi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Kabupaten Bandung Barat dengan alamat email: bpmpptkbb@gmail.com dan alamat web: bpmppt. bandungbaratkab.go.id atau Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Barat dengan alamat web disnakan@bandungbaratkab.go.id di Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Jl. Raya PadalarangCisarua KM. 2. (Advertorial)
bpmppt.bandungbaratkab.go.id INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
71
Hot Stuff
Light L16 Kamera Saku 52MP
Sebuah startup bernama Light, memproduksi kamera saku yang memiliki 16 sensor dan dapat menghasilkan foto beresolusi 52 megapiksel. 16 sensor kameranya terdiri dari lima kamera berlensa 35mm, lima kamera berlensa 70mm dan enam kamera berlensa 150 mm dengan masing-masing sensor memiliki resolusi 13MP. Artinya lensa yang dimiliki Light L16 setara dengan lensa 35 – 150 mm. Selain itu, gambar yang dihasilkan pun minim noise pada kondisi kurang cahaya dan bisa juga mengatur fokus setelah gambar diambil. Kamera saku yang memiliki layar sentuh 5 inci ini menjalankan sistem operasi Android 6.0 Marshmallow dengan dukungan chip Qualcomm Snapdragon 820. Light L16 dibanderol US$1.299 untuk pre-order dan US$1.699 untuk harga ritelnya.
RoBoHoN
Smartphone Robot Humanoid Sharp memperkenalkan RoBoHoN, robot unik dan lucu, serta termasuk bipedal (memiliki dua kaki untuk berjalan). RoBoHoN merupakan robot humanoid, berfungsi sebagai smartphone sekaligus sebagai asisten digital berbentuk robot. Robot ini tentu saja dapat membuat email, melakukan panggilan, serta melakukan hal umum yang biasa dilakukan dengan smartphone. RoBoHoN juga dapat menjadi pengingat, mengatur alarm, memanggil taksi, bahkan dapat mengambil gambar sesuai perintah. Robot ini juga memiliki proyektor di keningnya, layar sentuh 2 inci dengan resolusi QVGA. RoBoHoN memiliki tinggi sekitar 19.5 cm dan berat sekitar 390 gram. Otaknya berupa chip Qualcomm Snapdragon 400 dan menjalankan sistem operasi Android.
72
LIONMAG NOVEMBER 2015
LG Rolly
Keyboard Yang Bisa Digulung LG memperkenalkan keyboard yang dapat digulung, LG Rolly. Keyboard berbahan plastik solid ini didesain untuk perangkat mobile seperti smartphone atau tablet. Koneksinya menggunakan Bluetooth dan langsung tehubung secara otomatis ke perangkat pintar. LG Rolly juga memiliki penahan tablet atau smartphone. Selain itu bentuk dan ukurannya juga hampir sama dengan keyboard pada laptop sehingga dapat memperlancar kegiatan mengetik. Tidak hanya itu, LG Rolly juga dapat terhubung dengan 2 perangkat sekaligus, sehingga dapat digunakan ke tablet dan smartphone dalam waktu bersamaan. Untuk dayanya, keyboard gulung ini menggunakan satu buah baterai AAA.
JXD Singularity S192
Nvidia Dalam Tablet Gaming JXD, merek perangkat gaming berbasis Android, meluncurkan tablet JXD yang dilengkapi berbagai tombol layaknya perangkat konsol yakni 2 buah analog di sisi kanan dan kiri, tombol navigasi, serta tombol aksi. Tablet ini dipersenjatai layar 7 inci resolusi Full HD 1920×1080, prosesor Nvidia Tegra K1 yang diklaim mampu menjalankan game dengan kualitas grafis menjanjikan di perangkat tablet, dan RAM 2GB. JXD Singularity S192 juga dibekali kamera 13 megapiksel di belakang dan 5 megapiksel di depan. Di dalamnya juga tertanam WiFi 802.11 ac dual band, Bluetooth 4.0, dan speaker stereo. Baterainya berkapasitas 10.000mAh yang mampu bertahan 11 jam untuk memutar video non-stop. JXD Singularity S192 dibanderol sekitar 5.8 juta rupiah.
Google Chromecast Audio Jadikan Speaker dengan Wi-Fi
Google mempersembahkan Chromecast Audio yang dapat menambahkan kemampuan Wi-Fi pada speaker apapun. Tinggal menghubungkan Chromecast Audio ke speaker dengan jack headphone 1/8 inci (AUX), kabel RCA, atau input optical. Saat terhubung, speaker akan dapat dikendalikan menggunakan aplikasi Chromecast. Dengan menekan tombol Cast, lagu akan diputar secara langsung ke speaker yang dihubungkan ke Chrome. Chromecast Audio juga memiliki Guest Mode yang memberi akses bagi orang lain untuk memutar musik ke speaker dengan alat ini. Chromecast Audio dapat digunakan dengan aplikasi musik populer seperti Spotify, Google Play Music, Pandora, Songza, Rdio, TuneIn. Alat ini dibanderol US$35. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
73
74
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
75
76
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
77
Postcard
Jawa Tengah
Candi Plaosan Candi Plaosan terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, kira-kira 1,5 km ke arah timur dari Candi Sewu. Candi ini merupakan kompleks bangunan kuno yang terbagi menjadi dua, yaitu kompleks Candi Plaosan Lor (lor dalam bahasa Jawa berarti utara) dan kompleks Candi Plaosan Kidul (kidul dalam bahasa Jawa berarti selatan). Candi Plaosan Kidul terletak di selatan Candi Plaosan Lor, terpisah oleh jalan raya. Bila di kompleks Palosan Lor kedua candi utamanya masih berdiri dengan megah, di kompleks Candi Plaosan Kidul candi utamanya sudah tinggal reruntuhan. Yang masih berdiri hanyalah beberapa candi perwara. Paling indah ketika menikmati keindahan candi di waktu pagi hari, saat candi masih dibalut kabut dan diselimuti kehangatan panas matahari pagi. AHMAD MUCHRONI KALIMANTAN TIMUR
78
LIONMAG NOVEMBER 2015
h
a tenga jaw
01.11.2015
DO
I
A
I
N
N ES
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
79
Postcard
Banda Aceh
da a ban ceh
Tempat Bersujud Masyarakat Aceh
I
A
01.11.2015
N
Masjid Raya Baiturrahman adalah rumah ibadah kebanggaan warga Aceh. Bangunannya indah dan megah. Tempat ibadah yang berada di jantung Kota Banda Aceh ini menjadi titik pusat dari segala kegiatan di Nangroe Aceh Darussalam. Masjid Raya Baiturrahman menjadi objek wisata religi yang mampu membuat setiap wisatawan yang datang berdecak kagum. Arsitekturnya memukau, ukirannya menarik, dan halaman yang luas dengan kolam pancuran air bergaya Kesultanan Turki Utsmani – memberikan sentuhan tersendiri setiap berkunjung ke sana.
DO
NE
SI
RISTIYONO BEKASI
Aceh
Pantai di Kaki Gunung Geurute
Aceh
I
A
01.11.2015
N
DO
NE
SI
Salah satu pemandangan pantai yang indah dan masih alami karena masih jarang di kunjungi oleh wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Pantai yang berada di sekitar kaki Gunung Geurute di Provinsi Aceh ini dapat kita nikmati keindahannya dari salah satu tempat usaha masyarakat di sekitar yang membuka warung-warung untuk tempat peristirahatan sejenak bagi masyarakat umum yang sedang melakukan perjalanan dari Banda Aceh menuju daerah-daerah Aceh yang berada di sebelah barat Provinsi Aceh ini. Jalan lintas barat ini atau yang lebih di kenal Jalan Banda Aceh - Meulaboh ini juga menghubungkan Aceh ke Provinsi Sumatera Utara yaitu dengan melintasi Kabupaten Aceh Tenggara yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara. ZAIYAN ARRAHMAN BANDA ACEH
80
Kirimkan foto Anda beserta cerita di balik foto tersebut ke email : postcard.lionmag@gmail.com LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
81
LION GROUP FLEET
2 UNITS Boeing 747 - 400 506 seats ECONOMY
71 UNITS Boeing 737 - 900 ER 215 SEATS ECONOMY
32 UNITS BOEING 737 - 800 NG 189 SEATS ECONOMY Rata-Rata usia pesawat : 3 Tahun 6 Bulan
6 UNITS Boeing 737 - 900 ER TOTAL 180 SEATS 168 seats economy - 12 seats business
14 UNITS Boeing 737 - 800 NG TOTAL 162 SEATS 150 seats economy - 12 seats business
12 UNITS AIRBUS A 320 CEO TOTAL 156 SEATS 144 seats economy - 12 seats business Rata-Rata usia pesawat : 7 Bulan
6 UNITS Boeing 737 - 900 ER TOTAL 180 SEATS 168 seats economy - 12 seats business
2 UNITS Boeing 737 - 800 NG TOTAL 162 150 seats economy - 12 seats business
11 UNITS ATR 72-600 Rata-Rata usia pesawat : 1 Tahun
17 UNITS Boeing 737 - 900 ER 215 SEATS ECONOMY Rata-Rata usia pesawat : 7 Bulan
20 UNITS ATR 72-500 72 seats economy.
20 UNITS ATR 72-600 72 seats economy. Rata-Rata usia pesawat : 2 Tahun 6 Bulan
2 UNITS HAWKER 900XP Rata-Rata usia pesawat : 2 Tahun 5 Bulan
82
LIONMAG NOVEMBER 2015
WELCOME ABOARD
Selamat Datang Apa yang harus Anda ketahui tentang keamanan, kenyamanan dan keselamatan Anda di dalam pesawat. What you need to know about the security, comfort and safety in the aircraft. Live vest is one of safety equipment in the aircraft for emergency condition on water, please do not remove live vest from the place in normal condition and do not to take home. Passengers will get punishment who stole the live vest based on Government regulations. Article 54 of Law No. 1 of 2009 (Pasal 54 undangundangnomer 1tahun 2009).
PERALATAN ELEKTRONIK / Electronic devices Untuk penggunaan laptop dan PDA boleh dipergunakan setelah fasten seatbely “OFF” dengan menggunakan flight mode. Setelah fasten seatbelt “ON” untuk persiapan mendarat makan penumpang harus mematikan penggunaan laptop dan PDA tersebut. For the use of laptops and PDAs may be used after the fasten seat belt off and using flight mode. After the fasten seat belt on in preparation for landing, the passengers have to turn off the laptop and PDA users.
MINUMAN BERALKOHOL / Alcohol beverage Lion Air tidak menyediakan minuman beralkohol di seluruh penerbangannya, dan seluruh penumpang Lion Air dilarang mengonsumsi minuman beralkohol selama penerbangan berlangsung. Lion air does not provide alcohol in lion air flight service, passengers are prohibited from consuming alcohol during the flight.
BARANG-BARANG BERBAHAYA LAINNYA / Dangerous goods Barang-barang yang mudah terbakar (seperti korek api), meledak (petasan), material yang mengandung magnet, baterai, tabung gas, tidak diperbolehkan untuk dibawa. The goods are flammable (such as matches), explode (firecrackers), containing material magnets, battery, gas cylinders, are not allowed to be brought. MEROKOK / Smoke Peraturan Pemerintah melarang kegiatan merokok selama dalam penerbangan. Terdapat detektor asap di semua toilet dan akan dikenai sanksi bagi yang melanggar aturan. Government regulations prohibit smoking during in-flight activities, there are smoke detectors in all toilets and will be subject to penalties for those who break the rules. BAJU PELAMPUNG / Live vest Jaket/Baju Pelampung merupakan salah satu peralatan keselamatan di pesawat untuk kondisi darurat di atas air, jangan keluarkan jaket/baju pelampung dari tempat dalam kondisi normal dan tidak untuk dibawa pulang. Penumpang akan mendapatkan hukuman bagi yang mencuri jaket/ baju pelampung berdasarkan Peraturan Pemerintah Pasal 54 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009.
PERJALANAN DENGAN ANAK-ANAK / Travelling with kids Lion Air tidak menyediakan makanan bayi untuk rute domestik dan popok tidak disediakan di pesawat. Lion Air hanya menyediakan air panas untuk susu bayi. Lion air does not provide baby food for domestic service, diapers are also not provided on the plane. Lion air only provide hot water for baby milk. UTAMAKAN KESELAMATAN / Safety Priority • Sabuk pengaman harus selalu terpasang sewaktu take-off dan landing. Dianjurkan untuk selalu memasang seat belt selama penerbangan. Seat belts should always be installed during take-off and landing. It is recommended to always put the seat belt during flight. • Barang bawaan harus diletakkan di atas kepala atau di bawah kursi di depan Anda. Luggage must be placed on top of the head or under the seat in front of you. • Silahkan membaca kartu instruksi keselamatan yang terdapat di dalam kantong kursi. Di kartu tersebut Anda bisa mengetahui pintu darurat dan letak jaket pelampung. Please read the safety instruction card that is present in the seat pocket. In the card you can determine the location of the emergency exit and a life jacket.
• Perhatikan baik-baik demo keselamatan dan instruksi yang diberikan oleh cabin crew. Look carefully the safety demonstration and instructions which given by the cabin crew BAGASI / Baggage Barang atau benda tajam harus dipak dalam bagasi dan tidak diperkenankan untuk dibawa ke dalam bagasi kabin. Bawalah benda berharga dalam tas yang Anda bawa sendiri. Goods or sharp objects should be placed in the trunk and not allowed to be brought into the cabin baggage. Bring precious objects in the bag you carry yourself. Perhatikan berat bagasi Anda. Note the weight of your luggage - Carry on baggage (Bagasi Kabin) tidak lebih dari 7 kg Carry-on baggage (bagasi kabin) not more than 7KG - Bagasi untuk Rute Domestik / Baggage for domestic route: Kelas Ekonomi / Economy class: 20 kg Kelas Bisnis / Business class : 30 kg - Bagasi untuk Rute Internasional / Baggage for international route: Kelas Ekonomi / Economy class : 20 kg Kelas Bisnis / Business class : 30 kg
40 cm
PONSEL / Mobile phone Semua ponsel dan peralatan elektronik yang menggunakan pemancaran radio tidak diperbolehkan selama berada di dalam pesawat, hal ini sangat mengganggu sistem navigasi dan komunikasi dengan menara pengawas setempat. All mobile phones and electronic devices that use radio transmission is not allowed during the flight, it can be disturbing system navigation and communication with local control tower
30MAGAZINE cm 20 cmAIR INFLIGHT OF LION
83
84
LIONMAG NOVEMBER 2015
LION GROUP ROUTE MAP
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
85
INFO
Mobile telephones on board. Is it safe? Passengers are asked to turn off their mobile phones during take-off and landing, or switch their phones to the “Fly Mode” to cut the wireless communications. So it might surprise you to learn that you can use your mobile phone inflight on a connected aircraft. The first question that might go through your head is: is it safe? Well worry not, as AeroMobile’s inflight network allows for the safe use of mobile devices on board.
Memakai ponsel di pesawat, amankah? Teks Capt. Jose Fernandez - Corporate Safety Director Lion Air Group
Penumpang selalu diminta untuk mematikan ponsel saat pesawat lepas landas dan mendarat, atau mengubah ponsel ke “Fly Mode” untuk memutus komunikasi nirkabel. Anda mungkin akan heran jika mengetahui bahwa Anda bisa memakai ponsel pada pesawat tertentu. Pertanyaan pertama dalam benak Anda: apakah itu aman? Jangan khawatir, karena jaringan inflight milik AeroMobile memungkinkan penggunaan mobile devices dalam penerbangan. Jadi, bagaimana cara kerjanya? Sederhananya, jaringan tersebut menggunakan satelit komunikasi. Pemancar kecil bernama pico cells yang berfungsi mengirim/ menerima sinyal dari satelit saat penumpang menelepon, terpasang dalam kabin pesawat. Alat ini diperlukan karena pada ketinggian 30.000 kaki ponsel akan berada di luar jangkauan jaringan darat. Penumpang boleh menyalakan ponsel ketika pesawat telah mencapai ketinggian jelajah (cruising altitude) dan dapat menelepon, sms, atau paket data seperti halnya di darat. Teknologi satelit telah berkembang dengan signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan memungkinkan bandwidth data yang lebih besar serta berbagai layanan lain. Tentu saja pengembangan sistem AeroMobile membutuhkan banyak usaha dan uji coba untuk memastikan layanan yang aman dan berkualitas. Kemudian timbul pertanyaan: Kenapa saya harus mematikan ponsel saat lepas landas dan mendarat? Ketika ponsel Anda kehilangan sinyal jaringan darat, ponsel dirancang untuk mencari sinyal dengan intensitas yang lebih tinggi, hingga kemampuan maksimalnya. Seluruh ponsel dalam pesawat akan melakukan hal yang sama. Ini dapat mengganggu sistem komunikasi dan navigasi pesawat saat fase kritikal penerbangan dimana ketelitian maksimum dari seluruh sistem pesawat dibutuhkan.
So, how does it work? Simply put, the network uses satellite communications. Small base stations called pico cells which receive signals from the satellites when a passenger uses their phone, are installed inside the aircraft cabin. This is necessary because at 30.000 feet altitude a passenger mobile phone would be out of the range of ground networks. The passengers can switch on their phones when the aircraft reaches cruising altitude and can then use it for voice, texting and data inflight just as they would their phone on the ground. Satellite technology has developed significantly over the past few years and enables higher bandwidths and more services in the aircraft. Obviously the development of the of the AeroMobile systems has required much testing and work to ensure safe, good quality service. Your second question might be: Why I have to switch off during take-off and landing? When your mobile phone loose the ground network signal, the phone is designed to search for the signal with higher intensity, increasing up to the maximum designed. As your mobile does, all the mobile phones aboard are searching with the maximum intensity. This can interfere the communications and the navigation systems of the aircraft during critical phases of the flight when the maximum precision of the on board systems is required. Please follow the instructions of our Flight Attendants when they require to switch off your mobile phone. They are not disturbing you, they just want to take care of the safety of all the passengers on board the aircraft.
Keselamatan tentu saja prioritas utama. Sistem Phone Mobile telah diujicoba secara menyeluruh dan disahkan oleh otoritas penerbangan di seluruh dunia. Termasuk EASA (European Aviation Safety Agency) dan FAA (Federal Aviation Administration – America). Kita berharap tidak lama lagi komunikasi seluler dalam penerbangan akan menjadi hal yang biasa bagi penumpang. Namun saat ini, mohon dapat mematuhi instruksi yang diberikan dan matikan ponsel Anda selama lepas landas dan mendarat. Keselamatan penerbangan juga tergantung kepada Anda.
Safety is of course the highest priority. The use of mobile phone systems on board has been thoroughly tested and is approved for use by aviation authorities around the world. Including the European Aviation Safety Agency (EASA) and the American Federal Aviation Administration (FAA). Before long we expect inflight connectivity to be the norm for passengers in all flights. But for the time being, please comply with the instructions given to you and keep your mobile phone disconnected during takeoff and landing. The safety on board also depends on you.
Selamat menikmati penerbangan Anda.
Have a safe and pleasant flight.
Mohon patuhi instruksi awak kabin kami untuk mematikan ponsel Anda. Awak kabin hanya bermaksud untuk menjaga keselamatan seluruh penumpang dalam pesawat.
86
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
87
KIDZONE
88
LIONMAG NOVEMBER 2015
SUMBER FOTO: www.escapeartistes.com • www.nationaljourney.com • www.tempatwisatadaerah.blogspot.co.id • www.vacationbaliindonesia.com • www.sharontravelogue.com • www.starhero.com • www.klikhotel.com • www.kalamata.me • www.anekatempatwisata.com • www.nagoya-mansion.com • www.jurnalasia.com • www.antaranews.com • www.jejak-bocahilang.com • www.wikipedia.com • www.bogor.tamansafari.com • www.elangg.com • www.wisata-kita.com • www.igoid.com • www.lintasntt • www.waterparksystem.com • www.101jakfm.com
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
89
90
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
91
92
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
93
LADY IN THE AIR
Nala Pradita
Kehidupan & Keindahan Roda hidup manusia tidak selalu berputar sesuai yang diinginkan. Suka dan duka berganti mengisi bagai perputaran siang dan malam. Salah satu penggalan kesedihan dalam hidup Nala Pradita adalah kala ditakdirkan kehilangan sang ayah. Siapa pun mafhum manusia tiada kuasa menampik takdir. Takdir harus diterima dengan ikhlas, bahkan sebisanya disyukuri. Begitu pula Nala. Ia harus bangkit dan terus menapaki jalan hidupnya hingga pada titik yang didapatnya kini. ‘’Aku juga pernah berada di titik terendah saat ayah meninggal. Namun, aku tidak mau larut dalam kesedihan. Berlandaskan hati ikhlas, kuterima itu sebagai takdir dan menyemangati diri berbuat lebih baik untuk ibu,’’ tutur gadis berambut panjang kelahiran 21 Juli ini. Berkat semangat itu pula, Nala merasa perjalanan hidupnya kini berada pada titik yang menarik dengan profesi sebagai pramugari. Yang didapat tidak sekadar pekerjaan, tetapi juga bisa memenuhi hobinya ber-traveling, termasuk menyinggahi pantai-pantai di Tanah Air.
‘’Memiliki pekerjaan sebagai pramugari dan hobi menjelajahi pantai-pantai di Indonesia, apalagi yang harus dikeluhkan? Bersyukur atas semua yang ada. Semangat hidup dan keyakinan kuat terhadap yang dijalani, itu yang membuatku bisa menjadi seperti sekarang ini,’’ ujar putri pasangan (alm) Bambang Heryanto dan Elvi Rahmi ini. Nala juga begitu bersyukur dilahirkan di Indonesia, ‘’surga’’ tempat pantai-pantai indah. Seturut kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, gadis berbintang Cancer itu pun bisa tahu sejumlah pantai lain di Tanah Air. Tidak lagi sebatas yang di Bali maupun seputaran Bengkulu seperti yang dulu ia ketahui. Koran, majalah, website, hingga media sosial telah andil membuka gerbang informasi tentang keindahan Indonesia. Dari informasi itu ia bisa mendapatkan bekal untuk memenuhi hobinya. ‘’Ketika dapat informasi tentang pantai di Indonesia, tinggal cari info lebih dalam di internet, semua langsung ada,’’ tutur pramugari yang tergabung Batch 227 ini disela-sela sesi pemotretan dengan kostum baju Bodo Modern khas Suku Bugis yang telah dimodifikasi oleh perancang busana Ida Noer Haris. Sejurus kemudian, Nala melontarkan ucapan filosofis. Seperti perjalanan hidup manusia sebagaimana yang ia alami, keindahan pantai-pantai di Indonesia juga memiliki fase. ‘’Memang semua ada fasenya, tinggal bagaimana kita menjalaninya. Sekarang pun jika tidak dikelola dengan baik, keindahan pantai Indonesia akan musnah dan otomatis akan menjadi fase buruk untuk pariwisata Indonesia.’’ TEKS Dody Wiraseto FOTO Riman Saputra N. WARDROBE Ida Noer Haris LOKASI Plataran Cilandak
94
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
95
Nala juga begitu bersyukur dilahirkan di Indonesia, “surga’’ tempat pantai-pantai indah. Seturut kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, gadis berbintang Cancer itu pun bisa tahu sejumlah pantai lain di Tanah Air.
96
LIONMAG NOVEMBER 2015
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
97
98
LIONMAG NOVEMBER 2015