AUTOMOTIVE : Land Rover’s Journey of Discovery
The Inflight Magazine of Lion Air
SEPTEMBER 2012
DIENG MISTERI DI ATAP LANGIT JAWA
PASAR TERAPUNG LOK BAINTAN
TIDAK UNTUK DIBAWA PULANG
KEINDAHAN SELEPAS FAJAR
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
i
ii
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
1
2
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
3
4
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
5
SEPTEMBER 2012
COVER HIT TELAGA WARNA LOKASI : DIENG FOTO : MAKHFUDZ SAPPE
CONTENT 34
TRAVELING | LOMBOK
50
TRAVELING | BALI
56
DESTINATION | LAMPUNG
62
SPECIAL | PAK RADEN
68
SPECIAL | DIENG
78
DESTINATION | SIDRAP
84
DESTINATION | MUSEUM TAMAN PRASASTI
REGULAR
24
TRAVELING
makfudz sappe
PASAR TERAPUNG LOK BAINTAN Selain di Muara Kuin yang mulai surut, pasar terapung di Kalimantan Selatan yang masih berdenyut adalah di Lok Baintan, keindahan yang tersisa usai fajar. Barter masih berlaku di sini. 6
LIONMAG SEPTEMBER 2012
42
12
CHECK IN
16
NEWS AROUND
20
LEISURE
30
WISDOM IN THE AIR
42
AUTOMOTIVE
90
POSTCARD
100
GALLERY
104
CULINARY
112
LADY IN THE AIR
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
7
Contributors
Sukarman (Karman) Mustamin Menggeluti dunia kewartawanan sejak tahun 1988 di bidang otomotif dan menjadi wartawan pertama dari Indonesia yang mendapat akreditasi peliputan F1 pada tahun 1993. Karman, sapaan akrabnya, adalah salah seorang pendiri Majalah Autocar edisi Indonesia (2000). Sekarang, lulusan Jim Russell Racing School, UK ini, aktif di dunia road safety dengan mendirikan Smart Driving Institute (SDI) pada 2007.
8
LIONMAG SEPTEMBER 2012
Jemy V.C onfido
PETER MILNE
Toto Santiko Budi
Lulusan Master of Science in Engineering Management Tufts University, AS, kini menjadi Master Trainer pada Telkom Training Center, Bandung tentang Member of Society Competitive Inteligent Professional (SCIP).
Lahir di Inggris, Peter Milne telah tinggal dan bekerja selama 14 tahun di Indonesia. Saat ini bekerja dan menetap di Jakarta sebagai konsultan pembangunan. Pada edisi ini Peter Milne mengajak untuk mengunjungi Lombok Selatan.
Fotografer lepas, tinggal di Jakarta. Mengawali karir di Surabaya, tahun 2000. Sebagai staf foto Harian Radar Surabaya. Tahun 2005 bergabung dengan Jiwa Foto Agency Jakarta. Sejumlah karyanya pernah dimuat media lokal maupun Internasional, seperti koran Tempo, National Geographic Indonesia dan Destin Asia.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
9
COCKPIT’s NOTE
PRESIDENT DIRECTOR Rusdi Kirana
Selamat Datang Armada Lion Air Boeing 737-900 ER Ke-71 Penumpang yang berbahagia, kebutuhan masyarakat akan jasa transportasi udara terus meningkat. Bukan hanya dari sisi tuntutan kualitas armada pesawatnya saja tapi juga mutu pelayanan. Tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk terus meningkatkan mutu pelayanan baik dari sisi sumber daya manusia maupun armada pesawat yang kami gunakan. Bulan lalu kami telah menerima pesawat Boeing 737-900ER yang ke-71 langsung dari pabrik Boeing di Seattle, USA. Dengan penambahan pesawat baru juga pembukaan rute-rute baru, adalah bukti bahwa kami terus meningkatkan mutu pelayanan. Sehingga kami bisa menjadi jembatan udara yang dapat memberi rasa aman dan nyaman kepada seluruh penumpang. Inilah persembahan kami kepada seluruh masyarakat Indonesia. Seperti yang terpatri dalam slogan kami, “We make people fly” menjadi dasar semangat kami agar semua lapisan masyarakat Indonesia dapat menikmati penerbangan yang terjangkau. Selamat menikmati penerbangan Anda.
MANAGING DIRECTOR Capt. Ertata Lananggalih DIRECTOR OF OPERATION Capt. Adi Widjajanto DIRECTOR OF TECHNICS Rai Pering Santaya DIRECTOR OF FINANCE Yunita Sastrasanjaya DIRECTOR OF COMMERCE Achmad Hasan DIRECTOR OF GENERAL AFFAIRS Edward Sirait GM SALES & MARKETING Rudy Lumingkewas GM SERVICE Ari Azhari
PUBLISHER & EDITOR IN CHIEF Makhfudz Sappe EDITOR Ristiyono, A Gener Wakulu, Priyanto Sismadi, Safari A. Husain REPORTER Wisnu Ridwan Maulana MARKETING Fransiska Ririn Tri Astuti,G. Hardianto, M. Lottong Makkaraka. Aman Sugandhi (Surabaya), Qurratu Ainie Partono (Surabaya), Fernandito Haka (Bali), Yurison Suryantara (Bali).
Salam, Rusdi Kirana President Director
ART DIRECTOR Gerald Manuel Wangsasaputra Richard Archie F.M. (Illustrator) Muhammad Saleh Hanif (Illustrator) FINANCE Ade Kristanti CIRCULATION M. Solichin PUBLISHED BY PT BENTANG MEDIA NUSANTARA ADVERTISING Tel.: +62 (21) 98494404 Fax.: +62(21)3151668 Email: edlionmag@gmail.com redaksi@lionmag.com
Get LIONMAG magazines on iPad, iPhone, iPod Touch and Android devices. Available on the App Store & Google play. FREE
LIONMAG INFLIGHT MAG
10
LIONMAG SEPTEMBER 2012
CHECK OUR DIGITAL COPY @
www.issuu.com/lionmagazine
HOTLINE LIONMAG: 0821 10 88 22 00 ISSN: 1979-4185
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
11
CHECK IN
Family Suites – Oh So Sweet!
E
The Westin Resort Nusa Dua, Bali Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Btdc Lot N-3, Nusa Dua 80363, Bali, Indonesia T 62.361.771906 F 62.361.772049 facebook.om/westinbali twitter.com/westinbali www.westinnusadua.com
12
LIONMAG SEPTEMBER 2012
ksotika Pulau Dewata tidaklah salah menempati urutan teratas daftar rencana liburan kita dan keluarga. Salah satu tips agar liburan menjadi maksimal adalah mempersiapkannya jauh hari sebelumnya. Mulai dari tiket perjalanan hingga hotel selama berlibur. Nah, berbicara mengenai hotel, The Westin Resort Nusa Dua, Bali adalah pilihan yang tepat untuk liburan kita bersama keluarga. Ya, begitu masuk area resor ini kita langsung disambut dengan keindahan alam, suara dan aroma yang mampu membangkitkan jiwa serta memulihkan semangat. The Westin Resort Nusa Dua, Bali dengan hamparan pasir putih sepanjang pantai selatan Bali ini memang dirancang untuk wisatawan yang ingin merasakan nikmatnya kenyamanan dan sentuhan lembut keramahan khas Pulau Dewata. Jika berlibur bersama keluarga, Family Suites menjadi pilihan yang tepat. Kamar yang telah direnovasi ini memang dirancang khusus agar liburan keluarga menjadi mudah dan menyenangkan. Family Suites ini dilengkapi dengan dua kamar tidur, ruang keluarga dan area luas yang memungkinkan untuk setiap orang bisa bersantai dan beraktivitas. Fasilitas lainnya diantaranya TV layar datar 42 inci, Play Station, DVD player, beanbag & mini table untuk anak-anak, meja makan dan lounge. Kita juga bisa duduk santai di teras dengan akses langsung ke taman tropis yang rimbun serta kolam, jika kita memilih kategori Family Suite Terrace sebagai pilihan akomodasi di hotel ini. Wah, menarik! Anak-anak bisa beraktivitas di Westin Kids Club dengan ransel yang penuh barang menyenangkan. Termasuk botol minum yang dapat diisi minuman ringan secara gratis di The Veranda Restaurant selama menginap. Aktivitas lain yang dapat kita nikmati selama liburan di resor ini diantaranya kolam renang dengan waterslide setinggi 12 meter, kolam khusus anak-anak lengkap dengan air terjunnya. Bisa juga bermain tenis di dua lapangan yang tersedia hingga menikmati Westin Spa dan aktivitas water sport. Mulai Oktober – 20 Desember 2012, resor ini memberikan promo Exclusive Rupiah Rates mulai dari Rp. 4.600.000++ per kamar Family Suite per malam dan Rp 1,700,000++ per kamar standard per malam. Intinya selama di sini kita puas liburan dan pulang kembali dengan badan segar dan kenangan yang indah. Oh so sweet!
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
13
CHECK IN
The Sentosa, A Beaufort Hotel
K
alau Anda berpikir akan berada di tengah hiruk-pikuk Singapura yang bising, Anda salah. Karena The Sentosa, A Beaufort Hotel, berada di ketinggian tebing sekaligus di tengah taman-taman tropis di Sentosa Island, Singapura. Sebuah lokasi yang hening, jauh dari hingar-bingar. Tak ada yang tahu Anda di sini, karena privasi sangat dijunjung tinggi. Salah satu yang terbaik di Asia. Dengan 215 kamar di atas lahan 27 acres, The Sentosa punya daya tarik tersendiri bagi para tamunya, termasuk oleh disain arsitekturnya yang elegan dan tanahnya yang terawat rapih. Hijau dengan pohon dan dedaunan. Dengan disain interior yang mencengangkan karya Ed Tuttle, The Sentosa menawarkan pilihan
14
LIONMAG SEPTEMBER 2012
akomodasi yang bervariasi, mulai deluxe room yang mewah hingga luxurious suite dan bentangan vila taman yang dilengkapi kolam renang dan private driveway. Bagaimana sajian kulinernya? The Sentosa dikenal akan restoranrestorannya yang kerap memenangkan award serta pengalaman santap malam yang unik. Salah satunya adalah The Terrace, yang menawarkan salah satu champagne brunches terbaik di dunia. Sementara masakan seafood-nya adalah sajian terkenal dari The Cliff, restoran terkenal yang juga milik hotel itu yang didukung para chef lokal yang juga kerap memenangkan penghargaan. Bagi mereka yang peduli soal makanan kesehatan, tersedia The Garden, restoran untuk makanan sehat yang mutakhir. Selain itu,
The Sentosa juga tempatnya spa taman pertama di Asia, yakni Spa Botanica, dimana mengalir kolam dengan air terjun kecil hingga labirin meditasi yang senantiasa menunggu mereka yang ingin menikmati kemanjaan. The Sentosa tampil sebagai venue yang sempurna untuk berbagai macam even termasuk seremoni pernikahan, meeting bisnis dan berbagai konferensi. Selain itu tersedia golf course 18 hole di dekat hotel, berikut shuttle komplimen ke VivoCity, Orchard Road, Marina Bay Financial Centre, Universal Studios Singapore, Resorts World Sentosa dan atraksi menarik lainnya di Sentosa Island. Harga Getaway Package dua malam dengan buffet breakfast di Sentosa mulai dari S$670++ untuk dua orang. Informasi lebih lanjut kunjungi www.thesentosa.com. The Sentosa, A Beaufort Hotel 2 Bukit Manis Road Singapore 099891 Tel: +65 6275 0331 Fax: +65 6275 0228 Email: info@thesentosa.com www.thesentosa.com
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
15
NEWS AROUND
Wings Air Mendukung Penuh Event
Bunaken Jazz Festival
Wings Air Buka Rute Baru Ujung Pandang - Poso PP
P
ertumbuhan ekonomi di wilayah Sulawesi yang mengalami peningkatan membuat permintaan jasa angkutan udara juga mengalami pertumbuhan. Oleh karena itu Wings Air mengembangkan operasinya di Sulawesi Tengah dengan membuka jalur penerbangan Makassar - Poso P.P. Rute baru Wings Air mulai beroperasi pada 11 Agustus 2012 menggunakan pesawat ATR 72-500, 3 kali dalam seminggu (Selasa, Kamis, Sabtu). Rute Ujung Pandang – Poso berangkat pukul 08.00 dan tiba pukul 09.10 (WITA). Sementara sebaliknya, Poso – Ujung Pandang, berangkat pukul 09.30 dan tiba pukul 10.40 (WITA). Pembukaan rute yang dihadiri oleh Andi Burhan dan Ari Azhari dari manajemen Lion Air tersebut akan mempermudah para pelaku usaha di berbagai wilayah Indonesia untuk dapat melakukan perjalanan ke Poso serta mempermudah masyarakat yang berada di wilayah Poso dan sekitarnya. Penerbangan dari dan ke Poso dapat dilanjutkan ke berbagai tujuan dengan menggunakan pesawat Lion Air lainnya melalui Bandara Makassar.
16
LIONMAG SEPTEMBER 2012
Wings Air, mendukung penuh pelaksanaan even musik seperti Bunaken Jazz Festival. Demikian disampaikan oleh Direktur Utama Wings Air, Achmad Hasan. “Bunaken merupakan ikon pariwisata Sulawesi Utara yang sudah mendunia. Kami mendukung penuh penyelenggaraan even yang mempromosikan Bunaken dan Sulawesi Utara” katanya. Sementara itu, Managing Director Bunaken Jazz Festival, Tommy Bernadus menyampaikan bahwa , Even Bunaken Jazz Festival ini merupakan even terbesar yang akan dilaksanakan di kota Manado, Sulawesi Utara. “Kami ingin semakin mempromosikan Bunaken, kota Manado dan Sulawesi Utara sebagai daerah tujuan wisata, dimana selain wisatawan bisa menikmati obyek wisata yang ada, wisatawan juga bisa mengunjungi provinsi Sulawesi Utara dan kota Manado untuk menonton even musik berkelas.” Artis yang akan tampil diantaranya adalah Barry Likumahuwa Project, Gugun Blues Shelter, Ari Pramundito, Monita Tahalea, Endah dan Rhesa, Balawan dan salah satu tokoh musik Jazz asal Manado, Ermy Kullit. Even ini sendiri, akan digelar pada bulan Oktober 2012 di Kota Manado. Sebelum even utama Bunaken Jazz Festival, panitia juga menggelar beberapa pre event seperti Jazz Goes to School, Jazz Goes to Campus, dan Jazz On The Mall. Wakil Walikota Manado, Harley A B Mangindaan, secara terpisah, menyatakan sangat mendukung pelaksanaan Bunaken Jazz Festival. “Kreatifitas seni adalah salah satu pendobrak majunya kota Manado. We must support Bunaken Jazz Festival” katanya.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
17
NEWS AROUND
Aston International Membuka Favehotel Di Umalas - Bali Baru saja Aston International membuka hotel trendi dengan layanan terpilih yaitu favehotel yang ke-3 di Bali dan hotel ke-50 yang dikelola oleh Aston International di Indonesia, favehotel Umalas - Bali. “fave” baru ini terletak di lokasi yang istimewa yaitu di Jalan Petitenget – Kerobokan, berbatasan dengan desa Umalas dan sangat dekat dengan beberapa restoran dan klub malam yang terkenal di Bali. Dengan 121 kamar berkonsep fun, fresh and friendly, favehotel Umalas mengikuti jejak fave Seminyak yang baru saja dibuka baru-baru ini dan menawarkan fasilitas dengan perlengkapan kamar yang biasanya diasosiasikan dengan hotel untuk kelas atas seperti seperti kolam renang untuk dewasa dan anak-anak, ruang pertemuan yang modern dan fungsional, lobi hotel dengan desain kontemporer yang menarik, fasilitas WiFi cuma-cuma dan café yang eklektik. Setiap kamar tamu dilengkapi dengan televisi LED, save deposit box, perlengkapan dan tempat tidur kelas atas, yaitu Serta dan menampilkan ciri khas desain fave sehingga memberikan sentuhan yang energik dan moderen.
Topping Off Pop! Hotel BSD Tangerang Acara Topping Off dari POP! Hotel BSD - Tangerang diselenggarakan pada 3 Agustus 2012 lalu untuk menandai selesainya pembangunan struktur hotel. Acara yang berlangsung dengan sederhana namun meriah dihadiri oleh para pemilik perusahaan, perwakilan dari TAUZIA Hotel Management, arsitek dan kontraktor proyek. POP! Hotel BSD berlokasi di kawasan Sunburst - Serpong di Tangerang Selatan. Sebuah kawasan bisnis dan komersil yang berkembang pesat dan berjarak sekitar 45 menit dari Bandara Internasional Soekarno – Hatta Jakarta. Nantinya hotel ini akan memiliki 160 kamar dan ruangan rapat untuk menyasar market bisnis dan rekreasi. ”POP! Hotel BSD – Tangerang akan menjadi POP! Hotel ke-6 dan akan dibuka diakhir tahun 2012 ini, ” tutur Marc Steinmeyer, President Director dari TAUZIA Hotel Management, “TAUZIA Hotel Management tidak hanya bertindak sebagai operator namun TAUZIA Hotel Management memasuki suatu era baru dimana TAUZIA juga bertindak sebagai investor. TAUZIA Hotel Managements berinvestasi di 3 hotel dari 32 hotel yang berada di jaringan POP! Hotels.”
18
LIONMAG SEPTEMBER 2012
Nelpon Ke Seluruh Dunia Dengan Kualitas Premium Layanan Internasional untuk pelanggan Smartfren bertujuan agar pelanggan tetap dapat menjalin silaturahmi dengan keluarga, relasi bisnis, teman, dan kerabat yang berada di luar negeri. Dengan layanan akses VoIP 01068, pengguna dapat berkomunikasi lebih lama tanpa khawatir bayar mahal. Selain tarif yang hemat dan menarik, VoIP 01068 juga memberikan kualitas sinyal dan kejernihan suara. Jadi, kini panggilan ke luar negeri akan semakin hemat dan tidak repot sama seperti panggilan lokal ataupun domestik lainnya. Untuk melakukan panggilan international dengan menggunakan akses VoIP 01068 sangat mudah. Berikut informasi mengenai Telp International VoIP 01068. • Telepon ke Luar Negeri dengan kualitas Premium 01068, kini bisa dinikmati ke 228 negara tujuan. • Tekan 01068+Kode Negara+Nomor Tujuan • - Tarif adalah tarif reguler (bukan promo) • Berlaku 24 jam tanpa syarat • Daftar negara tujuan & tarif bisa berubah sewaktuwaktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. • Tarif sudah termasuk pajak 10% • Tarif mulai dari Rp. 12/ detik.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
19
LEISURE
Ibis Semarang Simpang Lima Ibis Semarang Simpang Lima semakin memperkokoh eksistensinya karena selalu memanjakan tamunya dengan beragam fasilitas dan pelayanan berstandar internasional dengan harga eknomis. Berada di kawasan Simpang Lima jalan Gajahmada No. 172 persis di jantung kota Semarang. Hanya berjarak 15 menit dari Bandar udara Ahmad Yani dan 5 menit dari Stasiun Kereta Api Tawang. Hotel ini memiliki 173 kamar standar dengan desain modern minimalis. Selain itu dilengkapi juga dengan ruang pertemuan berkapasitas hingga 180 orang, koneksi WiFi, bar, restoran serta Coffee Corner. Terletak di lobby, Coffee Corner menyajikan minuman spesial kota Semarang yaitu Teh Poci, biasa disajikan dengan cangkir yang terbuat dari tanah liat. Ditambah gula batu sebagai pemanis. Dahulu Teh Poci ini banyak dijual di warung-warung kecil di seputaran Simpang Lima, namun saat ini agak susah menjumpai warung yang menjual Teh Poci, dan disini Ibis Semarang Simpang Lima hadir dengan menyajikan menu tradisional khas Semarang tersebut dengan harga yang sangat terjangkau ditambah dengan pilihan makanan ringan sebagai pelengkap minum Teh Poci seperti, Tempe Kemul, Pisang Goreng, Tape Goreng, dll.
Concorde Hotel Singapore
Akses Mudah ke Seluruh Kota
D
i Concorde Hotel Singapore, kita bisa menikmati keleluasaan dan kenyamanan. Hal itu berkat lokasinya yang strategis di Orchard Road, titik penghubung utama bagi keperluan bisnis, shopping, kuliner dan hiburan di negara-kota itu. Akses ke seluruh pulau menjadi sangat mudah karena di kawasan Orchard, dekat dari hotel, ada dua MRT stations yakni Somerset dan Dhoby Ghaut. Keduanya bisa dicapai dengan berjalan kaki lima menit saja. Perlu diingat pula, Concorde Hotel Singapore berdekatan dengan Presidential Palace (Istana Kepresidenan). Persis di depan istana adalah Istana Park, sebuah tempat singgah yang tenang dan rimbun, di tengah hingar-bingarnya kota. Selain itu, dari hotel ini kita mudah ke tempat-tempat seperti Chinatown, Clarke Quay hingga National Museum. Sebagai salah satu hotel di Singapore yang memiliki atrium lobby, Concorde Hotel Singapore memiliki 407 kamar, termasuk 30 suites di dalamnya. Semua kamar telah direnovasi pada Januari 2011 lalu, selimut yang nyaman, free wireless internet access (Wi-Fi), kanal cable TV dengan banyak sekali pilihan, fasilitas pembuat kopi dan teh sendiri, safe deposit box, penyimpanan elektronik, hingga setrika. Selain itu, Concorde Hotel Singapore juga dilengkapi 11 ruangan meeting dengan kapasitas hingga 650 orang untuk meeting, seminar, workshop ataupun peluncuran produk.
20
LIONMAG SEPTEMBER 2012
CONTACT INFORMATION Hotel – Tel : 65-67338855 | email : singapore@concorde.net Room Reservations Ina: 62-5270044, 62-818197214 | Sing: 65-67398303, 8304, 8305 email : abdul.najib@hplhotels.com, reservations.chs@concorde.net Website: singapore.concordehotelsresorts.com
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
21
LEISURE
The Untold story,
Legacy of Royal Ambarrukmo Yogyakarta
A
Ada T-Rex Di Bandung! Maksudnya bukan T-Rex sungguhan yang berkeliaran di kota Bandung. Tapi kita bisa melihat replika fosil Tyranosaurus Rex atau T-Rex! Ya, jika selama liburan kita ingin sesuatu yang sedikit berbeda maka tidak ada salahnya kita mengunjungi museum. Selain menarik, berwisata ke museum juga dapat menambah wawasan kita terlebih buat anak-anak. Nah, salah satu yang dapat kunjungi adalah Museum Geologi Bandung. Museum ini terletak di Jl Dipenogoro no 57, Bandung. Buka setiap hari, kecuali Jumat dan hari libur nasional. Untuk menikmati berbagai jenis benda yang ada di sini kita tidak perlu merogoh kocek alias gratis. Awalnya, museum ini adalah tempat laboratorium dan penelitian untuk perkembangan geologi di Indonesia. Seiring berjalan waktu, tempat ini telah menjadi museum yang terkenal dan selalu ramai dikunjungi. Tentu dalam museum ini sarat dengan pengetahuan khususnya Geologi yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi, baik itu dari komposisinya, sifat-sifat fisik bumi, struktur bumi, kehidupan bumi dan sejarah terbentuknya bumi. Makanya tidaklah mengherankan jika di museum ini dapat kita jumpai banyak fosil, bebatuan, sejarah gunung berapi, kandungan mineral bumi. Selain fosil manusia purba dan gajah purba yang paling popular dan banyak dikunjungi adalah replika fosil Tyranosaurus Rex atau T-Rex yang tingginya mencapai 5 meter. Wah, menarik!
22
LIONMAG SEPTEMBER 2012
mbarrukmo merupakan salah satu kawasan bersejarah di Yogyakarta, yang pernah menjadi fungsi penting dari Keraton Yogyakarta. Pada era tahun 70 sampai 80an pernah menjadi hotel termegah di Yogyakarta. Hotel itu sendiri dibuka pada tahun 1966 sebagai bagian integral dari Royal Residence Ambarrukmo Palace, dan menjadi salah satu hotel mewah di Yogyakarta selama periode tersebut. Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno dan Raja Hamengku Buwono IX mendirikan hotel ini, dengan menggunakan dana perbaikan dari pemerintah Jepang. Royal Ambarrukmo Residence terdaftar sebagai Warisan Nasional Gedung dilindungi oleh hukum No 5, 1992. Hal ini juga dianggap sebagai “Kedaton� yang artinya Royal Palace atau tempat kediaman Raja. Setelah renovasi komplit pada September 2011, The Royal Ambarrukmo Yogyakarta dibuka kembali sebagai hotel bintang 5 dengan 247 kamar yaitu Deluxe Room, Ambarrukmo Club, Ambarrukmo Premier dan Ambarrukmo Suite. Semua kamar memiliki balkon, Merapi View dan City View dan fasilitas modern: LCD 32 “,deposit box, coffee/tea maker dan akses internet. 7 ruang rapat siap menampung untuk 10 - 400 orang dengan standar internasional dan akses internet gratis. Business Center lengkap siap melayani 24 jam untuk kebutuhan bisnis Anda. Royal Restaurant terletak di area lobi, dihubungkan oleh Lobby area, menawarkan menu tradisional dan suasana yang nyaman untuk petualangan kuliner dengan live cooking. Sultan menu, juga tersedia di restoran untuk menciptakan pengalam menarik bagi para tamu menikmati makanan khas para raja dan memanjakan rasa.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
23
TRAVELING
24
BANJARMASIN
LIONMAG SEPTEMBER 2012
PASAR TERAPUNG
LOK BAINTAN
Teks: Gegen | Foto: Makhfudz SAPPE
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
25
Keindahan Selepas Fajar Selain di Muara Kuin yang mulai surut, pasar terapung di Kalimantan Selatan yang masih berdenyut adalah di Lok Baintan, keindahan yang tersisa usai fajar. Barter masih berlaku di sini.
K
embali ke Banjarmasin, kami berusaha mencari pengalaman yang berbeda. Dua tahun lalu, umpamanya, kami mengunjungi pasar terapung Muara Kuin di Sungai Barito. Kini, mendengar info dari kawan-kawan di Banjarmasin, pasar terapung di Muara Kuin nyaris punah. Hal itu masuk akal. Akses jalan darat ke kawasan Muara Kuin semakin bagus, sehingga pola transportasi bergeser, penggunaan perahu di kawasan itu berkurang, termasuk dalam sektor perdagangan tradisional. Pasar terapung Muara Kuin yang pukul tujuh pagi sudah sepi, kini semakin sunyi. Tapi tidak demikian halnya dengan pasar terapung Lok Baintan. Pasar ini terletak di desa Sungai Pinang, Lok Baintan,
26
LIONMAG SEPTEMBER 2012
kecamatan Sungai Tabuk, Banjar. Cuma, cara mencapainya mirip. Kami juga bangun di pagi buta, sekitar pukul 04.30. Maklum, pasar ini memang hanya di pagi hari. Sebenarnya ada beberapa pilihan untuk mencapai pasar terapung Lok Baintan. Bisa sambung-menyambung jalan darat atau jalan sungai. Tapi yang praktis, ya jalan sungai saja. Kebetulan hotel yang kami tempati bermalam di tengah kota Banjarmasin terletak persis di tepi sungai. Bahkan di depannya ada dermaga tempat tertambat beberapa perahu. Jadi, dari pelataran parkir depan hotel, kami tinggal melompat ke atas perahu. Tarifnya pergipulang Rp 250.000,-. Kawan yang menemani kami di Banjarmasin mengatakan waktu tempuh dengan perahu ini sekitar 45 menit. Itu sebenarnya cukup untuk menambah waktu tidur kami yang berkurang, di dalam perahu. Tetapi desir sungai
dan desah angin subuh rasanya sayang dilewatkan. Jadilah saya duduk di buritan perahu, kadang pindah ke haluan, menghadang angin yang meliuk di atas sungai.. Dan itu ada bayarannya, ketika “breaking dawn�. Secara bertahap pergantian hari dimulai. Warna putih mulai terbersit di ufuk. Suara kecipuk air sungai yang terbelah dan desir angin saling mengejar. Hanya, kini kami tak lagi sendiri di tengah sungai. Satu dua sampan kecil mulai tampak agak di tepi sungai. Mereka, ibu-ibu yang akan berjualan di pasar terapung Lok Baintan. Artinya, kami sudah dekat. Ya, di depan kami membentang sebuah jembatan, menggantung di atas keheningan Sungai Martapura Lok Baintan. Kami pun menepi. Dari atas jembatan, kami bisa melihat pemandangan yang berbeda sesudah sejak subuh di tengah sungai. Pada gerbang salah satu
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
27
jembatan tertulis “Lok Baintan Hanging Bridge. Welcome to Lok Baintan Floating Market, the Hidden Beauty of South Borneo�. Dan itu benar. Tak jauh dari situ berkumpullah para penjual, yang kebanyakan kaum ibu. di atas jukung-jukung itu mereka berjualan. Yang diperdagangkan adalah hasil produksi pertanian atau kebun mereka, seperti sayur-mayur dan buah-buahan. Tapi layaknya pasar, ada pula yang menjual beras. Dan karena sekarang pasar ini sudah jadi konsumsi wisata, maka banyak pula yang menjual makanan jadi seperti kue-kue dan penganan sarapan pagi lainnya. Para penjual ini berasal dari anak Sungai Martapura, seperti Sungai Lenge, Sungai Bakung, Sungai Paku Alam, Sungai Saka Bunut, Sungai Madang, Sungai Tanifah, dan Sungai Lok Baintan. Yang menarik dari pasar terapung ini, tidak banyak
28
LIONMAG SEPTEMBER 2012
argumentasi tawar-menawar. Masing-masing seperti sudah paham nilai masing-masing. Selain itu, uang tidak senantiasa menjadi alat tukar, karena sistem barter sesama mereka masih berlaku. Sekitar pukul delapan hingga sembilan pagi, para penjual ini mulai meninggalkan
pasar satu persatu. Namun bagi penggemar fotografi, sepanjang waktu itu tersedia lahan berburu foto yang menantang. Bila jeli. Tapi benar, dari sekian banyak aktivitas khas di Kalimantan Selatan, inilah salah satu keindahan khas yang tersisa.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
29
WISDOM IN THE AIR
Right to Fight Oleh: Jemy V. Confido
Setiap anak terlahir dengan hak istimewa untuk berjuang dan setiap orang tua bertanggung jawab agar mereka tidak kehilangan hak tersebut saat tumbuh dewasa nantinya. -Jemy V. Confido-
S
uatu ketika seorang anak menyaksikan sebuah kepompong sedang bergerak-gerak. Tak lama kemudian, sesosok bentuk yang lucu dan mengibakan muncul dari dalam kepompong tersebut. Ternyata makhluk mungil itu adalah kepala seekor ulat yang tengah berubah menjadi seekor kupu-kupu. Sang ulat kemudian bergulat dengan balutan kepompong, berusaha melepaskan diri. Perlahan-lahan, sang ulat pun berhasil mengeluarkan sebagian tubuhnya. Seorang bocah yang menyaksikan kejadian tersebut sadar apa yang sedang dilakukan sang ulat yaitu membebaskan diri dari balutan kepompong tersebut. Ia pun kemudian mengulurkan tangannya dan membukakan balutan kepompong tersebut. Singkat cerita, sang ulat pun kemudian terbebas dari
30
LIONMAG SEPTEMBER 2012
balutan kepompong berkat bantuan sang bocah. Di bagian punggung sang ulat tampak sepasang sayap kupukupu yang indah. Sang ulat yang kini sudah menjadi kupu-kupu itu pun kemudian membentangkan kedua sayapnya. Ia bersiap-siap untuk mengepakkan sayapnya dan terbang untuk pertama kalinya. Namun apa daya, sayapnya tidak bisa mengepak dengan sempurna dan sang kupukupu baru itu pun tidak bisa terbang. Rupanya, niat baik sang bocah telah menimbulkan akibat yang buruk terhadap perkembangan sang kupu-kupu. Proses yang sejatinya berlangsung berjam-jam, telah diubah menjadi beberapa menit saja oleh sang anak. Hal ini menyebabkan sang kupu-kupu kehilangan kesempatan terbaiknya untuk melatih ototototnya sehingga otot-ototnya tidak cukup kuat untuk terbang. Kondisi ini sulit untuk diperbaiki kemudian
selain karena tidak tersedia fasilitas khusus untuk melatih otot-ototnya, elastisitas otot-ototnya juga sudah berkurang seiring pertambahan usia kupu-kupu ini. Sebagai orang tua, saya juga pernah merasakan situasi serupa. Kehadiran putri kami yang merupakan anak pertama sungguh memberikan kebahagiaan. Terlebih lagi kelucuan dan kadang kehebohan yang diciptakannya sungguh memberikan kegembiraan tersendiri bagi kami. Semua ini membuat kami berusaha memberikan yang terbaik dan terkadang agak memanjakan putri kami tersebut. Setelah melalui masa-masa yang penuh dengan keceriaan tersebut, maka tibalah putri kami untuk memasuki masa-masa persiapan sekolah. Setelah melalui masa pra sekolah dengan baik, tahun ini putri kami pun masuk ke kelas TK Kecil. Di tahap ini, putri kami sudah dituntut untuk mulai menulis huruf dan angka. Tak ayal, saya dan istri pun mulai mengajarinya. Pertama-tama kami berusaha mengajarinya dengan sabar namun lambat laun kesabaran kami semakin berkurang karena melihat putri kami tidak cukup tertarik untuk belajar. Kami pun mulai mendidiknya dengan keras. Untuk beberapa saat, putri kami seperti terkejut dan protes terhadap tindakan kami. Matanya seolah bertanya mengapa kelemahlembutan ibu dan kebersamaan ayah berubah menjadi kemarahan? Mengapa saya tidak bisa dibebaskan saja dari tuntutan untuk belajar ini dan bisa bermain dengan gembira? Saya dan istri pun berdiskusi. Putri kami rasanya masih terlalu kecil untuk diberi tugas menulis. Apakah kami terjebak dalam ambisi orang tua dan kemudian merampas kegembiraan putri kami ataukah kami benar-benar sedang mendidiknya agar ia kelak bisa menggunakan
INFLIGHT MAGAZINE FOTO: OFMAKHFUDZ LION AIR SAPPE 31
salah satu hak istimewa yang dimilikinya yaitu hak untuk berjuang. Dalam hal ini, kami sadar bahwa bukan hasil tulisannya yang penting bagi kami tapi keinginan untuk mencoba menulis itu yang kami coba timbulkan dalam diri putri kami. Setelah melalui berbagai upaya, dalam beberapa minggu berikutnya, putri kami terlihat semakin tertarik mencoba menulis. Meskipun awalnya berat, namun pada akhirnya kami semua sangat bergembira karena kemajuan yang diperlihatkan oleh putri kami tersebut. Tanpa disadari oleh setiap anak yang terlahir ke dunia ini dan juga tanpa disadari oleh kebanyakan orang tuanya, sesungguhnya setiap anak memiliki hak untuk berjuang agar ia mampu menghadapi kerasnya kehidupan ini dan menjadi orang yang berhasil. Hak ini seringkali dirampas tanpa disadari oleh orang-orang di sekitarnya terutama orang tuanya sendiri dengan alasan tidak ingin mengambil kebahagiaan anak-anak mereka. Sungguh suatu perbedaan yang tipis sepertinya namun dengan pikiran yang jernih dan hati nurani yang ikhlas, setiap orang tua bisa dengan bijak membedakannya. Ketika kita membuat anak-anak kita tertawa bahagia, maka kita sedang memberikan kebahagiaan kepada mereka. Kecuali, bila kebahagiaan tersebut membuat mereka tidak mau berusaha, maka kita sesungguhnya sedang mengambil hak mereka untuk dapat berjuang. Agar kita tidak merampas hak anak-anak kita untuk berjuang, berikut tiga tips sederhana yang bisa saya bagikan kepada para pembaca:
Didiklah anak untuk terbiasa bertanggung jawab sejak dini. Hal-hal kecil seperti memasang sepatu dan kaos kaki sendiri akan
32
LIONMAG SEPTEMBER 2012
melatih anak untuk bisa mandiri dan lebih siap untuk berjuang nantinya. Biasakan juga anak untuk menerima kenyataan bila ia memang melakukan kesalahan dalam proses memikul tanggung jawab ini. Hindari kebiasaan buruk seperti menyalahkan lantai bila anak terjatuh karena ia kurang berhatihati. Beri pengertian kepadanya bahwa bila ia kurang berhati-hati maka ia bisa terjatuh.
Hargailah setiap usaha yang diperlihatkan oleh anak. Para orang tua tentu berharap bahwa anak-anak mereka akan berhasil nantinya. Namun hasil tidak selalu tercapai seketika. Karena itu, beri perhatian pada usaha yang dilakukan oleh sang anak, bukan kepada hasil yang diperolehnya. Bila sang anak sudah belajar keras namun nilai ujiannya belum memuaskan, beri penghargaan kepada usahanya. Terus beri semangat bahwa hasil yang baik akan datang dari usaha yang baik pula. Bantu sang anak untuk menemukan usaha yang lebih efektif serta beri dukungan yang diperlukan terutama dukungan moril.
Rangsang anak untuk memiliki tujuan dan yakinkan bahwa ia harus berjuang untuk mencapainya. Setiap orang tua selalu tertarik untuk mendengar cita-cita para anaknya. Bahkan tidak jarang justru orang yang memberikan cita-cita kepada anak-anak mereka. Namun kegairahan untuk meraih cita-cita harus dibarengi juga dengan kesediaan untuk memperjuangkannya. Sambil menunggu tercapainya cita-cita yang besar, akan sangat membantu bila anak-anak juga memiliki tujuan-tujuan antara. Misalnya
menjadi juara kelas atau memiliki tas sekolah baru. Ajak mereka untuk berjuang mencapai tujuan-tujuan tersebut seperti belajar dengan lebih tekun atau menabung. Ciptakan simulasi-simulasi yang menarik dan menantang bagi mereka untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dalam memberikan hak bagi anak-anak untuk berjuang tersebut, kita harus selalu ingat bahwa semakin awal kita mengajarkannya kepada mereka maka akan semakin baik hasilnya. Sebaliknya, semakin terlambat kita mengajarkannya, maka akan semakin sulit bagi mereka untuk menerimanya. Hal ini terutama disebabkan oleh terbentuknya kebiasaan kontra produktif yang justru membuat mereka lebih memilih untuk menghidari tantangan dan tanggung jawab. Sang bocah dalam kisah di atas mungkin merasa iba melihat sang ulat yang kesulitan keluar dari balutan kepompong. Namun ia tentunya akan merasa lebih iba manakala melihat sang ulat yang telah menjelma menjadi kupu-kupu tidak memiliki sayap yang dapat berfungsi dengan baik. Demikian pula sebagai orang tua, mungkin kita akan sedih bila melihat anak kita mengalami kesulitan. Namun kita akan lebih bersedih lagi bila melihat mereka tidak memiliki kesiapan sama sekali untuk menghadapi kesulitan tersebut. www.jemyconfido.com
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
33
TRAVELING
LOMBOK
The Golden Coast
of Southern Lombok Text & photos: peter milne
E
ver since my first visit there as a young backpacker back in 1989, one of my favourite get-away-fromit-all spots in Indonesia has been the coastal area in and around Kuta — but not the Kuta in Bali, no way! I mean the other Kuta, the one in southern Lombok. In fact, what makes Kuta in Lombok so appealing is that it’s the very opposite of over-crowded, over-developed, and at times over-bearing Bali. Long known only to the hardened surfing fraternity, the south coast of Lombok has some of the most stunning scenery, pristine beaches and azurecoloured seas in all of Indonesia, not the mention the huge waves that roll in from the Indian Ocean, making this coast a world-class surfers’ paradise. Added to that has been the
34
LIONMAG SEPTEMBER 2012
relatively slow pace of development and growth in tourism in this part of Lombok. This is about as good as it gets, if you need a break from the stress of Jakarta. One of the pleasures of Lombok as a whole is that, with the exception of the small Gili islands in the northwest, Lombok has remained very much as it was when I first came here 22 years ago. The lack of international-standard accommodation in the south of the island was remedied in the mid-1990s with the opening of the sensitively designed Kuta Lombok Novotel on a beautiful beach setting 2km east of Kuta. In the past few years this has become my choice place to stay and use as a base for
exploring the locality. The superb buffet breakfasts beside the beach are particularly fortifying and set you up for the rest of the day. After a gap of over three years, I returned to Kuta for a long weekend earlier this year, to see how much the place had changed after the opening of the new international airport in Lombok in October 2011. Many years in the coming, the new airport is rather further south from Mataram, the island’s capital, than the old airport, which was on the outskirts of Mataram. It’s touted as being the catalyst to turn sleepy Lombok into Indonesia’s next Bali. Those arriving at the new airport are only half an hour’s drive from Kuta and the
(top) Surfers doing their stuff in the beginners surf, seen from the ‘floating bar’. (bottom) A group of tourists chat with local sellers in Mawun Bay.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
35
south coast, considerably less than the minimum one and a half hours it used to take from the old airport. This proximity is likely to have a major impact on development on the south of the island, and the Kuta area in particular, in the coming years. As soon as I rocked up at the Novotel late on Friday evening, I set about organizing a rental ‘bebek’ motorbike for the following three days of my stay, to give me mobility east and west along the coast, and into and out off Kuta village. This can be very easily done either independently or through the hotel, where cars and drivers can also be rented.
So, the following morning after a hearty English breakfast, I was off on the bike. Heading east along the coast from Kuta and the Novotel, you pass through coconuts groves and numerous silver-sanded bays — an exhilarating drive on a motorbike. Pantai Segar is the first beach you pass, while the next bay going east is Tanjung Aan, even more spectacular. This is the bay where a Dubai-based property investor had big plans for a major international resort, only to pull out with the onset of the global financial crisis in 2008. Shaped like a giant half-moon with a rocky headland projecting into the bay, you can see the huge surf breaking far
The view from the Ashtari Restaurant, looking east towards Kuta, with Tanjung Aan beyond.
36
LIONMAG SEPTEMBER 2012
out at the bay’s mouth. With its lovely sweeping silver-sand beach Tanjung Aan makes for a good swimming spot. Even at the weekends these beaches are almost totally deserted, with the exception of a few local kids selling fresh coconuts or locally made jewelry. Continuing further east the road eventually comes to an end at the little coastal village and surfers’ haunt of Gerupak, famous for its surf breaks a short boat ride out towards the mouth of the bay. Here, even if you’re not a surfer, you can still take a small boat out to Gerupak’s ‘floating bar’ beside one of the surf breaks for a modest Rp 70,000, and watch the surfers doing their stuff while lying in the sun, enjoying the cool sea breeze and an ice-cold beer.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
37
Heading off in the opposite direction from Kuta towards the west, you soon come to a steep hill that climbs up over a ridge into the next valley. Just below the ridge, with a wonderful view back down towards Kuta and the beaches and bays beyond, and the waves coming in from the south, is a little gem of a restaurant, called Ashtari. Designed in a Tuscan style with colourful flowers giving shade over the steps up to the main entrance, it’s like stepping into a corner of the Mediterranean. The menu is vegetarian, with dishes that draw Tanjung Aan, from the headland jutting into the bay.
38
LIONMAG SEPTEMBER 2012
from Italian, Indian, Middle Eastern and Indonesian cuisine. This is a perfect spot to drop in for a bite and a drink, wile away a few hours with a good book, or have a chat with Helen, the owner, who knows a thing or two having lived here for 15 years. But I have to say I was shocked by the deterioration in the quality of the road leading up the hill, which is now in an all but impassable condition for sedans, and requires dismounting if you are on a bike. I learnt that this was the consequence of the increase in the number of
trucks plying the route following the discovery of gold on the slopes of the hill that descend to Mawun Bay. Apparently, prospecting three years ago by an international company had revealed the presence of gold, but not in commercially viable quantities. But this had not put off the locals, who are today becoming well-heeled on the back of illegal mining operations, which now dot the hillside. Other than the dangers of illegal mining itself (many miners have been lost when tunnels have collapsed), the problem is that the method of choice for these illegal mines in extracting the gold relies upon the use of highly toxic mercury. Almost all of the houses on the Mawun side of the hill seem to have the tell-tale roller drums and grinding machines that are used for the separation process and run 24/7. It is unclear what happens to the toxic mud left over from the process, but it is almost certainly just dumped back on the hillside, mercury and all. Sooner or later this will find its way back into the food chain and be consumed by the inhabitants. Over the crest of the hill and down into the valley on the other side, the road is still in pretty awful condition for a couple of kilometers. Back down at sea level again, you come to a turning to the left, where a small road leads towards the sea and Mawun Bay, one of the most idyllic sandy bays in all of Indonesia. In all the years I’ve been coming here, I’ve hardly ever seen a sole in this picture-postcard perfect setting. There is safe parking now, and a couple more bamboo shelters, but that’s about all. It’s simply drop-dead gorgeous. The small fishing village
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
39
with its handful of small prahu fishing boats and half a dozen shacks is just the same as I remember, half way around the horse-shoe of the bay. This is also a perfect beach for swimming, as the big waves of the Indian Ocean break at the narrow mouth of the bay, and the currents are benign. Despite the mining
going on in the hills set back from the bay, it’s reassuring to know that the Mawun is as beautiful and undeveloped as ever. Continuing back along the coastal road further west — which thankfully isn’t quite as bad as the hill to Mawun — the next left turning leads to a guard house and
(top) The ‘floating bar’ in the bay off Gerupuk, where surfers can have a respite…and a cold beer. (bottom) The huge sweep of the beach at Selong Blanak, an ideal beach for safe swimming.
40
LIONMAG SEPTEMBER 2012
a barrier where even on a bike to have to hand over Rp 10,000 to gain entrance to the next bay of note: Mawi Bay. You eventually reach the beach after about a kilometre of bendy road followed by a muddy track, which is another surfers’ paradise with its legendary barrels. Still, for me as a non-surfer, it’s not quite as idyllic as Mawun. Back on the ‘main’ road once again, the final beach is the huge sweep of wide empty sand at Selong Blanak, where the coastal road meets once again with the properly maintained road leading north towards the new airport and Mataram. More than a couple of kilometers in length, it has long amazed me that all that’s here is a small village with a few warung along the eastern end of the beach. The powdery white sand and the gentle wide slope of the beach make it perfect for swimming. With its easy access to the north, some believe that this will be the site for major development in the future that could leave Kuta 20km to the east in its wake. But for now at least, its expanse of beach is almost deserted. So, the message seems to be that if you haven’t visited the beautiful coastline and beaches of southern Lombok, then it’s not too late to do so. But after being in the doldrums for the 20 years that I’ve been visiting this area, things are now starting to change fast. Illegal mining, development and tourist overspill from Bali and the Gili islands are all adding to the pressure, and the new airport only ups the pace of change. So, don’t delay too long if you want to see this pristine and still relatively undeveloped corner of Indonesia.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
41
AUTOMOTIVE
THE JOURNEY OF
DISCOVERY Teks: Karman Mustamin | Foto: Land Rover Media
42
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
43
Perjalanan ini diadakan memperingati produksi ke sejuta produk Land Rover Discovery. Namun lebih dari itu, Land Rover’s Journey Discovery ini juga mengemban misi kemanusiaan untuk membantu International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies. 44
LIONMAG SEPTEMBER 2012
S
ungguh, sebuah perjalanan yang sarat tantangan. Kali ini, Land Rover mengemasnya dalam sebuah event bertajuk Land Rover’s Journey of Discovery. Ya, inilah penjelajahan yang menggunakan kendaraan tipe Discovery melintasi jarak sepanjang 8,000 mil atau hampir 13,000 km dalam tempo 50 hari. Rute ini, membentang dari markas Land Rover di Solihull, Birmingham, Inggris dan finish di Beijing, China.
Penjelajahan ini sendiri, mengusung misi kemanusiaan. Yakni, pengumpulan dana mencapai 1 juta poundsterling yang akan diserahkan kepada International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies. Tujuannya, membantu pengadaan air bersih di Afrika. Di samping itu, penjelajahan juga memotret berbagai kondisi kehidupan sosial masyarakat sepanjang rute yang dilalui. Bila dihitung dari tempat startnya di Solihull, Inggris, ada 78 kota yang dilintasi di total 13 negara oleh penjelajahan ini. Antara lain
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
45
Inggris, Prancis, Swiss, Italia, Austria, Hungaria, serta beberapa negara bekas Uni Soviet seperti Kazakhstan, Uzbekistan, Kyrgyzstan dan finish di China. Sedangkan kru yang terlibat, mencapai 112 orang. Termasuk, beberapa tokoh petualang semisal Bear Grylls, Sir Ranulph Fiennes, Ray Mears, Monty Halls dan Ben Saunders. Hasilnya, 17,500 frame foto diproduksi dan rekaman video berdurasi 80 jam.
46
LIONMAG SEPTEMBER 2012
Napak Tilas Sejarah
Harus diakui, penjelajahan ini pun dimanfaatkan oleh Land Rover untuk membuktikan ketangguhan Discovery. Mobil yang disiapkan khusus untuk menghadapi berbagai kondisi medan dan cuaca ini, benar-benar mampu menyelesaikan misinya ketika konvoi memasuki pintu gerbang kota Beijing di China. Sudah pasti, banyak cerita yang terekam sepanjang penjelajahan
yang melibatkan 4 unit Land Rover Discovery itu. Awal perjalanan yang tak terlupakan, ketika tim mampu menerobos rute berlapis salju di wilayah Austria. Dari situ, berbagai kota yang sarat dengan nuansa sejarah pun dilewati semisal Milan, Saltsburg, Vienna dan Budapest. Tim juga melintas di kota bawah laut di Soviet yang dikenal dengan sebutan Cold War submarine city. Puncaknya, di saat tim menerobos
ke jantung kota hantu, Chernobyl yang pernah menghebohkan dunia akibat bocornya reaktor nuklir di wilayah itu. Lebih dari 25 tahun sejak tragedi nuklir di kota itu, inilah untuk pertama kalinya ada kendaraan pribadi yang diperbolehkan melintas sejauh 30 km di zona eksklusif Chernobyl, Pripyat. Dulu, sekitar 50,000 pekerja professional berusia muda bermukim di sini.
Berikutnya, tim juga menyambangi kota L’Viv, Kiev serta Odessa di Ukraina. Termasuk di dalamnya, berkunjung ke museum farmasi di Hogwarts, serta kota bawah laut di Soviet yang dirancang untuk perlindungan terhadap serangan nuklir di masa perang dingin. Kota yang terdapat di belakang pegunungan yang bersisian dengan Laut Hitam, selama 35 tahun tak pernah ditemukan di dalam peta.
Penaklukan Alam
Keganasan alam, juga akhirnya tidak menjadi hambatan untuk menuntaskan misi. Usai berkunjung ke Kremlin di Moscow dan menyaksikan Bolshoi Ballet, tim penjelajah dihadapkan dengan ujian medan yang sebenarnya. Jalan-jalan pedesaan yang licin tertutup lumpur, bentangan padang pasir, temperatur udara yang membekukan atau panas yang menyengat, menjadi menu utama. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
47
Namun, bukti-bukti sejarah dan perubahan ekosistem di berbagai kawasan, memberikan hiburan tersendiri. Contohnya, di saat melintasi kawasan Laut Aral yang dihiasai hamparan bangkai kapal yang telah digerogoti karat dari masa sekitar 50 tahun silam. Bahkan, jauh di pelosok padang pasir Uzbekistan, tim penjelajah ini menemukan museum Savitsky di kota Nukus. Museum permata dengan koleksi lebih dari 90,000 karya seni avant-garde dari Soviet
48
LIONMAG SEPTEMBER 2012
ini, masih utuh setelah mampu diselamatkan dari incaran KGB. Arsitektur Islami, menjadi pemandangan berikut ketika tim melintas di rute yang dikenal sebagai Jalan Sutera (Silk Road) dan Rute Rempah (Spice Route) dalam perjalanan menuju China. Jalanan makin menantang saat memasuki kawasan Lake Issyk Kul. Apalagi, di saat tim mulai mengarah ke selatan, berhadapan dengan rute sepanjang 6,000 mil. Momok yang paling ditakuti, yakni ketika
harus menaklukkan Torugart Pass pada ketinggian 3,752 m di atas permukaan laut. Jalur ini, pernah menggagalkan ekspedisi Land Rover pada tahun 1956 yang berencana mencapai Singapura. Untungnya, kali ini keberhasilan berpihak pada tim Discovery. Mereka akhirnya mampu menembusnya dan hanya tinggal berhadapan dengan ganasnya gurun Taklamakan Desert untuk mencapai tembok raksasa, Great Wall, pintu masuk menuju Beijing, China. Lantas, semua keletihan menjadi sirna, bersamaan dengan menjejaknya roda-roda Discovery di aspal Tiananmen Square. Mission complete. Dan... one-in-a-million journey was over.Â
IMS
20-30
September
2012
2012
JIExpo-Kemayoran
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
49
TRAVELING
BALI
Kompleks Kerta Gosa
Balai Berpanel Klasik – Museum Berkarya Dunia Sering turis yang ke Bali menghabiskan liburan di daerah selatan Bali seperti Kuta, Nusa Dua ataupun Sanur. Kalau tidak, mereka akan ke Ubud, dan banyak lokasi di ‘tengah’ Bali. Jarang yang mengelana ke kawasan Timur Bali, padahal ada banyak tujuan wisata yang menarik. Kerta Gosa misalnya. Teks & foto: Paul I.Zacharia
50
LIONMAG SEPTEMBER 2012
T
aman Gili Kerta Gosa adalah salah satu warisan budaya di Klungkung yang dibangun pada tahun 1622 Caka atau 1700 Masehi ketika I Dewa Agung Jambe sedang memerintah Klungkung. Terletak di tengah kota Klungkung, lokasi ini berada kira-kira 40 km ke arah timur Denpasar sehingga mudah dijangkau dengan kendaraan bermotor. Hanya sekitar 45 menit melalui jalan Prof.Dr.Ida Bagus Mantra yang mulus dan leluasa kita dibawa mundur ke sejarah. Kompleks bangunan terbuka (bale) ini sejatinya merupakan bagian dari Puri Semarapura (Klungkung). Di balik dinding pagar bata, terdapat dua bale dengan tiang kayu penyangga atap yaitu Bale Akerta Gosa dan
Bale Kambang. Bale Akerta Gosa adalah yang ada di sudut kanan setelah pintu masuk, sementara Bale Kambang yang lebih besar terletak di tengah dan dikelilingi oleh kolam. Posisinya menyiratkan bahwa balai ini seperti terapung (‘kambang’) Yang paling terkenal dari kompleks ini adalah penggambaran dunia nyata dan akhirat pada langitlangit yang cukup baik terawat. Sebelumnya panel lukisan di langit-langit ini dibuat pada kain, namun pada tahun 1930 saat dipugar, dilakukan pengecatan pada eternit. (kiri) Bale Kambang, di tengah kolam yang sedang surut, sering dianggap Kerta Gosa yang ada di baliknya. Tampak Monumen PUPUTAN di belakangnya. (atas) Kompleks Kerta Gosa dengan Museum Semarajaya beratap merah di belakang. (bawah) Seorang guide sedang menjelaskan makna lukisan-lukisan gaya Kamasan kepada pengunjung.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
51
Lukisan bergaya Kamasan di langit-langit Kerta Gosa menawarkan pelajaran rohani yang berharga. Setiap tingkatan pada langit-langit ini menceritakan alam rohani secara bertiras. Ada enam tingkatan, yang mewakili tingkat kehidupan paling rendah pada lapisan terbawah, yang naik terus sampai ke tingkat yang paling atas yaitu nirwana. Panel-panel lukisan ini bak sebuah komik bercerita tentang karma dan reinkarnasi, dan setiap fase kehidupan manusia dari lahir sampai mati. Kerta Gosa dulu digunakan untuk tempat pembahasan segala sesuatu yang bertalian dengan situasi keamanan, kemakmuran serta keadilan wilayah kerajaan Bali. Dulu setiap tahun sekali bersidanglah raja-raja di seluruh Bali disini. Raja Klungkung – yang dianggap sesepuh memberikan pengarahan serta keputusan-
(kiri) Figur patung berbangsa Portugis (atas) Seorang ibu dengan enam anaknya di Bale Kambang (bawah) Emilio Ambron, seniman Italia yang berkarya di Klungkung
52
LIONMAG SEPTEMBER 2012
THE MOST PREFERRED HOTELS THROUGHOUT INDONESIA
Passion &
Professionalism
Swiss-Belhotel Papua, Jayapura
Swiss-Belhotel Borneo Banjarmasin
Swiss-Belhotel Ambon
Grand Swiss-Belhotel Medan
Pat-Mase Villas, jimbaran
Book Online! at www.swiss-belhotel.com and Get Special Deals at Our fine 4 and 5 star Hotels in Indonesia $PERQ ‡ %DOL -LPEDUDQ .XWD 1XVD 'XD ‡ %DOLNSDSDQ ‡ %DQGXQJ ‡ %DQMDUPDVLQ ‡ -DNDUWD *URJRO 0DQJJD %HVDU .HPDQJ
-D\DSXUD ‡ .HQGDUL ‡ 0DQDGR ‡ 0DQRNZDUL ‡ 0HGDQ ‡ 0HUDXNH ‡ 3DODQJND 5D\D ‡ 3DOX ‡ 6DPDULQGD ‡ 6HPDUDQJ ‡ 7DUDNDQ %DOL .XWD /HJLDQ 3HFDWX 3HWLWHQJHW 6DQXU
‡ %DQJND ‡ %DWDP ‡ %HNDVL ‡ %LQWDQ
%RJRU ‡ &LUHERQ ‡ *RURQWDOR ‡ -DNDUWD .DOLEDWD .HODSD *DGLQJ .HPD\RUDQ &LNLQL
0DNDVVDU Â&#x2021; 3DOHPEDQJ Â&#x2021; 3DQJNDO 3LQDQJ Â&#x2021; 6ROR Â&#x2021; 6XUDED\D Â&#x2021; 7XEDQ Â&#x2021; <RJ\DNDUWD
CHIN" t VIETN". t 1)*-*11*/&4 t ."-A:4*" t */%0/&4*" A6453"-*" t *3A2 t ,6W"*5 t 0."/ t 2AT"3 t 4AUDI "3"#*"
6OJU ' "9" $FOUSF +M -FUOBO JFOEFrBM 4 1BSNBO JBLBSUB *OEPOFTJB ø (MPVDFTUFS 3PBE WBOcIBJ )POH ,POH TFM ø øFBY ø TFMFQIPOF øFBDTJNJMF & NBJM TCJJE!swiss-belhotel.com & NBJM TCJIL!swiss-belhotel.com
www.swiss-belhotel.com
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
53
keputusannya berdasarkan masukan mereka. Ini juga tempat bersantap bagi para pendeta istana dan para pendeta lainnya yang sedang menghadap raja. Demikian juga disini dipakai untuk sambutan terhadap orangorang asing seperti Belanda, Inggris, Portugis dan Cina. Setelah Puri Klungkung jatuh dalam perang Puputan melawan Belanda pada tahun 1908, maka peran balai ini berubah. Balai ini menjadi tempat bagi keluarga kerajaan untuk mengadakan ritual Manusa Yadnya seperti pernikahan dan upacara potong gigi. Tapi yang terpenting adalah Kerta Gosa juga berfungsi sebagai lokasi pengadilan selama pendudukan Belanda di Kabupaten Klungkung pada tahun 1908-1942. h. 54 (atas) Tingkatan Nirwana adalah elevasi tertinggi hunian para dewa. (bawah) Adegan bahari berawak kapal Portugis dengan seseorang ditelan ikan (h.55 searah jarum jam) Patung figur dari batu dalam berbagai gestur, Salah satu dari lukisan arang dari Ambron, Karya Emilio Ambron dari perunggu yang terawat rapi, Patung figur dari batu dalam berbagai gestur
54
LIONMAG SEPTEMBER 2012
Balai Pengadilan Adat ini menjadi saksi dimana setiap orang yang memiliki perkara adat atau agama disidangkan untuk diputuskan disini. Di tengah balai ini terdapat sebuah meja berukir keemasan dan enam buah kursi. Raja yang bertindak selaku hakim ketua duduk di kursi yang lengannya bertanda singa. Kursi yang berlengan lembu, adalah tempat duduknya pendeta sebagai ahli hukum serta penasehat raja di dalam mengambil keputusan. Kursi berlambang naga adalah tempat duduknya para panitera sedangkan orang-orang yang hendak diadili, baik sebagai tergugat maupun penggugat duduk di lantai dengan bersila. Menarik sekali dari lima patung disini, tiga patung adalah buatan pemahat cina dan dua buah lagi adalah karya Pedanda Gede Kreta.
Museum Semarajaya
Sebagai bonus berkunjung ke Kerta Gosa adalah adanya museum di sebelahnya. Museum ini kurang dikenal namun memiliki karya berkelas dunia. Disinilah kita jumpai karya lukis dan patung dari seorang seniman Italia, Emilio Ambron yang tinggal disini pada tahun 1938-1942. Selama ini kita lebih mengenal Le Mayeur, dari Belgia yang berkarya di Sanur, atau Antonio Blanco dari Italia yang ada di Ubud. Emilio Ambron di Klungkung relatif kurang dikenal, mungkin karena masa tinggalnya yang singkat. Di dinding ruangan Museum tergantung banyak lukisan dengan obyek kehidupan sehari-hari di pasar dan pedesaan. Perempuan bertelanjang dada tampil alami dan santun memperindah ruangan museum. Sketsa Ambron tentang barong, penari Bali, menunjukkan minatnya yang luas. Teknik yang dipakainya sangat beragam: mulai dari cat air, cat minyak, dan arang. Patung-patung perunggu setinggi 60 sentimeter dari beragam figur dalam berbagai posisi saat ini menjadi kebanggaan Klungkung. Adalah pemerintah Italia yang ikut merenovasi ruangan dengan memasang spotlights layaknya di museum seni rupa. Hanya saat ini penerangan ruangan kurang memadai, dengan alasan perawatan selanjutnya masih mengalami kendala: kurangnya biaya. Sebetulnya, biaya itu seharusnya ada tapi memang inilah kelemahan kita: untuk perkara lain anggaran kita berlimpah, namun untuk seni budaya selalu dinomorduakan. Sayang bila kita tidak mengapresiasi khazanah budaya dunia ini dengan selayaknya.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
55
DESTINATION
56
LAMPUNG
LIONMAG SEPTEMBER 2012
Secangkir Kopi Luwak Liwa Luwak-luwak liar itu kini dikandangkan, dan dari hasil pencernaannya kita meneguk kopi yang mahal. TEKS & FOTO: TEGUH SUDARISMAN
T
angan Gunawan menjulur masuk ke sebuah kotak dari kayu papan yang dihiasai ‘jendela’ dari batang-batang besi. Sejurus kemudian tangannya sudah keluar lagi dengan membawa seekor hewan berbulu yang mirip beruang, namun dalam ukuran yang jauh lebih kecil, sebesar kucing dewasa. Hewan berbulu cokelat tua itu, dengan sedikit warna putih di bagian muka dan kumisnya yang panjang, nampak jinak di tangan Gunawan. Terlebih setelah sang pemilik memberinya sebuah pisang kecil. “Ini namanya Luwak Bulan,” tutur Gunawan. Luwak itu kini meloncat ke papan penutup kandang di depan saya, dan berjalan sambil mengendus-endus. Sepertinya ia memang sudah jinak, namun saya tak berani memegangnya setelah melihat deretan gigi dan kukunya yang tajam. Ia segera meloncat ke pundak Gunawan begitu melihat si pemilik memegang sebuah pisang lagi untuk diberikan kepada luwak yang lain. Kali ini, luwak yang keluar dari kotak itu berbulu hitam, dengan postur seperti babi hutan mini. Tapi luwak ini tampak kalem, tidak aktif dan agresif seperti luwak pertama. “Kalau ini namanya Luwak Pandan.” Di ruangan ini tak hanya ada dua, tapi ada sekitar 50 ekor luwak. Belum lagi luwak-luwak yang dipelihara
para petani kopi binaan Gunawan. Kesemua luwak itu berada di kandang masing-masing, yang berderet dan memenuhi setiap sudut ruangan belakang rumah ini. Setiap kandang yang berukuran satu meter persegi itu dipisahkan sekat agar luwak-luwak itu tidak ‘berantem’, dan di bawah tiap kandang ada celah untuk menampung feses hewan-hewan ini. Meski sebenarnya ada lima jenis luwak, namun yang dipelihara Gunawan hanya luwak bulan dan luwak pandan. Ketiga jenis luwak lainnya, yakni luwak tanah, luwak pohon, dan luwak macan, tidak menyukai kopi. Luwak yang suka kopi dipelihara karena mereka bisa menjadi ‘mesin penghasil biji kopi’ bagi Gunawan dan beberapa pengusaha kopi luwak lain yang berlokasi di sebuah gang di Jl. Raden Intan, kota Liwa, Lampung Barat. Ya, luwak atau musang –atau musong kalau orang Liwa menyebutnya– sebenarnya dulu merupakan musuh para petani dan pengusaha perkebunan kopi, karena mereka sering mencuri buah kopi yang sudah memerah masak di pohonnya. Luwak-luwak itu juga meninggalkan ‘hadiah’ feses di mana-mana. Entah siapa dulu yang paling awal punya ide, kemudian diketahui bahwa feses luwak yang mengandung biji-biji kopi sisa hasil pencernaan itu setelah dicuci dan diolah, ternyata bisa menjadi kopi yang sungguh nikmat, jauh lebih enak dibanding kopi yang tidak dimakan luwak.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
57
Tak heran jika harga kopi luwak pun melangit, mencapai sekitar 343 dolar per kilo (Rp 3,25 juta). Jauh lebih mahal dibanding kopi terkenal seperti kopi Blue Mountain dari Jamaica, yang ‘hanya’ 108 dolar per kilo. Bahkan harga eceran di Jepang dan Amerika bisa mencaai 800 dolar per kilo, dan harga satu cangkir kopinya bisa mencapai 50 dolar. (Di salah satu kafe di Sanur, Bali, harga secangkir kecil kopi luwak Rp 200 ribu). Sejak itu perburuan pun dilakukan, tidak untuk mengejar luwak, namun menemukan fesesnya. Tak hanya di kebun kopi, tapi juga ke hutan-hutan di kawasan Lampung Barat. Namun sampai tahun 2007, perburuan itu tidak memperoleh hasil yang memuaskan, karena untuk mendapatkan 50 kilo feses luwak per bulan saja susah. Hingga kemudian muncul ide lagi, bagaimana kalau luwak-luwak itu ditangkap dan dikandangkan saja untuk diberi makan kopi, agar mereka bisa berproduksi secara kontinyu dan konstan? Mulai tahun 2008, cara terakhir inilah yang kemudian berkembang dan dilakukan Gunawan dan juga
Luwak pandan yang lebih kalem tapi lebih banyak makan
58
LIONMAG SEPTEMBER 2012
Sukardi dan Sapri, dua pengusaha kopi luwak yang uniknya letak usahanya sederetan dengan Gunawan. Di belakang ketiga orang ini, masih ada puluhan petani kopi luwak lain yang menjadi binaan mereka. Seiring permintaan kopi luwak yang semakin meningkat, begitu pula kebutuhan akan luwak-luwak ini. “Harga satu ekor luwak kini antara Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta,” kata Sukardi, yang membeli luwak dari petani maupun para pemburu. Ia punya 30 ekor luwak, dan bisa meningkat menjadi 50 luwak saat tengah panen raya kopi, bulan April-Mei. Luwak yang bisa dipelihara untuk makan kopi adalah yang berusia 4 sampai 17 tahun. Mereka harus dikandangkan sendiri-sendiri, kalau tidak, mereka akan saling cakar satu sama lain. Luwak-luwak itu juga tidak dilepas di dalam kebun kopi yang berpagar tinggi agar bisa setengah ‘bebas’ sebagai hewan liar. “Sebabnya, dikandang saja kadang ada yang lepas malam-malam, hahaha!” tawa Sukardi. Meski luwak-luwak itu sebenarnya lebih suka kopi arabika yang lebih manis dan harum, di Liwa ini yang menjadi makanan mereka adalah kopi robusta, karena jenis kopi inilah yang paling banyak ditemui di daerah ini. Buah-buah kopi itu dibeli dari para petani maupun
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
59
perkebunan Nusantara dengan harga Rp 6.000-7.000 per kilo, dan dipilih yang benar-benar sudah merah, masak, dan segar. “Artinya, buah kopi itu baru saja dipetik, maksimal dua hari saja jeda waktu antara pemetikan dengan diberikan ke luwak. Kalau lebih dari itu luwak tidak akan mau.” Buah-buah kopi itu diberikan pada sore hari, dan paginya, feses luwak yang mengandung biji-biji kopi itu sudah terlihat di bawah kandang. Ya, yang dimakan luwak hanya daging buah kopinya saja, sementara biji kopinya, meski ikut dicerna enzim-enzim dalam saluran di saluran pencernaan luwak, akan keluar lagi dalam keadaan utuh. Yang unik, luwak pandan bisa mengonsumsi sampai 1 kilogram buah kopi per malam, sementara luwak bulan hanya setengahnya. Dari sini, dihasilkan feses yang beratnya 200-300 gram. Apakah luwak itu makannya kopi saja? “Oh, tidak,” Sukardi tertawa. “Kalau kopi saja ya nggak ada gizinya. Kopi itu hanya makanan selingan. Saya juga memberikan makanan lain seperti buah pisang, ikan, daging ayam, susu, sampai multivitamin.” Dulu, tambah Sukardi, ia pernah memberi makan jerohan ayam, dan luwak-luwak itu sangat suka. Tapi kemudian banyak luwak yang sakit, sehingga akhirnya ia tidak pernah memberi makanan itu lagi. Feses luwak itu kemudian dicuci sehingga tersisa biji kopi yang masih utuh (kecuali kopi yang akan dijual gelondongan). Lalu biji kopi atau kopi gelondongan itu dijemur di bawah sinar matahari selama beberapa hari sampai kering. Biji kopi lalu dikupas lagi cangkang kerasnya sehingga dihasilkan green bean. Biji inti ini dicuci lagi sampai bersih, lalu disangrai. Sebagian kopi sangrai ini digiling menjadi kopi bubuk dan dikemas dalam wadah aluminium foil kedap udara. Gunawan, yang memasarkan kopinya dengan merek ‘Raja Luwak’, menghasilkan 2,5 kuintal kopi bubuk per bulan, sedangkan kopi gelondongan 7 kuintal. Pemasaran kopinya sudah merambah ke Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Bali. Sementara Sukardi, yang mempunyai merek ‘Kopi Musong Liwa’ produksi kopi bubuknya hanya 40-50 kilo per bulan, namun ia menghasilkan green bean antara 5 kuintal sampai 1 ton per bulan, yang umumnya untuk pasaran luar negeri seperti Taiwan, China, Jepang, dan Eropa. Harga kopi bubuk itu untuk pasaran di Jakarta mencapai Rp 1,2 juta per kilo, sedangkan green bean Rp 400 ribu per kilo, dan kopi glondongan Rp 250 ribu per kilo. Kalau membeli langsung ke Liwa pastinya lebih murah lagi. (atas) Menyangrai kopi masih dilakukan dengan cara tradisional (bawah) Sapri yang memproduksi kopi luwak bermerek Ratu Luwak
60
LIONMAG SEPTEMBER 2012
Sapri dan istrinya Sri Wiyatni, yang mengusung merek ‘Ratu Luwak’, menghasilkan kopi sekitar 7 kuintal per bulan, mulai dari kopi bubuk, kopi sangrai utuh, serta green bean. Sapri, yang mempunyai 80 luwak, ditambah 120 luwak di para petani kopi binaannya, mengaku sekarang tidak menjual kopi gelondongan lagi, karena sering menerima komplain dari pelanggan akibat biji kopinya banyak yang reject. Dari pengalaman Sapri, hal ini terjadi karena luwak kadang tidak konsisten dalam memilih buah kopi. “Yang paling pintar memilih biji kopi sebenarnya kita, manusia,” katanya serius. Akibatnya, kualitas kopi gelondongan pun menurun karena setelah dicuci, ditemukan biji-biji kopi yang kualitasnya tidak bagus. Inilah yang dijadikan alasan pembeli untuk meminta harga yang lebih murah, sehingga Sapri tidak menjual kopi gelondongan lagi. Sebelum pulang, saya mencicipi dulu seduhan kopi luwak yang Ibu Sri sajikan. Memang benar, kopi luwak berbeda dengan kopi biasa. Warna hitam kopinya lebih muda, lebih kental, lebih berat ‘bodi’ kopinya, namun terasa lebih halus saat diteguk. Tak heran orang Barat menyebutnya lebih syrupy, alias seperti sirup. Aroma karamel dan cokelat langsung terasa di langit-langit mulut, dengan rasa pahit yang hampir tidak ada. Hmm, mungkin ini sebabnya, banyak orang yang rela membayar jauh lebih mahal untuk seteguk kenikmatan kopi ini.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
61
SPECIAL
PAK RADEN
Profil Drs. Suyadi
Dunia Dongeng
Pak Raden Teks & Foto: Toto Santiko Budi
62
LIONMAG SEPTEMBER 2012
S
eorang pria paruh baya dengan sepasang mata yang sering kali melotot, alis tebal menukik tajam, dan kumis berujung melengkung ke atas yang melintang di atas bibir. Gaya busananya menunjukkan asalnya dari Jawa. Kepala selalu tertutup blangkon, beskap berwarna gelap, kain jarit motif parang, dan tak ketinggalan tongkat rotan serta sepasang selop membungkus kaki. Suaranya berat dengan nada terdengar seperti sedang mendalang. Karakternya cenderung galak, suka mengomel, dan pelit. Tidak suka bekerja bakti dan selalu saja punya kalimat sakti untuk menghindar, “Aduh encok saya kambuh”. Siapa dia? Ya, ia adalah “Pak Raden.” Mereka yang mengalami masa kecil sekitar tahun 1980-1991 hampir dipastikan mengenal sosoknya. Anak-anak yang tumbuh di masa itu pasti menjadi penggemar atau paling tidak pernah menonton film boneka Si Unyil. Acara yang dulu pernah ditayangkan oleh satu-satunya stasiun televisi negeri ini, TVRI, memang sangat populer. Tak heran bila Si Unyil dan juga Pak Raden begitu diingat hingga kini. Pertanyaan berikutnya : Siapa pencipta bonekaboneka dalam film Si Unyil itu?. Idenya berasal dari G. Dwipayana. Naskah disusun oleh Kurnain Suhardiman, dan drs. Suyadi adalah jenius di balik terwujudnya serial itu. Ia yang mewujudkan semua tokoh dan karakter menjadi bentuk boneka. Berbicara tentang tokoh “Pak Raden”, menurut Suyadi, ternyata tokoh itu tidak direncanakan di awal konsep cerita boneka Si Unyil. “Tapi tokoh si Unyil dan keluarganya ini terlalu ideal, terlalu baik, sehingga perlu ada tokoh-tokoh yang bersifat sedikit antagonis. Maka lahir lah Pak Raden dan tokoh-tokoh lain seperti Pak Ogah,” tutur Suyadi. Tak hanya menciptakan karakter boneka Pak Raden, Suyadi juga menjadi pengisi suara tokoh Pak Raden.
Bahkan, kerap tampil dengan dandanan ala tokoh Pak Raden di berbagai acara. Alhasil, nama dan sosok Pak Raden lebih dikenal orang daripada nama dan sosok asli Suyadi.
Melukis Sejak Bocah
Sejak kanak-kanak, Suyadi telah akrab dengan dunia seni. Arang dan kapur tulis akrab ditangannya sejak kecil, tembok dan lantai rumah menjadi sasaran coretannya. Kala itu, Ibunya mempunyai kebiasaan menonton wayang orang setiap Sabtu malam, Suyadi kecil selalu diajak, dunia wayang pun melekat di memorinya.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
63
Perkenalannya dengan dunia seni berlanjut, dari seni karawitan hingga pedalangan, yang dikenalnya di Madiun pada tahun 1945. Pada tahun 1952, Suyadi diterima sebagai mahasiswa jurusan seni rupa Institut Teknologi Bandung (kini FSRD-ITB). Di tempat itu, ia mulai belajar melukis dengan cat minyak dan tertarik dengan dunia ilustrasi. Karya ilustrasinya pernah hadir di banyak sampul dan halaman buku-buku pelajaran sekolah dasar di era 1980-an. Baru bertahun-tahun kemudian hasil karya lukisan dan sketsa hasil karyanya bisa dinikmati publik. Untuk pertama kalinya, Suyadi menggelar pameran tunggal di gedung Art Cinema Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (FFT-IKJ), pertengahan Juli 2012. Apresiasi masyarakat cukup bagus. Tercatat dalam buku tamu, lebih dari 200 orang hadir dalam pameran itu,. Sebagian besarnya adalah penonton Si Unyil di masa lalu. Selama pameran digelar juga acara nonton bareng film Si Unyil dan film animasi karya Suyadi â&#x20AC;&#x153;Timun Masâ&#x20AC;?. Ada juga workshop pembuatan boneka,
64
LIONMAG SEPTEMBER 2012
pesertanya datang dari berbagai kampus di Jakarta. Bersama Suyadi mereka berkreasi membuat boneka dari bahan dasar kertas koran dan lem kanji. Ide untuk memamerkan karya-karya Suyadi ini berasal dari Dekan FFT-IKJ, Gotot Prakosa, S.Sn., M.Hum. Gotot kagum dengan karya-karya yang tergantung di dinding kusam dan berdebu di rumah Suyadi, di kawasan Petamburan, Jakarta. Mengutip sambutan tertulis Gotot dalam katalog pameran, â&#x20AC;&#x153;Drs. Suyadi adalah pelukis di balik pertunjukan tari. Jika Suyadi memegang kamera, dia akan menjadi dokumentator yang andal. Bayangkan tanpa kamera, dengan ingatan dan logikanya berdasarkan pengalaman dan pengamatannya, Suyadi menggali dan menampilkan kembali di dalam kanvas.â&#x20AC;? Pernyataan itu sungguh benar. Sapuan cat akrilik warna-warni di atas kanvas maupun guratan arang di atas kertas, bercerita tentang seni tradisional dalam gaya yang khas dan tiada duanya. Wajah dan anatomi manusia pada lukisannya tidak hadir dalam guratan naturalis atau realis.
Wajah-wajah dalam puluhan lukisan dan gambar itu tampak sederhana dan lugu serupa dengan sosok boneka-boneka yang ia ciptakan. Bedanya, dalam wujud dua dimensi. Namun, dengan sapuan warna tampak halus dan alami. Semua tokoh dalam semua lukisannya tampak tengah beraktivitas dan beradegan dengan ekspresi gerak yang nyata, hidup dan berenergi. Ada kisah tentang riuhnya panggung dangdut rakyat, hiruk pikuk penari yang tengah merias diri, dan adegan tragis dalam kisah Rama-Shinta yang penuh drama. Pak Raden memberi julukan gaya lukisannya itu sebagai figuratif naratif. Lukisan itu tak ubahnya dongeng di atas kanvas.
Setia dengan dongeng
Serial boneka Si Unyil dengan semua tokoh di dalamnya seperti Pak Raden, Pak Ogah, Ibu Bariyah, Melanie memang melegenda dan diproduksi lebih dari 603 seri (tidak termasuk serial baru Laptop Si Unyil). Namun, Suyadi tetap hidup sederhana hingga kini. Sakit encok yang dulu hanya muncul di televisi, kini hadir dalam kehidupan nyata laki-laki kelahiran Puger, Jember (Jawa Timur), 28 November 1932 ini. Osteoartritis yang menyerang persendian lutut memang sedikit membatasi geraknya. Tapi Suyadi tak surut langkah. Ia tak ingin hanya duduk diam. â&#x20AC;&#x153;Bukannya tidak ingin bersantai dan menikmati hari tua. Ini semata menyambung hidup,â&#x20AC;? tuturnya. Berjalan tertatih menggunakan tongkat dan sesekali berkursi roda, ia menjalani aktivitas yang beragam. Menjadi pengisi suara dan mendongeng dilakoninya dengan penuh semangat dan cinta. Suyadi biasa mendongeng dengan boneka atau dengan melukiskan cerita di atas papan tulis. Sekolah-sekolah dan pusat perbelanjaan adalah tempat ia biasa mendongeng. Pernah juga Suyadi dipanggil mendongeng oleh klien yang tak biasa, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pesan-pesan positif selalu disampaikan Suyadi lewat dongengnya. Seperti saat ia mendongeng dalam acara buka puasa bersama anak-anak yatim-piatu, beberapa waktu lalu. Dengan suara khas Pak Raden, ia berpesan,â&#x20AC;&#x153;Anak-anakku, bangga lah jadi anak Indonesia!â&#x20AC;? INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
65
66
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
67
SPECIAL
DIENG
DIENG
Misteri di Atap Langit Jawa Teks: Gegen | Foto-foto: Makhfudz
68
LIONMAG SEPTEMBER 2012
Kawasan seluas 900.000-an hektar ini bagai supermarket wisata di dataran tinggi. Ada kawah-kawah yang masih aktif, telaga hingga candi-candi --meski masih jadi misteri, kenapa pada peralihan mileniumpertama candi-candi ini ditinggalkan.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
69
Dieng adalah penghasil sayur dataran tinggi untuk Jawa Tengah, dari kentang hingga carica.
K
etika majalah ini terbit pada September 2006, kami menulis di kolom “Traveling” tentang Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah. Sebagai ‘napak tilas’ kami pada edisi pertama LIONMAG itu, kami mencoba melakukan short trip kembali ke kawasan wisata yang senantiasa punya magnet tersendiri itu. Ya, tentu saya sendiri sudah beberapa kali ke Dieng. Pertama kali tahun 1997, lalu 2003, dan kini Agustus 2012. Saya melihat beberapa perobahan. Terutama pada kawasan situs Candi Arjuna di tengah lekuk dataran tinggi itu. Seakan menjadi hiposentrum magnet orang yang berkunjung ke Dieng untuk berwisata.
Supermarket di Atap Pulau Sebelumnya, perlu diinformasikan bahwa Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang
70
LIONMAG SEPTEMBER 2012
masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Di sebelah barat kawasan kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Begitu kita memasuki kawasan ini, ada sambutan selamat datang di Dieng, berupa monumen tembok, yang sekaligus menjelaskan bahwa saat itu kita berada di sebuah desa dengan ketinggian 2.093 meter dari permukaan laut! Mungkin ini desa (modern) tertinggi di Pulau Jawa. Dahulunya, kawasan ini adalah gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Sebuah kaldera vulkanik purba yang tidak lagi meletup. Bisa dikatakan mati. Nah, dataran di tengahnya itulah kawah yang telah mati, dikelilingi bukit-bukit yang membentuk sabuk mengelilinginya. Di tengah dataran itulah Kerajaan Kalingga –kerajaan yang muncul di Jawa Tengah pada abad ke-6 Masehi-- membangun candi-candi.
Tentu, dengan ketinggian sedemikian itu, temperatur udara di Dieng terbilang cukup dingin, berkisar antara 15-20 ° C di siang hari dan 10 ° C di malam hari. Pada musim kemarau, antara bulan Juli dan Agustus, suhu udara dapat mencapai 0 ° C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut ‘bun upas’ alias ‘embun racun’ lantaran menyebabkan kerusakan pada tanaman di ladang mereka. Di kawasan seluas 900.000an hektar ini sebenarnya kita bisa menikmati petualangan wisata yang cukup komplit; mulai dari wisata alam, agro, hingga sejarah. Bisa dibilang, ini ‘supermarket’ kecil untuk sebuah destinasi wisata. Sebagai tambahan, kurang diketahui orang banyak bahwa di dekat kompleks Candi Arjuna, Dieng, terdapat bangunan yang diberi nama Pendopo Soeharto Whitlam.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
71
(kiri) Candi Semar dan Candi Arjuna. Yang paling lengkap dari kumpulan candi yang tersisa.
Di situ, pada 7 September 1974 Presiden RI Soeharto dan Perdana Menteri Australia Gough Whitlam bertemu. Bocoran media Australia, inti pertemuan adalah Australia mendukung integrasi Timor Timur (kini Timor Leste) ke Indonesia. Tahun berikutnya, 7 Desember 1975, pasukan ABRI mendarat di Timor Timur.
Kekayaan Alam Sebagai kaldera dengan puncakpuncak gunung di sekelilingnya, salah satu ciri Dieng adalah kawah
72
LIONMAG SEPTEMBER 2012
sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Jadi memang ada bahaya gas beracun, dan mungkin terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor dan banjir. Di kawasan ini tercatat beberapa kawah aktif seperti Candradimuka, Sibanteng, Siglagah, Sikendang (berpotensi gas beracun), Sikidang, Sileri, Sinila (berpotensi gas beracun) dan Timbang (berpotensi gas beracun). Dari semuanya, kawah sinila punya catatan yang menggegerkan ketika
meletus pada pagi hari 20 Februari 1979. Gempa yang ditimbulkan membuat warga berlarian ke luar rumah, namun mereka terperangkap gas racun yang keluar dari Kawah Timbang akibat terpicu letusan Sinila. Tercatat 149 orang warga tewas akibat keracunan gas. Sedangkan di sisi-sisi kaldera raksasa itu terdapat puncakpuncak gunung seperti Gunung Prahu (2.565 m), Gunung Pakuwaja (2.395 m) dan Gunung Sikunir (2.263 m).
(kanan) Candi Puntadewa, bagian dari kompleks Candi Arjuna, memanjang dari utara ke selatan.
Kawasan Dieng juga punya berbagai telaga seperti Telaga Warna, Telaga Cebong, Telaga Merdada, Telaga Pengilon, Telaga Dringo dan Telaga Nila. Yang paling terkenal adalah Telaga Warna yang sering memunculkan nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung. Nah, berdampingan dengan Telaga Warna adalah Telaga Pengilon. Uniknya, warna air di Telaga ini bening seperti tidak tercampur belerang. Selain itu, yang membatasi antara Telaga Warna dengan Telaga Pengilon hanyalah
rerumputan yang terbentuk seperti rawa kecil. Selain itu, di kawasan kedua telaga ini terdapat guagua yang kerap digunakan untuk aktivitas oleh spiritual seperti Gua Semar, Gua Jaran dan Gua Sumur. Selain itu, Dieng banyak memiliki sumber-sumber energi hidrotermal seperti yang terdapat di tiga lapangan hidrotermal utama, yaitu Pakuwaja, Sileri dan Sikidang. Di ketiganya terdapat fumarola (kawah uap) aktif, kolam lumpur, dan lapangan uap. Mata air panas ditemukan, misalnya, di Bitingan,
Siglagah, Pulosari, dan Jojogan, dengan suhu rata-rata mulai dari 25° C (Jojogan) sampai 58° C (Siglagah). Kini, di Dieng juga terdapat Dieng Volcanic Theater untuk melihat film tentang kegunungapian di Dieng. Yang jelas, untuk trekking backpacker, kawasan ini sangat menyenangkan.
Gudang Sayur Dataran Tinggi Kawasan Dieng merupakan penghasil sayuran dataran tinggi untuk wilayah Jawa INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
73
Tengah. Kentang adalah komoditas utamanya, dengan ukuran besarbesar. Uniknya, selain kentang dengan warna kekuningan, ada pula kentang berwarna merah dan ungu. Selain itu, wortel, kubis, dan berbagai bawangbawangan dihasilkan dari kawasan ini. Selain sayuran, Dieng juga merupakan sentra penghasil pepaya gunung (carica) dan jamur.
Sejarah Kalingga Yang Tersisa Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata Bahasa Kawi: “di” yang berarti “tempat” atau “gunung” dan “Hyang” yang bermakna Dewa. Artinya, tempat bersemayam para dewa. Di kawasan ini terletak beberapa candi-candi Hindu yang mulai dibangun pada ke-7. Diduga, inilah kumpulan candi tertua di Jawa. Para ahli memperkirakan kumpulan candi ini dibangun atas perintah raja-raja Wangsa Sanjaya. Di sini juga ditemukan sebuah prasasti berangka tahun 808 Masehi --prasasti tertua bertuliskan huruf Jawa kuno yang masih ada hingga kini. Analisis para ahli, pembangunan Candi Dieng diperkirakan berlangsung dua tahap. Tahap pertama berlangsung antara akhir abad ke-7 sampai awal abad ke-8, yakni Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi dan Candi Gatutkaca. Tahap kedua merupakan kelanjutan dari tahap pertama, yang berlangsung sampai tahun 780 M. Candi-candi di Dieng pertama kali diketemukan kembali pada tahun 1814 oleh seorang tentara Inggris yang sedang berwisata ke daerah Dieng dan melihat sekumpulan candi yang terendam
74
LIONMAG SEPTEMBER 2012
dalam genangan air telaga. Pada tahun 1856, Van Kinsbergen memimpin upaya pengeringan telaga tempat kumpulan candi tersebut berada yang dilanjutkan oleh pemerintah Hindia Belanda tahun 1864 untuk dicatat dan difoto oleh Van Kinsbergen. Sebagai informasi, Kinsbergen adalah pengukir berkebangsaan Belanda yang mendokumentasi banyak aset arkeologi Indonesia. Dia pulalah yang membuat foto pertama Candi Borobudur setelah direstorasi, tahun 1873. Candi-candi di kawasan Candi Dieng terbagi dalam tiga kelompok dan satu candi yang berdiri sendiri. Nama-namanya diambil berdasarkan nama tokoh dalam kisah Mahaba rata. Ketiga kelompok candi tersebut adalah kelompok Arjuna, kelompok Gatutkaca dan kelompok Dwarawati. Sedangkan satu candi yang berdiri sendiri adalah Candi Bima. Kelompok Arjuna terdiri atas Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Sembadra dan Candi Puntadewa, memanjang dari selatan ke utara. Tepat di depan Candi Arjuna, terdapat Candi Semar. Keempat candi di komples ini menghadap ke barat, kecuali Candi Semar yang menghadap ke Candi Arjuna. Kelompok candi ini dapat dikatakan yang paling utuh dibandingkan kelompok candi lainnya di kawasan Dieng. Sedangkan kelompok Gatutkaca terdiri atas Candi Gatutkaca, Candi Setyaki, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Petruk dan Candi Gareng. Namun saat ini yang masih dapat dilihat bangunannya hanya Candi Gatutkaca. Keempat candi lainnya hanya tersisa reruntuhannya.
Pendopo Soeharto Whitlam
Adapun kelompok Dwarawati terdiri atas 4 candi yakni Candi Dwarawati, Candi Abiyasa, Candi Pandu, dan Candi Margasari. Akan tetapi, saat ini yang berada dalam kondisi relatif utuh hanya satu candi, yaitu Candi Dwarawati. Sementara, Candi Bima terletak menyendiri di atas bukit. Candi ini merupakan bangunan terbesar di antara kumpulan Candi Dieng. Bentuknya berbeda dari candi-candi di Jawa tengah pada umumnya, seolah-olah denah dasarnya Bima berbentuk segi delapan. Jadi kalau mau ditaksir kronologinya, setelah para ksatria, pendeta dan rakyat kerajaan Hindu Kalingga berpacu dalam hujan dan cuaca dingin mengerjakan candi-candi mereka, barulah para ksatria, paderi Budha dan pekerja merancang, menyusun batu dan memahat Candi Borobudur sebagai simbol peradaban dan keagamaan. Sayangnya, pada peralihan millennium pertama, candi-candi ini secara misterius ditinggalkan. Bisa dibilang, yang tampak sekarang adalah semi-reruntuhan candi. Konon masih banyak candi yang belum tergali, masih tersimpan di bawah tanah. Tetap menjadi saksi bisu sejarah Kalingga.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
75
76
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
77
DESTINATION
SIDRAP
BATU NISAN SIDRAP
Manfaat Lain Batu Gunung Di desa Allukuang, Sidrap, batu gunung dimanfaatkan menjadi alat rumah tangga hingga batu nisan. Pasarnya ternyata luas, bukan hanya di Sulsel. Teks & foto: Makhfudz
78
LIONMAG SEPTEMBER 2012
S
idrap. Singkatan dari Sidenreng-Rappang, terletak sekitar 153 km dari Makassar, ibukota Sulawesi Selatan. Inilah salah satu kabupaten di Sulsel, yang punya julukan sebagai salah satu ‘gudang beras’ bagi propinsi itu. Tapi, selain beras, Sidrap punya keunikan lain. Yakni sentra kerajinan batu gunung. Letaknya di Kelurahan Allakkuang Kecamatan Maritengngae. Batu gunung yang terletak di desa itu dimanfaatkan
untuk membuat batu cobek, lesung dan alas tiang rumah panggung, batu untuk bahan timbunan bangunan dan juga batu nisan. Ada lebih dari duaratus kelompok perajin batu nisan di kelurahan tersebut. Karena permintaan konsumen, volume produksi batu nisan jauh lebih banyak dibandingkan dengan produk ‘handycraft’ lainnya. Dan pasarnya memang luas. Menurut Sudirman, 44 tahun, salah seorang perajin yang sudah membuat batu nisan sejak berumur 10 tahun, tiap INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
79
kelompok terdiri dari 3-5 orang. Sedangkan bahan bakunya berupa batu gunung di Allukiang itu. Pengerjaannya sendiri dilakukan secara manual dengan memahat batu gunung menggunakan gerinda atau pahat. Perajin mengerjakannya di kolongkolong rumah mereka. Sehari-hari terdengar suara bising mesin gerinda yang bergesekan dengan batu gunung. Menilik modelnya, batu nisan produksi Allukiang memang punya ciri khas, karena dipahat dari bahan batu gunung, bukan campuran pasir dan semen.
80
LIONMAG SEPTEMBER 2012
J A M I N A N
S O S I A L
T E N A G A
K E R J A
BPJS Ketenagakerjaan Meningkatkan Kualitas Pelayanan Ketikaproses pembahasan rancangan UU Nomor 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) muncul kekhawatiran akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan BUMN pelaksana jaminan sosial.
N
AMUN, pada rapat di Pansus BPJS telah diputuskan sejumlah komitmen, salah satunya mengenai tidak adanya pemutusan hubungan kerja karyawan BUMN. Wakil Ketua Komisi IX DPR Ahmad Nizar Shihab menegaskan, transformasi BPJS tidak akan merugikan karyawan empat BUMN penyelenggara jaminan sosial. Karena tidak akan ada pemutusan hubungan kerja dan juga pengurangan hak normatif peserta jaminan sosial sebelumnya. Dengan demikian, dia menegaskan, ada sejumlah hal yang tidak boleh berubah pada transformasi BUMN pelaksana jaminan sosial menjadi BPJS. Diantaranya, tidak ada pemutusan hubungan kerja karyawan keempat BUMN. Komitmen lain terkait transformasi BPJS tersebut, kata Nizar, tidak ada pengurangan hak normatif peserta jaminan sosial, khususnya pada pekerja umumnya. “Apa yang mereka dapat saat menjadi peserta jaminan layanan kesehatan, misalnya, akan diterima juga saat mereka menjadi peserta di BPJS Kesehatan pada Januari 2014 nanti,” ungkapnya. Selain itu, setiap peserta hanya akan membayar satu kali untuk setiap program program jaminan sosial yang diikutinya. Bahkan, proses pengalihan aset dari empat BUMN kepada aset BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Nizar mengingatkan, UU BPJS memuat tidak hanya definisi tentang BPJS, melainkan juga mengenai kepesertaan, iuran, kepegawaian, serta hak dan kewajiban dari keempat BUMN yang akan beralih kedalam BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Sebagaimana amanat UU BPJS, maka PT Askes akan berubah menjadi BPJS Kesehatan yang akan melaksanakan jaminan sosial kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia pada Januari 2014. Sedangkan PT Jamsostek akan berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan yang melaksanakan program jaminan kecelakaan kerja, kematian, hari tua, dan pensiun yang beroperasi penuh pada 1 Juli 2015. Dirut PT Jamsostek Hotbonar Sinaga juga menjamin tidak akan melakukan PHK pada karyawan, meskipun terjadi migrasi program jaminan pelayanan kesehatan (JPK) ke BPJS Kesehatan nanti. “Memang ada migrasi program JPK, tetapi kita juga melaksanakan program baru, yakni Jaminan Pensiun,” ujarnya. Direktur Pelayanan PT Jamsostek
Joko Sungkono menambahkan, pihaknya jutru memperkirakan menjelang tahun 2014 akan muncul kesadaran lebih tinggi di kalangan pekerja mengenai pentingnya jaminan sosial. Pada saat itu, pihak terkait sedang mempersiapkan pelaksanaan jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia, termasuk bagi pekerja dan amanat UU. Juga akan mengingatkan pekerja untuk mendapatkan jaminan sosial lainnya guna mengantisipasi risiko kerja, seperti jaminan kecelakaan, kematian, hari tua, dan pensiun. Dalam kondisi itu, kata Joko, nantinya BPJS Ketenagakerjaan (kini PT Jamsostek) sebagai badan publik, wajib menyediakan layanan di mana saja ada pekerja dengan mengenyampingkan faktor ekonomi dan profitabilitas. “Jadi, kewajiban utamanya menjadi melayani,” tambahnya. Hotbonar juga mengatakan, perlu ada sosialisasi mengenai BPJS Ketenagakerjaan ini, terutama kepada pekerja agar tidak khawatir akan ada pembatasan tunjangan. Justru UU BPJS akan meng-cover semua kebutuhan dasar pekerja, formal, dan informal. Apalagi juga beredar kekhawatiran di kalangan dunia usaha maupun pekerja terhadap UU BPJS. Kalangan dunia usaha khawatir bebannya akan menjadi tinggi. Pekerja juga khawatir akan banyak tunjangan yang telah diterima saat ini, bisa terpangkas seperti tunjangan rumah atau kendaraan. Menurutnya, pengusaha tidak perlu khawatir akan ada beban tinggi. Pasalnya, mereka dapat melanjutkan pembayaran premi untuk jaminan keselamatan kerja dan jaminan kesehatan, seperti sebelumnya kepada Jamsostek. Seperti ada kekhawatiran saat ini misalnya, akan ada perbedaan nantinya antara pembayaran jaminan kesehatan dan jaminan keselamatan kerja yang rencananya dipisah sehingga proses pembayaran dua kali. “Kita usahakan pembayaran iuran tetap satu kali, seperti saat membayar di Jamsostek. Dengan UU BPJS, kita hanya berganti ‘baju’ saja, dari BUMN ke lembaga publik,” jelas Hotbonar. Sementara itu, kalangan dunia usaha mendukung pelaksanaan UU BPJS, namun perlu disesuaikan dengan kemampuan pelaku industri. Hal ini agar tidak memberatkan beban pelaku usaha yang akhirnya berimbas pada ongkos biaya tinggi. Ketua Umum Kadin Indonesia Sur-
yo Bambang Sulisto mengatakan, penerapan UU BPJS sangat berkaitan dengan kemampuan kalangan dunia usaha dalam memberikan kontribusi berkesinambungan bagi kersejahteraan tenaga kerja. Memang sudah menjadi kewajiban pelaku usaha memberikan kesejahteraan kepada karyawan. Tetapi, jangan sampai membebani iklim usaha yang akan berimbas pada daya saing produk dan investasi rendah. Dengan demikian, nantinya pelaku industri akan sulit pula memberikan kesejahteraan finansial yang cukup bagi pekerjanya. Dana Aman Sementara itu, Direktur Pelayanan PT Jamsostek Joko Sungkono juga menjamin dana pekerja yang saat ini dikelolanya tetap aman, saat UU No 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial diberlakukan tahun 2015. Setelah UU BPJS disahkan hingga efektif diberlakukan pada 1 Juli 2015, masih banyak yang harus dibahas, terutama terkait peraturan teknis penyelenggaraan jaminan tersebut. Menurutnya, Jamsostek siap melaksanakan amanat undang-undang yang telah disahkan DPR beberapa waktu lalu dan mulai melakukan persiapan sejak jauh hari. “Yang pasti, kualitas pelayanan kepada peserta program terus ditingkatkan dan dipermudah. Salah satu caranya, kami akan memangkas rantai birokrasi dalam pengurusan klaim jaminan program,” tuturnya. Ia menambahkan, jumlah dana pekerja peserta program yang kini dikelola perusahaan BUMN ini mencapai hampir Rp117 triliun dan sebagian diinvestasikan dalam sejumlah investasi portofolio. Sedangkan total keseluruhan peserta program sekitar 30 juta pekerja, tetapi baru 10,6 juta pekerja yang menjadi peserta aktif. Hingga saat ini, Jamsostek telah menyalurkan klaim program kepada peserta sebesar Rp45,1 triliun untuk lebih kurang 90.000 kasus, baik jaminan kecelakaan, jaminan hari tua, jaminan kematian, maupun jaminan pemeliharaan kesehatan. Pihaknya akan terus fokus meningkatkan kualitas layanan dan manfaat bagi kesejahteraan pekerja yang menjadi peserta Jamsostek. Apalagi, dana yang dikelola Jamsostek adalah milik pekerja dan harus dikembalikan untuk kesejahteraan mereka. (*) INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
81
Ukuran pahatannya pun bervariasi, ada yang untuk bayi, anak kecil dan orang dewasa. Bahkan ada perbedaan batu nisan untuk laki-laki dan perempuan. Batu nisan untuk laki-laki biasanya yang bulat dengan ujung lancip. Sementara untuk perempuan agak pipih dan lebar. Untuk masalah bahan baku, para perajin di Allakkuang tidak perlu khawatir dengan adanya dua gunung batu besar yang terletak di kawasan itu. Tentu dengan membayar pajak terlebih dahulu di kelurahan. Selain itu, mereka hanya boleh mengambil batu di lokasi yang sama dengan awal mereka mengambilnya supaya sumber daya alam bisa digunakan efektif. Bagaimana harganya? Bervariasi, mulai dari Rp 50.000,- untuk ukuran kecil. Untuk ukuran besar mulai Rp 150.000,- hingga Rp 2,5 juta. Bahkan ada yang sampai Rp 5 juta. Sedangkan pemasarannya tidak hanya di Sulsel saja melainkan hingga ke Sulteng dan Kalimantan, biasanya untuk perantau asal Bugis-Makassar di daerah-daerah itu.
82
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
83
DESTINATION
MUSEUM TAMAN PRASASTI
MUSEUM TAMAN PRASASTI
Ujung Jalan
Para Ningrat Batavia
Awalnya sebagai pemakaman para pemuka di Batavia, sebelum dibongkar dan dijadikan taman prasasti. Dari Kohler, Olivia Raffles hingga Soe Hok Gie dulu dimakamkan di sini. Teks: Gegen | Foto: Makhfudz
K
enangan terhadap Jakarta ‘Tempoe Doeloe’ sering menyasar pada kawasan Kota Tua Jakarta, atau sisa-sisa getaran Art Deco pada penggalan-penggalan akhir arsitekturnya –yang juga hanya sejumput tersisa. Atau bahkan nafas Art Nouveau yang sudah tersengal-sengal dan nyaris punah. Karena kenangan terhadap Jakarta juga potret kehidupan pada era Hindia Belanda, termasuk urusan pemakaman para ningrat Batavia. Di jantung Jakarta, persisnya di Jl. Tanah Abang No. 1, atau persis di samping kantor Walikota Jakarta Pusat, terletak Museum Taman Prasasti, tempat tergeletak koleksi prasasti nisan era Kolonial Belanda. Museum seluas 1,3 ha ini merupakan museum terbuka yang menampilkan karya seni dari masa lampau tentang kecanggihan para pematung, pemahat, kaligrafer dan sastrawan yang menyatu. “Sewaktu diresmikan pada 28 September tahun 1795, luasnya 5,5 hektar, hingga tanah tempat kantor Walikota Jakarta Pusat yang sekarang ini, dulunya pemakaman. Sekarang ya menyusut,” jelas Judi, petugas museum yang kami temui. Memang, semula museum ini hibah dari Tuan Tanah Gubernur Jendral Batavia ke-29 Batavia, WV Halventius,
84
LIONMAG SEPTEMBER 2012
putra Gubernur Jendral Jeremias Van Rimsdijk (17751777). Pemakaman ini diberi nama Kerkhof Loan, dan sebelumnya hanya diperuntukkan orang-orang Belanda, untuk menggantikan kuburan lain di samping gereja Nieuw Hollandsche Kerk (sekarang Museum Wayang –red) yang sudah penuh. Pemakaman ini kemudian menyimpan koleksi nisan dari tahun sebelumnya karena sebagian besar dipindahkan dari pemakaman Nieuw Hollandse Kerk pada awal abad ke19. Nisan yang dipindahkan ini ditandai dengan tulisan HK, Hollandsche Kerk.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
85
86
LIONMAG SEPTEMBER 2012
Pada tanggal 9 Juli 1977, pemakaman Kebon Jahe Kober dijadikan museum oleh Pejabat Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, dan dibuka untuk umum dengan koleksi prasasti, nisan, dan makam sebanyak 1.372 yang terbuat dari batu alam, marmer, dan perunggu. Dan meski dahulunya pemakaman dan masih memamerkan batu nisan, sebenarnya sekarang sudah tidak ada makam lagi di dalamnya, sudah dipindahkan. Karena sekarang sudah menjadi aset bidang pariwisata bagi Jakarta. “Yang dimakamkan di sini adalah para ningrat Batavia. Maksudnya mereka yang punya kedudukan di zaman itu. Kebanyakan orang Belanda. Tetapi ada juga orang Tionghoa yang dianggap setara. Saat itu upacara pemakaman biasanya dibuat semeriah mungkin, sekaligus menunjukkan kelas sosial orang yang meninggal itu” jelas Judi lagi. Memang, di sisa kawasan museum taman itu, tercatat sebagian besar adalah nisan milik orangorang Belanda. Tetapi ada pula sebuah nisan milik orang Tionghoa. Bahkan di dulu di sini pula dimakamkan tokoh pergerakan mahasiswa Indonesia, Soe Hok Gie pada tahun 1967, sebelum akhirnya kemudian diangkat dan dikremasi. Yang menarik, selain nisan dan patung-patung, ada pula sebuah kereta kuda di museum ini. “Begini, dulu, sebagai kota kanal, jenazah diangkut melalui Sungai Krukut di dekat sini, kemudian dijemput dengan kereta kuda untuk lanjut ke sini,itu dimulai tahun 1844,” jelas Judi kemudian. Sebenarnya, koleksi nisan siapa saja yang ada di sini? Tercatat beberapa nama penting seperti General Majoor JHR Kohler. Inilah jenderal Belanda yang diperintahkan untuk menaklukkan Aceh. Kemudian AV Michiels, tokoh militer Belanda pada masa perang Buleleng di Bali. Uniknya, nisan juga menuntun pada identitas atau profesi orang yang dimakamkam. Nisan-nisan Kohler atau Michiels bergaya militer, demikian pula nisan seorang ahli senjata Belanda lainnya. Maka bisa kita lihat nisan untuk Dr. HF Roll, pendiri STOVIA atau Sekolah Kedokteran pada zaman pendudukan Belanda, berbentuk buku. Orang Inggris juga tercatat dimakamkan di sini dahulunya, yakni Olivia Marianne Raffles, istri Thomas Stamford Raffles, mantan Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat Inggris berkuasa, meski prasastinya dibuatkan di Kebun Raya Bogor. Berdekatan dengan nisan Olivia adalah nisan untuk Kapitan Jas. Banyak orang percaya satu-satunya nisan yang masih ‘berisi’ adalah nisan Kapitan Jas. Maklum, saat pembongkaran, di nisan itu tumbuh pohon beringin besar yang tidak bisa dibongkar, demikian pula makamnya, mesti beringin itu telah tiada dan diganti pohon lain. Selain itu tercatat pula
beberapa nisan yang bukan untuk orang Belanda, antara lain nisan Miss Riboet, tokoh opera pada tahun 1930-an yang digemari orang Belanda, lalu nisan Soe Hok Gie. Tetapi, selain nisan, ada pula replika nisan, yang dibuat untuk Pieter Erberveld, tuan tanah di Pondok Bambu. Erbelveld adalah seorang warga Batavia keturunan ‘Indo-Jerman’. Ayahnya merupakan penyamak kulit berdarah Jerman. Sedangkan ibunya berasal dari Negeri Siam, Thailand. Menurut cerita, Erbelveld kerap mendapat perlakuan tidak adil atau ejekan dari orangorang Belanda pada masanya –hal yang kemudian membuatnya membenci orang-orang Belanda. Sikap membangkang Erbelveld dan kedekatannya dengan pribumi dan para ningrat Kesultanan Banten membuat orang-orang Belanda di pemerintahan Batavia ‘gerah’. Apalagi Kesultanan Banten saat itu masih dianggap ancaman bagi Batavia. Intelejen kolonial Belanda kemudian menangkap Erberveld dan pengikutnya karena diduga akan melakukan pemberontakan. Menurut salah satu versi, ketika ditangkap, ia kemudian diseret dengan kereta kuda hingga kulitnya pecahpecah, sebelum kemudian dijatuhi hukuman mati. Lokasinya di luar tembok Batavia, persisnya di daerah yang bernama Jacatraweg. Tempat itu sekarang dikenal dengan nama Jalan Pecah Kulit. Sebenarnya di tempat itu dibangun monumen peringatan oleh Belanda agar orang-orang tidak meniru Erberveld, di mana di lokasi itu tidak boleh dimanfaatkan, dibangun apapun atau untuk bercocok tanam, tetapi ketika Belanda takluk oleh Jepang, tentara Jepang di Batavia menyingkirkan dan menghancurkan monumen itu. Hikayat kelam di Batavia itu tercacat dalam sejarah Jakarta. Tetapi yang menarik jadi perenungan adalah ketika tur di museum prasasti itu berakhir, kita diperlihatkan prasasti yang dibuat pada 4 Desember 1762 bertuliskan “Soo gy nu Syt Was ik Voor Deesen Dat Jk nv Ben Svlt gy ook weesen jvk”. Artinya kira-kira “Di sinilah kami berbaring seperti kelak Anda. Dan di sinilah Anda berdiri seperti kami dahulu.” Bagus untuk dijadikan renungan. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
87
PEMENANG
LOMBA FOTO LIONMAG Periode 4, Juli - Agustus 2012 Lomba Foto Dua bulanan Lionmag pada periode ke-empat ini dengan foto Festival Budaya Indonesia dengan batas penerimaan 15 Agustus 2012 telah selesai. Setelah melalui proses seleksi dan penjurian yang dilakukan oleh tim Lionmag dan Paul I.Zacharia maka ditetapkan pemenangnya adalah:
PEMENANG
Budi Fajriansyah
FESTIVAL LAYANGLAYANG
HARAPAN
Junaidi Sudirman
jenaka
88
LIONMAG SEPTEMBER 2012
HARAPAN
Arnov Setyanto
TRADISI PETIK LAUT
HARAPAN
Iwan Sunaryoso
melasti
Lomba foto periode ke-lima bulan SeptemberOktober mengangkat tema PASAR TRADISIONAL INDONESIA. Batas akhir pengiriman foto pada 20 Oktober 2012 dan setiap peserta dibatasi maksimal mengirimkan karyanya sebanyak 3 foto. Penulisan nama file sebagai berikut: namapeserta_judul foto_no telp/HP peserta.jpg Co: ahmad riyanto_tari topeng_0215736773.jpg
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
89
POSTCARD
Vancouver, Canada
Queen elizabeth park Rasanya sayang jika sudah di Vancouver, Canada tidak mengunjungi Queen Elizabeth Park. Sebuah taman seluas 52,78 hektar yang berada di tempat paling atas kota Vancouver sehingga dari taman ini kita bisa melihat panorama kota Vancouver. Di taman ini terdapat sekitar 1500 pohon arboretum, dan menjadi rumah bagi lebih dari 100 jenis burung dari berbagai spesies. Taman yang berlokasi di persimpangan Cambie St. dan W 33 Ave mempunyai beberapa pintu masuk ke taman, termasuk Ontario St dan W 33 Ave, atau di sepanjang W Ave ke-37, antara Columbia St dan Mackie St. akbar faisal
90
LIONMAG SEPTEMBER 2012
Kirimkan foto Anda beserta cerita di balik foto tersebut ke email : postcard.lionmag@gmail.com
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
91
Norwegia
Kristiansand Di awal musim gugur sekitar akhir September sampai akhir Oktober di Norwegia alam terlihat sangat indah. Dedaunan menguning atau memerah sebelum akhirnya berguguran. Foto ini diambil di taman kota Kristiansand, kota besar di sisi selatan Norwegia. Keindahan musim gugur dipadukan dengan katedral tua menjadikan kota ini menjadi makin hidup. Nanang Indra K.
Potala Palace , Tibet Berada di ketinggian 3700mdpl, Istana Potala adalah tempat kediaman dari Dalai Lama hingga masa Dalai Lama ke 14. Istana tertinggi di dunia ini pertama kali dibangun pada masa Lozang Gyatso menjabat sebagai Dalai Lama ke lima pada tahun 1645 masehi. Sekarang istana potala difungsikan menjadi museum. Oleh Unesco dijadikan salah satu situs warisan dunia. Pada hari-hari tertentu, malam harinya disajikan pertunjukan â&#x20AC;&#x2DC;musical fountainâ&#x20AC;&#x2122;, yang menambah semarak kota suci Lhasa. Victor Fernandes
92
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
93
Thailand
Traditional Thai Puppet Salah satu yang menarik dari negeri gajah putih ini adalah permainan boneka tradisional mereka. Mirip dengan wayang golek di Indonesia. Bedanya adalah yang memainkannya. Tidak ada dalangnya dan satu boneka dimainkan lebih dari satu orang, rata-rata tiga orang. Satu orang pegang tangan kanan, satunya lagi tangan kiri sementara satu orang lagi bagian tengah pegang badan dan kaki. Rumit ya! Tapi mereka bisa membuat gerakan Thai Puppet ini sangat bagus. Apalagi saat berinteraksi dengan seorang penari wanita ini. Menarik! RISTIYONO
94
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
95
Fujian, China
Tulou Tulou atau â&#x20AC;&#x2DC;rumah tanahâ&#x20AC;&#x2122; dalam bahasa Mandarin adalah sebuah bangunan tradisional yang terbuat dari kombinasi tanah, batu, dan kayu gelondongan. Bangunan tradisional ini diklaim telah berdiri sejak abad16. Tulou sebenarnya adalah bangunan bundar tiga tingkat dengan halaman di tengah yang biasa di huni oleh ratusan kepala keluarga.Tulou pada awalnya didirikan dengan tujuan sebagai benteng perlingdungan bagi warga kampung yang biasa mendiami wilayah-wilayah terpencil di pegunungan dari serangan banditbandit dan perampok lokal. Jefry Leo Wakatobi
Puncak Kayangan
Puncak Kayangan merupakan padang savana yang berada di puncak Pulau Tomia, salah satu pulau di kepulauan Wakatobi. Dari puncak ini kita bisa melihat keindahan disekeliling pulau dan menikmati keindahan sunset di sore hari. Deni Yulian
96
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
97
Pusat pengobatan tradisional dan klinik spesialis pria dan wanita
Fu Shou Tang Pusat Pengobatan Gabungan Metode Timur & Barat Spesialis Penyakit Pria dan Wanita Untuk mengatasi keluhan masyarakat luas mengenai penyakit pria dan wanita yang pengobatannya lama tetapi tidak sembuh, saat ini telah resmi dibuka Pusat Pengobatan Gabungan Metode Timur dan Barat Spesialis Penyakit Pria dan Wanita yang pertama di Indonesia , dengan bergabungnya beberapa ahli berpengalaman dari China, menggunakan perlengkapan dan teknologi kedokteran berstandar internasional yang terkini, membantu anda mengatasi berbagai macam gangguan penyakit.
Tempat terbaik mengobati penyakit
EJAKULASI DINI, KELENJAR PROSTAT DAN MASALAH BAU BADAN Dalam mengobati penyakit pria dan wanita, Kami paling Profesional! Pengobatan Barat Spesialis Penyakit Pria: Satu kali pengobatan langsung mengatasi ejakulasi dini sampai ke akarnya, kulit alat vital terlalu panjang, operasi plastik alat vital versi Korea, pembesaran alat vital, pembesaran prostat(hypertrophy prostat), radang prostat, sering buang air kecil dan buang air kecil tidak tertahan, saluran kencing menetes cairan putih, tidak ada tenaga untuk buang air kecil, kesulitan buang air kecil, infeksi mikroba Mycoplasma dan Chlamydia, penyakit Mangga(Gonorrhea), Herpes, Condyloma(Kutil), Syphilis, gangguan fungsi seksualitas dan Penyakit Menular Seks(PMS) lainnya.
Pengobatan Barat Spesialis Penyakit Wanita: Hanya dengan satu kali tindakan penanganan mengatasi penyakit Cervical Erosion(pengikisan leher rahim), tumbuh daging pada leher rahim, dan kista leher rahim, perbaikan selaput dara, mengecilkan organ intim, memperindah bibir dalam organ intim. Mengobati keputihan yang berlebihan, keputihan bercampur darah, dan berbau; peradangan organ intim seperti:terasa terbakar, pedih, gatal, bengkak, merah, dan tumbuh daging; gangguan menstruasi seperti: haid tidak teratur/terlambat haid, terasa menyiksa dan sakit yang luar biasa waktu haid, sakit saat berhubungan seksual, pendarahan organ intim di luar masa haid, penurunan libido, radang panggul, appendagitis(memasang dan melepas spiral), kemandulan menahun,kista ovarium(indung telur), myoma, kista dan benjolan berisi nanah pada vestibular gland, dan penyakit kelamin seperti:syphilis, gonorrhea, condyloma acuminatum(kutil), dan herpes.
Informasi selengkapnya: Mangga Dua Square Jl.Gunung Sahari Raya No.1, Road Level 2A,2B,2C,3 Jakarta Utara Telp: 1. Untuk Informasi PENGOBATAN TRADISIONAL: (021)6231 3520 2. Untuk Informasi PENGOBATAN BARAT/MEDIS: (021)6231 8500 Fax:(021)6231 3519 | welaskasihsehat@gmail.com www.welaskasihsehat.com | www.dokterurologi.co | www.dokterkandungan.co | www.sinshe.co | www.doktertulang.co
Buka setiap hari, Hari Minggu & Libur TETAP BUKA Jam Praktek : 09.30-13.00WIB, Siang 14.00-18.00WIB, Istirahat : Jam 13.00-14.00WIB 98
LIONMAG SEPTEMBER 2012
Pusat pengobatan tradisional dan klinik spesialis pria dan wanita
Spesialis TCM Sinshe Senior Han Jian Fang. dilahirkan dalam keluarga yang berprofesi di bidang pengobatan tradisional sehingga dari usia muda sudah belajar tentang pengobatan tradisional. Beliau lulusan Universitas Pengobatan Tradisional Beijing China pada tahun 1964, pernah berguru kepada “Shi Jin Mo” yang merupakan salah satu dari 4 sinshe terkenal di Bei Jing. Dengan penelitian klinis selama 40 tahun berhasil menyimpulkan “Cara menguatkan dan menormalkan fungsi ginjal sebagai patokan utama untuk mengobati penyakit diabetes, stroke, lever, ginjal dan memadukan obat-obatan herbal dan akupuntur, dengan cara melakukan pengobatan dari dalam dan pengobatan dari luar, serta mengutamakan penyembuhan sampai ke akar penyakitnya. Dengan pengalaman praktek selama 40 tahun lebih menjadikan beliau memiliki sistem pemikiran dan teori ilmu tersendiri. Menggunakan obat minum dan rendam dari herbal serta akupuntur untuk mengobati penyakit yang sering ditemui yang hasilnya sangat efektif. Mempunyai keahlian khusus dalam mengobati penyakit diabetes yang menyebabkan luka (borok), pembengkakan, nyeri, kesemutan pada kaki, fungsi ginjal menurun (gagal ginjal), ureum dan kreatinin tidak normal . Juga ahli dalam mengobati alergi pada hidung, radang tenggorokan
Sinshe Spesialis tulang dan nyeri Prof Dr Zhang Wei Hua, lulusan Universitas Pengobatan Tradisional Beijing China, merupakan murid terbaik penemu metode pengobatan spesial “Zhen Dao”(Acuphotomology) dan pernah belajar di Universitas Pengobatan Jordan. Dalam mena ngani penyakit tulang, nyeri(pegal) dan saraf, Beliau mempunyai pandangan tersendiri dan cara pengobatan yang baru dan ajaib.Khusus mengobati pusing yang disebabkan oleh sakit leher yang membandel, sakit kepala, leher, pundak, tangan, punggung, pinggang, dan pinggul, tangan kesemutan, bantalan tulang pinggang keluar(LDP), saraf kejepit, pengapuran, tulang keropos, radang sendi lutut, pembengkakan dan sakit pada kaki, berbagai jenis penyakit saraf, kesemutan(baal), mengobati sakit bahu dan pinggang pada remaja yang disebabkan oleh tulang punggung miring atau tidak lurus. Pasien yang belum mendapat hasil dari akupuntur dan Tui Na , Silakan datang ke klinik kami untuk mendapatkan hasil pengobatan yang terbaik.
akut dan kronis, bronkitis, radang paru-paru, berbagai macam penyakit lambung, radang usus besar, fungsi ginjal menurun(gagal ginjal), dan ginjal bocor yang diakibatkan dari gangguan organ ginjal, linu/ngilu pada pinggang yang disebabkan dari lemah ginjal, batu ginjal, batu saluran kencing, penyakit lever (hepatitis) dan empedu, SGOT dan SGPT tinggi, pembengkakan di perut yang diakibatkan dari pengerasan lever, fatty lever (lemak hati), radang kandung empedu, rasa pusing, sakit kepala, insomnia / susah tidur, jantung berdebar yang disebabkan oleh kolesterol, trigliserida, hypertensi (darah tinggi), dan gula darah tinggi serta penyakit pembuluh darah jantung dan otak yang disebabkan dari kekurangan darah pada jantung, jantung koroner, kekurangan suplai darah ke otak, stroke dan pasca stroke.Menggunakan metode akupuntur dan obat kompres pada 6 titik akupuntur untuk mengobati penyakit reumatik, imunitas tubuh menurun, maag, sakit kepala, insomnia (susah tidur) , radang hidung, asma dan sistem pernafasan. Penyakit anak-anak yang sering ditemui, penyakit menstruasi, pendarahan akibat ketidaknormalan fungsi rahim, gejala menopause pada wanita, penyakit kelenjar payudara, flek pada muka serta gatalgatal pada kulit yang semua pengobatannya mempunyai khasiat yang sangat bagus. Untuk penderita tumor digunakan cara pengobatan dengan” Memperkuat daya tahan tubuh dan Menghilangkan faktor perusak” untuk memperpanjang usianya.
Testimoni Pasien PENYAKIT PRIA Saya Nuryasin umur 35 tahun, memiliki keluhan ejakulasi dini selama 5 tahun. Kemudian saya berobat di Klinik Welas Kasih Sehat/Fu Shou Tang di Mangga 2 Square, lantas ejakulasi dini yang saya alami akhirnya hilang. Saat itu kata dokter, keluhan saya ini harus ditangani dengan operasi sayatan kecil syaraf-syaraf alat vital yang supersensitif agar dimatikan sebagian. Setelah dioperasi, hasilnya benar-benar diluar dugaan. Hubungan seks yang biasa saya lakukan dengan istri berlangsung cepat, sekarang bisa bertahan lama. Di klinik ini juga melayani operasi pembesaran alat vital, demi dicintai istri saya turut mencobanya, dan hasilnya benar-benar memuaskan. Terima kasih Klinik Welas Kasih Sehat yang telah mengembalikan rasa percaya diri saya. No HP Saya : 081585926928. Testimoni Pasien sinshe Zhang Wei Hua Saya Nina umur 36tahun, saya telah berobat di Fu Shou Tang( Welas Kasih Sehat) dengan metode Zhen Dao( Acuphotomology), Chiropraktik, dan minum ramuan. Sakit di leher, tulang belakang dan pinggang saya sudah ada 10 tahun lebih, dikarenakan pekerjaan kantor saya yang kebanyakan duduk dan pakai komputer. Setelah diobati 3 kali dengan jarak seminggu sekali, keluhan saya hilang semua dan tidak pernah kambuh lagi… Saya sudah referensi banyak teman-teman ke situ dan hasilnya pada memuaskan. Terima Kasih Fu Shou Tang! No. HP saya : 08568326111.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
99
GALLERY
Gembok Touchscreen
Denon Globe Cruiser AH-NCW500 Headphone Bluetooth Premium, Anti Bising Denon baru saja merilis produk terbarunya, Denon Globe Cruiser Bluetooth Headphone. Dibekali driver 40mm yang tersembunyi di balik busa earpad dengan fitur noise cancelling aktif untuk menghasilkan audio berkualitas. Untuk memudahkan navigasi, Denon melengkapi bagian earcase dengan kontrol putar yang inovatif. Dengan tombol kontrol ini memudahkan kita mengatur volume, playback musik atau mengatur panggilan telepon. Baterai Globe Cruiser mampu bertahan sampai 10 jam. Headphone ini juga fleksibel dan dapat dilipat dengan mudah. Dengan dua mikrofon yang dilengkapi fitur Crystal Clear Conversation akan menghasilkan suara jernih saat menelepon. Dengan harga US$500, Headphone ini tersedia dalam dua pilihan warna, hitam dan coklat muda. Dalam paket pembeliannya juga akan mendapatkan travel case berbahan kulit dan kabel audio.
Jam Gantung Dari Lexon
K
etika sebuah jam tangan bukan hanya di dinding atau di tangan, melainkan dapat digantungkan dimanapun sesuai keinginan Anda. Tentu sebuah inovasi yang baru. Ya, jam yang satu ini selain bentuknya unik, juga tahan terhadap cuaca. Jam tangan Lexon ini dibuat menggunakan bahan silikon, memungkinkan Anda untuk menggantungkannya dimanapun. Lexon ini memiliki banyak pilihan warna, sehingga dapat digunakan pria maupun wanita. Bagi Anda yang tidak suka menggunakan jam tangan, bisa jadi produk ini akan cocok untuk Anda.
100
LIONMAG SEPTEMBER 2012
Seiring perkembangan jaman, telah banyak perangkat yang ikut berkembang dengan segala kemajuannya. Seperti maraknya ponsel dan tablet banyak mengaplikasikan fitur touchscreen, atau layar sentuh. Lalu bagaimana jika layar sentuh terdapat pada sebuah gembok? DialSpeed adalah sebuah gembok dengan fitur touchscreen yang dibuat oleh Master Lock. Jika pada gembok biasa menggunakan kombinasi angka, pada dialSpeed menggunakan â&#x20AC;&#x153;tanda panahâ&#x20AC;?. Tanda panah ini mewakili password Anda yaitu kanan, kiri, atas, dan bawah. Kombinasikan kunci menggunakan tanda panah untuk membukanya seperti atas, kanan, kiri, bawah, kanan. Tanda panah tersebut hanya butuh disentuh saja tidak perlu ditekan. DialSpeed ini menggunakan baterai CR2032 yang akan habis setelah 5 tahun.
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
101
GALLERY Kamera Infrared Terbaru
Dari D-Link
T
ingginya tingkat kriminal saat ini, membuat masyarakat lebih waspada dalam mengawasi keamanan rumah. Untuk mengatasinya, D-Link selaku penyedia jaringan terbesar di dunia mengumumkan peluncuran kamera terbarunya yang berbasis IP, dilengkapi dengan aplikasi mydlink, yaitu DCS-2132L dan DCS-2310L. Kedua kamera tersebut dirancang khusus untuk penggunaan pribadi di rumah maupun untuk usaha. Kedua kamera tersebut mampu merekam gambar dengan kualitas High Definition (HD) yang telah dilengkapi dengan mydlink. Selain itu kamera ini juga mampu menawarkan solusi pengawasan yang hemat serta bisa memberikan kemudahan untuk melakukan pemantauan jarak jauh dengan menggunakan jaringan internet. Dengan fitur Passive Infared (PIR), gerakan-gerakan yang mencurigakan akan terekam sesuai dengan aslinya, baik malam ataupun siang hari.
Fashion Folio Cover Samsung Galaxy S III Anymode telah merilis produk terbarunya untuk cover Samsung Galaxy S III yaitu Fashion Folio. Cover terbaru ini memiliki motif yang unik dan menarik, yang mana menonjolkan design animal pattern dan carbon fiber yang elegan, warna-warna fashionable, serta tidak meninggalkan kesan tipis dan easy access pada gadgetnya. Masing-masing design memiliki pattern yang berbeda-beda sehingga meninggalkan kesan unik. Terdiri dari 6 pilihan yang berbeda, antara lain Blue Snake, Silver Snake, Dark Blue Croco, Orange Croco, Carbon Fiber Brown. Masing-masing warna dapat dipadupadankan dengan tampilan Anda sehari-hari.
Android Terbaru Dari Motorola Pabrikan Motorola mengumumkan ponsel pintarnya yakni Motorola Photon Q 4G LTE. Ponsel ini berbeda dengan ponsel pintar lainnya yang mengusung layar sentuh, Motorola tetap bertahan dengan produknya yang juga menggunakan keyboard fisik QWERTY. Terdapat layar sebesar 4.3 inch yang mampu memberikan tampilan cukup besar untuk para penggunanya. Dengan sudah dirilisnya sistem operasi terbaru Android 4.0 Ice Cream Sandwich, namun kabarnya Motorola Photon Q ini masih menggunakan sistem operasi Android 4.1 Jelly Bean.
102
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
103
CULINARY
Martabak Terbalik Tak perlu diperdebatkan, martabak adalah salah satu jajanan populer di Indonesia. Di setiap kota Indonesia, dengan mudah kita menemukan martabak dijajakan di mana-mana. Teks: BONDAN WINARNO | FOTO: GERALD M.
J
enis martabak yang paling umum kita jumpai adalah martabak Malabar, yaitu martabak telur model muslim India. Kebanyakan memakai telur bebek untuk mendapatkan body yang lebih mantap dan aroma yang khas, diisi daging kambing cincang berbumbu kari, dan rajangan daun bawang. Versi lain yang kurang garang memakai telur ayam dan daging sapi. Adonan ini dibungkus dengan kulit tipis yang dibuat dari tepung terigu, dan digoreng garing membentuk kue berbentuk bantal, dan kemudian dipotong-potong menjadi ukuran kecil (bite size). Di Malaysia, martabak (dieja sebagai murtabak) tidak dipotong-potong rapi, melainkan dihancurkan ketika setengah matang, sehingga mirip scrambled egg, dan dimakan dengan memakai sendok. Secara pribadi saya menganggap cara ini kurang seronok. Karena
104
LIONMAG SEPTEMBER 2012
itu saya sangat jarang memesan murtabak bila sedang berada di Malaysia. Di Aceh, martabaknya tampil lebih unik lagi. Orangorang Jakarta yang melihat pembuatan martabak Aceh akan menyebutnya sebagai martabak terbalik. Soalnya, proses pembuatannya memang terbalik bila dilihat dari cara membuat martabak telur pada umumnya. Di Serambi Mekah ini, kulit martabaknya digoreng dulu sehingga mirip roti canai berbentuk segi empat. Kocokan telur yang dicampur dengan rajangan bawang merah dan daun bawang digoreng seperti layaknya membuat dadar atau omelet, dengan kulit martabak yang berbentuk roti canai segi empat tadi sebagai intinya. Unik, kan? Kulitnya di dalam, telurnya di luar. Martabak Aceh yang khas itu memang cukup terkenal di luar Aceh. Di rumah makan â&#x20AC;&#x153;Gampoeng Acehâ&#x20AC;? di Bandung, misalnya, dapat ditemukan juga martabak
Aceh ini. Terus terang, bagi saya, martabak Aceh kurang nendang. Soalnya, tidak memakai daging yang berbumbu kari. Martabak Aceh lebih cocok untuk vegetarian karena mirip dadar telur biasa. Secara karakteristik, masakan Aceh biasanya kuat bumbu. Tapi, martabaknya justru soft. Di daerah Pluit, Jakarta, ada sebuah gerai yang sungguh kondang untuk sajian martabaknya. Para pelanggannya menyebutnya sebagai martabak Medan. Tetapi, sesungguhnya ini adalah martabak terbalik dari Aceh seperti yang saya deskripsikan di atas. Dadarnya telur sangat fluffy. Untuk membuatnya lebih istimewa, martabak telur ini disajikan dengan kari kambing. Gabungan martabak telur dengan kari kambing ini ternyata disukai orang. Setiap tahun martabak Medan dari Pluit ini juga hadir di Kampung Tempo Doeloe di Mal Kelapa Gading â&#x20AC;&#x201C; dan selalu pula diantre orang sebagai salah satu gerai yang paling favorit. Bila Anda pernah ke Padang dan Bukittinggi, pastilah Anda pernah singgah ke RM Hayuda yang spesial menyuguhkan martabak telur gaya Malabar ini. Di sana lebih dikenal dengan sebutan Martabak Kubang karena RM Hayuda ini memang berasal dan berangkat dari Desa Kubang. Saya selalu terpesona melihat cara pembuatan martabak di Hayuda ini. Soalnya, prosesnya sudah mirip ban jalar. Bila di tempat-tempat lain kita melihat martabak dibuat satu demi satu, di Hayuda satu wajan besar bisa sekaligus menggoreng dua lusin martabak. Ya, 24 martabak! Di satu sudut, seorang pekerja tidak berhenti mengocok telur dan mencampurnya dengan daging dan daun bawang. Di sisinya, beberapa orang secara bersama-sama menyiapkan kulit martabaknya dengan gaya yang lebih ulung bila dibanding dengan para pizzaioli (pembuat pizza dough). Di ujung â&#x20AC;&#x153;ban jalarâ&#x20AC;? adalah sebuah wajan besar yang diawaki oleh satu orang dan terusmenerus menggoreng martabak yang dikirim ke sana. Pada saat-saat sibuk, sering kali tiga wajan secara bersama menggoreng martabak dalam jumlah yang mengagumkan. Maklum, orang Minang makan martabak seperti main course â&#x20AC;&#x201C; sepiring untuk satu orang. Martabak adalah comfort food yang dapat ditemukan di seluruh pelosok Nusantara. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
105
106
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
107
AIRCRAFT FLEET Boeing 747 - 400 Total 2 units 484 seats (all economy) 22 seats business
Boeing 737 - 900 ER 71 UNITS IN SERVICE 213 seats (all economy) 195 seats economy. business class 10 seats.
Boeing 737 - 400 Total 9 units. 168 seats (all economy)
Boeing 737 - 300 Total 2 units. Economy Class 149 seats (all economy)
108
LIONMAG SEPTEMBER 2012
WELCOME ABOARD
Selamat Datang Apa yang harus anda ketahui Tentang keamanan, kenyamanan dan keselamatan Anda di dalam pesawat Ponsel Semua ponsel dan peralatan elektronik yang menggunakan pemancaran radio tidak diperbolehkan selama berada didalam pesawat, hal ini sangat mengganggu sistem navigasi dan komunikasi dengan menara pengawas setempat.
PERALATAN ELEKTRONIK Untuk penggunaan Laptop dan PDA boleh dipergunakan setelah fasten seatbelt “OFF” dengan menggunakan flight mode. Setelah fasten seatbelt “ON” untuk persiapan mendarat maka penumpang harus mematikan pengguna laptop dan PDA tersebut.
BARANG -BARANG BERBAHAYA LAINNYA Barang- barang yang mudah terbakar (seperti korek api), meledak (petasan), material yang mengandung magnet, baterai, tabung gas, tidak diperbolehkan untuk dibawa.
MEROKOK Peraturan Pemerintah melarang kegiatan merokok selama dalam penerbangan, Terdapat detektor asap di semua toilet dan akan dikenai sanksi bagi yang melanggar peraturan.
PERJALANAN DENGAN ANAK-ANAK Lion Air tidak menyediakan makanan bayi untuk rute domestik dan popok tidak disediakan dipesawat. Lion Air hanya menyediakan air panas untuk susu bayi.
BAGASI • Barang atau benda tajam harus di pak dalam bagasi dan tidak diperkenankan untuk dibawa kedalam bagasi kabin. • Bawalah benda berharga dalam tas yang anda bawa sendiri. Perhatikan berat bagasi Anda. - Carry on baggage (Bagasi Kabin) Tidak lebih dari 7 kg
• Sabuk pengaman harus selalu terpasang sewaktu take-off dan landing. Dianjurkan untuk selalu memasang seat belt selama penerbangan. • Barang bawaan harus diletakan di atas kepala atau dibawah kursi di depan anda. • Silakan membaca kartu instruksi keselamatan yang terdapat di dalam kantung kursi. Di kartu tersebut anda bisa mengetahui pintu darurat dan letak jaket pelampung. • Perhatikan baik-baik demo keselamatan dan instruksi yang diberikan oleh cabin crew. MULAI 30 MEI 2012 PENERBANGAN TUJUAN • DENPASAR • MAUMERE • BIMA • ENDE • TAMBOLAKA • LABUAN BAJO Berangkat (check in) dan tiba di TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNo - HATTA
40 cm
UTAMAKAN KESELAMATAN
30 cm
20 cm
- Bagasi untuk Rute Domestik Kelas Ekonomi : 20 kg Kelas Bisnis : 30 kg - Bagasi untuk Rute Internasional Kelas Ekonomi : 20 kg Kelas Bisnis : 30 kg
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
109
ROUTE MAP
110
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
111
LADY IN THE AIR
Dian Utari Ayuningtyas
Lara Croft in the Cabin
J
angan terkecoh dengan gadis ini. Pasalnya, ibarat ‘Lara Croft’ di kabin pesawat Lion Air. Ya, dibalik penampilannya yang cantik, anggun dengan kebaya kabin yang khas berwarna merah, ramah dengan ‘personal touch’nya, ia adalah seorang pendekar. Tahun terakhir ini, Dian Utari Ayuningtyas, sang pramugari yang sudah lenggak-lenggok di kabin Lion Air sejak 2004 ini ikut kelas Muaythai. “Itu bela diri asal Thailand. Jadi mendayagunakan kekuatan dan teknik tangan, siku, tendangan kaki dan lutut untuk menyerang,” jelasnya. “Tapi pada awalnya belajar menggunakan tangan dulu oleh instruktur. Sebentar lagi saya siap lawan tanding,” susul gadis yang bergabung dengan pendidikan awak kabin Lion Air pada batch 18 ini. “Ini untuk bela diri saja. Sekaligus adrenalin rush,” tambahnya sambil tersenyum dan mengedipkan mata. Lahir di Bogor, 29 April 1985 dan menjadi ‘cewek terfavorit’ saat perpisahan SMA-nya tahun 2003, kesibukan Dian kini bukan saja saat terbang dan berinteraksi dengan penumpang, tetapi juga urusan pendidikan dan pelatihan awak kabin. “Ya sekarang aku kan juga instruktur bagi training awak kabin,” terangnya. Dian sendiri tidak menemukan sebab manajemen menjadikannya instruktur. “Pertimbangan kesenioran iya, tetapi sepertinya juga soal leadership. Menurutku, leadership itu sangat penting.” Menurut putri bungsu pasangan Gatot Suripto (alm) dan Mardiana berdarah Solo-Bogor ini, leadership itu sudah tertanam pada diri seseorang, tinggal lagi bagaimana mengasahnya dan mendayagunakannya. Dan itu bisa terpakai seterusnya dalam kehidupan, bukan hanya pada masa kerja tertentu di tempat tertentu. “Banyak yang salah mengira, pekerjaan pramugari itu menyenangkan. Di satu sisi memang demikian. Namun di luar soal skill teknik yang mesti dikuasai, persoalan beratnya juga soal interaksi dengan penumpang. Soal senyum tulus di antaranya. Yang pada saat bersamaan semua orang mengalami tekanan fisik sebuah penerbangan yang sebenarnya melelahkan,” urai penggemar Agnes Monica dan pelahap sate kambing ini. Sempat kuliah D1 Public Relations di Interstudy Jakarta, Dian mencoba menerapkan personal touch dalam ia bekerja. “Ya, senyum tulus itu penting,” urainya. “Tapi ini siapa yang tulis tinggiku 155 cm bobot 61 kg?! Tinggiku kan 165 cm, bobot 51 kg, ini mah kelewatan,” tanyanya heran di akhir pembicaraan. Kaboor.. Teks: Gegen | Foto: Makhfudz
112
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
113
114
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
115
116
LIONMAG SEPTEMBER 2012
INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
117
118
LIONMAG SEPTEMBER 2012