ESSAY : UPACARA BAKAR BATU DI WAMENA, DEMI PERDAMAIAN
The Inflight Magazine of Lion Air
VOLUME V / OCTOBER 2010
FAIR CRACK OF THE WIND TUK K UNNTUK G TITDIDAAKAUPULLAANNG U IBIBAAWWA P NTUK T DD K A U NYA UNTU ESAW AT HA ANYATAS PPESAW H DIA S ACACA DIATA DIBIB D A
Spectacular Dances of the Manggarai people of western Flores OCTOBER 2010 LIONMAG
1
2 LIONMAG OCTOBER 2010
OCTOBER 2010 LIONMAG
1
Content LIONMAG OCTOBER 2010
16 SPECIAL BATAM
36 DESTINATION MANGGARAI, WESTERN FLORES
57 ESSAY UPACARA BAKAR BATU, WAMENA
8
NEWS AROUND
10 LEISURE 12
EVENT
22 TRAVEL 28 WISDOM IN THE AIR 30 TRAVEL 42 DESTINATION 48 TRAVEL 54 SPECIAL 64 GALLERY 68 BALI SECTION 78 LADY IN THE AIR Foto: PAUL I. ZACHARIA
2 LIONMAG OCTOBER 2010
OCTOBER 2010 LIONMAG
3
22 COVER HIT Tatap mata tajam seorang petarung Caci FOTO : CAMPBELL BRIDGE
30 Contributors JEMY VESTIUS 足CONFIDO
57
1
Master of Science in Engineering Management Tufts University, AS, ini kini bertugas sebagai Master Trainer pada Telkom Training Center, Bandung. Bidang yang diajar Member of Society Competitive Inteligent Professional (SCIP) hingga need analysis.
PAUL I ZACHARIA
2
Penggemar foto dan travel ini belajar memotret sejak usia 10 tahun, dan acap menjadi juri lomba foto lokal dan nasional sejak 1987. Sebagai fellow perdana di Indonesia dari lembaga fotografi Royal Photographic Society, Inggris, ia kerap menulis di media nasional.
Toto Santiko Budi
78
3
Campbell bridge
4
4 LIONMAG OCTOBER 2010
Fotografer lepas, tinggal di Jakarta. Mengawali karir di Surabaya, tahun 2000. Sebagai staf foto Harian Radar Surabaya. Tahun 2005 bergabung dengan Jiwa Foto Agency Jakarta. Sejumlah karyanya pernah dimuat media lokal dan Internasional, seperti koran Tempo, National Geographic Indonesia dan Destin Asia.
Sehari-hari Campbell Bridge adalah seorang Lawyer di Sidney Australia. Tapi hobinya pada fotografi telah membawanya pada setiap kesempatan di pelosok Asia Tengah, Himalaya hingga Asia Tenggara. Dia sangat terpesona dengan budaya keramahan penduduk Indonesia. Sejak 2007 aktif menulis kisah perjalanan di Majalah ini.
OCTOBER 2010 LIONMAG
5
cockpit’s note
PRESIDENT DIRECTOR Rusdi Kirana DIRECTOR OF PRODUCTION Capt. Ertata Lananggalih
WE MAKE PEOPLE FLY
DIRECTOR OF OPERATION Capt. Hadikuntjoro Filemon DIRECTOR OF TECHNICS Romdani
Semangat kami mengusung slogan “We Make People Fly” selalu menjadi dasar kinerja kami untuk turut mewujudkan transportasi udara yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Semangat ini tidak akan pernah pupus bahkan semakin menguat seiring dengan bertambahnya usia kami dalam bisnis penerbangan ini. Kalau dulu pesawat udara menjadi alat transportasi yang eksklusif, tapi hari ini semua orang memiliki kesempatan bisa terbang karena biayanya yang terjangkau. Pelayanan, safety dan kenyamanan tetap menjadi prioritas kami yang terbukti dengan penambahan dan peremajaan armada baru. Sampai bulan ini saja kami telah menerima pesawat Boeing 737-900ER sebanyak 41 unit dari total 178 unit yang telah kami pesan langsung ke pabriknya di Amerika. Dan penambahan pesawat baru ini akan terus bertahap sampai seluruh pesanan terkirim. Disamping penambahan armada, kami juga terus membuka rute baru guna mengakomodir kebutuhan penumpang yang semakin bertambah banyak dan luas. Di bulan ini kami membuka rute baru Jakarta-Palu nonstop begitu juga menambah frekuensi penerbangan untuk beberapa rute yang sudah ada, seperti rute Jakarta-Medan kami tambah menjadi 18 kali sehari, JakartaSurabaya 12 kali, Jakarta-Jogyakarta 8 kali dan Jakarta-Kupang menjadi 2 kali setiap hari dan masih banyak lagi rute-rute lain yang kami tambah frekuensinya. Semua ini dilakukan sebagai komitmen kami memberikan pelayanan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.
DIRECTOR OF COMMERCE Achmad Hasan DIRECTOR OF GENERAL AFFAIRS & FINANCE Edward Sirait GM SALES & MARKETING Rudy Lumingkewas GM SERVICE Andi Burhan
PUBLISHER & EDITOR IN CHIEF Makhfudz Sappe EDITOR Ed Zoelverdi, Priyanto Sismadi, Safari A. Husain, Ristiyono MARKETING MANAGER A Gener Wakulu MARKETING Ririn Tri Astuti, Lily Suhairy , G. Hardianto, Rusman Madjulekka, Adriansyah, M. Lottong Makkaraka DESIGNER Gerald Manuel Wangsasaputra
Selamat menikmati penerbangan Anda.
MARKETING SUPPORT Farid K
Salam,
FINANCE Ade Kristanti
Rusdi Kirana Presiden Direktur
CIRCULATION M. Solichin PUBLISHED BY PT BENTANG MEDIA NUSANTARA ADVERTISING Tel.: +62 (21) 98494404 Fax.: +62(21)3151668 Email: edlionmag@gmail.com editorial@lionmag.com, HOTLINE : 0821 10 88 22 00 ISSN: 1979-4185 Majalah LIONMAG terbit setiap bulan dan di distribusikan ke seluruh pesawat Lion Air. LIONMAG juga dapat dibaca di seluruh outlet The Coffee Bean, Walnut Cafe dan Dome Coffee.
6 LIONMAG OCTOBER 2010
OCTOBER 2010 LIONMAG
7
news around LION AIR MENAMBAH RUTE DAN FREKUENSI TERBANG Sebagai komitmen atas pelayanan yang maksimal kepada seluruh penumpang maka dalam bulan ini Lion Air menambah rute baru. Rute tersebut adalah Jakarta – Palu nonstop tanpa transit dan rute Medan – Silangit (wings Air). Diharapkan dengan penambahan rute baru ini dapat meningkatkan perkembangan ekonomi di daerah tersebut dan semakin memperluas jangkauan Lion Air di nusantara. Selain menambah rute baru, Lion Air juga menambah frekuensi jadwal terbang dari beberapa rute yang sudah ada. Adapun beberapa rute yang ditambah frekuensi terbangnya adalah rute Jakarta – Kupang menjadi 2 kali sehari, Surabaya – Kupang juga menjadi 2 kali sehari. Sementara rute Jakarta – Mataram menjadi 3 kali sehari, Medan – Gunung Sitoli 3 kali sehari (Wings Air). Rute Jakarta – Surabaya 12 kali sehari dan rute Jakarta – Jogyakarta menjadi 8 kali sehari. Dan penambahan ini akan terus dilakukan agar dapat melayani dan mengakomodir seluruh penumpang dengan aman dan nyaman.
KEBANGKITAN DANAU TOBA Masyarakat Sumatera Utara patut bangga dengan keberadaan Danau Toba yang begitu populer bahkan sampai mancanegara. Dalam rangka melestarikan salah satu objek wisata kebanggaan Indonesia ini dari tahun ke tahun diadakan Festival Danau Toba yang pada tahun ini akan digelar pada 20-24 Oktober. Diharapkan festival tahun ini akan menjadi kebangkitan bagi salah satu ikon pariwisata nasional tersebut. Untuk menarik banyak wisatawan datang, panitia festival secara khusus mengadakan promo menggandeng agen perjalanan, pengelola hotel dan maskapai penerbangan. Dan perlu dicatat, mulai awal Oktober ini Wings Air membuka rute baru Medan menuju Silangit, Siborongborong-Tapanuli Utara. Dengan adanya penerbangan ini dapat mempermudah para wisatawan untuk berkunjung ke Festival Danau Toba. Tema festival tahun ini bertujuan menggugah semua pihak untuk mengembalikan Danau Toba menjadi kawasan yang patut dibanggakan. Selain itu tema tahun ini juga bertujuan menggugah kesadaran masyarakat akan tingkat kerusakan ekologis kawasan danau yang semakin parah. Berbagai kegiatan unik dan menarik akan digelar dalam festival ini. Selain parade budaya juga akan digelar festival Gondang (alat musik tradisional) masing-masing kelompok etnis yang berada di sekitar danau.
TAMU PERTAMA POP!HARRIS HOTEL BALI Pop!Harris Hotel – a good night’s sleep for everyone and a place to stay for smart and eco-friendly travelers – menyambut kedatangan tamu pertama pada 8 September 2010 lalu. Pop!Harris adalah hotel yang terdiri dari 147 kamar dan sangat inovatif dengan adanya “shower pod” yang didesain secara eksklusif, pemanas air tenaga surya dan materi konstruksi yang ramah lingkungan. Terletak di Jl. Teuku Umar, Denpasar yang mudah diakses dari berbagai tempat wisata di Bali, pusat bisnis dan airport internasional Nurah Rai. Pop!Harris hotel dilengkapi juga dengan fasilitas wi-fi gratis, safe deposit box di dalam kamar, TV kabel, ruangan rapat, menu Nasi Jinggo gratis dan mesin penjual makanan serta minuman. Dan dalam waktu tidak lama akan dibuka 2 properti lagi di Bali, 2 di Jakarta, Manado, Yogyakarta dan Surabaya.
8 LIONMAG OCTOBER 2010
Your First Port Of Call Hotel Santika BsquareSepinggan Airport Balikpapan Balikpapan merupakan kota dimana bisnis bertebaran ditiap sudut kotanya. Dari bisnis perdagangan, pertambangan, kehutanan, dan lain sebagainya. Ketika tuntutan mobilitas bisnis itu dihadapi, setiap orang mencari akses termudah dan tercepat dalam rangka urusan bisnis. Hotel Santika Bsquare-Sepinggan Airport Balikpapan menawarkan kemudahan akses akomodasi karena terletak langsung di terminal B Bandar Udara Sepinggan – Kalimantan Timur. Satu-satunya hotel yang memiliki akses langsung dengan bandara. Selain itu Mall yang terletak langsung digedung yang sama yaitu Bsquare Mall kian membuat Hotel ini menjadi hotel yang memberikan kemudahan akses entertainment, akomodasi dan transportasi bagi para tamu. Salah satu nilai tambah yang diberikan adalah layanan City Check In. Bagi penumpang penumpang Lion Air dapat melakukan
check in di lantai dasar karena di lantai ini dibuka check in counter khusus Lion Air termasuk juga sebagai gate menuju pesawat. Untuk periode sampai dengan 20 Desember 2010, harga paket promosi Rp.460.000,- nett termasuk makan pagi untuk 2 orang berlaku untuk superior room. Hotel Santika Bsquare Sepinggan Airport – Balikpapan Jl. Marsma Iswahyudi, Balikpapan 76115 Kalimantan Timur Telp : 0542 - 757 8888 Fax : 0542 - 757 8889 E-mail : balikpapan.bsquare@santika.com
OCTOBER 2010 LIONMAG
9
LEISURE Pilihan Baru untuk Diet Sehat Restoran Crystal Jade Teochew menyajikan rasa otentik dari hidangan Teochew, olahan ringan dengan kesegaran bahan ditambah gaya memasak yang detil dan berpengalaman untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan hidangan yang lezat dan lebih sehat. Terletak di Mal Pacific Place, sebuah pusat perbelanjaan prestisius di kawasan bisnis Sudirman, restoran ini menghadirkan hidangan khas Teochew asli dari Chaozhou, sebuah kota di provinsi Guangdong, Cina, yang terkenal dengan masakan seafood dan vegetariannya. Tidak hanya menyajikan hidangan terbaik, Crystal Jade Culinary Concepts Holding juga mempersembahkan layanan terbaik dan kenyamanan di setiap outletnya. Dengan interior tertata indah dan ruangan seluas 5.287 sq feet untuk floor area ditambah 1.160 sq feet untuk lima ruang VIP, Restoran Crystal Jade Teochew memberikan suasana makan yang menyenangkan baik untuk acara santap bisnis maupun momen pribadi. Crystal Jade Teochew Restaurant Pacific Place Mall, Unit #04-03 Centre Business District, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta, T 021-51400437
OASE DI TIMUR JAKARTA Rutinitas kerja yang begitu padat, apalagi di Jakarta memang terasa melelahkan. Sekali waktu kita memang membutuhkan refreshing, lepas dari kungkungan rutinitas tersebut. Salah satu tempat yang cocok dan tidak jauh dari Jakarta adalah Water Boom Lippo Cikarang. Tempat ini didisain khusus sebagai taman rekreasi air kelas dunia dengan konsep nuansa alam Bali yang eksotik. Berbagai macam aktivitas dan atraksi air yang menarik, unik, dan mengasyikkan serta penuh petualangan bagi anak-anak, remaja sampai dewasa dapat kita rasakan disini. Mulai dari seluncuran yang tinggi, kolam arus, kolam ceria, area outbound, eco friendly bahkan sampai spa siap memuaskan acara rekreasi kita. Water Boom Lippo Cikarang, satu area rekreasi yang dipenuhi dengan pepohonan rindang dengan nuansa alam Bali bak oase yang menyegarkan. WATER BOOM LIPPO CIKARANG Jl. Madiun Kav. 115 Lippo Cikarang – Bekasi T. 021-8990 9467-68, 8990 7814 www.waterboomlippocikarang.com
10 LIONMAG OCTOBER 2010
Ayam Tolak Pinggang Bontonompo Lagi jalan-jalan ke Makassar? Sudah pernah coba coto Makassar? Bakso Ati Raja? Palubassa di Jl Srigala? Makan ikan bakar di pelabuhan Paotere? Segala macam mie keringnya? Ooh sudah. Kalo begitu, bisa coba geser sedikit ke salah satu sudut di pinggir kota Makassar, tepatnya ke perbatasan kota Makassar dengan Kabupaten Gowa di sebelah timurnya. Setelah mendapat perempatan gerbang perbatasan (kanan jalan terminal Malengkeri, kiri jalan makam Syech Yusuf), susuri jalan menuju Gowa itu, mungkin sekitar 500 meter. Setelah itu, di sebelah kanan kita dapati sebuah rumah makan ayam bakar Bontonompo. Sepintas, ini rumah makan biasa. Tapi sebenarnya orang-orang lebih mengenalnya sebagai ‘ayam tolak pinggang’. jelas ibu Nana Fadeli Luran yang mengajak kami siang itu. Saya juga kaget pada awalnya, apa maksudnya? Rupanya, yang dijual itu adalah ayam bakar, yang disajikan utuh per ekor, bukan per potong. Saat dibakar, ayam itu memang dalam posisi ditekuk ke belakang sayap-sayapnya, sambil dibumbui. Mungkin itu sebabnya disebut ‘ayam tolak pinggang’. Bumbu yang digunakan terbilang tidak rumit, bawang puth dan bawang merah termasuk di antaranya, lalu diolesi minyak kelapa yang dibuat sendiri. Namun memang ada ciri khas dari ayam bakar yang disajikan, yakni dari ayam kampung muda. Itu sebabnya jadi terasa berbeda dan lebih gurih. Satu porsi ayam itu dibanderol Rp 30.000,-. Rumah makan yang bisa menjual hingga 50 ekor per harinya ini ternyata punya penggemar setia. Di dindingnya terpampang foto customer yang pernah makan di situ seperti Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, komedian Tukul Arwana hingga Manohara.
MIE JENDRAL Menu Khas AA Rumah Makan
S
ejak bulan Juli lalu ada yang baru di jalan Wolter Monginsidi Jakarta Selatan. Ya, sebuah tempat hangout baru telah dibuka untuk menikmati sajian kuliner yang khas dengan mengusung brand AA Rumah Makan. Begitu kita masuk, akan kita temui sebuah tempat yang didisain gaya minimalis modern dengan dilengkapi open kitchen. Ruang yang bersih dengan meja dan kursi yang berwarna hijau berpadu orange dan putih menambah kesan simply fresh. Berbagai macam menu dapat kita temui di tempat ini seperti Nasi Goreng Makassar, Mie Aceh Kepiting, Mie Kering, aneka macam jus, Kopi Pancung, Es Pisang Ijo, Es Barley yang bagus untuk mencegah panas dalam dan masih banyak lagi. Kedepannya, semua mie yang ada di nusantara ini dapat kita nikmati di rumah makan ini. Dari semua menu yang tersedia ada
yang menarik untuk dicoba yaitu “Mie Jendral�. Hmm...resep racikan seorang jendral ini menghasilkan semangkuk mie keriting berkuah terasa segar, gurih, nikmat dengan beberapa ekor udang terasa makin mantap. Dengan kapasitas 100 orang termasuk ruang VIP, rumah makan ini siap melayani pelanggan yang datang dari jam 10.00 – 22.00 wib setiap harinya. Hmmm.... Anda tertarik? AA Rumah Makan Gedung Kamadjaja Jl. Wolter Monginsidi No. 87 Jakarta Selatan
OCTOBER 2010 LIONMAG
11
EVENT GELAR TINJU WBO di KUPANG
Apresiasi untuk Petinju NTT “
Ini merupakan kejuaraan yang spektakuler yang hasilnya sungguh luar biasa. Ini baru pertama di Indonesia, tiga partai dunia digelar sekaligus. Yang lebih menarik lagi, kejuaraan ini digelar di Kupang
“
Teks & foto: Makhfudz SAPPE
12 LIONMAG OCTOBER 2010
W
akapolri Komisaris Jenderal Yusuf Manggabarani membuka gelar tinju profesional WBO Asia Pacific di Kupang, Nusa Tenggara Timur, 18 September lalu. Didampingi Kapolda NTT Brigjen Pol Drs. Yorry Yance Worang dan Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya, Wakapolri menekan tobol sirene tanda dimulainya pertandingan yang digelar oleh Promotor tinju internasional Damianus Wera bersama supervisor tinju WBO Mr Antonio Oenay dan Co-Supervisor WBO M Situmorang di Gelangang Olahraga Oepoi (GOR) Kupang. Bersamaan dengan itu, di luar stadion oleh atraksi peluncuran kembang api.
Seran berhasil mengalahkan Jason Ratoni dari Filipina dengan angka mutlak. Tiga hakim pertarungan ini memenangkan Tommy dengan angka sama, 116-112.

Salah satu petinju asal Indonesia NTT yang diunggulkan pada event ini adalah Tommy Seran. Bertarung di kelas terbang junior (48,9 kg) dalam pertarungan WBO Asia Pacific Interim, Tommy
Sementara itu, di kelas terbang mini (47,6 kg) untuk perebutan WBO Aspac (Vacant), petinju sasana Trisakti Jakarta, Hery Amol berhasil mengalahkan petinju Filipina, Moting Kilakil. Partai
Pada pertarungan yang digelar di GOR Flobamora, Kupang, 18 September lalu, Tommy mendapatkan dukungan lebih dari 3.000 penonton. Meski demikian, petinju dari Sasana Rokatenda Palue BC Sidoardjo ini mendapat perlawanan sengit dari Ratoni. Pukulan Tommy disambut Ratoni sama kerasnya, hingga 12 ronde pertarungan yang diawasi langsung badan tinju dunia WBO tersebut. Partai ini memang menarik, walau Ratoni,--petinju Filipina -- tidak mendapat dukungan penonton, ia tak susut melawan Tommy.
OCTOBER 2010 LIONMAG
13
EVENT GELAR TINJU WBO di KUPANG
Searah jarum jam : Penekanan tombol sirene oleh Wakapolri Komisaris Jenderal Yusuf Manggabarani didampingi oleh Kapolda NTT Brigjen Pol Drs. Yorry Yance Worang dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya tanda dimulainya kejuaraan ; Usai pemasangan sabuk juara oleh Achmad Hasan-Direktut Utama Wings Air ; Lion Air salah satu sponsor terlaksananya kejuaraan ini ; Arena pertandingan yang dipadati sekitar 3000 pecinta tinju.
ini berjalan lamban dan membosankan. Meski terus mendesak Moting, pukulan Hery Amol lebih banyak salah sasaran. Meski demikian, Moting yang terlihat gentar dengan nama besar Hery selalu berusaha menghindar, berlari mengitari ring. Tiga hakim memberikan kemenangan angka bagi Hery, 117-111, 116-112 dan 117-112. Dengan demikian, Hery ditetapkan sebagai juara baru kelas terbang mini WBO Aspac yang sebelumnya kosong. “Ini merupakan kejuaraan yang spektakuler yang hasilnya sungguh luar biasa. Ini baru pertama di Indonesia, tiga partai dunia digelar sekaligus. Yang lebih menarik lagi, kejuaraan ini digelar di Kupang,” ujar promoter Damianus Wera. Ya, selain dua partai tadi di kelas terbang junior dan terbang mini, ada pula kelas bantam junior yang mempertandingkan petinju Isack Yulior melawan Mating Kilaki. Selain Wakapolri dan Gubernur NTT yang menyaksikan
14 LIONMAG OCTOBER 2010
pertarungan ini, turut hadir pula, Wagub NTT Ir. Esthon L Foenay, M.Si, dan Achmad Hasan, Direktur Niaga Lion Air sekaligus Direktur Utama Wings Air. Sebenarnya, salah satu tokoh penting di balik gelaran ini adalah Brigjen Pol Drs. Yorry Yance Worang. Di lingkungan kepolisian, Worang dikenal cemerlang dan suka kegiatan olah raga. Pada tahun 2005 ia dipercaya sebagai Manajer Tim Judo SEA Games XXII, Ketua Pengda PJSI Sulut 2006 dan juga sebagai Ketua Harian Persatuan Judo Bayangkara. “Saya memang selalu aktif di dunia olahraga. Ini komitmen Polda ikut mendukung olahraga di NTT, apalagi petinju itu berasal dari NTT,” ujar Worang ketika diminta komentarnya tentang event ini. Acara yang dipadati 3.000 penonton sejak sore hari itu baru usai pada pukul 02.30 pagi.
OCTOBER 2010 LIONMAG
15
SPECIAL BATAM
16 LIONMAG OCTOBER 2010
Batam Begitu Anda Tiba Anda Menyesal? Teks & Foto : Paul I. Zacharia
Lalu lintas lancar di atas jembatan BARELANG, yang menjadi kebanggaan warga Batamsebagai penghubung p.BAtam, p.REmpang, dan p.GaLANG.
OCTOBER 2010 LIONMAG
17
SPECIAL BATAM
Pernah kita merasa begitu ingin memiliki kemajuan Singapura sampai kita membuat kembarannya, yaitu pulau BATAM. Alasannya sederhana: kita mengembangkan pulau yang samasekali baru ini, supaya memiliki semua kelebihankelebihan negara jiran kita. Mungkinkah?
S
ebagai kota terbesar di propinsi Kepulauan Riau, Indonesia, memang Batam adalah sebuah pulau yang sangat strategis, karena terletak di jalur pelayaran internasional. Kedekatannya dengan Singapura dan Malaysia membuat Batam menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia.
Ketika mulai dikembangkan pada tahun tujuhpuluhan awal, kota ini hanya dihuni sekitar enamribuan penduduk. Namun menurut sensus penduduk Juni 2010, kota yang diharap menjadi kembaran Singapura ini telah berpenduduk 1.025.044 jiwa dan merupakan kota terbesar dan terpadat ketiga populasinya di Sumatra setelah Medan dan Palembang! Jadi tidak sia-sia kita bermimpi menduplikat Singapura. Hanya bedanya, kalau disana arsitektur pencakar langit sudah sangat canggih dan menjadi kekaguman dunia, Batam baru mampu membangun deretan ruko, sehingga beken disebut dengan Kota Sejuta Ruko! Memang sejauh mata memandang, yang tampak hanyalah hamparan bak pesawahan dari ratusan ragam ruko, sehingga seakan kota ini tidak memiliki landmark yang mudah ditengarai. Namun rupanya ia tidak berhenti sampai disana. Pengembangan Pulau Batam terbagi dalam beberapa periode. Tahun 1971-1976 dikenal sebagai Periode Persiapan yang dipimpin oleh Dr.Ibnu Sutowo. Periode Konsolidasi (1976-1978) dipimpin oleh Prof.Dr.JB. Sumarlin. Periode Pembangunan Sarana Prasarana dan Penanaman Modal selama 20 tahun diketuai Prof.Dr.BJ. Habibie, dan sejak tahun 1998 sampai sekarang, di bawah kepemimpinan Ismeth Abdullah adalah Periode Pengembangan Pembangunan Prasarana dan Penanaman Modal Lanjutan dengan perhatian lebih besar pada kesejahteraan rakyat dan perbaikan iklim investasi.
18 LIONMAG OCTOBER 2010
Bukit-bukit dikerat untuk pengembangan perumahan yang pesat di kawasan selatan Batam.
Kontras terasa saat seorang pengayuh sampan menyeberangkan warga desa Tanjung Uma ke kota, dengan latar belakang Hotel Bintang empat ‘Pacific Palace’ yang berupa kapal pesiar.
Seorang nelayan mencari ikan dengan skyline Batam Center, dengan desain futuristik menara salah satu provider komunikasi.
OCTOBER 2010 LIONMAG
19
Seorang anak sedang menikmati lorong-lorong menantang di COASTARINA kawasan entertainment keluarga terbaru di Batam.
Beberapa warga sedang ngerumpi di  Tua Pek Kong, klenteng yang tertua di Batam
Refleksi fajar merekah di pool salah satu hotel di Nongsa Point di utara Batam, salah satu kawasan wisata mewah yang berhadpan langsung dengan Singapura.
Sebuah Phinisi modern bersandar di antara yacht-yacht mewah di Nongsa Point Marina.
20 LIONMAG OCTOBER 2010
Seorang pedagang mendorong jualannya menyeberang Jembatan gantung Barelang.
Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dan dikelola oleh Badan Otorita Batam (BOB). Karena itu kota ini nyaris hanya mengembangkan dunia usaha dan sulit untuk menemukan peninggalan lama sebagai tujuan wisata. Hanya sebuah klenteng saja yaitu Vihara Budhi Bhakti Tua Pek Kong Bio yang dibangun sejak tahun 1970 dan dikunjungi oleh para peziarah dari luar negeri. Lokasi lebih tua di dalam kota yang menunjukkan sisa kawasan asli adalah Tanjung Uma. Walau berasal dari suku Melayu, namun di kampung inilah kita dapat mengagumi daya juang semua suku-suku Indonesia yang merantau mencoba peruntungan di kota ‘baru’ ini. Disini eksistensi kampung ‘terapung’ yang kumuh dan sesak mungkin segera akan berakhir dengan pembangunan jembatan dan perbaikan seluruh kawasan. Kebanggaan klasik pulau Batam adalah keindahan Jembatan Barelang, penghubung p.Batam – p.Rempang – p.Galang sepanjang dua kilometer. Sebagai pembuka wilayah di selatan, fungsi jembatan ini memang masih perlu dinanti lebih jauh, karena selama ini lebih berperan untuk mengunjungi sisa kawasan penampung pengungsi di p.Galang. Kawasan pengembangan wisata yang lebih modern ada di daerah Nongsa Point Marina dimana yacht mewah sedang bersanding dengan kapal phinisi bernavigasi modern. Di daerah utara Batam ini keluarga-keluarga dapat menikmati segala macam water sports, dan saat malam hari dapat menyeberang ke Singapura yang kerlip lampu menaranya tampak jelas dari kamar tidur kita! Selain itu baru saja diresmikan Ocarina, kawasan wisata keluarga yang tampak dari kincir vertikal di tepian pantai. Kawasan ini termasuk proyek perumahan ambisius Coastarina, yang dirancang bak laguna raksasa dengan bagian tengahnya ditata menyerupai peta dunia dengan miniatur semua benua! Benua-benua itu akan menjadi lokasi pemukiman yang akan dikelilingi perairan dan kalau sudah selesai dalam enam tahun, akan menjadi salah satu kebanggaan Nusantara. Coastarina merupakan pemukiman yang terinspirasi Palm Islands di Dubai dimana akan dibangun seribu rumah di kawasan 150 hektare dengan total investasi sekitar Rp 570 mlliar - Rp 760 miliar. MURI (Museum Rekor Indonesia) mencatat Coastarina untuk tulisan terbesar di Indonesia.
Huruf-huruf COASTARINA berukuran raksasa menjadi daya tarik tersendiri bagi kawasan pelesiran yang terbaru.
Bahkan ada dua rekor lagi untuk pembangunan bola dunia dan peta dunia terbesar di dunia. Skyline Batam yang modern di seberang pantai juga nampak asri dari Coastarina. Dalam modernitas ini sulit terbayang betapa para pemilik sampan masih menyeberangkan warga ke Tanjung Uma selama lima menit saja dengan cara yang sudah terjadi berabad-abad. Bila perlu bukan dengan mendayung saja, tapi dengan mendorong sampannya di tengah lumpur kala air sedang surut! Seseorang dianggap belum ke Batam bila belum menikmati Sup Ikan Yongky yang sangat beken. Di kawasan ruko yang terik, rumah makan berlantai dua ini selalu ramai dengan pengunjung. Hal lain yang menyolok dan rupanya menjadi ciri Batam adalah banyaknya TAS WANITA, ARLOJI dan KACAMATA yang dianggap murah meriah – asli atau ‘aspal’. Mungkin karena Batam masih kesulitan menemukan ikon dirinya, maka sementara dagangan ini saja yang bisa dianggap suvenir Batam. Bagi mereka yang tur ke Singapura, belum lepas juga budaya membelikan oleh-oleh dari sana yang dianggap pasti lebih murah. Yang unik, untuk mengirit biaya, pelancong membelikan keluarganya T-Shirt SINGAPORE di Batam! Dulu saat awal pengembangannya BATAM adalah akronim dari Begitu Anda Tiba Anda Menyesal, karena memang yang tampak hanya deretan ruko gersang dan kawasan-kawasan hutan yang dibuka untuk pemukiman. Namun dengan banyaknya rupiah melimpah dan fasilitas mewah yang sangat wah, mungkin sebutan itu harus dikoreksi: Begitu Anda Tiba Anda Melongo! OCTOBER 2010 LIONMAG
21
TRAVEL CHIANG MAI
22 LIONMAG OCTOBER 2010
Seorang Thai sedang berdoa di Wat Phratat Doi Suthep
RAUN KE CHIANG MAI NAN PERMAI Setelah ingar-bingar kehidupan di Bangkok, kunjungan ke Chiang Mai terasa seperti air segar yang dipercikkan ke muka -- yang mengembalikan penjelajah bumi kembali ke kesadaran semula. Suasana kota yang tenang, makanan lezat yang menantang, sapuan udara segar, hijaunya kota dan senyum tulus dari penduduknya serasa seperti meditasi bagi kehidupan para backpackers. Teks & Foto  : Carla Ardian
CHIANG MAI, ya, ke sana kita raun atau jalan-jalan sekarang. Terletak sekitar 700 km utara Bangkok, kota ini dikelilingi pegunungan dan dataran tinggi. Cuacanya lebih sejuk dibandingkan dengan area lain di Thailand Selatan. Kota seluas 42,216 m2 ini berpenduduk lebih dari 170.000 orang, merupakan kota ke-5 yang padat penduduknya di Thailand. Sebagai kota wisata, Chiang Mai merefleksikan banyak sisi menarik dari segi historis dan kultural. Didirikan pada 1296, Chiang Mai pernah menjadi ibukota dari kerajaan tua, Lanna. Sempat terlibat perang berkepanjangan dengan negara jiran -- Burma (kini Myanmar), sehingga Lanna membangun dinding pertahanan mengelilingi pusat kotanya. Namun akhirnya jatuh juga ke tangan Burma (1556--1774). Setelah itu, Chiang Mai kembali ke pelukan Kerajaan Siam, dan sempat menjadi ibukotanya. Dan sampai dengan tahun 1920an, kawasan ini begitu terisolasi, karena sulitnya akses transportasi. Kala itu, jalur untuk berkunjung ke Lanna adalah melalui sungai, atau menaiki gajah jika lewat darat. Dari Bangkok perjalanan bisa mencapai lebih satu bulan. Patung Buddha berlapis emas - ciri khas Thailand.
OCTOBER 2010 LIONMAG
23
Anak-anak Thai berpakaian adat tradisional dari suku Hmong Daw. Orang-orang dari suku ini gemar memakai ornamen yang terbuat dari perak yang dipadukan dengan pakaian berwarna-warni.
Keterbatasan transportasi ini ternyata membawa berkah: budaya Chiang Mai tetap terpelihara, bahkan sampai sekarang. Itulah yang menjadi magnet bagi kaum wisatawan lokal serta mancanegara berkunjung ke sini. Kini tersedia beragam alat transportasi untuk mencapai Chiang Mai. Dari Bangkok, misalnya, ada kereta api. ada jalan raya mulus untuk bus, dan ada pula bandara mungil di kota ini. Meski sudah amat terbuka, namun tidaklah sampai membawa penduduk Chiang Mai hanyut terbawa arus perubahan. Dibandingkan dengan penduduk Bangkok, misalnya, atau tempat terkenal lainnya di bagian selatan Thai, perilaku warga Chiang Mai tampak lebih tenang, lebih sabar dan lebih ramah. Singkatnya, lebih santun -- juga terhadap kaum wisatawan. KOTA BERATUS CANDI Para pelancong biasanya ramai mengunjungi objek wisata yang berupa pasar malam. Lokasinya di jalan raya yang ditutup untuk lalu-lintas mobil. Di sini berjejer kio-kios kecil yang menjual beragam dagangan. Misalnya, ada penganan manis warna-warni, ada pula jangkrik atau ulat goreng. Tak ketinggalan, tentu saja, aneka aksesoris buatan tangan, pakaian dan balon.
24 LIONMAG OCTOBER 2010
Seperti wilayah Thailand lainnya, di Chiang Mai banyak sekali wat alias candi, lebih dari 300 wat. Satu di antaranya paling terkenal adalah Wat Phrathat Doi Suthep. Candi ini terletak di lembah Gunung Doi Suthep (1.685 meter), terkenal dengan chedi (stupa) yang berlapis emas. Ini bisa terlihat dari pusat kota saat cuaca terang. Walaupun tergolong cukup “baru”, candi yang didirikan tahun 1383 ini paling pas digambarkan sebagai simbol Chiang Mai. Di dalamnya ada patung gajah ditunggangi seorang Buddha, yang dipercaya telah mendaki Gunung Doi Suthep sampai di titik tempat candi ini berdiri. Menurut cerita, ia meniupkan terompet belalainya tiga kali, lalu meninggal di sana. Di dalam candi yang terletak 15 km dari pusat kota, ini ada 309 anak tangga untuk bisa mencapai pagoda-pagoda di atas. Di dua ujung tangga terukir kepala naga, yang dipercaya sebagai sumber dari Sungai Ping. Badan dan ekor naga itu menghiasi sisisisi tangga, sampai di anak tangga terakhir. Di kaki Gunung Doi Suthep, bersebelahan dengan Huay Kaew Arboretum (arboretum = kumpulan pepohonan), adalah Chiang
OCTOBER 2010 LIONMAG
25
Seorang biarawan beranjak keluar dari Wat Phra Singh – temple sekaligus salah satu dari biara utama di Chiang Mai.
26 LIONMAG OCTOBER 2010
Mai Zoo. Di Taman Margasatwa yang sangat luas ini ada beberapa danau, dua air terjun dan hutan-hutan cukup luas untuk habitat beragam satwa -- yang leluasa untuk ditonton. Kita berkeliling naik bus terbuka, sekaligus dapat menyaksikan keindahan Kota Chiang Mai dari jauh. GAJAH PUN KENA STRES Objek wisata lainnya yang tak boleh dilewatkan adalah mengunjungi “Elephant Camp”. Di sini gajah ditampilkan bukan seperti tempo dulu -- sebagai alat transportasi atawa kuli penggotong pohon. Tapi sudah beralih fungsi, sang gajah dijadikan bahan tontonan. Misalnya, para gajah main sepakbola, dan ada pula gajah melukis. Beberapa wisatawan ditawarkan untuk naik gajah, dan jalan-jalan 30 menit sampai dengan satu jam. Selain itu, ada pula “Elephant Nature Park”, tempat perawatan gajah yang dilanda stres. Mereka masih terbilang gajah muda, tadinya dipakai untuk menghibur di berbagai restoran. Dengan menampilkan atraksi sang gajah, diharapkan ada tip dari para pengunjung restoran. Boleh jadi asyik dengan tip, sampaisampai lupa mengindahkan “perasaan sang gajah”.
(Searah jarum jam)Tangga menuju Wat Doi Suthep. Ada sebanyak lebih dari 300 anak tangga untuk ke atas. ; Patung gajah dan Buddha yang dipercaya sebagai asal usul Doi Suthep didirikan. ; Night Market atau Pasar Malam. Hingar bingar, berwarna-warni dan penuh stand yang menjual berbagai macam makanan dari yang lezat sampai yang aneh ; Deretan gaah menunggu disewa turis
Akibat teledor dalam mendaya-gunakannya, maka sang gajah pun terganggu merasa tertekan. Ya, si gajah pun mengidap stres. Wisatawan yang berkunjung atau bahkan menginap di sini, banyak yang tidak tega menyaksikan nasib hewan yang satu ini. Yah, begitulah adanya ragam keunikan yang ditawarkan, sehingga Chiang Mai nan permai ini pun menangguk semakin banyak pelancong atau wisatawan. Setelah ingar-bingar kehidupan di Bangkok, sungguh, kunjungan ke Chiang Mai terasa seperti air segar yang dipercikkan ke muka -- yang mengembalikan penjelajah bumi kembali pada kesadaran semula. Suasana kota yang tenang, makanan lezat yang menantang, sapuan udara segar, hijaunya kota dan senyum tulus dari penduduknya serasa seperti meditasi bagi kehidupan para backpackers.
OCTOBER 2010 LIONMAG
27
WISDOM IN THE AIR
Kebenaran & Pembenaran Oleh: Jemy V. Confido
S
eorang pemuda dari desa berjalan-jalan di kota. Setelah melihat banyak keramaian dan hiruk pikuk di kota, sang pemuda tertarik dengan kerumunan orang banyak di salah satu sudut kota. Dengan berdesak-desakan, si pemuda akhirnya bisa berdiri di jajaran paling depan dari kerumunan tersebut. Ia menyaksikan seorang laki-laki berdiri di tengah-tengah panggung dengan suara lantang, ”Ini adalah alat paling ajaib yang pernah ada.” Kata laki-laki tersebut sambil menunjuk kepada sebuah mikroskop yang diletakkannya di atas sebuah meja. Penasaran dengan perkataan laki-laki tersebut, si pemuda menyimak dengan perhatian penuh. Tiba-tiba ia mendengar suara laki-laki itu memanggilnya, ”Hei, kamu!” Si pemuda menoleh ke kiri dan ke kanan memastikan siapa yang dimaksud oleh si laki-laki itu. ”Iya kamu!” Lanjut si laki-laki. ”Ayo naik!” Dalam kebingungannya, si pemuda melangkah ragu-ragu naik ke atas panggung. ”Lihat!” Si laki-laki memerintah si pemuda seraya menunjuk ke arah lubang mikroskop. Si pemuda pun membungkukkan badannya perlahan-lahan dan mengintip ke dalam lubang tersebut. ”Astaga!” Seru si pemuda, hampir tidak percaya dengan penglihatannya. Rupanya si laki-laki meletakkan sehelai kelopak bunga di bawah mikroskop tersebut. Si pemuda bisa melihat serat-serta kelopak bunga yang indah. Lalu si laki-laki mengganti kelopak bunga tersebut dengan sebutir berlian. ”Nah, sekarang lihat lagi!” Perintah si laki-laki. Kali ini, dengan penasaran si pemuda segera mengintip kembali lubang mikroskop tersebut. ”Waawww!!!!” Si pemuda bersorak kegirangan. Dengan wajah berseri-seri ia pun tertawa gembira ke arah penonton seraya mengacungkan kedua jempol tangannya. Melalui mikroskop ini ia bisa melihat pantulan sinarsinar berlian dengan sangat jelas dan indah. Ketika si laki-laki penjual menawarkan mikroskop tersebut, ia pun segera membayarnya tanpa menawar-nawar lagi. Setibanya di kampung, si pemuda memanggil semua warga kampung. Lalu setelah seluruh penduduk kampung berkumpul ia pun menjelaskan mikroskop yang baru dibelinya. Lalu ia pun memperagakan mikroskop tersebut seperti si laki-laki penjual tadi. Dengan rasa penasaran yang tinggi, ia pun mencoba berbagai benda untuk ditaruh di bawah lensa mikroskop tersebut. Setelah puas bermain-main dengan mikroskop barunya, si pemuda pun merasa lapar dan bersiap-siap untuk menyantap hidangan makan. Sesaat sebelum melahap makanannya, si pemuda tiba-tiba tertarik dengan sambal kesukaannya. ”Saya sudah makan sambal ini bertahun-tahun. Penasaran, apa sih isinya.” Demikian gumam si pemuda.
28 LIONMAG OCTOBER 2010
Ia pun lalu mengambil sedikit sambal kesukaannya itu dan meletakkannya di bawah lensa mikroskop. Dengan perasaan berdebar-debar, ia pun mengintip lubang mikroskop tersebut. ”Astaga...????” Si pemuda kaget luar biasa. Dengan jelas ia melihat cacing-cacing yang sangat kecil menari-nari di dalam sambal tersebut. Setengah tak percaya, si pemuda bersandar di dinding dengan penuh kebingungan. ”Apa yang harus aku lakukan?” Setelah melihat kenyataan yang mengejutkan itu, si pemuda bimbang apakah ia harus menghentikan memakan sambal kesukaannya itu? Cukup lama ia berdiam diri tidak bergerak. Sampai akhirnya si pemuda berusaha bangun dengan kekuatan tenaga yang tersisa. Ia pun melangkah gontai dan akhirnya mengambil mikroskop tersebut. Dengan perlahan ia melangkahkan kakinya ke halaman rumahnya. Sesaat ia berhenti melangkah, menarik nafas dalam-dalam dan menengadah ke atas. Lalu dengan berteriak nyaring, si pemuda membanting mikroskop tersebut sampai rusak dan melemparnya di antara semak belukar. Seperti cerita di atas, dalam hidup ini kita seringkali mencari kebenaran. Namun anehnya, ketika kita mendapatkan kebenaran yang kita cari, tidak jarang pula kita mengubahnya menjadi pembenaran. Bahayanya lagi, perbedaan di antara keduanya sangatlah tipis. Perbedaan tipis ini disebabkan karena keduanya berasal dari satu sumber fakta yang sama hanya saja bila kita bisa menerima fakta tersebut apa adanya maka kita menjadikan fakta tersebut sebagai sebuah kebenaran sementara bila kita menerima fakta tersebut sesuai keinginan kita maka kita melakukan pembenaran terhadap fakta tersebut. Upaya untuk melakukan pembenaran mengalami stadium seperti halnya kanker. Pada stadium awal, pembenaran yang kita lakukan adalah melakukan blaming atau menyalahkan orang lain atau hal lain. Contoh blaming yang biasa dilakukan misalnya: ”Saya sudah berusaha melakukan yang terbaik tapi tidak ada yang mendukung saya.” Tentu saja kalimat tersebut bisa berarti orang yang mengucapkannya benarbenar sudah berusaha namun dalam konteks blaming, ia sebenarnya belum berusaha sebaik yang dia ucapkan namun
menutupinya dengan menyalahkan pihak-pihak yang tidak mendukungnya. Pembenaran dalam bentuk blaming bisa diperbaiki dengan bertanya terlebih dahulu kepada diri sendiri seperti berikut: ”Benarkah saya sudah melakukan yang terbaik dan benarkah tidak ada satu pun orang yang mendukung saya?” Pada stadium menengah, pembenaran mengambil bentuk exuse. Dalam hal ini si pelaku seolah-olah menerima bahwa dirinya belum berusaha namun memaklumi hal tersebut karena ia tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan usaha tersebut. Contoh exuse misalnya: ”Tentu saja saya belum bisa melakukan usaha terbaik karena saya tidak memiliki biaya, orang dan waktu yang cukup untuk itu.” Pembenaran dalam bentuk exuse bisa dikoreksi dengan pertanyaan: ”Bila saya memiliki biaya, orang dan waktu apakah saya akan melakukan usaha yang lebih baik daripada yang saya lakukan sekarang?” Pada stadium akhir, pembenaran mengambil bentuk justify. Dalam hal ini si pelaku membenarkan sikap atau tindakan yang dilakukannya. Contoh justify misalnya: ”Saya tidak perlu melakukan usaha terbaik karena belum jelas hasil yang akan dicapai.” Pembenaran dalam bentuk justify lebih sulit diatasi karena si pelaku berlindung di balik argumen yang sepertinya cukup kuat. Namun demikian, upaya perbaikan bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan: ”Bila hasilnya sudah jelas, apakah saya bersedia melakukan usaha terbaik?” Anda tentu bisa menyimpulkan, semakin parah pembenaran yang dilakukan seseorang, semakin halus bentuknya. Seolah-olah ia memang sudah melakukan hal yang benar. Itulah sebabnya kita menyebutnya sebagai pembenaran. Dengan memberikan dalih-dalih yang sepertinya benar, si pelaku berusaha mendapatkan pemakluman dari orang-orang di sekitarnya. Semakin tinggi stadium pembenaran yang dialami seseorang, semakin kuat dalih-dalih yang digunakannya. Lalu bagaimana agar kita bisa terlepas dari pembenaran? Jawabannya terletak pada kisah si pemuda dengan mikroskopnya di atas. Sama seperti halnya si pemuda tadi, dalam hidup ini kita memiliki (atau menemukan) mikroskop. Ketika mikroskop tersebut digunakan untuk melihat fakta-fakta yang indah seperti kelopak bunga atau berlian, kita pun menerimanya sebagai kebenaran. Namun ketika mikroskop tersebut digunakan untuk melihat fakta-fakta yang tidak indah seperti cacing dalam sambal tadi, maka kita dihadapkan kepada dua pilihan. Pilihan pertama adalah membuang mikroskopnya seperti pemuda tadi atau pilihan yang lebih bijak adalah berhenti memakan sambal yang penuh dengan cacing sebelum kita sakit perut. Saya yakin Anda cukup bijak untuk mempertahankan mikroskop Anda walaupun untuk itu Anda harus berhenti menikmati sambal kesukaan Anda. (www.jemyconfido.com) OCTOBER 2010 LIONMAG
29
TRAVEL BALIKPAPAN
Balik Badan di
Balikpapan
Jembatan penyeberangan menjadi lokasi suatu toko
Sejak sekolah dulu kesan kita dari kota ini tentunya adalah kota penghasil dan pelabuhan minyak yang sangat penting di Kalimantan Timur. Siapa membayangkan bahwa seharusnya kota ini adalah sebuah kota pantai, yang layak jadi tujuan wisata? Namun itulah kota yang sekarang sedang bersolek menyambut kunjungan turis! Bukan hanya tehnisi dari industri pertambangan yang ada selama ini. Teks & Foto: Paul I.Zacharia
30 LIONMAG OCTOBER 2010
Kebanggaan kota adalah kerajinan batu permata, yang banyak di Pasar Kebun Sayur.
Warga menikmati kemajuan dalam segala kemudahan
OCTOBER 2010 LIONMAG
31
TRAVEL BALIKPAPAN
Membelakangi pantai, tercermin di salah satu etalase Plaza Balikpapan
ang menarik, tidak ada yang pasti bagaimana kota ini memiliki nama yang unik ini. Konon F. Valenijn pada tahun 1724 dalam bukunya menyebut suatu daerah di hulu sebuah sungai, sekitar lima kilometer dari pantai, yang bernama BILIPAPAN. Mungkin salah kaprah penyebutan membuat pedesaan di teluk itu sekarang dikenal sebagai Teluk Balikpapan. Tapi Valenijn juga menduga asal-usul nama Balikpapan bisa berasal
32 LIONMAG OCTOBER 2010
dari legenda dari sebuah kejadian pada tahun 1739. Saat itu Sultan Muhammad Idris dari Kerajaan Kutai memerintahkan kepada pemukim-pemukim di sepanjang Teluk Balikpapan untuk menyumbang bahan bangunan untuk membangun istana baru di Kutai Lama. Sumbangan ditentukan berupa seribu lembar papan yang diikat menjadi sebuah rakit yang dibawa ke Kutai Lama. Setibanya di Kutai lama, ternyata ada sepuluh keping papan yang terlepas dalam perjalanan. Ditemukanlah sepuluh keping papan tersebut terhanyut sampai
di suatu tempat yang sekarang disebut Jenebora. Mungkin dari sinilah nama Balikpapan itu diberikan, karena baliklah – papan-papan itu. Apa saja asal muasal nama kota itu, yang jelas sekarang kita dapat menikmati suatu kota yang tata kotanya tidak seperti kota lain di Indonesia. Ada beberapa bagian kota yang berupa hutan rimbun, walau jalan hotmix yang membelahnya sangat rapi. Sangat mengingatkan highways kotakota di Australia atau Amerika. Kota yang dianggap terlahir pada 10 Februari 1897 ini seperti dirancang seputar
‘Api abadi’ dari kawasan kilang minyak Pertamina
aktifitas kilang minyak oleh PERTAMINA dan berbagai maskapai pengeboran minyak asing yang berlomba menyedot kekayaan minyak disana. Tentunya warga Indonesia selain dari Kalimantan sendiri, juga datang dari Sulawesi, Jawa dan lainnya untuk mencari nafkah.

Hal ini membuat Balikpapan beraroma kosmopolitan, karena akulturasi berbagai suku di Indonesia yang dibuktikan dari bahasa pengantar sesehari warga yaitu bahasa Indonesia, bukan dialek etnis tertentu. Inilah ciri khas Kota Balikpapan yang tidak didominasi salah satu suku, baik oleh suku asli maupun pendatang.
Keakraban antar suku ini masih dilengkapi dengan suatu monumen kecil dan asri yang cukup menarik, yaitu tentang interaksi Balikpapan dengan Australia! Ternyata antara Mei sampai Agustus 1945, pasukan Australia pernah bekerjasama dengan pasukan Sekutu untuk membebaskan Balikpapan dari pendudukan Jepang. Posisi Balikpapan saat itu sudah dikenal sebagai pelabuhan minyak yang penting, namun tidak terkawal seperti seharusnya. Pertempuran yang didukung Angkatan Udara Australia dan Sekutu itu adalah yang terakhir
Apa saja asal muasal nama kota itu, yang jelas sekarang kita dapat menikmati suatu kota yang tata kotanya tidak seperti kota lain di Indonesia.
OCTOBER 2010 LIONMAG
33
TRAVEL BALIKPAPAN
(Atas) Rumah-rumah papan bersolek ceria, kekumuhan beralih cantik di Kampung Baru (Kanan bawah) Monumen Australia yang mungil tapi bersejarah dan sangat bersahabat. (Kiri bawah) Tata kota yang rapi dan bersih diwariskan oleh kultur kerja kilang minyak dalam dan luar negeriÂ
di kawasan ini dalam Perang Dunia ke II. Sungguh menarik betapa Indonesia dan Australia boleh mengabadikan persahabatannya melalui piagam memori di kota ini. Kalau perebutan minyak itu telah berakhir, dan sekarang kota ini telah berkembang karenanya, tetap saja unik betapa kota yang berpotensi menjual kawasan pantai yang melingkari seluruh kotanya - justru tidak memanfaatkannya! Tampaklah betapa kota ini seakan dirancang untuk membelakangi garis pantai. Seakan aktifitas bisnis dan
34 LIONMAG OCTOBER 2010
keuangan hanya dipercaya datang dari aktifitas perdagangan di dalam kota. Padahal pantai itu seharusnya menjadi aset kota yang pasti sangat laku dijual sebagai daya tarik wisata secara internasional. Hal ini mengingatkan juga pada Jayapura, yang berada di teluk yang sangat indah. Namun bila ada di dalam kota, sangat sulit kita mencari celah untuk mengintip kecantikan perairan teluk dimana kota itu berada! Di dalam kota Balikpapan, segera terasa kerapian dan kebersihan perkotaan
yang pasti dipengaruhi oleh etos kerja lingkungan perkilangan minyak nasional ataupun asing. Dimana-mana tampak pembangunan yang sangat bergairah dari perkantoran dan mal-mal yang dinamis. Kota ini sedang menikmati pembangunan yang berasal dari otonomi daerahnya. Namun, sebagai turis di dalam kota, kita hanya bisa menjumpai deretan ruko dan mal tanpa mudah menikmati sebentang pasir landai yang bernama pantai! Balikpapan mungkin sudah memilih berbalik badan membelakanginya!
OCTOBER 2010 LIONMAG
35
DESTINATION CACI
FAIR CRACK
OF THE WIND 36 LIONMAG OCTOBER 2010
The duel is intense
You need great reflexes to avoid the whip
Spectacular Dances of the Manggarai people of western Flores TEXT & PHOTOS : Campbell bridge
OCTOBER 2010 LIONMAG
37
DESTINATION CACI
Caci competitions take place at high school
A
s I watch, two bare chested Manggarai men circle each other warily in the arena. Both wear bright head dress and horned helmets with beautiful Flores ikat covering their lower bodies. One man is armed with a wicked leather whip over a couple of metres long. The other man attempts to defend himself with a large buffalo hide shield and a curved stick. As drums pulse and gongs sound in the background, the crowd in on edge. Bells attached to the combatants’ waists nervously jingle as they square off. Suddenly the arm of the man clutching the whip clutching the whip is flung back and flies forward as the leather whip cracks over his opponent. This is caci – the whip dancing duel of western Flores.
and the frequent rousing speeches of the combatants attesting to their bravery and the cracking of the whip continue well into the afternoon. As an observer, it was extraordinary to me how the whole dangerous performance was conducted over many hours entirely with good cheer and humour by the crowd and participants alike. Multiple welts, bruises and a bit of blood did not put a dampener of the day of anyone, not even the wounded.
With many other participants looking on, each “round” of the duel involves the whip wielding warrior lashing out at his opponent who desperately attempts to protect himself with his shield and stick. When the whip strikes bare flesh, the two exchange weapons and they continue with roles reversed. Soon two other combatants step into the ring and the “dance” continues with many participants over several hours.
The seeming contradictions of this extraordinary ritual are exemplified the times and occasions when it takes place. Despite its inherent violence, and its underlying ancient philosophy of desiring the spirits of the ancestors to be appeased by the spilling of blood, such duels usually take place on happy occasions like Independence Day celebrations on August 17, and even weddings. Even the resulting welts and scars are a cause of joy. They are said to greatly improve their owner’s prospects with the Manggarai ladies. If you want to see caci, the best and most reliable time to see it is on or around Independence Day.
Music, pageantry and displays of bravado are a bit part of caci, with the whole performance carried out over several hours. The pulsating local music, the “ooh” and “aahs” of the crowd,
A trip of several days from Bali or Jakarta to Labuanbajo (the nearest airport served by Lion Air/Wings) in east Flores is well worth the effort. Apart from seeing Ruteng and experiencing
38 LIONMAG OCTOBER 2010
Even at school competitions, young ladies take an interest in the competitors
The head dress represents the horns of a buffalo
Caci participants are always smiling
39
OCTOBER The eyes must remain focussed on the 2010 hand LIONMAG holding the whip
DESTINATION CACI
All competitors have a belt of bells covering their ikat
the Manggarai culture, the Komodo dragons on nearby Pulau Rinca and Pulau Komodo are easily reached. Labuanbajo (where the airport has cleverly renamed itself Komodo), has excellent diving, snorkelling, boating and cruising, or just lying on clean and pristine white sand beaches nearby. The seafood in Labuanbajo is exceptional. If you ever needed convincing that Flores is one of the most beautiful and culturally interesting islands in Indonesia, the four hour drive from Labuanbajo to Ruteng will be most instructive. Leaving the dry countryside around Labuanbajo, the winding Trans Flores Highway climbs in to the mountains, passing jungles, rivers, brilliant flowering trees and plants, neat gardens, rice terraces and coffee plantations as it does so. The Portuguese well named this island the “Cape of Flowers”. Like the journey from Makassar to Toraja, the culture changes from the Bugis and Bajo Islamic influences prevalent on the coast to the predominantly Catholic highlands. The appearance of the people changes with the scenery – up here there are many people with curly hair wearing ikat sarongs - the patterns on each sarong being distinctive to an area of Flores. With its cool climate, beautiful scenery, strong traditional culture and fascinating villages, Ruteng itself and the
40 LIONMAG OCTOBER 2010
The Cathedral in Ruteng
surrounding region around are each well worth exploring for a couple of days. It was in small village near here that the remains of the “hobbit man” were discovered just a few years ago. Indeed, in the world of natural history, Flores and the area around Ruteng is a kind of “lost world”. Here and on the surrounding islands creatures developed into giant or dwarf species. Look no further than the hobbit, the dwarf elephants of Flores or Komodo Dragons – now the world’s largest lizards. If physical activity is your scene, you can take a hike in the morning cold around the villages or to one of the surrounding volcanoes. Gunung Ranaka, the highest peak in Flores, is about 15 kilometres from Ruteng. From the end of the road, it is a 5 kilometre steep hike to the smoking summit. The views before the afternoon clouds come in provide spectacular views across to the ocean on a clear day. Lake Ranamese is a stunning turquoise-blue lake set in the forest on the road to Bajawa. It is worth a trip out there to see the brilliant colour of the water, take in the magnificent view bit of fishing. A number of very traditional villages are accessible from Ruteng. Many are famous for their ikat. Some villages still have the square with a round stone altar in their centre. A
rumah adat, with its conical palm covered roof, and adorned with buffalo ornaments can still be seen in some villages today. Interesting villages include Todo - a traditional village and original seat of the raja. Waereno has Flores’s oldest rumah adat (traditional house). The drive to Reo is amazing with spectacular views over rice fields among the hills. There is plenty for those wishing to do some shopping or just looking for an oleh oleh. The markets are colourful events providing great photographic opportunities. They sell all the usual fruits, vegetables and all kind of animals, but also wonderful Manggarai style Ikat which is noted for its strong blacks and colourful embroidery. While the most of the Manggarai people are Catholic, the old ways and traditions are strong here. Local ceremonies are often a mixture of Catholicism and Manggarai traditon. Rituals such as Pentl, a local tradition celebrated in August, are still celebrated here. In Pentl, which is commemoration of the spirits of the ancestors, pigs and buffaloes are slaughtered in sacrifice. It is wonderful that the old spectacular traditions like caci live on in such interesting places. The beauty of this extraordinary island, its amazing traditions and the friendliness of its people makes any trip here a wonderful experience.
Getting there Wings Air flies several times each week from Bali to Labuanbajo. It is the starting point for a journey to Ruteng, the Manggarai and the whip dancing, and the Komodo dragons on Pulau Rinca and Komodo itself.
INDONESIA
e
Labuanbajo Tambulaka
OCTOBER 2010 LIONMAG
41
DESTINATION CIHAMPELAS
CIHAMPELAS Teks & Foto : Toto Santiko Budi
42 LIONMAG OCTOBER 2010
Superman sang pahlawan penegak kebenaran idola tua dan muda.
ewat tengah hari, awan menutupi surya hingga sinar matahari terasa bersahabat dengan tubuh. Langkah kaki sedikit terasa ringan saat menyusuri tepian jalan tak bertrotoar di Kota Bandung. Cihampelas nama jalan itu. Jalanannya tidak lebar, bahkan terasa makin sempit saja di akhir pekan. Apa sebab? Kendaraan, tentunya. Dari berbagai jenis. Kendaraan pribadi maupun angkutan umum, dengan kompak berjalan lambat. Tak jarang di antara mereka menepi tiba-tiba seakan tertarik ‘daya magnet’ super kuat. Lalu-lintas pun berubah status dari padat merayap menjadi macet. Magnet super kuat itu adalah deretan toko di sepanjang jalan. Aneka produk fashion siap pakai semarak dijajakan. Jin atau denim, T-shirt, kemeja, topi, tas dan banyak macam lainnya. Beragam produk itu disatukan benang merah berupa gaya anak muda dengan model yang sedang trend. Eksterior toko-toko tersebut unik, menarik untuk disimak, dan menjadi pemandangan khas tersendiri. Sebagian besar
mengusung tema superhero. Tokoh-tokoh klasik dan legendaris dunia komik maupun film layar lebar box office Hollywood hadir dengan kemiripan dan ukuran besar. Mereka menjadi ikon atau maskot toko. Para pahlawan pembela kebenaran itu tampil penuh gaya. Mereka, antara lain Superman, Batman, Spiderman, Ultraman, Bruce Lee, Terminator, dan Rambo tampil dengan pose dan gaya masing-masing. Sebuah upaya berlomba menarik lirikan para pelintas jalan dan pelancong Kota Kembang, dengan berkreasi seatraktif mungkin. Tujuan akhirnya jelas mengajak datang ke toko dan belanja! Kehadiran Cihampelas sebagai salah satu pusat penjualan produk fashion di Bandung justru mencuat pada beberapa tahun silam. Ruas jalan itu sangat populer di awal tahun 1980-an. Beberapa toko yang khusus menjual produk jin atau denim buatan lokal hadir di Cihampelas yang saat itu masih terbilang sepi. Tanpa superhero, tentu saja. Ketika itu, jeans tengah menjadi trend di kalangan anak muda. Karena kaya model dan senantiasa
OCTOBER 2010 LIONMAG
43
DESTINATION CIHAMPELAS
1
1. Produk-produk seperti ini yang mampu menggeser trend denim. 2. Patung-patung berukuran besar ciri khas Cihampelas. 3. Cihampelas Walk (Ciwalk) tempat hang-out favorit anak muda. 4. Spiderman menebar jaring pemikat. 5. Siapa tak kenal si “I’ll be back. Terminator�, ini.
mengikuti trend serta harga yang terjangkau, segera toko-toko tersebut diserbu pembeli. Kabar bahwa Cihampelas sebagai pusat jin atau denim dengan cepat meluas. Pembeli berdatangan tak hanya dari kota Bandung, namun juga seantero negeri. Cihampelas pun identik dengan jin atau denim. Bak jamur tumbuh di musim hujan, toko-toko bermunculan di tepi jalan sepanjang dua kilometer itu. Bersebelahan dan berseberangan, mereka menggoda para pelintas jalan. Jalan yang hanya selebar enam meter itu merupakan akses dari Bandung menuju Lembang dan jalan masuk menuju Bandung dari arah Subang. Tak pelak lokasinya yang strategis itu menjadikannya tumbuh pesat. Persaingan menarik konsumen semakin tinggi. Ide-ide kreatif bermunculan. Toko-toko bersolek. Beragam gaya hadir. Ada yang memajang mobil, perahu, hingga para superhero yang ikonik dan bertahan hingga kini. Situasi ini kian menegaskan bahwa Parijs van Java-julukan kebanggaan Kota Bandung- telah menjadi kota fashion di Indonesia. Namun, krisis ekonomi pada tahun 1998 yang turut menghantam Indonesia, membuat daya beli masyarakat merosot. Dunia usaha kehilangan pembeli. Ditambah trend busana yang selalu berganti. Pesona jin atau denim Cihampelas ikut pudar. Factory outlet (FO) dan distro (distribution outlet) di Bandung mulai menjamur pada tahun 1990-an, yang menjadi pilihan lokasi belanja baru. Cihampelas pun layu.
44 LIONMAG OCTOBER 2010
2
3
5
“
Toko-toko bersolek. Beragam gaya hadir. Ada yang memajang mobil, perahu, hingga para superhero yang ikonik dan bertahan hingga kini. Situasi ini kian menegaskan kebanggaan Kota Bandung- telah menjadi kota fashion di Indonesia.
4
“
bahwa Parijs van Java-julukan
OCTOBER 2010 LIONMAG
45
DESTINATION CIHAMPELAS
2
1
1. Warna-warni backpack yang bergaya. 2. Bukan karena Tsunami lho, Kapal bertengger di atas toko.
3
3. Galeri outdoor alias kaki lima.
“
Menatap Cihampelas kini, tak wajahnya dahulu. Kawasan ini awalnya hanya memiliki satu bangunan, yaitu kolam renang. Kini, di sepanjang jalan terdapat 150-an toko, mal, restoran, supermarket, hingga hotel.
“
46 LIONMAG OCTOBER 2010
Sadar bahwa tidak bisa semata-mata mengandalkan jin atau denim untuk menarik pembeli, toko-toko pun mulai menyediakan produk fashion lain yang tengah digemari anak muda. Kemeja, T-shirt, tas, dan segala aksesorisnya dihadirkan. Cihampelas mulai bangkit kembali di tahun 2000-an. Saat ini bila kita berakhir pekan di kawasan Cihampelas, kemacetan lalu-lintas adalah hal jamak yang kita jumpai. Pengunjung berdatangan dari dalam dan luar kota. Kendaraan pribadi, angkutan kota, dan bus-bus pariwisata berbaur di jalanan. Menatap Cihampelas kini, tak wajahnya dahulu. Kawasan ini awalnya hanya memiliki satu bangunan, yaitu kolam renang (konon pertama di Indonesia) di era pemerintahan kolonial Belanda (1902-1904). Kini, di sepanjang jalan yang konon namanya diambil dari nama sejenis pohon–pohon Hampelas yang banyak tumbuh di kawasan itu pada awal abad ke-20- terdapat 150-an toko, mal, sejumlah restoran, supermarket, hingga hotel. Terbayang hebohnya Cihampelas! Kehebohan itu masih ditambah hadirnya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan apa saja, dari makanan hingga fashion. Di masa mendatang, pemerintah kota hendaknya menata kawasan ini. Terutama dua pekerjaan rumah penting, yakni mengatasi kesemerawutan dan kemacetan lalu-lintas. Jika dua hal itu dibiarkan, para pelancong akan segan datang karena kenyamanan tak lagi ada.
OCTOBER 2010 LIONMAG
47
PENANG Wisata dan Penyembuhan di Tengah Sejarah TEKS : RISTIYONO
Gemerlap Pulau Pinang dilihat dari atas Bukit Bendera (Penang Hill). Foto oleh Beh Chin Siang
48 LIONMAG OCTOBER 2010
TRAVELING Mendengar kata Penang, pikiran kita lazim tertuju pada orang-orang yang datang untuk berobat. Info itu menyusup begitu saja di pikiran kami ketika akan mendarat di Bandara Internasional Bayan, Penang. Pesawat yang kami gunakan adalah ATR-72 milik Wings Air yang lepas landas dari Medan 40 menit lalu. Memang tidak dapat dipungkiri, salah satu negeri di Malaysia ini menjadi destinasi khusus bagi mereka yang berikhtiar untuk sembuh dari segala macam penyakit. Termasuk masyarakat Indonesia. Khususnya Medan. Bila ditanya, mereka lebih memilih berobat ke Penang daripada ke Jakarta. Karena lebih dekat dan murah. Jadi, tidak heran saat kita berkunjung ke Penang akan bertemu banyak orang Indonesia yang sedang berobat maupun wisata.
OCTOBER 2010 LIONMAG
49
TRAVEL PENANG
MEDICAL TOURISM Di Penang ada yang disebut Penang Health Association. Asosiasi kesehatan ini beranggotakan hampir seluruh rumah sakit modern yang ada di Penang, seperti Island Hospital, Adventist, Gleneagles, Lam Wah Ee, Loh Guan Lye, Mt. Miriam dan Pantai Hospital. Dengan peralatan medis yang super modern dan tenaga medis yang handal mereka menerima setiap pasien dari manapun juga tanpa membedakan kewarganegaraannya. Yang penting pasien sembuh. Salah satu nilai lebih dari rumah sakit yang ada disini adalah residence doctor, yaitu semua dokter hanya boleh praktek di satu rumah sakit saja, tidak boleh lebih. Selain itu, bila pasien sudah sembuh dan masih punya waktu akan ditawarkan untuk berkeliling menikmati beberapa spot wisata yang menarik di pulau ini, ya semacam medical tourism-lah.
Pembangunan saat itu dilakukan dengan sistem blok perumahan dengan jalan-jalan kecil sebagai penghubung yang masih terpelihara hingga kini. Berbagai etnis pun berdatangan ke Pulau Pinang ini, seperti China, India, Eropa dan tentu saja Melayu. Hal inilah yang menjadikan pulau ini kaya akan peninggalan bangunan kuno bersejarah yang terpelihara dengan rapi hingga saat ini. Bahkan oleh UNESCO ditetapkan sebagai warisan budaya yang harus dilindungi. Bangunanbangunan tua itu tersebar di wilayah George Town. Menyusuri jalan-jalan di pusat kota George Town seolah kita dibawa oleh mesin waktu ke ratusan tahun silam. Banyak bangunan tua masih berdiri gagah dan sangat terawat. Kebanyakan bangunan itu masih dipakai sebagai rumah tinggal ataupun tempat usaha. Hanya, oleh pemerintah setempat, bangunan luar tidak boleh diubah. Sementara bagian dalam boleh diperbaiki. Beberapa bangunan kuno yang sarat dengan
50 LIONMAG OCTOBER 2010
Foto : Ristiyono
WISATA KOTA TUA Ya, karena di luar soal penyembuhan penyakit, Penang juga punya sebaran banyak spot wisata yang menarik. Tapi sebelum berwisata-ria, ada baiknya kita mengintip sedikit sejarah pulau ini. Negeri Pulau Pinang ini dulunya dijajah oleh Inggris di bawah pimpinan Captain Francis Light pada tahun 1786. Pada masa itu, kawasan yang pertama dibangun adalah kawasan tanjung di George Town yang saat itu dikenal dengan nama Tanjung Penaigre.
sejarah tersebut dapat kita tempuh dengan berjalan kaki, bersepeda atau bisa juga dengan menyewa becak. Di ujung jalan, tepatnya di Fraquhar Street, kita akan menemukan Gereja St. George, yaitu gereja Anglikan tertua di Malaysia yang didirikan pada tahun 1818. Gereja ini masih berdiri gagah dan digunakan hingga kini. Disini terdapat patung Francis Light, tokoh yang berperan dalam pembukaan Pulau Pinang tahun 1786. Lanjut ke Kapitan Keling Road, dapat dijumpai sebuah kuil kuno yang didirikan sejak tahun 1728. The Goddes of Mercy Temple, dalam dialek Hokkien disebut kuil Kuan Yin Teng, dibangun oleh warga keturunan China dengan arsitektur bergaya Hokkien dan
Foto : Makhfudz Foto : Makhfudz
Foto : Makhfudz Foto : Makhfudz
Canton. Tidak jauh dari sini, tepatnya di tengah-tengah kawasan Little India kita dapat menyaksikan indahnya bangunan kuil Sri Maha Mariamman. Kuil ini bermula dari bangunan kecil saja sejak tahun 1801. Kemudian dibangun menjadi besar pada tahun 1833. Daerah ini menjadi pusat pemukiman dan usaha warga India. Dari dagang rempah, makanan, kain, tailor hingga tukang cukur tradisional India dapat kita temui di antara bangunan kuno yang tetap terjaga keasliannya.
Searah jarum jam: The Goddes of Mercy Temple, Salah satu sudut bangunan tua di Penang, Capital Hall, Becak Penang sarana transportasi turis berkeliling Georgetown, Salah satu bangunan tua yang sudah difungsikan sebagai hotel dan cafe.
Di sepanjang jalan yang akrab dijuluki “Street of Harmony� ini juga berdiri megah tempat ibadah umat Muslim, Masjid Kapitan Keling yang dibangun pada tahun 1801. Masjid ini sampai sekarang masih OCTOBER 2010 LIONMAG
51
dipakai untuk beribadah. Selain Masjid Kapitan Keling, masih ada masjid bersejarah yang juga membanggakan kita khususnya orang Aceh. Karena masjid yang dikenal sebagai Masjid Melayu ini dibangun pada tahun 1808 oleh Tengku Syed Hussain Al-Aidid, seorang kerabat kerajaan Aceh yang datang dari Indonesia dan membuka kawasan perkampungan Islam di Penang. Dari situ kita bisa bergerak ke Armenian Street, di mana kita dapat menikmati setiap detil ornamen yang luar biasa indah dari kuil Khoo Kongsi. Kuil yang menjadi lambang kejayaan dan kemakmuran lan Khoo ini dibangun pada tahun 1851. Sempat terbakar pada tahun 1894, dibangun kembali pada tahun 1902 dan selesai tahun 1906. PEARL OF THE ORIENT Tidak salah memang bila Penang dijuluki Pearl of the Orient, karena selain bangunan-bangunan bersejarah, pulau ini menyimpan keindahan alam yang luar biasa. Alam yang hijau segar dapat kita jumpai saat berwisata ke Penang Hill atau juga dikenal dengan nama Bukit Bendera. Inilah stasiun kereta api gunung tertua di Malaysia ini terletak di ketinggian sekitar 833 meter di atas permukaan laut. Udara yang dingin segar setia menemani saat kita menikmati keindahan lansekap Pulau Pinang dari ketinggian. Salah satu yang menarik di sini
52 LIONMAG OCTOBER 2010
Foto : Ristiyono
Foto : Makhfudz
Foto : Ristiyono
Foto : Makhfudz
TRAVEL PENANG
Searah jarum jam: Santai di waktu pagi di sepanjang jalan Gurney, Beberapa turis di Kuil Khoo Kongsi, Masjid Kapitan Kling, Gereja St. George
adalah kita bisa menikmati perjalanan ke puncak Penang Hill dengan menggunakan Penang Hill Railway. Yaitu sebuah kereta pengangkutan dengan kapasitas 80 orang, di mana jalur keretanya dibangun tahun 1906 hingga 1923. Masih banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi seperti Pinang Peranakan Mansion, Cheong Fatt Tze Mansion, Spice Garden atau hanya sekedar menelusuri lorong-lorong sepanjang kota George Town. Semuanya menjadi pengalaman yang tak mudah dilupakan. Penang memang bukan hanya sekedar tujuan berobat saja namun juga layak diperhitungkan sebagai destinasi wisata.
OCTOBER 2010 LIONMAG
53
SPECIAL RUMAH PUISI
PUISI 3-DIMENSI TAUFIQ ISMAIL
Surga Kecil
Taufiq Ismail bersama para siswa SMA di Rumah Puisi
Risau dengan minusnya budaya baca dan menulis siswa tingkat SMA, Penyair Taufiq Ismail bukan hanya menggugat lewat sajak, tapi melakukan serangkaian langkah besar, sampai mendirikan “Rumah Puisi” di Padang Panjang, Sumatera Barat. Kita melancong ke sana. Teks & Foto: Ed Zoelverdi
54 LIONMAG OCTOBER 2010
L
iburan akhir tahun -- sebentar lagi, mari jalan-jalan ke Nagari Aie Angek di Sumatera Barat. Naik mobil dari Padang ke Kota Padang Panjang (72 km) -- di sini istirahat sebentar sambil santap sate dan teh telur hangat. Sedap dinikmati di tengah udara sejuk. Lanjut jalan lagi ke arah Bukittinggi, pada Km-6 kita sampai di Nagari Aie Angek, Kabupaten Tanah Datar. Lokasinya di lereng Gunung Merapi (2891,3 m), menghadap ke Gunung Singgalang (2.877 m), dan Gunung Tandikek (2.438 m). Disebut Aie Angek (air hangat) lantaran di Nagari ini terdapat sumber air panas yang keluar dari lereng Gunung Merapi sejak ratusan tahun silam. Kini merupakan tempat wisata yang dikelola masyarakat setempat. Aie Angek terbilang Nagari yang punya beberapa keunggulan di Kabupaten Tanah Datar. Di sini ada pasar sayur-mayur, Institut Pertanian Organik, serta Kawasan Agribisnis Sayur 0rganik. Dan paling mutakhir: ada “Rumah Puisi” milik Budayawan Nasional Dr. Taufiq Ismail, berdiri anggun pada sebidang tanah perbukitan di tepi jalan raya, tak jauh dari restoran Aie Badarun. Berdiri tahun 2008, bangunan utama “Rumah Puisi” untuk tempat pertemuan, dilengkapi lagi dengan rumah tamu dua kamar, mushola, dan kantin. Bersebelahan pagar dengan “Rumah Puisi” adalah “Rumah Budaya Fadli Zon” -- yang juga siap menampilkan berbagai kegiatan kebudayaan, baik tingkat nasional, regional maupun internasional. Kita singgah di “Rumah Puisi”. Di ruang pertemuan terpajang aneka tulisan berisi kutipan dari tokoh-tokoh berskala dunia. Intinya, tentang makna buku serta kemampuan menulis dalam kehidupan serta peradaban umat manusia. Ini satu contoh: “Katakata mampu menggoyahkan kekuasaan. Kata-kata terbukti lebih perkasa ketimbang sepuluh divisi tentara,” kata Vaclac Havel, 1989. Satu cuplikan lagi: “Kalau mau betul-betul belajar tentang manusia, baca buku banyak-banyak,” kata Aldous Huxley, 1921. Dan masih banyak yang lainnya, silakan baca sendiri di lokasi. Termasuk bagian paparan data ringkas seputar pendidikan “baca tulis” pada tingkat SMA di Indonesia, dibandingkan dengan 13 negara lain (lihat: tabel). Posisi yang amat terbelakang dalam budaya “baca tulis” inilah kata-kunci penyebab tertinggalnya bangsa ini dalam percaturan dunia -- di segala bidang kehidupan. GERAKAN SASTRA MASUK SEKOLAH Hasil survei selama berbilang tahun itu, menurut Taufiq Ismail, sejak lama telah disampaikan kepada pihak pembuat keputusan. Namun sebegitu jauh, belum ada tanda-tanda perbaikan. Tak cukup hanya sebatas risau, atau meluncurkan puisi yang menggugat, Taufiq Ismail dan istrinya -- Ati, lalu melakukan sebuah gebrakan, tahun 1998. Ati sehari-hari adalah pengurus penerbitan majalah sastra “Horison”. Bersama tim redaksi majalah sastra itu, serta sahabatsahabat sastrawan se-Indonesia, mereka menyusun 10 program gerakan membawa sastra ke sekolah. Sampai dengan 2008, mereka telah melatih sekitar 2.000 guru dalam program MMAS (Membaca, Menulis dan Apresiasi Sastra) 6 hari di 11 kota. Lalu dalam program SBSB (Sastrawan
Taufiq merenung (atas), Tabel perbandingan porsi wajib membaca karya sastra dan menulis karangan di SMA mancanegara (bawah)
Bicara Siswa Bertanya), dengan tim 113 sastrawan dan 11 aktoraktris masuk ke 213 SMA di 164 kota yang terletak di 31 provinsi. Mereka membacakan karya sastra dan bertanya-jawab dengan siswa dan guru. Sepanjang 11 tahun terakhir, menyalurkan tulisan siswa dan guru di majalah sastra “Horison”, dalam sisipan “Kakilangit”. Pada tahun 2000-2004, menerbitkan 8 antologi puisi, cerpen, fragmen novel dan drama serta esai. Tiras total 37.000 eksemplar, tebal 2.280.120 halaman, yang dikirimkan ke 4.500 perpustakaan SMA Negeri dan Swasta. Untuk memelihara kesinambungan program, lalu dibentuk 30 sanggar sastra siswa di seluruh Indonesia. Tujuan gerakan ini adalah meningkatkan daya baca buku dan kemampuan menulis anak bangsa. Nah, jika selama ini seluruh gerakan memancar dari OCTOBER 2010 LIONMAG
55
SPECIAL RUMAH PUISI
Bangunan Rumah Puisi di antara Gunung Singgalang dan Merapi (atas) Taufiq Ismail membaca sajak diiringi alunan biola Idris Sardi di pentas puisi (kiri bawah), dan obrolan para siswa dengan Eva---putri penyair Chairil Anwar--- di Rumah Puisi (kanan bawah)
Ibukota Republik Indonesia ke seantero daerah, maka menjadi cita-citanya mencoba menghimpun kegiatan tersebut di sebuah titik lokasi, dan diberi nama “Rumah Puisi”. Gagasan sang penyair dan istrinya ini tumbuh dari rangkaian panjang pengalaman kolektif tadi. Meski jauh dari hingar-bingar dan kemacetan Jakarta, “Rumah Puisi” tetap melancarkan kegiatan yang sudah terselenggara selama lebih 10 tahun ini. KEGIATAN & TUJUAN “RUMAH PUISI” “Rumah Puisi” adalah gabungan dari tempat pelatihan guru Bahasa dan Sastra, sanggar siswa membaca buku dan berlatih menulis, tempat sastra Indonesia dan Minangkabau diapresiasikan, dan tempat sastrawan berinteraksi. Juga tersedia perpustakaan, dengan modal awal koleksi pribadi Taufiq Ismail berupa 7000 judul buku, yang kelak diharapkan terus bertambah. Selain itu, “Rumah Puisi” menghadirkan Sastrawan Tamu dari daerah lain, dan bisa tinggal di sini 15 hari sampai satu bulan. Satu di antara penyair yang pernah diundang adalah Zawawi Imron. Dalam kunjungan relatif singkat, penyair asal Madura ini sempat melahirkan 100 karya puisi. Di “Rumah Puisi” juga diselenggarakan interaksi antar sastrawan dengan guru dan siswa. Begitu pula interaksi antar sastrawan. Nama “Rumah Puisi” dipilih, kata Taufiq Ismail, “karena seluruh karya sastra memiliki keindahan puitiknya masingmasing. Istilah puisi menjadi kata sifat bersama dan payung dari seluruh karya sastra.” Menurut Taufiq Ismail, kecintaan membaca buku dalam
56 LIONMAG OCTOBER 2010
bidang apa pun, secara awal ditumbuhkan melalui kecintaan membaca karya sastra. Demikianlah pembibitan awal kebiasaan membaca dilakukan di seluruh dunia yang beradab. Latihan menulis yang terus-menerus dapat mengantarkan siswa menulis karya sastra, kalau dia berminat. Kalau tidak, dia akan memiliki kemampuan menulis secara umum. “Kalau kelak di antara mereka, satu di antara seratus, ada yang menjadi penyair, cerpenis, novelis, dramawan dan esais terkemuka, tentu itu sangat patut disyukuri,” kata Taufiq Ismail. Seperti disebut tadi, kegiatan “Rumah Puisi” bukan melulu bertujuan bikin siswa menjadi penyair atau sastrawan. Tapi satu hal jelas, para siswa itu akan menjadi insan yang cinta sampai adiksi buku, dan merasa perpustakaan sebagai rumahnya yang kedua. Bila kelak menjadi arsitek, pelaku bisnis, guru, spesialis bedah, Kepala Direktorat, pakar agronomi, Komandan Resimen, wartawan, pilot antar benua, ibu rumah tangga, dan seterusnya, maka dia adalah profesional yang rujukan utamanya buku bacaan. Dan mampu menulis dalam spesialisasi masing-masing. Sasaran esensial kegiatan “Rumah Puisi”, dengan demikian, ialah meningkatkan budaya baca buku dan kemampuan menulis anak bangsa, sehingga menjadi manusia terpelajar, bermartabat dan dinaungi ridha Ilahi. Sosok “Rumah Puisi” boleh dibilang sebagai puisi itu sendiri, dengan nama khas “Puisi 3-Dimensi Taufiq Ismail”. Inilah bagian puisi monumental Sang Penyair, yang tanpa lelah dan jemu senantiasa membawa pencerahan -- ya intelektual ya spiritual.
ESSAY BAKAR BATU
Demi Perdamaian UPACARA BAKAR BATU DI WAMENA
Ini bukan sekadar cara memasak yang rumit dan lama, tetapi bagian dari berbagai upacara adat, termasuk perdamaian. Kalau belum melihatnya, berarti Anda belum pernah ke Papua.. Teks & foto : Makhfudz SAPPE
OCTOBER 2010 LIONMAG
57
ESSAY BAKAR BATU
I
ni bukan pertama kalinya saya ke Papua. Bahkan boleh dibilang saya cukup familiar dengan daratan di ujung timur Indonesia ini. Belum lagi, sebenarnya ada kelompok keluarga saya yang bermukim di Papua sejak cukup lama. Meski belum ‘khatam’, tapi bisa dibilang saya cukup kenal Papua. Tapi, apa yang terjadi kemudian? “Kalau belum ke Wamena, Anda belum ke Papua…” Kalimat itu terngiang-ngiang terus di telinga saya di Jayapura, seperti genta bertalu-talu. Yang mengucapkannya tak lain Istri dari Irjen Pol. Bekto Suprapto, Kapolda Papua, dr. dewi Yulia Nathareni. Saya memang jujur menjawab, “Belum.” Tapi, balasan selanjutnya dari Ibu Dewi tadi membuat saya ‘skack-mat’. Dan perkembangan menggelinding cepat. Saya seperti dipacu.Sekonyong-konyong keesokan paginya saya sudah di dalam pesawat bermesin baling-baling berkapasitas angkut 52 orang, terbang menyusuri perbukitan Papua. Tujuan: Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya. Hari itu di Wamena ada acara ‘bakar batu’. Hah?! Saya simpan sejenak rasa kaget dan ketidakpahaman saya terhadap dua kata itu. Tapi yang jelas, acara ‘bakar batu’ hari itu digelar dalam rangka pertemuan keagamaan. Sejak pagi masyarakat sudah mulai memenuhi lapangan yang tidak jauh dari bandara Wamena. Para perempuan tampak berduyun-duyun membawa bungkusan yang penuh dengan sayuran. Ratusan babi dibakar hari itu. Ini adalah acara bakar batu yang tergolong besar. Salah satu upacara penting bagi suku-suku di Wamena adalah upacara bakar batu. Inilah ritual tradisional Papua yang
58 LIONMAG OCTOBER 2010
dilakukan pada upacara kematian, pernikahan, atau penyambutan tamu agung. Upacara ini juga dilakukan untuk memfasilitasi perdamaian antara suku-suku yang berperang. Seluruh warga berkumpul dan menyantap hidangan yang dimasak dengan menggunakan batu yang dibakar. Upacara lazimnya diawali dengan ‘menyembelih’ babi. Apabila terjadi pada upacara kematian, biasanya kerabat keluarga yang berduka membawa babi sebagai lambang belasungkawa untuk upacara bakar batu. Tapi, yang saya ingin garisbawahi, babi yang dibawa, disembelih dan dimakan dalam acara ini berjumlah sangat banyak, hingga ratusan. Lalu,bagaimana proses teknisnya upacara akar batu ini? Hwalah, njlimet untuk ukuran orang seperti saya. Tapi begini, pertama, orang-orang membakar batu-batu sampai membara. Lalu, babi dibakar untuk merontokkan bulunya. Sementara itu, orang-orang mulai menggali lubang dan melapisinya dengan alang-alang. Nah, batu yang membara tadi kemudian dimasukkan kedalam lubang yang telah dilapisi dengan alang alang. Diatas alang-alang kemudian dimasukkan daging babi yang sudah dipotong-potong tanpa dikuliti, kemudian ditutup rerumputan. Diatas rerumputan ditutupi lagi dengan batu membara, dilapisi lagi dengan rerumputan tebal. Barulah ubi jalar disusun diatasnya kemudian diikat. Proses memasak ini berlangsung selama 90 menit. Setelah itu barulah dibongkar dan dibumbui, baru kemudian disantap. Upacara yang awalnya adalah upacara keluarga di suku-suku Wamena ini bisa menghabiskan banyak biaya. Namun, itu juga berkat donasi berbagai pihak. Tetapi begitulah, demi perdamaian dan menjaga adat-istiadat Papua.
OCTOBER 2010 LIONMAG
59
ESSAY BAKAR BATU
60 LIONMAG OCTOBER 2010
OCTOBER 2010 LIONMAG
61
ESSAY BAKAR BATU
62 LIONMAG OCTOBER 2010
OCTOBER 2010 LIONMAG
63
GALERY
BREO ROAM WATCH Bukan Sekedar Jam Tangan
Bila dilihat sepintas, jam tangan ini seperti gelang biasa. Desainnya yang simpel justru membuatnya terlihat cantik dan sporty bila dikenakan. Dilengkapi dengan LCD penunjuk waktu jam mungil ini hanya berbobot 10 gr dan dapat digunakan dalam segala suasana. Breo Roam Watch bukan sekedar jam biasa, jam ini terbuat dari material alami yang disebut tourmaline. Dimana material tourmaline ini diyakini memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan, diantaranya: dapat meningkatkan daya konsentrasi, sebagai detoksifikasi tubuh secara alami, meningkatkan kualitas tidur, rileks, meditasi dan meningkatkan vitalitas.
Kacamata 3D OLED NOLAN N20
Cinemizer Plus Carl Zeiss
Helm Retro Unik Bagi scooter mania sepertinya identik dengan helm bergaya retro. Helm dengan gaya unik, warna cerah dengan ornamenornamen dan bentuk yang tidak biasa menjadi ciri khas dari piranti keselamatan berkendara ini. Salah satu yang unik dikeluarkan oleh produsen helm kelas dunia, Nolan dengan memproduksi model N20. Karena terinspirasi dari desain mobil Fiat 500, maka helm Nolan N20 ini bagian eksteriornya menyerupai mobil Fiat 500. Dibagian muka, batok luar helm ini seolah memiliki grill dan headlamp Fiat 500. Untuk bagian belakang menyerupai seluruh bagian buritan mobil Fiat 500 termasuk bumper dan kaca belakang. Unik kan?
Perusahaan kacamata Jerman, Carl Zeiss meluncurkan produk baru dengan fitur yang sangat menarik. Produk baru ini diberi nama Cinemizer Plus dengan keunggulan bisa menikmati teknologi 3D OLED. Dengan format layar 16:09 yang terpasang di lensa, kacamata ini mampu membuat film maupun game bertualang tampak nyata dan hidup. Beberapa fitur lainnya seperti resolusi 640 x 480 pixel, dapat dihubungkan dengan iPod maupun iPhone, video player, knsul game, laptop bahkan blue ray player. Baterainya bisa tahan sampai 4 jam dengan koneksi USB. Jika ingin memilikinya kacamata ini dibanderol seharga $390. Anda tertarik?
PENTAX OPTIO NB1000 | Cocok Bagi LEGO Mania Segera hadir kamera unik bagi para Lego mania. Pentak Optio NB1000 merupakan kamera yang unik dimana bagian depannya didesain seperti papan Lego. Sehingga dengan menggunakan Lego nanoblocks kita bisa mempersonalisasi kamera ini dengan membuat kreasi Lego sesuai keinginan kita. Adapun fitur yang diusung kamera besutan Pentax ini antara lain menggunakan sensor 14 Megapixel, 4x optical zoom, layar 3-inch LCD, Face Detection, Digital Shake Reduction dan mampu merekam video HD 720p. Rencananya kamera ini akan muncul dalam dua warna yaitu monochromatic white dan safari green. Sedangkan harga Pentax Optio NB1000 ini diperkirakan 2 jutaan rupiah.
64 LIONMAG OCTOBER 2010
Fuji FinePix X100
Mengusung teknologi Hybrid Viewfinder Dalam waktu tidak lama lagi FujiFilm akan mengeluarkan produk baru yaitu kamera FinePix X100. Menilik dari fiturnya kamera dengan model retro seperti model kamera jaman dulu ini boleh juga dijadikan backup bagi para profesional yang biasa dengan DSLR namun mencari kamera kompak yang berukuran kecil. Beberapa fitur yang diusung antara lain memiliki 12,3 MP APS-C CMOS sensor, ISO 200-6400, layar LCD 2,8 inci, 23 mm F2 Fujinon (Aspherical) lens, prosesor EXR yang sedang dikembangkan. Salah satu fitur utamanya adalah Hybrid Viewfinder, yaitu teknologi yang menggabungkan optical viewfinder yang biasa ditemukan di kamera film konvensional dan electronic viewfinder system yang digunakan dalam fixed single lens atau kamera digital mirrorless.
NOKIA E7 Ponsel QWERTY berbasis sistem Symbian 3 Seperti yang diperkirakan kali ini Nokia mengeluarkan produk barunya, yaitu Nokia E7. Ponsel ini adalah salah satu perangkat pertama yang menjalankan OS Symbian versi 3 terbaru. Body Nokia E7 dibuat dari alumunium dengan papan ketik model slide-out QWERTY. Teknologi baru yang disebut ClearBlack dipakai untuk layar sentuh Amoled 4 inch. Teknologi ini mampu membuat hitam lebih hitam, sehingga lebih terlihat di cahaya terang namun konsumsi dayanya lebih rendah. Fitur lain dari ponsel ini antara lain perekam video 720p, memori internal 16 GB, port HDMI dengan Dolby Digital Plus Surround dan kamera 8 MP. Serta dilengkapi fitur koneksi lengkap yaitu HSDPA 10.2Mbps, HSUPA 2Mbps, Wi-Fi, Bluetooth 3.0, A-GPS dan USB On-The-Go.
OCTOBER 2010 LIONMAG
65
66 LIONMAG OCTOBER 2010
OCTOBER 2010 LIONMAG
67
BALI SECTION DESA TENGANAN
DESA TENGANAN PERKAMPUNGAN YANG BERSAHAJA Teks & Foto : Ristiyono
S
iapa yang tidak kenal Bali, pulau nan eksotis yang menyimpan beribu budaya dan keindahan alam yang mampu menyihir setiap insan untuk datang bertandang. Bisa jadi di arena manca negara sana nama Bali lebih terkenal dibanding Indonesia sendiri. Tak heran bila pulau ini dijuluki “Pulau Dewata” karena keindahan alam dan warisan budayanya yang luar biasa. Nah, perjalanan kali ini kita akan ke salah satu tujuan wisata di Bali Timur. Memang wilayah satu ini sepertinya kurang terkenal dibanding wilayah Bali lainnya. Banyak turis hanya kenal Bali di bagian selatan saja seperti Kuta, Legian, Seminyak sampai Denpasar yang tentu dengan segala hingar-bingarnya. Sebenarnya obyek wisata di Bali Timur tidak kalah menarik jika dibandingkan kawasan selatan. Sebut saja obyek wisata Pura Besakih, Pantai Candi Dasa, lokasi diving terkenal, Tulamben. Masih ada lagi beberapa tempat yang eksotik dengan beberapa peninggalan kerajaan seperti Taman Ujung, Pemandian Tirta
68 LIONMAG OCTOBER 2010
Gangga dan puri peninggalan raja pada zaman penjajahan Belanda. Namun kali ini kita akan berkunjung ke Desa Tenganan. Desa Tenganan merupakan desa adat yang konon masih terjaga segala tradisi kunonya. Tenganan Pegeringsingan merupakan salah satu dari beberapa desa kuno di Bali, yang biasanya disebut Bali Aga. Desa ini berada sekitar 65 Km dari Denpasar, tepatnya di kecamatan Manggis. Setelah beberapa saat dalam perjalanan dengan mobil, akhirnya sampailah kita di desa ini yang terkenal dengan salah satu adatnya “Perang Pandan”, yaitu sepasang lelaki bertarung saling memukul dengan segepok daun pandan berduri ke tubuh lawan yang tanpa busana. Namun sayang, saat kunjungan kali ini tidak bertepatan dengan upacara adat tersebut. Ada beberapa versi tentang sejarah tentang desa Tenganan. Ada yang mengatakan kata Tenganan berasal dari kata “tengah” atau “ngatengahan” yang berarti “bergerak ke daerah yang lebih dalam”. Penurunan kata ini berhubungan dengan pergerakan orang-orang desa dari daerah pinggir pantai ke daerah pemukiman, dimana posisi desa ini adalah di tengah-tengah
(Dari kiri-kanan) Rumah adat serbaguna; Para wanita bekerjasama menyiapkan menu pesta; Rumah adat Desa Tenganan yang juga dipakai sebagai pabrik tenun tradisional; Para pria menyiapkan dan membakar sate lilit, salah satu menu dalam pesta adat potong rambut
perbukitan, yakni Bukit Barat (Bukit Kauh) dan Bukit Timur (Bukit Kangin). Versi lain mengatakan bahwa orang-orang Tenganan berasal dari Desa Peneges, Gianyar, tepatnya Bedahulu. Berdasarkan cerita rakyat, dulu Raja Bedahulu kehilangan salah satu kudanya. Orang-orang mencarinya ke Timur dan sang kuda ditemukan tewas oleh Ki Patih Tunjung Biru, tangan kanan sang raja. Atas loyalitasnya, sang raja memberikan wewenang kepada Ki Patih Tunjung Biru untuk mengatur daerah itu selama aroma kuda tercium. Sedang kata Pegeringsingan diambil dari kata “geringsing”. Geringsing adalah produk tenun tradisional yang hanya dapat ditemukan di Tenganan. Geringsing dianggap sakral yakni menjauhkan kekuatan magis jahat. Geringsing diturunkan dari kata “gering” yang berarti sakit dan “sing” yang berarti tidak. Terserah mau percaya versi mana, yang jelas begitu melewati gerbang desa ini seolah saya terseret melalui mesin waktu kembali ke masa lalu. Bagaimana tidak, disini saya mendapati sebuah perkampungan yang sunyi, dengan rumah-rumah Bali kuno yang sebagian besar masih beratapkan ijuk. Dan tentu saja
ketulusan senyum ramah masyarakat disini selalu menyambut setiap orang yang datang berkunjung. Sayangnya saat itu saya tidak menjumpai ritual perang pandan. Tapi rasa kecewa terobati dimana saya bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat asli disitu yang sedang sibuk mempersiapkan pesta adat potong rambut. Percaya atau tidak, saat itu semua warga berkumpul di Bale Banjar gotong royong membantu keluarga yang sedang hajatan, tidak ada seorangpun yang bekerja di tempat lain untuk urusan pribadi, awesome! Beberapa lelaki memotong daging, membakar sate lilit, sedang para wanitanya sibuk menumbuk beras. Ada juga yang menyiapkan pelecing. Di sini kita juga bisa melihat secara langsung proses pembuatan kain tenun tradisional Geringsing yang hanya terdapat di desa Tenganan ini. Salah satu keahlian masyarakat disini selain tenun, mereka membuat lukisan maupun tulisan di atas daun lontar. Nah, ini bisa menjadi souvenir menarik sebagai buah tangan pun kenang-kenangan selepas kita meninggalkan desa Tenganan dengan segala keotentikannya.
OCTOBER 2010 LIONMAG
69
BALI SECTION
Quicksilver Cruise | Uji Adrenalin di Tengah Laut Bali memang tujuan wisata yang sungguh menarik dan atraktif. Boleh dikata hampir setiap sudut pulau ini adalah objek wisata yang layak dikunjungi. Nah, bila kita berkunjung ke Bali tidak ada salahnya mencoba aktivitas liburan di atas kapal pesiar. Quicksilver Cruise dengan paket Nusa Penida Island Day Cruise. Kapal pesiar yang dilengkapi dengan waterslide ini akan membawa kita menikmati keindahan perairan dan budaya Bali. Pada paket ini perjalanan akan dimulai jam 09.00 hingga 16.00 setiap hari dengan fasilitas antar jemput dari hotel. Perjalanan
GWK Simbol Misi Penyelamatan Lingkungan Salah satu tempat wisata di Bali yang patut dikunjungi adalah GWK – Garuda Wisnu Kencana. Terletak di Bukit Unggasan-Jimbaran Bali yang merupakan bukit batu padas tampak gagah menatap kawasan wisata di pesisir selatan Bali. Kawasan wisata yang terdapat patung Dewa Wisnu dan burung Garuda karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta ini dikembangkan sebagai taman budaya (Garuda Wisnu Kencana Cultural Park) dan menjadi ikon pariwisata Bali. Patung berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pelindung, mengendarai burung Garuda menceritakan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu. Kawasan seluas 250 hektar ini sering menjadi pusat kegiatan seni budaya dan berbagai pertunjukan akbar. Berkeliling di kawasan ini kita akan merasakan kemegahan monumental serta keindahan alam yang begitu luar biasa. Tidak begitu susah menemukan lokasi ini, atau lebih gampang lagi bila ingin berkunjung ke GWK tinggal menghubungi biro wisata lokal yang banyak menyediakan layanan paket wisata ke GWK.
70 LIONMAG OCTOBER 2010
di atas kapal menuju Nusa Penida sekitar 45 menit. Selama dalam perjalanan kita bisa menikmati pemandangan laut atau menyaksikan hiburan dan atraksi menarik oleh awak Quicksilver. Ketika kapal tiba dan bersandar di sebuah Mega Pontoon disinilah seluruh aktivitas yang mampu memompa adrenalin disediakan. Berbagai aktivitas seperti banana boat, snorkeling, diving, semi submarine, waterslide hingga ocean spa menanti kita. Demikian juga kita bisa berkunjung ke pulau Nusa Penida menyaksikan atraksi tradisional sabung ayam. Anda tertarik?
GREEN TOURISM NUSA DUA FIESTA 2010 Nusa Dua Fiesta 2010 akan digelar pada bulan Oktober ini, tepatnya 15-19 Oktober 2010. Perhelatan akbar tahunan ini mengambil tema “Green Tourism� yang diharapkan dapat menarik banyak wisatawan baik domestik maupun internasional. Menurut Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Bali (Tourism Development Corporation/BTDC) Made Mandra, dalam event secara garis besar ada empat program yaitu art & culture, sport, fun dan exhibition. Selain itu, dijelaskan oleh ketua NDF 2010 I Gusti Ketut Purnaya dalam event ini selain berbagai tarian dari daerah dan mancanegara peserta pameran, juga akan digelar lomba kuliner yang dikoordinasi oleh Asosiasi Chef Indonesia. Setiap hari diadakan lomba kuliner, mulai dari masakan tradisional Bali, nasional maupun internasional. Bahkan para undanganpun dapat turut menyicipi makanan tersebut. Rencananya kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Menbudpar Jero Wacik yang juga dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng dan Menteri BUMN Mustofa Abubakar, diawali dengan parade budaya.
OCTOBER 2010 LIONMAG
71
BALI SECTION
Hard Rock Hotel Bali Romantisme di Sebuah Cabana
H
ard Rock Hotel Bali, The leading Entertainment Hotel in Bali, terletak di kawasan yang sangat strategis di areal Kuta, Bali. 10 menit dari bandara dan 20 menit dari pusat kota Denpasar. Hard Rock Hotel Bali, adalah Hard Rock Hotel pertama di Asia, yang dikelilingi oleh sejumlah restaurant/cafĂŠ dan juga toko2 yang menjual cinderamata khas Bali. Letaknya yang berhadapan langsung dengan Pantai Kuta menjadikannya sebagai tempat hiburan bagi para wisatawan lokal maupun manca negara. Hard Rock Hotel Bali, juga memiliki kolam renang terbesar di Bali, yang sebagian kolamnya beralaskan pasir pantai. Hal yang menarik dari kolam renang ini yaitu terdapat pulau kecil yang ditutupi pasir yang disebut dengan Sand Island. Sand Island dapat digunakan sebagai tempat bermain voli pantai atau permainan dan olah raga lainnya. Jika Anda ingin menikmati suasana kolam sekaligus mendapatkan perawatan massage,
Hard Rock Hotel Bali menyediakan ruang kecil ditepi kolam yang disebut dengan Cabana. Cabana pada malam hari juga dapat dijadikan sebagai tempat makan malam yang romantis. Hard Rock Hotel Bali Jalan Pantai, Banjar Pande Mas, Kuta Bali Tel. 0361-761869 Fax. 0361-761868 Email: rock@hardrockhotels.net Website: www.hardrockhotels.net
DREAMLAND BEACH Deburan Ombak Di Tanah Impian Selain seni dan budayanya yang luar biasa, Bali juga terkenal dengan pantai-pantai yang eksotik mempesona setiap wisatawan yang memandang. Tidak perduli wisatawan asing maupun domestik pasti berdecak kagum melihat keindahan pantai ini. Pantai Dreamland berada di desa Pecatu, Badung, Bali bagian selatan. Pantai yang berpasir putih kecoklatan ini dikelilingi oleh tebing-tebing yang menjulang tinggi serta batu karang yang besar. Tebing batu yang diatasnya padang rumput hijau menjadi salah satu tempat favorit wisatawan untuk menikmati pemandangan pantai ini dari atas. Pantai ini memiliki ombak yang tinggi dan besar sehingga menjadi salah satu tujuan wisata surfing di Bali. Berbagai fasilitas dapat ditemui disini, mulai dari fasilitas MCK, sewa payung dan kursi pantai, pedagang pakaian renang serta penjual makanan dan minuman. Selain itu di kawasan ini juga tersebar banyak resort dan villa sebagai tempat menginap sambil menikmati eksotisme pantai Dreamland.
72 LIONMAG SEPTEMBER OCTOBER 2010 2010
OCTOBER 2010 LIONMAG
73
aircraft fleet
Boeing 747 - 400 Total 2 units 484 seats (all economy) 22 seats business
Boeing 737 - 900 ER Total 178 units 213 seats (all economy) 195 seats economy. business class 10 seats. Lion Air is the launch custumer of Boeing 737-900ER and has received a total 41 units 737-900ER to date
Boeing 737 - 400 Total 9 units. 168 seats (all economy)
Boeing 737 - 300 Total 2 units. Economy Class 149 seats (all economy)
MD 90 Total 4 units. 166 seats (all economy)
74 LIONMAG OCTOBER 2010
Selamat Datang ... Apa yang harus anda ketahui Tentang keamanan, kenyamanan dan keselamatan Anda didalam pesawat PONSEL
Semua ponsel dan peralatan elektronik yang menggunakan pemancaran radio tidak diperbolehkan selama berada didalam pesawat, hal ini sangat mengganggu sistem navigasi dan komunikasi dengan menara pengawas setempat.
PERALATAN ELEKTRONIK
Untuk penggunaan Laptop dan PDA boleh dipergunakan setelah fasten seatbelt “OFF” dengan menggunakan flat mode. Setelah fasten seatbelt “ON” untuk persiapan mendarat maka penumpang harus mematikan pengguna laptop dan PDA tersebut.
BARANG -BARANG BERHARGA LAINNYA
Barang- barang yang mudah terbakar (seperti korek api), meledak (petasan), material yang mengandung magnet, baterai, tabung gas, tidak diperbolehkan untuk dibawa.
MEROKOK
Peraturan Pemerintah melarang kegiatan merokok selama dalam penerbangan, Terdapat detektor asap disemua toilet dan akan dikenai sanksi bagi yang melanggar peraturan.
- Bagasi untuk Rute Internasional Kelas Ekonomi : 20 kg Kelas Bisnis : 30 kg
PERJALANAN DENGAN ANAK-ANAK
UTAMAKAN KESELAMATAN
Lion Air tidak menyediakan makanan bayi untuk rute domestik dan popok tidak disediakan dipesawat. Lion Air hanya menyediakan air panas untuk susu bayi.
BAGASI
Barang atau benda tajam harus di pak dalam bagasi dan tidak diperkenankan untuk dibawa kedalam bagasi kabin. Bawalah benda berharga dalam tas yang anda bawa sendiri. Perhatikan berat bagasi anda. - Bagasi untuk Rute Domestik Kelas Ekonomi : 25 kg Kelas Bisnis : 40 kg
Sabuk pengaman harus selalu terpasang sewaktu take-off dan landing. Dianjurkan untuk selalu memasang seat belt selama penerbangan. Barang bawaan harus diletakan di atas kepala atau dibawah kursi di depan anda. Silakan membaca kartu instruksi keselamatan yang terdapat di dalam kantung kursi. Di kartu tersebut anda bisa mengetahui pintu darurat dan letak jaket pelampung. Perhatikan baik-baik demo keselamatan dan instruksi yang diberikan oleh cabin crew.
OCTOBER 2010 LIONMAG
75
route map LION AIR DAN WINGS AIR
76 LIONMAG OCTOBER 2010
OCTOBER 2010 LIONMAG
77
lady in the air MERLIN YOPI
78 LIONMAG OCTOBER 2010
MERLIN YOPI
Lebih Pilih Fungsi P
erempuan zaman sekarang kebanyakan punya ikatan emosional dengan bendabenda di sekitarnya, ponsel misalnya, yang sudah jadi ‘kawan’ hingga ‘diary berjalan’. Merlin Yopi pun punya ulasan soal benda yang satu itu. “Sekalipun barangnya bagus dan harganya mahal, tapi fungsinya tidak banyak, cuma bisa telepon dan dan SMS, tentu aku lebih pilih yang lebih multifungsi,” komentarnya ditanya soal consumer behavior-nya. “Aku pilih smart phone ketimbang yang cuma fashion saja. Sekarang kan orang perlu ponsel yang multimedia dan akses internet yang bagus. Meskipun tidak semua fitur dalam ponsel kita gunakan. Paling tidak sampai 50% dari semua fiturnya. Hanya, wajar kalau orang juga mementingkan merek dari sebuah produk. Kalau aku sendiri, soal disain ponsel, lebih pilih yang kecil, maksudnya lebih handy. Mudah digenggam dan dibawa. Soal harga, kalau fiturnya komplit, tak mengapa harganya tinggi, karena toh kita merasa sepadan dengan apa yang kita dapat,” susul penggemar group band Ungu ini. Nama gadis ini sempat mengundang tanda tanya, dari mana asalnya. Hanya, memang mengindikasikan ‘ketimuran’. Kalau diseksamai, ada bercak nada Oriental di wajahnya. Bingung? “Aku dari Palopo, lahir di sana,” ungkap flight attendant Lion Air angkatan ke-39 itu. Nama ‘Yopi’ itu bukan marganya. Melainkan gabungan dari nama ayah dan ibunya. Merlin memang anak sulung dari pasangan Yonas dan Tina Na’tasuru, asal Palopo, Sulawesi Selatan. Namun Merlin menghabiskan masa sekolah SMP hingga SMA-nya di Makassar. Terakhir ia tercatat sebagai siswa SMA Angkasa II, Makassar, lulus tahun 2006. “Ah, aku anak rumahan. Aku gak suka nongkrong. Beneran,” kilahnya ketika ditanya suasana pergaulannya saat itu. “Lagipula, emang ada Starbuck di Palopo?” Menyoal rencana kehidupan dan kariernya ke depan, gadis kelahiran 14 September 1988 ini menyatakan ingin tetap bekerja sebagai awak kabin atau di industri penerbangan untuk jangka waktu panjang. Wanita dengan postur tinggi 167 dan bobot 50 kg ini pun menambahkan, “Kalau setelah menikah pun saya masih terpikir berkarier di sini. Tapi kalau suatu hari tidak berkarier di penerbangan lagi, ya saya mau bisnis saja. Kalau punya investasi, ya buka butik saja di mal Kareboshi Makassar, haha... Pokoknya ikut suamilah kemana.” Teks: Gegen Foto: Makhfudz
OCTOBER 2010 LIONMAG
79
POSTCARD
SENANDUNG ALAM UJUNG TIMUR INDONESIA Tidak salah bila bumi nusantara ini menyandang julukan “Zamrud Khatulistiwa� karena keindahan alamnya bak untaian gemerlap batu permata terajut indah di garis khatulistiwa dari ujung barat sampai ke timur. Perjalanan udara yang ditempuh lebih dari lima jam dari Jakarta terbayar dengan pesona alam yang dimiliki oleh kota Jayapura, ibukota provinsi paling timur di Indonesia. Kota Jayapura yang indah ini terletak di teluk Jayapura. Sebelum Perang Dunia II, Jayapura diduduki oleh Pemerintah Belanda dan diberi nama Hollandia. Nama Hollandia diberikan oleh Kapten Sachse pada tahun 1910. Arti nama Hollandia sendiri adalah suatu tempat atau tanah yang berteluk. Dan memang benar bila dilihat dari atas bukit, lanskap kota ini begitu indah berpadu dengan teluk yang juga menjadi pelabuhan utama kota Jayapura. Sejak jaman Belanda, kota dengan nama asli Numbay ini pernah beberapa kali ganti nama dari Hollandia diubah namanya menjadi Kota Baru, kemudian Soekarnopura dan terakhir Jayapura. Bak senandung alam yang begitu indah, membawa setiap insan terpesona olehnya. Berada di tepian teluk menjadikannya sebagai kota pantai dan pelabuhan. Sedang di belakangnya, terhampar jajaran pegunungan dan bukit-bukit yang tinggi menjulang. Bila dilihat dari ketinggian bak tapal kuda dengan kedua sisinya berada di ketinggian. FOTO : MAKHFUDZ SAPPE
80 LIONMAG OCTOBER 2010
OCTOBER 2010 LIONMAG
81
82 LIONMAG OCTOBER 2010