WINGS JANUARY 2011

Page 1

JAN 2011

The Magazine of Wings Air | January 2011

WINGS MAGAZINE

i

TORAJA Lovely December 2010 CHIOU THAU Tradisi Lama Pernikahan Tionghoa


WINGS MAGAZINE

ii JAN 2011


JAN 2011

GONG XI FA CAI Wishing You A Happy and Prosperous Chinese New Year!

WINGS MAGAZINE

1


[Content ] 6 Special

16 Travel

Ambon

JAN 2011

Chiou Thau

WINGS MAGAZINE

2

12 Travel

Jonker Street REGULAR 4

News

10

Event

15

Tips

24

Leisure

30

Hot Stuff

36

Event

38 42

20

Tangkuban Perahu

22

Jalan Braga

Tips

32

Masangin

Destination

40

Pantai Candidasa-Bali


NEWS

COCKPIT’S NOTE President Director Achmad Hasan Director of Production Capt. Ertata Lananggalih

Pesawat ATR 72-500 berkapasitas 72 penumpang adalah jenis pesawat propeler yang modern dengan baling-baling yang tersusun dari enam blade sehingga terasa lebih halus, nyaman, aman dan tenang. Dilengkapi dengan teknologi yang mutakhir, pesawat ini sangat aman untuk penerbangan jarak pendek, ini menjadi jawaban akan kebutuhan transportasi udara antar pulau di Indonesia. Pesawat ini kami datangkan langsung dari pabriknya di Toulouse, Perancis. Hingga saat ini kami sudah menerima 10 unit ATR 72-500 dari total 30 unit pesanan kami, selebihnya akan dikirim secara bertahap. Dalam kesempatan ini perkenankanlah kami mengucapkan Gong Xi Fa Cai, Selamat Tahun Baru Imlek bagi segenap penumpang yang merayakannya. Tahun baru ini kiranya memberi semangat dan harapan yang baru dalam kehidupan Anda sekalian. Selamat menikmati penerbangan bersama Wings Air.

Achmad Hasan Direktur Utama

Director of Commerce Rudy Lumingkewas Director of Finance Edward Sirait

WINGS

Publisher & Editor in Chief Makhfudz Sappe Editor Ed Zoelverdi | Priyanto Sismadi | Safari A. Husain | Ristiyono Marketing Manager A. Gener Waluku Marketing Ririn Tri Astuti | G. Hardianto | Rusman Madjulekka | Adriansyah | M. Lottong Makkaraka Designer Gerald Manuel Wangsasaputra Marketing Support Farid K. Finance Ade Kristanti Circulation M. Solichin Bali Representative Fernandito Haka | Yurison Suryantara Published by PT. Bentang Media Nusantara

Dapat juga dibaca di

www.issuu.com/lionmagazine

Advertising T. +62 21 9849 4404 F. +62 21 3151 668 Email. edlionmag@gmail.com editorial@lionmag.com

HOTLINE 0821 10 88 22 00

JAN 2011

Moda transportasi udara sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat Indonesia. Dijaman yang serba cepat ini menuntut kita untuk bergerak lebih cepat dan dinamis seiring perkembangan jaman itu sendiri. Wings Air hadir menjadi jembatan udara untuk membuka isolasi daerah atau pulau yang tersebar di Indonesia. Menggunakan pesawat jenis ATR 72-500, pesawat yang termoderen dikelasnya. Waktu tempuh antar pulau menjadi lebih cepat dibanding dengan moda transportasi darat maupun laut. Hal ini menjadi salah satu faktor mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah juga.

Director of Technics Dedi Yunadi

3 WINGS MAGAZINE

Terbang Aman Dengan Pesawat Mutakhir

Director of Operation Capt. Redi Irawan


NEWS

JAN 2011

PENDARATAN PERDANA LION AIR DI TAHUN 2011 MENANDAI DIMULAINYA TAHUN KUNJUNGAN WISATA KOTA BANDA ACEH

WINGS MAGAZINE

4

Tanggal 1 Januari 2011, menjadi pendaratan perdana yang istimewa bagi penumpang dan kru Lion Air di Bandara Sultan Iskandar Muda, Provinsi Aceh. Pada hari itu tepatnya pukul 11.00 wib, penumpang dan kru Lion Air disambut oleh Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Saa’duddin Djamal, Sekda Kota Banda Aceh T. Saifuddin T.A, Pimpinan DPRK Banda Aceh Yudi Kurnia, General Manager Angkasa Pura, beserta Duta Wisata Kota Banda Aceh. Momen pendaratan ini menjadi istimewa karena perwakilan penumpang dan kru Lion Air menerima pengalungan bunga oleh Wakil Walikota Banda Aceh dan General Manager Angkasa Pura. Bersamaan dengan itu, para penari menarikan Tarian Ranub Lampuan sebagai cerminan Peumelia Jamee, yaitu adat masyarakat Aceh yang selalu memuliakan tamunya. Pada kesempatan tersebut juga seluruh kru beserta penumpang pesawat menerima paket cinderamata dari Pemerintah Kota Banda Aceh, yang antara lain berisikan leaflet dan brosur yang

berisi informasi mengenai daya tarik wisata di Kota Banda Aceh. Peristiwa ini menandai kesiapan kota Banda Aceh dalam menerima kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi wisata Aceh yang luar biasa, baik wisata alam, sejarah, seni budaya, wisata kuliner, wisata spiritual, serta wisata jejak tsunami telah menjadi daya tarik tersendiri yang hanya dapat dialami di propinsi paling barat Indonesia ini. Aceh yang indah, aman dan damai menawarkan pengalaman berwisata yang tak terlupakan. It’s time to visit Banda Aceh, feel the harmony, discover the extraordinary.....

Open House Amaris Hotel Bandung AMARIS Hotel merupakan Smart Hotel yang dimiliki oleh jajaran Grup Santika Indonesia Hotels & Resorts. AMARIS hotel diciptakan dengan konsep yang smart, low cost, simple, minimalis, efisien, trendy full colour, dan modern terutama untuk para eksekutif muda yang saat ini banyak bepergian ke luar kota. Konsep Amaris Hotel juga dapat disebut dengan ”Bed & Breakfast” yang menyediakan tempat tidur nyaman dan berkualitas yang biasa disebut ”Amaris Dream” dan makan pagi prasmanan dengan berbagai pilihan menu. Seluruh kamar di Amaris Hotel terlihat lebih ’compact’ dan dilengkapi dengan fasilitas @Xpress, Wi-Fi dan High Speed Internet Access. Amaris Hotel dikenal dengan image sebagai hotel “bersih” dan pelayanan yang berkualitas. Lokasi yang strategis dan dekat pusat bisnis & belanja menjadikan Amaris Hotel pilihan tepat bagi para Profesional yang dinamis. Open House Amaris Bandung ini dilakukan selama sehari penuh pada tanggal 20 Januari 2011 diikuti oleh beberapa peserta dari Media dari Jakarta & Bandung, serta peserta dari White Horse, Santika Indonesia Hotels & Resorts dan Tim Amaris Bandung. Tujuan dari kegiatan Open House Amaris Bandung yang diadakan oleh Santika Indonesia ini adalah untuk lebih memperkenalkan Amaris Hotel dan seluruh fasilitasnya serta lokasi strategis yang dimiliki oleh Amaris Hotel. Sehingga Amaris Hotel akan selalu menjadi pilihan terbaik bagi para profesional dan wisatawan yang hendak bepergian.


GRAND OPENING SOLO PARAGON HOTEL & RESIDENCES

JAN 2011

K

5 WINGS MAGAZINE

emeriahan suasana malam itu begitu terasa di Grand Emerald Ballroom, Solo Paragon Hotel & Residences. Acara yang dikemas apik dan elegan menampilkan berbagai pertunjukan tarian dan nyanyian yang mengambil tema “From Java to Paris� memukau setiap tamu undangan yang hadir. Malam itu ditandai dengan penekanan tombol sirine yang sebelumnya diawali penandatanganan prasasti maka Solo Paragon Hotel & Residences resmi beroperasi. Hotel yang berlokasi di Jalan DR. Soetomo - Solo ini hanya 20 menit dari Bandara Internasional Adi Sumarmo. Hotel ini dikelola oleh Tauzia Hotel Magement. Fasilitas hotel dengan 237 kamar, termasuk 31 suite, lounge dengan live music, International Restaurant & Bar, 4 buah meeting room, dan Ballroom utama dengan kapasitas 1500 orang. Juga ada spa, Fitness Center, Nemo Kid’s Club dan kolam renang dengan gaya resort. Seluruh kamar dilengkapi dengan LCD TV, AC, Mini Bar, fasilitas kopi dan teh, Safe Deposit dan akses internet gratis.


JAN 2011

SPECIAL

WINGS MAGAZINE

6

CHIOU THAU Tradisi Lama Pernikahan Tionghoa. TEKS & FOTO : Arif Fadillah


JAN 2011

7 WINGS MAGAZINE

Chiou Thau (dalam dialek Hokkian Selatan) berarti Merapikan Rambut, adalah upacara ritus pemurnian dan inisiasi melepas masa lajang yang dilakukan sekali seumur hidup.


JAN 2011 WINGS MAGAZINE

8

P

asangan Amy dan Jepri bukan sekadar Cina Benteng, sebutan peranakan Tionghoa Tangerang. Mereka anak jaman pada umumnya. Tak lepas dari arus peradaban yang mangkin “cepat saji”. Mereka juga “makan” bangku sekolahan bahkan kampus. Tapi hari itu, mereka melaksanakan Chiou Thau, tradisi lama pernikahan Tionghoa yang sudah tidak dilakukan peranakan Tionghoa pada umumnya. Chiou Thau (dalam dialek Hokkian Selatan) berarti Merapikan Rambut, adalah upacara ritus pemurnian dan inisiasi melepas masa lajang yang dilakukan sekali seumur hidup. Pakaian suami-isteri pejabat sipil Tionghoa pada masa Dinasti Cheng yang berkuasa di Tiongkok pada tahun 1644-


JAN 2011

“ 9

1911 dikenakan. Amy demikian pula Jepri, menjalankan bermacam prosesi Chiou Thau yang sarat makna. Tengok saja makan 12 mangkok masakan Tionghoa, melambangkan 12 bulan dalam setahun pengantin akan menjalani suka-duka kehidupan. Sekaligus pertanda pengantin akan mengurus sendiri rumah tangganya. Amy dan Jepri dipertemukan usai keduanya melaksanakan upacara Chiou Thau. Mereka sembahyang di meja Sam Kai, meja persembahan kepada Sam Koan Tay Tee, Tiga Pejabat dari Tiga Alam, Langit, Bumi dan Air yang merupakan wakil Thi-kong, Tuhan Yang Maha Esa. Usai upacara, Amy siap meninggalkan rumah mengikuti suami. Yang tertinggal hanya sebingkai foto pernikahannya. Tergantung dirumah kayu yang sudah dihuni oleh empat generasi itu. Rumah asal keluarga Oen Tjong Pin (Kaping), ayah Amy, di Desa Cukang Gali, Tangerang, Banten.

WINGS MAGAZINE

“

12 mangkok masakan Tionghoa, melambangkan 12 bulan dalam setahun pengantin akan menjalani suka-duka kehidupan. Sekaligus pertanda pengantin akan mengurus sendiri rumah tangganya.


JAN 2011

NEWS

WINGS MAGAZINE

10

Peluncuran Buku & Pameran Foto PAPUA INDONESIA

K

alau seorang fotografer meluncurkan buku fotografi yang berisi foto-foto hasil karyanya, itu lazim terdengar. Maksudnya fotografer professional –yang memang itulah profesinya. Tapi bila seorang amatir –meski punya skill dan talenta profesional—menerbitkan buku karya fotonya, rasanya tidak banyak. Tapi itulah yang terjadi dengan Bekto Suprapto. Bahkan ini adalah buku keduanya. Bekto sendiri sehari-hari adalah seorang polisi. Ia kini menjabat Kapolda Papua. Maka 21 Januari lalu, bertempat di Hotel Dharmawangsa, Jl. Brawijaya, Jakarta Selatan, buku berjudul “Papua Indonesia” karya Bekto diluncurkan. Dalam kesempatan itu, fotografer senior Agus Leonardus memberikan sedikit ulasannya tentang foto-foto di dalam buku tersebut dan secara keseluruhan tentang buku tersebut. Menurut Agus, buku karya Bekto yang kedua ini sudah lebih baik dan matang ketimbang yang pertama. Buku karya Bekto yang pertama adalah tentang Sulawesi Utara yang dikerjakan saat Bekto menjabat Kapolda Sulawsi Utara. Agus juga memberi catatan khusus tentang fofo-foto human interest karya Bekto pada buku tersebut, yang menurutnya jauh lebih bagus ketimbang foto panorama atau lansekap Papua. Yang juga perlu dicatat, menurut Agus, buku ini merupakan rekaman

dokumentasi foto yang paling dashyat tentang Papua yang hendaknya jadi pemicu bagi kalangan profesional untuk melanjutkannya. Dalam sambutannya, Bekto mensyukuri bahwa ia bisa melakukan hobi dan aktivitasnya tersebut juga dengan dukungan posisinya sebagai kapolda sehingga bisa menjangkau banyak daerah terpencil di Papua. Tidak banyak yang tahu, bahwa ketika memotret dari udara pun Bekto kerap melakukannya bersama istrinya, yang menemaninya ke pelosok-pelosok Papua. Ia juga menitipkan pesan, berdasarkan fakta, bahwa Papua adalah wilayah yang aman, sekaligus mengundang wisatawan untuk berkunjung ke Papua. Pada acara tersebut juga diserahkan buku tersebut secara simbolis buku setebal 377 halaman dengan bobot hampir 3 kilogram itu untuk perwakilan komunitas kepolisian, asing dan media. Irjen Pol Bekto menyerahkan buku karyanya tersebut untuk Kapolri Jenderal Pol. Timur Pradopo yang hadir pada acara tersebut. Sedangkan Gubernur Papua, Barnabas Suaebu menyerahkannya kepada Duta Besar Austria untuk Indonesia. Adapun Rektor Universitas Cendrawasih menyerahkannya ke pemimpin redaksi TV One. Acara kemudian dilanjutkan dengan melihat-lihat sekitar 76 foto-foto dari buku tersebut yang dipamerkan di ruangan pameran.


WINGS MAGAZINE

11

JAN 2011


JAN 2011

TRAVEL

WINGS MAGAZINE

12

Jonker Street

Sepanjang Jalan - Sepanjang Sejarah TEKS : RISTIYONO FOTO : MAKHFUDZ SAPPE, RISTIYONO

M

elaka, akhir-akhir ini menjadi destinasi wisata yang cukup favorit khususnya bagi para pelancong dari Indonesia. Selain tidak jauh, biaya perjalanan dan akomodasi yang juga cukup murah pelancong dari Indonesia juga tidak akan menemui banyak kesulitan dalam berkomunikasi karena bahasa yang digunakan di Melaka adalah bahasa Melayu yang mirip dengan bahasa kita selain bahasa Inggris. Banyak spot menarik yang dapat kita jumpai saat berkunjung ke sini. Melaka, salah satu bagian wilayah Malaysia ini menyimpan daya tarik sejarah panjang dari masa lalu yang tercermin dari banyaknya bangunan tua bersejarah masih berdiri kokoh hingga sekarang. Itu sebabnya oleh UNESCO ditetapkan sebagai warisan dunia yang harus dilindungi.

Sebelum kita berkeliling lebih jauh menikmati pesona kota ini ada baiknya mengenal sekilas sejarah kota ini. Pada tahun 1511 Portugis pertama kali mendarat di Melaka dengan membawa pasukan sebanyak 1.200 orang. Dengan datangnya pasukan ini maka Melaka langsung resmi menjadi tanah jajahan Portugis. Melaka dijadikan basis Portugis dalam usaha ekspansi sampai ke India bagian Timur. Kemudian tahun 1641 Belanda mengambil alih dan berkuasa hingga tahun 1795. Semasa pendudukan Belanda, hanya satu gedung yang mereka bangun dengan arsitektur khas Belanda yang diberi nama Stadthuys atau Red Building. Belanda lebih memusatkan pembangunan di Batavia yang merupakan pusat kekuatan administrasi dan militer mereka. Lalu tahun 1824 Melaka resmi menjadi koloni Inggris setelah terjadi pertukaran tanah jajahan dengan Bengkulu di Sumatera. Setelah Inggris tidak berkuasa lagi kota ini menjadi


JAN 2011 WINGS MAGAZINE

13

bagian dari Malaysia. Sekelumit sejarah kota ini menjadi sangat menarik saat kita berkeliling dan mendapati gedung-gedung tua yang masih berdiri gagah saksi bisu perjalanan sejarah kota ini. Salah satu tempat yang tidak boleh dilewatkan saat kita tandang ke Melaka adalah kawasan Jonker Street. Apalagi bagi para pemburu barang antik, Jonker Street bisa menjadi surga untuk mendapatkan barang buruan. Jalan ini terletak di Melaka Chinatown yang dikenal sebagai Jonker Walk dan Jalan Hang Jebat. Karena di jalan ini berdiri beberapa bangunan tertua di kota ini yang didirikan pada abad 17 an, maka jalan ini sering disebut Antique Street. Jalan

yang kecil ini terkenal sebagai tempat penjualan barang-barang peninggalan sejarah dari berbagai periode. Barang antik, artefak dan peninggalan sejarah yang berusia lebih 300 tahun bisa ditemui disini diantara berbagai jenis barang kuno yang setiap unitnya punya sejarahnya sendiri. Mulai dari peralatan makan seperti piring, sendok, garpu, mangkuk, berbagai pajangan keramik, jam antik sampai handel pintu atau jendela antik dapat ditemukan disini. Selain pemburu barang antik, para penikmat kuliner pun dapat memanjakan lidah karena disepanjang jalan ini banyak ditemukan restoran dan kafe. Saya berkesempatan menikmati salah satu menu yang terkenal di sini, Chicken Rice Ball. Restoran yang didominasi


JAN 2011

TRAVEL

WINGS MAGAZINE

14

Salah satu tempat yang tidak boleh dilewatkan saat kita tandang ke Melaka adalah kawasan Jonker Street. Apalagi bagi para pemburu barang antik, Jonker Street bisa menjadi surga untuk mendapatkan barang buruan warna merah dan kuning, Famosa Chicken Rice Ball menjadi tujuan menikmati menu satu ini. Cukup unik, karena nasinya dibentuk bulat –bulat kecil seperti bola pingpong bersanding beberapa potong ayam. Nasinya sendiri rasanya lebih mirip nasi hainam, cocok untuk sarapan. Setelah puas berjalan menyusuri eksotisme Jonker Street, tepat sore hari asyik sekali nongkrong di Geographer Cafe. Sebuah cafe yang juga terkenal ini berada tepat di pertigaan antara Jalan Hang Lekir dengan Jonker Street atau juga dikenal dengan nama Jalan Hang Jebat. Kalau di Famosa Restaurant tadi kita menikmati menu masakan oriental, di Geographer Cafe ini lebih ke western food. Sebotol bir dingin terasa menyegarkan sambil beristirahat melemaskan otot kaki setelah berjalan menjelajah sepanjang Jonker Street. Beberapa cafe juga dapat kita temui di sepanjang jalan Hang Lekir. Gemerlap warna-warni lampu cafe mulai menghiasi sepanjang jalan. Suasana “Old meet new� begitu terasa di kawasan ini. Nah, malamnya di tempat ini akan penuh sesak para pedagang yang membuka lapak mereka di sepanjang trotoar dengan berbagai macam barang dagangan. Mulai dari makanan, souvenir, pakaian, mainan anak-anak, peralatan rumah tangga bahkan ada lelaki tua dengan sepeda bututnya menjajakan lotere. Kerumunan para pelancong dari berbagai belahan dunia pastinya tidak melewatkan Jonker Street ini yang sebenarnya sih mirip dengan para pedagang di pasar malam saja. Seperti juga saya, dari pagi hingga malam menghabiskan waktu di jalan yang penuh sejarah ini. Petualangan wisata malam ini saya tutup dengan menikmati makan malam menu Asam Pedas Claypot di Restoran Kota Laksamana yang tidak jauh dari Jonker Street...hmmmm...


TIPS

KIAT HIDUP SEHAT

Makan lebih banyak buah dan sayuran

Olah raga secara teratur

Pola makan yang salah bisa menjadi pemicu badan tidak sehat. Mulailah hindari makanan yang manis-manis, terlalu banyak mengonsumsi garam, juga mulai hindari makanan yang banyak mengandung minyak maupun lemak. Akan lebih baik mulai memperbanyak konsumsi buah dan sayur. Karena sebagaimana kita ketahui buah dan sayur ini kaya akan kandungan vitamin, mineral dan serat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh agar hidup lebih sehat.

Tidak harus di fitness center, yang dibutuhkan adalah meluangkan waktu secara disiplin untuk melakukan olah raga ringan. Bisa dengan jalan sehat, atau joging bersama teman-teman akan lebih menarik. Selain mendapatkan badan yang sehat juga sambil meningkatkan kehidupan sosial kita.

WINGS MAGAZINE

15

Banyak minum air putih Lebih dari 60% bagian tubuh manusia adalah cairan. Air menjadi kebutuhan pokok tubuh untuk proses metabolisme. Jangan hanya saat haus saja baru minum, tapi usahakan minum air putih secara teratur minimal 2 liter per hari. Air membantu proses pencernaan, mencegah kram otot, melarutkan batu ginjal dan masih banyak lagi manfaatnya.

Secara reguler lakukan medical check Tujuan dari periksa medis secara berkala agar kita bisa mengetahui lebih dini bila ada gangguan kesehatan pada tubuh kita. Ini menjadi penting agar kita bisa mengambil tindakan pencegahan sebelum semua menjadi terlambat. Mens sana in corpore sano...

JAN 2011

Hidup sehat tentunya menjadi dambaan setiap orang. Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Siapa sih yang mau sakit? Tentu tidak ada! Karena bila jatuh sakit segala aktifitas bakal terganggu, termasuk juga menghabiskan banyak uang. Banyak orang yang gila kerja sampai lupa waktu bahkan tak menghiraukan kalau tubuh sebenarnya butuh istirahat. Alhasil uang dari jerih payah kerja hanya habis untuk berobat. Juga tidak sedikit orang yang berfikir untuk hidup sehat jaman sekarang tidaklah mudah dan murah. Semestinya tidak begitu, berikut ada beberapa tips agar badan kita tetap fit dan sehat.

Hindari rokok Merokok dan juga mengonsumsi minuman beralkohol dapat menyebabkan gangguan kesehatan tubuh. Rokok bisa menjadi penyebab timbulnya kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan janin pada ibu hamil. Jadi akan lebih sehat bila kita tidak merokok bukan?


JAN 2011

TRAVEL

WINGS MAGAZINE

16

Ambon:

Once again living up to its title of Manise, “Sweet Ambon” TeXT & PHOTOS: PETER MILNE

A rather fearsome statue of local hero Pattimura holding his machete aloft.


early 16th in the form of the proselytizing Portuguese. But although the Portuguese managed to break the control of the sultans, they found the population of the north of the island unreceptive to Christianity and decided to establish their main base further south instead, where Ambon city is today. In their turn the Portuguese were seen off by the arrival of the Dutch intent on capturing the lucrative spice trade, and the Dutch also took control of the Portuguese fortress in Ambon city, renaming it Fort Victoria in 1599 and making it their main base in the region. The Dutch were to dominate the island for the next three and a half centuries until the Second World War, when it became the headquarters of the invading Japanese forces in the region. Consequently, the city attracted heavy bombing from the Americans during the latter stages of the war, destroying much of Ambon’s attractive colonial architecture. The only previous interruption to Dutch control was a small rebellion in 1817, when an uprising led by one Thomas Matulessy overran the Dutch Fort Duurstede on Saparua, one of the Lease islands to the east of Ambon. After killing all of the fort’s defenders, sparing only a six-year old Dutch boy, the uprising was violently suppressed and all the participants executed. However,

Matulessy’s act of saving the life of the boy led him to being named “Pattimura” by the locals, which means “kind-hearted” in the local language. He subsequently went on to become a revered symbol of anti-colonial resistance — he even features on Indonesia’s Rp 1,000 banknote looking not so kind-hearted and carrying a fearsome-looking sword. Despite ridding itself of the Dutch and the Japanese in the 1940s, Ambon then became the focus of a rebellion against the newly independent Indonesian republic under the Soekarno regime in the 1950s, eventually put down by the Indonesian army. Sectarian violence then flared again in the late 1990s as a spillover from the collapse of the Soeharto regime in 1998 and the political instability, together with the rivalry between the army and the police, that this created. Since 2002, Ambon has made a remarkable recovery, and is now a vibrant and thriving small city. This turnaround was celebrated by the unveiling of a World Peace Gong by President Bambang Susilo Yudhoyono in November 2009 in the center of the city at the eastern end of Jl. Sam Ratulangi. Only a few years before this point had been less then 200 metres from the frontline dividing the city in the battle between warring sectarian factions. Ambon city itself lies in a beautiful

17 WINGS MAGAZINE

W

hen I made my first visit to Ambon back in December 2004 while on my way to the fabled spice islands of Banda, the city was not a place in which to loiter for long. The scars of the sectarian violence that had engulfed the small island in 1999 to 2002 were still all too apparent on the 25km drive from the airport to Ambon city on the opposite side of the bay, with numerous places of worship reduced to burnt-out hulks and the provincial university a blackened ruin. Today, returning again to Ambon, the island has thankfully put its recent painful past behind it and there are very few signs of the strife that engulfed it a decade ago. So, this time I have come to visit Ambon itself, comprising as it does of Leihitu to the north and Leitimur to the south, not just as a staging post to travelling on to somewhere else. First, a little about the history of Ambon, which for several centuries was closely linked to the history of the spice trade. Prior to the 16th century, Ambon was largely under the control of the powerful sultans of Ternate from further north. The sultans had brought Islam to the north coast of the island, where they also developed the port of Hitu Lama as an important hub in the export of spices. The European powers first arrived in the

JAN 2011

(left) Namalatu beach on the southern coast of Leitimur. (right) Papeda, the dish that typifies Ambon, is made from sago and eaten with fish cooked in tumeric.


TRAVEL

JAN 2011

(clockwise) The old main entrance to the former Dutch Fort Victoria, now used by the Indonesian army; The World Peace Gong, unveiled by President Yudhoyono in November 2009; Silo church in Ambon, the scene of heavy sectarian fighting a decade ago, now totally restored.

WINGS MAGAZINE

18 setting, between the narrow bay called Teluk Ambon and the hills leading up to Mount Sirimu behind to the southeast. Ambon has a lush and lazy tropical feel to it, with undulating hills and idyllic views across the bay. The main landmark at the center of the city is Fort Victoria, which today is occupied by the Indonesian army and closed to the public. However, if you approach the fort from the seaward side you will see some of the original walls and the old main gate. Across the road on the southern side of a sports field overlooked by the modern governor’s office is the rather ominous statue of Pattimura himself, waving his fearsome sword in the vague direction of the governor’s office. The two main mosques are to the southwest of the city center, Mesjid Raya al-Fatah, and the older more attractive Mesjid Jami, while the main churches, most of which were badly damaged during 1999-2002, have now all been rebuilt. One of my favorite spots in Ambon to enjoy a cold beer and the views across the city and the bay beyond is Panorama

Café on a hill in the northeast suburbs. If you are lucky with the weather you can also see stunning sunsets from here. Of course, the Ambonese love their food and so I made an effort to try some of the local delicacies. In my pursuit of the local speciality called papeda — a strange sago-based goo that looks just like wallpaper glue — I discovered an excellent restaurant called Sari Gurih in Jl. Dana Kopra, just around the corner from the Mutiara Hotel where I stay when I am in Ambon. At Sari Gurih the staff treated me to a traditional Ambonese papeda meal with fish cooked in yellow sauce (ikan kuah kuning), and most importantly showed me how to serve the papeda with special two-pronged chopsticks. There is quite an art to serving papeda as it quickly slides off the chopsticks unless you move fast and know what you are doing (and which plate you are aiming for). Nonetheless, despite its glue-like appearance, papeda is a very tasty dish when mixed with the fish. Although Ambon city is no longer home to many places of historic interest,

one that is well worth visiting is the pristinely maintained Commonwealth war cemetery on the road to Passo. Although the cemetery contains the graves of servicemen of British, Indian and other allied extractions, the majority of the more-than 2,000 graves are of Australian servicemen who perished while in captivity in Ambon in Japanese prisoner-of-war camps. The bonds created between the Australians and the Ambonese during this difficult time live on today in the annual Sail Banda yacht race from Darwin in the Northern Territory to Ambon. Another place of interest is the village in Soya Atas half way up Mount Sirimau. Soya Atas church was totally destroyed in 2002, but has now been restored. Just across the road is a dilapidated monument to St. Francis Xavier, who came to Ambon as the first Jesuit missionary in 1546. The rest of the smaller southern half of Ambon island, Leitimur, is probably best visited on a motorbike, as the distances are relatively short and the roads quiet and picturesque. Some of


renovated, complete with a distinctly non-17th century red roof. The fort is now the abode of resident swifts that perform acrobatic feats as they swoop up and down the wooden stairs in the center of the building. Just a little further on from the fort is Immanuel Church, destroyed in the sectarian violence but now rebuilt, albeit without a congregation to house, as the previous congregation was never invited to return. Another five minutes walk further on is the curious thatched mosque of Wapaue. Originally built in 1414 on the slopes of nearby Gunung Wawane, the mosque was moved to its new location in 1664, supposedly with a little supernatural help. The eastern side of Leihitu is where the main ferry ports serve the Lease islands and Seram, which explains why the roads leading in this direction out of Ambon city are all in very good condition. The main road heads out along the second of Ambon island’s major bays, Teluk Baguala, through the resort of Natsepa. After the port of Tulehu is the village of Waai — not to be missed if you

19 are someone fascinated by eels (bulut). The eels live in a freshwater carp pool that the locals also use for washing clothes…. and sometimes themselves. Supposedly good luck if you see one, huge freshwater moray eels are tempted out of crevices by an old man called Pak Mingus, who feeds the eels whole raw chicken eggs as a reward. Pak Mingus encourages those feeling brave enough to cradle the serpents is their hands….gently, of course. All this goes on while the local housewives do their family washing without the slightest concern. Pak Mingus is very happy to receive a small donation to cover him for his eggs. With a new twice-weekly flight from Ambon to the Banda islands and Lion Air flying direct to Ambon twice a day (plus flights with three other carriers), together with a batch of newly opened hotels for the Sail Banda 2010 yacht race, Ambon is well and truly back in business, and an interesting relaxing stay for a couple of nights at least. It is also the gateway to Seram and the Lease islands to the north and the east.

WINGS MAGAZINE

Ambon’s most attractive coastline is to be found on the southern side of Leitimur. For instance, Namalatu has a nice beach, while further east through coconut groves is a cliff outlook called Pintu Kota that gives impressive views of the coast and the deep blue sea below, while one headland has a cliff archway beneath it. If you continue along the road heading further east it eventually comes to a dead-end in the sleepy fishing village of Seri. In order to explore Leihitu, the northern half of Ambon island, it is necessary to rent a car for the day. Northern Leihitu has quite a different flavour to it than the southern half of the island, and is far less prosperous, relying as it does on small-scale fishing. The road passes through the old stronghold of the Ternate sultans in Hitu Lama, which is now where the morning speedboats to Seram depart from. Heading west along increasingly rough roads and poorer fishing villages, the road arrives at the village of Hila, which is famous for its old Dutch fortress, Benteng Amsterdam. Built in 1649, the fort has now been

JAN 2011

(clockwise) Pak Mingus stroking one of his moray eels for the benefit of onlookers; A natural cliff archway at Pintu Kota on the south coast of Leitimur.; Some of the delicious seafood available at a street vendor’s stall in Ambon city.


JAN 2011

TRAVEL

WINGS MAGAZINE

20

Gunung

Tangkuban Perahu Alunan nada-nada angklung meningkahi bisikan senandung alam diantara saputan kabut dan semilir angin dingin begitu menggetarkan hati. Saat menyaksikan karya Sang Khalik dalam pahatan alam menghasilkan karya seni yang tak tertandingi. Pahatan-pahatan alam terukir dalam karakter alur-alur tebing Kawah Ratu, Tangkuban Perahu. Teks & Foto : Ristiyono


JAN 2011

P

21 WINGS MAGAZINE

uitis ya! Kira-kira begitulah perasaan saya saat di puncak gunung Tangkuban Perahu ini. Sebuah Taman Wisata Alam yang berada di utara kota Bandung ini bisa menjadi alternatif tujuan liburan saat tandang ke Bandung selain factory outlet tentunya. Hanya sekitar satu jam perjalanan dengan mobil ke arah Lembang dengan catatan lalu lintasnya lancar. Terpaan udara sejuk, hijaunya dedaunan pohon pinus yang tinggi serta lembah yang menghampar menemani sepanjang perjalanan menuju pintu gerbang kawasan wisata Tangkuban Perahu. Untuk masuk kawasan ini kita harus membayar tiket Rp. 13.000,- per orang ditambah biaya masuk untuk mobil pribadi Rp. 10.000,-. Lepas membayar tiket, perjalananpun kita lanjutkan menyusuri jalan aspal yang berkelok-kelok dengan kedua sisi jalan ditumbuhi pepohonan rindang menyejukkan mata. Jalan naik turun, lebih sering menanjak sih! Namanya juga menuju puncak gunung ya pasti banyak tanjakan! Setelah beberapa saat tercium aroma khas kawah gunung, apalagi kalau bukan aroma belerang. “Wah, pasti sudah dekat kawah!�, pikir saya. Benar saja setelah melewati beberapa kelokan kita dapati areal luas parkiran tepat dibibir kawah utama, Kawah Ratu. Di kawasan Tangkuban Perahu terdapat tiga kawah yang menarik yaitu Kawah Domas, Kawah Ratu dan Kawah Upas. Kawah yang paling besar dari ketiganya dan paling banyak dikunjungi adalah Kawah Ratu. Pagar kayu berderet sepanjang bibir kawah menjadi pembatas agar pengunjung tidak terjatuh ke dalam kawah. Pagi hari adalah waktu yang tepat berkunjung ke lokasi ini. Seperti saya, jam 8.30 pagi sudah sampai di bibir Kawah Ratu merasakan segarnya udara pegunungan dan hangatnya usapan cahaya mentari pagi. Meski di ketinggian 1830 m di atas permukaan laut, jangan dikira kita akan mendapati puncak gunung yang sepi. Wah, beda dengan Tangkuban Perahu ini. Karena aksesnya yang mudah, bahkan dengan mobil pribadi kita bisa mencapai bibir kawah seperti saat pagi itu banyak sekali pengunjung. Bahkan rombongan wisatawan mancanegara juga terlihat asyik mengabadikannya dalam bidikan kamera. Di sekitar

Kawah Ratu ini banyak terdapat kios sederhana yang menjual berbagai macam souvenir seperti topi kupluk, syal, topi bulu, tas, kerajinan dari kayu, angklung dan berbagai macam pajangan lainnya. Jangan pula takut kita tidak akan kelaparan karena di sini juga banyak terdapat warung yang menyediakan mie rebus, gorengan dan berbagai cemilan dan aneka minuman. Jagung bakar dengan segelas bandrek menjadi teman yang pas sambil menikmati panorama indah di bibir Kawah Ratu ini. Nah, ada satu yang menjadi favorit anak-anak bila berkunjung kesini, menunggang kuda mengitari sebagian kawah ini. Hanya dengan merogoh kocek Rp. 25.000,- saat menunggang kuda akan menjadi kenangan ceria tak terlupakan buah hati kita. Jadi tunggu apa lagi?


Jalan Braga

JAN 2011

Denyut Nadi Tempo Doeloe

WINGS MAGAZINE

22

Teks & Foto : Ristiyono


JAN 2011

B

23

Itu tempo doeloe, sekarang? Braga tetap memiliki daya tarik tersendiri. Berjalan kaki menyusuri jalan ini di pagi hari cukup asyik. Sambil sesekali mengabadikan beberapa spot menarik dalam bidikan kamera, seperti gedung tua dengan detil arsitekturnya, lampu jalan yang unik. Atau sekadar nongkrong cuci mata dipinggir jalan mengamati aktivitas pelancong yang asyik berfoto-ria dengan background gedung tua sambil menikmati sarapan di Restoran Sumber Hidangan atau di Restoran Braga Permai. Para mahasiswa yang duduk ditrotoar sibuk menggambar perspektif, pun mengabadikannya dalam seni fotografi menjadi pemandangan tersendiri yang sering dijumpai di jalan ini. Deretan lukisan dengan berbagai tema berjejer rapih turut mewarnai jalan ini, inilah yang menjadi salah satu ciri khas Jalan Braga . Tidak hanya di jalanan, berbagai lukisan maupun karya seni lainnya juga dapat dijumpai dibeberapa galeri yang ada di sepanjang Jalan Braga. Diantaranya Rumah Ropih dan Jalu Braga siap melayani para pelancong yang ingin mencari berbagai macam cinderamata khas Jawa Barat. Jalan-jalan di Braga saat senja hingga malam juga tak kalah serunya. Kerlap-kerlip lampu jalan menambah romantis setiap insan yang hendak menghabiskan malam. Braga City Walk bisa juga menjadi alternatif jalan-jalan dan cuci mata di kawasan ini. Selain itu karena banyaknya resto dan cafe, bar, billiard kawasan Braga menjadi salah satu pusat hiburan malam di Bandung. Hmmm....tertarik?

WINGS MAGAZINE

irunya langit dengan saputan awan tipis turut menghiasi kanvas alam pagi itu kala langkah demi langkah kaki menyusuri trotoar panjang disisi jalan raya. Langkah-langkah kekaguman akan kejayaan tempo doeloe yang masih eksis dengan gedunggedung tua berdiri gagah seakan menyambut setiap mata nan takjub memandang. Ya, Jalan Braga merupakan salah satu jalan utama di kota Bandung. Nama jalan ini sudah dikenal sejak masa pemerintahan HindiaBelanda yang hingga sekarang dipertahankan menjadi salah satu maskot obyek wisata kota Bandung. Memang kurang afdol rasanya bila tandang ke Bandung tidak mampir ke jalan Braga yang juga sudah kesohor namanya hingga mancanegara ini. Sekilas suasana jalan ini memang tidak begitu berbeda dengan jalan-jalan lainnya di kota Bandung. Namun bila dicermati kita akan menemukan gedung-gedung tua berjajar rapi disisi kanan kiri jalan yang masih mempertahankan ciri arsitektur lama pada masa Hindia Belanda. Deretan gedung ini merupakan kompleks pertokoan yang mengikuti model yang ada di Eropa sesuai dengan perkembangan kota Bandung tahun 1920 – 1940-an. Pada tahun itu Bandung dikenal sebagai kota mode seperti layaknya kota Paris. Pada tahun 1900-an Jalan Braga merupakan jalan kecil yang cukup rawan hingga diberi nama Jalan Culik. Seiring berjalannya waktu Jalan Braga semakin ramai dengan banyaknya usahawan berkebangsaan Belanda mendirikan usaha toko, bar dan tempat hiburan di kawasan ini. Nah, pada tahun 1920-1930-an mulai berdiri toko-toko dan butik pakaian yang mengambil model di kota Paris. Kawasan ini semakin ramai dan masyur dengan dibangunnya gedung Societeit Concordia, Hotel Savoy Homann dan gedung perkantoran lainnya yang berdiri megah di beberapa blok sekitar Jalan Braga ini.


LEISURE

JAN 2011

Business + Entertainment

WINGS MAGAZINE

24

S

aat ini hiburan menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan masyarakat modern, bahkan dalam perkembangannya hiburan hampir tidak dapat dipisahkan dari setiap aktifitas masyarakat pada umumnya. Pun dalam dunia bisnis, hiburan kini juga menjadi salah satu faktor yang dibutuhkan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Carrcadin Business & Entertainment Hotel hadir di kota Bandung. Dengan menggabungkan fasilitas hiburan seperti karaoke, spa, restoran dan fasilitas bisnis terbaik ke dalam satu atap yang terletak di pusat kota Bandung. Perpaduan antara bisnis dan hiburan mampu menjadi daya tarik tersendiri dan keunggulan bagi Carrcadin untuk

menapaki persaingan industri perhotelan di kota Bandung. Hotel dengan 10 lantai di tengah kota ini memiliki kapasitas total 79 kamar yang terdiri dari Deluxe (74 kamar), Suite (4 kamar), dan President Suite (1 kamar). Untuk kepentingan bisnis, hotel ini memiliki meeting room yang luas dan nyaman. Kota Bandung yang dikenal sebagai surga kuliner juga menjadi fasilitas yang ditawarkan oleh Carrcadin. King Dynasty Restaurant menawarkan kelezatan dan orisinalitas chinese food yang diolah oleh chef yang ahli dalam masakan Cina, untuk Anda yang ingin menikmati kuliner Negeri Bambu di kota Bandung. Ada juga Kebon Jati Cafe yang menawarkan sajian yang tak kalah lezat untuk Anda, dapat menjadi pilihan untuk hang-out dan menikmati waktu luang Anda. Pilihan

menu yang dapat Anda nikmati mulai dari Western food, Indonesian food, dan Chinese food. Satu lagi yang ditawarkan oleh hotel ini, yaitu 1906 Wine and Cigar Lounge. Dengan menyajikan wine dan cigar terbaik, dipadukan dengan tempat yang elegan akan menemani Anda untuk melepas penat dan menikmati waktu. Fasilitas hiburan lainnya yang dapat Anda mikmati di hotel ini adalah D’Dragon Karaoke. Interior ruangan yang didesain mewah dan nyaman cocok untuk berkumpul dan bersenang-senang bersama kolega. CARRCADIN Business & Entertainment Hotel Jl. Kebon Jati No. 71-75 Bandung T. 022 424 8000 | F. 022 423 2800 www.carrcadin-hotel.com


Sensasi Oriental Evening di Aston Primera Pasteur

ASTON PRIMERA PASTEUR Hotel & Conference Center Jl. Dr. Djunjunan 96, Pasteur - Bandung - 40162, Indonesia T. 022 - 206 0123 | F. 022 - 206 0124 www.AstonPasteur.com

JAN 2011

D

alam menyambut perayaan Imlek, nikmati eksotika masakan dari berbagai penjuru Asia setiap hari Selasa malam selama bulan Januari dan Februari di The Ambassador Coffee Shop, Aston Primera Pasteur. Mengusung tema “Oriental Evening”, Tim Chef dari Aston Primera Pasteur telah mempersiapkan berbagai macam menu oriental, hanya dengan Rp. 128.000 nett per pax Anda dapat menikmati seluruh hidangan dari appetizer sampai dengan dessert sepuasnya. Untuk appetizer, disajikan berbagai macam menu rotasi dari salad bar. Untuk sajian pembuka yang spesial Anda dapat menikmati Som Tum dan Sushi Moriawashe. Tim Chef dari Aston Primera Pasteur memberi kesempatan bagi anda yang ingin mencoba berkreasi untuk membuat sup sendiri di station Soup Live Cooking. Semua komposisi sup dihidangkan dan Anda bebas memilih pilihan bahan baku sup yang ingin dimasukkan untuk mendapatkan satu porsi sup yang nikmat dan juga sehat. Konon, masakan oriental memang terkenal dengan ramuan-ramuan yang menyehatkan. Pada menu utama, anda dapat menikmati sajian rotasi menu seperti Nasi Goreng Jepang, Beef Sashlik, Angshio Chicken Leg, Tempura/Fritter, Sautéed Kalian with Mushroom Hioko and Fungus. Selain itu pun, anda pun dapat menikmati menu-menu spesial lainnya, seperti Hainan Chicken Rice with Soup serta berbagai jenis olahan mie yang disajikan secara Live Cooking oleh Tim Chef Aston Primera Pasteur.

Tampil Cantik Tanpa Meninggalkan Sejarah

Savoy Homann bisa dibilang sebagai salah satu ikon sejarah kota Bandung. Gaya arsitektur art deco menjadi ciri khas Savoy Homann sekaligus menjadi saksi bisu berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi di Bandung. Dalam hal pemeliharaan dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman, Savoy Homann melakukan renovasi seluruh kamarnya tapi tetap mempertahankan arsitektur bagian depan, karena merupakan salah satu bangunan “heritage” di kota Bandung yang harus dipertahankan. Renovasi terbaru yang dilakukan Savoy Homann adalah pada kamar tipe Executive (41 Kamar), Junior Suite (15 Kamar) dan Homann Suite (3 Kamar). Kamar – kamar tersebut adalah kamar yang terletak di Asia – Afrika Wing (kamar – kamar yang menghadap ke Jalan Asia Afrika) dan Garden Wing (Kamar – kamar yang menghadap ke Garden Restaurant). Perpaduan antara “modern” dan “heritage” tadi mampu menjadi daya tarik sendiri bagi Savoy Homann dan membuat Savoy Homann mampu bertahan di tengah persaingan industri perhotelan yang semakin ketat. Memasuki awal tahun 2011 ini, Hotel Savoy Homann Bidakara mengeluarkan paket menguntungkan untuk para konsumennya, yaitu “Paket Awal Tahun” dengan harga hanya Rp. 455.000++ untuk kamar deluxe. Paket ini berlaku selama kwartal pertama ditahun 2011 ini. SAVOY HOMANN Jl. Asia Afrika No.112 - Bandung - 40261, Indonesia T. 022 - 423 2244 | F. 022 - 420 1366 www.savoyhomann-hotel.com

WINGS MAGAZINE

25


LEISURE

RAGUSA

Double Sensation

JAN 2011

Es Italia yang Melegenda

WINGS MAGAZINE

26

Anda penggila es krim? Sepertinya tidak komplit menyandang julukan penggila es krim jika belum pernah mencoba es krim yang satu ini. Tepatnya di jalan Veteran Jakarta Pusat kita dapat temukan restoran es krim yang sudah berdiri sejak tahun 1932. Begitu masuk ke tempat ini terasa betul nuansa jadoel nya. Meja kursi rotan, hiasan dinding dan foto-foto tua dipajang rapi memenuhi dinding. Belum lagi mesin kasir tua yang bertengger di meja kasir, wah menambah kesan restoran tuanya semakin kuat. Soal es krimnya jangan tanya lagi, jagoan! Homemade, tanpa bahan pengawet, lembut dan segar. Ada banyak pilihan menu es krim di sini seperti Spaghetty Ice Cream, Tutti Frutti, Cazatta Sicilliana, Banana Split dan berbagai macam lainnya yang dapat disajikan per scoop. Spaghetti Ice Cream atau juga dikenal Spaghetti Tata bentuknya unik, es krim rasa vanila yang dibentuk mirip spaghetty terasa lembut dengan taburan kacang, raisin dan saus coklat. Sementara Tutti Frutti dan Cazatta Sicilliana berbentuk potongan segitiga memanjang mirip cake. Nikmat......! Ragusa Es Italia Jl. Veteran I No.11 Jakarta Pusat

Nikmatnya Salmon Bersanding Ubi Ungu Satu lagi citarasa kuliner hadir memperkaya peta wisata kuliner kota Solo. Hadir dalam konsep indoor maupun outdoor, buffet pun juga ala carte The Coral Restaurant siap memuaskan selera Anda. Berbagai menu lokal maupun internasional dapat kita temui di sini. Konsep interior Restaurant ini minimalis modern sehingga menimbulkan kesan luas, nyaman dan modern. Terletak di area lobi Solo Paragon Hotel & Residences berhadapan dengan d’ Breeze Lounge, sebuah lounge yang luas dan nyaman dengan live music yang siap menghibur menemani setiap tamu yang datang. Berbagai menu dapat kita temui disini, seperti pasta, steak, soup buntut, fish & chips, nasi campur, nasi goreng paragon, pizza dan masih banyak lagi. Salmon steak yang begitu lembut di dalam namun renyah di luarnya terasa nikmat dalam baluran saus lemon bersanding dengan ubi manis ungu dan kacang buncis muda menjadi menu makan malam yang tepat. The Coral Restaurant Solo Paragon Hotel & Residences Jl. DR. Soetomo, Solo T. 0271-7655888 F. 0271-7655700

Siapa bilang untuk menikmati kelezatan steak harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar? Ya, pertanyaan itu yang paling tepat untuk menggambarkan tempat makan di kota Bandung ini. Doublesteak, sesuai dengan namanya tempat ini menyediakan berbagai hidangan steak. Mulai dari sirloin steak, tenderloin steak, T-Bone, Lamb chop, chicken steak, grilled fish, dan masih banyak lagi. Yang cukup menarik perhatian adalah ketika Anda melihat daftar harga yang tertera, harga di tempat ini bisa dibilang relatif murah dibandingkan dengan tempat sejenis yang menjual steak. Anda cukup mengeluarkan uang mulai dari Rp. 12.000an untuk dapat menikmati steak di sini. Untuk menyegarkan tenggorokan Anda ada berbagai pilihan minuman, seperti aneka jus buah, yoghurt, milkshake, strawberry float, orange float, funny lime, dan masih banyak lagi dengan harga dibawah Rp. 10.000,-. Maka dari itu tak heran kalau banyak tempat ini selalu ramai dipadati oleh pengunjung. Doublesteak Jl. Jawa No.46 Bandung 022 - 421 4782 Jl. Talagabodas No. 22 Bandung T. 022 - 731 5719


27 WINGS MAGAZINE

K

alau sedang di Toraja, jangan hanya terpesona oleh lansekapnya. Atau segala wujud artefak kebudayaannya seperti upacara-upacara hingga tarian-tarian. Atau ukir-ukiran dan tenunannya yang biasanya jadi souvenir. Sesekali nikmatilah makanannya, yang sebenarnya memang jarang terekspos. Tidak usah jauh-jauh, di Rantepao, ibukota Kabupaten Toraja Utara, kita bisa menikmati salah satunya, yakni pa’piong. Pada dasarnya pa’piong adalah makanan yang dimasukkan ke dalam bambu untuk dibakar. Lazimnya, yang kita temui adalah bahan dari beras atau ketan. Tapi di Toraja, yang dimasukkan ke dalam bambu adalah laukpauknya. Bisa daging ayam kampung atau ikan mas. Bahkan tentu ada babi --maaf. Nah, di dalam ramuannya ada sayuran seperti daun daun miana (Coleus blumei. benth) yang berwarna ungu dan rasanya agak pahit --di Toraja disebutnya bulu nangko. Tidak rumit melihat cara memasak pa’piong. Bahan-bahan racikan dari bawang merah, bawang putih, garam, potongan jahe, dan batang serai dicampur untuk dimasukkan ke dalam bamboo, lalu dibakar. Setelah dibakar, kita bisa menikmati isi bamboo itu kemudian, silakan Biasanya pa’piong dijumpai pada acara special di Toraja. Saat digelar pesta adat misalnya. Tapi Anda tak perlua kuatir mesti menunggu pesta adat. Karena di Rantepao, persisnya di Jl. Emi Saelan bisa kita jumpai beberapa rumah makan dan warung yang ramai dikunjungi untuk menikmati makanan seperti ini.

JAN 2011

Nikmati Pa’piong di Toraja


LEISURE

JAN 2011

GONG XI FA CHAI Sambut Tahun Kelinci Emas 2011

WINGS MAGAZINE

28

Sate Pokea di Kendari Biasalah. Salah satu yang kami cari dalam perjalanan antarkota-antarpropinsi adalah kudapan yang khas. Di Kendari, ada lagi cerita lain. Lazimnya, kerang adalah bagian dari seafood, makanan yang bahan bakunya diambil dari laut. Tapi di ibu kota Sulawesi Tenggara ini, kita bisa menikmati kerang air tawar. Tepatnya di kawasan Pohara, 25 kilometer dari pusat kota Kendari, kita bisa menikmati kerang yang diambil dari sungai air tawar itu. Nama lokal untuk penganan itu disebut Pokea. Pokea disajikan dalam bentuk disate. Satu tusuk bisa berisi lima-enam kerang. Sementara dalam setiap piring terdapat enam tusuk. Harga per porsi Rp 6.000,-. Bumbu yang digunakan adalah sejenis kacang-kacangan. Tidak terlalu pedas, bahkan di lidah saya agak manis. Kami menyantapnya di rumah makan “Sedap Rasa”, Pohara. Pemiliknya mengaku sudah sebagai generasi ketiga yang menjual sate Pokea di situ. Menurut mereka, cukup banyak wisatawan domestik dan asing yang datang ke situ. Sementara warga dari Kendari biasanya datang mampir untuk membungkus Pokea, membawanya untuk piknik ke tempat wisata lainnya. Tapi bagi saya, yang menyenangkan, sebagai teman mengudap Pokea adalah “gogos”. Gogos adalah sejenis lemper yang dibakar. Sebutan di warung itu ternyata sama dengan dengan di daerah Sulawesi Selatan. Namun juga ada versi lain dari gogos yang tidak dibakar di situ, yakni lemper.

HARRIS hotel & conventions Kelapa Gading yang terletak bersebelahan dengan Mal Kelapa Gading ini akan menggelar promosi santap malam prasmanan menjelang Tahun Baru Imlek di HARRIS Café. Menampilkan beragam suguhan menu oriental seperti Braised Hoisin and Bailing Mushrooms Oyster Sauce, Braised Eel in Superior Brown Sauce, Broccolis and Crab Meat Sauce, Fried Prawn Cakwe dan masih banyak lagi, yang diolah khusus oleh Executive Chef Sayuzi beserta tim. Selain menu prasmanan, chef Sayuzi juga akan menghadirkan sejumlah pondokan, diantaranya aneka dim sum hingga Peking Duck. Bagi Anda para pencinta cokelat, silakan mencoba lelehan chocolate fountain, lengkap dengan aneka kue, biskuit, es krim dan buah-buahan. Semuanya dapat Anda temukan pada deretan menu penutup. Sambil bersantap malam, Anda sekeluarga akan dihibur oleh atraksi Barongsai di lobi hotel serta pertunjukan alat musik Cina di HARRIS Cafe. “Warga Tionghoa yang merayakan Imlek umumnya melakukan santap malam bersama keluarga menjelang pergantian tahun. Kami keluarga besar HARRIS akan dengan senang hati turut merayakan momen spesial tersebut bersama para tamu, serta mendoakan kebahagiaan, kesehatan dan sukses bagi mereka dan keluarganya,” ujar Antoine Villette, General Manager HARRIS hotel & conventions Kelapa Gading. “Sang Dino Tionghoa akan hadir pula untuk menyapa dan bermain bersama anak-anak Anda,” tambahnya. Santap malam ditahun baru Imlek tersedia pada 2 Februari 2011 dan dijual seharga Rp 215.000 net per orang. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi 021-4587 8200.


PAPUA INDONESIA - Bekto Suprapto

JAN 2011

T

29 WINGS MAGAZINE

anah Papua. Sepotong surga di Timur Indonesia. Tak ada yang menyaingi. Kekayaan, keindahan, keragaman budaya, menyatu dengan kemilau pesona alam yang menawan. Lebih dari 200 suku dan bahasa yang tersebar dari Raja Ampat di barat hingga Merauke di timur, menyimpan keunikan dan kearifan budaya yang tak tertandingi. Harta yang tak ternilai. Warisan bagi anak cucu yang harus dijaga. Kekayaan dunia berjuluk “Mutiara Hitam” di bumi Nusantara. Menurut hikayat geologi, tumbukan lempeng Australia yang bergerak ke utara dan lempeng Pasifik yang bergerak ke selatan telah mengangkat dasar lautan hingga ketinggian hampir 5.000 meter di permukaan laut. Dari sana muncullah sepotong surga bernama Pulau Papua. Dihiasi untaian puncak gunung yang diselimuti salju abadi, dilengkapi tebing-tebing terjal, lembah-lembah, ngarai-ngarai, danau-danau, sungai-sungai besar dan kecil, hutan belantara, savannah, dan pulau-pulau berpasir putih yang indah mempesona. Banyak di antara keindahan dan kekayaan alam itu sulit didatangi, atau masih terisolasi. Isolasi itu menjadi semacam “benteng” bagi keindahan alam dan keragaman budaya Papua agar tetap alami. Masyarakat Papua yang ramah sangat bangga dan setia menjaga keindahan alam dan keragaman budayanya. Modernisasi dan perkembangan teknologi tidak membuat mereka menanggalkan jati diri dan karakter orang Papua. Sebuah pertahanan budaya yang kokoh dan dijaga dengan bersahaja. Bekto Suprapto adalah Kapolda Papua. Jenderal berbintang dua ini terbilang pencinta fotografi, sehingga di selah kesibukan tugas negaranya, senantiasa menyempatkan diri memotret berbagai hal di lansekap yang menjadi tanggung jawabnya. Sebelumnya, Bekto adalah Kapolda Sulawesi Utara, di mana ia sempat membukukan foto-fotonya semasa bertugas di sana. Buku foto “Papua Indonesia” ini adalah buku keduanya, yang merekam keindahan dan pesona Tanah Papua yang tiada habisnya. Bila ditilik, ada salah satu ciri foto-foto Bekto, yakni sudut elevasinya. Maksudnya, banyak foto yang diambil dari udara. Hal itu memungkinkan karena Bekto memang banyak melakukan perjalanan dengan transportasi udara, mengingat lansekap Papua yang sulit ditempuh melalui jalan darat. Paling tidak, di luar ciri khas dan gaya fotonya, buku foto karya Bekto ini adalah sebuah dokumentasi tentang kekayaan dan pesona Tanah Papua yang sangat berharga --dalam kemasan seni foto.


HOT STUFF

A-BIKE Sepeda Lipat Yang Praktis Sepeda selain menjadi moda transportasi murah juga menyehatkan. Bahkan bersepeda sudah menjadi gaya hidup kebanyakan orang. Sebagian orang berangkat kerja lebih memilih bersepeda ketimbang naik mobil maupun moda transportasi lainnya. Nah, bagi Anda yang gemar bersepeda tentunya mengenal sepeda lipat. Ya, sepeda yang dapat dilipat dalam beberapa bagian dan tinggal membuka lipatannya untuk kemudian bisa dikendarai. A-BIKE, salah satu sepeda lipat dengan model yang sangat unik dan futuristik Dengan model yang sangat unik dan futuristik, praktis bisa dilipat menjadi ukuran kecil, sehingga sangat mudah dan memungkinkan untuk di bawa ke mana saja. Dilengkapi dengan travel bag. Berbahan dasar baja ringan dan di dukung dengan inovasi teknologi terbaru.

JAN 2011

ZaGGmate

WINGS MAGAZINE

30

Casing iPad dengan Keyboard Terintegrasi

B

agi para pengguna iPad tentunya piranti yang satu ini akan sangat berguna. ZAGGmate, adalah cover pelindung bagian depan iPad yang tipis namun keras. ZAGG yang dikenal untuk produk cover film invisibleSHIELD merilis dua versi ZAGGmate.

Pertama, ZAGGmate standar tanpa keyboard dan yang kedua ZAGGmate dengan keyboard

yang terintegrasi. Keduanya terbuat dari aluminium standar pesawat. Hebatnya lagi casing ZAGGmate ini memiliki padding high-density kelas militer untuk perlindungan dari jatuh. Selain itu memiliki engsel inovatif yang dapat diatur hingga sepuluh sudut untuk melihat dan mengetik di kedua modus baik potrait dan landscape. ZAGGmate dengan keyboard yang terintegrasi dilengkapi dengan keyboard Bluetooth tertanam yang menawarkan tombol fungsi khusus untuk mengontrol musik, kontrol volume, pencarian pada iPad.

Samsung WB700 Ultraslim Satu lagi gebrakan baru dari Samsung dengan meluncurkan produk baru kamera digital yang memiliki beberapa kelebihan. Memiliki fitur lensa ultra wide 24mm dari Schneider KREUZNACH untuk menangkap gambar yang luas dan sempurna. Fungsi zoom 24x, terdiri dari 18x optical zoom dan 1.3x smart zoom. Dengan mengandalkan sensor CCD 16 Megapixel, kamera terbaru WB700 ini dapat memberikan gambar yang tajam dengan detail luar biasa. Kamera ini dilengkapi kontrol manual penuh dan mampu merekam video high definition 720p dalam format H.264. Fitur lainnya, Smart Filter 2.0, yaitu filter artistik dalam mode seperti Soft Focus, Half tone dot dan sinema disamping juga ada fitur tradisional seperti sketsa, miniatur dan fish eye yang semuanya menghibur dan profesional hanya dengan sentuhan satu tombol saja.


Asus U36 Superslim Notebook Setebal 19 mm

Axio Swift 2.0 Hardpack Tas punggung keren buat para biker Tas punggung ini selain unik, tampak keren juga memiliki standar keamanan buat barang-barang yang ada di dalamnya dari benturan. Dengan desain yang kokoh, ringan dan ergonomis sangat cocok disandang saat touring maupun berangkat kerja. Dengan beberapa bagian di dalam sangat

JAN 2011

Baru-baru ini Asus meluncurkan notebook model terbaru yaitu Asus U36. Notebook keluaran Asus ini diklaim sebagai notebook tertipis di dunia dengan ketebalan hanya 19 mm saja. Dilengkapi prosesor Intel bervoltase standar dengan desain termal unik yang dikembangkan oleh Asus menjadikan notebook ini tipis. Asus U36 ini tidak seperti sebagian besar notebook ultra tipis di pasar menggunakan CPU tegangan rendah karena manfaat konsumsi pendingin dan daya, U36 Asus menerobos batasan ini dan menawarkan prosesor tegangan standar Intel Core i3 atau Core i5Â untuk performa yang mantap. Ini sangat mungkin berkat teknologi desain dual pipe heat yang dikembangkan Asus sehingga efektif membuang panas dari CPU tanpa menambahkan banyak ruang. Sementara bodi notebook ini terbuat dari ultra-aluminium shell magnesium alloy dengan baterai 4 sel. Bobot U36 ini hanya 1,44 kg.

31

CD, MP3, iPod yang dapat disimpan di saku tas tersendiri yang memiliki akses headphone. Bagian pelindung kerasnya terbuat dari bahan polycarbonat. Dan tentunya bagian lainnya dari tas ini sangat lembut menempel di punggung dengan tali tas yang dapat diatur untuk kenyamanan pemakai. Selain itu tas ini terbuat dari bahan anti air sehingga dapat melindungi barang-barang yang ada di dalamnya. Tas ini juga dilengkapi dengan grapis atau gambar yang dapat memantulkan cahaya sehingga pengendara dapat terlihat saat gelapnya malam.

LG E90 Monitor LED Paling Tipis di dunia Baru-baru ini LG memperkenalkan monitor LED yang diklaim tertipis di dunia untuk saat ini. Monitor LG E90 ini memiliki ketebalan hanya 7,2 mm. Bisa tipis seperti ini karena LG menggunakan inovasi yang disebut EZ-kabel yang menempatkan power supply dan soket yang menghubungkan monitor dengan PC di bagian belakang dudukannya. Kelebihan lain selain berbodi ringan dan ramping, piranti ini juga mengurangi konsumsi energi hingga 40% lebih hemat dibanding monitor konvensional LCD dengan CCFL backlite. Dengan software Image Booster yang diusungnya membuat tampilan buram dari video streaming terlihat bagus di monitor. LG E90Â merupakan pilihan terbaik untuk menonton film laga atau pertandingan olah raga karena memiliki waktu respon hanya 2 milidetik, layar monitor tetap jelas dan terang. Rencananya monitor LG E90 ini akan dipamerkan di CES Innovations Awards 2011.

WINGS MAGAZINE

cocok dan aman untuk membawa laptop,


TRAVEL

Masangin,

Keunikan Berbalut Misteri Teks & Foto: Toto Santiko Budi

JAN 2011

Masangin-lah permainan yang membedakan Alkid ini dengan alun-alun atau taman yang ada di tempat lain.

WINGS MAGAZINE

32


JAN 2011 WINGS MAGAZINE

33

Temaram senja nan romantis di Alun-alun Kidul salah satu spotfavorit anak muda kota.


TRAVEL

S JAN 2011

inar matahari mulai meredup di ufuk barat Yogyakarta. Siang yang terik perlahan berganti sore yang sejuk. Birunya langit menjelma jingga lengkap dengan hiasan gumpalan awan yang berarak. Lampu-lampu kota mulai ‘hidup’ sinar kuning keemasannya membangun suasana hangat dan romantis. Semakin banyaklah manusia yang hadir di Alunalun Selatan suatu akhir pekan itu. Setiap sore (utamanya akhir pekan atau hari libur) tanah lapang luas yang letaknya ada di belakang kompleks Keraton Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat itu memang selalu ramai. Masing-masing datang dengan tujuan masing-masing. Meskipun bukan taman hiburan namun tempat yang dikalangan anak muda Yogya dikenal dengan nama Alkid (alun-alun kidul) ini mempunyai fasilitas-fasilitas yang ‘memanjakan’ pengunjung terutama anak-anak. Mereka bisa menjajal aneka permainan yang ada. O ya, segenap permainan itu tidak disediakan pihak keraton, ataupun pemerintah daerah setempat melainkan oleh orang perorangan. Mereka dengan jeli membaca peluang bisnis. Ada tempat, ada pengunjung maka kemudian tersedialah pejualan dan persewaan aneka permainan seperti odong-odong, becak mini,

WINGS MAGAZINE

34

sepeda mini dan tandem, mobil-mobilan, beraneka permainan ketangkasan, mandi bola, kuda, dan seterusnya. Bisa juga melihat gajah keraton di kandang yang letaknya berseberangan dengan Alkid. Bila anak-anak tertarik dengan semua permainan tadi maka mereka yang lebih besar tertarik untuk bergerombol di depan dua batang pohon beringin tua yang tegak berdiri di tengah Alkid. Beringin itu dikelilingi oleh pagar hingga disebut Ringin Kurung. Mereka datang demi Masangin. Sebagian pengunjung itu telah datang sejak matahari masih bersinar. Mereka dengan sabar menanti gelap tiba untuk mencoba tantangan, sebuah ‘ritual’ unik, masangin (masuk di antara dua beringin) Tujuannya mereka berusaha melewati jalan di antara kedua pohon beringin tadi dengan mata ditutup kain. Jarak antara kedua pohon itu sendiri sekitar 7 meter. Entah sejak kapan dan dari mana munculnya mitos ini, konon barang siapa yang berhasil berjalan melewati kedua beringin itu akan mendapatkan berkah dari Yang Maha Kuasa. Masangin-lah permainan yang membedakan Alkid ini dengan alun-alun atau taman yang ada di tempat lain. Meskipun terlihat mudah tapi kenyataannya tak sedikit yang gagal. Berbagai trik coba dilakukan, seperti melepas


JAN 2011

(hal 34 searah jarum jam) Siluet kontestan Masangin.; Langkah mantap ‘Sang Juara’ Masangin.; Dua beringin dan mereka yang penasaran menaklukkan. (hal 35 searah jarum jam) Disemangati suporter belum tentu juga bisa berhasil; Wedang Ronde, minuman tepat saat bersantai di Alkid; Keliling Alkid dengan andong (kereta kuda) pun menyenangkan.

alas kaki untuk merasakan ada tidaknya rumput (jalan menuju kedua pohon itu tidak ditumbuhi rumput lagi akibat seringnya dilewati). Tapi pada prakteknya tetap saja susah. Mereka, para ‘kontestan’ merasa telah berjalan lurus, namun apa yang terjadi? Mereka justru berputar arah menuju ke tempat semula padahal tinggal beberapa langkah lagi untuk berhasil. Tak ayal penonton pun terbahak tak kuasa menahan geli. Alun-alun kidul berlokasi di belakang kompleks bangunan keraton Yogyakarta. Meskipun derajat dan fungsinya tak setinggi Alun-alun Utara (lor) namun secara spiritual tempat ini berwatak tenang (disimbulkan dengan gajah), karena konon dianggap sebagai tempat palereman (istirahat) para dewa. Tak heran tempat ini banyak dikunjungi orang yang ingin menenangkan hati atau sekedar bercengkrama. Lapangan dengan luas sekira 2,5 hektar ini pun melengkapi diri dengan aneka jajanan mulai dari yang ringan dan sederhana hingga yang kelas berat. Dijamin acara nongkrong makin asyik dan lidah dimanjakan tentunya. Sebut saja minuman hangat nan menyegarkan badan dan dijamin menjauhkan angin ‘jahat’ memasuki tubuh, wedang ronde. Atau ada juga aneka bebakaran mulai dari jagung, pisang, hingga roti bakar berlapis beragam selai. Warung nasi lesehan dengan dilengkapi lauk ikan

atau ayam bakar juga tak ketinggalan menemani malam anda di sini. Bukan berarti saat matahari masih bersinar di alun-alun kidul ini tak ada yang menarik untuk dinikmati. Anda bisa menyewa andong untuk mengelilinginya. Di pagi hari anak-anak dan remaja usia sekolah pun senang memanfaatkan area ini untuk bermain sepak bola. Berhadap-hadapan dengan Alkid ini adalah gedung Sasono Hinggil Dwi Abad, yang pada waktu-waktu tertentu menggelar pertunjukan wayang semalam suntuk. Sejarah panjang mengikuti fungsi kawasan yang terletak di sebelah barat Tamansari ini. Dahulu tempat ini pernah dipakai sebagai tempat latihan baris-berbaris prajurit keraton sehari sebelum pelaksanaan grebeg, tempat pisowanan abdi dalem wedana prajurit beserta anak buahnya di malam bulan puasa, lomba panahan, bahkan adu harimau melawan kerbau. Jadi, kalau anda sedang berkunjung ke Jogjakarta, setelah puas berwisata kota (banyak sekali objek menarik di bekas ibukota RI ini), berwisata belanja di Malioboro, dan berwisata kuliner gudeg Wijilan maupun bakpia Pathok. Maka ketika anda melancong ke Yogyakarta, wajib hukumnya untuk ke Alkid dan ber-Masangin.

WINGS MAGAZINE

35


EVENT

Lovely December 2010 JAN 2011

di Toraja

U

ntuk ketiga kali, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menggelar event “Lovely December” di Tana Toraja. Secara geografis, acara ini tersebar baik di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara, yang mewadahi kultur Toraja. Puncak dari acara ini digelar pada tanggal 27 Desember 2010 lalu dengan sebuah acara yang dipusatkan di Makale, ibukota Kabupaten Tana Toraja. Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo hadir pada acara tersebut, ditemani Wagub Sulawesi Selatan Agus Arif Nu’mang dan Kapolda Sulselbar Irjen Pol. Jhony Wainal Usman. Acara tersebut dimeriahkan dengan berbagai atraksi seni tradisional hingga pentas musik bambu. Sebagai event pariwisata terbesar di Sulawesi Selatan, sebenarnya di seputar Lovely December bertaburan berbagai acara lain yang digelar oleh masyarakat Toraja, dari mulai adu kerbau (pasilaga) hingga upacara penguburan yang kolosal atau dikenal sebagai rambu solo’. Event ini memang sengaja digelar pada akhit tahun, dalam suasana libur Natal dan menjelang Tahun Baru sehingga memungkinkan bagi orang-orang Toraja yang berada di luar Toraja untuk pulang kampung. Dan memang, salah satu yang baru dalam penyelenggaraan tahun ketiga ini adalah acara pertemuan para perantau Toraja –yang selama ini tinggal dan berkarier di luar Toraja. “Lovely December atau Lovely Toraja ini memang kita jadikan ikon pariwisata 
Sulawesi Selatan, sebagai event terbesar. Tapi sebenarnya, kalau kita mau bedah kalender wisata di Sulawesi Selatan dan kaitannya dengan ciri khas kebudayaan di Sulawesi Selatan, kita tidak pernah sepi dan putus dari event. Setiap kabupaten selalu menggelar event kebudayaan minimal sekali dalam setahun,” urai Syuaib Malombassang, Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan. Untuk mengoordinasikan dan meningkatkan kinerja pariwisata itulah, maka bertepatan dengan digelarnya Lovely December, Pemda Sulawesi Selatan pun menyelenggarakan rapat kerja pariwisata seSulawesi Selatan di Toraja 25-26 Desember lalu.

Lovely December atau Lovely Toraja ini memang kita jadikan ikon pariwisata 
Sulsel, sebagai event terbesar.

WINGS MAGAZINE

36


Kenali Budaya Toraja

2

3

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara menggelar lomba dan pameran foto untuk menggalakkan program sadar wisata. Tidak hanya sebatas itu, para peserta yang ikut serta dalam lomba ini dapat mengetahui kekayaan seni dan budaya yang ada di Toraja Utara. Selain itu, melalui lomba foto sadar wisata ini diinformasikan dan disebarluaskan peran masyarakat dalam menggalakkan sadar wisata di destinasi pariwisata, melalui penerapan sapta pesona; meliputi keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramah-tamahan, dan kenangan,” ungkap Yakin Tandirerung sebagai Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Toraja Utara. “Lomba Foto Sadar Wisata 2010 dengan total hadiah Rp 15juta, diikuti 45 peserta dari beberapa daerah di Indonesia yang pernah berkunjung ke Toraja dengan total foto yang masuk ke dewan juri sebanyak 220 lembar,” katanya. Setelah melalui penyeleksian yang ketat dari dewan juri, maka pemenangnya adalah Rahmat Takbir dari Makassar, dengan judul foto Ma’badong di bawah rembulan; juara II Sahrul Manda Tikupadang dengan judul foto Penenun Toraja ,juara III Vidayyub Ahmad dari Makassar dengan judul foto Mappasilaga Tedong, dan juara IV Thaib Chaedar dengan judul foto Puang. Hasil foto yang ikut dalam lomba foto sadar wisata kemudian di pamerkan yang berlangsung dari tanggal 27 hingga tanggal 29 Desember 2010 di Gedung Art Center, Rantepao Toraja Utara.

4

1. Rahmat Takbir (Ma’badong di bawah rembulan) 2. Sahrul Manda Tikupadang (Penenun Toraja) 3. Vidayyub Ahmad (Mappasilaga Tedong) 4. Thaib Chaedar (Puang)

37 WINGS MAGAZINE

1

JAN 2011

Lewat Lomba Foto


TIPS

PEKERJA KERAS VS

PEKERJA CERDAS

JAN 2011

ILUSTRASI : RICHARD ARCHIE FM

Oleh Aswar Hasan

WINGS MAGAZINE

38

A

l Kisah, hiduplah seorang guru sepuh di sebuah padepokan yang jauh dari hiruk pikuk duniawi. Sang guru sangat disegani sebagai maha pendekar yang memiliki ilmu yang tiada tanding. Ketika tiba saatnya ia ingin mengundurkan diri dari rimba persilatan, maka dikumpulkannya sejumlah murid-murid pilihannya. Ia pun bersabda; bahwa akan segera mewariskan dua hal penting kepada muridnya yang terpilih sebagai penerusnya kelak, yaitu padepokan yang selama ini ia rintis dan jurus simpanan pamungkas yang membuatnya dikenal dan disegani di rimba persilatan. Dari sejumlah murid pilihan yang dipersiapkan sebagai penerus, akhirnya mengerucut kepada dua murid unggulan. Keduanya memiliki ilmu seimbang dan mereka memang dikenal sangat menonjol dibanding dengan murid lainnya. Keduanya memang sering menjadi contoh partner tanding yang ideal bagi murid-murid perguruan. Dari beberapa babak pertandingan untuk menentukan siapa diantara mereka yang unggul, selalu menunjukkan hasil seri. Karena tidak ada yang menang dan kalah dari sejumlah

babak pertandingan, maka sang guru akhirnya mengambil alih persoalan dengan meminta mereka berdua datang menghadap di ruang pribadinya tepat pada tengah malam. Ketika keduanya telah menghadap, maka sang guru pun berkata: “ Wahai muridku yang tercinta. Untuk menentukan siapa diantara kalian yang pantas mewarisi ilmu dan memimpin perguruan kita kelak, maka aku akan memberi kalian ujian penentuan akhir. Maka dalam rangka itulah aku panggil kalian malam ini. Kuperintahkan besok pukul tujuh tepat kalian sudah boleh pergi ke hutan mencari ranting pohon dan siapa yang pulang membawa ranting terbanyak sebelum lewat pukul lima sore, maka dialah pemenangnya. Sebelum mereka meninggalkan ruang padepokan, sang guru berpesan dengan berkata: “Wahai muridku, dalam mengumpulkan ranting aku hanya membekali kalian masingmasing dengan sebilah parang. Jika ada yang belum jelas, silahkan tanyakan sekarang”. Karena merasa tugas tersebut cukup mudah dan sudah dimengerti, mereka pun menjawab serentak; “ sudah sangat jelas guru”. “Baik, kalau begitu, segeralah kalian pulang istirahat, besok ujian tugas penentuan menanti kalian”.


Seorang pekerja

Setibanya di kediaman masingmasing, murid pertama langsung ke pembaringan untuk istirahat memulihkan tenaga yang seharian terkuras di arena pertandingan. Ia pun memokuskan diri pada persiapan kerja keras esok untuk hasil yang maksimal. Ia akan memamfaatkan waktu selama sepuluh jam untuk mendapatkan ranting kayu sebanyak-banyaknya. Olehnya itu, ia harus cepat tidur agar dapat bangun lebih awal dan bisa siap tepat waktu berangkat ke hutan pukul tujuh pagi. Maka iapun langsung tertidur lelap. Sementara itu, murid kedua tidak langsung pergi tidur. Hal pertama kali ia lakukan sesampainya di kamar, adalah langsung memeriksa parang pemberian sang guru. Iapun terkejut keheranan, karena parangnya ternyata tumpul dan berkarat. Langsung terlintas dalam pikirannya, bahwa dengan parang seperti itu, pasti akan menyulitkan untuk mendapatkan ranting sebanyak-banyaknya, mengingat waktu yang diberikan begitu terbatas. Ia pun memutar otak mencari akal, hingga akhirnya menemukan dua ide cemerlang. Merasa puas dengan ide temuannya, iapun bersegera ke pembaringan untuk istirahat dengan perasaan berbunga-bunga. Ia optimis, bahwa esok hari pasti dirinyalah pemenangnya. Maka ia pun tertidur pulas. Keesokan harinya, si murid pertama bangun lebih awal dan tepat pukul tujuh ia langsung ke hutan bekerja keras memungut ranting sebanyak-banyaknya. Pukul 12.00 siang, iapun kelelahan dan terpaksa istirahat. Betapa tidak, karena parang tumpul dan berkarat yang ia gunakan itu, telah menguras habis tenaganya. Ia tak pernah berpikir dan tak sempat lagi untuk mengasahnya, karena dipikirannya hanya bagaimana mengumpul ranting sebanyak-banyaknya tanpa pernah berpikir bagaimana cara mengumpulkannya. Ia pun hanya fokus dan terdera batas waktu maksimal kerja sepuluh jam sehingga tidak mau terlambat sedikitpun. Sementara itu, murid kedua baru bangun pukul delapan pagi karena terlambat tidur malam harinya. Tetapi Ia tidak langsung pergi kehutan mencari ranting kayu yang diperintahkan gurunya. Ia justru pergi mengasah parangnya hingga tajam, kemudian pergi mencari tali dan sebatang tongkat pikulan. Itulah dua ide cemerlang yang didapatkannya semalam. Tepat pukul sepuluh ia berangkat ke hutan membabat setiap ranting dan mengumpulkannya hingga terkumpul dua gundukan ranting lalu mengikatnya menjadi dua bagian untuk masing-masing pikulan bagian depan dan belakang. Pukul tiga sore, ia sudah siap pulang dengan dua pikulan besar. Berarti dia hanya membutuhkan waktu lima jam untuk mengumpulkan ranting yang dia butuhkan. Karena masih tersisa waktu dua jam lagi, maka iapun istirahat sejenak dan tidak terburu-buru pulang. Setelah merasa nyaman, iapun pulang tepat pukul empat sore dan tiba di padepokan sebelum pukul lima.

Berbeda halnya dengan murid pertama yang cara kerjanya banyak menguras energi hingga kelelahan dan terpaksa harus istirahat sejenak dari mengumpulkan ranting dengan parangnya yang tumpul dan berkarat. Seusai istirahat, iapun masih harus melanjutkan kerja mengumpul ranting kayu sesuai target batas maksimal. Dan sesudahnya, iapun terpaksa keliling ke sana kemari mencari bahan tali pengikat ranting kayu yang berhasil ia kumpulkan. Gundukan ranting yang berhasil ia ikat tersebut, lalu ia panggul pulang. Melihat tata cara murid pertama mengumpul dan membawa ranting kayu pulang, dapat disimpulkan bahwa hal itu jelas jauh lebih terbatas serta tidak efektif dan efisien jika dibanding dengan tata cara murid kedua. Murid pertama hanya mampu membawa satu ikat ranting dengan memanggulnya, sementara murid kedua sanggup membawa dua gundukan ikat ranting dengan cara memikulnya. Itu pun dilakukan dengan hanya menggunakan separuh waktu ( lima jam) dari sepuluh jam yang disediakan. Maka dengan demikian, kompetisi penentuan akhir dimenangkan dengan sangat elegan oleh murid kedua. Walaupun murid pertama sudah berusaha maksimal dengan kerja keras, ia belum bisa mengalahkan murid kedua yang telah dengan sukses bekerja secara efektif dan efisien karena memakai cara cerdas mencapai tujuan. Dengan demikian, untuk sukses merebut sebuah prestasi atau memenangkan sebuah kompetisi, dibutuhkan kerja cerdas dan tidak cukup hanya dengan kerja keras. Seorang pekerja cerdas tidak akan pernah terdikte oleh jenis pekerjaan, tetapi dialah yang mendikte jenis pekerjaan yang sedang dihadapinya, sehingga tidak merasa terbebani oleh pekerjaan dan disaat sedang melakoni pekerjaan, ia senantiasa enjoi dengan hasil optimal yang dilakukannya secara efektif dan efisien. Salah satu cara bekerja cerdas dalam menyelesaikan pekerjaan, adalah dengan menemukan daya pengungkit guna mengakali beban kerja yang sedang ia hadapi. Contoh perbandingan jenis daya pengungkit dalam bekerja, adalah bagaimana seorang montir mobil mengangkat mobil yang sedang ia perbaiki dengan tidak menggunakan banyak tenaga manusia tetapi cukup dengan menggunakan alat dongkrak. Dengan alat dongkrak ia bisa mengangkat beban berat seorang diri tanpa perlu dibantu dengan banyak orang. Dongkrak sebagai daya pengungkit adalah contoh praktis dalam bekerja cerdas, sebagaimana sang murid kedua menemukan daya pengungkit berupa tali, tongkat pemikul dan batu pengasah tajam parang yang ia gunakan dalam bekerja. Nah‌ sudahkah anda menemukan daya pengungkit dalam bekerja? Jika sudah, berarti anda sudah tergolong cerdas dalam bekerja. Selamat bekerja dengan cerdas.

cerdas tidak akan

pernah terdikte oleh jenis pekerjaan,

tetapi dialah yang mendikte jenis

pekerjaan yang

JAN 2011

sedang dihadapinya

WINGS MAGAZINE

39


JAN 2011

TRAVEL

WINGS MAGAZINE

40

PANTAI CANDIDASA

Seharian di Tepi Kolam TEKS: GEGEN | FOTO: YUSUF AHMAD


41 WINGS MAGAZINE

A

pa sih tujuan kita ke Bali? Mencari eksotika pantai yang hingar-bingar? Wah, kalau begitu destinasi yang cocok adalah menyusuri hirukpikuk Kuta-Seminyak-Legian. Tapi kalau kita ingin tenang menikmati pantai indah yang hening, Bali punya banyak alternatif. Salah satunya kawasan-kawasan di timur Pulau Dewata itu. Publik kerap menyebutnya sebagai “Bali Timur”. Nah, di Bali Timur, ada sebuah kawasan yang bernama Candidasa. Pantai tentunya. Letak persisnya di Teluk Amuk, menghadap langsung ke Selat Lombok. Teluk Amuk dikenal sebagai salah satu diving site di Bali. Dari pantai Candidasa, kita bisa melihat pulau-pulau kecil di sekitar teluk seperti Pulau Gili Tepekong, Gili Biaha dan Gili Mimpang. Kondisi pantai Candidasa sendiri boleh dibilang mirip pantai Kuta, berpasir putih. Hanya, di sini lebih tenang, dan bagi saya –maaf—lebih bersih dan segar udaranya. Ya, kehidupan di Candidasa memang tenang. Meski sebagai sebuah resor wisata, tentu berbagai hotel, resort, fasilitas akomodasi, resto-kafe, souvenir shop hingga spa tentu sudah dapat kita temui di kanankiri jalan. Bagi saya pribadi, hal yang menyenangkan adalah duduk di kolam teratai di tepi jalan. Jangan heran saya bisa menghabiskan waktu seharian di sini menatap bunga dan daun teratai yang seperti merajahi wajah bening kolam yang memantulkan langit biru dan siraman matahari. Ya, di Candidasa memang kita temui profil wisatawan yang berbeda. Wisatawan di sini, terutama wisatawan asing, kebanyakan yang dewasa atau paruh baya. Mereka menikmati udara pantai pagi dan petang, memotret,

JAN 2011

Bila bosan dengan hingar-bingar Bali Selatan, kawasan Candi Dasa adalah tawaran berbeda untuk menyegarkan kembali pengunjungnya.

menyelam, berolahraga, spa dana kegiatan rileks lainnya. Mereka menyerap energi alam untuk meremajakan kembali dirinya. Dari Denpasar, pantai Candidasa berjarak 90 km di arah utara timur laut. Tidak sulit mencapainya, karena kita melewati jalan bypass Ida Bagus Mantra yang terbilang agak lengang. Cukup satu setengah jam untuk mencapainya dengan menyetir mobil sendiri. Dalam perjalanan menuju Candi Dasa kita bisa menemui beberapa objek wisata seperti desa wisata Tenganan dan Goa Lawah. Candidasa sendiri kita dapati setelah pertigaan Lembar di sebelah kanan. Lembar adalah pelabuhan laut untuk menyeberang ke Pulau Lombok. Bila diteruskan, jalanan yang membelah kawasan Candidasa akan menuju kota Amlapura, Istana Air Tirtha Gangga, bahkan pura terbesar di Bali, Pura Besakih.


DESTINATION

Crunchy And Yummy At Oenpao Memenuhi permintaan masyarakat Bali akan Chinese foods telah hadir Oenpao cabang ke-22 di Sunset Road Bali. Sebagai resto dengan konsep open dan modern kitchen diharapkan kepercayaan pengunjung tidak diragukan lagi, serta pelayanan yang ramah dari waiters dan waitress menjadi nilai tambah resto ini. Resto yang menempati lahan cukup luas terbagi menjadi dua area,

indoor dan outdoor, juga tersedia area pool yang lebih

JAN 2011

ditujukan ke pengunjung yang ingin lebih bersantai.

WINGS MAGAZINE

42

Luxury And Quiet Resort With Beautiful Landscape

S

uasana alam sangat terasa saat anda berada di COMO Shambhala Estate yang terletak tidak begitu jauh dari pusat keramaian Ubud. Konsep resort yang lebih ditujukan kepada Anda yang ingin mencari suasana baru sebagai tempat peristirahatan, penuh dengan ketenangan serta keramahtamahan stafnya memberi nilai lebih resort ini. Selain itu resort mewah dan tenang ini menempati area yang begitu indah dengan kontur tanah berbukit tampak dominasi hijau pepohonan dan rumput tertata dengan rapi. Kehebatan dari arsitektur resort ini saat anda berada di area lobby berukuran sedang dan terbuka tidak tampak satupun bangunan villa, seolah seluruh bangunan tersembunyi. Tipe villa resort ini terbagi menjadi; Residences, Retreat Villas dan Private Villas. Untuk tipe residences terbagi menjadi lima element; Bayugita, Tirta Ening, Tejasuara, Wanakasa dan Umabona serta dimasing-masing element ini memiliki empat suites. Sedangkan untuk retreat villas tersedia lima unit villa dan private villas tersedia empat unit villa. COMO Shambhala Estate Banjar Begawan Desa Melinggih Kelod Payangan Gianyar – Bali 80571 T : +62-361-978888 www.comoshambhala.bz

Menu-menu yang ditawarkan sangat bervariasi dari menu ringan seperti dimsum, lumpia, mini pao dan pangsit. Sedangkan untuk menu utama tersedia aneka bubur, nasi Hainan, noodle, curry noodle, veggie dan BBQ. Menu ringan yang direkomen tentu saja Mini Pao dengan rasa Smoked Beef & Cheese, Smoked Chicken Mayo dan Chicken Charsiu serta aneka dimsum seperti Siomay Udang, Siomay Ayam, Hakau, Crab Dumpling dan Ceker Ayam. Untuk menu utama direkomen seperti Nasi Hainan Bebek Panggang dan Ayam Panggang layak anda coba. OENPAO Bali Sunset Road 108 Kuta – Bali 80361 T : +62-899-3121113


WINGS MAGAZINE

43

JAN 2011


DESTINATION Kayumanis Spa Secret

JAN 2011

Pilihan yang sangat tepat merekomendasikan Kayumanis Ubud Private Villa & Spa kepada anda yang akan berbulan madu sebagai tujuan utama, mengingat resort ini hanya khusus untuk orang dewasa. Kayumanis Spa salah satu fasilitas resort ini hampir seluruh menu treatment-nya ditujukan kepada couple. Area spa terletak di bagian bawah resort dengan menyeberangi sungai serta desain ruang treatment terbuka dan tenang selayaknya anda coba. Variasi menu treatment yang ditawarkan tentu saja memberi anda berbagai pilihan, juga tersedia Kayumanis Signature Packages dan Spa Secret. Khusus Kayumanis Ubud menawarkan signature packages ‘Sensory Surrender’ selama enam jam yang terdiri dari; tracking, yoga, stone massage, body scrub, body wrap, bath ritual dan facial atau foot massage. Tentu saja memberi anda pengalaman yang berkesan ketika anda menjalani treatment ini bersama pasangan anda. Sedangkan untuk Spa Secret tentu saja tidak kalah menarik dengan menawarkan menu Natural Harmony selama empat setengah jam yang terdiri dari; spa garden tour, product preparation and demonstration, massage lesson, footbath, relaxing massage, natural facial, bath ritual & refreshing shower dan diakhiri dengan light meal dari menu healthy food. Kayumanis Spa Kayumanis Ubud Private Villa & Spa Jl. Raya Sayan PO Box 777 Ubud Gianyar – Bali 80571 T : +62-361-972777 www.kayumanis.com

WINGS MAGAZINE

44

Adventure Rafting at Ayung River

A

nda hobi dengan olahraga extreme atau anda tipe orang yang suka menerima tantangan? Saatnya anda mencoba penawaran dari Bali Adventure Tours sebagai salah satu operator rafting di Bali yang akan segera meresmikan ‘starting point’ baru di desa Payangan dan ‘finishing point’ baru di desa Kedewatan, secara resmi akan beroperasi di awal tahun 2011. Proyek besar dari Bali Adventure Tours dapat anda lihat dari akses menuju ke starting point dan saat di finishing point. Mengingat rafting termasuk dalam salah satu olahraga extreme tentu saja faktor keselamatan sangat diutamakan. Memenuhi persyaratan keselamatan Bali Adventure Tours tidak main-main dalam pengadaan perlengkapan yang seluruhnya baru dan di-import dari New Zealand seperti rafts, helmet dan life jackets serta didukung oleh instruktur berpengalaman dijamin anda mendapatkan sensasi yang tak terlupakan. Menempuh rute lebih kurang sepanjang 12 kilometer dengan variasi pemandangan sepanjang rute selayaknya anda mencoba tantangan ini. Bali Adventure Tours Jl. Bypass Ngurah Rai, Pesanggaran, Denpasar – Bali 80034 T : +62-361-721480 www.baliadventuretours.com

The Healthy Food Of Spa Cuisine Tren pola hidup sehat sangat dianjurkan saat ini, mengingat faktor alam yang mengalami perubahan sangat berdampak dalam kehidupan anda. Terinspirasi akan tren pola hidup sehat River Café yang merupakan salah satu fasilitas dari Maya Ubud Resort & Spa Bali berusaha memenuhi akan kebutuhan pola makan yang sehat. Resto yang terletak di area spa dan main pool ini memiliki nilai lebih selain menunya yang sehat juga pemandangan dan suara air mengalir dari sungai Petanu memberi ketenangan. Selain ketenangan juga udara segar seolah menyapa anda saat berkunjung di resto yang keseluruhannya area terbuka. Warna kayu sangat dominan mengingat letaknya yang sekelilingnya masih hijau dan alami memberi anda kenyamanan untuk menikmati variasi menu yang ditawarkan oleh resto ini. Kesegaran bahan makanan sangat diperhatikan oleh Chef resto ini dengan mengutamakan menu makanan sehat. Layak anda coba ketika berkunjung ke resto ini The Signature of River Cafe; Hot Stone Cooking – Deep Sea Tuna Steak with Lemon Pepper…Bon Appetite!!! River Cafe Maya Ubud Jalan Gunuung Sari Peliatan PO Box 1001 Ubud Gianyar – Bali 80571 T : +62-361-977888 www.mayaubud.com


WINGS MAGAZINE

45

JAN 2011


WINGS MAGAZINE JAN 2011

ROUTE MAP

46


WINGS MAGAZINE

47

JAN 2011


Selamat Datang... Apa yang harus anda ketahui

JAN 2011

Tentang keamanan, kenyamanan dan keselamatan Anda didalam pesawat

WINGS MAGAZINE

48

PONSEL Semua ponsel dan peralatan elektronik yang menggunakan pemancaran radio tidak diperbolehkan selama berada didalam pesawat, hal ini sangat mengganggu sistem navigasi dan komunikasi dengan menara pengawas setempat. PERALATAN ELEKTRONIK Untuk penggunaan Laptop dan PDA boleh dipergunakan setelah fasten seatbelt “OFF” dengan menggunakan flight mode. Setelah fasten seatbelt “ON” untuk persiapan mendarat maka penumpang harus mematikan pengguna laptop dan PDA tersebut. BARANG -BARANG BERBAHAYA LAINNYA Barang- barang yang mudah terbakar (seperti korek api), meledak (petasan), material yang mengandung magnet, baterai, tabung gas, tidak diperbolehkan untuk dibawa. MEROKOK Peraturan Pemerintah melarang kegiatan merokok selama dalam penerbangan, Terdapat detektor asap disemua toilet dan akan dikenai sanksi bagi yang melanggar peraturan. PERJALANAN DENGAN ANAK-ANAK Wings Air tidak menyediakan makanan bayi untuk rute domestik dan popok tidak disediakan dipesawat. Wings Air hanya menyediakan air panas untuk susu bayi.

BAGASI Barang atau benda tajam harus di pak dalam bagasi dan tidak diperkenankan untuk dibawa kedalam bagasi kabin. Bawalah benda berharga dalam tas yang anda bawa sendiri. Perhatikan berat bagasi anda. • Bagasi untuk Rute Domestik Kelas Ekonomi : 25 kg Kelas Bisnis : 40 kg

UTAMAKAN KESELAMATAN • Sabuk pengaman harus selalu terpasang sewaktu take-off dan landing. Dianjurkan untuk selalu memasang seat belt selama penerbangan. •

Barang bawaan harus diletakan di atas kepala atau dibawah kursi di depan anda.

Silakan membaca kartu instruksi keselamatan yang terdapat di dalam kantung kursi. Di kartu tersebut anda bisa mengetahui pintu darurat dan letak jaket pelampung.

Perhatikan baik-baik demo keselamatan dan instruksi yang diberikan oleh cabin crew.


WINGS MAGAZINE

49

JAN 2011


WINGS MAGAZINE

50 JAN 2011


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.