Longlife Magazine 9th Edition

Page 1

INDEPENDENT LIFESTYLE MAGAZINE

EDITION

IX

COVER ART BY: @_dswr


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

Managing Director Fadhil Umar

Wr i t e r s & E d i t o r Fakhri Hardianto Fadhil Umar

Art Director& GraphicDesign Mr. Fat Twentyfour

P h o t o g r a p hy Every illustration and photo in here taken from Press release, Google, Pinterest, & Instagram, Also from interviewees, so sorry if not tag or credit the owner on every picture.

Publisher Longlife Magazine

1


LONGL I F E # I X

“ Perlawanan dalam Musik ”

AK//47 Gelar Konser 20 Tahun “ Mengingat Yang Belum Tercatat ”

Johnny Good Boy “ Benih-Benih Generasi Baru Musik di Semarang ”

Musisi Playlist Queen dan Sombongnya kita A man behind the scene “Sebuah obrolan dengan Afri Semarang On Fire ”

MCPR “ Sekarang Saatnya ”

Land Of Leisure Synchronize Fest “ Memanusiakan Alam Mengalamikan Manusia ”

Perjalanan Awal Industri Musik Indonesia Resensi Album Spotlight

LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

Get up Stand up

2


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019


Sebenarnya, apakah ada musik yang mampu menciptakan perubahan sosial? Atau jangan-jangan musisi menciptakan protest song hanya ingin terlihat intelektual?

Sesungguhnya tidak ada apa yang dinamakan sebagai lagu protest song atau kalau memaknai Guruh Soekarno Putra dalam video yang diunggah oleh sound form the corner tidak boleh memakai bahasa asing, Sesungguhnya tidak ada apa yang dinamakan sebagai lagu protes sosial. Tentang ini, Bob Dylan, musisi yang bisa dikatakan sebagai bengawan dalam urusan ini, mengatakan beberapa saat sebelum menyanyikan “Blown' in the Wind” untuk pertama kalinya, “This here ain't a protest song”. Rekan seangakatan Dylan, Joan Baez, yang paling kita kenal karena menyanyikan lagulagu tentang perjuangan persamaan hak-hak sipil serta anti Perang Vietnam juga mengatakan bahwa, “I hate protest songs, but some songs do make themselves clear”

LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

GET UP STAND UP: Perlawanan dalam Musik

“get up stand up, stand up for your right! get up, stand up, don't give up the fight!”

4




“get up stand up, stand up for your right! get up, stand up, don't give up the fight!”

Demikian sebuah penggalan lirik dari salah satu lagu tersebut. Lagu yang dirilis pada tahun 1973 dan menjadi lagu terlaris di album Burnin'. Versi semua orang yang mengimani Bob Marley sebagai “Nabi”, lagu ini sering dibawakan oleh Marley di tengah-tengah masyarakat kelas bawah Jamaika. Lagu ini merupakan representasi perlawanan masyarakat kulit hitam terhadap segeregasi dan diskriminasi rasial. Selain itu, lagu ini juga mengambarkan karakter Marley yang menganut ajaran Rastafarian. Penindasan memang marak terjadi pada mereka, bahkan aturan Jim Crow di amerika serikat berkumandang pada tahun 1876 yang tujuannya adalah membatasi orang-orang kulit hitam untuk menikmati fasilitas publik. Fasilitas yang diberikan oleh mereka lebih jelek dibandingkan dengan orang-orang kulit putih. Lebih tragisnya, mereka dipinggirkan dari kehidupan modern. Kembali ke persoalan protest song, aliran musik yang diusung oleh Marley dalam lagu ini membuat cita rasa 'Seruan terhadap gerakan” menjadi kian nikmat,santai, dan tidak ada gejolak yang tinggi dalam sebuah gerakan. Marley menggambarkan masyarakat kulit hitam yang tertindas dalam lagu ini dalam liriknya; “I know you don't know, what life is really worth. ”Mereka benar-benar tidak tahu bagaimana harus hidup dengan layak. Mereka dibawa dari Afrika menuju Amerika dan dijadikan budak bagi orang-orang kulit putih. Mereka dijadikan barang dagangan, dijadikan sebagai media pertunjukan layaknya binatang sirkus. Jika berontak terhadap majikannya, mereka seketika dianggap kriminal dan pantas untuk dibunuh.

7


Satu hal yang harus kita sepakati, bahwa dari lagu ini saja banyak sesuatu edukasi yang kita ambil –khususnya musik sebagai gerakan sosial. Belum lagi, kita mengkaitkan lagu ini kepada lagu berikutnya yang juga diciptakan oleh Bob Marley –Redemption Song- pada tahun 1980 yang mungkin saja diulas untuk artikel berikutnya. Untuk selanjutnya, apakah Get Up Stand Up, Redemption Song, dan lagu lain yang diciptkan Bob Marley untuk menuntut kesetaraan berhasil atau tidak, kita harus kembalikan lagi terhadap bagaimana perlawanan yang sesungguhnya terjadi. Menurut saya, musik ini menjadi pengikat, atau di ibaratkan bensin yang mampu membakar semangat perjuangan dalam suatu gerakan sosial. Pahlawan – pahlawan Indonesia, seperti Merah Bercerita, Efek Rumah kaca juga tidak pernah berhenti menyuarakan kegelisahan mereka terhadap penegakan HAM entah itu berupa lagu atau aksi langsung mereka turun kejalan misalnya. Tapi setidaknya, lagu-lagu yang mereka ciptakan menjadi notif bagi para Penguasa.

LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

Tapi apa yang lebih indah dari itu, bahwa Marley membantah anggapan bahwa “janganjangan musisi menulis protest song karna ingin dilihat pintar atau bahkan ini hanya ada kepentingan belaka”. Marley bukan lagi musisi kelas teri, ia berhasil menagkap semua permasalahan yang ada di sekitar, bahkan dirinya sendiri dan dikemas menjadi sebuah lagu atau sajak yang bisa saja meng-gugah bagi pendengar. Sampai mungkin pendengar berkata, “anjir, gue banget nih lagu”.

8


Mungkin hal ini yang saya selalu tanamkan bagi diri saya, bahwa musik tidak hanya sekedar media hiburan namun juga menjadi bagian komunikasi yang pastinya terdapat pesan didalamnya, terserah pesan apa saja, cinta, politik, kesetaraan gender, atau bahkan kampanye. Saya sepakat dengan beberapa anggapan dari Tauq Rahman sebagai pengamat musik yang luar biasa, bahwa musik tidak hadir di ruang kosong. Musik secara intrinsik tidak ada yang baik dan buruk, hanya subjek yang bisa Mungkin halmakna. ini yang saya selalu tanamkan bagi memberi makna Musik, sebagaimana diribudaya saya, bahwa musik tidak hanya produk lain, menjadi cermin darisekedar media hiburan namun juga menjadi bagian masyarakat yang melingkupinya. Dan musik komunikasi terdapat bisa menjadi alat yang protespastinya sosial atau agen pesan didalamnya, pesanpendengarnya apa saja, cinta, perubahan hanya terserah ketika subjek politik, kesetaraan atau bahkan memberinya makna dangender, menginginkannya kampanye. menjadi musik protes sosial. Referensi Saya :sepakat dengan beberapa anggapan dari 1.Jude Wanniski, “Tim Russett Interview with yang Tauq Rahman sebagai pengamat musik Farrakhan, NBC – Meet the Press” luar biasa, bahwa musik tidak hadir di ruang (www.polyconomics.com/memos/mm-970416/ kosong. Musik secara intrinsik tidak ada yang, diakses November – 2018, 1997). baik 18 dan– buruk, hanya subjek yang bisa 2.Lokasi tidak makna ditemukan: Mencari Rock and memberi makna. Musik, sebagaimana Rollproduk sampaibudaya 15.000 Kilometer lain, menjadi cermin dari masyarakat yang melingkupinya. Dan musik bisa menjadi alat protes sosial atau agen perubahan hanya ketika subjek pendengarnya memberinya makna dan menginginkannya menjadi musik protes sosial.

9


I shot the sheriff, but I did not shoot the deputy LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

I shot the sheriff, but I did not shoot the deputy

10


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

11


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

12


Benih - Benih Generasi Musik baru di Semarang



LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

15


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

16 14


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

17


MUSISI

PLAYLIST 18


sombongnya kita LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

19

Queen dan


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019 ( Is this the real life? Is this just fantasy?Caught in a landslide, No escape from reality )

20


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

21


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

22


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

A Man Behind The Scene

Afri Semarang On Fire

23


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

24


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

25


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

26


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

27


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

MCPR

28


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

29


LAND OF LEISURES

LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

30


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

31

PERJALANAN MUSIK INDONESIA


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

32


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

33


Synchronize Fest “Memanusiakan Alam, dan Mengalamikan Manusia LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

34


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

35

RESENSI ALBUM


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

RESENSI ALBUM

36


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

37


LONGLIFE | GENERA(L)TION , EDISI IX OKTOBER 2019

Rich Brian - Dat $tick Man, I don't give a fuck about a mothafuckin' po I'ma pull up with that stick and hit yo' motherfuckin' do' Man, I don't give a fuck about a mothafuckin' po I'ma pull up with that stick and hit yo' motherfuckin' do'

38



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.