Kekeliruan Penugasan
Kreativitas dan Inovasi Hanya Omong Kosong Oleh: Lutfi Fauziah (11.11.4994)
Oleh: Untung Prasetyo (11.12.5943)
Jika dibandingkan dengan Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM) 2012, Panitia Lembaga tak terlalu banyak campur tangan pada penyelenggaraan PPM 2013. Sayangnya, Panitia Mahasiswa pada PPM 2013 tidak kreatif memanfaatkan peluang emas tersebut. Tahun lalu, kebijakan Panita Lembaga dianggap terlalu mengekang ide dan kreativitas Panitia Mahasiswa. Perumusan konsep PPM ditangani oleh Panitia Lembaga. Hal ini menyebabkan kesan bahwa Lembaga meragukan kredibilitas mahasiswa sebagai panitia. Sedangkan di tahun ini, Panitia Lembaga lebih menyerahkan perumusan konsep PPM kepada Panitia Mahasiswa. Tujuannya agar Panitia Mahasiswa dapat menuangkan ide dan kreativitasnya. Kenyataannya, PPM 2013 bisa dibilang sama monotonnya dengan PPM 2012. Padahal, dengan keleluasaan lebih yang diberikan oleh Lembaga, seharusnya Panitia Mahasiswa bisa membuat konsep PPM yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bukannya unjuk kreativitas sesuai tema yang digembor-gemborkan pada PPM kali ini, panitia justru berjalan sendiri-sendiri. Kenyataan di lapangan, tak semua anggota panitia paham betul dengan konsep acara. Panitia Mahasiswa justru gagal mengkoordinir dan mengkreatifkan dirinya sendiri. Sepertinya, kreativitas dan inovasi hanyalah omong kosong.
“Be Kreatif , Be Inovatif”, sorakan peserta Pengalian Potensi Mahasiswa (PPM) 2013 STMIK Amikom Yogyakarta. PPM merupakan ospek ala Amikom. Sorakan peserta sebagai penyemangat mahasiswa baru (maba) pada acara yang bertema “The Creanovity in Technopreneur”. Budaya penugasan saat PPM hal yang klise. Tidak memberikan efek yang berkelanjutan kedepannya. PPM seperti ajang hura-hura peserta maupun lembaga. Peserta harus merogo kocek dalam-dalam buat memenuhi tugas. Namun ada tugas yang tak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak yaitu membuat blog berserta artikel berupa idea kreatif dan inofatif. Maksud baik apa yang di inginkan panitia? Sedangkan terdapat pelangaran hak cipta dalam konten yang di posting ribuan peserta PPM 2013. Adakah penindakan tegas atau hanya sekedar dinilai. Memang soal kreatifitas dan inofatif itu datang dari kesadaran masing-masing. Menjadi individu-individu mahasiswa baru (maba) seorang yang lebih peka dengan mengenal dirinya. Lalu bagaimana dengan kegiatan PPM ini yang menghabiskan dana mahasiswa, dengan dua ribuan peserta? Padahal ospek tak pernah disinggung sama sekali dalam Peraturan dan Perundangan Kependidikan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No.30/1990 tentang Pendidikan Perguruan Tinggi tak satu kali pun memuat kata ospek mahasiswa baru. Harusnya acara PPM lebih variatif, tetapi kegiatannya menjurus pada pengenalan studi hingga aktivitas sosial, olah raga dan alam terbuka serta rekreasi dan kesenian.
#2 Khusus
PPM
“Be Creative, Be Inovative, Yes!” Pekikan pemandu acara yang diikuti seluruh peserta pada Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM) 2013 memang sesuai dengan tema yang diusung pada PPM kali ini. Diangkatnya tema “The Creanovity in Technopreneur ” tentu bukan tanpa alasan. Pihak penyelenggara mengharapkan kreativitas dan inovasi dalam diri mahasiswa dapat tergali. Berbeda dengan tahun lalu, Pada PPM 2013 Panitia Lembaga memberikan keleluasaan lebih bagi Panitia Mahasiswa untuk merumuskan konsep acara. Lantas, bagaimana pelaksanaan PPM 2013? Sudahkah sekreatif dan se-inovatif seperti yang dipekikkan pemandu acara ? Atau masih sama monotonnya dengan PPM tahun-tahun sebelumnya? Sepertinya, kredibilitas Panitia Mahasiswa patut dipertanyakan. Salam Pers Mahasiswa!
Inspeksi peserta Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM) 2013 (4/9). Journal|Urfa
KARIKATUR
Penggalian Potensi Mahasiswa: Panitia Harus Lebih Kreatif
17-22 Keredaksian DITERBITKAN OLEH: LPM Journal STMIK Amikom Yogyakarta. PELINDUNG: Drs. M. Idris Purwanto, M.M. PEMBINA: Jaeni, S. Kom. PIMPINAN UMUM: Untung Prasetyo. SEKRETARIS: Merti Dina Nisa. BENDAHARA: Handayani Ekaningtyas. PIMPINAN REDAKSI: Lutfi Fauziah. PIMPINAN PRODUKSI: Tutur Larasati. REDAKTUR PELAKSANA: Lutfi Fauziah, Merti Dina Nisa. REDAKTUR: Tutur Larasati. REPORTER: Annisa Fathonatunnisa’, Andik Saputra, Handayani Ekaningtyas, Ali Fatur Rohmah, Andik Saputra, Ayu Nathania, Tommy Saputra, Ginanjar Adi P, Annisa Fauziyyah. FOTOGRAFER: Govinda Al A, M. Urfa N. LAYOUTER: Ndaru Kurniawan.
Be Creative Oleh: Untung Prasetyo (11.12.5943)
ALAMAT REDAKSI: Gedung BSC Ruang VI.3.9, STMIK Amikom Yogyakarta Jl. Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. EMAIL : redaksilpmjournal@gmail.com. WEBSITE : www.lpmjournal.com.
Edisi
Sie Keamanan Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM) STMIK Amikom Yogyakarta 2013 tengah memeriksa kelengkapan barang bawaan peserta (4/9). Journal|Ilham
The Creanovity in Technopreneur merupakan tema dan konsep Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM) 2013. Konsep ini disusun oleh panitia yang terdiri dari civitas akademik seperti pihak lembaga dan pihak mahasiswa.
5 September 2013 www.lpmjournal.com
Lembaga Pers Mahasiswa Journal
Penyusunan konsep telah dilakukan beberapa bulan sebelum PPM terselenggara. “Panitia dari lembaga dan mahasiswa turut andil dalam penyusunan konsep,” Ujar Jaeni, Ketua Umum PPM pihak lembaga 2013. Ia juga menambahkan bahwa persentase dalam penyusunan konsep antara panitia lembaga dan mahasiswa 50:50. Namun, berbeda dengan Faisal Amri Fatra selaku Ketua Umum PPM pihak mahasiswa yang mengatakan, penyusunan konsep lebih banyak disusun oleh panitia mahasiswa daripada lembaga. Tujuan ditentukannya tema untuk acara PPM tahun ini agar meningkatakan kreativitas mahasiswa dalam berbisnis yang berbasis teknologi. Menurut ketua Sie Acara, Yusron Prayoga, tujuan dari tema PPM ini yaitu kreatif dan inovatif serta memiliki nilai jual. “Technopreuner, karena kita berada dalam lingkungan teknologi dan informasi serta kental dengan aroma enterpreuner, sesuai dengan slogan kampus kita yaitu “Unggul Dalam Trend Teknologi dan Informasi”,” jelasnya. Isu yang beredar dikalangan mahasiswa STMIK Amikom Yogyakarta seputar pembuatan blog oleh mahasiswa baru (maba) yang bertujuan untuk menaikan rating Amikom langsung ditepis oleh Ketua Umum PPM. “Dibuatnya blog ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas, bukan ingin meningkatkan rating dengan mencantumkan tautan ke web Amikom di blog mereka,” jelasnya. Dari 300-500 blog yang telah diterima dan diperiksa, ada beberapa blog yang dibuat maba dengan baik dan tidak berisi tautan ke web Amikom. Dalam penggarapan blog juga tidak diharuskan untuk mencantumkan tautan ke web Amikom. Dari 2.100 peserta PPM, masih banyak yang tidak
mengumpulkan blog. Tidak ada sanksi berat yang diterapkan oleh panitia. Hanya saja, kerugian dari maba sendiri jika tidak membuat blog karena saat mata kuliah lingkungan bisnis, akan diperintahkan untuk membuat blog kembali. Dengan demikian, mahasiswa yang membuat blog saat PPM ini lebih awal mengetahui cara pembuatan blog jika dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak membuat blog dan diakhir acara PPM (5/9) akan diumumkan blog terbaik dalam PPM Award 2013 sebagai apresiasi kepada maba. Bentuk kontrol yang dilakukan Steering Committee (SC) terhadap panitia pelaksana ialah dengan konsep Tut Wuri Handayani, dari belakang memberi dorongan. Melihat kinerja mahasiswa yang lebih baik setiap tahunnya, pihak lembaga memberikan kebebasan untuk lebih aktif dan kreatif. “Kami mengontrol kinerja panitia melalui laporan-laporan dari panitia pelaksana,” tutur Sudarmawan selaku SC pihak lembaga. Berdasarkan rundown PPM 2013, Octa Putra Cahyadi (09.11.2839) selaku Ketua PPM 2012 tidak menemukan perbedaan yang signifikan dengan PPM 2012. Ia menilai, panitia mahasiswa PPM 2013 kurang kreatif. “Seharusnya panitia PPM dapat mengemas acara dengan sedemikian rupa, sehingga peserta tidak merasa bosan.” Kurangnya koordinasi antarpanitia merupakan hal yang paling disoroti oleh Otong –panggilan akrab Octa. “Yang terpenting untuk meningkatkan kualitas konsep PPM adalah ide kreatif dari kepanitiaan dan kekompakan panitia.” pungkasnya. Laras|Ayu|Alif|Anis|Tommy
Barang yang diamankan
Ralat: Pada rubrik Opini buletin D’Journal edisi PPM #1 oleh Febrijatmiko yang sebelumnya tertulis lpmjournal.com diganti dengan www.lpmjournal.com/opini/persiapan-potensimahasiswa
Tiga kantong plastik berisi barangbarang yang disita dari peserta PPM 2013 diamankan oleh panitia Keamanan. “Barang yang disita berisi dompet, uang, kunci motor, gadget, emas, makanan dan minuman selain yang disebutkan saat briefing.” ucap Oby Rohyadi selaku panitia Sie Keamanan (4/9). Barang yang disita akan dipisahkan dalam kardus sesuai kelompok. Kardus tersebut akan didistribusikan sesuai titik pelepasan untuk kemudian dikembalikan kepada peserta PPM 2013 setelah acara selesai. Fatho Dilarang Mengantuk ! Seorang peserta PPM menutup kepalanya dengan jas almamater ditengah acara pengenalan STMIK Amikom pukul 08.00 (4/9). M. Farisul Khilmi (13.11.6847), dia mengantuk karena semalaman mempersiapkan atribut dan barang bawaan untuk PPM hari pertama. Diakuinya persiapan untuk hari ini kurang matang, terkendala pemadaman listrik dan pemberitahuan yang
mendadak dari panitia. Serikat Rejeki (11.12.6150) salah satu tim keamanan yang berjaga dibelakang barisan peserta PPM mengatakan jika peserta kepergok tertidur saat acara berlangsung tindakan pertama yang dilakukan adalah menegur. “Jika menegur tidak cukup, kami akan lakukan eksekusi langsung,” pungkasnya. Tyas Peserta yang Sakit Masih Mungkin Bertambah Hari pertama PPM menyibukkan para tim Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Sebelum pukul tujuh tercatat 12 orang yang dirawat di pos utama P3K. Kemudian menjelang pukul 10.30 peserta yang dirawat bertambah hingga 20 orang. Tidak menutup kemungkinan peserta yang dirawat akan bertambah. Rata-rata keluhan mereka adalah maag, muntah-muntah sampai pingsan. Pada PPM tahun ini 35 orang tergabung dalam tim P3K yang dibagi menjadi 16 pos. Untuk area dalam kampus ada 6 pos, sedangkan di luar kampus ada 10 pos yang di tempatkan di tepi jalan menuju kampus. Andik Akibat Co-card jadi Terlambat Panitia sudah mengumumkan ketentuan perlengkapan Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM) 2013 saat briefing Selasa (3/9) lalu. Namun masih ada saja peserta PPM yang keliru dalam pembuatannya. Nurul Putri W.D (13.12.7394) dan Desy Novianti (13.11.7203), peserta keliru dalam pembuatan co-card. Mereka terpaksa membenahi dahulu co-cardnya pada seorang penjual atribut yang kebetulan masih berjualan di sekitar kampus
SUARA MABA
Inspeksi Oleh: M. Urfa N dan Govinda Al A Pada hari pertama PPM 2013 pemeriksaan perlengkapan peserta PPM yang dilakukan oleh tim panitia keamanan dari pukul 05.00 WIB. Inspeksi dilakukan agar barang bawaan yang ditentukan panitia dibawa oleh peserta dikegiatan PPM yang bertempat di lapangan basket dan sekitarnya.
Ada yang Tak Sempurna di Sekolah Syarif – Probolinggo Panitia PPM tidak kompak. Menurut saya diadakannya PPM ini untuk membangun mental, tapi jangan sampai keterlaluan dan tidak perlu sampai ada hukuman fisik. Apalagi sampai disuruh “push-up.” Fahmi– Tuban Seharusnya tugas yang diberikan bisa lebih diringankan. Karena menggangu jam istirahat malam. Ditambah lagi dengan kewajiban jam kedatangan jam 5 pagi, semakin memberatkan sampai-sampai tidak sempat sarapan. Alfidawati – Riau Tadi berangkatnya terburu-buru, begitu sampai di kampus juga takut kena marah sama panitianya. Kalau dari jalannya acara banyak ceramahnya, jadi bikin suntuk banyak juga maba yang jadi pada ngantuk. Dhevy– Jepara Kalau aku sih ngikutin ospek yang ada dengan enjoy jangan terlalu dibawa serius. Sejauh ini masih menyenangkan, nggak begitu keras. Soalnya ada sosialisasi juga dari pihak kampus untuk pengenalan lingkungan kampus dan pengenalan dosen-dosennya.
Judul buku : Tak Sempurna Jumlah halaman : 246 halaman Pengarang : Fahd Djibran, Bondan Prakoso & Fade2Black Penerbit : Kurniaesa Publishing “Aku ingin mendapatkan pendidikan, tapi aku benci sekolah.” Kalimat ini berkali-kali muncul dalam buku ini. Kalimat yang tak bosan-bosannya dipikirkan Rama Aditya Putra. Rama adalah figur seorang pelajar biasa. Banyak hal-hal menarik yang ia temukan selama berada di Sekolah Menengah Atas (SMA). Di bab-bab awal si penulis, Fahd Djibran menggambarkan kebobrokan sistem sekolah saat ini. Ditulis dengan bahasa yang berani dan terbuka. Pembaca mungkin akan mengamini pikiran penulis atau menolaknya mentahmentah karena gambaran yang terkesan berlebihan. Pembaca akan diajak membuka mata dan melihat sistem pendidikan formal dengan sudut pandang yang berbeda. Cerita yang disuguhkan buku ini tergolong kompleks. Masalah yang dihadapi tokoh dan terkesan hidup dan nyata. Hingga cara berpikir tokoh yang masih belum matang dan terbilang plin-plan. Penulis bersama awak Bondan & Fade2Black lainnya juga membubuhkan lirik-lirik lagu yang menginspirasi dibuatnya buku ini. Ndaru