Journalizine #1 Oktober 2017

Page 1

Journalizine

Edisi 1 | X | 2017 | lpmjournal

LITERASI (Liputan - Teknologi – Eksis - Resensi - Ambigu - Sastra - Info)


Editorial

Liputan Bergambar

Salam Persma!

Adi

Dalam rangka menyambut ulang tahun Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Journal pada bulan ini dan ulang tahun Universitas Amikom pada 11 Oktober 2017 nanti, LPM Journal mempersembahkan produk baru yang kami beri nama “Journalizine”. Journalizine merupakan versi mini indie dari buletin dwi mingguan LPM Journal yang biasa teman-teman temui di tempat penyebarannya dan dengan ukuran yang lebih kecil untuk mempermudah dimasukkan pada saku menggantikan ponsel. Journalizine mengusung tagar LITERASI, merupakan kependekan dari beberapa rubrik yang terdapat pada zine ini, antara lain liputan, teknologi, eksis, resensi, ambigu, sastra, dan rubrik info. Melalui tagar LITERASI, diharapkan masyarakat Universitas Amikom Yogyakarta, lebih-lebih masyarakat Indonesia untuk meningkatkatkan literasi. Selamat menikmati Journalizine pertama LPM Journal Universitas Amikom Yogyakarta.

“... menulis adalah bekerja untuk keabadian.” --Pramoedya Ananta Toer

Journalizine #1 Tim Produksi Bayu U., Adi A., Yuliana A., Ayu L.R., Anis K.M., Bambang P., Tetra G.R., Erma S., Khansa N.A., Eko M.S. Alamat Redaksi Gedung BSC Ruang VI.3.9. //Universitas Amikom Yogyakarta E-Mail lpmjournal@gmail.com Jejaring Online facebook: LPM Journal Universitas Amikom Yogyakarta | twitter: @lpmjournal | instagram: @lpmjournal

Journalizine #1 | Oktober 2017 1

Journalizine #1 | Oktober 2017 2


Teknologi

Resensi

Kecerdasan Buatan Membuat Google Pixel 2 Tak Tertandingi

Tentang Buku

Google melakukan pendekatan yang berbeda dalam perlombaan ponsel pintar terbarunya, bukan dengan iming-iming spesi ikasi gahar apalagi setingkat dewa, namun perusahaan raksasa Google menggembargemborkan bagaimana Software dan Arti icial Intelligence (AI) yang dipasangkan pada ponsel pintar tersebut dapat membantu pekerjaan anda lebih baik dan lebih banyak.

Judul

: The Magic Library

Penulis

: Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup

Tetapi dengan harga jualnya yang tentunya tidak sedikit, yakni 649 US Dollar dengan layar 5 inci dan prosesor Snapdragon 835 membuat anda harus berpikir ulang untuk membelinya. Apalagi dengan kapasitas penyimpanan yang hanya 64 GB serta layar tampilan OLED yang bakal anda temui di ponsel-ponsel pintar lainnya dengan harga bersaing yang bahkan dengan spesi ikasi yang lebih mampuni dengan range harga tersebut.

Tebal Buku : 282 Halaman

Penerbit

Tahun Terbit: 2006

Lalu dimana sih letak menariknya ponsel pintar besutan Google ini?

: Mizan

Smart Assistant Dengan itur Active Edge membuat anda lebih mudah untuk mengakses Google Asisten, yakni hanya The Magic Library merupakan Novel iksi yang berlatar tempat di Norwegia dengan meremas sisi ponsel pintar ini. Fitur ini sangat responsif dan sangat memudahkan anda untuk dengan cepat mengaksesnya, selain dengan cara meremas sisi ponsel, anda juga dapat menggunakan perintah suara seperti yang karangan penulis Josten Gaarder dan Klaus Hagerap, Novel ini bercerita tentang dua saudara telah anda ketahui sebelumnya. Active Edge sendiri tidak perlu menunggu anda untuk membuka kunci ponsel untuk dapat sepupu bernama Berit dan Nils, mereka tinggal di kota yang berbeda, untuk saling berhubungan menjalankannya berkat itur always on display pada ponsel pintar ini. Selain menampilkan waktu, tanggal, dan noti ikasi pada saat locksreen, Asisten pada Pixel 2 juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi musik di sekitar mereka berkirim surat lewat buku-surat, suatu hari mereka bertemu dengan perempuan tua anda. Mirip seperti Shazam, tetapi tanpa harus repot-repot membuka aplikasi tersebut untuk mendapatkan info lagu, yang aneh. Perempuan itu bernama Bibi Bokken, ia adalah seorang bibliografer terkemuka yang memutarnya di Youtube, ataupun menambahkan lagu ke Library pemutar musik anda. Selain Active Edge, ada lagi itur yang tak kalah canggih yang ditanamkan pada ponsel ini, yakni Google misterius dan mengincar buku-surat itu bersama komplotannya. tampaknya bibi bokken dan Lens. Pixel 2 sendiri merupakan ponsel pertama yang menggunakan itur Google Lens pada aplikasi Foto dan Kamera komplotannya menjalankan sebuah rencana rahasia yang berhubungan dengan perpustakaan pada ponsel ini. Keunggulannya yakni dapat mengetahui informasi yang terdapat pada gambar yang anda ambil serta ajaib dan konspirasi buku dunia. Bak detektif handal Berit dan Nils melakukan penelusuran dapat menampilkan ulasan pada gambar poster ilm ataupun buku pada gambar tersebut. Selain menampilkan informasi dan ulasan pada gambar yang telah diambil dengan aplikasi kamera, untuk mengungkap misteri tersebut. Google Lens juga dapat secara mudah mengenali suatu informasi pada gambar dan merubahnya menjadi sesuatu Buku ini juga berisi cerita misteri, perburuan harta karun, pertualangan ala lima yang dapat ditindaklanjuti, misalnya nomor telepon pada gambar, URL situs web, ataupun alamat sebuah jalan.

Tetapi Bagaimana Dengan Kameranya Sendiri Yang Hanya Memiliki Satu Kamera?

sekawan, Astrid Lindgren, Ibsen, Klasi ikasi Desimal Dewey, Winnie The Pooh, Anne Frank, Kisah

Pixel 2 memiliki resolusi kamera 12 megapiksel dengan Aperture f /1.8 dengan mekanisme autofocus baru untuk meminimalkan blur dan stabilisasi video untuk meminimalkan goyangan pada video. Saat mengambil gambar, Pixel Cinta, Korespondensi, Teori Sastra, Teori Fiksi, Teori Menulis, Puisi, Sejarah Buku, Drama Film 2 akan mengambil banyak gambar dengan cepat kemudian gambar tersebut disejajarkan dan dikombinasikan untuk Perpustakaan, Penerbitan, dan Humor Konspirasi. mendapatkan warna dan kecerahan yang maksimal tanpa lag.

Kelebihan novel ini terletak pada cara mengukapkan rasa cinta Josten Gaarden dan Hal tersebut nampaknya yang membuat DxOMark (Perusahaan Pengelola Mutu Gambar) memberikan Pixel 2 rating tertinggi dari yang pernah ada dan membuat Pixel 2 menjadi ponsel pintar dengan Klaus Hagerap kepada buku membuat kita juga mersakan sungguh menakjubkannya sebuah kualitas kamera berkelas tinggi. Jadi kekurangan pada sektor jumlah kamera pada Pixel 2 (yang kini rata-rata ponsel terbaru mengusung dual kamera) tidak berpengaruh banyak pada gambar yang dihasilkan oleh ponsel dari buku. google ini. Jadi bagaimana? Dengan harga tersebut apakah akan mengurungkan niat anda membeli ponsel terbaru dari Google ini? dB

Kekuranganya penuh dengan misteri oleh karena itu alur cerita sangat sulit ditebak. Yuliana

https://www.tomsguide.com/us/pixel-2-hands-on,news-25939.html

Journalizine #1 | Oktober 2017 3

Journalizine #1 | Oktober 2017 4


Eksis

Eksis

Khusus Expo, rubrik Eksis kali ini akan menyuguhkan perkembangan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Journal dari waktu ke waktu. Selamat menikmati!

Saat Peluncurah Majalah LPM Journal di tahun 2013. Pada tanggal 28 Oktober 1998 di Universitas Amikom Yogyakarta berdiri suatu organisasi bernama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Global.com yang menjadi cikal bakal berdirinya UKM Jurnalistik pada tahun 2003. Pada tanggal 2 April 2009 berganti nama menjadi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Journal.

Buletin edisi Penggalian Potenti Mahasiswa (PPM)

Produk baru LPM Journal yang diberi nama Journalizine

Journalizine #1 | Oktober 2017 5

Buletin D’Journal Reguler LPM Journal

Kami menunggu anda di EXPO P

LPM Journal bertempat di ruang VI.3.9, gedung Business Student Center, Universitas Amikom Yogyakarta, Jalan Ring Road Utara, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta.

“Jangan hanya bicara, tunjukkan dengan karya”

er

ahasisw a sM

Lembaga

Photofolio merupakan produk dari LPM Journal Amikom, yang di kelola oleh Sub Divisi Fotogra i LPM Journal bebapa waktu lalu.

JOURNAL

Journalizine #1 | Oktober 2017 6


Ambigu

Sastra

Mahasiswa Kutu Buku Vs Mahasiswa Garis Keras

LABIRIN UNGU

Jika membicarakan mahasiswa, tugas merupakan hal yang tak bisa dipisahkan dalam diri mahasiswa. Tugas sepertinya sudah melekat dalam darah daging seorang mahasiswa, tak jarang ada mahasiswa yang lebih memilih tugas daripada malam mingguan dengan gebetan atau pacar (jika ada). Walaupun dalam pengerjaannya sendiri, mahasiswa lebih cenderung untuk mengamalkan tombol “c” dan “v” pada keyboard. Alasan pertama e isiensi tentu saja, walaupun ada unsur-unsur kemalasan walau sebiji zahrah, apalagi mahasiswa semester tua yang mengulang.

Tapi jangan salah, dari tugas-tugas tersebut akan membuat mahasiswa mendapat nilai bagus, dan goal-nya adalah Indeks Prestasi (IP) setinggi-tingginya bagi yang konsisten mengamalkannya. Dari sana otomatis akan membuat bangga papa-mama dan para tetangga sekitar melalui broadcast papa-mama. Dan memunculkan slogan “katakan tidak pada selain tugas”. Kabar baiknya, rutinitas mahasiswa hanya berkutat seputar kuliah-tugas-buat tugaskuliah, begitu seterusnya. Kata trennya yakni “kutu buku”, indah, bukan? Tentu dong. Itu merupakan garis lurus dari seorang mahasiswa, ada lagi mahasiswa yang menganut garis keras / radikal, yakni mahasiswa yang membelot dari garis kebenaran. Mahasiswa yang lebih mementingkan berorganisasi ketimbang menjadi kutu buku sejati dan membanggakan papamama. Mahasiswa semacam ini biasanya senang berada di gedung pusat mahasiswa, dan cenderung memilih untuk menomorduakan kuliah. Pada akhirnya IP mahasiswa garis keras cenderung tidak tinggi-tinggi amat, jika ada yang tinggi harus diragukan ke-radikal-annya, bisa jadi jiwa-jiwa militan pada pikiran dan tindakan mahasiswa tersebut sudah mulai mengikis, atau bahkan hilang oleh pergaulan dengan mahasiswa kutu buku maupun dokrin semasa perkuliahan. Gejalanya biasanya terlihat saat sedang atau akan diadakannya kegiatan berorganisasi, alasan utamanya yakni tugas, dan tidak jarang beralasan kerja kelompok untuk mengerjakan tugas. Dan yang paling kocak adalah tanpa adanya alasan karena sedang mengerjakan tugas. Memang, barangkali tugas merupakan antitesis mahasiswa garis keras. Padahal sehari itu dua puluh empat jam dan seminggu adalah tujuh hari. Hmmm…. Berkaca dari masa perekrutan tahun lalu yang hampir gagal, membuat para mahasiswa garis keras harus ekstra dalam memutar otak demi merekrut pejuang-pejuang yang militan melalui doktrin-doktrin hebat mereka. Segala macam cara harus dikerahkan oleh mahasiswa garis keras tanpa memperdulikan halal ataupun haram, mulai dari isu sara sampai dengan iming-iming surga dunia-akhirat demi suksesnya perekrutan. Tak jarang, banyak mahasiswa kutu buku yang mempunyai iman yang kuat menghadapi cobaan yang diberikan. Alhasil, usaha mahasiswa garis keras akan gagal dan mengulang pencapaian masa perekrutan tahun lalu, sungguh menyebalkan memang, tapi itu merupakan tantangan tersendiri oleh para mahasiswa garis keras dan tentunya cobaan yang harus dilalui jika tidak ingin tinggal nama dan ditulis dalam sejarah kampus. dB

Oleh: Anis Kemala Mardiana

Kecewa itu apa? Ketika dentuman jam tak henti menyeretmu Pergi dari pintu berbalut emas Dengan aksen berlian yang menghiasinya Menuju ke pintu lain yang tak kau kehendaki Langkah dalam ragu Waktu yang memaksa Sambutan hangat kepada hati Hati yang selalu ingin kembali 'Nona sedang berada di labirin ungu' Kata mereka dengan memberikan selembar peta Barisan jendral terlihat berjejer disetiap jalan Memberi hadiah senyuman manis dengan lilin-lilin kecil Waktu berdentum semakin keras Hingga tanahpun ikut berguncang hebat Apa lagi yang dia mau? Untungnya uluran tangan dan semangat Selalu datang dari para jendral ini Sampai jua dipenghujung jalan Jubah kebesaran adalah kado dari jendral terakhir Tak ku duga pintu keluarnya adalah pintu emas Langkah pertama ku ambil Gelap? Hitam? Bekal lilin-lilin kecil mulai ku hidupkan Betapa indah dunia ini ketika kau bisa menyinarinya

Journalizine #1 | Oktober 2017 7

Journalizine #1 | Oktober 2017 8


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.