Edisi 52 | XII | 2011 | www.lpmjournal.com
Menyambut Tumbuhnya Tunas Baru Liputan : Kebersihan Mushola di Basement Tanggung Jawab Bersama BSC, Gedung Khusus Orma?
D’Journal Edisi 52 | XII | 2011
G
elaran Expo STMIK Amikom Yogyakarta resmi berakhir pada 19 November lalu. 18 Organisasi Mahasiswa telah beraksi dan berposisi sebagaimana mereka. Kini mereka tengah dan telah bersiap menyambut calon anggota baru dengan serangkaian kegiatan. Pasti akan menyenangkan. Buletin D'Journal Edisi 52 akan sedikit mengulik cerita menjelang Mayapala Jungle School (MJS). Kalian harus membacanya. Bukan hanya tentang organisasi, Expo lalu masih menyisakan berbagai cerita terkait pagelarannya. Tentu ada resolusi ke depan, dan seharusnya menjadi stimulus untuk gelaran Expo yang lebih baik lagi. Kawan-kawan mengharapkannya juga bukan? Kawan, apa kalian sempat berkunjung ke mushola di Basement Unit IV? Tentu kalian harus menyempatkan diri ke sana. Kami khawatir, semoga kalian juga sama khawatirnya. Lalu bagaimana kabar Student Center (SC)? Lekaslah tumbuh besar dan berkawan dengan kawan organisasi.
DITERBITKAN OLEH : LPM Journal STMIK Amikom Yogyakarta. PELINDUNG : Drs. M. Idris Purwanto, M.M. PEMBINA : Jaeni, S. kom. PIMPINAN UMUM : Ika Nurindah P. WAKIL PIMPINAN UMUM : Deni Dwi K. SEKRETARIS : Sugiarti. BENDAHARA : Melinda Detya R. PIMPINAN REDAKSI : Ilham Bagus P. PIMPINAN PRODUKSI : Ferry Eka A. REDAKTUR PELAKSANA : Ngaliman. REDAKTUR : Deni Dwi K., Sandwi D. Andri. REPORTER : Ilham Bagus P., Ferry Eka A., Ika Nurindah P., Meilinda Detya R., Satrio Rizki D., Nurhapsoro Triyowibowo, Zani Noviansyah. FOTOGRAFER : Adam Ghifari. LAYOUTER : Ferry Eka A. ALAMAT REDAKSI : Ruang sekretariat bersama, STMIK Amikom Yogyakarta, JL. Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. EMAIL : lpmjournal@gmail.com. WEBSITE : www.lpmjournal.com . TELP : (0274) 7013524 .
Ilustrasi: Fery Eka
Buletin D'Journal Edisi 52 adalah buletin terakhir untuk tahun ini. Tentu kami tidak berencana rehat dari silau Kampus Ungu. Kami tengah mempersiapkan sebuah kegembiraan bagi kawan-kawan baru. Kami juga tengah bersiap untuk kejutan pada awal tahun 2012. Salam akhir tahun, salam pers mahasiswa!
D’Journal Edisi 52 | XII | 2011
Menyambut Tumbuhnya Tunas Baru
Ilustrasi : Dok. Journal
Expo STMIK Amikom Yogyakarta telah digelar pada 17 -19 November 2011. Expo merupakan sebuah event tahunan yang diadakan sebagai wujud tindak lanjut pengenalan Organisasi Mahasiswa (Orma) pada Mahasiswa Baru (Maba). Pengenalan Orma pertama kali didapat saat Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM) STMIK Amikom Yogyakarta. Expo sangat penting karena acara tersebut merupakan ajang bagi Orma untuk unjuk gigi dan menunjukkan siapa mereka berikut kegiatannya. Gelaran yang bertempat di Basement Unit V lalu mengusung tema “Masquerade”. Mulyan Nuarsa—selaku Ketua Panitia Expo mengatakan bahwa pemilihan tema ini bermaksud agar Orma dapat menonjolkan siapa mereka dan kegiatan apa saja yang mereka lakukan. Data yang diperoleh dari panitia, jumlah mahasiswa yang mendaftar ke Orma pada Expo tahun ini berjumlah 2588 mahasiwa, dengan asumsi setiap mahasiswa boleh mendaftar lebih dari satu Orma. Setelah Expo resmi berakhir, Orma mempersiapkan diri untuk menatap kaderisasi calon anggota baru. Eric Arianto, selaku Ketua Komunitas Multimedia Amikom (Koma) menjelaskan tentang persiapan yang dilakukan untuk menyambut calon anggota baru. Ditemui di Basement Unit V(24/11), Eric—biasa dia disapa—menyebutkan tiga kegiatan yang tengah dipersiapkan. Pertama adalah first meet
(pertemuan dan pengenalan pertama), tur ke Pulau Dewata, serta Malam Keakraban. Sampai berita ini ditulis, ketiga kegiatan ini belum dilaksanakan. Persiapan menyambut calon anggota baru juga sedang dipersiapkan oleh Komunitas Riset Teknologi Amikom (Kreta). Pada 17 Desember mendatang, Kreta akan mengadakan workshop tentang riset. “Untuk pendaftar Kreta pada Expo kami gratiskan, sedang yang lain(mahasiswa umum) kami kenakan biaya,” ujar Cahyo—biasa dia disapa—saat ditemui di Unit II(26/11). Selain workshop, Kreta akan melakukan uji keahlian dari tiap calon anggota. Karena seperti diketahui bahwa Amikom memiliki tiga bidang keilmuan, yaitu Programming, Multimedia, dan Jaringan. Dia berharap calon anggota memiliki kemampuan di antara ketiga bidang tersebut. Sebagai organisasi baru, Kreta mengaku belum memiliki program kerja untuk jangka panjang. Kreta menekankan pada pemahaman dasar mahasiswa tentang riset, mengingat Kreta belum lama berdiri—Kreta berdiri pada Januari 2011. “Ini akan berguna dalam proses akreditasi Amikom,” ujar Cahyo (26/11). Mahasiswa yang mengambil jurusan Teknik Informatika ini menjelaskan bahwa Amikom akan membutuhkan riset jika menjadi universitas. Mengevaluasi Expo yang telah digelar, Eric—Ketua Koma—menganggap Expo kali ini adalah Expo terburuk selama dia menginjakkan
D’Journal Edisi 52 | XII | 2011
kaki di Kampus Ungu. Baik dari segi persiapan, waktu, perlengkapan, sampai konsep acara yang dirasa Eric tidak match sehingga tidak dapat menarik pengunjung dengan maksimal. Seperti diketahui, Expo kali ini dilaksanakan pada hari Kamis, Jumat dan Sabtu. Expo kali ini juga dilaksanakan tepat sebelum Ujian Tengah Semester (UTS). Cahyo sebagai Masinis Kreta juga menganggap Expo kali ini banyak kekurangan, namun Kreta juga mendapat keuntungan dari Expo kali ini. Karena dengan model sewa stan, Kreta dapat ikut berpartisipasi dalam gelaran Expo kali ini. Muhammad Idris Purwanto selaku Pembantu Ketua III (Puket III) menganggap Expo kali ini berjalan sukses. Ditemui di ruang Puket III (25/11), Idris—biasa dia disapa—sedikit menyayangkan ketidakhadirannya di hari terakhir untuk menutup acara. Idris berharap, Orma dapat merekrut banyak anggota pasca Expo. Dia juga berharap kegiatan Orma semakin banyak agar mahasiswa benar-benar aktif berorganisasi. Dia menginginkan agar berorganisasi menjadi kewajiban. Karena resiko mereka yang tidak berorganisasi adalah tidak memiliki nilai lebih. Namun Idris berharap mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi di kampus sudah memiliki organisasi di luar. Sampai berita ini ditulis, Idris belum mendapat laporan dari panitia terkait berjalannya Expo. Dia menekankan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tidak perlu banyak kebijakan. “Yang penting jalan saja dulu,” ujar Idris.
Ilustrasi : Dok. Journal
04
Ngadiyanto—mahasiswa baru yang mengunjungi gelaran Expo menganggap acara tersebut dilakukan pada waktu yang kurang tepat. “Mungkin seharusnya lebih awal,” ujar mahasiswa semester 1 ini. Ngadiyanto menyayangkan pelaksanaan Expo yang mepet dengan UTS. Lebih lanjut Ngadiyanto berharap Expo dilaksanakan tidak jauh dari PPM. “Kita yang sedang antusias saat perkenalan Orma pertama kali seharusnya langsung dihadapkan Expo,” imbuhnya. Hal senada diutarakan Eric sebagai Ketua Koma. Untuk Expo tahun depan, Eric berharap Expo tidak terlalu jauh dari Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM). Dia juga berharap Expo tahun depan dilaksanakan pada hari Senin, Selasa dan Rabu—tiga hari tersebut adalah hari aktif kuliah. Terkait keberlanjutan organisasi, Eric berusaha agar mahasiswa yang mendaftar Koma tetap aktif sampai selesai. Dia juga mengharap anggota baru dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan. “Kalau bisa bukan kita yang mencaricari anggota, tapi anggota yang memanfaatkan fasilitas dari kami,” harap Eric. Sedang untuk keberlanjutan Kreta, Cahyo sebagai pimpinan organisasi menaruh harapan pada calon anggota agar memiliki keseriusan dalam belajar. Kedua, Cahyo berharap calon anggota memilki spesifik keilmuan. “Ketika suatu daerah membutuhkan ahli, kita (Kreta) dapat menemukannya dengan cepat,” imbuhnya. Deni|Ilham|Ferry
D’Journal Edisi 52 | XII | 2011
Organisasi Mahasiswa
Ngaliman
Fran
05
D’Journal Edisi 52 | XII | 2011
Penampilan Bungkus Kebohongan.
Mahasiswa Dan Organisasi
Oleh: Ferry Eka A. (09.01.2594)
Oleh : Seno Anggoro (09.12.3904)
Apa kamu pernah mendengar seseorang berkata “Penampilan itu mencerminkan kepribadian seseorang,” tapi di saat yang berbeda pasti kamu juga sering mendengar ungkapan seperti ini “Jangan menilai buku dari sampulnya?” Lalu apakah benar bahwa penampilan itu adalah simbol dari kepribadian seseorang, atau malah penampilan itu tidak lebih dari sebuah alat untuk membungkus rapi kebusukan pribadi seseorang. Bagaimana dengan beberapa dosen yang memaksakan mahasiswanya berpenampilan matching? Lengkap dengan atribut sepatu pantofel, celana kain, dan baju dimasukan yang diikat kencang dengan ikat pinggang kulit dengan dalih membentuk pribadi profesional. Kamu pernah bertanya pribadi yang mana yang dimaksud? Apakah kamu sudah merasa kepribadianmu berubah? Apakah dengan berpenampilan matching, lalu abrakadabra seorang penipu mendadak bisa berkepribadian baik layaknya menantu idaman? Beberapa dosen tidak mengajarkan bagaimana mahasiswa berperilaku baik dengan cara yang benar, tapi justru menjerumuskan mahasiswa untuk perpikir praktis dengan budaya “bungkus”. Tanpa penekanan tentang cara mengubah kepribadian buruk itu, namun hanya menutupi kepribadian itu dengan atribut-atribut kebohongan. Kini mahasiswa seakan dituntut untuk menjadi “penipu”. Membungkus dirinya sebaik mungkin agar orang mengira perilakunya sebaik penampilannya. adalah suatu kebodohan bila di era semacam ini kita masih “menyucikan” penampilan seseorang. Karena Penampilan itu sendiri kini tidak bisa mewakili banyak hal dari dalam diri seseorang.
06
Saya adalah salah satu mahasiswa Amikom Yogyakarta yang aktif dalam organisasi mahasiswa. Pada awalnya saya tidak berpikiran akan aktif dalam Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan di Amikom, sebab saya berpikir hanya akan mempelajari tentang dunia Teknologi Informasi (TI). Ada hal lain yang saya rasakan ketika mengikuti materi perkuliahan, saya mulai merasakan jenuh, namun itu semua harus dijalani sebagai mahasiswa yang memiliki tanggung jawab kepada orang tua. Saat acara Expo Orma Amikom Tahun 2009 saya mendaftar Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Informatika dan Sistem Informasi, setelah melewati proses wawancara akhirnya diterima. Pada awal masuk organisasi tersebut saya dan mahasiswa yang lain diberikan pengarahan dan penjelasan mengenai ruang lingkup organisasi, perlahan namun pasti kami mulai menjalankan event, mulai dari yang kecil sampai nasional. Kami menjadi panitia pelaksana dalam acara tersebut, bahkan saya ditunjuk sebagai ketua pelaksana event itu. Namun ternyata tidak mudah dalam menyelenggarakan event tanpa kerja sama yang solid dan kompak. dengan pelatihan dan bimbingan dari senior kami, Alhamdulilah acara dapat berjalan dengan lancar. Dari sinilah saya mendapat sesuatu yang sangat berkesan dengan organisasi, kita bisa menjalin kerjasama, meningkatkan potensi diri dan menjadi seorang professional. Harapan untuk kedepan di Amikom ini lebih banyak digalangkan agar mahasiswa dan mahasiswi Amikom untuk menjadi pribadi yang profesional dan bertanggung jawab.
D’Journal Edisi 52 | XII | 2011
Kebersihan Mushola di Basemen Tanggung Jawab Bersama
Kondisi Mushola di Basemen Unit IV (12/12/2011) Journal | Fery
Basemen merupakan tempat yang disediakan untuk kegiatan mahasiswa, namun fasilitas di basemen masih dikeluhkan karena kondisinya yang tidak tertata dengan baik. Mushola sebagai tempat ibadah yang letaknya berada di Basemen Unit IV dan V juga perlu diperhatikan kebersihannya. “Menurut saya fasilitas mushola yang di basemen itu jika digunakan untuk salat membuat tidak khusyuk,” ungkap Muhammad Ali Mustakim, Ketua Unit Kerohanian Islam (UKI) Jasthis. “Pertama baunya kurang sedap, kedua debunya banyak, ketiga tidak ada keset di tempat wudu sehingga membuat basah akhirnya terkesan jorok. Tiga alasan ini yang membuat kita tidak nyaman untuk salat disitu,” tambahnya. (24/11) Muhammad Ali Mustakim juga menambahkan, “Kalau seandainya ada ijin untuk mengelola itu insya allah akan kami kelola, dan pengelolaan juga butuh dana untuk membeli alatalat kebersihan, kalau dana turun misalnya 50 ribu per bulan sebagai uang perawatan insya allah kami akan kelola, karena yang namanya tempat ibadah kan selayaknya bersih,” ungkapnya. (24/11) Banyak mahasiswa yang lebih memilih melaksanakan salat di mushola basemen dari pada harus naik ke lantai empat untuk sampai di masjid. “Di basemen kebersihannya kurang, sekiranya perlu untuk ditambah tempat sampah, masjid Amikom yang ada di gedung dua memang kebersihannya layak, namun sayang tempatnya jauh, pengennya kalau ada yang dekat kenapa harus yang jauh, tapi kebersihannya harus ditingkatkan dulu. Saya juga terganggu dengan asap rokok, pengennya ada semacam area khusus untuk perokok,” ujar Farida, mahasiswa D3 MI angkatan 2011. (24/11)
Ahmad Thorik mahasiswa S1TI angkatan 2011 mengatakan, “Menurut saya alangkah baiknya jika ada beberapa yang harus ditingkatkan, mushola saya mengeluhkan kebersihannya, terutama mushola di Basemen Unit IV, mushola itu tidak ada batas sucinya atau semacam batas untuk membedakan mana yang harus bersih atau suci, selain itu ventilasinya juga buruk jadi kesannya pengap, usul saya agar ditambah batas suci, karpet, karena karpet yang sekarang kotor, dan ventilasi untuk sirkulasi udara,” ujarnya. (24/11) Mengenai masalah mushola di basemen R.Muhammad Maskuri selaku Kepala Bagian Kerumahtanggaan mengatakan, “dulu pernah ada mahasiswa yang mengusulkan di adakan musholah di basemen, untuk pengelolaannya kerumahtanggan yang bertanggungjawab, kerumahtanggan juga menyediakan mushola di setiap bagian seperti diruang kajur, dan kajur yang bertanggung jawab, mushola di Unit IV sebelum ada Unit V itu sebenarnya dulu hanya kamar mandi, karena ada permintaan maka lantai dinaikkan sedikit dan tempat wudhu menyusul,” ungkapnya. (26/11) Kebersihan mushola di basemen menjadi perhatian penting, “Cleaning service diberikan tanggung jawab untuk kebersihannya, terkadang mahasiswa sendiri yang tidak menjaga kebersihan dan kadang dipakai untuk tidur, masjid sudah ada takmir yang bertanggungjawab, dan takmir tidak bertanggungjawab untuk mushola. Pak yanto menginginkan disetiap tempat ada mushola dan bisa sholat berjamaah. Harapannya mahasiswa ikut membantu untuk menegur, menjaga kebersihan dan jangan menjadi tempat untuk tidur,” tambah Maskuri. (26/11) Andri | Satrio | Mei
07
08
Adalah salah satu upaya konkret pelestarian seni dan budaya, ketika puluhan siswa Tingkat Atas menjadi pemeran adegan dalam Festival Ketoprak.
Ketoprak masih hidup di masa kini, namun seakan sulit bernafas. Regenerasi adalah salah satu upaya memperlancar “nafas� ketoprak. Foto esai ini selengkapnya dapat dibaca di http://www.lpmjournal.com/journal-foto/foto-kesenian-ketoprak-masih-hidup
Reporter: Adam G., Diska N.A.
Kesenian Ketoprak Masih Hidup
D’Journal Edisi 52 | XII | 2011
D’Journal Edisi 52 | XII | 2011
09
D’Journal Edisi 52 | XII | 2011
BSC, Gedung Khusus Orma? Proses Pembangunan Kantor Lembaga Mahasiswa. (25/11/2011) Journal | Adam
Tahun 2012 Amikom akan mempunyai satu gedung baru lagi. Nantinya gedung yang baru ini akan memiliki nama Bussiness Student Center (BSC). M. Idris Purwanto –Pembantu Ketua (Puket) III Amikom – menjelaskan bahwa pembangunan gedung baru ini membutuhkan waktu tujuh bulan –terhitung sejak tanggal 17 Oktober 2011. “Dikerjakan oleh PT Muara Putra Mandiri, saat ini sudah sampai pemasangan tiang penyangga,” tambahnya (25/11). Untuk alokasi berapa jumlah dana pembangunan BSC dari Puket II yang mengurusi keuangan belum bisa dikonfirmasi. Irfan Indra Wibowo —Ketua Mayapala Periode 2011/2012— menanggapi tentang lama pembangunan gedung itu, “. Kita tahunya tujuh bulan sudah jadi, mau gak mau harus jadi,” ungkapnya (23/11). Menurut Wasitya Dwi Anggoro selaku Ketua Senat Mahasiswa (Sema) Periode 2011/2012, gedung ini nantinya terdiri dari empat lantai dan 21 ruang. 18 ruang untuk sekretariat Organisasi Mahasiswa (Orma) dan tiga ruang yang lebih besar digunakan untuk rapat ataupun kegiatan lainnya. Namun muncul ketakutan bahwa ruang yang disediakan tidak mencukupi dan Orma harus berbagi ruangan dengan Orma lainnya. Hal itu disebabkan oleh orientasi Amikom menjadi universitas yang akan berdampak pada penambahan jumlah Orma. ”Ruang yang dialokasikan itu terbatas, karena terbatas itu takutnya suatu saat nanti timbul lagi yang namanya sekretariat bersama, bukan kesekretariatan untuk Orma,” tambah Wasitya (23/11). Selain digunakan sebagai ruang Orma,
10
nantinya akan ada Badan Usaha Milik Amikom (BUMA) yang ikut menempati ruangan di BSC. “Bisa jadi untuk BUMA juga. Kan namanya Bussiness Student Center,” tambah Idris singkat. (25/11) Menanggapi rencana penempatan BUMA dalam BSC, Muhammmad Sya'ban Harahap –Ketua BEM 2011-2012— mengatakan, “Karena BUMA tidak bisa disamakan dengan Orma. Intinya khusus untuk Orma. Hanya ini yang kita minta.” (23/11). Kemudian beredar berita tentang jam malam yang akan diberlakukan nanti setelah Orma menempati gedung baru ini. Barbagai tanggapan muncul dari Orma berdasarkan alasan mereka masing-masing. Ada yang setuju namun banyak juga yang menyatakan keberatan jika jam malam ini diberlakukan. “Jam malam itu perlu, karena kalau terlalu dibebaskan takutnya ada hal negatif. Jadi lebih bagusnya ada batasnya supaya lebih teratur,” ungkap Erik Haryanto, Ketua Komunitas Multimedia Amikom periode 2011-2012. (23/11) Sementara Wasitya, Irfan, Octa Putra Cahyadi (Ketua AMO Periode 2011/2012) dan Andri Hermawan (Ketua HMJTI Periode 2011/2012) tidak setuju dengan jam malam. Mereka mempunyai alasan bahwa kegiatan Orma banyak dilakukan pada malam hari. Apabila jam malam diberlakukan akan mengganggu kegiatan Orma. “Kalau diberlakukan jam malam itu akan membatasi kreatifitas Orma. Jadi saya harap jam malam tidak ada, tetapi ada pengawasan dari pihak keamanan,” kata Wasitya menanggapi kemungkinan diberlakukannya jam malam. Andri | Ika
Ilustrasi : mayapala.com
D’Journal Edisi 52 | XII | 2011
Mayapala Jungle School (MJS)
Mayapala Jungle School (MJS) Kita semua tentu pernah mendengar tentang pelatihan MJS yang diadakan oleh Mayapala STMIK Amikom Yogyakarta pada setiap tahunnya. Nah D'Journal kali ini mendapat kesempatan untuk mewawancarai Irfan Indra Wibowo selaku Ketua Mayapala untuk mengetahui lebih jauh tentang MJS, sebenarnya apa itu MJS dan bagaimana mekanismenya? Berikut liputannya. Apa sebenarnya MJS itu? MJS itu adalah Mayapala Jungle School yang setiap tahun selalu kita adakan untuk calon anggota Mayapala. MJS itu sendiri adalah rangkaian acara tingkat dasar sebelum calon anggota mengikuti rangkaian acara selanjutnya untuk menjadi anggota dalam organisasi ini. Mengapa harus MJS? Ya karena setelah itu kan ada rangkaian acara yang lebih “menanjak� lagi jadi sebelumnya calon anggota harus mengikuti MJS terlebih dahulu. Di setiap kampus yang ada organisasi pecinta alamnya pasti juga menyelenggarakan MJS hanya saja dalam segi penamaannya berbeda. Lalu siapa saja yang wajib mengikutinya? apakah hanya calon anggota saja? Biasanya hanya calon anggota saja yang wajib mengikuti kegiatan ini, namun untuk anggota yang belum mengikuti kegiatan ini juga wajib ikut
karena berarti dia belum bisa mendapat sebutan anggota jika tidak mengikutinya. Kapan MJS akan dilaksanakan? dan berapa lama? Kita adakan MJS pada saat libur semester ganjil setiap tahunnya, karena biasanya calon anggota liburnya pada saat itu dan agar tidak mengganggu kegiatan lainya seperti pulang kampung misalnya. Lalu untuk lama pelaksanaannya sendiri satu minggu. Dimana tempat pelaksanaan MJS tahun ini? Tahun ini kita adakan di Lawu dan untuk tahun depan masih belum ada kepastian ya karena kita juga masih survei-survei tempat juga. Kalau mekanisme pelaksanaannya? Biasanya kita camping selama satu minggu di tempat yang telah ditentukan untuk pelaksanaan MJS, kemudian selama satu minggu tersebut calon anggota kita ajarkan materi tentang pencinta alam dan itu tentunya hanya dasarnya saja seperti pengenalan atau teknik-teknik untuk pecinta alam. Lalu tujuannya sendiri yang diharapkan setelah pelaksanaan MJS itu apa? Ya untuk goalnya setelah pelaksanaan MJS ini adalah membentuk anggota yang mempunya kualitas serta loyalitas terhadap Mayapala. Diska
11
D’Journal Edisi 52 | XII | 2011
AMD Hadirkan Opteron 6200 dan 4200 Sumber: httphamdala.wordpress.com
AMD mengumumkan peluncuran dan ketersediaan AMD Opteron™ Seri 6200 dan 4200. Prosesor server yang sebelumnya berkode “Interlagos” dan “Valencia” ini diklaim dapat memberikan performa, skalabilitas dan efisiensi untuk beban kerja server yang sangat tinggi. High Performance Computing (HPC), database, virtualisasi, dan khususnya, pasar web dan cloud yang tengah populer bagi perusahaan, bisa ditangani dengan lebih gegas. Portofolio prosesor ini sangat komprehensif, tersedia mulai dari 4 hingga 6-core. Efisiensi kian ketat dengan daya 4,375W per core. Untuk beban kerja komputasi awan, virtualisasi, dan HPC, terjadi peningkatan kinerja 24 sampai 84 persen. Skor 2P server TPCC lebih tinggi, harga lebih rendah per mesin virtual, tersedia hingga 4 saluran memori dengan total 1600 MHz. Satusatunya prosesor x86 yang mendukung memori ultra-low voltage 1.25v, mendukung hingga 12 DIMMs per CPU dengan memori per CPU hingga 384GB, mampu Four x16 HyperTransport™ technology (HT3) Links pada hingga 4GT/s per link. Untuk lingkungan virtualisasi, diklaim bandwidth memori meningkat 73 persen. Ini memungkinkan server untuk host lebih banyak mesin virtual dan juga menangani beban kerja lebih berat. Inti yang efsien, dengan setengah daya per inti, mengurangi 2/3 ruang lantai dan biaya yang 2/3 lebih rendah. Paul Struhsaker, Corporate Vice President dan General Manager, Commercial Business, AMD menyatakan, “Penantian panjang akan produk dan arsitektur baru untuk server telah berakhir. Banyak OEM besar kini menawarkan konsumen komputasi awan, komputasi perusahaan dan HPC serangkaian solusi berdasarkan portofolio prosesor server
12
terlengkap di industri ini, keluarga AMD Opteron yang baru menawarkan keseimbangan kinerja, skalabilitas dan efisiensi.” Pada 2012, AMD berencana menambahan platform AMD Opteron Seri 3000. Platform AMD Opteron Seri 3000 ini ditargetkan untuk pasar ultra-dense, ultra-low power 1P Web Hosting/Web Serving and Microserver. Prosesor pertamanya adalah CPU 4-8 core dengan kode “Zurich”, diharapkan untuk dikapalkan pada semester pertama 2012. “Zurich” didasarkan pada arsitektur “Bulldozer” dan menggunakan Socket AM3+ yang baru. AMD Opteron Seri 3000 dirancang untuk pelanggan penyedia layanan yang membutuhkan dedicated server untuk pelanggannya. Pelanggan komputasi awan dan web hosting ini menyukai penghematan biaya yang terkait dengan infrastruktur biaya rendah, tapi masih ingin membuat produk kelas server dengan fitur keandalan dan keselamatan dan sertifikasi sistem operasi server. Arsitektur baru AMD “Bulldozer”, memang dirancang untuk menahan beban kerja pusat data utama. Sistem dari Acer, Cray, Dell, HP, IBM dan banyak saluran tambahan dan mitra motherboard diharapkan masuk ke pasar dalam beberapa saat mendatang. AMD juga memperkenalkan prosesor server terpadu yang dirancang untuk high-end embedded system seperti jaringan penyimpanan, telekomunikasi dan infrastruktur. Model ini diharapkan akan tersedia untuk menjawab kebutuhan pasar. Rincian performa lengkap dapat ditemukan di www.amd.com/opteronperformance. Tabloid PC Plus | Diska
D’Journal Edisi 52 | XII | 2011
Manusia muda: bagian 2 Oleh : Nurhapsoro Triyowibowo
“jo, udah siap posternya dan spanduknya ?” tanyaku
pengen aja menumpahkan keluh kesah di kepala ni”. Jawab jo.
“udah siap bos” sahut johan, anak semester 3 fakultas hukum.
“keluh kesah apaan?”
Penuh semangat anak muda ini mempersiapakn “amunisi” berperang kita nanti, salah satu kader ku yang aku yakin nanti bisa menggantikanku sebagai pemimpin kelompok perubahan ini. Ya ini tahun keempatku di kampus ini, kampus yang kata orang-orang sih kampus para pesohor negeri ini belajar. Kampus yang dulu zaman reformasi sedikit membuat keder para petinggi bangsa ini.
“biasa lah bang, bosan ngelihat carut marut negara ini, korupsi disana-sini, orang-orang gak bisa makan layak, anak-anak banyak yang gak bisa menempuh sekolah tapi abang lihat sendiri para pejabat perutnya buncit semua, apa mereka gak pernah nyadar sama kelakuan mereka ya? Sungut jo. “udah takdir kali jo” jawabku sambil menyengir “ah abang tu, di ajak serius malah guyon gitu”
“udah siap ni bang, kapan kita jalan?” ujar jo. Seketika membuat ku tersentak dalam lamunanku. “oke 10 menit lagi kita jalan, tp jangan lupa kumpulin anak-anak , kita breafing dulu sebalum jalan” balasku
“hahaha” jawabku melihat semangat yang menggebu-gebu dari pemuda satu ini. “oh ya bang, ada yang mau ketemu abang tu” “siapa?”
“siappppppp…” dengan lantang dan cengir kuda ciri khas dia menjawab. “kami tidak butuh janji kami butuh bukti, kami menunggu tapi kami tidak akan diam jika tidak ada realisasi” teriak johan, pemuda 23 tahun asli Kediri yang berorasi di atas truk yang penuh sound system yang kemarin kita sewa guna mendukung demo kita siang ini. Tidak terasa 3 jam sudah berlalu. Kami pun berkumpul melepas lelah sejenak. “gimana jo tadi?” Tanya ku. “apanya bang?” jawab jo. “halah, itu lho semangat sekali tadi aku lihat kau berorasi” “iya bang, maklum baru pertama kali ikut demo,
“itu, orangnya ada di bawah pohon akasia disana” tunjuk jo, menunjuk sebuah pohon yang berjarak sekitar 100m dari tempat kami berkumpul. “oke, abang kesana dulu ya?” timpal ku. Khaki ku pun melangkah mantab menuju orang tadi. Menapak penasaran karena aku yakin aku kenal sama orang yang di tunjuk jo. Seketika ingatanku kembali keempat tahun yang lalu saat pertama kalinya aku melihat orang itu. orang yang dulu pernah membuat semangat manusia mudaku hilang, semangat untuk melihat perubahan negara kaya raya tapi miskin ini. Semangat perjuanganku saat ini… Bersambung Selanjut nya bisa dibaca di : www.lpmjournal.com/pojok-sastra /manusia-muda-part-3
13
D’Journal Edisi 52 | XII | 2011
beringas
-
Larang
belakang
Oleh : Satrio Rizki D. Jogja, 25 November 2011 *Temple Of The Dog – Hunger Strike
Lomba Artikel Blog Biennale Jogja XI Tema : Pengalamanku di Biennale Jogja XI 2011 Lomba Esai Foto Ponsel Biennale Jogja XI Tema : Biennale Jogja XI di Mataku Waktu dan Tempat Pelaksanaan : dilaksanakan 26 November-30 Desember 2011. -Penjurian dilakukan oleh dewan juri mulai 25 Desember 2011-5 Januari 2012. -Pemenang akan diumumkan pada tanggal 08 Januari 2012 saat acara penutupan BJ XI. -Tempat-tempat yang dapat dikunjungi dan dapat ditulis menjadi artikel atau dibidik menjadi karya foto adalah seluruh tempat yang menjadi tempat pelaksanaan program-program BJ XI. Cara Pendaftaran : www.lomba.biennalejogja.org atau email marketing-pr@biennalejogja.org Twitter : @biennalejogjaxi dan Page FB : Biennale Jogja XI
14
D’Journal Edisi 52 | XII | 2011
Artis Album Label
: Homogenic : Echoes of Universe (2006) : FFWD Records
Musik
Jauh sebelum Risa Saraswati kemudian dikenal dengan Sarasvati, mendapati dirinya bermisterius bersama kawan imajinernya, dia memperkenalkan diri sebagai satu dari tiga manusia cerdas bernama Homogenic. Selain Risa ada sosok bernama Dina Dellyana dan Grahadea Kusuf. Kelompok musik yang membawa bendera electrofiction ala Bjork — musisi asal Islandia— berhasil menyelematkan manusia dari kejenuhan bermusik. Echoes of Universe (2006) menjadi pencapaian kedua sekaligus terakhir Risa —panggilan untuk Risa Saraswati— sebelum berpamitan dari Homogenic. Album ini terasa lebih dewasa dari album pertama mereka, Epic Symphony (2004). Sebutlah tembang “Utopia” yang mengarahkan kita untuk berpikir, “inikah bentuk kebahagiaan di dimensi lain?”. Suasana dramatis sangat kentara di tembang “Lirih”. Suara misterius ala Risa berhasil menyudutkan sisi tegarmu, bahkan ketika kamu adalah laki-laki. Album berisi 12 tembang ini sangat layak melengkapi perpustakaan musik kalian kawan. Jangan khawatir jika kamar kalian gelap dan kosong. Echoes of Universe punya cara tersendiri untuk membuat kamar kalian lebih berwarna dari brosur penerimaan mahasiswa baru. Ilham
Penulis Penerjemah Penerbit Tebal
: Simon Winchester : Bern Hidayat : Serambi Ilmu Semesta, 2007 : 344 halaman
Buku
William Chester Minor, purnawirawan kapten angkatan darat amerika, ahli bedah berspesifikasi, mendekam dalam penjara Asyum For The Criminally Insane di Broadmoor, Inggris. Minor menyelesaikan pendidikan kedokteran di Yale University lalu mendaftar menjadi dokter militer. Namun malang, Minor harus menderita trauma akibat kegilaan perang. Sejak edaran mengenai pengumpulan voluntir penyusunan kamus besar Oxford English Dictionary (OED) sampai pada selnya. Titik awal hubungan dengan seorang cendikia, pecinta filologi-ilmu pengetahuan linguistik, James Murray dimulai. James Augutus Henry Murray, seorang anak kalangan tak mampu, berkat ketertarikannya akan pengetahuan yang besar, dan menguasai berbagai bahasa. Kecendikiaan menjadiknnya anggota Himpunan Filologi, lalu menjadi editor utama-ketua tim penyusun OED. Hubungan yang terjalin aneh, selama kurang lebih 20 tahun mereka berkorespondensi tanpa pernah bertatap muka, hingga suatu ketika tanda tanya besar Murray terjawab untuk mengetahui siapa sebenarnya voluntir yang cemerlang, aneh, berkontribusi besar, dan cermat itu. 70 tahun sudah. Pada 1927 resmi diumumkan penuntasannya, OED edisi pertama diterbitkan dengan 12 jilid raksasa, 4141.8125 definisi kata, 1.827.306 kutipan ilustratif & memuat tidak lebih kurang dari 227.779.589 huruf dan angka. Menjadikannya karya besar. Winchester menyajikan cerita bagaimana proses OED itu dibuat dengan menarik dan kaya rasa. Misteri, penuh pengetahuan, dan sejarah. Bisa menjadi otokritik terhadap perkembangan bahasa yg merupakan milik masyarakat luas. Zani
15
Ilustrasi : Arbi