Edisi PPJ | III | 2012 | www.lpmjournal.com
Selancar Kenaikan Biaya Kuliah Liputan :
- Lahan Parkir Khusus Sepeda - Syarat Beasiswa Memberatkan Mahasiswa ?
PJ P si pan n i Ed era ika n k Pe ndid listi Pe rna Ju
D’Journal Edisi PPJ |III|2012
Dua langkah kecil berjalan bersama menapak. Dua langkah kecil bertemu. Dua langkah kecil menyusuri waktu melewati hutan, menembus belukar. Di antara pohon menghirup udara. *** (Indie Art Wedding – Dua Langkah Kecil)
s
ebelumnya, Redaksi LPM Journal meminta maaf kepada pembaca, khususnya kepada civitas akademika STMIK Amikom Yogyakarta. Hampir tiga bulan sejak terakhir kali kami menerbitkan media. Semoga sebagian dari kalian bertanya, “Apa yang membuat buletin D'Journal datang terlambat?” Kami sedang dalam tahap kaderisasi selama tiga bulan terakhir ini. Menyelaraskan langkah mereka agar tidak tersesat. Menggenggam erat tangan mereka agar lekas kuat. Mereka, adalah bagian dari kami yang baru. Penerus yang semoga tidak layu. Buletin D'Journal Edisi Penerapan Pendidikan Jurnalistik (PPJ) adalah wadah bagi anggota baru LPM Journal mengasah diri. Mereka sebagai tim, juga mereka sebagai individu yang penuh potensi. Buletin D'Journal Edisi PPJ terbit dalam format PDF. Format ini dipilih agar mereka siap, sebelum perjuangan mereka yang sebenarnya. Ya, buletin format fisik menanti mereka, setelah ini. Silahkan ucapkan selamat kepada mereka. Apa yang tersaji di buletin 12 halaman ini? Siapkan segelas kopi, makanan ringan, juga brosur pendaftaran kampus kalian. Semoga kalian belum melupakannya. Salam pers mahasiswa!
D’Journal Redaksi D’Journal menerima kiriman pembaca dalam rubrik Wacana, Pojok Sastra dan Seputar Teknologi Informasi. D’Journal juga terbuka untuk hak jawab, saran, dan kritik berkaitan dengan konten ataupun tampilan dari buletin D’Journal. Tulisan dapat dikirim ke alamat: lpmjournal@gmail.com
DITERBITKAN OLEH: LPM Journal STMIK Amikom Yogyakarta. PELINDUNG: Drs. M. Idris Purwanto, M.M. PEMBINA: Jaeni, S. kom. PIMPINAN UMUM: Ika Nurindah P. WAKIL PIMPINAN UMUM: Deni Dwi K. SEKRETARIS UMUM: Sugiarti. BENDAHARA: Meilinda Detya R. PIMPINAN REDAKSI : Ilham Bagus P. PIMPINAN PRODUKSI : Fery Eka A. REDAKTUR PELAKSANA : Satrio Rizki D., REDAKTUR : Annisa Fauziyyah, Lutfi Fauziah, Siti Nurjanah, Harys Imanulloh. REPORTER : Ngadianto, Dwi Rizki Wati, Dita Novella, Untung Prasetyo, Dyssa Irjayanti Putri, Annisa Fathonatunnisa’, Maya Acksari Dewi. FOTOGRAFER: Lutfi Fauziah. LAYOUTER : Niko Ghany Akbar. ALAMAT REDAKSI : Ruang sekretariat bersama, STMIK Amikom Yogyakarta, JL. Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. EMAIL : lpmjournal@gmail.com. WEBSITE : www.lpmjournal.com . TELP : (0274) 7013524 .
D’Journal Edisi PPJ |III|2012 Ilustrasi : Journal | Ilham
Sumber : http://shepillaliul.blogspot.com
Selancar Kenaikan Biaya Kuliah Pendaftaran calon mahasiswa baru STMIK Amikom Yogyakarta Angkatan 2012 sudah dibuka sejak tanggal 2 Januari lalu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Amikom membagi periode pendaftaran menjadi empat gelombang: Gelombang Khusus, Gelombang I, Gelombang II dan Gelombang III. Keseluruhan periode pendaftaran ini akan berakhir pada tanggal 10 Agustus tahun ini. Dari data statistik yang ditampilkan di situs penerimaan mahasiwa baru STMIK Amikom Yogyakarta, jumlah pendaftar Amikom sampai Sabtu (10/3), telah tercatat ada 1.658 orang. Amikom memang gencar mempromosikan diri, salah satunya adalah lewat ajang-ajang bergengsi baik di tingkatan nasional maupun internasional. Hal ini terlihat dengan diperolehnya sejumlah penghargaan bagi Amikom dalam beberapa tahun belakangan ini. Sehingga tidak aneh jika dalam waktu sedini ini
untuk tahun ajaran baru, jumlah pendaftar Amikom telah mencapai angka tersebut. Bagi perguruan tinggi swasta, besarnya angka pendaftar menjadi krusial karena berpengaruh langsung terhadap perbendaharaan lembaga. Hal ini sejalan dengan keterangan yang disampaikan oleh Wasitya Dwi Anggoro, selaku Ketua Senat Amikom periode sekarang. “Bagi perguruan tinggi swasta seperti Amikom, pemerintah tidak memberikan bantuan dana untuk operasional kampus. Dana sebagian besar berasal dari mahasiswanya,� tutur pria yang akrab disapa Wasitya, saat diwawancara di depan ruang Sekretariat Bersama (Sekber) di Basemen Gedung Unit V(9/3), sehingga mau tidak mau biaya untuk pembangunan dan pengembangan kampus dibebankan dari dana sumbangan mahasiswanya. Menurut data yang tertulis di Buku Panduan Mahasiswa Amikom angkatan 2011, peningkatan biaya Satuan Kredit Semester (SKS)
D’Journal Edisi PPJ |III|2012
sejak tahun 2006 sampai tahun 2012 nilainya cukup konstan, yaitu Rp 5000,- per tahun. Untuk biaya SPP tetap, peningkatan konstan terjadi sampai tahun 2011 yaitu sebesar Rp 50.000,-. Sedangkan tahun ini meningkat Rp 100.000,- dari tahun sebelumnya. Nilai peningkatan tertinggi dalam dua tahun terakhir adalah pada biaya sarana, yaitu berkisar Rp 3.000.000,-. Kenaikan biaya kuliah yang dilakukan oleh lembaga setiap tahunnya, pastilah bukan tanpa pertimbangan. Namun, transparansi rincian biaya tidak terlihat oleh civitas secara keseluruhan. Mereka, khususnya mahasiswa, hanya bisa menilai dari hal-hal yang dapat dilihat maupun dirasakan. Seperti fasilitas dan pelayanan yang diterima mahasiswa. Hal itu kemudian dikaitkan dengan nilai rupiah yang telah diserahkan kepada pihak lembaga. Dengan sistem kenaikan biaya per tahun seperti sekarang, apakah pihak lembaga akan secara konsisten menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanannya. Menurut Wasitya, kenaikan biaya yang terjadi setiap tahunnya dikarenakan adanya inflasi. Dia juga menambahkan bahwa kenaikan biaya kuliah masih dianggap wajar jika masih dalam interval 5-10% dari tahun sebelumnya. Berbeda dengan Wasitya, Beni Jaito—seorang mahasiswa yang ditemui sehari sebelumnya di Resource Center Gedung Unit V Amikom(8/3), merasa terkejut ketika mengetahui besarnya biaya masuk bagi calon mahasiswa tahun ini. “Padahal, dulu ketika saya masuk Amikom, biaya di sini tegolong murah jika dibandingkan dengan perguruan tinggi lain dengan jurusan yang sama,” ujar mahasiswa Angkatan 2009 ini. Beni—panggilannya sehari-hari—juga menyayangkan adanya pelayanan yang masih kurang baik sejak dia masuk Amikom, seperti beberapa tenaga pengajar, walaupun di segi fasilitas seperti Gedung sudah lebih baik dari kampus lain. Dia juga menyinggung masalah pelayanan administrasi yang kurang nyaman. “Sebaiknya sistem pelayanan di Badan Administrasi Akademik Kampus (BAAK) diperbaiki agar lebih nyaman, masalah panjangnya antrian yang terjadi pada waktu pembayaran harusnya bisa diatasi,” pungkas Beni.
04
Di ruangan yang sama—dengan Beni Jaito, Dwi Santoso memberikan keterangan bahwa kenaikan biaya kuliah ini harus diimbangi dengan peningkatan fasilitas. Selain itu, Dwi berharap agar kualitas pengajaran dan media pengajaran lebih difokuskan. Dosen, imbuh mahasiswa asal Banjarmasin ini, sebaiknya lebih serius dalam memberikan materi perkuliahan, terutama dosen yang memiliki gelar tinggi seharusnya memiliki komitmen yang lebih tinggi pula. Selain itu, buku yang diberikan kampus kurang efektif karena sebagian besar buku yang diterima mahasiswa sama setiap tahunnya. Mahasiswa butuh referensi yang up to date dan relevan karena belakangan perkembangan teknologi informasi juga sangat cepat. Wasitya pada akhir wawancara tetap mengindikasikan bahwa peningkatan biaya yang dilakukan secara kontinyu oleh pihak lembaga juga pada akhirnya akan membawa dampak bagi mahasiswanya.Apa yang telah dibayarkan oleh mahasiswa nantinya juga akan dinikmati oleh mahasiswa sendiri. Dia menyinggung soal pembangunan gedung baru bagi mahasiswa yang tengah digarap. Selain itu, Wasitya mengatakan bahwa saat ini lembaga sedang melakukan pengadaan laboratorium dengan perangkat komputer keluaran terbaru dari sebuah perusahaan multinasional. “Karena banyaknya pembangunan seperti laboratorium yang tadi saya sebutkan dan banyaknya proses administrasi yang sedang dijalankan, maka ada kemungkinan pembiayaan itu sebagian besar dibebankan kepada mahasiswa,' tandasnya. Untuk meminta keterangan terkait persoalan tersebut, Pembantu Ketua (Puket) IIlah yang lebih berhak menjawab. Karena bagian yang berkantor di Gedung Unit IV ini adalah pihak yang bertanggung jawab dengan perihal keuangan lembaga. Namun, Rahma Widyawati selaku Puket II belum dapat ditemui karena alasan kesehatan, sehingga keterangan resmi tidak diperoleh sampai berita ini dimuat. Annisa|Rizki|Ngadiyanto
D’Journal Edisi PPJ |III|2012
Keefektifan Fasilitas Komputer Dingdong Oleh : Febriyana (11.12.6185 )
Di Balik Gelar Juara Umum Oleh : Lutfi Fauziah (11.11.4994)
Komputer Dingdong merupakan salah satu fasilitas kampus yang familiar untuk mahasiswa STMIK Amikom Yogyakarta, terutama bagi mahasiswa yang belum mempunyai komputer ataupun laptop. Keberadaan komputer dingdong dirasa sangat membantu, sehubungan dengan tugas dan info-info kampus. Ini menjadi alternatif tersendiri bagi mahasiswa karena tidak perlu jauh-jauh ke warung internet (warnet). Namun sayang, kuantitas dan kualitas komputer Dingdong belum efektif bagi mahasiswa. komputer dingdong sendiri berjumlah sembilan unit. dua unit komputer dingdong berada di Gedung Unit I, tiga unit berada di Gedung Unit II ,dan empat unit sisanya berada di Gedung Unit III. Masing-masing di lantai I. Tapi tidak semua komputer dingdong dapat dioperasikan dengan baik. Kasus yang pernah saya alami adalah komputer dingdong mati , hang dan USB yang tidak terkoneksi dengan komputer. Sebagai misalnya satu komputer dingdong di Gedung Unit II mati dan dua komputer dingdong tidak dapat terkoneksi dengan USB, sehingga kita tidak dapat menyimpan data atau informasi yang sudah diperoleh. Karena ternyata tidak semua komputer dingdong disertai slot USB. Kondisi ini cukup disayangkan mengingat kampus ini adalah sebuah sekolah berlatar-belakang teknologi, sebaiknya problemproblem semacam ini dapat segera dibenahi. Begitu juga dengan keberadaan komputer dingdong, bagaimana kalau di setiap gedung disediakan komputer dingdong? Hal ini pasti akan menjadi angin segar bagi mahasiswa. Dengan begitu komputer dingdong dapat dengan mudah untuk dijumpai. Untuk itu diharapkan kinerja bagi para pihak yang berwenang menangani fasilitas komputer dingdong ini untuk lebih peka, sehingga fasilitas komputer dingdong ini dapat digunakan seefektif mungkin oleh mahasiswa.
Kesuksesan Tim Shorinji Kempo Dojo Amikom sebagai juara umum dalam ajang KONI Cup tak luput berkat dukungan dan kerjasama dengan pihak lembaga, BEM maupun Senat Mahasiswa (Sema) STMIK Amikom Yogyakarta. Selain itu, kerjasama dan dukungan dari instansi-instansi pemerintahan yang terkait juga merupakan salah satu faktor pendukung suksesnya acara kali ini. Kempo Amikom memiliki jadwal latihan dua kali dalam sepekan, yaitu setiap selasa dan kamis malam. Namun, menjelang kejuaraan, latihan ditingkatkan menjadi lima kali dalam seminggu. Latihan biasanya bertempat di Basemen IV namun tak jarang tempat latihan dialihkan ke Dome Amikom jika kebetulan Basemen IV digunakan oleh Organisasi Mahasiswa (orma) lain. Selain itu peralatan latihan seperti do (pelindung dada), sarung tangan, kinteki protector (pelindung kemaluan), dirasa masih sangat minim. Bahkan, Dojo Amikom belum memiliki matras yang merupakan salah satu alat penunjang latihan. Walaupun kempo di Amikom bukan merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) melainkan masih berupa Badan Semi Otonom (BSO), namun seharusnya dari pihak kampus sendiri tetap memperhatikan fasilitas yang diperlukan. Apalagi jika mengingat peralatan yang dibutuhkan merupakan peralatan yang mempengaruhi faktor keamanan dan keselamatan saat latihan. Harapan kedepan, semoga pihak kampus bias lebih memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan oleh BSO yang ada di Kampus Ungu. Bukan hanya Kempo, tetapi juga BSO lain yang bernaung di bawah lembaga. Karena bukan hanya UKM yang ingin berkembang, kami para BSO pun ingin menggali potensi diri dan turut mengembangkan sayap.
05
D’Journal Edisi PPJ |III|2012
Lahan Parkir Khusus Sepeda Jumlah kendaraan yang jauh melampaui kapasitas lahan parkir di STMIK Yogyakarta sudah lama menjadi keluhan. Para pengguna sepeda pun ikut merasakan ketidaknyamanan dalam memarkir kendaraan. Tempat parkir sepeda yang berada di bagian paling ujung lahan parkir sebelah barat Gedung Unit V seakan luput dari perhatian. “Sebenarnya lahan parkir khusus sepeda sudah cukup memadai, akan tetapi perlu diperluas lagi, melihat cukup banyak mahasiswa Amikom yang berangkat ke kampus menggunakan sepeda. Sering ketika saya datang agak siang, sudah penuh parkirannya,” ujar Muhammad Afif Syaifullah, salah satu dosen Amikom yang mengendarai sepeda ke kampus.(08/03) “Seharusnya lahan parkir sepeda diperluas, karena sekarang ini parkirannya sudah nggak cukup,” kata Danar Wahyu Ramadhan mahasiswa S1 Teknik Informatika (TI) angkatan 2009, yang mengendarai sepeda ke kampus. Hal senada juga diungkapkan oleh Basuki Rahmad, mahasiswa S1 Sistem Informasi (SI) angkatan 2011.(08/03) Penempatannya yang berada di ujung parkiran juga sangat riskan. Mannasye Arundika mahasiswa S1 SI angkatan 2011 mengatakan, “Tempat parkir sepada masih kurang memadai. Kalau hujan, sepedanya sering kehujanan. Sebaiknya tempat parkir sepeda diberi atap.”(08/03) Selain itu, ada juga keluhan dari para pengguna sepeda dari segi keamanan di lokasi parkir. Pemberian karcis kepada pengguna sepeda belum cukup untuk menjamin keamanan kendaraan mereka. “Kalau bisa, penempatan parkir sepeda jangan terlalu jauh dari pos keamanan,”kata Arief Khoirul Alim mahasiswa S1 TI angkatan 2009 yang mengaku pernah kehilangan sepeda saat diparkir di tempat parkir khusus sepeda Amikom. “Kalau menurut saya, sebaiknya tiap sepeda itu diberi pengaman khusus sepeda dan diberi kunci seperti loker di perpus,” usul M. Yusa mahasiswa S1 TI angkatan 2009.(07/03) Menanggapi keluhan tersebut Muhammad Masykuri selaku kepala bagian Kerumahtanggaan menjelaskan bahwa keterbatasan lahan parkir di
06
Amikom memang salah satu permasalahan yang belum ditemukan pemecahannya. “Saya sudah mencari lahan yang bisa disewakan untuk lahan parkir di sekitar sini. Ternyata memang tidak ada. Seandainya ada lahan yang disewakan, pasti saya sewa untuk memenuhi kebutuhan parkir,” ujarnya ketika ditemui di kantin Amikom. (09/03) “Mengenai parkir sepeda, Sebenarnya saya ingin menyediakan kanopi (atap) untuk parkir sepeda, karena sepeda lebih riskan daripada motor, akan tetapi adanya kanopi bisa mengganggu pemandangan. Masalah keamanan memang agak sulit, karena sepeda tidak memiliki Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan saat ini memang baru menggunakan sistem karcis. Pengadaan kunci pengaman, itu usul yang bagus, tapi tentu dari kami juga mempertimbangkan banyaknya pengguna sepeda, maanfaat, dan kerugiannya. ”jelas R.Muhammad Maskuri. “Harapan saya kepada mahasiswa, kalau jarak dari tempat tinggal ke kampus tidak terlalu jauh, lebih baik mengendarai sepeda atau jalan kaki saja. Selain untuk mengurangi kepadatan parkir, juga untuk mengurangi polusi,” imbuhnya. Lutfi | Ditha | Untung
Puluhan sepeda terlihat di parkir khusus sepeda STMIK Amikom Yogyakarta. Para pengendara sepeda mengeluhkan
D’Journal Edisi PPJ |III|2012
Syarat Beasiswa Memberatkan Mahasiswa ? Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) dan Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) mungkin bagi para mahasiswa baru di STMIK Amikom Yogyakarta masih bingung mendengar kata-kata tersebut, tapi bagi para mahasiswa yang sudah beberapa tahun menempuh pendidikan di perguruan tinggi ini sudah biasa mendengar kata-kata tersebut, apalagi pada saat pergantian semester seperti sekarang ini. Beasiswa tersebut adalah program beasiswa dari Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) diperuntukan bagi mahasiswa berprestasi dan yang kurang mampu dengan syarat-syarat tertentu seperti Indeks Prestasi Kumulatif, surat keterangan tidak menerima beasiswa lain, surat penghasilan orang tua/wali, rekening listrik bulan terakhir dan lain-lain. Ditemui di Gedung Unit V STMIK Amikom, Muhamad Khadafi mahasiswa semester 2 mengatakan ada beberapa syarat yang memberatkan dalam proses pengajuan beasiswa di antaranya surat penghasilan orang tua (karena yang bersangkutan mengajukan beasiswa) dan masalah rekening Bank muamalat, karena harus mengantri dalam proses pembuatan rekening. Menurutnya efisiensinya mendapatkan beasiswa dulu baru membuka rekening takutnya sudah membuka rekening tapi tidak mendapatkan beasisawa.
Sumber: http://dikdas.kemdiknas.go.id
Hampir sama dengan yang disampaikan Muhamad Khadafi, Sri Wina mahasiswa semester 4 juga mengatakan ada beberapa syarat yang menjadi kendala dalam proses pengajuan beasiswa, yaitu surat keterangan kurang mampu. “Rumah saya kan jauh jadi harus bolak-balik sudah gitu terkadang dari pihak kelurahannya juga dipersulit,” ujarnya. Tentang pembukaan rekening Bank Muamalat Sri Wina masih dapat memaklumi. “Saya sudah tanyakan kepada Bu Yatmi langsung tentang pembukaan rekening Bank Muamalat itu harus karena dia dari Puket III biar tidak susah kalau kita mentransfer beasiswanya, jadi tinggal datang ke satu bank saja, tapi kalau kita menggunakan rekening lain takutnya susah mentransfer uangnya. Jadi saya memakluminya. Tapi untuk efisiensin ya sebaiknya membuka rekeningnya setelah ada kepastian mendapat beasiswa atau tidak, tapi tidak masalah karena saldonya bisa langsung di nolkan dan dikampus juga kita memakai Bank Muamalat.” Mungkin banyak dari mahasiswa yang bertanya siapa saja dan kriteria apa saja yang pasti akan mendapatkan beasiswa ini dan kenapa harus membuka rekening Bank Muamalat. Tapi sampai berita ini diturunkan, redaksi D'Journal belum dapat menemui M. Idris Purwanto selaku Puket III untuk dimintai keterangan mengenai masalah ini dikarenakan sedang ada kesibukan. Siti | Dyssa | Fato
07
D’Journal Edisi PPJ |III|2012
Di Balik Kesuksesan Singkong Battle of Indie Multimedia (BOIM) 2012 STMIK Amikom Yogyakarta yaitu ajang kreatifitas mahasiswa khususnya dibidang Multimedia, yang diselenggarakan tiap tahunnya. Sebuah acara penghargaan untuk mengapresiasi para pekerja seni di kampus ungu. Acara ini meliputi 3 kategori karya yang dilombakan, yaitu: 1. Television Commercial (TVC) 2. Video Clip 3. Indie Movie Acara ini dilaksanakan pada tanggal 13-18 Februari 2012 di ruang citra II STMIK Amikom Yogyakarta. Berikut wawancara singkat dengan Adit di sela-sela waktunya sebagai mahasiswa jurusan sistem informasi (12.30). Pada hari Kamis, 08 Februari 2012 di Basement Unit V. Bagaimana perasaan anda ketika mendapatkan kategori Best Of the best dalam ajang BOIM 2012 ? Rasanya tidak terduga, karena sebelumnya kami tidak mentargetkan mendapatBest of The Best, memang ada beberapa nominasi yang menjadi target kita dan hanya satu yang didapat yaitu Best of The Best Apa judul film yang anda buat dan apa tema dari film ini ? Judulnya “Singkong�, jadi sebelum ada singkong sebenarnya ada satu konsep film,tapi action, namun kebanyakan peserta mengambil tema action jadi kita hentikan proses produksinya. Kami mencari suatu konsep yang di sini belum pernah dibuat, dan singkong itu mengambil filosofinya saja.Singkong itu kan luarnya hitam,kotor tetapi dalamnya putih.Film ini menceritakan tentang seorang pemuda yang
08
mempunyai keterbelakangan mental dan sering dihina oleh teman-temannya, namun suatu ketika dia dapat menyelesaikan masalah di sebuah perusahaan. Kenapa harus memilih tema ini ? Itu kan film pendek. Yang penting kalo dari saya sendiri bagaimana saat membuat film orang itu tahu maksud dari apa yang saya sampaikan lewat film tersebut., Yang paling enak itu kalo tema yang ada di sekitar kita dan ada di keseharian kita jadi tidak perlu yang aneh-aneh. Contoh seperti memberi uang dan lain sebagainya. Berapa lama proses pembuatan film ini ? Prosesnya dihitung dari film yang tidak jadi di garap kira kira 3 minggulah.Bersamaan dengan Ujian Akhir Semester (UAS), maka krunya memang dibuat banyak sehingga tidak sembarang kerja jadi punya jadwal atau tugas masing masing sehingga tidak menyita waktu dan tidak terlalu capek. Apa kendala yang dirasakan saat produksi film ini ? Kalau kendala terkadang krunya atau pemain belum ada yang datang jadi waktunya molor,Kalau kendala yang lain saya rasa tidak ada karena filmnya simpel dan mudah. Apa target anda kedepan setelah ini ? Memang waktu rapat pertama kali ada dua target, yang pertama untuk disini sendiri (Amikom) dan yang kedua adalah ikut festival film solo, maka di film itu ada subtitle bahasa Inggris nya agar skalanya tidak hanya lingkup disini tapi juga diluar. Dimana tempat pengambilan film ini ? Film ini kita ambil di kontrakan teman, perempatan Universitas Pembangunan Negeri (UPN), rel kereta api, dan di Amikom. Apa alat-alat yang digunakan dalam pembuatan film ini ? Alatnya hanya menggunakan kamera DSLR dan komputer editing jadi sangat simpel. Harys|Maya
D’Journal Edisi PPJ |III|2012
Stick USB Untuk Cloud Computing Sumber gambar : http://cloudcomputingx.org/
Perusahaan komputer raksasa IBM memperkenalkan fitur baru, stick USB untuk Cloud Computing. Fitur ini diluncurkan di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, terutama keamanan transfer data. Martina Koederitz selaku direktur IBM Jerman menjelaskan, "Dengan stick USB ini dimungkinkan menginstal citra virtual dari penyimpan data Cloud Computing secara aman dalam waktu hanya beberapa menit ke komputer atau laptop manapun." Tetapi di sini masalahnya. Jika membicarakan tema jejaring Band Wide dan Cloud Computing, maka keamanan jalur internet menjadi amat penting. Pertanyaannya, bagaimana caranya menjamin akses yang aman dari luar terhadap data penting serta peka bagi sebuah perusahaan? "Resiko terbesar dalam bidang IT adalah para penggunanya," kata Michael Gramse dari perusahaan Antivirus Rusia, Kaspersky Labs. Sementara tuntutan para pengguna juga semakin tinggi. "Misalnya saja, para pekerja yang mengeluh, menenteng laptop kemana-mana terlalu berat, dan meminta perangkat tablet," lanjutnya. Meningkatnya mobilitas para pekerja—dalam artian bisa mengakses
pekerjaan kantor dimanapun lewat Cloud Computing, serta tren penggunaan perangkat keras pribadi untuk kepentingan dinas—menuntut konsep baru bagi akses aman terhadap data perusahaan. Bagi para pengelola keamanan jejaring internet di perusahaan, mereka lebih menyukai para pekerja menggunakan perangkat keras milik perusahaan yang sudah diperiksa keamanannya. "Akan tetapi terdapat penelitian, yang menunjukkan bahwa kepuasan bekerja yang berarti juga prestasi kerja, akan meningkat jika mereka diizinkan menggunakan perangkat kerja milik pribadi", ujar Michel Gramse menambahkan. Dengan itu, teknologi informasi kini menghadapi tema besar baru. "Gunakan perangkat kerja pribadi" adalah tema besar saat ini. Kaspersky telah memiliki solusi tepat bagi dilema ini. Disebutkannya, tren menggunakan perangkat kerja pribadi untuk kepentingan dinas, tidak akan dapat dicegah. Artinya perangkat lunak yang tepat bagi keamanan jejaring Band Wide menjadi kebutuhan mutlak.
http://www.dw.de/dw/article/0,,15790163,00.ht ml|Hendra Pasuhuk|Untung
09
D’Journal Edisi PPJ |III|2012
SISI Demikian tidak jadi halangan
Tiada yang dia percaya kecuali dirinya
Cukup rumit, namun bukan berarti sulit
Tiada yang dia yakini kecuali diri sendiri
Sekilas tampak jelas bagi mereka-mereka yang
Bergerak bagaikan ombak
pantas
Berfikir bagaikan air
Di sinilah dia mengucapkan janjinya pada
Selalu bodoh dan tampak nyata terlihat
segelintir manusia
Tak pernah puas
Terkadang terdengar suara-suara merdu
Namun badan terlihat melemas
menjadi indah untuk disimak, walaupun
Yang kami tau
faktanya masih dipertanyakan
dia selalu mengucapkan kalimat-kalimat itu
“Hahaha” begitulah sebagian yang mereka
“Tak ada akhir bagiku untuk mencari duniaku”
berikan Oleh : Niko Ghany Akbar
Agenda
D’Journal Edisi PPJ |III|2012
Pameran Besar Fotografi 31 Maret - 2 April 2012 Pembukaan Sabtu, 31 Maret 2012 Gallery Bank Indonesia Pkl.19.00-21.00 Penyelenggara FOTKOM 401 Pameran Foto "Asing, Akrab” Tanggal : 19 Maret – 9 April 2012 Tempat : Langgeng Art Foundation, Jl. Suryodiningratan 37 Acara: Pembukaan: 19 Maret, 19.30 dengan Kurator Wolfgang Bellwinkel dan Fotografer Laurence Leblanc Tur Pameran Di Pandu Oleh Kurator: 23 maret, 10.00 Ceramah Terbuka“ Lebih dari sekadar permukaan hal-hal“ oleh Laurence Leblanc 19 maret, 16.00 di LIP Yogyakarta, Jl. Sagan 3
10
D’Journal Edisi PPJ |III|2012
Penyususn
Prolog Epilog ISBN Tanggal Terbit Penerbit Ukuran Halaman Bahan Berat
: Abhisam DM, Hasriadi Ary, Miranda Harlan : Noe ‘Letto’ : Mohamad Sobary : 9786028672306 : I Desember 2011 : Katakata : 12,5 x 17,5 Cm : 157 : Book Paper : 271 gram
“Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.” Di balik slogan yang santer terlihat itu diindikasikan adanya persaingan bisnis nikotin. Penulis buku, Abhisam menilai fenomena anti rokok yang terus diusung oleh berbagai rezim kesehatan tidak lepas dari bagian pertarungan politik bisnis internasional. Konspirasi global dalam buku ini diacungkan kepada Organisasi Perdagangan Dunia dan Badan Kesehatan Dunia yang didalangi oleh Amerika Serikat. Fenomena ini mirip dengan hilangnya produk minyak kopra asli Indonesia yang
Referensi digeser oleh minyak sayur yang menjadi bagian dari kepentingan asing. Yaitu ketika pada 1990-an Amerika mengampanyekan bahaya minyak kopra asal Sulawesi bagi kesehatan. Amerika mendanai penelitian(pesanan) bahwa minyak kedelai lebih sehat bagi manusia daripada minyak kelapa. “Rayuan Pulau Kelapa” karya Ismail Marzuki adalah gambaran kecil Indonesia pada 1960-an, bagaimanan dahsyatnya hamparan kelapa di Sulawesi yang menjadi tambang hidup bagi rakyatnya. Nyiur berkibar ke antero dunia hingga akhir 1980-an ketika badai jatuhnya harga kopra dunia terjadi. Modus keduanya serupa, persaingan dagang berkedok "kemuliaan", dan dipaksakan lewat kebijakan. Hasilnya, sekian komoditas unggul Nusantara hancur. Ekonomi negara turut terpuruk. Judul buku ini bersandar pada fakta-fakta runtuhnya kedaulatan ekonomi bangsa Indonesia. Garam impor, gula impor, ikan juga impor. Jamu tradisional juga diserang. Termasuk industri kretek saat-saat sekarang sedang diruntuhkan oleh korporasi asing. Rokok khas Indonesia, yang industrinya telah bertahan satu abad lebih, dihajar habis dengan dalih kesehatan dunia. Jika menilik sisi yang lebih dalam, saat kampanye anti tembakau makin massif bergaung di Indonesia, impor tembakau justru meningkat. Ekspor kretek diblokade. Dua raksasa kretek-Sampoerna dan Bentoel-dicaplok masing-masing oleh Philips dan British American. Ribuan pabrik kecil kretek gulung tikar. Di dapur yang lain, obat-obat berhenti merokok produk korporasi farmasi multinasional m e nye r b u m a s u k . M e m b u n u h I n d o n e s i a menerangkan bahwa industri farmasi berada di balik kampanye anti tembakau ini. Perusahaan farmasi berkepentingan menguasai nikotin sebagai bahan dasar produk Nicotine Replacement Therapy (NRT) Mardiyah Chamin lewat bukunya yang berjudul “A Giant Pack of Lies – Bongkah Raksasa Kebohongan: Menyorot Kedigdayaan Industri Rokok di Indonesia,” membantah logika adanya kedok oleh industri farmasi dalam Membunuh Indonesia. Kata Mardiyah, hal itu terbalik, justru industri farmasi diuntungkan dengan banyaknya pecandu rokok. Ngadiyanto
11
Penerapan Pendidikan Jurnalistik (PPJ) LPM Journal 2012