PIMA/POSMA: Wadah Kreativitas Mahasiswa yang Hilang Gathering Riset HMJTI dan KRETA
r
Liputan:
U LP lan Edi g si bu M T le Jo ah tin u kh r r un us eg na us ule l
Edisi 61 | XI | 2013 | www.lpmjournal.com
Jalur Aspirasi Mahasiswa
Buletin Dwi Mingguan DITERBITKAN OLEH LPM Journal STMIK Amikom Yogyakarta PELINDUNG Drs. M. Idris Purwanto, M.M PEMBINA Jaeni, S.Kom PEMIMPIN UMUM Untung Prasetyo SEKRETARIS Merti Dina Nisa BENDAHARA Handayani Ekaningtyas PIMPINAN REDAKSI Lutfi Fauziah PIMPINAN PRODUKSI Tutur Larasati REDAKTUR PELAKSANA Annisa Fathona T, Untung Prasetyo REDAKTUR M. Urfa Nurfathan, Ali Fatur Rohmah, Govinda Al A. REPORTER Handayani Ekaningtyas, Merti Dina Nissa, Ndaru Kurniawan, Tutur Larasati, Atin Supriyatin Ginanjar Adi P, Lutfi Fauziah FOTOGRAFER Andik Saputra ILUSTRATOR Ndaru Kurniawan, Lutfi Fauziah, Untung Prasetyo LAYOUTER Ndaru Kurniawan ALAMAT REDAKSI Gedung BSC Ruang VI.3.9. STMIK Amikom Yogyakarta Jl. Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Apa kabar usia? Tanggal 28 Oktober lalu, LPM Journal genap berusia 10 tahun. Ibarat manusia, LPM Journal tengah berada dalam masa-masa terbaik untuk tumbuh dan berkembang. Tetap skeptis dan independen, dua hal yang selalu kami pertahankan hingga usia ke-10 LPM Journal. Topik Utama Buletin D’Journal kali ini mengangkat tentang jalur aspirasi di Amikom yang masih membingungkan, baik bagi mahasiswa dan juga bagi penampung dan penyalur aspirasi. Berani memikul nama ‘Tim Aspirasi’ di pundak tanpa mengetahui jalur dan garis koordinasinya ibarat menggali liang kubur sendiri. Pekan Ilmiah Mahasiswa Amikom (PIMA) dan Pekan Olah raga & Seni Mahasiswa Amikom (POSMA) merupakan salah satu wadah untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa Amikom. Sayangnya, PIMA POSMA terakhir dilaksanakan tahun 2009. Selengkapnya dapat kawan-kawan baca di Rubrik Liputan. Selamat membaca. Salam Pers Mahasiswa!
EMAIL redaksilpmjournal@gmail.com WEBSITE www.lpmjournal.com Facebook LPM JOURNAL STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Twitter @lpmjournal
Redaksi buletin D’Journal juga terbuka untuk hak jawab, saran dan kritik berkaitan dengan konten ataupun tampilan dari buletin D’Journal.
Selamat kepada La Ode Armin Hiwalddin (11.11.5432)dan Serikat Rejeki (11.12.6150) sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Umum Senat Mahasiswa STMIK Amikom Yogyakarta periode 2013/2014
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Ilustrasi: Journal | Lutfi
Jalur Aspirasi Mahasiswa Aspirasi mahasiswa adalah hal yang sangat diperlukan oleh lembaga. Hal itu berdasar keterangan Muhammad Idris Purwanto, Pembantu Ketua Kemahasiswaan dan Alumni Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komunikasi (STMIK) Amikom Yogyakarta. Menurutnya, Amikom menganggap mahasiswa sebagai Internal Stakeholder. Maksudnya, mahasiswa itu bukan orang luar, melainkan bagian dari Amikom sendiri. (31/10) Sudarmawan, Ketua Jurusan (Kajur) S1 Teknik Informatika (TI) juga setuju kalau aspirasi mahasiswa sangat dibutuhkan oleh lembaga. “Aspirasi mahasiswa adalah ide-ide kreatif mahasiswa yang bisa mengembangkan suatu lembaga,” tuturnya ketika diwawancarai di Ruang Kajur. (29/10) Amikom sendiri mempunyai beberapa wadah penampung, penindak lanjut, dan penyalur aspirasi mahasiswa
mahasiswa. Mereka adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan Senat Mahasiswa (Sema). Hal tersebut tertera di Anggaran Rumah Tangga (ART) Lembaga Mahasiswa (LM) 2013/2014, Bab IX tentang Tugas dan Tanggungjawab Organisasi Mahasiswa. Pasal 9 Ayat 1 Butir 4 berbunyi Pengurus Sema bertugas “Menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa”. Pasal 10 Ayat 1 Butir 4 berbunyi pengurus BEM bertugas “Menindaklanjuti aspirasi”. Sedangkan Pasal 11 Ayat 1 Butir 3 berbunyi Pengurus HMJ bertugas “Menampung dan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa jurusan masing-masing”. Berdasar pernyataan Koordinator Aspirasi Sema, Ahmad Thorik (11.11.4635), selama ini, yang dilakukan Sema adalah menerima aspirasi dari senator-senator kelas. Setelah itu dirapatkan di Dialog
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Lembaga dan Mahasiswa (DLM). Sebenarnya, pernyataan Yusron Prayogo (10.11.3648), alurnya tidak seperti itu. Thorik juga Menteri Dalam Negri BEM periode mengaku kalau seharusnya aspirasi 2012/2013. Dia mengatakan kalau aspirasi diberikan dahulu ke BEM dan HMJ sebelum yang dikumpulkan Sema masih masuk DLM. (29/10) membingungkan. (29/10) Kalau Kementerian Dalam Negeri di Begitu juga dengan pengakuan BEM sendiri mengurusi aspirasi mahasiswa Fathul Huda (12.12.6421), Koordinator dengan melakukan penggodokan aspirasi Departemen Aspirasi HIMMSI. “Saya tahu dan menjadi jembatan penghubung kalau himpunan mengambil aspirasi mahasiswa dengan lembaga. Sebelum akademik dan BEM non akademik. Tetapai diajukan ke lembaga, BEM melihat sasaran kalau kejadian Sema mengambil aspirasi, aspirasi itu sendiri. Bila mengarah ke sarana, saya belum tahu ranahnya.” Tuturnya ketika maka akan diajukan ke Kerumahtanggaan. diwawancara. (29/10) Sedangkan yang dilakukan Riyan Fajar Apriliangga Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik (11.11.5467), Koordinator Divisi Aspirasi dan Informatika (HMJTI) dan Himpunan Advokasi HMJTI, juga meragukan jalur Mahasiswa Manajemen Informatika dan aspirasi mahasiswa ini. “Setahu saya aspirasi Sistem Operasi (HIMMSI) adalah akademik ditampung oleh himpunan dan mengumpulkan perwakilan kelas. Di yang non akademik ditampung BEM. perwakilan kelas ini, mereka menyampaikan Sedangkan Sema tidak ada wewenang aspirasi akademik yang nantinya akan menampung aspirasi. Tugas Sema hanya tiga, dibahas di Dialog Jurusan dan DLM. yaitu budgeting, controlling, dan legaliting,” jelasnya. (29/10) Walaupun ada diperaturan ART, pada Kebingungan ketiga wadah “Saluran aspirasi aspirasi tersebut memperjelas kenyataannya tidak bisa berjalan yang banyak itu pernyataan Thorik kalau selama sesuai rencana. “Wadah aspirasi bukannya yang ada, belum efektif dalam ini memang belum ada memudahkan mengelola aspirasi mahasiswa,” koordinasi antar wadah aspirasi mahasiswa, tapi mahasiswa. Hal itu tidak hanya kata Dwi Winarno (12.11.6527) malah membuat berdampak bagi wadah aspirasi ketika ditanya di gedung 5 lantai bingung” 3. mahasiswa sendiri. Kurangnya Sudarmawan koordinasi juga berdampak bagi Tidak hanya mahasiswa, mahasiswa umum. kajur TI Amikompun mengatakan hal yang sama. “Wadah yang ada Hal inilah yang tidak di kampus belum efektif. Masih perlu diinginkan oleh Sudarmawan. “Saluran ditingkatkan lagi dan harus mampu aspirasi mahasiswa yang banyak itu mengelola perubahan,” tuturnya. bukannya memudahkan mahasiswa, tapi malah membuat bingung,” ungkapnya ketika Sebagai Koordinator Aspirasi Sema, Thorik—panggilan akrabnya, mengaku kalau diwawancarai di Ruang Kajur. kurang efektifnya wadah aspirasi ini karena Ichwan Prakoso (12.02.8374), salah belum ada koordinasi antara Sema dengan satu mahasiswa Amikom ini juga BEM dan HMJ. Hal tersebut diperkuat oleh menyatakan kebingungannya tentang
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Kotak aspirasi jurusan Manajemen Informatika (MI) dan Sistem Informasi (SI) terletak di depan Citra 1 (18/11). Aspirasi yang masuk akan dibacakan pada Dialog Jurusan MI dan SI. Journal|Urfa
bagaimana caranya menyampaikan aspirasi. “Saya tidak begitu tahu wadah aspirasi yang ada di Amikom. Alur menyampaikannya juga bingung harus kemana,” katanya ketika ditanya tentang aspirasi mahasiswa. (29/10) Sema menjelaskan prosedur penyampaian aspirasi mahasiswa. Selain melewati senator kelas, aspirasi bisa juga disampaikan melalui kotak suara yang ada di gedung-gedung. Kemudian isi kotak itu akan diambil 3-4 hari sekali. Jika sudah terkumpul, kemudian dipilih dan akan diberikan ke BEM. Jika belum mewakili seluruh aspirasi mahasiswa, maka langsung diajukan ke Lembaga. Tetapi apabila mewakili aspirasi seluruh mahasiswa Amikom, maka akan disampaikan melalui DLM terlebih dahulu. Hampir sama dengan Sema. BEM juga mendapatkan aspirasi dari kotak aspirasi. Selain itu didapat juga dari grup facebook “Aspirasi Mahasiswa Amikom”. Untuk HMJTI dan HIMMSI, mereka mendapatkan aspirasi dari grup facebook, twitter, telephone, perwakilan kelas, dan
melalui dialog jurusan yang dilaksanakan dua kali dalam setahun. Dari 11 aspirasi hasil DLM tahun 2013, selama ini ada yang sudah dan belum tercapai. “Jika selama ini ada hasil DLM yang belum terpenuhi, itu karena belum saatnya. Semua pencapaian butuh proses,” sahut Sudarmawan ketika ditanya mengapa tidak semua hasil DLM terealisasi. Dengan adanya aspirasi yang belum tercapai tersebut, Thorik mengatakan kalau aspirasi tersebut akan diajukan lagi ke DLM selanjutnya. Sedangkan Idris mengatakan kalau aspirasi yang belum tercapai tidak akan diajukan lagi di DLM berikutnnya. “Aspirasi yang belum tercapai tidak dibahas lagi di DLM tahun depan. Ini karena diharapkan aspirasi yang sudah ada bisa tercapai,” ucap Idris yakin. Melihat banyaknya aspirasi yang belum tercapai, Sema berusaha memperbaikinya. “Bila Sema mendapat aspirasi, kami akan meyerahkannya ke HMJ untuk aspirasi akademik dan ke BEM untuk yang non akademik,” janjinya sebagai koodinator komisi aspirasi baru di periode ini. Sema juga berharap wadah aspirasi mahasiswa saling berkoordinasi agar semua aspirasi bisa tersampaikan dan terealisasi. “Cobalah mengesampingkan kepentingan pribadi dan berlakulah layaknya keluarga,” harap Thorik kepada BEM dan HMJ. Selain memperbaiki wadah aspirasi yang ada, diperlukan juga gerakan yang dapat menarik mahasiswa supaya menyampaikan aspirasinya. Seperti rencana BEM dan HMJ, yaitu memberikan hadiah bagi mahasiswa yang mau beraspirasi. “Besok akan diberi reward bagi mahasiswa yang beraspirasi”, pungkas Yusron. Alif | Ndaru
Oleh: Untung Prasetyo (11.12.5947)
Oleh: Lutfi Fauziah (11.11.4994)
Karya Ngelantur D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
PIMA/POSMA:
Wadah Kreativitas Mahasiswa yang Hilang April hingga Mei tahun 2009 lalu terselenggara Pekan Ilmiah Mahasiswa Amikom (PIMA) dan Pekan Olah raga & Seni Mahasiswa Amikom (POSMA) di STMIK Amikom Yogyakarta. Kegiatan yang berpanitiakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) bersama Organisasi Mahasiswa (Orma) dan Badan Semi Otonom (BSO) digagas oleh Lembaga yang bertujuan untuk memberikan peluang kepada mahasiswa dalam mengembangkan kreativitas. Namun setelah empat tahun penyelenggaraannya, kegiatan tersebut tidak terdengar lagi akan ada kelanjutannya. Kegiatan ini seakan mengendap dan hilang tanpa jejak. Kegiatan yang baru berjalan sekali ini (sebelumnya hanya bernama PIMA) ternyata langsung hilang dan tidak ada peyelenggaraannya di tahun-tahun berikut. Menanggapi hal tersebut, Idris selaku Pembantu Ketua (Puket) III yang juga sebagai penggagas kegiatan ini mengatakan bahwa, dalam pelaksanaannya panitia tidak menemui suatu kendala yang berarti, pantia dalam hal ini penyelenggara kegiatan pun telah menyelesaikan serangkaian kegiatan hingga selesai. Ia juga menambahkan jika kegiatan ini ingin dilaksanakan lagi, maka langsung saja membentuk panitia dan lakukan sosialisasi kepada mahasiswa. “Jika ingin diselenggarakan lagi langsung membentuk kepanitiaan dan sosialisasi kepada mahasiswa, saya kira itu langsung bisa berjalan,” imbuh Idris saat kami temui di ruangannya. Idris pun sempat memberikan signal akan terlaksana kembali kegiatan ini di tahun depan. Konsep kepanitiaan akan
sama seperti pada penyelenggaraan tahun 2009 lalu, dimana panitia berasal dari Orma dan BSO. Dalam Buletin D'Journal edisi 39 dijelaskan kegiatan ini secara resmi berakhir pada tanggal 16 Mei 2009 bertempat di Basemen Gedung Unit II. Dalam sambutan penutupannya Abdullah Miftah Faridl ( S1 TI 4B ) mewakili seluruh panitia pelaksana mengatakan, “Diharapkan kedepannya acara PIMA / POSMA bisa lebih maksimal dimanfaatkan mahasiswa Amikom untuk berprestasi baik di bidang ilmiah maupun olahraga. Dalam penyelenggaraannya, panitia melibatkan Orma maupun BSO sebagai koordinator lomba pada lomba yang sesuai dengan bidang Orma tersebut. Adapun lomba-lomba tersebut adalah : Lomba Pembuatan Poster atau Iklan oleh Komunitas Multimedia Amikom (KOMA), Remastering Linux oleh Free Open Source Software Interest League (FOSSIL), Promosi dan Kompetensi oleh Amikom Computer Club (AMCC), Kompetensi Cerdas Kreatif oleh Himpunan Mahasiswa Manajemen dan Sistem Informasi (HIMMSI), Lomba Karya Tulis Mahasiswa oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Journal, Amikom English Debated Varsity oleh Amikom English Club (AEC) serta Software/Aplikasi dan Hardware oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika (HMJTI). Sedangkan pada kegiatan POSMA panitia menyelenggarakan Lomba Futsal oleh Amikom Futsal Club (AFC), Lomba Fotografi Amatir oleh LPM Journal, 3 on 3 Competition oleh Amikom Basket Ball Club (ABBC), serta Drawing Contest oleh Onegai Shelter. Igo | Laras
7
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Kami, Kerumunan yang Lupa Oleh: Ilham Bagus Prastiko (09.12.3897) Saya akan melewati basa-basi tentang apa itu Musyawarah Besar Lembaga Mahasiswa (Mubes LM) STMIK Amikom Yogyakarta. Karena akan sangat tendensius jika saya tiba-tiba menyebut bahwa tidak semua mahasiswa—bahkan Lembaga—mengerti apa itu Mubes LM. Mubes LM XVIII diselenggarakan pada 10—12 Oktober lalu, dengan agenda di antaranya: Pembahasan Tata-tertib Mubes, Laporan Pertanggungjawaban Senat Mahasiswa (Sema), Pembahasan Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART) dan Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) serta Pemilihan Ketua dan Sekretaris Sema Periode 2013/2014. Sebelumnya, saya sepakat untuk tidak melanjutkan aksara ini dengan tetekbengek materi Mubes LM. Hal-hal remeh nan terlupakan terkadang lebih menarik dibanding konten yang mati-matian diutamakan. Hari ketiga penyelenggaraan—Mubes LM XVIII bertempat di Aula BSC, saya duduk berdampingan dengan salah seorang perwakilan kelas. Kebingungan nampak asyik bergelantungan di dahinya. Melihat wajah bingung itu membuat saya tersenyum sendiri. Dia adalah ketua kelas, tidak mengikuti organisasi mahasiswa (Orma), dan sedang duduk sambil sesekali menghalau kebosanan di rapat tertinggi lembaga mahasiswa. Selain dia, ada seorang lagi yang bernasib sama. Sama-sama tengah belajar mencintai kebingungan.
Saat pembahasan sengit di salah satu bab dalam AD, dia berbisik pada saya, “Sebenarnya, apa yang sedang diributkan?” Sontak saya tertawa sambil menggelenggelengkan kepala, tanda saya juga tidak tahu. Jujur, pertanyaan ini lebih menyenangkan dibanding, “Mengapa masih diributkan?” atau “Siapa sih yang meributkannya?”. Bukan saya tidak percaya bahwa perwakilan kelas yang lain, yang menghadiri Mubes LM lalu adalah sungguh-sungguh perwakilan dari kelasnya. Seharusnya saya juga tidak perlu heran mengapa ada kesenjangan kepentingan di Mubes LM, di antara perwakilan-perwakilan kelas. Mungkin sebelum menghadiri Mubes, beberapa perwakilan kelas mendapatkan suvenir “subyektivitas” setelah berlibur di Grotta Azzura. Pertanyaannya, siapakah Kopisch kalian? Politik praktis memang menyebalkan. Di saat bersamaan, hal itu memaksa kita lebih cepat belajar. Beruntunglah jika kawan-kawan berada dalam lingkaran Orma. Namun kami, kerumunan yang mengaku memiliki wawasan lebih tentang “Musyawarah Besar Lembaga Mahasiswa STMIK Amikom Yogyakarta” bisa jadi melupakan kalian, mahasiswa yang ingin turut belajar. Dan bagi kawan-kawan perwakilan kelas, yang sungguh-sungguh mewakili kelas, saya akan dengan senang hati mengaku, “Saya adalah bagian dari kerumunan yang lupa.” “ Ya, kami adalah kerumunan yang lupa.”
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Musyawarah Besar Lembaga Mahasiswa Amikom Oleh: Alvin Dwi Putra (11.11.4838) Pertama kali membaca surat undangan yang diberikan Senat pada saya selaku presiden di Amikom English Club (AEC), saat itu Risaka memberikan pesan agar saya datang bersama presiden lama, soalnya saya dianggap belum mengerti. Saat itu saya berfikir untuk datang sendiri, karena menyangka itu hanya pertemuan antara Organisasi Mahasiswa (Orma) dan Lembaga tanpa ada pembahasan yang krusial atau penting. Saat Musyawarah Besar (Mubes) berlangsung, saya baru mengerti mengapa harus datang bersama presiden lama dengan banyaknya informasi yang saya dapat dari teman-teman di BSC. Sebelumnya beberapa orang ingin kerjasama sama AEC tentang kelancaran berorganisasi. Saya tidak curiga. Saat Mubes datang saya baru sadar, ternyata ada politik di Lembaga Mahasiswa (LM) Amikom. Ternyata ada toh, orang yang ingin bermain di daerah seperti itu di Amikom. Mubes dilaksanakan di beberapa tempat dan dilaksanakan selama 3 hari. Saya heran, kok lama dan sampai memilih tempat di luar amikom segala. Kemudian saya mencari tau lagi agar tidak terlalu bodoh dan tidak paham akan hal yang terjadi di Mubes nantinya. Hari pertama banyak perdebatan beberapa perwakilan Orma, Senat dan BEM untuk membahas Tata Tertib(Tatib). Antusias mulai terbangun dengan adanya seruan dari beberapa mahasiswa yang memberikan pernyataan “Hal yang kita lakukan sekarang, menentukan 1 tahun kepengurusan LM Amikom.”
Ketidakpedulian dalam diri serasa hilang. Saya mulai berani mengemukakan pendapat dan tanggapan dari beberapa diskusi yang di bahas. Hari pertama selesai dengan beberapa hal yang harus di koreksi dan harus di perbaiki. Mulai ketua sidang yang baru belajar tentang bagaimana tata cara mubes, sampai panitia yang belum berpengalaman tentang hal seperti ini. Ketidakdewasaan dari mahasiswa Amikom harus dilatih. Saya merasakan banyak ketidakdewasaan yang muncul pada saat itu. Hari kedua, Mubes dilaksanakan di Gedung Sriwijaya. Acara yang di jadwalkan jam 08.00 baru di mulai jam 10.30. Acara molor karena peserta yang datang belum memenuhi kuota forum dan panitia yang belum siap. Mubes hari kedua membahas tentang Anggaran Dasar (AD) LM. Hari ketiga Mubes, memasuki pambahsan Anggaran Rumah Tangga (ART) sekaligus pemilihan Ketua Umum (Ketum) dan Sekretaris Umum (Sekum) Senat. Pembahasan semakin menggila. Hal yang kemaren sudah deal, di bahas kembali. Sehingga membuat beberapa peserta “males” dengan orang yang memancing dan mengarahkan pembicaraan ini. Dari sana saya bisa sedikit simpulan bahwa ada 2 kubu yang ingin memperebutkan kursi Ketum dan Sekum dari himpunan dan BEM vs senat.Pemilihan Ketum dan Sekum dilakukan dua kali dengan pemilihan yang aneh tapi seru. Akhirnya Waldin dan Serikat yang memenangkan pemilihan tersebut. Harapan ke depannya, Mubes dapat dilaksanakan seefektif mungkin.
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Sebuah kampus tidak pernah terlepas dari coret-coretan. Hal ini mengurangi kenyamanan dalam belajar di kelas. Banyak coretan-coretan tangan jahil dari intelektual muda, baik di dinding kelas maupun di toilet. Fasilitas kampus yang seharusnya dijadikan sarana belajar malah banyak coretan yang mengganggu. Masih ada beberapa coret-coretan di kelas lain dan toilet lain di kampus kita. Teman-teman pembaca bisa melihat sendiri coretan tersebut. Atau mungkin sebagian dari kalian sudah sering melihatnya. Kalau teman-teman ingin bikin coret-coretan, alangkah baiknya dibuku tulis sendiri. Atau ada sebagian dari teman-teman yang ingin membuat coretan saran dan kritik. Bisa ditulis dilembaran kertas kemudian dimasukan kotak saran. Marilah kita menjaga agar suasana kampus kita tetap nyaman dalam proses belajar.
Foto dan Teks: Andik Saputra
10
Tangan Jahil Para Intelektual Muda
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Salah satu toilet di gedung 2, banyak coretan dari tangan jahil intelektual muda (1/11).
Toilet di baseman 4 di kampus STMIK Amikom yang terdapat coretan oleh pengguna toilet (31/10). Penanda toilet yang telah dirubah dengan coretcoretan (1/11).
11
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Gathering Riset HMJTI dan KRETA Gathering Riset adalah acara yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika(HMJTI) bekerjasama dengan Komunitas Riset Teknologi Amikom (KRETA) dengan tema sharing dan sosialisasi mengenai riset. Ide ini bermula dari akreditasi yang sempat turun menjadi C. HMJTI bersama KRETA mencoba mencari tau apa penyebabnya. Pelaksanaan riset di dalam Amikom sangat kurang. Oleh Karena itu HMJTI ingin memaksimalkan bagaimana cara menggerakan mahasiswanya agar mampu menjalankan riset. Melakukan survei langsung, ternyata banyak mahasiswa yang kurang tahu tentang riset yang ada dalam amikom. Selain itu, pengetahuan melakukan tahapan riset masih minim. HMJTI bekerja sama dengan KRETA karena komunitas ini sudah berpengalaman tentang riset. Baik didalam amikom sendiri maupun diluar amikom. Kebanyakan mereka melakukan riset di luar Kampus. Sosialisasi mengenai acara gatering riset ini sendiri dilakukan dengan berbagai cara. Saat perkumpulan perwakilan kelas, mereka mengumpulkan data mahasiswa yang ingin mengikuti acara ini. HMJTI menggelar kerjasama dengan KRETA dikarenakan komunitas ini sudah berpengalaman di bidang riset. KRETA sudah melakukan riset diluar dan di dalam Amikom. Riset yang yang sering dilakukan adalah riset diluar Amikom. Isi acara tersebut adalah bagaimana melakukan riset di amikom maupun di luar amikom. Tsani Beberapa jenis riset, jaringan komputer, bidang pemrograman bidang media dan bidang olah data. Peran KRETA sendiri dalam acara tersebut lebih sebagai
12
pemateri, sedang HMJTI sebagai event organisernya. Mekanisme peserta yang sudah mendaftar akan diwawancarai mengenai bidang apa yang diminatinya. Peserta juga dicek sejauh mana kemampuanya kemudian mereka dikelompokan berdasarkan bidangnya. Data peserta tersebut kemudian diserahkan ke pihak P3M . Pihak P3M akan menyediakan dosen sebagai pembibimbing mereka untuk tahap riset selanjutnya. HMJTI dan KRETA sebagai penghubung antara peserta riset dan dosen. Itu bertujuan agar riset yang mereka lakukan tidak berhenti ditengah jalan. Acara yang berlansung di aula bsc pukul 18.30 tanggal 4 november dihadiri 31 peserta. Acara ini terbuka untuk mahasiwa semua anggkatan dan gratis. Sebenernya banyak mahasiswa yang tertarik tentang riset, namun kendala waktu yang mepet membuat mahasiwa kurang tahu tentang acara ini. 4 narasumber dari KRETA menjelaskan beberapa materi, riset umum, riset dalam amikom, riset diluar amikom, bidang-bidang riset dan tujuan riset. Rencana kelanjutan dari acara gatering riset tersebut adalah seminar. Seminar mengenai riset juga, namun belum dapat dipastikan peserta yang boleh ikut smeinar ini. tsani (ketua panitia) Nuryadi (13.11.6961) tertarik akan riset teknologi, Ingin menambah pengalaman karena saya anak TI.Pertama kali mengikuti acara seperti ini. acara berjalan dengan baik, dari gatering kemaren dapat gambaran mengenai apa itu KRETA dan ternyata ada komunitas seperti itu di AMIKOm. Oleh karena saya sering datang acara HMJTI saya tahu tentang acara ini, tapi pas di PPM juga sudah dikasih tahu. Tyas | Urfa
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Ketua Sema 2013/2014:
Kami Akan Memperbaiki Koordinasi dengan BEM dan HMJ Musyawarah Besar (Mubes) Lembaga Mahasiswa (LM) XVIII telah diselenggarakan pada 10-12 Oktober lalu. Selain membahas Tata tertib Mubes, Laporan Pertanggungjawaban Senat Mahasiswa (Sema), pembahasan Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART) dan GBHK, pemilihan ketua dan sekretaris umum juga dilaksanakan pada Mubes LM. Pada pemilihan tersebut, La Ode Armin Hiwalddin (11.11.5432) dan Serikat Rejeki (11.12.6150) didaulat untuk memimpin kepengurusan Sema satu periode ke depan. Berikut petikan wawancara dengan La Ode Armin Hiwalddin selaku Ketua Sema 2013/2014: 1. Apa visi misi anda sebagai Ketua Senat Mahasiswa (Sema) periode 2013/2014? Visi saya sebagai Ketua Sema yaitu mewujudkan tujuan LM STMIK Amikom Yogyakarta, sedangkan misinya yaitu merealisasikan fungsi Sema, menjalankan amanat Musyawarah Besar (Mubes), serta melanjutkan pembuatan Rancangan Undang-Undang (RUU) periode lalu. 2. Bagaimana penilaian dan evaluasi anda mengenai kinerja Sema periode lalu? Kinerja Sema periode lalu sudah lumayan bagus. Untuk masalah tertib administrasi juga sudah cukup baik. Hanya saja dalam hal koordinasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) kurang berjalan dengan baik. Selain itu juga pengawasan aspirasi yang diajukan ke Dialog Lembaga Mahasiswa (DLM)
juga kurang. Hal-hal itu yang menjadi kekurangan pada kepengurusan Sema periode lalu. 3. Langkah apa saja yang akan diambil sebagai tindak lanjut dari evaluasi tersebut? Kami (Sema-red) akan memperbaiki koordinasi dengan BEM dan HMJ dengan mengadakan pertemuan rutin sesuai dengan program kerja. Sedangkan untuk masalah yang cukup sensitif yakni penyaluran aspirasi juga sebisa mungkin akan kami komunikasikan dan koordinasikan dengan BEM dan HMJ. Selain itu, kami juga akan melanjutkan distribusi Pedoman Administrasi ke Organisasi Mahasiswa dan melanjutkan pembuatan Pedoman Keuangan. 4. Apakah anda merasa layak terpilih sebagai Ketua Sema? Apa alasannya? Saya mencoba membuktikan bahwa diri saya layak terpilih menjadi Ketua Sema. Karena saya sendiri sudah memiliki pengalaman berorganisasi sebagai pengurus Sema pada periode sebelumnya. Secara tidak langsung, saya telah lumayan banyak mengetahui tentang Sema. Selain itu, Saya juga banyak belajar dari ketuaketua sebelumnya. Lutfi Pengurus Sema 2013/2014 Ketua Umum: La Ode Armin H. (11.11.5432) Sekretaris Umum: Serikat Rejeki (11.12.6150) Koor. Kesekretariatan: Azka F. A. (11.11.5215) Koor. Keuangan: Falihah Untay R. (11.11.5273) Koor. Aspirasi: Ahmad Thoriq (11.11.4635) Koor. Advokasi: Eko Yunianto (11.11.5692) Koor. PBO : Siti Novan I. (11.11.4915)
13
Seputar Teknologi Informasi
Pekan ini, BBM dan SwiftKey Keyboard jadi yang terdepan di daftar 10 aplikasi Android terbaik di Google Play. Seperti dikutip Sidomi.com berikut list lengkap game dan aplikasi terbaik Android lainnya. Di kategori aplikasi gratis, BBM sudah tiga pekan menghuni di jajaran aplikasi gratis terbaik. Sedangkan sisanya adalah aplikasi populer langganan di tiap pekannya. 1.
2.
BBM masih ada di posisi pertama. Tahukah Anda, hingga pekan ke-3 pasca dirilis resmi, BBM di Android telah diunduh hingga 50 juta kali. WhatsApp Messenger masih menguntit di posisi kedua. Nampaknya aplikasi pesan instan lintas platform ini tak begitu terpengaruh dengan kehadiran BBM.
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
10 Aplikasi Android terbaik di Google Play Sedangkan di aplikasi berbayar posisi yang ada hampir tak ada ubahnya dengan pekan lalu. Masih dikuasai oleh aplikasi dan game langganan. 1.
SwiftKey Keyboard ada di peringkat pertama. Aplikasi seharga USD 4,76 ini sangat membantu pengguna Android saat proses pengetikan.
2.
Poweramp Full Version (USD 3,99) bukanlah sebuah aplikasi pemutar media namun sekadar kunci untuk membuka aplikasi trial.
3.
Facebook masih cukup populer di kalangan pengguna Android. Aplikasi ini masih jadi yang terfavorit untuk urusan jejaring sosial.
3.
iQuran (USD 2,04) adalah media ibadah digital bagi pemeluk Agama Islam. AlQuran digital ini hadirkan fitur-fitur mutakhir misalkan saja audio.
4.
LINE pekan ini ada di posisi ke-4. Aplikasi ini unggul di soal stiker dan emoji dibanding aplikasi lain.
4.
5.
Opera Mini menutup list ini di posisi buncit. Aplikasi peramban mobile ini sudah cukup populer sejak zaman ponsel Symbian dan Java.
Asphalt 8: Airbone adalah game balap terbaru keluaran Gameloft. Gameini merupakan seri terbaru dari permainan racing legendaris Asphalt.
5.
Titanium Back Up Pro (USD 6,25) menutup list ini di posisi buncit. Adalah key untuk membuka aplikasi trial. Anjar
14
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Maka Nikmatilah, Kamu Sebagai Kawan Oleh: Tutur Larasati (12.11.6478) Syair bersajak menempa kekosongan. Musik mengalun menciptakan harmonisasi elok. Cahaya memerangi bermacam zat untuk dikalahkan. Dengan manusia-manusia dan bumi terterangi matahari. Konon cerita Dewa Apollo, perintis zaman Yunani Kuno. Meretaskan syair, musik, cahaya dan matahari seakan mendewa. Terilustrasi sebagai manusia. Dilahirkan tapi tak mengenal tua bahkan mati selama zaman. Berseni dalam bahasa yang telah menjadi ritual. Dengan menoreh kata, argumen bahkan firman yang teryakini. Sebab adanya zaman kuno yang belum mati akan sejarah. (Kini) Masih kekal pada kisah dunia yang seakan tak berpandang pada surut. Syair, musik, cahaya (fajar dan senja) dan matahari terperangkap dalam keseharianku. Entah sedang duduk, terperangkap pada lensa mata atau seraya menghela nafas biasanya. Kala penyair mengalunkan jemari bersimpulkan pena, mengukir di secarik kertas menorehkan syair-syair. Kala musisi terlena akan bait-bait lagu yang berusaha ia lengkapi dengan lantunan nada, menjelma sebaik-baiknya musik. Kamu tahu akan cahaya, kukatakan itu saat fajar dan senja tiba. Biasanya, sedang apa saat fajar tiba? Seperti aku terlalu sering mengabaikan jika fajar berkunjung. Kelak di ujung sore, senja menyambangi kita. Sedang aku duduk berfokuskan langit yang perlahan menjingga, lalu usai. Kemudian jikalau kudengarkan musik sembari menulis saat fajar ataukah senja datang. Dengan kamu sebagai kawan, sama juga melewati. Maka nikmatilah. Ya, seraya waktu bersiklus terus-menerus.
15
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Kaum Pendengar Oleh: Ndaru Kurniawan (12.02.8327) Aku ingin bersuara Sekeras-kerasnya untuk semesta Kulantangkan teriakanku Hingga seseorang mampu mendengarnya Aku ingin bersuara Dari hatiku Hanya satu dua saja kata Hanya apa adanya Kudengar aku meracau sendiri Menanti seseorang mendengarku Dan menunggu kaum pendengar Aku dengar ada, lebih dari satu setahuku Untuk kaum pendengar Aku dengar kalian sakit Sakit karena sulit berbicara Diantara kalian para kaum pendengar Jangan terlalu keras untuk selalu mendengarkan Aku takut kalian lupa untuk bicara Para kaum pendengar Bagiku dan kaum para pelajar lainnya
Agenda Workshop Keamanan Komputer
Jogja Volkswagen Festival 2013
Tanggal : 28 & 30 November 2013 Tempat : Ruang Citra 1 Biaya : Gratis
Tanggal : 28 & 29 November 2013 Tempat : Jogja Expo Center
Dialog Jurusan TI
Drama Tari “Sang Rinaja Putri�
Tanggal : 24 November 2013 Tempat : Citra 3 (Aula BSC) Jam : 08.00 - Selesai
Tanggal : 30 November 2013 Tempat : Concert Hall TBY Biaya : Reg Rp 20.000, VIP Rp 35.000
16
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Genre : Animasi, Petualangan, Komedi Tanggal Rilis Perdana : 22 Maret 2013 th Studio : 20 Century Fox
The Croods Film ide untuk menciptakan sesuatu yang berguna Film ini mengisahkan keluarga untuk bertahan hidup sedangkan Grug hanya Croods yang terdiri dari Grug (Nicolas Cage mengandalkan otot saja. Keluarga Croods sebagai ayah), Ugga (Catherine Keener yang lain menyukai Guy karena cara bertahan sebagai ibu), Eep (Emma Stone sebagai anak hidupnya lebih efektif dan tidak terlalu pertama), Thunk (Clark Duke sebagai anak menguras tenaga. kedua), Sandy (Rhandy Thom sebagai bayi perempuan), Gran (Cloris Leachman sebagai Selama perjalanan menuju tempat nenek). Mereka adalah salah satu keluarga aman dari bencana alam. Hewan buas yang yang mampu bertahan hidup dilingkungan belum pernah mereka tahu serta tumbuhanyang terus berevolusi. Ini berkat Grug tumbuhan yang belum pernah mereka yang memiliki aturan ketat bagi temui. Guy yang bersama mereka seluruh anggota keluarga . ...banyak hal dengan ide-ide cemerlangnya Namun Eep yang memiliki rasa tentang menciptakan benda-benda yang bagaimana ingin tahu yang besar dan selalu bisa membantu mereka saat keluarga Croods melanggar aturan. bertahan dari suatu ancaman saat bertahan perjalanan. Sampai suatu hari Eep hidup. bertemu dengan Guy (Ryan Film ini mengajak Reynolds) seorang pemuda yang penonton untuk kembali kemasa membawa kabar bahwa dunia sedang peradaban di planet Croodaceous. banyak mengalami goncangan menuju Dimana dunia masih dalam tahap evolusi, kiamat, Namun Grug tidak percaya apa yang banyak makhluk-makhluk hidup yang belum dikabarkan Guy. Dan getaran hebat yang pernah dilihat sebelumnya. Peran Grug menghancurkan lingkungan sekitar sudah sebagai ayah dan kepala keluarga juga menjawab ketidak percayaan Grug. terlihat dengan bagaimana cara Grug melindungi keluarganya dan mencoba Mereka sepakat untuk bertahan mengerti Eep dengan rasa ingin tahu yang hidup bersama-sama dan keluar dari gua tinggi. Penonton akan mengetahui banyak hal namun Grug tidak menyukai Guy. Cara Guy tentang bagaimana keluarga Croods bertahan bertahan hidup berbeda dengan Grug, Guy hidup. Ayu mengandalkan otak yang mempunyai banyak
17
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Bagi Semua yang Memenangkannya karena mengikuti ayahnya yang pindah bertugas. Ia seorang pemain biola dengan kemampuan sangat baik, berkat kemampuannya itu ia didaulat sebagai field commander –pemimpin sebuah Marching Band saat tampil di lapangan– dalam Marching Band Bontang. Namun, sang ayah mementang keras passion Elaine. Selanjutnya ada Tara, gadis muda berbakat yang memiliki keterbatasan pendengaran Pengorbanan luar biasa, kerja keras, akibat sebuah kecelakaan yang merenggut tumpahan keringat dan air mata selama nyawa ayahnya. Ia berusaha menguasai ribuan jam, siapa menduga itu adalah nada-nada snare drum meski memiliki rentetan dibalik sebuah penampilan yang keterbatasan pendengaran. Tetapi, luka hanya menyita waktu 12 menit. Dikemas masa lalunya terus menghantui. Lahang, secara apik menginspiratif oleh Oka Aurora seorang anak keturunan suku Dayak dengan dalam novel berjudul “12 Menit” ini. hidup berkecukupan berusaha memenuhi janji pada sang ayah. Hal itu yang Rene, seorang mantan pemain membuanya dilema untuk maju melangkah. Marching band dengan talenta luar biasa dan pengalaman internasional, bergelar pelatih Mereka berlatih ribuan jam hanya Marching Band mengantarkan anak asuhnya demi 12 menit penentuan. Mereka bertekad menjadi juara umum GPMB berturut-turut. membuktikan pada dunia bahwa mimpi Kemudian, dipinang oleh sebuah perusahaan harus kamu percayai agar terwujud. Dan besar yang berada di Kota Bontang Provinsi bersama-sama mereka akan menyerukan, Kalimantan Timur untuk melatih MBB PKT. Vincero! Menjadi pelatih untuk kelompok Marching Membaca novel ini kita diajak untuk Band yang beranggotakan anak-anak daerah membayangkan bagaimana sesuatu yang dengan tingkat kemampuan dan ingin diraih memerlukan perjuangan yang kepercayaan diri yang masih rendah dan luar biasa. Dari mana kamu berasal, dengan sering kali merasa kecil walaupun mereka bagaimana kondisimu, sungguh bukan sesungguhnya memiliki potensi itu. keterbatasan untuk menjadikannya visual. Elaine, anak gadis Novel yang menginspirasi dari kisah nyata blasteran Indonesiasebagai novel inspiratif dan baik bagi kamu Jepang yang pindah dari yang saat ini tengah berjuang Jakarta ke Kalimantan merealisasikan mimpi. Beryakinlah bahwa setiap orang pasti akan menggapai Judul Buku : 12 Menit tujuannya jika saat mejalaninya Penulis : Oka Aurora mengugah semangat keteguhan hati dan tak pernah takut untuk Penerbit : Noura Books meraih mimpi-mimpimu. Tebal : xiv + 343 halaman Dreaming is Believing! Laras Ini bukan alasan dari mana kamu berasal. Sebuah cerita yang mengisahkan orangorang yang tak takut meraih mimpi. Dengan mengangkat cerita tentang perjuangan keras anak-anak Marching Band Bontang Pupuk Kalimantan Timur (MBB PKT) demi meraih Grand Prix Marching Band (GPMB), dengan waktu yang tersedia untuk penampilan puncak hanyalah 12 menit.
18
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Glosarium
Ensiklopedia Berkenalan dengan Kamera Lomo Kamera unik ini bernama lomo singkatan dari Leningsradskoye optikon mechaninicheskoye obyedinenie yang mempunyai arti penggabungan mekanis optik leningrad nama tersebut di ambil dari nama pabrik lensa yang berada di kota st Petersburg, negara rusia Kamera lomo ini merupakan kamera analog yang masih menggunakan film gulung, namun seiring perkembanganya zaman sudah ada kamera lomo digital, konon lensa lomo memiliki cacat namun kelemahan inilah yang justru membuat hasil jepretan lomo sangat khas dan unik, kita bisa menemukan warna-warna khas lomo
yang sulit di hasilkan kamera biasa. Di bagian sudut frame kadang muncul warna gelap yang membentuk kesan artistik yang tidak biasa lalu dalam pencahayaan normal saja muncul unsur warna biru dan warna warna lainya. sehingga bisa menghasilkan hasil yang berbeda beda ketika film itu di cetak. Dalam kamera lomo terdapat beberapa lensa kita bisa menghasilkan 4 frame bahkan lebih dalam sekali jepret . Kameraini jugatidak begitu banyak menggunakan teknik seperti slr atau kamera digital . Lomografer adalah sebutan untuk para fotografi lomografer dimana lomografi ini menggunakan kamera khusus yang di sebut kamera lomo.Kamera [omo memiliki hasil jepretan yang baik dan jenis kamera lomo yang beragamkisaran harga kamera ini harga kamera lomo berkisar antara 3 ratus ribu - 4 jutaan . Atin
19
PU Berbicara
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Perjalanan Mendekati Kesadaran Eksistensial Oleh: Untung Prasetyo Pimpinan Umum LPM Journal Periode 2013/2014
Dua tahun saya bercumbu dengan LPM Journal di STMIK Amikom Yogyakarta. Awal berkenalan dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ini, saat menggikuti Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM) 2011 dan Buku Panduannya. Bisa dibilang “Saya benci menulis, namun saya tidak tau cara lain untuk mengabadikan pemikiran saya”, itu yang mendasari untuk berorganisasi di LPM Journal. Saat Expo, walaupun banyak UKM dan Badan Semi Otonom (BSO) yang mengenalkan kegiatannya, saya bergemih dengan kelanjutan setelah berorganisasi disana. Tak heran bila saat itu memilih LPM Journal yang menurut subjektif saya. Era teknologi ini kebutuhan akan berita dan informasi merupakan sebuah hal yang wajib bagi manusia. Bahagia bila bisa menjadi bagian dalam proses mengabadikan peristiwa dalam bentuk berita. Selang seminggu setelah pendaftaran, pertemuan awal LPM Journal semakin membuatku bergairah untuk beroganisasi setelah mengenal Pengurusnya. Meminjam dari kata-kata Soe Hok Gie “Mahasiswa itu berfikir dan menciptakan yang baru”. Disinilah aku bisa mengasah skeptis saya guna menyongsong cita-cita. Pelatihan Jurnalitik Tingkat Dasar (PJTD), pertama kali saya belajar merangkai data dan informasi dari narasumber menjadi sebuah berita. Selain itu Calon Anggota di ajarkan mengenai Fotografi Jurnalistik, pengenalan mengenai Pers Mahasiswa (Persma) dan Keredaksian. Seperti penyataan di awal saya benci dengan kegiatan tulis menulis. Namun, yang
20
ada di LPM Journal kegiatan lebih sering berdiskusi di samping menggarap produk dua mingguan Buletin D'Journal dan posting berita di lpmjournal.com. Beranjak satu tahun saya berorganisasi akhirnya saya di pilih menjadi Koordinator Sub-divisi Daring (Portal Berita). Ya, berkutat dengan website www.lpmjournal.com. Sempat pula saat di Daring menelurkan produk Catatan Kaki (Berisikan postingan pilihan blog anggota LPM Journal dalam satu bulan, kemudian dikemas menjadi satu dalam bentuk E-Book). Kalau anggota dan pengurus yang lain sering main ke Persma luar kampus. Saya orang yang jarang ikut serta dalam kegiatan luar kampus. Walau setau saya di luar ilmunya lebih banyak, saya senang bisa di berikan amanah sering di sekertariatan LPM Journal. Mungkin dari sekre ini lah bisa lebih mengenal temen-teman dari UKM ataupun Organisasi Mahasiswa (Orma) Amikom. Musyawarah Besar LPM Journal ke IX, begitu mengedukasi saya dibanding dengan Mubes yang pernah diikuti lainnya. Pemilihan Pimpinan Umum dengan cara memufakatkan, yang pada akhirnya memilih saya sebagai Pimpinan Umum periode 2013/2014. Selamat Ulang Tahun LPM Journal. Harapanya saya di usia sepuluh tahun LPM Journal, mampu menghidupi dan dihidupi oleh ruang-ruang sosial disekitarnya dan para pengiatnya setia berefleksi agar segala aktivitas tak berakhir sebagai ritual tanpa makna belaka. Kritik disana-sini kami terima sebagai konsekuensi logis dari perjalanan mendekati kesadaran eksistensial yang manusiawi.
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
PU berbicara
Menapak Jejak Persma Kampus Ungu Oleh : Deni Dwi Kurniawan Pimpinan Umum LPM Journal Periode 2012/2013
Dua kutipan kata diatas perlu adanya dalam sebuah catatan kecil penulis saat mengawali sebuah kalimat. Orang sering dibicarakan dalam suatu perjalanan pasang surut organisasi dan tak lebih untuk meneruskan cerita dari masa ke masa. Meyakinkan public dalam gempuran informasi saat ini, tak berarti hanya bualan omongan palsu Si Cerdik tatkala membingkainya. Sejarah itu banyak diisi dengan kebohongan. Tapi sejarah adalah kebohongan yang tetap penting untuk dipelajari. Orang yang melupakan sejarah adalah seperti orang yang sengaja melupakan pengalaman-pengalaman berharganya. Saat mempelajari sejarah Anda akan menemukan beberapa versi, dan saat Anda menggabungkan versi itu, Anda akan menemukan sejarah yang sebenarnya. Sejarah pers mahasiswa (Persma) di ruang lingkup kampus selama ini kerap diposisikan pinggiran dalam bingkai besar sejarah pergerakan mahasiswa. Tidak banyak kalangan yang mengulasnya. Padahal Persma juga menjadi bagian dari gerakan mahasiswa. Berbagai tulisan kritis dan penerbitan media alternative sepanjang sejarah konsolidasi demokrasi dan wacana kebangsaan, diwarnai dan dipimpin organisasi Persma. Bahkan di setiap daerah memiliki basis kampus dan tradisi intelektual, dengan beragam bentuk perlawanan Persma atas rezim represif dan sentralistik. Meski banyak yang harus tumbang dengan pembredelan oleh pihak kampus sendiri. Mungkin karena karakter gerakan Persma yang cenderung tidak ingin populis sebagaimana organisasi yang lainnya: mengerahkan massa turun kejalan sambil mengibarkan bendera dan atribut organisasi.
Tapi sebagai bagian dari gerakan perubahan, Persma tidak pernah absen dalam memberikan kontribusi atas setiap perubahan yang terjadi. Bahkan tidak sedikit cerita yang menuturkan bahwa kantongkantong Persma menjadi semacam markas bersama bagi beragam gerakan yang tengah bergeliat merespon arus besar perubahan sosial-politik. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Global.com awal mula berdirinya Persma di STMIK Amikom Yogyakarta. Global.com didirikan pada tanggal 28 Oktober 1998 oleh beberapa mahasiswa yang peka terhadap keadaan Kampus Ungu, karena pada saat itu belum ada media aspirasi dan ekspresi yang dilakukan mahasiswa. Pada tahun 2003 diadakan sebuah Forum UKM yang bertujuan untuk membenahi Global.com yang menjadi cikal bakal UKM Jurnalistik, karena para pengurusnya semakin tidak bisa ditemui keberadaannya. UKM Jurnalistik yang tumbuh dan berkembang dengan sebuah pergerakan perjuangan mahasiswa dalam bentuk media aspirasi kritis, sehingga bisa menjadi kontrol sosial kebijakan kampus. Dengan semangat kebersamaan dan tujuan yang sama, akhirnya pada tanggal 2 April 2009 keluarga UKM Jurnalistik bersepakat mengadakan Musyawarah Luar Biasa (Muslub). Muslub dilaksanakan untuk membahas Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO), Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) serta beberapa tambahan program kerja selama 1 periode kepengurusan. Salah satu hasil dari Muslub yang dilakukan oleh keluarga UKM Jurnalistik, bersepakat dengan perubahan nama menjadi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Journal. Hingga kini Musyawarah Besar (Mubes) menjadi agenda rutin di akhir periode kepengurusan LPM Journal.
21
Kata Mereka
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Pada Buletin D’Journal Edisi Reguler Khusus Ulang Tahun, redaksi LPM Journal berkesempatan mewawancarai beberapa pihak mengenai pesan dan kesan terhadap LPM Journal. Berikut adalah pesan dan kesan yang berhasil dihimpun dari beberapa narasumber: Jaeni Pembina LPM Journal “Dibanding periode sebelumnya, konten buletin lebih beragam, baik yang bersifat informasi, saran maupun yang berhubungan dengan STMIK Amikom Yogyakarta. LPM Journal bagian dari civitas Amikom, yaitu sebagai bagian penting untuk mengembangkan Lembaga. Maka selayaknya mencari solusi dengan mengedepankan berita yang berimbang. Anggota LPM Journal diharapkan lebih berprestasi lagi, bukan hanya secara internal melainkan juga di eksternal .” La Ode Armin Hiwalddin (11.11.5432) Ketua Umum Senat Mahasiswa 2013/2014 “Terimakasih buat LPM Journal atas dedikasi dan kerja kerasnya di Lembaga Mahasiswa (LM) STMIK Amikom Yogyakarta. Semoga LPM Journal dapat lebih meningkatkan keaktifannya dan tetap menjadi Lembaga Pers yang independen dalam hal pemberitaan. Semangat buat LPM Journal!” Rini Rinjani (12.02.8183) Menteri PSDM BEM 2013/2014 “Buletin LPM Journal sudah cukup bagus secara keseluruhan. Tingkatkan lagi kualitas konten buletin agar semakin menarik. Semoga LPM Journal semakin maju, tetap menulis dan jangan pernah berhenti berkarya.”
22
Susanti 12.12.6793 Sekretaris Manggar 2013/2014 “Semoga LPM Journal STMIK Amikom Yogyakarta lebih kritis lagi kedepannya. Lebih banyak lagi meliput kegiatan-kegiatan Organisasi Mahasiswa (Orma). Semoga LPM Journal lebih baik lagi, lebih maju dan aktif.” Nurimansyah (09.12.3951) Kepala Bidang Kerumahtanggaan Mayapala (2013/2014) “LPM Journal merupakan penghubung antara Orma, mahasiswa dan Lembaga. Selain itu juga sebagai pemberi wawasan ke mahasiswa untuk lebih sering mengetahui berita-berita terbaru. Lebih banyak memberitakan kegiatan-kegiatan Orma beserta prestasiprestasinya. Selamat ulang tahun yang ke-10 buat LPM Journal.” Dita Mahardika (12.12.6409) “Harapan saya semoga Journal dapat menjadi organisasi yang profesional dalam bekerja dan jangan takut dalam mewartakan hal yang benar. Dapat memberikan informasi bagi mahasiswa serta mampu menjadi UKM Pers yang bersahabat dengan UKM lain.” Rangga Warsito (12.11.6471) “Saya sering membaca buletin D’Journal. Saya mendapatkan informasi-informasi yang lebih banyak dari civitas akademika Amikom. Selamat ulang tahun untuk LPM Journal.”
Tentang Organisasi
D’Journal Edisi 61 | XI | 2013
Pada tanggal 28 Oktober 1998 di STMIK Amikom Yogyakarta berdiri suatu organisasi bernama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Global.com yang menjadi cikal bakal berdirinya UKM Jurnalistik pada tahun 2003. UKM Jurnalistik kemudian berganti nama pada tanggal 2 April 2009 menjadi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Journal. Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Journal merupakan organisasi bergerak di bidang pers mahasiswa yang berada di lingkup kampus STMIK Amikom Yogyakarta. Salah satu fungsi LPM Journal yaitu sebagai media kontrol, media informasi dan penyalur aspirasi mahasiswa STMIK Amikom Yogyakarta dan masyarakat. Saat ini produk jurnalistik LPM Journal berupa Buletin D’Journal dan portal berita www.lpmjournal.com.
Kepengurusan Periode 2013/2014 Lembaga Pers Mahasiswa Journal STMIK Amikom Yogyakarta Pimpinan Umum Untung Prasetyo NIM: 11.12.5943
Bendahara Handayani Ekaningtiyas NIM: 12.12.7047
Sekertaris Merti Dina Nisa NIM: 11.11.5308
Koordinator Divisi Litbang
Koordinator Divisi Media
Anisa Fatona Tunissa` NIM: 11.11.5349
Lutfi Fauziah NIM: 11.11.4994
Staf Divisi Litbang
Staf Divisi Media
Ayu Nathania (12.12.7063) Atin Supriyatin (12.02.8338) Ginanjar Adi Prasojo (11.11.5549) Tomi Saputra (11.02.8054) M. Urfa Nurfathan (11.11.5341) Tri Aprianto (11.11.5507)
Tutur Larasati (12.11.6478) Ali Fatur Rohmah (12.11.6673) Govinda Al Araf (12.12.6435) Ndaru Kurniawan (12.02.8327) Andik Saputra (12.12.7025)
23