D'journal #62

Page 1

Edisi 62 | XII | 2013 | www.lpmjournal.com

Riset Amikom Dinilai Masih Minim

Liputan: Aspirasi Mahasiswa pada Diaolog Jurusan Masih Seputar Kinerja Dosen Pengadaan Buku di Amikom


Buletin Dwi Mingguan DITERBITKAN OLEH LPM Journal STMIK Amikom Yogyakarta PELINDUNG Drs. M. Idris Purwanto, M.M PEMBINA Jaeni, S.Kom PEMIMPIN UMUM Untung Prasetyo SEKRETARIS Merti Dina N. BENDAHARA Handayani Ekaningtyas PIMPINAN REDAKSI Lutfi Fauziah PIMPINAN PRODUKSI Tutur Larasati REDAKTUR PELAKSANA Annisa Fathona T, Untung Prasetyo, Lutfi Fauziah. REDAKTUR Ndaru Kurniawan, Tutur Larasati, Govinda Al A. REPORTER Handayani Ekaningtyas, Merti Dina N, Ndaru Kurniawan, Tutur Larasati, Atin Supriyatin, Ginanjar Adi P. KONTRIBUTOR Ayu Nathania, Tomi Saputra, Lutfi Fauziah, Untung Prasetyo, Riyan Fajar A, Merti Dina N. FOTOGRAFER M. Urfa Nurfathan ILUSTRATOR Untung Prasetyo, Andik Saputra, M. Urfa Nurfathan. LAYOUTER Ndaru Kurniawan ALAMAT REDAKSI Gedung BSC Ruang VI.3.9. STMIK Amikom Yogyakarta Jl. Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. EMAIL redaksilpmjournal@gmail.com WEBSITE www.lpmjournal.com Facebook LPM JOURNAL STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Twitter @lpmjournal

Redaksi buletin D’Journal juga terbuka untuk hak jawab, saran dan kritik berkaitan dengan konten ataupun tampilan dari buletin D’Journal.

Miskinnya riset dan pengembangan teknologi informasi di STMIK Amikom Yogyakarta saat ini menjadi hal yang sangat memprihatinkan. Padahal, dunia teknologi dan informasi berkembang dengan sangat pesat dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, riset dan pengembangan menjadi aspek penting dalam lahirnya inovasi-inovasi di bidang teknologi informasi. Tanpa iktikad dari seluruh elemen kampus untuk membenahi riset dan pengembangan di Amikom, tentu saja visi Amikom hanya akan menjadi mimpi belaka. Informasi lebih lengkap mengenai kondisi riset dan pengembangan di Amikom kami sajikan di Rubrik Topik Utama. Di Rubrik Liputan, kami mengulas tentang Dialog Jurusan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika (HMJTI) pada akhir November lalu. Beberapa permasalahan yang diangkat ke permukaan masih berkisar tentang fasilitas kampus, kinerja dosen dan keluhan-keluhan terkait pelayanan akademis. Menjelang akhir tahun, apa yang tengah kawan-kawan persiapkan? Tugas Akhir? Ujian Akhir Semester? Atau rencana liburan?Apa pun itu, semoga kita semua sehat dan tetap berbahagia. Salam akhir tahun, Salam pers mahasiswa!


D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

Riset Amikom Dinilai Masih Minim Beberapa waktu silam, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) merilis hasil akreditasi di setiap jurusan yang ada di Perguruan Tinggi. Jurusan Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta mendapatkan akreditasi “C”. Hal ini disebabkan oleh adanya bahan pertimbangan dalam proses penilaian yang tidak terpenuhi. Salah satu bahan pertimbangan tersebut ialah riset atau penelitian. Bidang Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Amikom merupakan bagian yang mengatur dan mewadahi penelitian, pengembangan dan pengabdian masyarakat. Heri Sismoro selaku Kepala Bidang P3M menyatakan, riset yang dilakukan Amikom masih terlampau minim. “Saya berkeinginan untuk mengadakan lomba ide kreatif untuk mahasiswa Amikom agar nantinya mahasiswa dapat ikut serta dalam melakukan riset,” ujarnya (28/11). Ilustrasi. Journal | Untung

Ketua Jurusan Strata-1 Teknik Informatika (Kajur S1 TI) Sudarmawan menyatakan penyebab dari minimnya riset di Amikom adalah pendokumentasian hasil hasil riset. “Salah satu kriteria riset yang baik adalah publikasi di jurnal internasional , dan sampai saat ini Amikom belum maksimal dalam hal tersebut, ” jelasnya (27/11). Berbagai kegiatan pengabdian pada Masyarakat terus dilakukan sebagai upaya ikut memberikan pemahaman dan kemampuan masyarakat pada bidang IT. Berbagai karya nyata hasil dosen, karyawan, dan mahasiswa pun diterapkan pada masyarakat. Banyak usaha yang telah dilakukan pihak P3M dalam penelitian. “Untuk meningkatkan jumlah riset yang berkualitas, Lembaga berupaya dalam mengalokasikan kegiatan riset dosen dan mahasiswa,” kata Heri (28/11). Selain itu, ia menambahkan dengan cara memberi kan pelatihan penulisan proposal riset, mengikuti berbagai perlombaan riset dan melalui Kuliah Umum.


D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

Sarana dan prasana untuk mahasiswa. Tetapi sebelum jadwal tersebut menunjang riset telah disiapkan oleh diumumkan, mahasiswa dapat melakukan riset pihak P3M. Selain adanya jurnal terlebih dahulu sebelum diajukan ke pihak ilmiah, peralatan dan pembinaan Lembaga. penelitian, P3M juga memberikan Dalam meningkatkan penelitian di Kampus kesempatan kepada civitas Ungu, P3M bekerja sama dengan Komunitas Riset akademika untuk melakukan riset. Teknologi Amikom (Kreta). Ketua Kreta Akhmad Riset tersebut Dito (12.21.0665) “Anggaran untuk melakukan riset kurang dapat dilakukan mengatakan, saat ini lebih Rp 50.000.000,- per tahunnya. Dengan secara individu program kerja Kreta rincian sebesar Rp 2.500.000,- untuk tiap mahasiswa masih sebatas judul riset yang diterima.” maupun bekerja mengadakan seminar sama dengan yang bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa dosen. Jurusan Teknik Informatika (HMJTI). “Kami masih “Anggaran untuk melakukan kekurangan Sumber Daya Manusia dalam riset kurang lebih Rp 50.000.000,melakukan riset di Amikom,” tuturnya (28/11). per tahunnya. Dengan rincian Kegiatan seminar ini akan berlanjut ke belajar sebesar Rp 2.500.000,- untuk tiap bareng mengenai riset yang nantinya akan judul riset yang diterima,” ungkap diadakan seperti 'Sekolah Riset'. Tentunya, Heri (28/11). Ia memaparkan bahwa kegiatan ini akan dibimbing oleh dosen Amikom. setiap semester kurang lebih ada 25 Hingga saat ini, Kreta belum pernah jurnal yang dihasilkan Amikom, baik melakukan riset di dalam Amikom. Kreta jurnal hasil riset dari mahasiswa melakukan riset di luar kampus dengan bekerja maupun dosen. sama dengan Masyarakat Ilmuan Teknologi Indonesia (MITI). Akhmad mengungkapkan Tidak semua judul riset sulitnya riset di Amikom. “Riset di Amikom lebih diterima oleh P3M. Pihak P3M akan mengacu pada riset berbasis teknologi. Penelitian menyeleksi judul riset yang telah diajukan oleh mahasiswa atau dosen. seperti itu cukup sulit sebab perkembangan teknologi itu sendiri sangat pesat,” kata Ketua Kreta Menurut Heri, mahasiswa yang ingin (28/11). melakukan riset harus dibimbing terlebih dahulu oleh dosen agar Sebagai komunitas yang memiliki visi mahasiswa menciptakan riset yang mendukung visi Amikom untuk menjadi Universitas memiliki nilai edukasi. yang unggul dalam riset teknologi informasi, Kreta berharap agar dalam melakukan riset, pihak Adapun prosedur untuk Lembaga dapat memberikan jalan atau ruang gerak mengajukan riset di Amikom ialah dan memudahkan dalam penelitian. menunggu jadwal pengajuan riset yang dikeluarkan oleh pihak Resource Center atau perpustakan Amikom Lembaga. Jadwal tersebut nantinya juga berperan dalam pengelolaan hasil riset seperti akan dipublikasikan kepada jurnal ilmiah. Dalam pendokumentasian di


D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

perpustakaan, jurnal ilmiah harus berupa hardcopy, softcopy berupa CD dan bentuk naskah Yang muda publikasi atau ringkasan agar mempermudah yang berkarya” pengelolaan. “Selain disimpan di perpustakaan, Mahasiswa hendaknya jurnal ilmiah juga diunggah ke Repository web Amikom,” jelas Agung Pambudi Kepala Resource banyak berinovasi dan Center (29/11). kreatif dalam Perpustakaan Amikom telah banyak meningkatkan menyediakan jurnal ilmiah yang berasal dari pengetahuan lingkup Amikom. Tetapi, perpustakaan juga berlangganan jurnal ilmiah yang berasal dari Resource Cemter mengharapkan Universitas dalam negeri maupun luar negeri. Hal mahasiswa dan dosen lebih aktif ini dilakukan guna meningkatkan pelayanan akses dalam menulis jurnal untuk riset. informasi koleksi perpustakaan melalui media Sudarmawan yang seragam serta berbasis teknologi informasi mengharapkan agar mahasiswa sehingga dapat memperluas cakupan pengguna lebih aktif dan kretif dalam layanannya. “Tentunya ini menjadi referensi yang mengembangkan ilmu teknologi dan baik untuk melakukan riset di Amikom,” tandas informasi. Ia juga berpesan agar Agung (29/11). mahasiswa tidak hanya melakukan Sebanyak 28 perpustakaan universitas skripsi atau tugas akhir saja, namun negeri dan swasta khususnya yang berada di dapat ikut seta dalam melakukan Yogyakarta bekerja sama dengan perpustakaan riset. “Seperti pepatah Yang muda Amikom dalam memanfaatkan teknologi yang berkarya, mahasiswa informasi. 'Jogja Library For All' merupakan salah hendaknya banyak berinovasi dan satu jaringan kerja sama yang dilakukan Amikom lebih kreatif dalam meningkatkan hingga saat ini. pengetahuan,” Perpustakaan Amikom tergabung Sedangkan, dalam ujarnya saat dalam jaringan kerjasama berlangganan jurnal ditemui di 28 perpustakaan universitas ilmiah internasional ruangannya negeri dan swasta se-Yogyakarta. perpustakaan telah (27/11). Jogja Library for All bekerja sama dengan Harapan 'IGI Global' dan 'ACM Digital Library' secara juga terlontar dari Heri saat ditemui periodik. di ruang P3M. “Riset di Amikom Tidak hanya jurnal ilmiah, perpustakaan semakin bagus, baik dari segi juga mengarsipkan hasil seminar-seminar kuantitas dan kualitas sehingga nasional yang telah diadakan di Amikom. Dari dapat mendukung terciptanya semua arsip tersebut, kebanyakan adalah untuk atmosfer penelitian yang lebih baik,” tugas akhir atau syarat kelulusan, sedangkan tuturnya (28/11). Laras | Alif | untuk kepentingan riset masih sedikit. Kepala Tyas | Anjar


Karya Ngelantur

D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

Kuliah

Andik Saputra (12.12.7025)

Sebelah mata

M. Urfa Nurfathan (12.12.7025)


D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

Aspirasi Mahasiswa pada Dialog Jurusan Masih Seputar Kinerja Dosen Mahasiswa Himpunan Jurusan Teknik Informatika (HMJTI) STMIK Amikom Yogyakarta kembali menggelar acara dialog jurusan pada Sabtu (23/11) bertempat di aula gedung Business Student Centre (BSC). Dari estimasi awal sekitar 150 peserta, acara tersebut hanya dihadiri oleh sekitar 50 peserta. Melihat jumlah partisipan selalu berkurang dari tahun ke tahun, Hanif Al Fatta selaku Ketua Jurusan (Kajur) D3 TI mengaku mulai khawatir jika para mahasiswa sudah mulai apatis terhadap keadaan kampus. Hanif menilai jika aspirasi yang masuk tidak bisa dikatakan sebagai aspirasi yang mewakili seluruh mahasiswa, dalam hal ini mahasiswa jurusan TI. Karena pada saat acara dialog tersebut berlangsung, peserta yang berasal dari jurusannya D3 TI hanya sekitar 1 atau 2 orang. “Itu pun mereka – mahasiswa D3 Ti – tidak begitu terlihat aktif dalam memberikan masukkan atau kritikan,” Ujar Hanif saat ditemui di ruang kerjanya(28/11). Berbeda dengan Hanif, Cik Zahari (11.11.5646) selaku ketua panitia dialog jurusan menilai meskipun para peserta yang hadir terbilang sedikit, tapi mereka sudah mampu mewakili suara mahasiswa yang lain. Ia beralasan bahwa sebelum penyelenggaraan dialog jurusan, mereka (para panitia) telah melakukan pertemuan antar kelas guna menghimpun aspirasi dari para mahasiswa. “Jadi meskipun mereka tidak datang, kita sudah punya rekapannya dan akan kami sampaikan langsung ke Kajur,” imbuh Ai – sapaan akrab Cik Zahari (28/11). Berbicara perihal aspirasi, Hanif menuturkan aspirasi-aspirasi mahasiswa yang bergulir pada dialog kali ini masih sama dengan aspirasi pada dialog-dialog

sebelumnya. Masalah dosen, menurutnya masih menjadi masalah lama yang belum terselesaikan. Seperti kehadiran dosen, kegiatan dalam proses belajar belajar, hingga tingkat kedisiplinan para dosen itu sendiri. Yosi Pramana (13.11.7555) pun berpendapat hal yang serupa. Ia berujar bahwa alasan ia datang pada dialog mahasiswa jurusan TI salah satunya adalah untuk mengadukan masalah kinerja dosen yang menurutnya masih kurang baik dalam proses pengajarannya. Menurut Hanif, meski ini persoalan lama tapi ada suatu penyelesaian dari masalah ini. Ia mengilustrasikan jika pada dua atau tiga tahun lalu ada 10 dosen yang dikeluhkan oleh mahasiswa, kini jumlah tersebut mengalami penurunan, walau belum mencapai angaka 100%. Dalam dialaog mahasiswa yang berlangsung selama empat jam ini masalah seputar fasilitas kampus pun tak luput jadi bahan pengaduan mahasiswa. Seperti halnya penggunaan laboratorium di luar jam kuliah, atau rusaknya beberapa fasilitas penunjang pembelajaran. Menanggapi masalah tersebut, Hanif mengatakan bahwa semua aspirasi akan ditampung dan kemudian diimplementasikan. Hanya saja aspirasi tersebut akan dilihat lagi dari cakupannya, jika hanya masalah dosen dalam artian masalah internal jurusan, maka masalah tersebut akan langsung ditindaklanjuti dalam rapat internal jurusan. Sedangkan jika masalah yang tersebut merupakan masalah umum, seperti penggunaan fasilitas maka masalah-masalah seperti itu akan dibawa ke rapat yang lebih tinggi, seperti rapat pimpinan atau bahkan akan menjadi rujukan masalah pada Dialog Lembaga dan Jurusan (DLM). Igo | Atin

7


D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

Mahasiswa yang Kehilangan Taringnya Oleh: Lutfi Fauziah (11.11.4994) Jika ditelaah berdasarkan suku kata pembentuknya, mahasiswa terbentuk dari dua suku kata. Maha dan siswa. Artinya, mahasiswa merupakan siswa yang tertinggi levelnya. Mahasiswa dipandang masyarakat sebagai kaum intelektual yang digadanggadangkan sebagai agen perubahan dan kontrol sosial, namun kenyataannya saat ini mahasiswa justru beralih fungsi sebagai agen penganut hedonisme. Menetapkan apa yang menjadi sebab keadaan mahasiswa saat ini, ibarat melempar koin ke udara. Kita tidak pernah tahu mana yang benar-benar benar atau yang benar-benar salah. Apakah karena kultur apatis yang sudah terlanjur jauh mencengkeram di kehidupan mahasiswa, atau karena sistem pendidikan di perguruan tinggi yang sarat dengan birokrasi. Pada saat Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek), para mahasiswa baru tidak diperkenalkan dengan pergerakan mahasiswa yang menjalankan fungsi dan peran mahasiswa sesungguhnya. Pada akhirnya, mereka hanya akan sibuk dengan perkuliahannya saja dan juga dengan kehidupan hedonis. Nilai lebih yang harus dimiliki oleh mahasiswa dibanding siswa adalah kemampuan analisis. Mahasiswa harus dapat melakukan analisa terhadap suatu masalah. Mencari bahan pendukung

untuk lebih mendalami dan memahami permasalahan tersebut. Tak sampai di situ, mahasiswa juga harus mampu berpikir solutif sehingga memunculkan alternatif solusi dan memilih salah satunya dengan pertimbangan yang benar-benar matang. Sayangnya, saat ini tidak banyak mahasiswa—termasuk di Amikom—peduli dengan masalah sosial yang muncul di lingkungan sekitarnya. Kurangnya kepekaan dan inisiatif dari mahasiswa serta keengganan untuk menganalisis masalah merupakan bukti konkrit bahwa mahasiswa sudah terjangkit penyakit apatis yang kronis. Mahasiswa semacam ini tak ada bedanya dengan macan ompong. Mahasiswa memerlukan ruang publik untuk membangun budaya dan kesadaran kritis. Jika ruang publik yang sifatnya formal dirasa belum efektif, tak ada salahnya jika kita memulai 'gerakan bawah tanah'. Semisal dengan menghidupkan diskusi-diskusi informal di warung kopi atau angkringan,kemudian baru dibawa ke ranah formal. Diskusi bisa menjadi salah satu cara efektif untuk membangunkan sifat kritis yang telah tidur terlalu lama dalam jiwa mahasiswa. Sudah saatnya mahasiswa kembali menunjukkan taringnya sebagai agen perubahan dan kontrol sosial.


D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

Apatis, Penyakit Mahasiswa yang Harus Dihilangkan Oleh: Riyan Fajar Apriliangga (11.11.5467) Mahasiswa. Mendengar kata itu, pandangan masyarakat umum adalah kalangan intelektual yang mempunyai sifat kritis. Mereka kritis karena suatu hal yang tidak sesuai, serta bersolusi demi kepentingan bersama. Citra mahasiswa sebagai agent of control and agent of change sudah melekat erat di benak masyarakat umum. Berbicara tentang kritis, pasti tidak lepas dari sifat kebalikannya, apatis. Apatis adalah sifat acuh, tidak peduli, masa bodoh terhadap suatu hal yang terjadi. Baik itu sebuah kebijakan, aturan, tidak berjalannya suatu sistem dengan semestinya. Yang menjadi pertanyaan adalah, apa penyebab ini semua? Mahasiswa yang apatis, atau Lembaga yang membungkam mahasiswa kritis? Kampus diibaratkan sebagai Indonesia mini. Lembaga Kampus itu adalah pemerintah dan mahasiswa sebagai rakyat. Lembaga membuat aturan, kebijakan dan sistem. Mahasiswa sebagai pelaksana serta pengontrol kebijakan. Di kampus kita sudah mulai diajak untuk belajar tentang demokrasi, tanggungjawab, berpolitik yang bersih dan lain sebagainya. Tujuannya tidak lain untuk menyiapkan diri ketika terjun di masyarakat. Akan tetapi kenyataannya tidak demikian. Mahasiswa lebih memilih mengejar IPK tinggi dan bersikap acuh terhadap Lembaga. Mereka kurang peduli terhadap organisasi mahasiswa dan keadaan kampus. Mereka menganggap hal

tersebut tidak penting, karena tugas utama dan satu-satunya mahasiswa adalah belajar. Ataukah ini semua memang sebuah skema yang dikemas rapi dalam sebuah sistem pendidikan kampus ini? Mematikan para mahasiswa kritis, mendoktrinisasi mahasiswa bersikap apatis? Kebanyakan mahasiswa menggerutu, menghujat dan marah di belakang tetapi tidak mau mengungkapkan langsung kepada pihak lembaga. Padahal Lembaga sangat membutuhkan mahasiswa yang kritis, Lembaga membutuhkan kritikan mahasiswa. Kritikan atau saran tersebut berguna sebagai bahan acuan dalam peningkatan mutu agar kedepannya menjadi lebih baik lagi. Jika mahasiswa tidak peduli, Lembaga akan sulit berkembang. Karena mereka menganggap pelayanan yang diberikan sudah memuaskan. Dilihat dari tidak adanya mahasiswa yang komplain. Padahal masalah itu tetap ada. Karena tidak mungkin suatu sistem itu sempurna. Sesempurna apapun sistem, pasti ada kelemahan. Hal itu yang harus kita perbaiki bersama. Harapannya, mahasiswa memiliki jiwa pemberani. Berani bertindak, berani menyuarakan kebenaran. Jika ada sesuatu yang keliru, jangan diam saja.


D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

Rambak Dusun Garung Foto dan teks oleh: M. Urfa Nurfathan

Sumarno (39), petani asal Dusun Garung memiliki sambilan membuat rambak di bawah kaki Gunung Sumbing. Rambak juga sering disebut kerupuk. Bahan untuk membuat rambak racikannya, Sumarno mencampur bahan-bahan seperti; tepung terigu, bawang merah, bawang putih, garam, dan cukup air. Sumarno membuat rambak seorang diri. “Rambak ini saya buat sendiri, buat santai saja kalau ada waktu luang dan untuk tambahan biaya uang jajan buat anak-anak saya�, ungkapnya. (6/12)

Bahan utama rambak, tepung terigu yang akan dicampur dengan bahan-bahan lainnya. Setiap pembuatanya menghabiskan 1 karung tepung terigu.

10


D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

Sumarno menunjukkan cetakan untuk proses pengukusan rambak yang sebelumnya telah selesai proses pencampuran bahan-bahan. Banyak alat cetak setiap sekali produksi 70 buah.

Rambak yang dijemur tidak tentu waktu berapa lama yang dibutuhkan. Prosesnya sampai terlihat kering tetapi masih bisa untuk di potong-potong.

Camera maker: Sony Ericsson Camera model: J10i2

Alat mengukus yang digunakan memakai tungku kayu bakar dengan wajan ukuran besar dan di atasnya terdapat tempat menaruh semua alat cetaknya. Proses untuk pengukusan rambak membutuhkan waktu 20 menit.

11


D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

Pengadaan Buku di Amikom Pengadaan buku di STMIK AmikomYogyakarta masih berlanjut dengan baik. Amikom terus mencoba memperbarui buku-buku di perpustakaan agar bisa dijadikan acuan belajar, baik bagi mahasiswa maupun dosen. Namun, sosialisasi tentang pengadaan buku belum maksimal baik kepada mahasiswa, dosen dan karyawan. Saat dikonfirmasi di tempat, Fitri mengaku belum ada yang minta pengadaan buku. Baik dari Organisasi Mahasiswa(Orma) atau civitas yang lainnya. “Dalam permintaan pengadaan buku, partisipasi mahasiswa sedikit, biasanya yang sedang skripsi” Tutur Fitri. Akhmad Shirojuzzaman (10.11.4333) mengaku tidak tahu tentang permintaan pengadaan buku di perpustakaan. Ia juga menuturkan jika buku di perpustakaan sedikit dan kurang update. “Kadang untuk referensi, dosen minta buku terbitan baru” Ujar Akhmad. Untuk pembaharuan buku, Amikom sudak mencoba untuk maksimal. “Biasanya perpustakaan memperbarui buku setiap lima tahun sekali. karena ilmu komputer terus berkembang” Ujar Fitri. Sedangkan antisipasi supaya buku tidak memenuhi rak antara lain adalah tidak menaruh semua buku baru yang sama. Lebih jelasnya,

12

misalnya jumlah asli ada 20 maka yang ditaruh di rak lima buku saja. Jika kurang, buku akan ditambah lagi. Akhmad menambahkan, banyak buku yang tidak sesuai dengan mata kuliah yang diajarkan. “jadi buku pada nganggur nggak dipinjam”, Ujarnya. Untuk prosedur pengadaan buku, pengadaan buku dari penawaran penerbit, kemudian disortir sesuai dengan kebutuhan. Biasanya minta bantuan dosen juga. Setelah itu bikin daftar buku permintaan lalu dikasih faktur lalu bayar kemudian penerbit akan mengirim buku yang dipesan. Selain itu, dari perpustakaan sendiri biasanya menyebar kuisioner ke seluruh dosen untuk judul buku apa saja yang menjadi acuan mata kuliah per semesternya lalu direkap penerbitnya. Dan jika permintaan pengadaan buku dari mahasiswa sendiri, biasanya mengisi form kemudian direkap oleh pihak perpustakaan. Untuk anggaran yang disedikan Amikom per semesternya tidak sedikit, anggaran tersebut dibagi menjadi beberapa bagian. 200 juta untuk buku cetak, 20 juta untuk terbitan berkala seperti majalah dan koran, 200 juta untuk jurnal cetak dan online. Fitri juga menambahkan, Sampai saat ini belum ada anggaran pengadaan buku untuk orma karena belum ada yang pernah mengajukan pengadaan buku sampai saat ini. Biasanya orma sendiri hubungannya dengan kemahasiswaan. Andik | Urfa


D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

Ketua Amikom Basket Ball Club 2013/2014:

Atlet ABBC dalam Masa Emas Amikom Basket Ball Club (ABBC) STMIK Amikom Yogyakarta merupakan wadah penampung bagi mahasiswa yang memiliki minat pada olahraga bola basket (Basketball). ABBC berbentuk Badan Semi Otonom (BSO) yang notabene pola kegiatannya lebih fleksibel. Organisasi ini sempat vakum berkegiatan dan perlombaan pada beberapa tahun terakhir. Namun mulai tahun 2013 ini capaian prestasi ABBC dan kegiatannya mulai terlihat lagi. Berikut adalah petikan wawancara dengan ketua ABBC, Yusak Agustinus (11.11.4795). Bagaimana sejarah perkembangan ABBC hingga sekarang? ABBC pada awal berdirinya justru mahasiswa Amikom bertemu saat bermain basket diluar kampus. Kemudian berkumpul untuk membentuk tim basket sendiri di Amikom. Lalu pada tanggal 20 Februari 2004 terbentuklah ABBC. Prestasi apa saja yang sudah diraih ABBC? Tahun 2006, tim ABBC sempat dikarantina. Kemudian mengikuti pertandingan Surya Pro dan meraih juara dua. Tapi setelah masa karantina selesai ABBC sempat kesulitan dan vakum. 22 November lalu, ABBC mengikuti Sport Competition Justisia Festival di GOR Kridosono dan mendapat juara dua untuk basket putra seYogyakarta. Dimana ABBC biasa berkegiatan? Sebelumnya kami biasa bermain basket diluar kampus dengan menyewa lapangan. Tapi kami pikir kurang efektif karena jadwal latihan sering berubah. Namun mulai tahun ini kami memilih untuk latihan di lapangan basket Amikom, selayaknya klub basket kampus. Kapan ABBC biasa berkegiatan? ABBC biasa latihan saat malam hari.

Ada jadwal latihan setiap hari kecuali hari minggu. Ada beberapa tim dalam ABBC dan memiliki porsi latihan yang berbeda. Tim regular inti sebagai tim perwakilan kampus saat turnamen memiliki porsi latihan yang lebih banyak. Juga ada tim basket putri dan tim regular (putra-red). Hari sabtu kami latihan gabungan seluruh tim dan kadang bermain basket biasa tanpa pelatih, kami terbuka untuk siapapun turut bermain bersama. Bagaimana persiapan saat akan ikut perlombaan? Yang jelas porsi latihan ditambah. Sparing (pertandingan persahabatan-red) dengan klub basket dari kampus lain. Dan menjaga kesehatan kesehatan badan sesuai saran pelatih. Hambatan apa saja yang dihadapi ABBC? Beberapa waktu lalu kami mengajukan permintaan ke lembaga agar lapangan basket diperbaiki. Tapi karena tidak segera diperbaiki akhirnya kami perbaiki sendiri. Hanya saja kekurangan lahan parkir di Amikom mengharuskan kami dibantu oleh satpam menggeser dan mengangkat puluhan motor ke luar petak lapangan sebelum latihan. Harapan kedepannya bisa membeli inventaris bola basket dan seragam untuk tim. Selama ini ABBC belum memilikinya. Siapa saja yang berperan atas pencapaian ABBC selama ini? Official (Pengurus-red) saat ini benarbenar giat untuk menjalankan organisasi ini. Menurut saya mahasiswa baru yang bergabung di ABBC tahun ini permainannya bagus. Atlitatlit ABBC saat ini sedang dalam masa emasnya. Permainan dan suasana dalam tim cukup baik. Selain itu pelatih kami cukup berpengalaman. Senior ABBC dan satunya lagi pelatih berlisensi Persatuan Bola Basket Indonesia (Perbasi) yang kami datangkan dari iuran anggota. Ndaru

13


Seputar Teknologi Informasi

Action Script 3.0 Action Script adalah bahasa pemrograman yang dibuat berdasarkan ECMAScript, yang digunakan dalam pengembangan situs web dan perangkat lunak menggunakan platform Adobe Flash Player. ActionScript juga dipakai pada beberapa aplikasi basis data, seperti Alpha Five. Bahasa ini awalnya dikembangkan oleh Macromedia, tapi kini sudah dimiliki dan dilanjutkan perkembangannya oleh Adobe, yang membeli Macromedia pada tahun 2005. Action Script terbaru saat ini adalah Action Script 3.0. Action Script 3.0 adalah bahasa terbaru dari edisi yang sebelumnya dikenal dengan Action Script 2.0. Action Script 3.0 memiliki beberapa kelebihan dibanding pendahulunya, antara lain fitur yang ditawarkan adalah file pada Action Script 3.0 dapat dibuat terpisah saat runtime. Action script memeliki beberapa fungsi atau peran yang dapat membantu dalam merancang situs atau movie flash, diantaranya membuat sistem navigasi situs, menambahkan interaktivitas dengan user dan membuat situs atau program yang dinamis. Di Flash actionscript ditulis pada panel actions. Penulisan actionscript di panel actions dapat dilakukan pada 3 tempat yaitu pada movie clip, button, dan frame. Ketiga buah tempat tadi memiliki aturan penulisan yang berbeda. Kelas (Classes) adalah suatu jenis data yang dapat Anda buat untuk mendefinisikan suatu

14

D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

jenis baru objek. Untuk mendefinisikan (suatu) kelas, (Anda?) gunakan katakunci class di/pada suatu file skrip eksternal (bukan di (suatu) skrip yang Anda tulis di panel Actions). Fungsi (functions) adalah suatu blok kode yang dapat digunakan-kembali dan dapat meneruskan (passed) parameter dan dapat mengembalikan (return) suatu nilai. Objek (Objects) adalah sekumpulan properti dan metoda; setiap objek memiliki namanya sendiri dan merupakan suatu instance dari suatu kelas tertentu. Objek bawaan adalah predefined dalam bahasa ActionScript. Sebagai contoh, objek bawaan Date membawa informasi dari jam sistem. Setiap objek selain berbeda dalam nama, juga berbeda dalam karakteristik. Setiap orang berbeda dalam berbagai karakteristik seperti jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, dan warna rambut. Di dalam ActionScript karakteristikkarakteristik ini dinamakan properti. Misalnya kelas MovieClip memiliki berbagai properti seperti _height, _width, dan _rotation yang mengukur dimensi dan orientasi dari objek movie klip tersebut. Objek juga melakukan suatu tugas. Seseorang dapat tidur, bekerja, makan. Pekerjaan ini di dalam ActionScript dinamakan metode. Misalnya kelas Sound memiliki metode setVolume yang dapat membuat suara lebih keras atau lebih lembut. Tomi Sumber: dasaranimasisaja.wordpress.com


D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

MENCARI WAJAHMU Oleh: Untung Prasetyo (11.12.5943) Sejak awal hidupku Aku lelah mulai mencari wajahmu Tapi kini telah tampak olehku Kini kulihat pesona, keindahan Dan keanggungan tak bertepi Dari wajah yang kucari Kini telah kutemukan dirimu Dan mereka yang menertawakanku Serta kemarin menghujatku Merasa menyesal telah tak mencari Seperti aku Aku dikacaukan keagungan Dari keindahanmu Dan berharap dapat menatapmu Dengan seratus mata Hatiku terbakar gairah Dan telah selamanya mecari keindahan yang mencengangkan ini yang kini telah kutatap

Nafasmu yang wangi Laksana sepoi angin di pagi hari Telah berubah menjadi keheningan taman Telah kau tiupkan kehidupan baru padaku Aku telah menjelma menjadi sinar suryamu Juga menjadi bayangmu Jiwaku menjerit di puncak rasa Segenap urat-urat hidupku Ada dalam cintamu Pancaran cahayamu Telah menyalakan api dalam hatiku Dan telah aku jadikan Bumi dan langit Memancarkan cahaya untukku Panah cintaku Telah mengenai sasarannya Aku ada dalam rumah pengampunan Dan hatiku Adalah tempat persemayaman doa.

Aku malu Menyebut cinta ini manusiawi Dan takut pada Tuhan Untuk menyebutnya cinta ini ilahiah

15


D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

MELELAPKAN DIORAMA Oleh: Tutur Larasati (12.11.6478) Tidur, terlelapkan Seperti diorama yang ingin segera disudahi Selesai pada satu, memulai pada dua Usai untuk dua, bergegas menemui tiga Sedang kebingungan merajai kini Aku belum mahir Nampaknya masih berpura-pura Mencoba bisa untuk menyelesaikan Bila ada jerami Mungkin saja segera kukuburkan dalam-dalam Lihat, senja mulai menekuk kecil jingganya Kesal kepada perhatian yang terurungkan Padahal senja tak sesering dulu untuk berkunjung Diorama menyihir menjadi lupa Mungkin itu sebabnya Kapan usai? Aku tak ingin berlama-lama lagi Hiburan untukku semestinya sedang banyak Seperti berhitung hingga nafas menjadi normal Lalu kertas-kertas menghabiskan kicauannya

Agenda Natal 2013 & Tahun Baru 2014 “Menyambut Sang Juru Selamat� Tanggal : 21 Desember 2013 Tempat : Basemen 5 CP : 082325710386 (Chiko) Penyelenggara: IKNA Dimeriahkan : Theater, Santa Claus, Photo Corner, Music, Dance.

16

Economic De Orcestra Tanggal : 16 Februari 2014 Tempat : Concert Hall TBY Biaya : Reg Rp 50.000 VIP Rp 75.000


D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

Judul Penulis Penerbit Halaman Tahun Terbit

: Rectoverso : Dewi “Dee” Lestari : Bentang Pustaka : 170 Halaman : 2013

Rectoverso Kumpulan cerita yang juga difilmkan ini berisi 11cerita pendek dan 11 lagu sekaligus. Setiap ceritanya berjudul sama dengan lagu yang mewakili cerita tersebut. Rectoverso berasal dari bahasa latin Recto berarti telinga dan Verso berarti mata. Bisa dibilang kumpulan cerpen ini adalah penggabungan dua citra yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan. Dee menyebutnya sebagai 11 lagu untuk didengar dan 11 lagu untuk dibaca. Bahasa yang digunakan oleh Dee sederhana dan mudah dipahami, mengisahkan cerita-cerita cinta yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun bukan cerita romantis melainkan cerita cinta yang tidak tersampaikan. Salah satu cerita dalam Rectoverso adalah Firasat. Dalam cerita ini kita akan diajak untuk lebih mendalami apa yang sebenarnya terjadi dibalik lagu Firasat. Mengisahkan perempuan yang mengagumi lelaki tanpa berani mengucapkannya. Pada suatu ketika si perempuan Semuanya tetap mendapatkan kesempatan untuk dekat lelaki pujaannya ada dalam satu tetapi tak lama setelah itu lelaki tersebut harus pergi. Berikut adalah cuplikan lirik Firasat: tema, yaitu cinta “Akhirnya, bagai sungai yang mendamba samudera. Ku yang tak tahu pasti kemana ku kan bermuara. Semoga ada waktu, sayangku, ku percaya alam pun berbahasa. Ada makna dibalik tersampaikan semua pertanda. Firasat ini… Rasa rindukah atau tanda bahaya? Aku tak peduli. Ku terus berlari..” Meski pun sederhana cerita-cerita karangan Dee tersebut mampu memainkan segenap perasaan pembacanya didukung alur yang kuat. Saat cerpennya diangkat ke layar lebar dengan judul Rectoverso, Cinta yang Tak Terucap pun tidak jauh beda dengan bukunya. Tetap menjaga cerita. Cukup membuat sadar betapa berharganya seseorang yang menyayangi kita. Selain Firasat terdapat 10 cerita pendek lain, diantaranya ialah :Curhat Buat Sahabat, Selamat Ulang Tahun, Aku Ada, Hanya Isyarat, Malaikat Juga Tahu, Peluk, Grow Day Older, Cicak di Dinding, Tidur, dan Back to Heaven's Light. Semuanya tetap ada dalam satu tema, yaitu cinta yang tak tersampaikan. Namun ada beberapa cerpen yang menggunakan bahasa inggris sehingga menyulitkan pembaca yang tidak mahir dalam berbahasa inggris. Anis

17


D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

The True Friend My True Friend mengisahkan persahabatan sekelompok remaja yang membentuk geng bernama Sperm. Geng ini beranggotakan Gun (Mario Maurer), Song (Natcha Chantapan), Nick (Poom Sungsrithananon), Tod (Nawapaiboon Wuthinanon), Arm (Kittipat Samantrakulchai), Champ (Varit Limatibul), Kla (Sirapop Daongern) dan Beer. Gun adalah sosok yang paling menonjol diantara mereka karena paling pandai berkelahi. Oleh karena itu dia dianggap sebagai ketua geng Sperm oleh teman-temannya, namun Gun tidak merasa demikian. Anggota Sperm sangat sering terlibat perkelahian salah satunya dengan kelompok geng Night Bazaar yang membuat Gun dikeluarkan dari kampus. Lalu Gun pindah di kampus yang sama dengan Nem dan Song. Song yang awalnya belum bergabung dengan Sperm, suatu ketika menendang bola yang lalu mengenai kepala Champ. Saat itulah Song yang dianggap hebat bermain bola lalu mulai sering bermain dengan mereka dan akhirnya bergabung dengan Sperm. Persahabatan yang sangat erat tersebutpun tak luput dari masalah. Saat Sperm terlibat perkelahian dengan pacar dari kakak Song, ternyata perkelahian tersebut diketahui pihak kepolisian. Malang, mereka tak sempat kabur dan akhirnyapun harus masuk kedalam penjara. Dalam penjara Kla menyalahkan Nick yang saat itu tidak membukakan mintu mobil hingga membuat mereka tertangkap. Dan akibat masalah tersebut Hubungan Kla dan Nick renggang dengan anggota Sperm yang lain. Namun itu tak berlangsung lama karena teman mereka Tod ditahan oleh geng

18

Judul Jenis Film Sutradara Rilis Produser Penulis

: My True Friend : Drama Action : Atsajun Sattakovit : 19 January 2012 : Thawatchai Phanpakdee : Atsajun Sattagovit

Night Bazaar. Hal ini membuat mereka bersatu demi menyelamatkan Tod. Dalam perkelahian ini anggota Sperm dibantu oleh beberapa anggota Night Bazaar. Salah satunya Beer yang memilih untuk membela sperm karena sudah tidak cocok dengan Night Bazaar. Pertarungan pun berakhir dengan duel antara Rock, ketua geng Night Bazaar dengan Gun, yang dimenangkan oleh ketua geng Night Bazaar. Namun karena Rock terkesan dengan persahabatan mereka maka ia melepaskan Tod untuk kembali kepada Sperm. Tak berhenti disitu Atsajun Sattakovit, Sang Sutradara sekaligus Penulis film ini juga membumbui dengan kisah Gun dan Nem yang menambah kesan drama pada film yang mendapat rating 8/10 pada IMDB ini. Selain itu efek audio visual pada film ini juga menambah seru setiap adegan perkelahian yang terjadi. Berbeda dengan film kebanyakan, My True Friend berakhir dengan cerita tidak bahagia. Namun banyak hal yang dapat diambil sebagai pelajaran difilm yang memiliki judul original Mueng Ku ini. Dina


Glosarium

D’Journal Edisi 62 | XII | 2013

pe·ri·o·dik: menurut periode tertentu; muncul atau terjadi dalam selang waktu yang tetap; berkala. jur·nal : (buku) catatan harian; surat kabar harian; majalah yg khusus memuat artikel dl satu bidang ilmu tertentu. ino·va·si: pemasukan atau pengenalan hal-hal yg baru; pembaharuan; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). dok·trin: ajaran (tentang asas suatu aliran politik, keagamaan; pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan, keagamaan, ketatanegaraan) secara bersistem, khususnya dl penyusunan kebijakan negara. es·ti·ma·si : perkiraan ga·dang : besar. he·do·nis·me: pandangan yg

menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sbg tujuan utama dl hidup bi·ro·kra·si : sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan; cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, serta menurut tata aturan (adat dsb) yang banyak liku-likunya dsb. de·mo·kra·si: (bentuk atau sistem) pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya; pemerintahan rakyat; gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara.

Ensiklopedia

Kaset Pita Kaset adalah media penyimpanan data yang biasanya berupa lagu. Berasal dari bahasa Perancis, yakni cassette yang berarti "kotak kecil". Kaset adalah pita magnetik yang mampu merekam data dengan format suara, umum digunakan di industri musik. Pertama kali dikenalkan oleh Phillips pada tahun 1963 di Eropa dan 1964 di Amerika Serikat dengan nama Compact Cassete. Kaset semakin popular pada tahun 1970 menggantikan piringan hitam. Di Indonesia sendiri, sebelum tahun 1970-an sarana mengekspresikan music menggunakan piringan hitam. Dua perusahaan rekaman pertama Indonesia, Lokananta milik pemerintah dan Irama yang berdiri pada tahun 1957 memproduksi dan menduplikasi piringan hitam. Namun pada

tahun 1970-an akhirnya piringan hitam produksinya pun bergeser ke kaset. Dilansir dari Wikipedia, Pada tahun 1980-an,kaset semakin popular karena adanya rekorder portable seperti Sony's Walkman. Seiring berkembangnya teknologi di bidang musik, pada pertengahan 1990-an, kaset mengalami akhir kejayaan karena masuknya teknologi Compact disc (CD) ke Indonesia. Dengan kualitas suara lebih jernih serta dan pemilihan lagu yang lebih mudah dan cepat menjadi beberapa kelebihan CD dibandingkan kaset. Pada tahun 2000-an kaset pun semakin kalah dengan CD, perusahaan rekaman di Indonesia beralih dari kaset ke CD sebagai sarana rekaman musik.Ayu

19


Anda punya kegiatan di kampus? Kami siap mempublikasikan. Hubungi Laras (085743869694)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.